SINOPSIS

Monday 21 October 2013

Corner With Love Eps 7 Part 2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^


Corner With Love Eps 7 Part 2
Xin Lei terkejut melihat apa yang dilakukan Xiao Yang dan Qin Lang dan menghambur pergi. Qin lang mencoba mengejar namun Xin Lei dan Bi Zhu keburu pergi. Bi Zhu duduk di dekat Xin Lei di halte bus. Bi Zhu menumpahkan kekesalannya melihat kelakuan Qin Lang dan menyesal menjanjikan akan menjadi orang ketiga untuk menjaga Xin Lei dari Teng Feng.
Xin Lei merasa lemah, ia lalu tanya apa maksud Bi Zhu sebagai orang ketiga. Bi Zhu menjelaskannya masih dengan perasaan kesal.
Xin Lei tanya kenapa Bi Zhu mau, Bi Zhu menjawab kalau ia tak menyangka Qin Lang akan berbuat hal seperti tadi. Bi Zhu lalu tersenyum licik seolah mendapat ide untuk membalas Qin Lang, Xin Lei bilang senyum Bi Zhu itu jelek dan tanya ada apa
“Kali ini ketika kita pergi ke Selatan aku pasti akan menyiksanya hingga mati” ucap Bi Zhu sambil tetap dengan tawa liciknya. Xin lei diam tak mengerti dan tak ambil pusing pula.
Qin lang keluar dengan perasaan marah, Xiao Yang berusaha menyusul dan memegang tangan Qin lang untuk menahannya. Qin lang segera menghempaskan tangan Xiao Yang dari tangannya dan dengan penuh amarah ia marah atas sikap Xiao Yang padanya. Qin lang mengacungkan jari telunjuknya menuduh Xiao Yang pasti sudah tahu kalau Xin Lei ada disana dan sengaja menjebaknya.
Xiao Yang tetap tak mengaku. Qin lang dengan jengkel mendekat dan berkata ia kenal betul bagaimana Xiao Yang.
Xiao Yang akhirnya mengaku kalau ia melakukannya karena menyukai Qin Lang dan ingin menciumnya.

“Itu bukan suka, kau hanya ingin memiliki hal yang kau inginkan sejak dulu, itu bukan ciuman, kau hanya menggunakan itu untuk mencuri” tegas Qin Lang.
“Tidak seperti itu! kau adalah milikku sejak awal, cintamu harusnya jadi milikku!” tegas Xiao Yang. 
Qin Lang tak ambil peduli ia memilih untuk segera pergi. Xiao Yang berteriak memanggil nama Qin lang
“Tak bisakah kau sedikit adil kepadaku? Dimatamu tak bisakah kau memiliki lebih dari sekedar Yu Xin Lei?”
Xiao Yang mulai menangis. Qin Lang berbalik dan berkata dengan tegas kalau Xiao Yang akan mengerti jika suatu saat ia benar-benar jatuh cinta. Qin lang kembali pergi meninggalkan Xiao Yang yang kini menangis tersedu-sedu.
Qin lang mengayuh sepeda sekencang-kencangnya untuk mengejar Xin Lei ke halte. Bi Zhu ternyata juga menunggu Qin lang mengejar mereka dan tanya mengapa ia begitu lama. 
Xin lei mengira bahwa yang Bi Zhu maksud adalah bus dan berkata kalau semua bus di Taiwan memang seperti itu. Bi Zhu pun memberitahu kalau yang ia maksud adalah Qin lang yang datang dan meminta maaf pada Xin lei.

Bus mereka kemudian datang melewati Qin lang yang tengah mengayuh, Bi Zhu berteriak memberitahu “Itu disana!” Xin Lei menoleh namun yang ia cari bukanlah bus melainkan Qin Lang yang ia harap benar-benar datang kepadanya. Xin lei menunduk kecewa.
Bi Zhu sudah berdiri di depan bus dan memanggil Xin lei. 
Mereka berdua naik, tepat disaat Xin Lei masuk Qin lang pun tiba namun mereka tak sempat melihat satu sama lain. Qin lang mendengus kesal karena tak menemukan Xin lei. 
Bus pun berjalan yang masih berada di belakang mencoba mengejar untuk mengecek.

