SINOPSIS

Tuesday 28 June 2016

Fermentation Family Eps 6 Part 1

Sinopsis fermentation Family Eps 6 Part 1

Ho Tae menatap ke arah Asisten Oh yang berjalan pergi, seakan merasakan pandangan Ho Tae asisten Oh pun berbalik, keduanya saling menatap Ho Tae menghela nafas berat sambil menutup matanya. Saat membuka mata asisten oh sudah berdiri di dekatnya, ia meminta nomer telfon Ho Tae.  Ho Tae minta kartu namanya, ialah yang akan menelfon. Asisten Oh pun melakukannya dan tanya kapan Ho Tae akan menelfon, ia ingin masalah ini diselesaikan secepatnya ia tanya siapa nama Ho Tae. Ho Tae tampak mengamati lekat mulut asisten Oh dan membandingkannya dengan ingatan saat ia bersama seorang pria di mobil, pria itu bicara sesuatu dan Ho Tae kecil mengangguk.

Ho Tae baru tersadar saat asisten Oh memanggilnya dengan keras, “Kita tak bisa melakukan bisnis tanpa tau nama” ucap Asisten Oh.
“Don Quixote” ucap Ho Tae

Menu Spesial Episode ini!


Kang San selesai menuliskan menu, ia langsung meneguk semangkuk minuman dan berteriak karena merasa senang. Woo Joo membaca menu-menu itu, ia heran karena Kang San bisa merancang menu dengan mudah padahal ia bisa sampai seharian, “Kau pasti jenius?” ucapnya.
Kang San membenarkan, Woo Joo sedih karena ia bodoh, Kang San bilang tidak. Eun Bi juga bilang Woo Joo tidak bodoh, ia memiliki hati seluas alam semesta jadi ia sangat baik. Woo Joo tersenyum ia tanya bagaimana dengan Kang San.
“Dia sangat baik dalam minum Makgeolli” ucap Eun Bi
Kang San langsung menyemprotkan minuman di mulutnya, Woo Joo tertawa mendengarnya. Kang San lalu tanya kemana perginya Ho Tae dan Hae Joon. 

Mereka lalu melihat Ho Tae sudah berdiri di belakang, Kang San mengajaknya bergabung namun Ho Tae yang terlihat berdiri dengan pandangan kosong itu hanya bilang ia lapar. Woo Joo segera ke dapur untuk membuatkan makanan. Eun Bi berdiri di dekat Ho Tae dan menatapnya, Kang San juga merasa aneh melihat sikap Ho Tae.



Hyung Sook sedang membaca profil seorang wanita bernama Nishimura Yukie, Hae Joon masuk keruangan ibunya dan pamit akan pergi. Hyung Sook melihat Hae Joon membawa tas besar. Hae Joon bilang tak bisa kembali dalam waktu dekat karena harus melakukan sesuatu, Hyung Sook hanya diam saja, Hae Joon tanya apa ia tak ingin menanyakan apa yang ia lakukan dan kemana ia pergi.
“Apa kau makan dengan baik?” tanya Hyung Sook.
Hae Joon mengiyakan, Hyung Sook bilang itu sudah cukup.
“Apa kau tak menyukaiku? Kenapa kau tak menyukaiku?” tanya Hae Joon. Presdir Oh mendengarkan percakapan keduanya sambil duduk di luar.

“Aku tak pernah bilang aku tak menyukaimu” jawab Hyung Sook
“lau kenapa kau tak pernah tersenyum padaku? Aku tak pernah melihatmu tersenyum, aku ingin membuatmu tersenyum jadi aku bekerja dan belajar dengan keras tapi kau masih tak tersenyum”
“Bekerja dan belajar keras itu untuk dirimu sendiri bukan aku, itu yang bisa kau lakukan untukku”
“Apa ini karena hal itu?” tanya Hae Joon namun Hyung Sook hanya diam saja bahkan tak menatapnya, Hae Joon pun pergi dari sana.

