Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
Corner With Love Eps 15 Part 2
Ayah
dan ibu mengungkapkan rasa senang mereka bisa berkumpul kembali dan sarapan
bersama seperti ini.
“jaid
untuk kesenangan seperti ini kalian tega membuatku menderita” ucap Xin Lei
tiba-tiba.
Semuanya
terdiam, Hui Mei mengatakan saat mereka dikejar penagih hutang mereka juga
hidup menderita, mereka tinggal di motel murah dan bersembunyi setiap saat.
Xin
lei tanya apa keluarganya pernah memikirkannya, apa mereka pernah memikirkan
betapa menderitanya ia saat itu.
Hui
Mei mengatakan kalau mereka melakukan itu karena tak mau Xin Lei menderita
bersama mereka.
Hui Mei menceritakan betapa sulitnya hidup mereka hingga akhirnya ia
menangis. Ayah meminta maaf pada Xin Lei, mereka berdua juga merasa menyesal
telah meninggalkan Xin Lei hingga terus mengkhawatirkannya.
Xin Lei juga mulai
menangis mendegar ucapan ayahnya. Ayah dan ibu berterima kasih berkat bantuan
Shan Dong semua masalah mereka dapat teratasi, dan tanya apa Xin Lei tak merasa
berterima kasih pada Shan Dong.
Xin
Lei bilang bahkan tanpa Shan Dong mereka masih bisa kembali bersama.
“Tapi
tanpa rumah, tanpa pertolongan Shan Dong semuanya akan berbeda” ucap ayah,ibu membenarkan
ucapan ayah itu, ia cerita mereka juga pernah mencari pekerjaan bahkan ayah Xin lei
hampir terjatuh dari tangga namun mereka tak mampu bekerja karena mereka sudah
tua.
Xin Lei tetap bersikeras kalau ia mampu menanggung kedua orang tuanya.
Hui
Mei merasa khawatir, ia tak mau melihat Xin Lei semakin sulit dan berkata lebih
baik mereka menghilang saja. Xin lei langsung protes, sambil menangis ia
menegaskan mereka tak boleh lagi meninggalkannya.
Hui Mei memeluk dan
menenangkan Xin Lei, ia mohon agar putrinya itu mau menerima lamaran Shan Dong mengingat itu semua demi kebaikan keluarga mereka juga.
Xin lei mulai menyerah, ia tak bisa mengabaikan kebahagiaan keluarganya begitu saja. Xi Xian
mengingatkannya akan Qin Lang. Xin lei minta diberi waktu untuk membuat Qin
lang kembali ke Taiwan.
Xin
Lei menatap lukisan lampu jin nya dan berkata dalam hati:
“Jika
benar lampu jin ini bisa mengabulkan 3 permintaanku maka permintaan ketigaku
adalah aku sungguh berharap Qin lang bisa menemukan kebahagiaannya dan tak lagi
sedih karenaku, jangan ada diantara kita yang bersedih lagi” (Xin Lei)
Di
restauran 3 sekawan berkumpul menatap Qin lang yang tengah galau, Cui Gue
menyarankan Qin lang untuk langsung menemui Xin lei. Qin lang bilang ia akan
memarahi Xin lei jika melihatnya.
“Kenapa
kau marah padaku?” ucap Xin Lei tiba-tiba datang.
Qin
lang langsung berdiri, “Kemarin kau...?
“Aku
mabuk kemarin” ucap Xin Lei.
Xiao Pang bilang kalau Qin lang telah menunggunya
semalaman. Xin Lei tanya apa mereka semua akan memarahinya bersama-sama ketika
ia baru berulang tahun.
“Apa
kau tahu semalam kami semua disini...”
“Sangat
bersenang-senang” sambar Qin lang terus
Qin lang memanas-manasi Xin lei, ia bilang kalau mereka membeli kue dan membuat mie panjang umur dan sangat bahagia.
“Baiklah” ucap Xin lei singkat
Xiao
Pang bilang bukan itu yang hendak Qin lang katakan dan meminta Qin lang
mengatakan sesuatu ke Xin Lei. Qin lang hanya diam, Xin lei pun berkata kalau
begitu dia duluan yang akan bicara.