Bi Zhu bertanya hanya karena Qin lang tak mengejar mereka bukan berarti ia dan Xiao Yang...Bi Zhu tak enak melanjutkan kalimatnya pada Xin lei. Xin lei yang tengah diliputi rasa kecewa hanya diam tak menanggapi.

Qin lang akhirnya berhasil melihat Xin lei, ia berteriak memanggil Xin lei namun karena kaca bus yang tertutup suaranya pun tak kedengaran, Qin lang akhrinya tertinggal di belakang dan tepat saat itu pula Xin lei merasa seperti ada yang memanggilnya dan berbalik namun bus yang ditumpangi Xin Lei keburu berbelok dan mereka kembali tak saling bertemu pandang. 
Qin lang berhenti di persimpangan dengan nafas yang ngos-ngosan  dan itu menjadi pertama kali Qin lang tak suka pada belokan.
Nenek memasak oyster omelet di pasar tapi terlihat penuh kegundahan di dirnya karena setiap pengunjung yang lewat pasti melirik ke arahnya. Pria mendatangi nenek dan merasa kalau nenek terlihat berbeda dengan baju yang dipakainya itu, sangat sesuai. Nenek merasa tersanjung, ia lalu menunjukkan kepada Ah Da bahwa pria memiliki selera yang baik ketimbang Ah Da. 
Baru sebentar nenek merasa senang Dong Ge malah tanya

“bukankah kios yang berada diseberang yang menjual tirai itu sedang mengadakan diskon? Menggunakan mereka sebagai baju memang terlihat bagus”
Ah Da pun tak dapat menahan tawanya dan tertawa sekeras-kerasnya. Si pria menghentak Ah Da untuk diam karena ia sedang bicara serius sekarang. 
Raut wajah nenek berubah masam tapi si pria malah menambahkan,” Nenek aku salah mereka bukan menjual tirai tapi menjual seprai” 
kali ini si pria dan Ah Da sama-sama ngakak. Nenek geregetan menahan kesal, ia mengambil oyster omelet yang sudah masak dan menghentakkan sendok gorengnya.

