SINOPSIS

Sunday 11 May 2014

Corner With Love Eps 15 Part2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

Corner With Love Eps 15 Part 2
Ayah dan ibu mengungkapkan rasa senang mereka bisa berkumpul kembali dan sarapan bersama seperti ini.
“jaid untuk kesenangan seperti ini kalian tega membuatku menderita” ucap Xin Lei tiba-tiba.
Semuanya terdiam, Hui Mei mengatakan saat mereka dikejar penagih hutang mereka juga hidup menderita, mereka tinggal di motel murah dan bersembunyi setiap saat. 
Xin lei tanya apa keluarganya pernah memikirkannya, apa mereka pernah memikirkan betapa menderitanya ia saat itu.
Hui Mei mengatakan kalau mereka melakukan itu karena tak mau Xin Lei menderita bersama mereka. 

Hui Mei menceritakan betapa sulitnya hidup  mereka hingga akhirnya ia menangis. Ayah meminta maaf pada Xin Lei, mereka berdua juga merasa menyesal telah meninggalkan Xin Lei hingga terus mengkhawatirkannya. 
Xin Lei juga mulai menangis mendegar ucapan ayahnya. Ayah dan ibu berterima kasih berkat bantuan Shan Dong semua masalah mereka dapat teratasi, dan tanya apa Xin Lei tak merasa berterima kasih pada Shan Dong.

Xin Lei bilang bahkan tanpa Shan Dong mereka masih bisa kembali bersama.
“Tapi tanpa rumah, tanpa pertolongan Shan Dong semuanya akan berbeda” ucap ayah,ibu membenarkan ucapan ayah itu, ia cerita mereka juga pernah mencari pekerjaan bahkan ayah Xin lei hampir terjatuh dari tangga namun mereka tak mampu bekerja karena mereka sudah tua. 
Xin Lei tetap bersikeras kalau ia mampu menanggung kedua orang tuanya.

Hui Mei merasa khawatir, ia tak mau melihat Xin Lei semakin sulit dan berkata lebih baik mereka menghilang saja. Xin lei langsung protes, sambil menangis ia menegaskan mereka tak boleh lagi meninggalkannya. 
Hui Mei memeluk dan menenangkan Xin Lei, ia mohon agar putrinya itu mau menerima lamaran Shan Dong mengingat itu semua demi kebaikan keluarga mereka juga. 
Xin lei mulai menyerah, ia tak bisa mengabaikan kebahagiaan keluarganya begitu saja. Xi Xian mengingatkannya akan Qin Lang. Xin lei minta diberi waktu untuk membuat Qin lang kembali ke Taiwan.

Xin Lei menatap lukisan lampu jin nya dan berkata dalam hati:
“Jika benar lampu jin ini bisa mengabulkan 3 permintaanku maka permintaan ketigaku adalah aku sungguh berharap Qin lang bisa menemukan kebahagiaannya dan tak lagi sedih karenaku, jangan ada diantara kita yang bersedih lagi” (Xin Lei)

Di restauran 3 sekawan berkumpul menatap Qin lang yang tengah galau, Cui Gue menyarankan Qin lang untuk langsung menemui Xin lei. Qin lang bilang ia akan memarahi Xin lei jika melihatnya.
“Kenapa kau marah padaku?” ucap Xin Lei tiba-tiba datang.
Qin lang langsung berdiri, “Kemarin kau...?
“Aku mabuk kemarin” ucap Xin Lei. 
Xiao Pang bilang kalau Qin lang telah menunggunya semalaman. Xin Lei tanya apa mereka semua akan memarahinya bersama-sama ketika ia baru berulang tahun.
“Apa kau tahu semalam kami semua disini...”
“Sangat bersenang-senang” sambar Qin lang terus
Qin lang memanas-manasi Xin lei, ia bilang kalau mereka membeli kue dan membuat mie panjang umur dan sangat bahagia.
“Baiklah” ucap Xin lei singkat

Xiao Pang bilang bukan itu yang hendak Qin lang katakan dan meminta Qin lang mengatakan sesuatu ke Xin Lei. Qin lang hanya diam, Xin lei pun berkata kalau begitu dia duluan yang akan bicara.
Xin Lei mengeluarkan tiket pesawat dari tas nya, ia memberikan tiket ke Taiwan sebagai ucapan terima kasih karena Qin lang telah menjaganya selama ini.
Qin lang kesal melihat perlakuan Xin lei dan menyuruhnya mengambil itu kembali. Xin Lei bersikap tenang, ia berkata kalau Qin lang memang mau uang ia bisa memintanya dari Shan Dong.
“Yu Xin Lei!” teriak Qin lang hingga Xin lei pun terdiam
“Apa begini caramu untuk menendangku? Bagimu apa aku hanya seberharga ini? Qin lang menatap tak percaya melihat perubahan sikap Xin Lei.

