SINOPSIS

Sunday 25 January 2015

Four Sister Eps 17

                >>  Eps sebelumnya Four Sister Eps16

Yu Jin terkejut melihat Young Hoon berada di rumahnya, namun Yu Jin kembali  kesal karena Young Hoon membuatnya cemas dan hendak pergi. 
Young Hoon menahan Yu Jin dan menariknya ke pelukannya, Yu Jin berontak namun akhirnya ia luluh dan membalas hangat pelukan Young Hoon. Namun tak lama Young Hoon tumbang dan pingsan hingga membuat Yu Jin panik.

Yu Jin lalu membawa Young Hoon ke rumahnya di Bomin. Hwa Mi dan Bong Pal membantu membawa Young Hoon masuk dan membaringkannya serta mengambilkan handuk, air dan infus untuk Young Hoon. Yu Jin terus menatap Young Hoon dengan cemas.

Nama direktur utama di panggil untuk memberi pidato sambutan yang tak lain adalah dokter Min Yun Taek, yang lain pun memberi tepuk tangan meriah padanya. 
Dokter Min dengan bangga memberi hormat dan memberi kata sambutannya, di luar Jun ha hadir dan melihat sinis pada Dokter Min.

Young Hoon akhirnya tersadar, Yu Jin melihat Young Hoon yang bangun dari tidurnya dan menanyakan keadaannya. Yu Jin berkata Young Hoon mengalami dehidrasi serius dan menyuruhnya tetap beristirahat. 
Yu Jin cemas karena infusnya tak kunjung datang, Young Hoon lalu memanggil Yu Jin dengan mimik wajah yang serius.

Peserta rapat memberi ucapan selamat pada Dokter Min sebelum keluar ruangan, Jun ha lalu masuk dan menyapa pamannya itu. “Aku perlu bicara denganmu”
“Nanti saja” ucap Dokter Min singkat.
Jun Ha dengan tegas berkata mereka harus bicara sekarang, Dokter Min cukup kaget mendengar suara keras Jun ha dan akhirnya mengiyakan, ia tanya apa yang ingin Jun Ha bahas. 

Jun Ha lalu mengeluarkan kaset rekaman. Dokter Min kaget, “Darimana kau mendapatkannya?” ucapnya dengan bingung, ia lalu ketakutan dan berkata ini semua salah paham dan yang Young Hoon katakan adalah kebohongan untuk melawannya.
“Cukup, sudah selesai sekarang” ucap Jun Ha, dan tak lama beberapa petugas datang hendak menahan Dokter Min atas tuduhan hendak membunuh Young Hoon. Dokter Min berontak saat petugas hendak membawanya.ia marah pada Jun ha dan menuntut bukti.

“Apa kau tau Jung Young Su?’ tanya si detektif, “Dia sudah ditahan, dia mengaku atas kecelakaan Jun Ha dan rencana melawan Tuan Lee” Dokter Min seperti kehabisan kata dan tak bisa melawan saat borgol dipasang di tangannya. 

Dokter Min pun di bawa ke kantor polisi. Su Jin syok saat melihat ayahnya ditangkap, ia panik dan bertanya apa yang terjadi namun rombongan tersebut hanya berlalu pergi. Su Jin menangis terpaku, 

Jun Ha mendekat dan berniat menjelaskan semuanya, “Aku sudah tahu” ucap Su Jin “Aku tahu segalanya, ini adalah salahku jika aku tahu begini aku akan membiarkan Young Hoon pergi, orang yang menyebabkan hal ini pada ayahku adalah aku” ucap SU Jin menangis sedih.

Young Hoon meminta maaf pada Yu Jin, “Bahkan meski tak ada yang percaya pada Dokter Jung, harusnya aku percaya, tidak hanya sekarang tapi ketika dia masih hidup, namanya harus dibersihkan”

“Cukup, aku tak mau mendengar lagi’ ucap Yu Jin “Ayah sudah pergi, seperti kau bilang dia meninggal dengan tidak adil dan sekarang kau bilang itu salah, apa gunanya itu?"

