SINOPSIS

Monday 16 May 2016

Fermentation Family Eps 3 Part 1

Sinopsis Fermentation Family Eps 3 Part 1

Woo Joo membawa Kang San keluar malam-malam, Kang San sempat menolak ikut karena harus menyusun menu dan lainnya tapi Woo joo menarik tangannya dan memasang wajah memelas agar ia ikut, “Kau ingin pergi kemana sebenarnya?” tanya Kang San bingung.

Woo joo ternyata membawa Kang San ke rumah Eun Bi, disana mereka melihat Ho Tae juga, Kang San menepuk punggung Ho Tae dari belakang hingga Ho Tae kaget dan berbalik dengan posisi ingin menyerang ia pun mengeluh karena Kang San sudah menakutinya.
Kang San tanya apa yang dilakukannya, 
“Apa kau ini semacam hantu? Apa tak bisa kau membuat suara ketika muncul?” protes Ho tae. 

Kang San bilang Ho Tae lah yang begitu kenapa juga ia mengintip rumah orang lain. Ho Tae beralasan mau olahraga saja tapi Woo Joo langsung menebak jika ia khawatir dengan Eun Bi. Ho Tae mengelak dan bersikeras hanya jalan-jalan. Woo joo tetap merasa Ho Tae itu khawatir dengan Eun Bi dan semakin menganggapnya orang yang baik. 

Woo Joo bilang dia sudah membawakan makanan untuk Eun Bi karena kemarin melihat Eun Bi hanya membawa ramen. Kang San protes di tengah-tengah mereka, memangnya siapa Eun Bi yang mereka bicarakan ini?

Woo joo memanggil-manggil Eun Bi sementara Ho Tae ada disebelahnya, Kang San yang berdiri agak jauh merasa Eun Bi tak ada di rumah saat ini tapi Woo Joo yakin ia ada karena lampu rumah masih menyala. Ho Tae tiba-tiba tak sabaran dan langsung membuka pintu, Woo Joo lalu masuk ke dalam, Kang San protes mereka bisa ditangkap polisi masuk ke rumah orang sembarangan.
Ho Tae menjaga Kang San agar tak ikut masuk menyusul Woo Joo. 


Tiba-tiba Woo Joo teriak memanggil mereka berdua, Kang San dan Ho tae berebut masuk dan kita melihat Eun Bi sudah tak sadarkan diri di lantai, karena tak tahu dimana orang tuanya Kang San hendak menelfon (mungkin polisi atau rumah sakit) tapi Ho Tae langsung menyuruhnya minggir, ia panik dan tanya dimana rumah sakit lalu berlari membawa Eun Bi kesana.

Eun Bi telah ditangani oleh dokter dokter lalu tanya siapa wali Eun Bi dan Woo Joo langsung mengaku, dokter lalu mengira bahwa Ho Tae adalah ayahnya ia lalu memarahi mereka berdua yang membiarkan Eun Bi terkena malnutrisi (penyakit kekurangan nutrisi/gizi) dan stress “Jika ini dilaporkan ke polisi ini bisa jadi penelantaran anak” ucap sang dokter.

Ho Tae ingin protes bahwa ia bukan ayahnya tapi selalu tak ounya kesempatan karena Woo Joo dan dokter terus bergantian bicara, ia minta Kang San bicara sesuatu tapi Kang San dengan cueknya bilang tak ada yang perlu ia katakan. Dokter menyarankan agar Eun Bi banyak makan makanan sehat dan juga tidur ia tanya apa ayahnya mengerti, Ho Tae hanya bisa menghela nafas dengan kesal.

Eun Bi kini beristirahat di Chun Ji In, ketiganya kembali berunding di luar. Kang San merasa mereka harus membawa Eun Bi kembali ke rumahnya jika tidak mereka akan disebut menculik anak orang. Woo joo bilang tidak karena mereka membawanya ke rumah sakit dalam keadaan darurat, tetap saja Kang San tak nyaman jika Eun Bi dibawa pulang ke rumah. 
“Bagaimana kita bisa membawa anak yang sakit ke rumah yang tak ada orang satupun” ucap Woo Joo dan Kang San dengan berat mengiyakan. Kang San lalu marah-marah menyalahkan orang tua Eun Bi yang tega membiarkan anaknya seperti itu. 
“Tak semua orang tua itu mengorbankan dirinya” ucap Ho tae
“Tetap saja harus ada tanggung jawab” ucap kang San, “Apa kau tahu kebanyakan anak yatim piatu adalah mereka yang tak punya orang tua” balas Ho Tae.
“Lalu kenapa mereka yatim piatu?” tanya Woo Joo
“Orang tua mereka membuang mereka, mungkin ini juga yang terjadi padanya” ucap Ho Tae
Kang San tanya darimana Ho tae tau?
“Enam hal, aku sedikit berpengalaman pada hal itu” ucapnya.