Qin lang tiba di depan rumah, ia terdiam saat hendak memasukkan kunci karena takut bertemu Xin lei di dalam sementara ia tak tahu mesti bilang apa. Qin lang bingung harus menjelaskan bagaimana pada Xin lei dan akankah ia dipercaya.
“Aku kan tak melakukan apapun apa juga yang harus kujelaskan. Benar aku tak perlu merasa bersalah” ungkap Qin lang dalam hatinya. Ia pun dengan mantap masuk ke dalam.
Qin lang menyapa orang di dalam namun tak ada yang menyapanya. Qin lang mengetuk kamar Xin lei dan memanggilnya namun juga tak ada jawaban. Qin lang lalu masuk dan menempatkan tas merah yang sedari tadi ia bawa di sudut dinding. 
Qin lang hendak keluar namun ia merasa tempat itu belum pas dan mengambil tas itu lagi. Qin lang menempatkannya tepat di atas meja agar Xin lei bisa langsung melihatnya ketika masuk.
Qin Lang keluar dan  melihat dengan takut kalau-kalau ia ketahuan Xin lei masuk ke dalam, namun ia berdengus kenapa juga ia mesti bertingkah seperti pencuri, Qin lang kembali ngedumel sendiri
“Aku tak melakukan sesuatu yang membuat rasa bersalah, kenapa aku begitu takut padanya, menggelikan” Qin lang masih mencari-cari Xin lei takut omongannya didengar 
ia pun lanjut berkata “Memangnya kenapa dengan pergi ke hotel untuk mandi? Bukankah mengintip orang lain itu yang aneh. Aneh sekali, mengapa seorang tuan putri tidak tinggal di kastilnya yang bagus, kenapa dia tinggal di rumahku? Aku sudah cukup frustasi dengan hidupku! Jika aku membuat kesalahan kesalahan tersebsarku adalah bertemu dengannya” Qin lang terus nyerocos. 
Tiba-tiba Xin lei muncul membuka pintu di samping Qin lang
“kau masih punya kesempatan untuk menunjukkan penyesalanmu”
Qin lang terkaget-kaget, “Kenapa kau menguping ucapanku?”
“Kenapa aku harus menguping aku ini sedang minum kopi di luar, kau lah yang datang dan bicara untuk kudengar”
Qin Lang melirik ke belakang dan melihat secangkir kopi di atas meja taman.
Qin lang kelabakan, “Lalu kenapa kau tetap mendengar, apa kau tak bisa pergi membiarkanku sebentar, menguping itu sungguh tak bermoral”
“Membicarakan orang lain dibelakang itu baru tak bermoral” bantah Xin lei
Qin lang tergagu ingin menjelaskan, “Hal yang kuucapkan tadi adalah...”
“Hal yang sebenarnya” sambar Xin lei.
Qin lang ingin menjelaskan lebih lanjut, Xin lei bilang tak perlu karena mereka juga bukan pasangan. Qin lang agaknya sedikit kesal mendengarnya. ia pun ikut membenarkan hal tersebut dengan dongkol bahwa apa yang dikatakan Xin Lei adalah 100 persen benar. Xin Lei tertawa mengejek
“kenapa juga aku harus marah padamu, aku 100 persen yakin atas apa yang kupikirkan ini”
“Apa yang kau pikirkan?”
Xin lei lalu tanya mengapa saat itu Qin lang ngaku ke nenek kalau ia adalah pacar Qin lang. “Itu...”
“Karena kau merasa kalau aku tak punya tempat tinggal jadi kau melakukannya agar aku bisa tinggal disini kan?” sambar Xin lei lagi
“Sepertinya begitu”
Xin Lei lalu bilang kalau ia akan segera teriam gaji dan akan segera menacri tempat tinggal baru kenapa mereka harus tetap berpura-pura sebagai pasangan, Xin lei meminta Qin lang untuk mengatakan saja hal yang sebenarnya pada nenek. Qin lang langsung menolak tegas gagasan itu dengan alasan neneknya bisa stres kalau mendengar itu.
“Sekali kau mengatakan kebohongan kau akan melakukan kebohongan lainnya untuk menutupinya, apa kau tak pernah dengar teori itu sebelumnya?”
Mereka mulai bertdebat kembali, Qin lang mengatakan kalau Xin lei sudah mengakui mereka sebagai pasangan di hadapan orang banyak saat di pasar bahkan Bi Zhu dan Ba Dao juga menyangka itu benar, Qin lang menantang Xin lei apakah ia mau membuat teman-temannya kecewa kepadanya.
“Aku akan bilang kalau aku diperdaya olehmu”
“Hei nona! Orang yang lari dari Shanghai ke Taiwan dan datang untuk tinggal di rumahku itu adalah kau, siapa yang akan percaya aku punya  kemampuan untuk menipu tuan putri sepertimu disini”
Xin Lei merasa ucapan Qin lang itu benar ia lalu minta Qin lang untuk tak memberitahu mereka. Qin lang membalas dengan membalikkan kembali teori Xin lei tadi. Xin lei menatap kesal pada Qin lang sementara Qin Lang menatap penuh kemenangan untuknya. Ia pun tersenyum dengan liciknya.