Xin
Lei mengeluarkan tiket pesawat dari tas nya, ia memberikan tiket ke
Taiwan sebagai ucapan terima kasih karena Qin lang telah menjaganya selama ini.
Qin
lang kesal melihat perlakuan Xin lei dan menyuruhnya mengambil itu kembali. Xin
Lei bersikap tenang, ia berkata kalau Qin lang memang mau uang ia bisa
memintanya dari Shan Dong.
“Yu
Xin Lei!” teriak Qin lang hingga Xin lei pun terdiam
“Apa
begini caramu untuk menendangku? Bagimu apa aku hanya seberharga ini? Qin lang
menatap tak percaya melihat perubahan sikap Xin Lei.
“Kau
benar itu tak cukup” Xin Lei melakukan hal yang lagi-lagi membuat Qin lang
kesal. Ia mengembalikan kunci rumah Qin lang dengan alasan Shan Dong telah mengembalikan
rumahnya sehingga ia takkan kembali lagi ke Taiwan. Xin Lei menyerahkan rumah
itu ke nenek sepenuhnya.
“Kenapa
kau seperti ini?” tanya Qin lang
“Pertanyaanmu
sungguh aneh, sejak dulu aku memang seperti ini, aku hanya tak punya pilihan
saat itu, sekarang hidupku telah kembali, apa kau tak tahu betapa bahagianya
aku?” Xin Lei lalu meletakkan kunci dan tiket itu di atas meja.
“Aku
akan segera menikah dengan Shan Dong, kalian semua aku undang” ucap Xin Lei ke
3 sekawan. Cui Gue dan Che Ren langsung memalingkan muka sementara Xiao Pang
tampak sangat-sangat marah pada Xin Lei.
Qin lang menatap Xin Lei yang hendak
pergi, sejenak Xin lei terhenti di pintu kemudian ia pun segera bergegas pergi
dari sana.
Qin
lang mengejar Xin Lei ia ingin bertanya 1 hal pada Xin Lei. Xin Lei diam-diam
menghapus air matanya sebelum berbalik menghadap Qin lang dan berusaha tenang.
“Tolong
tutup matamu, katakan bagaimana aku menurutmu?” pinta Qin lang
Xin
Lei pun menuruti Qin Lang
“Mengapa
aku bisa menggambarkannya dengan mudah tapi tak dapat mengatakannya, aku hanya
tau dihatiku dipenuhi kesedihan dan putus asa” ucap Xin Lei dalam hati.
Qin lang perlahan mendekat ke
Xin Lei.
Xin
lei meminta maaf ke Qin lang, ia sudah lupa seluruh hal tentangnya.
“Xin
Lei apa kau lupa sekali kau mengatakan kebohongan kau perlu kebohongan lain
untuk menutupinya” ucap Qin lang dengan lembut. Xin Lei tak bisa lagi
membendung air matanya. “Aku takkan percaya lagi kebohonganmu” tambah Qin lang.
“Qin
lang aku..”
“Aku
mengerti, kau tak perlu mengatakannya, apapun alasan yang membuatmu
meninggalkanku aku juga tak punya alasan untuk membuatmu pergi dari sini
bukan?” ucap Qin Lang.
Qin
lang berkata ia mengerti apa yang dirasakan Xin Lei, kehidupan orang tua Xin
Lei tentu lebih penting dibandingkan mereka.
Xin lei menangis meminta maaf.
Qin
lang bilang tak perlu, “Jika kita harus berpisah mari kita lakukan dengan
bahagia”
Xin
Lei pun menangis dan mengangguk setuju, perlahan Qin lang mendekat dan memeluk
erat Xin Lei, ia juga ikut menangis bersama Xin Lei.
Keduanya
lalu bersepeda bersama, seperti biasa Qin lang membonceng Xin lei dan Xin lei
menyanderkan kepalanya ke Qin lang.
“Aku pikir jika aku bisa merusak
kenangan indah yang kita miliki kau takkan begitu sedih, aku sadar aku salah” (Xin Lei)
Xin Lei lalu memainkan piano untuk Qin lang
“Kenangan adalah hal yang aneh,
terakdang semakin kau mencoba melupakan sesuatu maka semakin jelas pula ia
muncul, terakdang ketika kau berusaha keras untuk mengingat sesuatu kau malah
merasa seperti kertas kosong tak peduli seberapa keras kau mencoba kau tak bisa
menemukannya” (Xin Lei)
Keduanya
lalu duduk bersama dengan mesra.