Pyung man datang bersama paman, tak ada gunanya bagi mereka mencari pemilik rumah karena ibunya Eun Bi sendiri telah pergi dari rumah. Kang San melirik Ho Tae yang tak terkejut dengan hal itu. Ibu Eun Bi telah membawa semua barang-barangnya dan nomer telfonnya juga tak bisa dihubungi. Uang jaminan juga sudah diambil semua jadi mereka harus pindah diakhir bulan ini.

Ho Tae protes apa pemilik rumah itu tak tahu ada anak kecil tinggal sendiri disana. Pyung Man mengingatkan betapa cueknya orang-orang sekarang ini. Ho tae melihat paman berjalan pergi sementara yang lain masih berbincang menanyakan ayah Eun Bi. 

Paman duduk memandangi Eun Bi yang tertidur dan membetulkan selimutnya. 

Pyung Man juga kesal baru saja bayi mereka dibawa pulang oleh ibunya kini datang anak yang lain. Woo Joo merasa itu hal yang baik, Pyung Man mengiyakan atau sekalian saja mereka membuat panti asuhan, Woo joo dengan polosnya bilang mereka tak punya uang untuk itu. Pyung man tersenyum ia hanya bercanda ia juga menitip Kang San untuk menjaga Eun Bi. 

Pyung man tak senang melihat Ho Tae ia lalu menarik kasar Ho tae agar sedikit menjauh sambil berbisik tanya apa sebenarnya maksud Ho tae disini, ia tak percaya saat Ho tae bilang untuk menghasilkan uang dan mengancam akan terus memperhatikannya.




Di papan menu terdapat ucapan selamat bagi bayi Bo Mi yang telah bertemu dengan ibunya, dan inilah menu kali ini!

Kang San dan Woo Joo membujuk Eun Bi yang tetap tak mau makan mereka menyajikan Cockscomb Nabak kimchi. Kang San berjanji akan mencari ibu dan ayah Eun Bi namun seberapa keraspun mereka membujuk Eun Bi tetap tak mau makan. Ho Tae yang sedari tadi mendengarkan dari luar tampaknya sudah mulai tak sabar, ia langsung membuka pintu dengan keras hingga membuat Kang San dan yang lain terkejut.
Ho Tae pun marah dengan membentak Eun Bi menyuruhnya tidak usah makan kalau memang tak mau! Ia menghempas tangan Kang San yang coba menenangkannya. 

“Jika kau menangis seperti ini apa kau pikir ibumu akan kembali? Jika kau tak makan dan terus menangis kau pikir seseorang akan menolongmu?! Mulai sekarang kau sendiri, kau harus bertahan apapun yang terjadi! Tak ada yang menolongmu atau bisa menolongmu! Apa yang kukatakan begitulah hidupmu! Apa kau mengerti!”teriaknya marah.

Kang San kesal dan hendak menyeret Ho Tae keluar dari sana, tiba-tiba Eun Bi menangis memanggil-manggil ibunya, Woo Joo memeluk Eun Bi untuk menenangkannya. Ho Tae kembali mengingatkan Eun Bi bahwa ibunya takkan datang hanya karena ia menangis, ia harus makan jika ia ingin hidup dan itu semua akan semakin membaik yahh...seiring waktu semuanya akan membaik. 
Ho Tae seakan telah menumpahakan segala pengalaman pahit yang sama yang pernah ia rasakan sewaktu kecil, ia keluar sambil membanting pintu. 

Kang San kesal ia lalu mendekat pada Eun Bi memintanya tak usah takut, Woo Joo juga takut melihat Ho tae tadi, tapi tak mereka sangka saat itu juga Eun Bi mulai mau memakan makanannya, Woo Joo dan Kang San bingung seakan tak percaya melihat hal itu.

