SINOPSIS

Monday 31 March 2014

Corner With Love Eps 13 Part2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^


Corner With Love Eps 13 Part 2
Baik Che Ren maupun Xiao Pang menyadari kalau Qin Lang belum tertidur, mereka pun menarik Qin Lang untuk duduk dan menceritakan strateginya pada mereka. Qin lang juga bingung yang ia tahu bahwa ia harus menemui Xi Xian dulu, karena ia yakin Xi Xian lah yang paling tahu dimana Xin Lei. 
Xiao Pang langsung menyetuji hal tersebut. 

Che Ren tak setuju, ia tanya apa Xi Xian tahu apa yang terjadi dengan Xin lei di Shanghai. Qin lang membenarkan itu karena Xin Lei selalu mengirimi Xi Xian surat.
Xiao Pang lalu bilang kalau Xi Xian pasti menjaga Xin lei dari Qin lang. Qin Lang kesal karena temannya bukannya memberinya ide tapi malah membuatnya putus asa. 
Che Ren dan Xiao Pang meminta maaf atas candaannya dan menyuruh Qin lang tidur lagi.

Qin Lang lalu tanya bagaimana ia harus bertanya pada Xi Xian, Xiao Pang menyuruhnya mencari ke rumah. Che Ren dan Xiao Pang lalu mempraktekkan beberapa adegan yang mungkin terjadi antara Qin lang dan Xi Xian nanti. 
Che Ren jadi Qin Lang dan Xiao Pang jadi Xi Xian. Keduanya malah asik dengan adegannya sendiri sementara Qin lang hanya terpelongo melihat kesibukan mereka. 
Xiao Pang menyarankan agar Qin lang tak mengatakan apapun yang seolah mengasihani Xin Lei seperti khawatir Xin lei tak punya rumah tapi katakanlah kalau rumah Qin lang adalah rumah Xin Lei juga jadi kenapa Xin Lei harus pindah.
“Aku mengerti sekarang” ucap Qin lang sambil tersenyum, ia pun berniat untuk melakukannya besok, mereka berdua mengindahkan Che Ren yang terus bilang tak mengerti apa yang mereka maksud.

Esoknya Qin lang bersepeda untuk menemui Xi Xian di rumah (gak ngerti jugak perasaan rumah Xi xian kok sama kayak rumah XIn Lei), ia menatap lama rumah tersebut sebelum memberanikan diri untuk masuk . 
Dengan takut-takut Qin Lang pun memencet bel. Qin lang mengira Xi Xian lah yang membukakan pintu untuknya dan sempat menyebut nama Xi Xian namun ia langsung terpelongo melihat Xin Lei kelaur dengan pakaian ala babu sambil memegang sapu ditangannya. Xin lei tak kalah kaget melihat Qin lang. keduanya hanya terdian tak bergerak dan tiba-tiba Xin Lei kabur dengan membanting pintu di depan wajah QIn lang.

Xin Lei kembali ke kamar, Xi Xian tanya ada apa, “Qin lang” ucap Xin Lei singkat.
Xi Xian bilang kenapa Xin Lei harus mengingat Qin Lang lagi.
 “Dia diluar”
“Sekarang?” Xin lei mengangguk
“Di depan pintu?” Xin Lei mengangguk lagi.
“Dia spesial datang kesini?” Xin Lei merasa semakin cemas, Xi Xian bertanya apa mereka harus mengundangnya masuk. Xin lei segera melarang, ia tak pernah menyangka akan bertemu Qin lang lagi dan tak tahu harus berkata apa nanti. 

Qin Lang terus memencet bel membuat Xin Lei semakin panik. Akhirnya Xin lei pun memberanikan diri menghadapi Qin Lang. Qin lang marah-marah pada Xin lei yang membanting pintu di depannya, “Aku datang jauh-jauh dan kau tak berkata apa-apa padaku, apa-apaan itu”
Xin lei balik marah kenapa juga Qin lang harus datang. 
“Kenapa kau ada disini? Kenapa kau tak tinggal dengan Shan Dong? Xin Lei kelabakan. “Dan kenapa orang seperti mu memegang sapu?” serang Qin Lang.
Xin Lei tak terima memangnya orang seperti apa dirinya di mata Qin lang. Qin lang bilang Xin lei bukanlah orang yang bisa hidup susah. “Bukankah kau akhirnya memilih hidup di Shanghai kenapa kau tak menikmati saja hidupmu, ketika kau tinggal denganku aku tak pernah melihatmu menyapu lantai ada apa sekarang? Apa kau berpura-pura jadi orang miskin?” ucap Qin lang seenaknya.