Ho Tae benar-benar makan dengan lahap, Woo Joo sampai ngeri dan menyuruhnya makan pelan-pelan agar tak kena gangguan pencernaan. Ho Tae tanya apa masih ada nasi, Woo Joo mengiyakan namun Kang San melarang Woo Joo yang ingin mengambil nasi lagi. “Apa itu terlalu asin? Apa ada sesuatu yang terjadi Ho Tae?” tanya Kang San.
“Apa kau merindukan ibumu?” tanya Eun Bi polos, Ho Tae langsung teredak mendengarnya ia pun memukul-mukul dadanya sambil terbatuk.
Woo Joo tanya dimana ibu Ho Tae? Apakah lari juga seperti ayah mereka?
Ho Tae berteriak minta nasi lagi sambil menyodorkan mangkuknya, mereka lalu mendengar seseorang menggedor pintu.



Hae Joon kembali ke Chun Ji In, ia diikuti diam-diam oleh asisten Oh. Hae Joon masuk ke dalam dan melihat Kang San dan yang lain sedang bicara dengan Cha Yong Bin. 

Kang San mengira Yong Bin datang untuk mengambil kimchi selada liarnya. Woo Joo senang karena berpikir Yong Bin sudah berubah pikiran. Kang San minta tunggu sebentar ia akan mengambilkan kimchinya. Yong Bin lalu menyodorkan sebuah amplop. Kang San menerimanya ia tnya apa itu. Yong Bin ternyata ingin menyuap Kang San agar menjaga rahasianya dengan uang itu, Ho Tae yang tadinya tidur-tiduran pun langsung bangkit melihat mereka.

“Kenapa kau memberinya amplop? Apa kau menulis surat untuknya?” ucap Woo Joo dengan lugunya.
Kang San menegaskan jika mereka akan memegang janji mereka pada pelanggan tanpa hal seperti ini pun.
Yong Bin bilang uang itu adalah jaminan, ia ingin Kang San memegang janjinya. Kang San memanggil Yong Bin yang beranjak pergi dan meminta Eun Bi masuk ke dalam rumah dulu.

“Aku tak membutuhkannya ambil dan pergilah” ucap Kang San menyodorkan amplop itu kembali.
“Ini bukan jumlah yang sedikit”
“Berapa? Sangat mahal untuk menutup mulutku ini” tanya Kang San
Yong Bin menyuruh Kang San menyebutkan jumlahnya
“20 milyar won”
“Apa kau bercanda?” tanya Yong Bin
“kaulah yang bermain-main dengan uang, kau memainkan semua peran yang keren di drama tapi kau pecundang di kehidupan nyata” cecar Kang San
Asistennya Yong Bin minta Kang San meredakan emosinya, Kang San rasa tak semua orang harus hidup dengan baik tapi setidaknya mereka harus tahu malu, Yong Bin mungkin bisa menyembunyikan kebenaran dengan uang sekarang tapi hal itu takkan mudah. “Tak peduli sejauh apa kau lari, kebenaran akan muncul dan mengecammu!” tegas Kang San

Yong Bin menganggap semua ini adalah demi uang, Kang San pasti pikir dirinya mendapat jackpot, melancarkan urusan mereka dan menyebutkan jumlah yang dimau. 
Kang San marah mendengar ucapan Yong Bin dan langsung mengeluarkan tinjunya namun Ho Tae muncul menahan tangannya, Kang San berontak minta dilepaskan. Ho Tae bilang Kang San hanya akan melukai tangannya saja jika memukul orang seperti Yong Bin, Woo Joo juga minta adiknya untuk tenang. 