Xin lei mengeluarkan Hp nya, Qin lang mengejek Xin Lei yang dikira akan mengadu karena kalah berargumen. Ternyata Xin lei menunjukkan foto Qin lang dulu dengan pakaian pelayan wanita dan mengancam akan menyebarkan foto itu kalau Qin lang memberitahu kebenaran pada Bi Zhu dan yang lain. Qin lang terbelalak dan berusaha merampas namun tak berhasil, “kau menipuku dengan foto ini 2 kali, kau sungguh tak kreatif” kata Qin lang
“Kau yang sungguh tak bisa dipercaya bisa ditipu olehku sebanyak 2 kali” balas Xin Lei
“kau sangat aneh, orang yang ingin mengatakn kebenaran adalah kau orang yang ingin menutupiny\a juga adalah kau, apa yang sebenarnya kau inginkan?”
Xin Lei meminta kembali Qin lang untuk mengaku kepada nenek, Qin lang terdiam kembali. Xin Lei berbalik karena tak mendengar jawaban dan menatap wajah Qin lang yang terlihat serius. 
Qin lang lalu tanya kesungguhan Xin lei untuk putus.
Xin lei menunduk dan menggeleng, “Pertanyaannya bukan aku mau atau tidak hanya saja tak pernah ada hubungan yang benar-benar diantara kita, karena itu kita tak seharusnya memikirkan hal itu”. Xin lei seakan meminta kepastian dari Qin lang akan kejelasan status mereka namun bukannya memberikan jawaban meyakinkan Qin lang malah setuju akan ucpan Xin lei meski hatinya hancur. Begitu pun dengan hati Xin Lei menatap Qin lang begitu saja meninggalkannya.
Xin Lei kembali ke kamarnya dan menemukan tas merah itu, wajahnya kembali bahagia karena tahu Qin Lang memberikannya sebuah sepatu. Namun kembali murung lagi, ia lalu menutup kotak sepatu itu dan pergi menemui Qin lang.



Xin lei mengetuk pintu Qin lang, Qin lang yang tengah merenung merasa malas membuka pintu untuk Xin Lei. Namun Xin lei memaksa dan akhirnya Qin lang membukanya. Xin lei langsung menyodorkan tas itu kembali, ia berkata kalau sepatu itu tidak sylish sama sekali.
 “Selama sepatu ini bisa dipakai untuk apa memikirkan gaya” 
Xin lei mengucapkan selamat malam sambil tetap memberikan sepatu itu kembali, sebelum pergi ia berpesan Qin lang bisa memberitahu semua orang yang sebenarnya setelah ia keluar dari rumah. Qin lang memandang sedih pada sepatunya.

Xin lei berfikir di kamar“Dasar bodoh memberikan sepatu berarti mengirim seseorang keluar, atau meminta putus, apa kau tahu itu? apa kau sungguh ingin meninggalkanku dengan mudah”
Qin Lang juga bicara sendiri di kamar“Aku pikir kau sungguh menyedihakn tak punya sepatu untuk di pakai jadi aku membelikannya tapi kau menolaknya, tidak sylish, jadi kau mau gaya?” 
Qin lang tersenyum,ia memiliki ide untuk mengubah sepatu itu. Qin lang mengambil cat dan kuas dan dengan semangat mulai menggambari sepatu itu.

Teng Feng sarapan sambil memikirkan cara untuk dapat kabur dari pengawal yang terus mendampinginya. Teng Feng berpura-pura pergi ke toilet tentu saja ia diikuti oleh pengawalnya itu. setelah sendirian di dalam Teng Feng membuka tas yang sudah disiapkan sebelumnya di atas kloset yang berisi pakaian, Teng Feng  mulai beraksi menganti pakaiannya



Bi Zhu tampak gelisah menunggu Teng Feng. Yang ditunggu pun muncul, Teng Feng keluar dengan oakaian serba hitam serta kacamata dan topi hitam. Bi Zhu memuji Teng Feng yang akhirnya berhasil mengelabui pengawalnya itu dan segera menariknya pergi. Mereka berhasil melewati penjaga yang berjaga diluar, Bi Zhu menelfon temannya Xiao Wang untuk menyiapkan mobil.

Pengawal Teng Feng yang merasa menunggu lama akhirnya menggedor pintu kamar mandi, setelah beberapa kali tanpa jawaban ia pun segera mendobraknya dan menemukan tak menemukan Teng Feng disana, ia segera memberitahu rekannya yang lain.

Sontak seluruh pengawal kucar kacir mencari Teng Feng, begitu pula dengan Manager Ken yang segera berlari setelah mendapat kabar hilangnya Teng Feng. Ia berlari ke parkiran mobil dan saat itu Bi Zhu dan Teng Feng sudah berhasil masuk ke mobil dan berhasil melewati Manager Ken yang berlari memanggil-manggil mereka. Bi Zhu dan Teng Feng tersenyum penuh kemenangan.