“Kau benar itu tak cukup” Xin Lei melakukan hal yang lagi-lagi membuat Qin lang kesal. Ia mengembalikan kunci rumah Qin lang dengan alasan Shan Dong telah mengembalikan rumahnya sehingga ia takkan kembali lagi ke Taiwan. Xin Lei menyerahkan rumah itu ke nenek sepenuhnya.

“Kenapa kau seperti ini?” tanya Qin lang
“Pertanyaanmu sungguh aneh, sejak dulu aku memang seperti ini, aku hanya tak punya pilihan saat itu, sekarang hidupku telah kembali, apa kau tak tahu betapa bahagianya aku?” Xin Lei lalu meletakkan kunci dan tiket itu di atas meja.
“Aku akan segera menikah dengan Shan Dong, kalian semua aku undang” ucap Xin Lei ke 3 sekawan. Cui Gue dan Che Ren langsung memalingkan muka sementara Xiao Pang tampak sangat-sangat marah pada Xin Lei. 
Qin lang menatap Xin Lei yang hendak pergi, sejenak Xin lei terhenti di pintu kemudian ia pun segera bergegas pergi dari sana.

Qin lang mengejar Xin Lei ia ingin bertanya 1 hal pada Xin Lei. Xin Lei diam-diam menghapus air matanya sebelum berbalik menghadap Qin lang dan berusaha tenang.
“Tolong tutup matamu, katakan bagaimana aku menurutmu?” pinta Qin lang
Xin Lei pun menuruti Qin Lang
“Mengapa aku bisa menggambarkannya dengan mudah tapi tak dapat mengatakannya, aku hanya tau dihatiku dipenuhi kesedihan dan putus asa” ucap Xin Lei dalam hati.
Qin lang perlahan mendekat ke Xin Lei.

Xin lei meminta maaf ke Qin lang, ia sudah lupa seluruh hal tentangnya.
“Xin Lei apa kau lupa sekali kau mengatakan kebohongan kau perlu kebohongan lain untuk menutupinya” ucap Qin lang dengan lembut. Xin Lei tak bisa lagi membendung air matanya. “Aku takkan percaya lagi kebohonganmu” tambah Qin lang.
“Qin lang aku..”
“Aku mengerti, kau tak perlu mengatakannya, apapun alasan yang membuatmu meninggalkanku aku juga tak punya alasan untuk membuatmu pergi dari sini bukan?” ucap Qin Lang.

Qin lang berkata ia mengerti apa yang dirasakan Xin Lei, kehidupan orang tua Xin Lei tentu lebih penting dibandingkan mereka. 
Xin lei menangis meminta maaf. 
Qin lang bilang tak perlu, “Jika kita harus berpisah mari kita lakukan dengan bahagia”
Xin Lei pun menangis dan mengangguk setuju, perlahan Qin lang mendekat dan memeluk erat Xin Lei, ia juga ikut menangis bersama Xin Lei.

Keduanya lalu bersepeda bersama, seperti biasa Qin lang membonceng Xin lei dan Xin lei menyanderkan kepalanya ke Qin lang.