“Qin lang dan aku telah berjanji tidak membawa
pergi kenangan yang telah kami bagi bersama dan hanya mengingat bagian
terindahnya saja, meskipun kami harus berpisah” (Xin Lei)
Keduanya
lalu makan malam bersama, Xin lei bilang ia akan mentraktir Qin lang. Qin Lang
tak mau, ia yang harus melakukannya karena Xin Lei lah yang harus diucapkan
selamat, “Lebih tepatnya 3 bulan yang lalu yang lah yang ingin aku mendoakan kebahagiaanmu
disini”
“Benarkah?
Kita sepertinya kembali di titik 3 bulan yang lalu”
“Ya
kau benar, kalau begitu pura-pura saja kita telah kembali ke 3 bulan yang lalu,
mari kita anggap apa yang terjadi 3 buan setelahnya hanyalah mimpi”
“Mimpi
ini?”
“Tentu
saja ini mimpi buruk, di dalam mimpi aku telah disalahgunakan dibodohi oleh
penyihir yang bersinar sampai aku berharap untuk mati, dan sekarang aku hampir
lepas dari genggamannya”
Xin
lei sedikit tersenyum, “Benar, selamat kau akhirnya lepas dari genggaman
penyihir bersinar”
Xin Lei lalu tanya kenapa Qin lang harus menambahkan kata
bersinar di setiap panggilannya. Qin lang bilang karena ketika mereka bertemu
setiap bagian dari Xin lei sellau bercahaya sehingga ia dan temannya memberi
julukan itu untuk Xin Lei.
Qin lang menyodorkan gelas untuk bersulang mendoakan
Xin Lei. Xin Lei bilang Qin lang sduah melakukannya 888 kali, Qin lang bilang
ia ingin melakukannya 889 kali. Mereka berdua pun bersulang bersama.
Dalam hati
Xin Lei berkata kalau sebenarnya Qin lang lah yang bersinar, baginya Qin lang
adalah jin yang bersinar terang yang membagi keajaiban dari lampunya kepada
yang lain. Keduanya terus bersulang sambil mencoba bersikap tenang meskipun
sama-sama ingin menangis karena tahu ini adalah pertemuan mereka yang terakhir.
Qin
lang mengantarkan Xin lei pulang, Xin Lei tanya kapan Qin lang akan kembali ke
Taiwan. Qin lang tanya tanggal yang telah dipersiapkan Xin Lei di tiketnya.
“Akhirnya kau mau menerimanya” ucap Xin lei.
“Bukankah
kau bilang ini caramu berterima kasih pada teman”
Xin
lei tersenyum mengiyakan, Qin lang pun pamit untuk pulang dan berkata mereka
adalah teman selamanya. Xin Lei tersenyum mengatakan hal yang sama. Keduanya
lalu berbalik ke arah masing-masing dengan raut wajah yang berbeda yang menunjukkan
kesedihan.
3
sekawan tengah membicarakan Qin lang yang terus berdiam di kamar tanpa makan
dan minum. Cui Gue kesal melihat Qin lang begitu. Che Ren membela Qin lang,
“Saat wanita yang kau sukai menikah dengan laki-laki lain, jika itu kau apa kau
akan baik-baik saja?”
“Kenapa
kau marah” tanya Cui Gue
“Tentu
saja aku marah, orang seperti kita tak peduli seberapa tulusnya kita pasti
kalah dengan pangeran yang kaya dan berkuasa”
Xiao
Pang tanya apa maksudnya dengan orang seperti kita. “lihat dirimu sendiri kau
gendut dan kasar kau tak sama berbakat seperti Qin lang bagaimana kau bisa
membandingkan dirimu dengannya?” bela Xiao pang.
Keduanya
malah meributkan diri mereka sendiri hingga membuat Cui Gue pusing. Cui Gu
ebilang kata kita yang Che Ren maksudkan tidak ada hubungannya dengannya. Che
Ren malah mengatai Cui Gue tak berguna.
Cui
Gue langsung protes dan malah ikut berdebat.
