SINOPSIS

Sunday 26 January 2014

Corner With love Eps 10 Part2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^


Corner With Love Eps 10 Part 2
Qin Lang mengikuti Xin Lei masuk ke dalam, Xin Lei terlihat mengagumi hidangan yang disuguhkan padanya. Saat Xin Lei akan mulai makan Qin Lang mencoba membuat pernyataan. 
Xin Lei tak menyadari kegugupan Qin Lang dan hanya fokus pada makanannya. Qin Lang minta Xin Lei berhenti makan dulu. Xin Lei lalu tanya kenapa Qin Lang begitu serius.

Qin Lang mencoba bicara namun semakin merasa gugup, Xin Lei menunggu dan menatap serius pada Qin Lang. Akhinya Qin Lang justru memarahi Xin Lei yang begitu serius melihatnya.
Xin Lei berkata Qin lang lah yang begitu. 

Qin Lang lalu menyerahkan bunganya pada Xin Lei. Xin Lei menerimanya dan menghitung jumlah bunganya. Tiba-tiba Xin Lei kesal karena Qin Lang memberi bunga dengan jumlah 13 yang ternyata menyatakan perpisahan. 



“Lalu apa yang harus dilakukan” tanya Qin Lang, Xin Lei mengeluarkan 3 bunga yang ia berikan pada Qin Lang. Qin Lang lalu tanya apa artinya sekarang.
“Aku punya 10 yang berarti aku selalu sempurna dalam segala hal kau punya 3 yang berarti...”
Qin Lang senyum sendiri, ia mengira artinya pasti aku cinta kamu.

“Kau kucing berkaki 3 yang tak bisa melakukan apapun” ucap Xin Lei.
“Lalu bagaimana ini bisa lebih baik dari 13 bunga?” ucap Qin lang dengan kesal.
“Tentu saja itu lebih baik, apa kau ingin berpisah begitu saja denganku? Pertama kau beri aku sepatu sekarang kau beri aku 13 bunga mawar, apa sebenarnya yang kau inginkan” jawab Xin Lei tak kalah kesal.

Qin Lang tak mau kalah, ia tanya apa salahnya memberikan kedua hal itu.
“Tak ada, aku salah sudah duduk disini dan makan denganmu”
“Benar sekali, terima kasih sudah mengingatkanku!”
“Sama-sama!”
Keduanya sama-sama memalingkan wajah, Xin Lei lalu tanya apa tadi yang ingin Qin Lang katakan. Qin Lang yang sudah kesal hanya bilang tak ada. Xin Lei tak kalah kesal dengan Qin Lang. Keduanya lalu sama-sama pergi meninggalkan restauran dengan marah-marah.



Di rumah Qin Lang tak mau kalah berjalan dengan Xin Lei di gang sempit, Xin Lei menyikut Qin Lang agar ia duluan. Sebelum masuk kamar Xin Lei mengingatkan Qin Lang kalau ia masih berhutang hadiah padanya. 

Qin Lang tanya apa, Xin Lei menyuruhnya berhenti pura-pura tak tahu, ia bilang Qin Lang berhutang gambar padanya. Qin lang bilang baiklah ia lalu menuntut Xin lei memberikannya juga hadiah. 

Xin Lei menyuruh Qin Lang menutup matanya, Qin Lang tak mau, ia takut ditinggal lagi oleh Xin Lei. Xin Lei tetap memaksa.
Qin lang pun menutup matanya, Xin Lei lalu menyuruhnya Qin lang menceritakan dirinya, Qin Lang membuka mata karena kesal, Xin Lei membentak menyuruhnya untuk menutup lagi.

Qin Lang bilang kalau Xin lei itu punya rambut hitam panjang dan tak lembut sama sekali, kulitnya berkilau tapi seperti menghilang terkena sinar matahari, kurus tapi tak takut akan apapun. Xin Lei mulai merasa terkesan.

Qin Lang lanjut lagi, Xin Lei tak banyak bicara, tapi terlihat cantik ketika tersenyum, ia selalu berkata kalau ia sendirian di dunia ini tapi sebenarnya seseorang sangat ingin melindunginya, “apakah ini cukup?” tanya Qin Lang.

Xin Lei terpesona sekaligus terharu akan ucapan Qin Lang. Qin Lang memanggil Xin Lei dan tanya apa ia bisa membuka matanya, tak ada jawaban. Qin lang pun membuka matanya dan tak melihat siapapun disana, ia kembali kesal karena ditinggal lagi. Qin Lang berbalik dan kaget menemukan sebuah kado di atas meja, ia lalu menatap pintu kamar Xin Lei.