“Aku pikir jika aku bisa merusak kenangan indah yang kita miliki kau takkan begitu sedih, aku sadar aku salah” (Xin Lei)

Xin Lei lalu memainkan piano untuk Qin lang 
“Kenangan adalah hal yang aneh, terakdang semakin kau mencoba melupakan sesuatu maka semakin jelas pula ia muncul, terakdang ketika kau berusaha keras untuk mengingat sesuatu kau malah merasa seperti kertas kosong tak peduli seberapa keras kau mencoba kau tak bisa menemukannya” (Xin Lei)

Keduanya lalu duduk bersama dengan mesra. 
“Qin lang dan aku telah berjanji tidak membawa pergi kenangan yang telah kami bagi bersama dan hanya mengingat bagian terindahnya saja, meskipun kami harus berpisah” (Xin Lei)

Keduanya lalu makan malam bersama, Xin lei bilang ia akan mentraktir Qin lang. Qin Lang tak mau, ia yang harus melakukannya karena Xin Lei lah yang harus diucapkan selamat, “Lebih tepatnya 3 bulan yang lalu yang lah yang ingin aku mendoakan kebahagiaanmu disini”
“Benarkah? Kita sepertinya kembali di titik 3 bulan yang lalu”
“Ya kau benar, kalau begitu pura-pura saja kita telah kembali ke 3 bulan yang lalu, mari kita anggap apa yang terjadi 3 buan setelahnya hanyalah mimpi”
“Mimpi ini?”
“Tentu saja ini mimpi buruk, di dalam mimpi aku telah disalahgunakan dibodohi oleh penyihir yang bersinar sampai aku berharap untuk mati, dan sekarang aku hampir lepas dari genggamannya”
Xin lei sedikit tersenyum, “Benar, selamat kau akhirnya lepas dari genggaman penyihir bersinar” 

Xin Lei lalu tanya kenapa Qin lang harus menambahkan kata bersinar di setiap panggilannya. Qin lang bilang karena ketika mereka bertemu setiap bagian dari Xin lei sellau bercahaya sehingga ia dan temannya memberi julukan itu untuk Xin Lei. 
Qin lang menyodorkan gelas untuk bersulang mendoakan Xin Lei. Xin Lei bilang Qin lang sduah melakukannya 888 kali, Qin lang bilang ia ingin melakukannya 889 kali. Mereka berdua pun bersulang bersama. 

Dalam hati Xin Lei berkata kalau sebenarnya Qin lang lah yang bersinar, baginya Qin lang adalah jin yang bersinar terang yang membagi keajaiban dari lampunya kepada yang lain. Keduanya terus bersulang sambil mencoba bersikap tenang meskipun sama-sama ingin menangis karena tahu ini adalah pertemuan mereka yang terakhir.

Qin lang mengantarkan Xin lei pulang, Xin Lei tanya kapan Qin lang akan kembali ke Taiwan. Qin lang tanya tanggal yang telah dipersiapkan Xin Lei di tiketnya. “Akhirnya kau mau menerimanya” ucap Xin lei.
“Bukankah kau bilang ini caramu berterima kasih pada teman”
Xin lei tersenyum mengiyakan, Qin lang pun pamit untuk pulang dan berkata mereka adalah teman selamanya. Xin Lei tersenyum mengatakan hal yang sama. Keduanya lalu berbalik ke arah masing-masing dengan raut wajah yang berbeda yang menunjukkan kesedihan.

3 sekawan tengah membicarakan Qin lang yang terus berdiam di kamar tanpa makan dan minum. Cui Gue kesal melihat Qin lang begitu. Che Ren membela Qin lang, “Saat wanita yang kau sukai menikah dengan laki-laki lain, jika itu kau apa kau akan baik-baik saja?”
“Kenapa kau marah” tanya Cui Gue
“Tentu saja aku marah, orang seperti kita tak peduli seberapa tulusnya kita pasti kalah dengan pangeran yang kaya dan berkuasa”
Xiao Pang tanya apa maksudnya dengan orang seperti kita. “lihat dirimu sendiri kau gendut dan kasar kau tak sama berbakat seperti Qin lang bagaimana kau bisa membandingkan dirimu dengannya?” bela Xiao pang.

Keduanya malah meributkan diri mereka sendiri hingga membuat Cui Gue pusing. Cui Gu ebilang kata kita yang Che Ren maksudkan tidak ada hubungannya dengannya. Che Ren malah mengatai Cui Gue tak berguna.
Cui Gue langsung protes dan malah ikut berdebat. 