“Kau sungguh punya masalah, apa maksudmu aku berpura-pura, memangnya apa urusanmu kalau aku menyapu?’
“Tentu saja ada”
Xin Lei lalu tanya untuk apa Qin Lang datang, Qin lang bilang ia takkan melakukan ini jika bukan karena disuruh nenek. Qin lang malah bilang kalau ia merasa kasihan pada Xin lei yang tak punya tempat tinggal dan menjadi gelandangan. Tentu saja Xin lei kesal, ia masih punya teman yang bisa menolongnya untuk tidak sejatuh itu. keduanya lalu berpisah dengan rasa emosi, Xin Lei kembali membanting pintu.
Qin lang baru tersadar ia mengucapkan hal yang tak seharusnya ia ucapkan tadi, ia seolah mengutuki dirinya sendiri.

Xi Xian tanya pada Xin Lei dimana Qin lang. “Dia pergi”
“Dia datang sejauh ini dan langsung pergi?’
“Aneh sekali dia datang hanya untuk bilang kalau dia khawatir aku tak punya tempat tinggal dan jadi gelandangan, dia sungguh keterlaluan”
Xi Xian tanya apa Xin lei mengusir Qin lang begitu saja, “Memangnya aku harus mengundangnya minum teh” tutur Xin Lei kesal. 

Xi Xian merasa Xin Lei banyak berubah sejak kembali dari Taiwan, dulu Xin Lei tak suka bersih-bersih tapi semalam ia bersih-bersih seharian hingga membuat Xi Xian segan.
Xin Lei berkata itu adalah caranya membalas Xi Xian yang membiarkannya tinggal gratis di rumahnya.
“Tapi aku tak mengerti kenapa kau memilih tinggal disini dan bukannya bersama Shan Dong”
Xin lei merasa masih perlu waktu untuk itu. Xi Xian bilang apakah Xin lei tahu betapa khawatirnya Shan Dong akan Xin lei, di  datang ke kantornya setiap hari hanya untuk mendapatkan alamat Xin Lei. 
Shan Dong selalu terlihat lemah dan tak bertenaga setiap mengingat betapa menderitanya Xin lei. Hal itulah yang membuat Xi Xian akhrinya tak tega. 

Xi Xian minta Xin lei mau memaafkan Shan Dong. Xin Lei mengalihkan hal itu dengan mengatakan ia ingin mencari pekerjaan dulu. Xi Xian tanya kenapa, Xin lei beralasan seseorang harus bertahan hidup, “Karena nenek berkata aku harus menghadapi hidup ini”

Setelah Qin lang kembali ke restauran ia langsung diberondong pertanyaan, “Aku tak melihat Xi Xian” ucapnya, semuanya lemas mendengarnya dan berbalik pergi. “Tapi aku bertemu Xin Lei” semua mendekat kembali.
Cui Gue lalu tanya apa yang dikatakan Xin lei. “Aku memarahinya” aku Qin lang.

“Apa kau gila? Kau datang ke Shanghai khusus untuknya dan menjelaskan semuanya”
“Dia berpakaian seperti orang miskin dan malah menyapu rumah Xi Xian, melihatnya seperti itu bagaimana aku tak emosi, kalau tahu begini aku takkan membiarkannya kembali, dia bahkan berani bilang apa urusanku, kalau kalian jadi aku apa kalian takkan kesal” ungkap Qin lang
Xiao Pang merasa aneh karena Xin lei tak bersama Shan Dong. Qin Lang bilang dia tak sempat tanya.
Che Ren langsung menjitak kepala Qin lang, “Bagaimana bisa kau tak menanyakan hal sepenting itu”
“Itu karena aku terkejut” elak Qin lang.