Manager ken menghubungi Teng Feng memerintahkannya untuk segera kembali, Teng Feng menolak, ia bilang akan libur selama 2 hari dan segera mematikan telfonnya, Bi Zhu mengacungkan kedua jempolnya untuk Teng Feng.



Xin Lei berpapasan dengan Qin lang yang baru saja keluar kamar, Qin lang yang masih kesal tak mau kalau, ia ingin berebut jalan dengan Xin Lei di gang yang sempit itu, Xin lei membalas dengan menyikut dada Qin Lang, Qin Lang KO dan mengelus dadanya yang sakit. J
Keduanya lalu permisi pada nenek dan Ah Da, Qin lang bilang ia akan menemani Ba Da dalam rangka promosi. Ah Da tanya apa Xin Lei ikut,
“Tidak” teriak keduanya sama-sama.
Xin Lei bilang ia akan pergi ke selatan untuk bekerja. Nenek lalu tanya apa Qin Lang ikut, “Tidak” sekali lagi dibantah oleh keduanya mereka berdua sama-sama tak mau dibilang pergi bersama
Ah Da : “kalian berdua bertengkar?”
“Tidak” Xin Lei dan Qin lang saling menatap  tajam, Xin Lei lalu pergi duluan.

Xin lei mengalami masalah pada hak sepatunya yang sudah hampir  lepas dan tak mungkin digunakan. Qin lang melihatnya dan tanya apa Xin Lei masih tetap akan memakainya, “Atau kau ingin coba sepasang sepatu yang stylish”
“Apa?” tanya Xin Lei tak mengerti. Qin lang mengeluarkan sepatu yang sudah ia beri gambar pada Xin lei, “Lihat betapa stylish nya ini! iya kan, sangat bergaya bukan!?”

Xin Lei menahan senyumnya, “Kau gambar itu sendiri?” tanyanya pura-pura cuek
“Tentu saja, hanya ada 1 di dunia, edis terbatas karya seniman terkenal masa depan” pamer Qin Lang.
 “Kau mungkin tak punya keberanian untuk memakai sepatu gaya seperti ini, ya...baju yang trendi seperti itu mungkin tak tahu bagaimana mencocokkan untuk sepatu seperti ini, ahh...aku harus berikan ini ke nenek, baju bunga-bunga nenek yang seperti seprai itu pasti cocok dengan ini” tambah Qin lang
“Kau memakai cara psikologi terbalik yang menyebalkan itu”
“ya benar, aku bertaruh kau takkan berani memakai sepatuku in”
“kau salah, tak masalah apa yang orang fashionable seperti aku kenakan, itu akan selalu terlihat keren”
“Jadi kau akan memakainya?”
“Tentu saja”  Xin Lei akhrinya mengenakan sepatu tersebut sambil tampang muka masam.

Xin Lei lalu memberikan uang pada Qin lang sebagai bayaran atas sepatu tersebut. Qin lang jelas menolak karena itu adalah pemberian darinya.
Xin Lei tak mau dengan alasan sepatu bagus itu harus dibeli dengan uang sendiri ia juga mengatai Qin lang bodoh. Qin lang marah karena dibilang bodoh namun Xin Lei mengulanginya lagi karena Qin lang memang seperti itu (tidak peka mungkin maksudnya) Xin Lei lalu pergi keluar menemui Bi Zhu dan yang lain disusul Qin Lang dibelakangnya.

Bi Zhu kehilangan senyumnya saat melihat sepatu yang dikenakan Xin Lei, Xin Lei awalnya ragu, ia menatap sepatu yang dikenakannya itu kemudian tersenyum penuh bahagia menyapa semua yang menunggunya, Qin Lang turut bahagia di belakangnya.