Qin Lang tiba dan menyuruh mereka
berhenti, Qin lang tanya tanggal hari ini. “Tanggal 21” jawab Xiao Pang. Qin
lang lalu bilang kalau ia akan pergi besok.
Mereka semua terkejut. Cui Gue
minta mereka mempersiapkan pesta perpisahan dengan Qin lang. Che Ren tanya
darimana uangnya. Cui Gue bilang ia yang akan membayar agar tak selalu dibilang
pelit oleh mereka.
Qin Lang minta Xiao Pang dan Che Ren berterima kasih padanya
sehingga mereka bisa makan enak. Xiao Pang tidak mau, ia tidak mau berpisah
dengan Qin lang, Xiao Pang pun pergi dari sana sambil menangis.
Di
lain tempat, keluarga Xin Lei dan keluarga Shan Dong minus Xin Lei bertemu dalam sebuah makan malam guna
membahas pernikahan kedua anak mereka.
Ayah
Shan Dong bertanya dimana Xin Lei berada. Hui Mei mencoba tanya ke Xi Xian.
Shan Dong langsung menjawab kalau Xin lei tengah bekerja dan akan tiba sebentar
lagi. ayah Xin Lei bingung mendengar putrinya masih bekerja.
Tak
lama Xin lei pun tiba, Hui Mei lalu mendekati putrinya, ia minta Xin Lei
mengosongkan waktunya besok guna mencoba gaun pengantin dan berhenti membuat
mereka menunggu. Xin lei mengangguk.
Ayah
Xin Lei minta agar putrinya segera berhenti dari pekerjaannya. Ayah Shan Dong
tak menganggap itu masalah, ia menawarkan Xin Lei bekerja di perusahaannya setelah
menikah nanti.
Ayah Xin Lei bilang Xin Lei adalah orang yang cepat bosan dan tak boleh diberi tanggung jawab seperti itu. ayah Shan Dong tertawa dan mengatakan Xin Lei takkan seburuk itu, ia lalu meminta Xin Lei untuk duduk dengan mereka.
Ayah Xin Lei bilang Xin Lei adalah orang yang cepat bosan dan tak boleh diberi tanggung jawab seperti itu. ayah Shan Dong tertawa dan mengatakan Xin Lei takkan seburuk itu, ia lalu meminta Xin Lei untuk duduk dengan mereka.
Cui
Gue benar-benar menepati janjinya, namun bukan di restauran
mewah melainkan tempat yang murah, hal ini membuat Che Ren dan Xiao Pang kesal
hingga tetap mengatai Cui Gue orang yang pelit.
Sebuah kejadian tak terduga terjadi, ternyata restauran tempat mereka makan berdekatan dengan tempat berkumpulnya keluarga Xin Lei. Alhasil keduanya berjumpa dan baik Qin Lang maupun Xin Lei sama-sama kaget bertemu dengan cara yang tak terduga.
Shan Dong memperhatikan ekspresi Xin Lei. Qin lang tampak lebih tegar berjalan mendekati rombongan Xin Lei.
Sebuah kejadian tak terduga terjadi, ternyata restauran tempat mereka makan berdekatan dengan tempat berkumpulnya keluarga Xin Lei. Alhasil keduanya berjumpa dan baik Qin Lang maupun Xin Lei sama-sama kaget bertemu dengan cara yang tak terduga.
Shan Dong memperhatikan ekspresi Xin Lei. Qin lang tampak lebih tegar berjalan mendekati rombongan Xin Lei.
“Aku
tak kesini untuk menemui Xin lei, aku kesini untuk bicara pada bibi, aku adalah
putra Yi Ting, aku Qin Lang” ucap Qin lang menyapa memperkenalkan dirinua.
Shan
Dong tampak kaget mengetahui hubungan kekerabatan antara ibu Xin Lei dan Qin
lang.
Hui Mei pun mendapat kesempatan bicara berdua dengan Qin lang, ia berterima kasih karena Qin lang telah menjaga Xin lei selama di Taiwan.
Hui Mei pun mendapat kesempatan bicara berdua dengan Qin lang, ia berterima kasih karena Qin lang telah menjaga Xin lei selama di Taiwan.
QIn Lang berkata hanya itu yang bisa ia lakukan pada putri dari teman baik ibunya.