Kang San tak bisa ia tetap berontak ingin memukul Yong Bin. Ho Tae langsung memukul duluan wajah Yong Bin hingga ia terjatuh, asistennya sampai mengeluh karena besok Yong Bin harus syuting. Asistennya marah namun Ho Tae juga mendorongnya hingga jatuh.
Ho Tae menarik Yong Bin berdiri lalu memukulnya lagi. Kang San jadi panik dan meminta Ho Tae segera berhenti, ia memegang tangan Ho Tae sama seperti yang dilakukan Ho Tae tadi dan meminta Ho Tae untuk menahan amarahnya.dan mengucapkan kata-kata yang sama dengan Ho Tae padanya. Ho Tae pun melepaskan Yong Bin.

Yong Bin minta mereka menepati janjinya dan ia akan membiarkan ini “Jangan coba menggunakan otakmu” ancamnya.
“Manusia hidup dengan insting bukan otak, apa kau tahu insting? Darah yang mengalir ditubuhmu darah yang mengalir di tubuh anakmu itulah insting, dunia tidak mengingat masalah orang lain dalam waktu lama tapi anakmu akan mengingatmu selamanya jadi ia akan menemukanmu karena darahnya yang membuatnya begitu” jelas Ho Tae.
Yong Bin memilih tak mendengarkan lagi dan beranjak pergi, Ho Tae memanggilnya untuk mendengarkan kata-kata penting.

“larilah, jika anakmu datang kepadamu larilah scepat yang kau bisa, gunakan seluruh kekuatanmu dan larilah dan jika kau masih berjumpa dengannya jangan katakan yang sebenarnya, katakan kau kehilangan dia bukan mencampakkannya, bahwa kau merindukannya sepanjang hidupmu bahwa kau tak bisa tidur dengan nyenyak seharipun, buat ia percaya itu, jangan sampai tertangkap jangan sampai anakmu tahu bahwa kau itu sampah apa kau mengerti!?” Ho Tae memberikan amplop itu dengan paksa dan pergi dari sana.

Kang San menatap Ho Tae dengan sedih, Woo Joo tanya apa Yong Bin takkan membawa kimchinya, Yong Bin tak bicara apa-apa, ia pun berjalan pergi bersama asistennya. 

Woo Joo menyalahkan Hae Joon yang dari tadi hanya melihat saja perkelahian itu, Woo Joo penasaran apa Yong Bin akan baik-baik saja. Hae Joon menatap kang San yang terus menatap Ho Tae hingga masuk ke kamarnya.

Paman menyusul Yong Bin keluar (oh iya tadi paman juga sempat melihat mereka bertengkar), ia minta Yong Bin memikirkannya sekali lagi, “Sekali kau mengambil jalan yang salah kau akan kehilangan jalan kembali” ucap paman
“Kenapa kau peduli pada hidupku?!”
“Waktu tidak akan menunggumu, jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali” ucap paman.
Yong Bin bilang ia takkan menyesal, paman meyakinkannya jika ia akan menyesalinya, “kau akan sadar ada sesuatu tak bisa kau lakukan kecuali sekarang” Yong Bin berpaling dan masuk ke dalam mobil.

Di kamar Hae Joon tanya apa pekerjaan Ho Tae sebelumnya. “Kenapa kau harus tahu?’ ucap Ho Tae sambil tiduran.
“Aku teman sekamarmu aku harus tahu info seperti itu, apa kau selalu kasar?”
Ho Tae lantas tanya apa Hae Joon itu pengecut. Hae Joon tak terima menurutnya itu sudah ketinggalan jaman jika berpikir pria sejati harus menunjukkan kekuatan, sekarang ini karisma yang lembut lebih dikagumi.

Ho Tae bangkit sambil mengatai Hae Joon berisik, Hae Joon menyuruh Ho Tae menyelesaikan sesuatu dengan rasional bukan kekerasan. Ho Tae bilang ia sudah lama berhenti dari keadilan dan benci terlibat pada urusan orang lain.
“Pria itu sudah melibatkan diri dalam hidupku, aku ingin tenang tapi dia tetap berisik aku benar-benar benci hal yang berisik” ucap Ho Tae.