Malamnya Qin Lang tak bisa tidur dan terus menatap hadiah dari Xin Lei itu. Qin lang bingung harus menggambar apa untuk Xin Lei. Ia lalu ingat Xin Lei pernah sangat sedih saat melihat pemandangan lampu-lampu kota dari atas gedung dan merasa sedih karena tak ada satu pun cahaya lampu untuknya, Qin lang lalu menyuruhnya untuk mengikuti kata hatinya.

Qin lang tersenyum seperti mendapatkan ide. Ia lalu membuka hadiah Xin lei yang berisi cat gambar dalam kotak berbentuk piano dan mulai menggambar dengan bersemangat. Qin Lang juga memajang 3 tangkai mawar itu.



Esok paginya Qin Lang menyimpan gambarnya di tabung kertas, ia lalu datang ke kamar Xin Lei dan mengajaknya keluar. Xin Lei kesal Qin Lang meminta tiba-tiba, Qin Lang mengingatkan kalau Xin Lei pengangguran sekarang dan punya banyak waktu.

Xin Lei akhirnya ikut meski tetap cemberut,di boncengan ia tanya mau kemana mereka.
“Bukankah kau mau hadiahmu?” Tanya Qin Lang, Xin Lei bilang Qin Lang bisa langsung menyerahkan padanya. Qin Lang menolak, ia bilang hadiah itu punya cerita didalamnya. Qin lang pun mulai bernarasi.

saat pertama kali ia datang ke Taiwan ia selalu menyendiri bersembunyi dalam dunia seninya, ia merasa punya bakat sejak kecil namun setelah SMA ia tak pernah memenangkan kompetisi apapun dan sejak saat itulah nenek melarangnya untuk menggambar. Ia pun menurut, lalu gurunya mengatakan bahwa ia terlalu mudah putus asa, ia mendukung Qin Lang seakan sedang memboncengnya melewati sudut yang tak terhitung banyaknya, ia bilang hidup itu hal yang luar biasa karena punya banyak sudut ada yang berbahaya dan juga penuh kejutan.

Qin Lang mempercepat laju sepedanya, Xin Lei berteriak senang, Qin Lang hendak membawa Xin lei untuk melihat laut.

Apakah itu berisi kejutan atau bahaya, jika tak kau lewati kau tentu takkan tahu apa yang kau temui di sudut selanjutnya.

Xin Lei segera turun dari sepeda dan kesenangan melihat laut.

Qin Lang lalu bilang ke Xin Lei kalau gurunya itu juga membawanya ke tempat ini, di tempat ini ia juga menemukan lampu jin. Xin Lei merasa bingung, Qin Lang lalu tanya apa Xin Lei tahu cerita tentang lampu jin. 
Xin Lei bilang tahu tapi ia tak mengerti apa hubungannya itu dengan hadiah yang akan diberikan Qin Lang. Qin Lang bilang ia juga akan memberikan satu lampu jin untuk Xin Lei. 

Qin Lang mengeluarkan lukisannya dan menunjukkan ke Xin lei, ia lalu menyuruh Xin Lei membuat permohonan. Xin Lei merasa kagum, gambar itu benar-benar gambar lampu jin, ia lalu tanya kenapa Qin lang mesti gambar itu. Qin lang bilang agar Xin Lei bisa membuat permohonan.

Xin Lei tak mau, ia tak percaya keinginannya bisa terpenuhi. Qin lang minta Xin lei percaya padanya. Karena Qin lang tetap memaksa Xin Lei pun mengucapkan keinginannya.

“Pertama aku tak mau orang tuaku bangkrut jadi aku bisa hidup seperti putri lagi, kedua aku mau Yin Shang Dong tidak bertunangan lalu dia akan kembali dan memohon padaku untuk mencintainya selamanya”

Muka Qin lang berubah kecut saat mendengarnya. “Jika keinginanmu benar-benar bisa terwujud apakah kau benar akan memohon hal ini?” ucap Qin lang dengan nada lemah.
Xin Lei tanya kenapa Qin Lang begitu serius.