“Apa
kau tau aku sempat menjagamu ketika kau kecil, ketika itu ayahmu menghilang dan
ibumu sibuk mencari uang untuk menghidupi keluarga, jadi dia menitipkanmu
padaku” ucap Hui Mei
Hui Mei menambahkan kalau ibu Qin Lang tak pernah membenci ayah Qin lang, ia sempat mengajak ibu Qin lang untuk tinggal di Shanghai setelah ia menikah dengan ayah Xin lei namun ibunya Qin lang menolak karena takut ayah Qin lang tak bisa bertemu dengan Qin Lang ketika kembali nanti. Meskipun ibu Qin lang selalu tersenyum tapi tetap saja Hui Mei merasa sedih melihatnya, ia tanya apa Qin lang bisa mengerti kekhawatirannya ini.
Hui Mei menambahkan kalau ibu Qin Lang tak pernah membenci ayah Qin lang, ia sempat mengajak ibu Qin lang untuk tinggal di Shanghai setelah ia menikah dengan ayah Xin lei namun ibunya Qin lang menolak karena takut ayah Qin lang tak bisa bertemu dengan Qin Lang ketika kembali nanti. Meskipun ibu Qin lang selalu tersenyum tapi tetap saja Hui Mei merasa sedih melihatnya, ia tanya apa Qin lang bisa mengerti kekhawatirannya ini.
“Hubunganmu
dengan Xin lei sama seperti hubungan ibumu dengan ayahmu, bagaimana aku bisa
menyerahkan Xin Lei padamu? Kau bisa marah padaku,tapi aku telah melihat sendiri
teman baikku menjalani kesusahannya dan aku tak mau putriku...”
“Bibi
bisakah aku memanggilku bibi Hui Mei?” pinta Qin lang memotong ucapannya. Hui
Mei mempersilahkannya
“jika
ibuku tahu kau begitu peduli padanya seperti ini dia pasti akan sangat tersentuh,
tapi jika ibuku menikahi ayahku dia pasti merasa bahagia, hal ini juga baru aku
sadari”
Qin lang minta Hui Mei tak usah khawatir, ia takkan meminta Xin Lei untuknya.
Qin lang minta Hui Mei tak usah khawatir, ia takkan meminta Xin Lei untuknya.
“Aku
hanya ingin kau tahu itu adalah pilihan ibuku, sama seperti aku percaya
pilihanmu untuk Xin lei, aku yakin itu, aku akan melakukan apapun demi
kebahagiaan Xin Lei tapi aku tak bisa yakin Xin Lei bisa seperti ibuku dan
merasa bahagia, aku lebih baik menyerahkan Xin Lei ke seseorang yang aku yakin
bisa membuatnya bahagia” ucap Qin Lang menerangkan.
Hui Mei merasa tak enak pada QIn lang setelah mendengar ucapannya itu.
Hui Mei merasa tak enak pada QIn lang setelah mendengar ucapannya itu.
Qin
lang lalu mengeluarkan kunci rumah yang dikembalikan kemarin oleh Xin Lei. Qin
lang bilang ia ingin Hui Mei mengingat kalau ia masih punya rumah lain, rumah
yang pernah diimpikannya dengan ibu Qin lang.
“Meskipun
Xin lei mengembalikan ini padaku tapi ini adalah mimpi milik kalian berdua, aku
harap aku bisa mengembalikan ini padamu” Qin lang lalu menaruh kunci itu ke
tangan Hui Mei.
Hui Mei mengenggamnya penuh haru, ia bahkan tak ingat kalau ia punya rumah lain kalau tak diingatkan Qin lang, ia ingat kerja kerasnya dulu untuk memiliki rumah itu dan bercita-cita untuk tinggal bersama meski ia dan Yi Ting telah berkeluarga, tapi kini ia mengingkari janjinya dan menyerah pada mimpinya.
Hui Mei mengenggamnya penuh haru, ia bahkan tak ingat kalau ia punya rumah lain kalau tak diingatkan Qin lang, ia ingat kerja kerasnya dulu untuk memiliki rumah itu dan bercita-cita untuk tinggal bersama meski ia dan Yi Ting telah berkeluarga, tapi kini ia mengingkari janjinya dan menyerah pada mimpinya.