“Apa kau bicara tentangku?” tanya Hae Joon bingung. Ho Tae beranjak pergi keluar dan bilang sekali lagi jika Hae Joon benar-benar pengecut, Hae Joon jelas protes atas tuduhan Ho Tae yang sembarangan.
Hae Joon lanjut melipati bajunya, ia lalu teringat kata-kata Ho Tae pada orang tuanya, “putri kedua Chun Ji In pernah mengatakan ini bahwa pertarungan dilakukan jika kau punya sesuatu untuk dilindungi” ia lalu menghempas bajunya itu dengan resah.

Presdir Oh kaget saat tahu Hae Joon ternyata ada di Chun Ji In selama ini. Ia tersenyum licik dan meminta asisten Oh cukup mengawasi Hae Joon saja sekarang ia yakin Hae Joon pasti punya rencana, ia juga mengingatkan untuk mengambil CCTV yang asli dan menanganinya serta memberitahu Jo Dae Shik untuk melihatnya, Presdir mengingatkan tak boleh ada kesalahan yang kedua kalinya.
 Asisten Oh mengiyakan.

“kau juga tak percaya pada Mr. Jo kan? Aku juga tak percaya pada sampah seperti Jo Dae Shik” ucap presdir ia pikir mereka perlu mencari orang yang lebih cocok untuk melakukan hal kotor.
“Boleh aku memberimu nasehat? Jika kau sungguh tak bisa percaya padanya jangan biarkan ia tahu bahwa kau mempercayainya” ucap Presdir Oh, Asisten Oh tampak gusar mendengar hal itu.

Paman merenung sendirian, ia memikirkan ucapannya Ho Tae tadi pada Yong Bin lalu meneguk minumannya. Kang San datang bergabung, ia menawarkan diri untuk menuangkan minuman, “tak masalah Cha Yong Bin hidup sebagai pecundang selamanya tapi aku khawatir tentang Ji Yeon dan dae Yoon” Kang San mengeluh begitu banyak hal yang mengecewakan hari ini, ia juga khawatir karena bisnis mereka terganggu akan berita sabut logam itu. 

Ho Tae muncul, Kang San pun menawarkannya untuk bergabung, Ho Tae tak mau nanti Kang San pasti mengomel, Kang San bilang tidak dan menyuruhnya duduk. Kang San bilang ia sungguh menyukai Ho Tae hari ini tapi ia rasa Ho Tae sungguh-sungguh berdarah panas jika ia terus begitu ia bisa meledak, Kang San memberinya 5 bintang dan memuji pekerjaannya.
“Aku tak suka mendapat bintang dan mendapat 5 berarti hidupku berakhir” ucap Ho Tae
“Apa kau pernah dipenjara?”
Ho Tae bilang belum, Kang San merasa itu menarik sama menariknya seperti sabut logam yang ditemukan di kimchi mereka. Kang San tertawa ia penasaran apa yang didapat dari wanita yang berbohong itu, ia pikir mungkin ada hubungannya dengan Handol Foods namun ia rasa tidak mungkin padahal Ho Tae udah berharap Kang San bisa sadar, 
“Aku sangat baik dalam menilai orang dan presdir itu sepertinya tidak semurahan itu, benar kan Ho Tae Gun?”
Ho Tae tak menjawab, ia langsung menghabiskan semangkuk minumannya.

Hyung Sook tanya ke Presdir Oh apa benar insiden di Chun Ji In itu tak ada hubungannya dengannya. “Kenapa kau tak bisa percaya padaku?” ucap Presdir Oh. Hyung Sook hanya ingin memastikan karena hal itu bisa merusak kesan perusahaan. Presdir Oh menyindir istrinya yang mengesankan tapi tak pernah bisa percaya pada dirinya dan Hae Joon. “Kau tahu seberapa keras ia mencoba untuk diakui olehmu? Percayalah pada Hae Joon sekarang dan percayakan dia dengan beberapa pekerjaan perusahaan, lagipula itu akan diwariskan padanya”

Hyung Sook bilang ini bukan waktunya, “Aku bisa menyerang Chun Ji In dengan tuduhan palsu kan?” tanya Hyung Sook dengan dingin, Presdir Oh terdiam di tempatnya, “Kenapa kau tak menjawab?” tanya Hyung Sook lagi.
“Kenapa kau tanya padaku?” Presdir Oh menganggap istrinya selalu melakukan yang ia mau dan menuduh istrinya yang terlalu dingin hingga menyebabkan anak-anak mereka pergi.