“Apa kau pikir kekuatan dari lampu jin ini benar-benar menggelikan?” tanya Qin lang
Xin Lei bilang itu kekanak-kanakan, Qin Lang merasa sedih karena ia selalu mempercayainya. Xin lei lalu tanya apa permohonan yang pernah Qin lang buat. 
Qin lang minta Xin Lei tak tertawa, ia mengatakan permohonan pertamanya adalah ingin agar semua orang menyukai gambarnya. 
Xin Lei tanya apa yang kedua, Qin lang bilang ia ingin suatu hari melukis ayahnya secara pribadi. 
Xin lei tanya lagi yang ketiga, Qin lang langsung jawab kalau itu rahasia.

Xin lei menyimpulkan kalau semua keinginan Qin lang juga belum terwujud namun Qin lang percaya kalau suatu hari nanti keinginannya akan terkabul.
“Ingat apa yang kukatakan kemarin padamu hal yang paling penting adalah jangan pernah berhenti pada keinginanmu” ucap Qin lang. Qin Lang bilang itu tujuannya memberikan gambar lampu pada Xin Lei agar Xin lei bisa membuat keinginan tapi ia kecewa melihat sikap Xin Lei.
“Baiklah aku mengerti, aku sudah menyia-nyiakan dua hal tapi kan aku masih punya satu dan akan kugunakan dengan bijak, bagaimana?” ucap Xin Lei

Xin Lei bilang kali ini ia juga akan menceritakan dongeng pada Qin Lang. Xin Lei memulai ceritanya tentang seorang gadis penjual sepatu. Qin lang langsung protes karena itu adalah ceritanya dan menuduh Xin Lei seorang plagiat. 
Xin Lei tak kalah kesal ia bilang ini adalah lanjutan yang ia buat sendiri dan memerintahkan Qin lang utnuk mendengarkan dan tak membantah.
“Putri yang mengenakan sepatu pemberian Qin Lang itu merasa tersentuh akan kebaikan Qin lang, apa kau tahu apa yang selanjutnya?” tanya Xin Lei
“Aku tak tahu” jawab Qin lang malu-malu
“karena sepatu itu benar-benar jelek”
Qin lang merasa tertohok



“Pangeran yang membawa sang putri kembali ke istana tak bisa percaya bahwa ini adalah putri yang elegan yang sama seperti sebelumnya jadi dia kembali ke istana sendirian”
Qin Lang yang mendengarkan semakin kesal, “Meskipun begitu sang putri selamanya tetap merasa si pangeran adalah orang yang baik hati”
“Kau bilang jelek?! Apa sepatu itu sebegitu jeleknya?” ucap Qin Lang
Xin lei bilang itu bukan inti dari ceritanya
“Lalu apa?” tanya Qin Lang. 
Xin Lei kesal karena Qin lang tak paham maksudnya. Qin Lang bilang ia tak bisa menunggu sampai si pangeran datang dan membawa Xin lei pergi.
“Jangan khawatir, ketika si pangeran si putri akan langsung ikut dan takkan tinggal meski sedetikpun"

Keduanya berakhir dengan saling membelakangi. Qin Lang lalu minta Xin lei menarik keinginannya tadi. Xin Lei bilang tak perlu karena itu takkan terjadi. 
Qin lang lalu tanya bagaimana jika nanti terjadi, Xin Lei menegaskan tidak akan. Qin lang tersenyum senang begitu pula dengan Xin Lei namun keduanya tetap saling membelakangi.



Qin lang menunggui Xin lei yang sedang mengirim surat, Xin lei tampak menyandang tas tabung milik Qin Lang, Qin Lang tersenyum senang melihat Xin lei. 
Keduanya lalu berjalan bersama sambil melirik malu-malu. Qin lang lalu tanya apa yang ditulis Xin lei setiap kali mengirim surat pada Xi Xian dan tanya bagaimana keadaannya. 
Xin Lei bilang Qin lang berisik, ia hanya mengeluh tentang Qin Lang ke Xi Xian. Qin Lang tanya tak bolehkah ia mengkhawatirkan orang lain, tak seperti Xin lei yang tak mengharigai perhatian orang lain.



Xin lei tak setuju, Qin lang mengingatkan hari ini Xin Lei tak percaya pada lampu pemberiannya, ia mengingatkan Xin Lei berhati-hati atas keinginannya. Xin Lei menyuruhnya tak usah ikut campur.
“Aku tak pernah mengatakan hal ini kepada orang lain”
“Jangan bilang ini begitu berarti bagimu”
“Yu Xin Lei...!”
“Ya aku tau namaku memang bagus tapi tak usah kau katakan kuat-kuat”

Qin lang menuding Xin lei sudah leterlaluan, Xin Lei tak terima, ia lalu berjalan pergi. Qin Lang tanya kenapa ia tak mau di bonceng. Xin Lei bilang ia tak mau dibonceng oleh orang yang membosankan dan kekanak-kanakan.
Qin Lang tak mau kalah, ia pura-pura merasa bersyukur akan hal itu, Qin Lang naik sepeda dan mulai mengayuh pergi. 
Xin Lei memanggil Qin Lang.
Qin Lang berhenti, “Aku tahu namaku bagus tapi tak usah kau katakan kuat-kuat” balas Qin lang yang benar-benar membuat Xin lei menahan kesal.