Bi Zhu bilang sepatu Xin Lei sangat aneh.
Xin lei menggunakan kata-kata Qin lang tadi,
“Aku baru membelinya, ini edisi terbatas di dunia hanya ada sepasang yang dibuat oleh designer terkenal” Xin lei menunjukkan sepatunya
“Di desain oleh orang yang aneh” lanjut Xin Lei
“Dipakai oleh orang yang aneh” ucap Qin lang bersamaan dengan Xin Lei tak mau kalah. Semuanya memandang heran pada mereka. Xin Lei tersenyum malu.

Qin Lang merasa menang sekarang, ia menghampiri Teng Feng dan menyapa selamat pagi dengan bahasa Inggris, Teng Feng menjawab dan tanya apa kabarnya dengan bahasa Inggris juga. Qin lang tak mengerti tapi dengan sok nya menjawab bye...bye...
Xin Lei menahan tawa, Qin Lang melihat namun ia tetap sombong mendongakkan kepalanya, mereka pun kemudian pergi dengan kelompoknya masing-masing.

Qin lang terus serius memperhatikan mobil Teng Feng yang berada di depan mereka, hal yang ia amati tentulah Xin Lei dan Teng Feng. Ia memerintah Ba Dao untuk melewati mobil Teng Feng dan mendapati Xin lei yang tengah tersenyum mendengar cerita dari Teng Feng. 

Qin lang memanggil-manggil mereka dan membuat tanda jari jempol ke bawah hendak pamer kalau mereka berhasil melewati mereka.

Teng Feng lalu tanya apa Xin Lei tinggal serumah dengan Qin lang, Xin lei berkata kalau Qin lang adalah pemilik rumah tinggalnya. “Dia sepertinya kurang bersahabat, apa itu karena kau?”
Xin Lei merasa kebingungan menjawab, Bi Zhu lalu bilang kalau Qin lang tak suka melihat pria tampan makanya Ba Dao dan Ah Yi bisa berteman dengannya. Teng Feng lalu tanya apakah ia tampan, “Bukan tampan tapi sangat tampan” ungkap Bi Zhu.

Mereka terlihat berbincang dengan bahagia beda dengan Qin lang yang sedari tadi hatinya terus merasa panas mendengar Ba Dao dan Ah Yi terus-terusan memuji kehebatan Teng Feng. Qin lang marah-marah minta mobil itu dipercepat, dan tak peduli meski Ba Dao bilang kalau mereka sudah setuju mobil Teng Feng yang memimpin di depan.

Saat mobil mereka sejajar Qin lang kembali mengancam Teng Feng dengan tanda “aku akan memperhatikanmu!”

Teng Feng tak habis pikir melihat tingkah konyol Qin Lang begitu pula dengan Xin lei yang mulai merasa jengah atas sikap kekanak-kanakan Qin lang. 

Ah Yi akhirnya berhasil membuat mobil mereka berada di depan, Qin lang berteriak kegirangan namun sial mobil Xin Lei rupanya keluar dari jalan tol, Qin lang dkk kini bingung kemana mereka mengarah pergi, semua mendongak melihat papan jalan yang bertuliskan “PingTung” sebuah daerah yang tentunya bukan tujuan mereka. Wkkk....

Bi Zhu dan yang lain akhirnya harus menunggu Qin Lang dkk sambil bersantai di lobi hotel. Qin lang masuk  menemui mereka karena tak mau malu ia mengarang cerita kalau mereka baru dari “KengTing” dan menikmati panasnya pantai dan gadis-gadis seksi berbikini

namun dengan polosnya Ba Dao mengakui ketersesatan mereka di jalan tol tadi bahkan hampir kembali ke Taiwan. Xin Lei dan Teng Feng tersenyum geli, ia lalu mengajak mereka naik ke kamar. Ah Yi tanya bagaimana mereka membagi kamarnya.

Ah Yi pun mendapat jawabannya, mereka bertiga masuk ke kamar yang sama, Qin lang duduk termenung, Ba Dao tanya apa yang dipikirkannya, Qin lang bilang tak ada.
Ba Dao merasa Bi Zhu dan Xin lei terlihat lebih cuek pada mereka hari ini, Ah Yi juga merasa demikian dan tanya apa Qin lang ada menginggung mereka. “kapan aku melakukannya, itu karena mereka melakukan hal yang salah dan tak berani melihatku”
“Apa yang mereka lakukan?” tanya keduanya ingin tahu
“Mereka mengira aku dan Xiao Yang bermesraan”
“lalu apa kau masih berpura-pura seolah tak ada yang terjadi?”