“Aku benci ayah dan membencinya, dia adalah orang baik yang aku cintai dan hormati sepanjang hidupku tapi aku malu dia ayahku dan aku mengatakan itu padanya, mengapa mengatakan hal ini padaku? Kau seharusnya tak mengatakan apapun, kau tak boleh mengatakan apapun”tambah Yu Jin lagi.

“Ini bukan salahmu, orang yang membuatnya meninggal adalah aku, Yu Jin bencilah aku, jangan siksa dirimu, benci saja aku” ucap Young Hoon merasa bersalah.

Yu Jin tak tahan lagi mendengar pengakuan yang menyakitkan hatinya itu, ia pun memlih segera keluar dari sana. Yu Jin bersandar di depan pintu rumah sakit, dan menangis memanggil sang ayah yang amat ia cintai penuh rindu.

Jae Yeon mengantarkan Yu Mi pulang untuk mengambil kembali barang-barangnya. Yu Mi minta diberikan waktu, saudarinya yang lain pasti menentang jka mendengar ia akan kembali dengan Jae Yeon, ia butuh waktu untuk membujuk mereka.
“Kau dan saudarimu benar-benar tak tahu tempat, aku akan memberimu beberapa hari tapi tak lebih dari itu” Yu Mi pun keluar dari mobil. 

Tak lama Jun Ha tiba dan bertemu dengan Yu Mi. Jun Ha tanya apa Hae Jung dan ibu Yu Mi ada di rumah. “Aku rasa begitu”
“Baguslah, aku perlu bicara pada mereka, ayo masuk ke dalam”
Jun Ha pun tampak memberikan penjelasan panjang lebar kepada mereka, Nyonya Jung terlihat mulai menangis.

Pelatih Kim berlari menemui Yu Sun di taman bermain, “Ayahku tak melakukannya bukan dia yang mengoperasi ibunya Young Hoon, itu ada di semua berita” ucap Yu Sun sambil berlinang air mata. 

Pelatih Kim lalu memberi pelukan pada Yu Sun. Yu Sun menangis merasa bersalah pada ayahnya karena tak melakukan apa-apa selama ini.

Yu Jin kembali ke rumah, Hae Jung keluar, seolah tau jika adiknya tengah bersedih ia langsung memeluk Yu Jin, Yu Jin terharu dan menangis dalam pelukan Hae Jung. Nyonya Jung di kamar menatap foto mendiang suaminya.

Pelatih Kim mengantar Yu Sun pulang, pelatih Kim menyuruh Yu Sun masuk, “Kau perlu bertemu dengan keluargamu sekarang, tidakkah kau juga berpikir begitu?’ tanyanya. 
Yu Sun mengangguk namun masih merasa ragu. Pelatih Kim menyuruhnya tak khawatir karena dia akan menunggu Yu Sun, “kau berjanji untuk tak meninggalkanku sendiri kan?” tanya Pelatih Kim. 

Yu Sun terlihat terharu, Pelatih Kim kembali menyuruhnya masuk, Yu Sun pun menurut. Pelatih Kim berjalan pulang namun dengan wajah yang murung.

Esoknya seluruh keluarga Jung berjiarah ke makam dokter Jung. Yu Jin berjongkok di hadapan makam ayahnya dan mengaku jika ia tak punya keberanian untuk datang kemari bahkan ketika ia membawa semua beban itu sendiri. 

“Aku membencimu, kau ingin itu terjadi dengan begitu buruk, tapi aku tak bilang bahwa aku memaafkanmu, aku menyedihkan sebagai seorang anak, aku sungguh mengecewakanmu huh? " Hae Jung dan yang lain tampak juga merasa sedih mendengar ucapan Yu Jin.

"Maafkan aku ayah, itulah kenapa aku tak bisa memintamu untuk pengampunan. Ayah aku mencintaimu, aku sangat ingin mengatakan ini, aku ingin melihatmu meski sekali untuk mengatakan ini. jika aku bisa melihat senyummu padaku sekali lagi, maka ayah....” 
Yu Jin tak kuasa melanjutkannya dan terus menangis.