Xin Lei mengancam bagaimana kalau ia tak menarik permohonannya tadi, Qin lang bilang tak peduli. Xin Lei balik tanya bagaimana jika ia ingin permohonan satu dan duanya cepat terkabul. Qin Lang medoakan semoga permohonan Xin Lei segera terkabul. Xin Lei mengucapkan terima kasih dengan kesal.

Xin Lei jalan duluan sambil tersenyum, Qin lang mengikuti Xin lei. Tiba-tiba langkah Xin Lei terhenti, Qin Lang melihat apa yang Xin Lei lihat dan senyumnya juga seketika menghilang.

Seorang pria berdiri di depan mereka, pria itu berbalik yang tak lain adalah Shan Dong. Xin Lei merasa syok tak percaya dengan apa yang dilihatnya, kenangannya akan Shan Dong melintas begitu saja di ingatannya. 
Shan Dong tersenyum dan berlari ke arah Xin Lei lalu memeluknya. Xin lei terdiam membeku, “Aku telah mencarimu begitu lama, aku takkan meninggalkanmu lagi” ucap Shan Dong. Qin Lang memalingkan wajahnya.

“Kenapa kau disini? Bukankah kau sudah bertunangan” tanya Xin Lei
Shan Dong bilang ia sengaja datang untuk mencari Xin Lei, Shan Dong ingin menjelaskan masalah pertunangannya tapi Xin Lei menghentikannya, ia tak ingin mendengar apapun juga tak mau melihatnya, Xin Lei memintanya pergi.



Shan Dong memegang tangan Xin Lei, ia berkata  takkan membiarkan Xin lei terluka lagi dan terlebih penting ia takkan membiarkan Xin Lei pergi dari sisinya lagi. Xin Lei melirik Qin lang yang masih tak melihatnya, Xin Lei lalu menarik tangannya dan pergi meninggakan Shan Dong. Shan Dong akan mengejar, Qin lang lalu menahan tangannya. Shan Dong mengenali Qin Lang, ia minta Qin lang segera melepaskannya, Suara itu menghentikan langkah Xin lei
 “Tidakkah kau dengar dia tak mau melihatmu” ucap Qin Lang

Shan Dong minta Qin Lang tak ikut campur masalahnya dengan Xin lei, ia ingin bicara berdua dengan Xin Lei.
“Kita tak perlu bicara, kau harus pergi” ucap Xin lei dan segera masuk ke dalam. 

Qin lang menghalangi Shan Dong yang ingin mengejar, “Dia bilang tak mau bicara padamu, apa kau tak dengar, apa yang kaulakukan disini? Kemana kau saat dia terluka? Kemana kau saat dia sendirian? Dan ketika dia menderita disaat-saat tersulitnya kemana kau saat itu?” Qin lang memaparkan semua tingkah laku Shan Dong yang mengecewakan Xin lei. 
Qin lang masuk meninggalkan Shan Dong berdiri di luar. 



Qin Lang  melihat Xin lei yang tengah galau akan kehadiran Shan Dong, ia  mencoba bersikap seakan tak terjadi apa-apa
“Perjalanan kita ke pantai kali ini sangat melelahkan” ucapnya pada Xin Lei
“Aku rasa aku terlalu lelah, aku akan kembali ke kamarku untuk istirahat” ucap Xin Lei dengan tingkah yang sama. 
Xin lei lalu berbalik dan wajahnya kembali berubah sedih, begitupun dengan Qin lang.

Di luar Shan Dong tetap berdiri menunggu Xin Lei. 
Xin Lei membukan album lamanya yang berisi kenangan indahnya dengan Shan Dong, hati Xin lei tampaknya terpengaruh akan kehadiran Shan Dong. 
Qin Lang yang paling khawatir akan hal itu, ia tahu Xin lei belum tidur, ia pura-pura tanya apa Xin lei mau mandi duluan karena Ah Da belum pulang, sebelum air panas habis. 
Xin Lei mengiyakan dengan lemah, ia keluar membawa handuk. Xin Lei menunduk saat bertatapan dengan Qin Lang. Qin lang tanya apa Xin Lei baik-baik saja, Xin Lei mengiyakan.