Qin Lang tiba dan menyuruh mereka berhenti, Qin lang tanya tanggal hari ini. “Tanggal 21” jawab Xiao Pang. Qin lang lalu bilang kalau ia akan pergi besok. 
Mereka semua terkejut. Cui Gue minta mereka mempersiapkan pesta perpisahan dengan Qin lang. Che Ren tanya darimana uangnya. Cui Gue bilang ia yang akan membayar agar tak selalu dibilang pelit oleh mereka. 
Qin Lang minta Xiao Pang dan Che Ren berterima kasih padanya sehingga mereka bisa makan enak. Xiao Pang tidak mau, ia tidak mau berpisah dengan Qin lang, Xiao Pang pun pergi dari sana sambil menangis.


Di lain tempat, keluarga Xin Lei dan keluarga Shan Dong minus Xin Lei  bertemu dalam sebuah makan malam guna membahas pernikahan kedua anak mereka.

Ayah Shan Dong bertanya dimana Xin Lei berada. Hui Mei mencoba tanya ke Xi Xian. Shan Dong langsung menjawab kalau Xin lei tengah bekerja dan akan tiba sebentar lagi. ayah Xin Lei bingung mendengar putrinya masih bekerja.

Tak lama Xin lei pun tiba, Hui Mei lalu mendekati putrinya, ia minta Xin Lei mengosongkan waktunya besok guna mencoba gaun pengantin dan berhenti membuat mereka menunggu. Xin lei mengangguk.

Ayah Xin Lei minta agar putrinya segera berhenti dari pekerjaannya. Ayah Shan Dong tak menganggap itu masalah, ia menawarkan Xin Lei bekerja di perusahaannya setelah menikah nanti. 
Ayah Xin Lei bilang Xin Lei adalah orang yang cepat bosan dan tak boleh diberi tanggung jawab seperti itu. ayah Shan Dong tertawa dan mengatakan Xin Lei takkan seburuk itu, ia lalu meminta Xin Lei untuk duduk dengan mereka.

Cui Gue benar-benar menepati janjinya, namun bukan di restauran mewah melainkan tempat yang murah, hal ini membuat Che Ren dan Xiao Pang kesal hingga tetap mengatai Cui Gue orang yang pelit. 

Sebuah kejadian tak terduga terjadi, ternyata restauran tempat mereka makan berdekatan dengan tempat berkumpulnya keluarga Xin Lei. Alhasil keduanya berjumpa dan baik Qin Lang maupun Xin Lei sama-sama kaget bertemu dengan cara yang tak terduga. 


Shan Dong memperhatikan ekspresi Xin Lei. Qin lang tampak lebih tegar berjalan mendekati rombongan Xin Lei. 
“Aku tak kesini untuk menemui Xin lei, aku kesini untuk bicara pada bibi, aku adalah putra Yi Ting, aku Qin Lang” ucap Qin lang menyapa memperkenalkan dirinua.
Shan Dong tampak kaget mengetahui hubungan kekerabatan antara ibu Xin Lei dan Qin lang. 

Hui Mei pun mendapat kesempatan bicara berdua dengan Qin lang, ia berterima kasih karena Qin lang telah menjaga Xin lei selama di Taiwan.
QIn Lang berkata hanya itu yang bisa ia lakukan pada putri dari teman baik ibunya.
“Apa kau tau aku sempat menjagamu ketika kau kecil, ketika itu ayahmu menghilang dan ibumu sibuk mencari uang untuk menghidupi keluarga, jadi dia menitipkanmu padaku” ucap Hui Mei

Hui Mei menambahkan kalau ibu Qin Lang tak pernah membenci ayah Qin lang, ia sempat mengajak ibu Qin lang untuk tinggal di Shanghai setelah ia menikah dengan ayah Xin lei namun ibunya Qin lang menolak karena takut ayah Qin lang tak bisa bertemu dengan Qin Lang ketika kembali nanti. Meskipun ibu Qin lang selalu tersenyum tapi tetap saja Hui Mei merasa sedih melihatnya, ia tanya apa Qin lang bisa mengerti kekhawatirannya ini.

“Hubunganmu dengan Xin lei sama seperti hubungan ibumu dengan ayahmu, bagaimana aku bisa menyerahkan Xin Lei padamu? Kau bisa marah padaku,tapi aku telah melihat sendiri teman baikku menjalani kesusahannya dan aku tak mau putriku...”