Diam-diam Young Hoon memperhatikan mereka dari dalam mobilnya. Ia seakan menyesali kesalahannya yang teramat dalam pada keluarga Jung.

“Ini adalah keputusan yayasan dan aku setuju” ucap Jun Ha. Hae Jung tanya apa dengan begitu yayasan akan membayarkan seluruh hutang mereka.
“Sebenarnya itu tidak cukup, kami telah membuatmu menderita, sebagai mewakili dari yayasan ayahku bersedia meminta maaf secara pribadi tapi ia malu untuk menemuimu ditambah lagi dengan masalah pamanku”

Nyonya Jung menangis haru rumah sakit akhirnya kembali pada mereka, ia menangis karena Dokter Jung harusnya bisa menyaksikan ini juga. Jun Ha juga mengatakan jika penghargaan kemanusiaan milik Dokter Jung akan diberikan pada pihak keluarga. Jun Ha berkata meski terlambat ia tetap ingin mengucapkan selamat pada keluarga Jung, semuanya tentu saja tampak terharu mendengarkan hal tersebut.

Hae Jung mengantarkan Jun Ha keluar. Jun Ha tanya sepertinya Hae Jung tak terlihat bahagia. Hae Jung bilang ia bahagia. “Aku tahu ini semua sudah tak berguna sekarang”

“Ini adalah berita baik, luar biasa bisa mendapatkan rumah sakit lagi dan membersihkan nama baik ayah, tapi anehnya hatiku masih terasa sakit, mungkin karena ayah tak ada disini, aku ingin melihatnya gembira tapi aku tak bisa” ucap Hae Jung yang mulai menangis. 

Ia minta maaf padahal Jun Ha sudah membawa berita baik untuk mereka. Jun Ha memberikan sapu tangannya pada Hae Jung,
“Aku memberimu ini agar kau bisa menangis lagi, kau menahannya di hadapan yang lain, jika kau menahannya kau akan sakit aku tak mau melihatmu sakit” Hae Jung merasa terharu dan menerima sapu tangan tersebut. Tuan Kim ternyata ada disana dan cemburu melihat keduanya.

Young Hoon menemui Dokter Min di penjara, “Apa kau datang untuk melihat betapa lusuhnya aku? Kau sudah melihatnya pergilah, ini sudah cukup untuk balas dendammu” Dokter Min merasa tak seharusnya membiarkan Young Hoon berada di dekatnya,

 “Jae Bong juga sama dia selalu berdiri di jalanku berpura-pura luar biasa untuk menjadi beanr tapi aku tahu yang sebenarnya dan aku hanya membiarkan dunia tahu bahwa aku tak bersalah, jangan lihat aku seperti itu dengan cara yang sama seperti Jae Bong lakukan”

“aku tidak merasa dendam padamu, mungkin bukan kau tapi akulah yang harusnya duduk disana, kau membawa bagian yang harusnya jadi bebanku, itulah yang aku pikirkan, tapi kau harus memohon untuk pengampunan pada Dokter Jung, meski apakah aku yang mendorongnya pada kematian ataupun tidak kau juga salah padanya bahkan pada Yu Jin dan keluarganya, kau tak bisa mengingkari itu, pak?” ungkap Young Hoon

“Pergilah aku tak mau membicarakan hal itu” Dokter Min hendak masuk ke dalam, namun ia berhenti dan berbalik ia menanyakan keadaan Su Jin putrinya pada Young Hoon, “Dia tidak melakukan hal yang salah, tolong jangan terlalu kejam terhadapnya.

Su Jin ternyata tengah melupakan stresnya dengan mabuk- mabukan di rumah, Young Hoon masuk ke dalam, Su Jin lalu melihat Young Hoon dan hendak mengusirnya. 