Ho Tae duduk merenung, di dekat rumah kontrakan Eun Bi ternyata Ho Tae kecil dulu selalu menangis dan sering diejek oleh teman-temannya. Ho Tae seakan gerah mengingat hal itu, ia lalu melihat seorang wanita keluar dari rumah kontrakan Eun Bi.

Kang San mengantarkan tamu mereka keluar dengan ramah, ia heran karena tak melihat Ho Tae sedari tadi, Woo Joo keluar dengan paniknya mengabarkan jika Eun Bi telah hilang.

Ho Tae telah memilikii informasi dimana ayah Eun Bi berada,, ia kini sudah berdiri di tempat judi pacuan kuda. Wanita yang Ho Tae temui bilang ayahnya Eun Bi gila judi dan kerap memukuli istrinya, ia menelfon ayah Eun Bi untuk memberikan uang keamanan. Ayah Eun Bi keluar dan tanya apa Ho tae membawa uangnya. Ho tae mengabarkan ibunya Eun Bi telah pergi dan membawa semuanya uang itu hanya alasannya saja agar ayah Eun Bi mau menemuinya. 

Ho Tae memberitahu jika Eun Bi sakit namun sang ayah nampaknya cuek-cuek saja dan tanya memangnya kenapa. Ho Tae menegaskan sekali lagi keadaan Eun Bi, “Jadi apa maumu dariku?” tanya ayah Eun Bi. Ho Tae berusaha sabar untuk membujuk ayah Eun Bi melihat anaknya. 

“Tak ada bukti jika dia anakku, wanita itu bekerja di bar kenapa tak kau kirim dia ke panti asuhan?” ucap sang ayah enteng.
“Tapi apa hubunganmu dengan wanita itu? Apa kau pernah tidur dengannya?” tanya ayah Eun Bi.
“Kita semua bersaudara dari Dangun” ucap Ho Tae dan langsung menonjok muka ayahnya Eun Bi hingga jatuh. Ayah Eun Bi mengancam akan melaporkan Ho Tae. 

“Kau pernah mendengar kejahatan yang sempurna kan? Itulah keahlianku jadi jangan berani muncul dihadapanku sampai ajalmu karena selanjutnya kita bertemu akan menjadi pemakamanmu!” Ho Tae mengingatkannya baik-baik ke Eun Bi karena ia membiarkannya hidup sekarang adalah karena Eun Bi. 

Ho Tae menemui Eun Bi yang duduk di depan tangga pintu masuk sekolah? Ia tanya Eun Bi sedang apa? apa ia sudah makan? Eun Bi mengiyakan. Keduanya bertatapan, Ho Tae terlihat canggung “Baguslah” ucapnya singkat. Ia lalu melihat sepatu bot yang dipakai Eun Bi, “Kenapa kau memakai sepatu hujan? Apa yang tak punya yang lain? Tanyanya. Eun Bi bilang itu dibelikan ibunya ketika ia berulang tahun.
“Apa kau siswa yang baik?” tanya Ho Tae
“Rata-rata” jawab Eun Bi
“kalau begitu kau melakukannya dengan baik, dulu aku siswa yang buruk" ucap Ho Tae
“Pasti kau dimarahi ibumu?” ucap Eun Bi.
“Aku tak punya ibu” ucap Ho Tae. Eun Bi tanya apa ada orang yang tak punya ibu? Ho Tae hanya tertawa kecil, 

“Apakah aku harus ke panti asuhan sekarang?” tanya Eun Bi, Ho Tae tanya siapa yang mengatakan itu padanya “Mereka bilang anak yang tak punya ibu harus pergi kesana”
“Apa karena itu kau berpura-pura ibumu ada? Agar kau tak dikirim ke panti asuhan?" 
Eun Bi mengangguk. Ho Tae bilang ia takkan kesana dan mengajaknya tinggal di restaurant, Eun Bi tanya kemana kakek (Ayah Lee). Ho Tae tanya apa Eun Bi tiap hari ke restaurant untuk melihat kakek (ayah Lee)  Eun Bi mengangguk, Ho Tae mengajaknya pergi.