Hal yang sama dicurahkan Bi Zhu pada Xin lei, ia kesal karena Qin lang berpura-pura seolah tak ada yang terjadi. Ia tanya apa Qin lang sudah menjelaskan apa yang terjadi pada Xin Lei semalam. “Dia ingin menjelaskan tapi aku tak mau mendengar” jawab Xin lei.

Qin Lang berkeras tak ada yang mesti dijelaskan , ia cerita sudah membelikan Xin lei sepatu karena merasa kasihan melihat sepatu Xin lei. Ba Dao memuji Qin lang sangat perhatian.

Bi Zhu malah mencemooh Qin lang yang berani memberi Xin lei sepatu seperti itu, “Aku juga berfikir apa dia memang bodoh atau berpura-pura”
“jadi itu berarti kalau ia meminta putus?”
“tak tahu, aku tak mau dengar, tak mengerti. Bi Zhu lalu tanya kenapa Xin lei menerima sepatu itu, Xin lei menegaskan kalau ia membelinya.

Qin lang bilang kalau Xin lei itu membayar sepatunya karena merasa malu,”Bagi wanita memberi sepatu itu seperti memberi cincin!” (wkkk...berarti Qin lang beneran bodoh). Ah Yi memuji jalan pikiran Qin lang, Ba Dao juga tanya apa Qin lang ingin mengontrol masa depan Xin lei nantinya. Qin lang memberi tanda membenarkan. “Apa kau takut putus dengannya?” tanya keduanya.

Xin lei juga ditanya seperti itu oleh Bi Zhu. Wajah Xin lei dan Qin lang terlihat kebingungan dan tak tahu harus menjawab.

Bi Zhu mulai memperkenalkan tempat yang akan mereka pakai untuk acara tanda tangan besok, mereka mulai berlatih untuk besok, Bi Zhu memanggil Ba Dao naik untuk memberi kata sambutan. Ba Dao naik ke panggung dengan bersemangat dan memberi kata sambutan seolah-olah banyak fans yang menontonnya. 

Xin Lei tanya ke Teng Feng apa yang mau ia makan, Qin lang melirik dengan kesal, Teng Feng ingin dibelikan ice cream, Xin lei pergi membelikannya. Qin lang tak mau akalah lalu memerintahkan Ah Yi untuk beli ice cream juga. Bedanya Qin lang makan es krim bertiga dengan temannya sementara Teng Feng tetap bersama Xin Lei.

Ba Dao berkata kalau Xin lei telah melakukan kesalahan pada Qin lang tapi malah tetap dekat dengan Teng Feng, Qin lang tak punya cara untuk mengatasi hal itu. Ah Yi menawarkan cara untuk membuat Teng Feng merasa susah dan memutuskan pulang, Ah Yi membisikkan caranya mereka bertiga lalu tertawa. 

Bi Zhu membawa poster untuk acara besok dan minta Xin Lei memeriksanya. Qin lang dkk lalu menghampiri Teng Feng dan mengajak Teng Feng keliling bersama mereka, Teng Feng setuju. 
Mereka membawa Teng Feng menaiki wahana air seperti water boom. Qin lang dkk berada satu ban dengan Teng Feng, Ah Yi dan Qin lang memegang es krim sementara Teng Feng tidak, ketiganya menatap licik pada Teng Feng. Permainan dimulai dan ban mulai diputar masuk ke dalam pipa.
Permainan selesai namun yang berteriak adalah Ba Dao yang kesal karena kacamatanya ditusuk es krim oleh Qin lang dan Ah Yi. Keduanya tersadar kalau sudah salah sasaran.
Teng Feng tersenyum penuh kemenangan. 
Acara dilanjutkan, Teng Feng dan Qin lang saling berhadapan di dalam kolam, keduanya menatap tajam namun entah apa yang dipikirkan oleh keduanya.