Su Jin terjatuh karena pusing Young Hoon hendak menolong namun Su Jin menepis tangan Young Hoon dan menyuruhnya pergi karena ia sungguh membencinya. “Aku bahkan tak bisa bertemu ayahku, aku tak bisa melihatnya, apa yang harus kulakukan sekarang? Young Hoon katakan sesuatu apa yang harus kulakukan sekarang” Su Jin terduduk dan menangis, 


“Aku tak punya siapa-siapa sekarang, kau juga akan meninggalkanku, kau juga akan membuangku” ucapnya menangis sedih. Young Hoon merasa tak tega melihat Su Jin.

Esoknya keluarga Jung kembali untuk menempati rumah mereka yang lama, semuanya merasa gembira akan hal ini. Yu Mi lalu mengajak mereka untuk beres-beres.

Jun Ha tengah berbincang membicarakan permainan undian olahraga pada rekan kerjanya yang akan dikeluarkan bulan September ini. “Permainan bola dan basket adalah hal pokok. permainan bola telah mengalami kemajuan”
“Bagaimana dengan desain kartu undiannya?”
“3 tipe kartu undian telah selesai” Rekan tersebut merasa senang dan menyuruhnya tetap bekerja dengan baik.

Begitu Jun Ha masuk ke kantornya ia langsung mendengar Ast. Yun mengeluhkan panasnya hari ini, “Penyiksaan namanya tinggal di rumah pada hari Minggu akan lebih baik jika pergi ke bioskop bukankah begitu?” rupanya Ast. Yun ini tengah berlatih untuk mengajak Shin Hee pergi nonton, ia menjawab sendiri pertanyaan tadi dengan berpura-pura menjadi Shin Hee. 

“Apa yang kau lakukan?” tanya Jun Ha mengagetkan Ast. Yun. Ast. Yun berdiri tertawa ia mengaku tengah praktek untuk mengajak Shin Hee kencan, ia menawarkan Jun Ha untuk mendengarnya, “Ah panas sekali sungguh menyiksa tinggal di rumah di hari Minggu”
“Sungguh? di rumahku dingin kok” jawab Jun Ha mematahkan jawaban yang sudah dipersiapkan Ast. Yun.
“Benar juga aku tak memikirkannya” ucap Ast. Yun tersadar.
“Hapus saja omong kosongnya dan lakukan langsung” saran Jun Ha. Ast. Yun tak yakin. 

Tak lama Shin Hee masuk untuk memberikan dokumen pada Jun Ha. Ast. Yun langsung salah tingkah, begitu Shin Hee ingin keluar Ast. Yun menyuruhnya Jun Ha melihatnya dan melakukan dengan caranya.
“bukankah hari ini sangat panas? Sungguh menyiksa jika tinggal di rumah”  tanya Ast. Yun
“Aku rasa juga begitu” Ast. Yun merasa senang dan memberi kode ke Jun Ha
“Lebih baik untuk beristirahat ke bioskop kan?”
“Ya” dan Ast. Yun pun kembali senang atas jawaban tersebut, “Aku punya 2 tiket” Shin Hee langsung mengambil tiket tersebut dan berterima kasih, “Temanku sangat ingin menonton film ini” ucapnya dengan riang dan segera pergi. 

Ast. Yun pun mengejar Shin Hee untuk meluruskan maksudnya yang sebenarnya. Jun ha tertawa melihat cara Ast. Yun namun kemudian ia tersadar sesuatu dan melihat jam tangannya.

Yu Mi, Hae Jung dan Yu Sun tengah membereskan barang-barang mereka. Tiba-tiba Jun Ha datang menawarkan bantuannya. Yu Sun mengingatkan jika ia baru terluka kemarin. “Tak masalah aku harus tetap bergerak untuk kesehatanku”

“Kalau begitu bantu Hae Jung mengatur ruangannya, disini sangat kacau” ucap Yu Mi. Hae Jung kaget, ia menolak karena bisa melakuakannya sendiri. Yu Mi tak mengijinkan namun Hae Jung dengan gugup mengatakan ia bisa dan kembali ke kamarnya. Hae Jung tampak terdiam merenungkan sesuatu di kamarnya.