“Bibi bisakah aku memanggilku bibi Hui Mei?” pinta Qin lang memotong ucapannya. Hui Mei mempersilahkannya
“jika ibuku tahu kau begitu peduli padanya seperti ini dia pasti akan sangat tersentuh, tapi jika ibuku menikahi ayahku dia pasti merasa bahagia, hal ini juga baru aku sadari” 
Qin lang minta Hui Mei tak usah khawatir, ia takkan meminta Xin Lei untuknya. 

“Aku hanya ingin kau tahu itu adalah pilihan ibuku, sama seperti aku percaya pilihanmu untuk Xin lei, aku yakin itu, aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan Xin Lei tapi aku tak bisa yakin Xin Lei bisa seperti ibuku dan merasa bahagia, aku lebih baik menyerahkan Xin Lei ke seseorang yang aku yakin bisa membuatnya bahagia” ucap Qin Lang menerangkan.
Hui Mei merasa tak enak pada QIn lang setelah mendengar ucapannya itu.

Qin lang lalu mengeluarkan kunci rumah yang dikembalikan kemarin oleh Xin Lei. Qin lang bilang ia ingin Hui Mei mengingat kalau ia masih punya rumah lain, rumah yang pernah diimpikannya dengan ibu Qin lang.

“Meskipun Xin lei mengembalikan ini padaku tapi ini adalah mimpi milik kalian berdua, aku harap aku bisa mengembalikan ini padamu” Qin lang lalu menaruh kunci itu ke tangan Hui Mei. 
Hui Mei mengenggamnya penuh haru, ia bahkan tak ingat kalau ia punya rumah lain kalau tak diingatkan Qin lang, ia ingat kerja kerasnya dulu untuk memiliki rumah itu dan bercita-cita untuk tinggal bersama meski ia dan Yi Ting telah berkeluarga, tapi kini ia mengingkari janjinya dan menyerah pada mimpinya.
Meskipun Xin lei tak mengapa jika mereka harus hidup susah namun ia tak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Qin lang bilang Hui Mei tak melakukan hal yang salah. “Ibuku menulis di jurnalnya kalau Bibi Hui Mei sungguh beruntung bertemu orang yang mencintanya dan membawanya ke Shanghai dan ini sama seperti Xin Lei, ia bertemu dengan orang yang mencintainya jadi ia bisa tinggal bersama dengan kalian di Shanghai, jika ibuku tahu dia pasti bahagia untuk keluarga kalian” ucap Qin lang.

Hui Mei merasa menyesal terlambat mengenal Qin lang. Qin lang bilang sekarang juga belum terlambat, ia berkata jika Hui Mei selalu diterima di Taiwan dan separuh rumah itu tetaplah miliknya selamanya. 
Qin lang lalu mengeluarkan kotak merah yang kemarin tak jadi diberikan ke Xin lei, ia minta Hui Mei untuk memberikan kotak itu ke Xin lei. Ia bilang itu adalah restunya untuk Xin lei. Hui Mei menerimanya, Qin lang kini merasa lebih tenang.

Sementara itu di luar Xin Lei beserta yang lain berdiri di bawah tangga untuk menunggu. Qin lang keluar berjalan tanpa memandang sedikitpun ke Xin lei sementara Xin Lei terus menatap Qin lang. 
3 sekawan lalu menahan Qin lang yang ingin pergi begitu saja, mereka tanya apa Qin lang tak ingin mengatakan sesuatu ke Xin lei. 
“Tak perlu” ucap Qin lang segera pergi dari sana. 
Xin lei merasa sedih namun berusah bersikap biasa. Shan Dong memperhatikan ekspresi mereka berdua.

Di rumah Xi Xian Shan Dong menyerahkan kunci rumah Xin lei ke orang tuanya Xin lei. Ayah menerimanya dan berterima kasih. Hui Mei memperhatikan wajah sedih putrinya.