Kang San tinggal minum berdua dengan Ho Tae, “Boleh aku menanyakan pertanyaan bodoh?” ucapnya, Ho Tae melarangnya.
“Baru-baru ini Eun Bi bilang kau tak punya ibu, apa ia meninggal?” tanya Kang San juga.
Ho Tae juga tak tahu, Kang San tanya apa artinya. “Tuhan begitu sibuk jadi ia membuat ibu, tapi ibuku juga begitu sibuk hingga ia menciptakan panti asuhan” Ho Tae meneguk minumannya, Kang San menatapnya dengan prihatin.

Ho Tae tanya kenapa Kang San menatapnya begitu, Kang San gelagapan, Ho Tae pun pergi untuk mengambil minuman lagi. Kang San berdiri menghalanginya untuk tak minum lagi takutnya akan menganggunya bekerja besok.
Ho Tae menatap wajah Kang San lagi, ia penasaran apa mereka ini sebenarnya ada hubungan (saudara). Kang San bilang mereka sama-sama keturunan Dangun ia menyuruh Ho Tae tidur saja. 

Kang San beranjak pergi namun Ho Tae menarik tangannya dengan keras, Kang San pun bingung. Ho Tae menyuruh Kang San memperhatikan wajah mereka lagi apa mereka punya mata yang sama, ia penasaran apa kelopak mata dan hidung kang San sama dengannya.
Kang San mengeluhkan pesonanya yang sudah membuatnya susah, ia bilang Ho Tae pasti sudah jatuh cinta padanya, “Sebagai gantinya dari patah hatimu aku bersedia mengganti dengan satu botol makgeolli” ucap Kang San dengan pedenya.

“Keinginan untuk minum-minumku sudah hilang” ucap Ho Tae malas, ia lalu menatap langit yang penuh bintang. Kang San ikutan ia menjelaskan kita semua pada awalnya adalah bintang, bintang yang sangat besar meledak dan debu alam semesta dari kekacauan itu menjadi kehidupan jadi semua elemen manusia datang dari bintang. Ho Tae terus menatap Kang San yang bercerita ia tanya apa mereka bersaudara dengan bintang.
“Mungkin, aku rasa mereka lebih seperti ibu daripada saudara, ibu yang begitu jauh dan kita tak bisa bersama” ucap Kang San
Ho Tae menatap bintang lagi, ia rasa ia telah menemukan ibunya yaitu sebuah bintang. Kang San menatap Ho Tae sebentar keduanya lalu menatap bintang bersama.

Narasi Ayah Lee:
“Di setiap desa, di setiap lembah ada banyak sekali kesemek, kesemek yang matang mengingatkanku akan mata Woo Joo dan pipi kemerahan kang San” terlihat Ayah Lee berdiri di pingir jalan besar.
“Ketika aku mengingat bagaimana kang San tak bisa lagi makan kimchi kesemek yang ia sukai hidungku disengat oleh kesedihan” Ayah Lee melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki. “Sayang, Tak peduli seberapa banyak kakiku berjalan, aku yakin mereka akan bertemu dengan anak itu, pada akhirnya mereka akan berjalan pada Woo Joo dan Kang San”

Pagi hari, Woo Joo berlari tergesa-gesa membangunkan Kang San, “Mereka datang lagi....mereka datang lagi” teriak Woo Joo. Kang San pikir Cha Yong Bin lah yang datang.