Young Hoon tengah bersama Yu Jin, ia menyuruh Yu Jin memeriksa daftar keuangan yang ia berikan dan memeriksanya dengan hati-hati. “Keadaan sudah semakin baik tapi tak sama ketika Dokter Jung masih hidup kau memiliki pekerjaan yang cocok untukmu”
Yu Jin tanya bagaimana dengan Young Hoon. Young Hoon menunduk diam.

“Ini aneh kenapa kau bicara seakan kau akan pergi? Apa kau akan berhenti dari rumah sakit kami?” tanya Yu Jin penuh selidik.
“Kupikir kau akan tetap tinggal, kupikir kau akan tinggal untuk menjalankan rumah sakit denganku apa aku salah?” Young Hoon menatap Yu Jin sebentar lalu kembali menunduk.
“maafkan aku, aku tak bisa melalukannya, mengelola rumah sakit dan bersamamu aku tak bisa melakukannya”
Mata Yu Jin tampak berkaca-kaca namun ia mengiyakannya saja, “Aku pikir kau pasti mengatakan itu, apa ini karena Su Jin?” tanya Yu Jin.

“Dia kehilangan semuanya karena aku, aku tak bisa membuangnya, aku tak bisa meninggalkannya” Yu Jin berusaha menahan rasa kecewanya. 
Young Hoon lalu pamit pergi, Yu Jin memanggilnya dan tanya apa mereka benar-benar berakhir. “Aku rasa aku tak bisa melepaskanmu pergi, apa sungguh kita tak bisa bersama?” Young Hoon tak mampu menjawab sepatah kata pun dan berlalu pergi. Yu Jin syok ia lalu berlari keluar mengejar Young Hoon namun ia hanya terpaku melihat mobil Young Hoon berlalu pergi.

Rekan kerja Pelatih Kim menyapanya karena ia dengar ini hari terakhir Pelatih Kim mengajar disana. Pelatih Kim mengiyakan, rekannya bilang anak-anak merasa sedih meski hanya sebentar tapi mereka cukup senang, ia tanya apa Pelatih Kim akan mengajar di sekolah yang ada di desa. Pelatih Kim mengiyakan, rekannya lalu pamit pergi.

Tae Suhk terlihat khawatir karena tak bisa menghubungi Yu Mi meski telah mencoba beberapa kali. Jong Shik menyuruhnya berhenti karena Yu Mi telah bilang padanya jika ia punya masalah di rumah makanya ia mengambil cuti.
“Nama ayahnya telah dibersihkan dan mereka telah kembali ke rumah sakit kepalanya pasti pusing tidak melihatanya sehari sudah membuatmu gila seperti ini? kuharap kau bukan tipe pencemburu”
Tae Suhk tanya apa Yu Mi tak bilang hal lain lagi? “Apa lagi memangnya?” ungkap Jong Shik kesal.

“Aku hanya khawatir dia lenyap seperti sebelumnya”
“Mencintai seseorang terlalu berlebihan bisa menjadi penderitaan”
“Dia mencintaimu, dia menyuruhku mengatakan itu”
“Benarkah?” tanya Tae Suhk senang
“Pastikan kau mengatakan padanya bahwa aku mencintainya, Jong Shik” ucap Jong Shik meniru ucapan Yu Mi padanya. Ia merasa itu menyebalkan.

Hae Jung melihat mobil Jun Ha terparkir di depan rumahnya, ia terlihat ingin pergi menghindar dari Jun Ha namun tiba-tiba Jun ha keluar dan memanggilnya. Hae Jung tanya apa Jun ha sudah mau pulang dan mengucapkan selamat tinggal padanya.
“Apa ada masalah?’ tanya Jun Ha membuat Hae Jung bingung, “Kau menghindar dariku sepanjang hari, apa ada masalah” tambahnya. Hae Jung langsung cepat-cepat meyangkalnya.
“Apa aku menyusahkanmu? Meski kau mengatakan tidak namun sepertinya memang begitu”
“kau salah, maaf aku harus masuk sekarang” Jun Ha menahan lengan Hae Jung. 