Nenek dan Ah Da lalu datang dan tanya apa yang mereka lakukan. Qin lang bilang tak ada dan tanya kenapa neneknya pulang begitu cepat. “Itu karena bisnis kurang bagus” jawab nenek. 
Xin lei permisi untuk mandi, nenek lalu tanya ke Qin lang apa Qin lang melihat pria yang berdiri di depan rumah mereka. 
Langkah Xin lei terhenti Qin lang melirik Xin Lei. Ah Da tanya apa dia perlu menemui pria itu, nenek mengiyakan karena mencurigainya. Qin lang lalu mengajukan diri untuk pergi.

Qin lang meminta Shan Dong pergi dan paling tidak membiarkan Xin lei memikirkannya. Shan Dong bersikeras takkan pergi jika Xin Lei tak pergi bersamanya.
Qin lang dengan kesal mengejek sikap Shan Dong yang baru bersikap berani sekarang
“Aku tahu aku salah dan aku tak mau salah lagi” Shan Dong memohon agar Qin lang membiarkannya menemui Xin lei paling tidak untuk menjelaskan”

“Menjelaskan apa?” sambung Xin Lei tiba-tiba. Shan Dong segera mendekat ke Xin Lei
“Bukankah aku sudah menyuruhmu pergi, kenapa kau tak pergi” ketus Xin Lei
Shan Dong bilang ada banyak hal yang ingin ia katakan. Xin Lei melirik Qin lang lalu ia mengajak Shan Dong untuk berbicara di tempat lain. 

Qin Lang langsung khawatir, ia memanggil Xin Lei dan memintanya tak pergi. “Aku akan kembali, bantu aku bilang ke nenek” ucap Xin Lei dengan dingin. 
Qin lang menarik tangan Xin lei dan melarangnya lagi, Xin Lei menatap Qin lang dan sedikit tersenyum, “percayalah padaku” Xin Lei pun pergi dengan Shan Dong.

Qin lang kembali dengan lemas ke rumah, nenek tanya kenapa Xin Lei tak masuk, Ah Da lalu tanya siapa pria tadi. Qin lang tak berselera menjawab, ia pun pergi begitu saja membuat nenek dan Ah Da bingung.
Qin Lang menyandar di pintu kamar, ia ingat akan permohonan Xin Lei tadi yaitu ketika Xin Lei bermohon agar bisa bersama dengan Shan Dong.

Xin Lei dan Shan Dong berbicara di kafe. Shan Dong merasa prihatin melihat keadaan Xin lei sekarang dan tanya bagaimana keadaan Xin Lei selama beberapa bulan ini. Xin lei minta untuk tak memperdulikannya.
“Aku tahu kau marah padaku” ucap Shan Dong
“Kenapa aku harus marah padamu? Akulah yang pertama kali ingin putus, lagipula kau lah yang rugi tak bisa memilikiku, kau dan nona Han pasti hidup dengan senang”

Shan Dong langsung menyahut kalau ia dan Han Yu membatalkan pertunangan mereka, Xin Lei terkejut dan menatap Shan Dong.
“Pertunangan kami hanyalah sebuah kontrak” ucap Shan Dong. Xin lei tak mengerti sama sekali. Shan Dong mulai cerita kalau di awal ia juga tak mengerti.

Flashback
Han Yu meminta maaf pada ayah Shan Dong, ia bilang setelah bertunangan nanti ia yakin ia dan Shan Dong takkan cocok.  Ayah Shan Dong minta agar mereka mencoba dulu dan tanya apakah perlu mereka membatalkan pertunangan. 
Han Yu mengiyakan. Ayah Shan Dong lalu tanya apa yang diperbuat anaknya pada Han Yu. Han Yu berkata itu bukan salah Shan Dong dan berkata kalau ia telah bertemu dengan orang yang benar-benar disukainya.
Flashback end

Shan Dong mengatakan ia tak paham saat dulu Han Yu bilang harus puas dengan hanya punya dirinya sebagai tunangannya. Akhirnya ia mengerti Han Yu memiliki pacar yang tak berani melamarnya dan ia sengaja melakukan hal itu untuk menguji pacarnya dan mereka sekarang telah menikah. Alasan Shan Dong membiarkan pertunangan itu terjadi karena ia menggunakan pengaruh keluarga Han Yu untuk menolong bisnis keluarganya dan keluarga Xin Lei.