Qin lang memandang kuali tempat ia biasa memasak oyster omelet, Qin lang mengingat saat ia dulu pernah mengajari Xin lei memasak.
“Xin Lei aku meninggalkan semua kenangan kita di Shanghai sebaliknya tinggalkanlah kenangan kita di Taiwan” (Qin Lang)

Qin lang lalu menatap restaurannya dari atas dan kembali teringat akan Xin Lei, 

“Karena kita tak mampu menciptakan kenangan kita itu berarti kita takkan pernah menyeberangi jalan masing-masing di masa depan dan lagi kau mungkin akan mengingatku ketika makan oyster omelet dan aku akan mengingatmu ketika memasaknya, tapi kurasa dalam kehidupanmu sebagai tuan putri kau mungkin tak sempat memakan oyster oemelet. (Qin Lang)

Xin lei berkendara berdua dengan Shan Dong, Shan Dong lalu mengenggam tangan Xin Lei yang kembali memakai cincinnya, Xin Lei kaget namun berusaha tersenyum padanya. Terdengar kembali suara Qin lang:

Meskipun begitu aku tetap akan memasaknya, itu adalah caraku itu mengingatmu, 
kau mungkin takkan mengingatku lagi. (QIn Lang)

Esoknya, Qin lang pun pamit pergi pada teman-temannya di restauran. Ia memeluk mereka satu per satu, terlebih Xiao pang yang terlihat paling berat melepaskan Qin lang. 
Qin Lang pun pergi, Cui Gue langsung memeluk erat Che Ren dan Xiao Pang yang ada disampingnya untuk berbagi kesedihan bersama.

Pada saat Fitting baju dengan Shan Dong, Hui Mei terus kepikiran akan Qin Lang. Tirai dibuka, Shan Dong tampak senang melihat Xin Lei mengenakan baju pengantinnya, ia memuji kecantikan Xin Lei dengan gaun itu namun yang dipuji tampak hanya memaksakan tersenyum.

Hui Mei dan Xin Lei bicara berdua. Ia tanya bagaimana kehidupan Xin Lei di taiwan. Xin Lei menenangkan ibunya kalau ia takkan memikirkan Taiwan lagi. Hui Mei minta Xin Lei cerita karena ia merindukan tempat itu.

“Ketika pertama tiba di Taiwan, nenek tak tahu kalau aku putrimu dan ia sangat galak kepadaku dia bahkan mengusirku (Xin Lei ingat saat ia ditendang dri rumah karena mengaku itu rumahnya) 
bukan hanya itu ia juga menerapkan banyak aturan (Xin Lei ingat saat nenek memukul tangannya karena tak mau mengambil nasi sendiri) 

ketika ada sesuatu yang kotor dan kuno ia takkan mengijinkan itu untuk dibuang, jika aku membuangnya dia akan bertingkah seolah akan membunuhku (Xin Lei teringat saat ia membuang celengan botol milik nenek di lemari hingga membuat nenek frustasi). 

Meskipun rumah itu rumah kami bersama tapi ia meminta sewa padaku, itu adalah rumah usang yang selalu kehabisan air panas meski begitu ia memintaku membayar NT$500” Xin Lei menceritakan hal itu dengan bahagia.

“Bisa-bisanya kau menyebut rumahku sebagai rumah usang” ucap Hui Mei pada putrinya. Ia lalu tanya bagaimana Xin Lei akhirnya bisa betah disana. Xin lei bilang awalnya hanya karena terpaksa
“Setelahnya..”
“Apa itu karena Qin lang?” tebak Hui Mei.
Xin Lei menggeleng, ia beralasan itu tetap karen aia tak punya pilihan.
“Xin Lei..”
“Sungguh, itulah sebabnya begitu Shan Dong datang aku langsung ikut dengannya” ucap Xin Lei berusaha menenangkan hati ibunya. Hui Mei tanya bagaimana jika Shan Dong tak muncul. Xin Lei sedikit bingung menjawab lalu ia bilang ia masih punya kedua orang tuanya. Hui Mei tetap berharap Xin Lei bicara sejujurnya.

“Bu apa yang sebenarnya ingin kau tanya ?” ucap Xin Lei
“Aku ingin tanya apa kau sungguh-sungguh mengorbankan dirimu karena kami?”
“Bukankah kau dan ayah yang paling ingin aku melakukan ini kan? Aku sungguh mematuhi keinginanmu dan membuat keputusanku kenapa kau masih tanya? Aku sudah benar-benar menggunakan gaun pengantinku apa lagi yang bisa aku lakukan?” ucapnya dengan nada sedih.
“Kalau begitu beritahu aku apa kau masih ingin kembali ke rumah Qin lang?”
Xin Lei terdiam tak langsung menjawab.








No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.