Mobil Tuan Kim lalu muncul, ia pun keluar menghampiri mereka, “Jun Ha mengalahkanku lagi” ucapnya. Jun Ha tak mau mengganggu dan hendak pergi namun Tuan Kim justru mengajak Jun Ha untuk makan siang bersama dengan ia dan Hae Jung karena ia ingin membicarakan sesuatu pada keduanya.

Tuan Kim berkata jika ia tak pernah cukup melakukan sesuatu untuk Hae Jung dan keluarganya jadi ia sangat menghargai Jun Ha yang melakukan itu untuknya, ia berkata Hae Jung juga mengatakan hal yang sama. “Aku dengar kalian bertemu karena adiknya (Hae Jung) benarkah? Aku dengar kau sangat menyukainya apa kau masih merasakan hal yang sama?” baik Jun ha dan Hae Jung sama-sama merasa terganggu dengan pertanyaan itu. “Bukan seperti itu, aku yakin kau sudah tahu jika Yu Jin adalah teman yang baik bagiku”
“Aku puas sekarang”

“Aku sungguh berharap dia bisa bersama dengan seseorang yang ia cintai”
“Itu adalah hal yang kasar untuk ditanyakan maaf jika aku membuatmu tak nyaman”
“Tidak juga”
Hae Jung beralasan takut ibunya mencarinya ia pun mencoba pergi namun Tuan Kim memintanya untuk meluangkan waktunya hari ini.
“Aku belum mendapatkan jawaban atas lamaranku, aku ingin mendengarnya sekarang, apa kau mau menikah denganku?” Hae Jung salah tingkah, merasa tak enak pada Jun Ha, Jun Ha memang terlihat kecewa. Tuan Kim tanya apa ini karena Jun Ha. 

“Aku pergi sekarang”
“Aku tak masalah kau tetap tinggal, kau sudah seperti keluarga bagi Hae Jung maka kau juga kelaurgaku, aku tak keberatan kau tetap tinggal” tegas Tuan Kim membuat suasana semakin canggung.
Tuan Kim tampak mengantarkan Hae Jung pulang, Hae Jung tanya mengapa Tuan Kim melakukan hal yang membuat Jun Ha merasa tak nyaman, itu bukan seperti dirinya.

“Jika kau merasa tak enak aku minta maaf, aku juga aku cemas mengapa kau melakukan itu, kau khawatir akan perasaannya sepanjang waktu, itu mengecewakanku, itu membuatku kecewa karena begitu kekanak-kanakan, jika kau tak menyukaiku aku takkan mendekat padamu. Kau bukan orang yang buruk karena tak suka padaku, cara kita memulai sudah salah dan kau tak perlu merasa bersalah padaku, jadi...”

“Aku tak bisa melakukan itu, aku tak menyukaimu dan aku tak bisa menjanjikan hal itu tapi aku menghormatimu dan aku berterima kasih padamu melampaui segalanya, ku pikir aku harus taat padamu, aku mau”
“Kau bilang loyal? Taat?”
“Aku tak tahu bagimu tapi bagiku ini penting, aku ingin patuh” ungkap Hae Jung menyatakan keputusannya.

Sementara itu Jun Ha tampak gelisah setelah pertemuan tadi.
Jun ha berlari ke luar namun ia berhenti ucapan Tuan Kim yang mengajak Hae Jung menikah kembali terngiang terlebih ketika ia tahu ia hanya dianggap keluarga bagi Hae Jung, Jun Ha merasa sangat kecewa dan sedih akan hal ini.

Yu Sun membuka album fotonya, ia terhenti pada foto keluarga mereka dan menatap lekat foto ayahnya. Ia jadi teringat pada Pelatih Kim dan mencoba menelfonnya namun tak berhasil karena nomor itu sudah tak aktif. 
Pelatih Kim rupanya telah memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupan Yu Sun. Yu Sun merasa cemas, tiba-tiba telfonnya yang satu lagi berbunyi Yu Sun mengangkatnya dan tau yang menelfon itu adalah Pelatih Kim.