Mereka semua berkumpul di luar mengamati kiriman dari Ayah Lee lagi tapi kali ini tidak ada surat. Ho Tae memeriksa darimana paket itu dikirim tapi tak ada alamat yang tertera. Hae Joon tanya apa ayah Lee selalu memberi PR seperti ini, Woo Joo bilang tidak hal ini hanya terjadi setelah ia pergi.
Kang San yakin ada sesuatu yang ingin ayahnya lakukan dengan kiriman itu, ia pun membuka isi kotaknya dan medapati satu kotak buah kesemek yang telah matang, hal itu langsung membuat Kang San terdiam tak biasanya. 

Woo Joo yakin ayahnya ingin ini dibuat jadi kesemek kering.
“Bukankah itu terlalu mudah? Bahan ini selalu berhubungan dengan kimchi” ucap Ho Tae sambil menatap Kang San, ia terdiam saat melihat Kang San hanya termenung. Woo Joo yakin mereka disuruh membuat kesemek kering kali ini, “Benar kan Kang San?” melihat Kang San hanya diam ia tanya apa ia salah lagi. Kang San hanya bilang ia tak tahu, Woo Joo mengeluh ke Eun Bi.
“Ada apa?” tanya Ho Tae akhirnya ke Kang San, Kang San tersadar dari diamnya ia lalu tanya dimana paman.

Pyung Man muncul memberitahu tempat ini sebentar lagi akan terkenal karena internet juga sudah mulai menggila. “Apa maksudmu?” tanya Ho Tae. Pyung Man menunjukkan Koran yang ia bawa.
Ho Tae merebutnya, ia kaget saat membaca berita Cha Yong Bin yang tertangkap sedang berkencan dan meegaskan kembali gossip bahwa ia sudah menikah.
Woo Joo malah senang melihat restaurant mereka ikut terfoto juga ada foto Ji Yeon dan Dae Yoon, ia lalu mencari dimana foto mereka. “Kita akan bermasalah jika itu ada” ucap Pyung Man.

Pyung man berbisik ke Ho Tae tanya apa yang terjadi? Bukankah Ho Tae sudah menyelesaikan semuanya. “Sepertinya foto ini diambil dari hp” ucap Hae Joon. Pyung Man merasa kesal pada si reporter. Ho Tae lalu tanya apa maksud Pyung Man dengan internet tadi. “Ini hanya soal waktu sebelum segalanya tentangmu dan situasimu terungkap” ucap Pyung Man. 

Hae Joon terlihat panik “Apa mereka tahu bahwa ini Chun Ji In?” tanyanya. Pyung Man rasa ini hanya soal waktu.
Ho Tae rasa itu cukup bagus ada iklan tanpa dibayar, penjualan akan tetap berjalan. Ho Tae kembali heran melihat Kang San yang hanya diam tak seperti biasanya. Ia memukul pelan bahu Kang San dan tanya apa yang dipikirkannya.

Kang San terlihat tak begitu mendengarkan apa yang mereka bicarakan tadi, Eun Bi mengulangi seluruh ucapan tadi untuknya, Pyung Man sampai tertawa, Woo Joo bilang Eun Bi itu pintar dan jenius.

Woo Joo justru senang ada berita ini, dengan begini Cha Yong Bin akan menikah dengan Ji Yeon. Kang San mengingatkan reporter mungkin akan datang dan menyuruh mereka semua menjaga ucapannya untuk menjaga rahasia Yong Bin. Pyung Man mengiyakan begitupun dengan Woo Joo. Kang San lalu pergi dari sana diiringi tatapan Ho Tae yang heran melihat diamnya Kang San.

“Reporternya tidak akan masuk ke dapur kan” ucap Hae Joon, Ho Tae mengejeknya benar-benarr pengecut. Hae Joon marah menyuruhnya menarik kembali kata-kata itu, Ho Tae tak peduli dan pergi dari sana.

Kang San menatap langit dan dalam hati memanggil-manggil ibunya. Terlihat dalam kenangannya wajah sang ibu yang menyender di dinding rumah bagai tak berdaya.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.