Meskipun
Xin lei tak mengapa jika mereka harus hidup susah namun ia tak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Qin
lang bilang Hui Mei tak melakukan hal yang salah. “Ibuku menulis di jurnalnya
kalau Bibi Hui Mei sungguh beruntung bertemu orang yang mencintanya dan
membawanya ke Shanghai dan ini sama seperti Xin Lei, ia bertemu dengan orang
yang mencintainya jadi ia bisa tinggal bersama dengan kalian di Shanghai, jika
ibuku tahu dia pasti bahagia untuk keluarga kalian” ucap Qin lang.
Hui
Mei merasa menyesal terlambat mengenal Qin lang. Qin lang bilang sekarang juga
belum terlambat, ia berkata jika Hui Mei selalu diterima di Taiwan dan separuh
rumah itu tetaplah miliknya selamanya.
Qin lang lalu mengeluarkan kotak merah yang kemarin tak jadi diberikan ke Xin lei, ia minta Hui Mei untuk memberikan kotak itu ke Xin lei. Ia bilang itu adalah restunya untuk Xin lei. Hui Mei menerimanya, Qin lang kini merasa lebih tenang.
Qin lang lalu mengeluarkan kotak merah yang kemarin tak jadi diberikan ke Xin lei, ia minta Hui Mei untuk memberikan kotak itu ke Xin lei. Ia bilang itu adalah restunya untuk Xin lei. Hui Mei menerimanya, Qin lang kini merasa lebih tenang.
Sementara
itu di luar Xin Lei beserta yang lain berdiri di bawah tangga untuk menunggu. Qin lang keluar berjalan tanpa memandang sedikitpun ke Xin lei
sementara Xin Lei terus menatap Qin lang.
3 sekawan lalu menahan Qin lang yang ingin pergi begitu saja, mereka tanya apa Qin lang tak ingin mengatakan sesuatu ke Xin lei.
“Tak perlu” ucap Qin lang segera pergi dari sana.
Xin lei merasa sedih namun berusah bersikap biasa. Shan Dong memperhatikan ekspresi mereka berdua.
3 sekawan lalu menahan Qin lang yang ingin pergi begitu saja, mereka tanya apa Qin lang tak ingin mengatakan sesuatu ke Xin lei.
“Tak perlu” ucap Qin lang segera pergi dari sana.
Xin lei merasa sedih namun berusah bersikap biasa. Shan Dong memperhatikan ekspresi mereka berdua.
Di
rumah Xi Xian Shan Dong menyerahkan kunci rumah Xin lei ke orang tuanya Xin
lei. Ayah menerimanya dan berterima kasih. Hui Mei memperhatikan wajah sedih
putrinya.
Qin
lang memandang kuali tempat ia biasa memasak oyster omelet, Qin lang mengingat
saat ia dulu pernah mengajari Xin lei memasak.
“Xin
Lei aku meninggalkan semua kenangan kita di Shanghai sebaliknya tinggalkanlah
kenangan kita di Taiwan” (Qin Lang)
Qin
lang lalu menatap restaurannya dari atas dan kembali teringat akan Xin Lei,
Xin lei berkendara berdua dengan Shan Dong, Shan Dong lalu mengenggam tangan Xin Lei yang kembali memakai cincinnya, Xin Lei kaget namun berusaha tersenyum padanya. Terdengar kembali suara Qin lang:
“Karena kita tak mampu menciptakan kenangan kita itu berarti kita takkan pernah
menyeberangi jalan masing-masing di masa depan dan lagi kau mungkin akan
mengingatku ketika makan oyster omelet dan aku akan mengingatmu ketika
memasaknya, tapi kurasa dalam kehidupanmu sebagai tuan putri kau mungkin tak
sempat memakan oyster oemelet. (Qin Lang)
Xin lei berkendara berdua dengan Shan Dong, Shan Dong lalu mengenggam tangan Xin Lei yang kembali memakai cincinnya, Xin Lei kaget namun berusaha tersenyum padanya. Terdengar kembali suara Qin lang:
Meskipun
begitu aku tetap akan memasaknya, itu adalah caraku itu mengingatmu,
kau
mungkin takkan mengingatku lagi. (QIn Lang)
Esoknya,
Qin lang pun pamit pergi pada teman-temannya di restauran. Ia memeluk mereka
satu per satu, terlebih Xiao pang yang terlihat paling berat melepaskan Qin
lang.