Flashback
Shan Dong berterima kasih pada Han Yu, Han Yu berkata ia hanya menolong dirinya sendiri. “Kau bisa membatalkan pertunangan kita sebelum kita mengumumkannya. Tapi kau berencana untuk membantu kelaurgaku dulu” ucap Shan Dong. 
Han Yu bilang kalau ia tak membantu Shan Dong maka Shan Dong akan berakhir dengan banyak tunangan yang menyebalkan, setelah ini ia yakin orang tuanya akan paham kalau cintanya tak bisa dipaksakan.
Flashback end

Shan Dong berkata ke Xin lei kalau semua masalah sudah selesai sekarang.

“Kau bilang sudah selesai? Mudah sekali kau bicara, apa kau tahu bagaimana perasaanku ketika aku pergi dari Shanghai?” Xin lei menangis meluapkan emosinya, “Apa gunanya kau mengatakan itu sekarang, apa kau tahu betapa sedihnya aku, datang ke Taiwan seorang diri dan tak berdaya apa kau tahu berapa banyak aku menderita?!” tegas Xin Lei

“Aku tahu” Shan Dong mencoba menyentuh Xin lei, Xin lei segera menepisnya dan berteriak bahwa Shan Dong tak tahu apapun. Shan Dong juga meluapkan emosinya, ia telah mencari Xin lei terus selama ini hingga tak bisa makan dan tidur ia terus memikirkan bagaimana menderitanya Xin lei.
Xin Lei tanya apa hanya dengan begitu ia harus memaafkan Shan Dong yang telah melukainya untuk sebuah kontrak bodoh padahal ia benar-benar sangat mencintai Shan DOng. 
Shan Dong tak sanggup berkata apapun lagi,Xin lei pun tak kuasa menahan tangisnya.


Shan Dong lalu mengeluarkan sebuah cincin dan tanya apa Xin Lei masih mengingatnya, Shan Dong bilang ia terus menyimpannya dan melihatnya ketika memikirkan Xin Lei, Xin Lei  menatap Shan Dong.

“Tapi setiap kali aku melihatnya hatiku selalu terluka, aku berjanji akan menemukan pemilik cincin ini dan menjaga semua janji yang aku ucapkan padanya” Shan Dong minta Xin Lei membiarkannya memberikan kebahagiaan untuknya dengan memberikan kesempatan sekali lagi padanya. 

Xin Lei tak menjawab, Shan Dong mengenggam tangannya dan memohon, Xin Lei perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Shan Dong. “Sudah terlambat, aku harus kembali” ucap Xin Lei. Shan Dong memanggil Xin Lei. “Berikan aku waktu, aku harus memikirkan hal ini”
Shan Dong mengalah, ia memberikan waktu berfikir untuk Xin lei, “Setelah kau berfikir kita bisa kembali ke Shanghai,oke?”

Xin Lei dan Shan Dong kembali, Qin lang yang sedari tadi terus menunggu langsung berlari ke jendela untuk melihat mereka. Xin Lei segera keluar dari mobil, Shan Dong memanggilnya dan berkata kalau ia takkan pernah menyerah dan akan menunggunya terus. 
Xin Lei tak berpaling dan langsung masuk ke dalam rumah.

Xin Lei lalu melihat Qin lang yang pura-pura tertidur. Xin lei mendekati Qin lang dan memanggilnya. Qin lang tak menjawab. Xin lei bercerita Shan Dong datang kesini untuk menemuinya namun Xin lei tak bicara lagi karena Qin Lang tetap tertidur dan hendak masuk ke kamar.

Qin lang langsung pura-pura bangun dan tanya apa yang dikatakan Xin lei tadi. “Apa kau tadi tidak tidur?” Qin lang bilang ia tidur tapi ia mendengar Xin Lei mengatakan sesuatu.
“Aku bilang kau akan terkena flu kalau tidur disitu, kau harusnya tidur di kamarmu”

Qin lang terlihat kecewa, Xin lei berbalik, Qin lang lalu memanggilnya. Xin lei menunggu ucapan Qin Lang namun Qin Lang tak mampu berkata-kata, akhinya ia hanya mengucapkan selamat malam pada Xin Lei, Xin Lei pun tersenyum dan pergi dengan kecewa.
Di kamarnya Xin Lei menatap gambar pemberian Qin lang. Ia sepertinya mulai terpengaruh akan kebenaran lampu jin itu