Pelatih Kim menanyakan keadaannya, “kau sungguh kejam, kau tak sekalipun menelfonku kemarin”
Pelatih Kim beralasan dia sibuk, Yu Sun menyuruhnya berjanji tak melakukan hal itu lagi. pelatih Kim mengiyakan ia lalu tanya dengan kepindahan mereka apa berjalan baik. Yu Sun mengiyakan ia lalu tanya dimana pelatih Kim.
“Aku sedang di jalan bagaimana denganmu”
“Aku sedang melihat foto lama, apa kau tau kau dan ayahku sangat mirip”
“Benarkah”
“kau punya mata yang sama”

“Dia pasti orang yang baik” Yu Sun membenarkan, “Dia bilang akan melakukan apapun yang aku inginkan, ia ingin yang terbaik untukku”
“Kalau begitu kami memang mirip, aku juga ingin yang terbaik untukmu dan aku ingin memberikan apapun yang kau inginkan” Yu Sun lalu meminta satu hal untuknya, “Bisakah kau katakan bahwa kau mencintaku’
Pelatih Kim terdiam, Yu Sun lalu memanggilnya, “Kau takkan mengatakannya ya?”

Dengan menahan tangis akhirnya Pelatih Kim mengatakan jika ia mencintai Yu Sun. Yu Sun tersenyum bahagia mendengar hal itu. ia tak tahu jika pelatih Kim tengah bersiap pergi meninggalkannya. Bus yang membawa pelatih Kim akhirnya melaju, meski tak rela ia merasa harus melakukannya demi kebahagiaan Yu Sun.

Young Hoon kembali menemui Su Jin, pembantu Su Jin mengatakan jika Su Jin tak mau makan sepanjang hari. Young Hoon tanya apa SU Jin ada di kamarnya. Bibi pembantu mengiyakan namun SU Jin mengunci kamarnya dan tak kunjung keluar.

Young Hoon pun masuk ke kamar Su Jin, SU Jin tampak kesal melihat Young Hoon kembali. Young Hoon mengajaknya turun namun SU Jin ingin ditinggalkan sendiri, “Aku tak mau menjadi bebanmu” ucapnya.

Young Hoon lalu menarik Su Jin turun dan menyuruhnya makan, “Makanlah agar kau bisa membenciku atau mencampakkanku”
Su Jin tanya kenapa Young Hoon bersikap baik padanya,

 “Jangan lakukan ini, kalau tidak aku mungkin akan dekat terus padamu. Aku ingin memohon padamu jangan tinggalkan aku, tidakkah kau membenciku? Ayahkulah yang melakukan hal itu pada ibumu dan kau masih bisa menemuiku? Selain itu kau masih mencintai Yu Jin”

“Ya kau benar, tapi aku tak punya alasan untuk mempertahankannya, aku selalu melukainya jika aku berada di dekatnya aku hanya akan membuatnya menderita, aku tak mau dia terluka karenaku lagi”

Yu Jin masuk keruangan ayahnya yang dulu pernah dipakai Young Hoon, sementara Young Hoon berdiri merenung menatap jendela. 
Yu Jin merasa sedih memandangi meja kerja itu yang kini kosong, air matanya pun menetes karena pria yang ia cintai lebih memilih untuk meninggalkannya, kesedihan itu pulalah yang juga dirasakan oleh Young Hoon.

Pagi-pagi betul Jun ha sudah meluncur keluar dengan mobilnya, ia lalu menghubungi Hae Jung untuk menemuinya di luar.
Hae Jung keluar melihat Jun ha sudah menunggunya di depan rumah, Hae Jung dengan khawatir tanya apa ada sesuatu yang terjadi.

“Maaf aku membangunkanmu tapi aku tak bisa tidur sama sekali, sebelum aku katakan ini kurasa aku tak bisa melakukan hal lain”
“Apa itu?” tanya Hae Jung bingung
“Jangan menikah, jangan nikahi Tuan Kim!” Tegas Jun Ha hingga membuat Hae Jung terkejut.