Qin Lang pun pergi, Cui Gue langsung memeluk erat Che Ren dan Xiao Pang yang ada disampingnya untuk berbagi kesedihan bersama.
Qin Lang pun pergi, Cui Gue langsung memeluk erat Che Ren dan Xiao Pang yang ada disampingnya untuk berbagi kesedihan bersama.
Pada
saat Fitting baju dengan Shan Dong, Hui Mei terus kepikiran akan Qin Lang.
Tirai dibuka, Shan Dong tampak senang melihat Xin Lei mengenakan baju
pengantinnya, ia memuji kecantikan Xin Lei dengan gaun itu namun yang dipuji
tampak hanya memaksakan tersenyum.
Hui
Mei dan Xin Lei bicara berdua. Ia tanya bagaimana kehidupan Xin Lei di taiwan.
Xin Lei menenangkan ibunya kalau ia takkan memikirkan Taiwan lagi. Hui Mei
minta Xin Lei cerita karena ia merindukan tempat itu.
“Ketika
pertama tiba di Taiwan, nenek tak tahu kalau aku putrimu dan ia sangat galak
kepadaku dia bahkan mengusirku (Xin Lei ingat saat ia ditendang dri rumah
karena mengaku itu rumahnya)
bukan hanya itu ia juga menerapkan banyak aturan (Xin Lei ingat saat nenek memukul tangannya karena tak mau mengambil nasi sendiri)
ketika ada sesuatu yang kotor dan kuno ia takkan mengijinkan itu untuk dibuang, jika aku membuangnya dia akan bertingkah seolah akan membunuhku (Xin Lei teringat saat ia membuang celengan botol milik nenek di lemari hingga membuat nenek frustasi).
Meskipun rumah itu rumah kami bersama tapi ia meminta sewa padaku, itu adalah rumah usang yang selalu kehabisan air panas meski begitu ia memintaku membayar NT$500” Xin Lei menceritakan hal itu dengan bahagia.
bukan hanya itu ia juga menerapkan banyak aturan (Xin Lei ingat saat nenek memukul tangannya karena tak mau mengambil nasi sendiri)
ketika ada sesuatu yang kotor dan kuno ia takkan mengijinkan itu untuk dibuang, jika aku membuangnya dia akan bertingkah seolah akan membunuhku (Xin Lei teringat saat ia membuang celengan botol milik nenek di lemari hingga membuat nenek frustasi).
Meskipun rumah itu rumah kami bersama tapi ia meminta sewa padaku, itu adalah rumah usang yang selalu kehabisan air panas meski begitu ia memintaku membayar NT$500” Xin Lei menceritakan hal itu dengan bahagia.
“Bisa-bisanya
kau menyebut rumahku sebagai rumah usang” ucap Hui Mei pada putrinya. Ia lalu
tanya bagaimana Xin Lei akhirnya bisa betah disana. Xin lei bilang awalnya hanya
karena terpaksa
“Setelahnya..”
“Apa
itu karena Qin lang?” tebak Hui Mei.
Xin
Lei menggeleng, ia beralasan itu tetap karen aia tak punya pilihan.
“Xin
Lei..”
“Sungguh,
itulah sebabnya begitu Shan Dong datang aku langsung ikut dengannya” ucap Xin
Lei berusaha menenangkan hati ibunya. Hui Mei tanya bagaimana jika Shan Dong
tak muncul. Xin Lei sedikit bingung menjawab lalu ia bilang ia masih punya
kedua orang tuanya. Hui Mei tetap berharap Xin Lei bicara sejujurnya.
“Bu
apa yang sebenarnya ingin kau tanya ?” ucap Xin Lei
“Aku
ingin tanya apa kau sungguh-sungguh mengorbankan dirimu karena kami?”
“Bukankah
kau dan ayah yang paling ingin aku melakukan ini kan? Aku sungguh mematuhi
keinginanmu dan membuat keputusanku kenapa kau masih tanya? Aku sudah
benar-benar menggunakan gaun pengantinku apa lagi yang bisa aku lakukan?”
ucapnya dengan nada sedih.
“Kalau
begitu beritahu aku apa kau masih ingin kembali ke rumah Qin lang?”
Xin
Lei terdiam tak langsung menjawab.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.