Eun Bi mengikuti Ho Tae berjalan dibelakangnya, ia terlihat kesulitan menyamakan langkahnya dengan Ho tae, Eun Bi pun berlari dan menggenggam tangan Ho Tae. Ho Tae kaget, langkahnya terhenti dan melihat Eun Bi disampingnya. Ho Tae balas balas menggenggam tangan Eun Bi.
Eun Bi masih sulit menyesuaikan dengan langkah Ho Tae yang terlalu cepat, tersadar akan hal itu Ho Tae pun berjalan perlahan dan menyamakan langkahnya dengan Eun Bi layaknya seoranag ayah yang berjalan bersama putrinya dan keduanya berjalan pulang bersama. T____T #terharuu

Kang San marah-marah ke Ho Tae mengira ia yang membawa Eun Bi keluar, Woo Joo datang dan bilang Eun Bi pulang k erumah untuk mengambil tas dan bukunya lalu bertemu dengan Ho Tae. Kang San menahan lengan Ho tae yang hendak pergi, ia tanya apa Ho Tae bertemu dengan ayah Eun Bi, ia sudah dengar hal itu dari pemilik rumah Eun Bi. 

Ho Tae menolak menjawab dan pergi akan tetapi Kang San dan Woo Joo tetap mengikuti dan meminta jawaban. Ho Tae akhirnya berhenti berjalan dan tanya apa rencana mereka terhadap Eun Bi. Ho Tae melarang mereka bicara tentang ayah Eun Bi yang bahkan menurutnya bukan manusia. “jadi kau bertemu dengannya? Apa yang ia katakan?” tanya Kang San.
“orang itu bilang agar anaknya dibawa ke panti asuhan, anak-anak lebih baik tanpa mereka” ucap Ho tae.

paman yang tengah memotong sayuran di dapur terhenti setelah mendengar Ho tae mengatakan hal itu. Kang San kesal dengan sikap ayah Eun Bi, Woo Joo merasa Eun Bi harus tinggal disini, Kang san protes karena tak mudah menjaga anak, Woo joo bilang akan melakukannya. Kang San rasa Eun Bi pasti masih punya keluarga. “Bagaimana jika tidak? Apa kau akan mengirimnya ke panti asuhan?”
“Berhentilah membuatku terlihat jahat!” protes Kang San. 

Ho Tae memberitahu jika Eun Bi berpura-pura tinggal dengan ibunya agar tak dikirim kesana, Kang San terdiam. “Apa itu yang dikatakan eun Bi?’ tanya Woo joo dan Ho tae mengiyakan ia sudah bilang ke Eun Bi jika ia bisa tinggal disini. Kang San kesal karena Ho Tae bertindak sesukanya, Ho Tae menyuruhnya memotong gajinya saja. “Apa?”
“Biaya untuk Eun Bi” ucap Ho Tae, Woo Joo juga ikutan, ia bilang paman juga pasti mau dan kakek juga bilang akan memberi uang jika menang lotre. Kang San hanya bisa menarik nafas.

Kang San lalu duduk di samping makam ibunya sambil bersenangdung lagu kemarin “Itu pasti asin, anggur yang diminum itu pasti asin” ujar Kang San setelah bernyanyi.

Woo Joo kembali datang sambil berteriak bilang ayah..ayah...Kang san pikir ayah sudah pulang dan segera berlari. Tapi yang datang ternyata hanya kiriman rumput laut saja. Mereka tanya pada pria yang mengantar apa ia bertemu dengan ayah mereka, pria itu bilang ia bertemu di Busan. Woo joo tanya apa ayahnya sehat, Ho tae dan kang san juga bertanya berurutan. Paman menyuruh mereka semua diam. 

Akhirnya pria itu bisa menjelaskan jika ia hanya disuruh mengantar saja “Aku tak bisa memikirkan cara untuk membalas kebaikan ayahmu tapi aku adalah orang yang menjual rumput laut dan akan datang ke Seoul” ucapnya.
Kang San tanya apa maksudnya dengan kebaikan, pria itu bilang ibunya punya jantung yang buruk dan ayah Lee bilang Burdock kimchi baik untuk jantung dan ia membuatkannya sebelum pergi, “AKu kurang begitu paham tapi yang jelas keadaannya semakin membaik”
Pria itu juga tak tahu kemana Ayah Lee akan pergi tapi ia sempat mengira ayah Lee seorang menulis karena ia sering menulis.

Seorang pria muda berdiri di depan Chun Ji In memandangi papan menu sementara seorang wanita juga tengah mengamati restaurant. 

Terlihat ayah Lee menulisi diarynya dengan kegiatannya yang telah membuatkan burdock kimchi  seakan sedang bercerita dengan istrinya ia bilang ia sudah mengirim rumput laut ke anak mereka, “Ini sudah seminggu sejak aku mengembara di jalan tanpa anak-anak, bisakah aku menemukan anak laki-laki itu? Seorang anak yang harus aku temukan” pelayan datang tanya ayah Lee mau pesan apa, Ayah Lee tanya berapa jauh lagi ke tempat pemberkatan, pelayan bilang 20 menit lagi dengan bus.

Sementara itu di Chun Ji In semuanya bingung mau diapakan rumput laut sebanyak itu, Ho Tae bilang untuk buat sup ia heran kenapa mesti ke Busan apa mereka ada yang tahu Woo Joo tanya ke Kang San. Kang San terlihat berpikir keras, “Mungkinkah ini semacam teka-teki?” Kang San rasa ayahnya sedang memberi petunjuk apa yang harus dimasak setelah plum blossom kimchi. 
Ho Tae kesal karena Kang San menghubungkannya dengan makanan. Kang San juga kesal menebak maksud ayahnya, ia tanya apa paman dapat mengerti, paman menyuruhnya untuk memecahkan teka-teki itu sendiri.

Seorang wanita dengan tampang tegas masuk menyapa mereka, Eun Bi menatap wanita itu, “Akhirnya aku menemukan tempat yang tepat” ucap wanita yang sama dengan yang berdiri di luar tadi. Eun Bi pun menyapa wanita itu yang ternyata gurunya. Kang San mengajak guru Eun Bi masuk. “Jika kau melakukan ini maka akan semakin sulit?” ucap Guru Eun Bi. 

Kang San tak paham apa maksudnya. Bu Guru melirik Eun Bi, Kang San pun memanggil Eun Bi dan menyuruhnya masuk. Woo Joo tanya apa buk guru sudah makan, buk guru bingung ditanya begitu. 

Dan pria yangdi luar tadi pun masuk., ia ingin menemui pemilik tempat ini. “Ayah kami sedang pergi dari rumah dan dia tak ada disini saat ini” ucap Woo Joo, Guru Eun Bi melotot mendengarnya. Ho Tae tanya pria itu siapa tapi pria itu malah mengabaikannya dan tanya siapa yang bertanggungjawab disini. 
“Apa kata-kataku tak terdengar seperti kata untukmu? Aku tanya siapa kau?!” cetus Ho Tae. Pria itu balas tanya siapa itu disisi mana untuk menyindir Ho tae. 

Kang San tak enak hati karena masih ada gurunya Eun Bi disana ia berusaha menenangkan Ho Tae tapi Ho Tae menyingkirkannya dan mendekati pemuda tadi, “Aku ini Hyung mu!” tegas Ho Tae tepat di depan wajah pria tadi. Keduanya saling beradu tatap dengan tajam!

Woo Joo bingung apa maksudnya ini apa pria itu adalah adiknya Ho Tae? “Kurasa kalian memang mirip bukankah begitu?” tanya Woo Joo ke guru Eun Bi. “Aku tidak yakin tapi mereka sepertinya sedikit mirip” ucap bu guru.
“Apa maksudmu mirip!” ucap keduanya dengan kasar secara tak sadar kepada bu guru. Ibu guru pun tak terima dan mengingatkan siapa dirinya. “Apa bull kata yang buruk?” tanya Ho tae yang tadi memang menambahkan kata bull.

“Lalu apa itu baik? Jika kau lihat bull berarti omong kosong” secara tak sadar buk guru hampir menerangkan pelajaran, hehee... 

Ho Tae protes karena dia hyung maka pria itu tak boleh bilang begitu padanya, buk Guru menyuruh pria itu minta maaf ke Ho tae, “Kenapa harus aku?”
“itu salah menggunakan kata “ini” atau sisi itu pada hyung mu” ucap bu guru
“Siapa yang hyung ku? Aku tak punya hyung” ucap si pria
“kau baru bilang dia hyung mu” ucap Woo Joo, 
“Omong kosong apa ini” protes pria itu.
“Kau tau Ungnyeo kan? Dia itu ibuku kita semua keturunan Dangun” ucap Ho tae
“jadi dengan begitu kau hyungku?” Ho Tae membenarkan, pria itu tanya Ho Tae lulusan mana. Kang san coba menenangkan tapi disuruh diam oleh Ho tae yang tak suka pria itu membawa-bawa pendidikan. 

Keduanya terus bertengkar hingga kang San berdiri diantara mereka dan berteriak menyuruh mereka diam. Kang San memarahi Ho tae karena marah pada hal yang sepele si pria terlihat senang melihat Ho tae kena marah selanjutnya giliran si pria yang dimarahi karena mengabaikan pertanyaan orang. Kini giliran Kang san yang terus marah-marah pada keduanya sampai-sampai ia tak sadar membentak ibu guru yang sedang ingn bertanya. 

Buk guru kesal, Kang san cepat-cepat minta maaf dan mengajak buk guru masuk ke dalam. Ia tanya dulu apa kepentingan pria itu datang. “Kudengar Chun Ji In sedang mencari chef” ucapnya.

Woo joo tanya apa ia chef namun paman cepat-cepat menghentikannya, ia minta maaf pada buk guru akan hal ini. Seakan terpesona buk guru langsung salah tingkah dan memaklumi tingkah anak muda sekarang.

Eun Bi ternyata mendengarkan diam-diam percakapan mereka. Buk guru menjelaskan ia terbatuk sedikit, intinya Eun Bi tak bisa tinggal bersama mereka dan harus masuk ke panti asuhan. Kang San rasa lebih baik Eun Bi tinggal bersama mereka karena tak ada kepastian ibunya akan kembali. 
“Dan bagaimana kau bisa menjamin Eun Bi akan lebih baik tinggal disini ketimbang dipanti asuhan?” tanya buk guru. Ho Tae bertanya sebaliknya. 
“Tinggal dengan pria muda yang bahkan bukan keluarganya paling berbahaya bagi seorang anak perempuan” tegas buk guru. Ho Tae berdiri hendak protes, Woo Joo membela Ho Tae adalah orang yang baik “Awalnya dia berbohong dan berteriak ke Eun Bi tapi...” Kang San panik ia bilang ke buk guru ada yang namanya rumah asuh. 

Buk guru bilang mereka tidak sesuai,  ia minta maaf karena tenggorokannya agak terganggu karena pekerjaannya “Bahkan jika kau menikah kau harus punya pengalaman membesarkan anak” terangnya.
Ho tae akan menemui ayah Eun Bi dan menyuruhnya tanda tangan untuk menyerahkan Eun Bi pada mereka namun tak ada kata ayah dalam pendaftaran sekolah Eun Bi bahkan jikapun mereka sesuai untuk rumah asuh mereka tetap harus mendapatkan tanda tangan ibu Eun Bi dulu. 

Ho Tae kesal karena sepertinya buk guru sangat ingin Eun Bi dibawa ke panti asuhan. Kang San menyuruhnya diam, ia memberitahu buk guru jika Eun Bi berpura-pura ibunya ada agar tak dikirim ke panti asuhan, ia mungkin tak pandai menjaga Eun Bi tapi ia yakin paman dan kakaknya bisa melakukannya. Buk guru tetap menolak sudah menjadi tugasnya menyediakan perlindungan bagi anak yang diabaikan secara sosial dan legal.

Ho Tae protes karena buk guru memaksa muridnya pergi ke tempat yang tak disukainya. Ia bilang karena itu ia datang ia percaya melindungi Eun Bi dibawah perlindungan hukum jauh lebih aman. Woo Joo membujuk agar bu guru pura-pura tak tahu jika ibu Eun Bi telah pergi tapi itu ditolak karena ia bahkan selalu patuh pada lampu lalu lintas. 
Paman tiba-tiba bilang ia akan mengadopsinya, Kang San dan yang lain menunggu jawaban buk guru, bu guru terlihat canggung untuk menjawab. Sementara pria muda tadi berjalan melihat isi restaurant.



No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.