Cui Gue bilang itu namanya takdir, Xiao Pang meminta Cui Gue memberi solusi pada Qin Lang. Cui Gue bilang meskipun itu takdir tapi manusialah yang membuat takdirnya sendiri, ia minta Qin Lang tak menyerah apapun yang terjadi. Che Ren dan Xiao Pang bersorak atas ucapan keren Cui Gue mereka turut memberi semangat pada Qin lang.

Tiba-tiba dengan semangatnya Qin lang memukul meja dan berdiri, Cui Gue dan yang lain jatuh karena kaget.
“Aku pasti akan mengubah takdirku! Aku merasa sangat bersemangat untuk bertarung hingga akhir, aku sungguh gembiraaa...!” teriak Qin lang sambil mengepalkan tangannya. 
Cui Gue turut senang melihat semangat itu, ia malah minta Qin lang untuk menyalurkan semangatnya itu untuk membuat dan menjual 500 oyster omelet. Che Ren dan Xiao Pang langsung jatuh pingsan karena yang ada di otak bos nya itu hanyalah keuntungan.

Xin lei bersiap pergi makan malam dengan Shan Dong, ia masih galau memikirkan kedatangan Qin lang. Xi Xian memanggilnya sambil menunjuk Shan Dong yang telah sedari tadi menunggu Xin Lei. Shan Dong berkata ia ingin Xin lei makan malam bersama keluarganya.

Mereka pun tiba, Xin lei menatap lekat rumah Shan Dong dengan perasaan gundah. Shan Dong memperhatikan arah tatap Xin lei dan berkata kalau orang tuanya tengah menunggu di dalam.

Ibu Shan Dong berkata Xin lei terlihat kurus setelah 3 bulan tak jumpa, ia bilang kehidupan Xin lei pastilah sulit. Xin lei memanggil ibu Shan Dong dengan sebutan bibi Yin dan bilang kalau ia baik-baik saja. 
Ayah Shan Dong tanya apa Xin lei masih marah pada mereka. Xin Lei bilang tidak. 

Ayah Shan Dong berkata pada saat itu tak tahu harus berbuat apa untuk menyelesaikan masalah finansial karena kebangkrutan ayah Xin lei. Ibu Shan Dong berkata tak seharusnya mereka memaksa Xin lei berpisah dari Shan Dong hanya karena masalah ayahnya.
“Paman, Bibi apa yang kalian katakan sungguh membuatku malu, itu semua adalah kesalahan ayahku padamu”

Ibu Shan Dong minta Xin lei mau memberi kesempatan lagi pada mereka, ia minta Xin lei mau tinggal bersama. Xin lei menolak, selama orang tuanya belum ditemukan ia ingin mengejar karir terlebih dahulu dan hidup mandiri. Ayah Shan Dong memuji Xin Lei yang telah tumbuh lebih kuat.

Shan Dong telah mengundang beberapa teman untuk mengadakan pesta penyambutan Xin Lei besok malam, ia meminta Xin Lei untuk membawa Xi Xian turut serta.

Seorang pelayan datang membawakan hidangan pembuka, Xin Lei tertegun menatap pasta talas yang mengingatkannya akan masakan Qin lang.

FlashBack
Xin Lei yang tak mau begitu saja memuji Qin Lang malah mengatakan kalau Qin lang tak tulus membuat makanan itu untuknya karena talasnya masih kelihatan (tidak hancur seperti pasta). Qin Lang pun marah dan bilang apa aturan kalau pasta talas itu harus seperti pasta.
Flasback End

Xin Lei sedikit tersenyum, Shan Dong menaruh makanan ke piring Xin Lei, Xi Xian merasa puas terhadap perlakuan Shan Dong pada Xin lei.

Xiao Pang dan Che Ren sedang membicarakan Cui Gue yang masih juga memaksa Qin lang memasak oyster omelet, menurut Xiao Pang Cui Gue menyedihkan namun Che Ren bilang Qin lang lebih menyedihkan karena menyetujuinya padahal tujuan QIn lang datang kesana bukanlah untuk membuat oyster omelet.

Shan Dong mengantar Xin Lei dan Xi Xian pulang. Xin Lei merasa lelah dan ia permisi duluan untuk masuk ke kamar. Shan Dong mengingatkan Xin Lei lagi akan pesta besok malam.

Shan Dong berterima kasih pada Xi Xian yang telah menjaga Xin Lei, ia akan terus membujuk Xin Lei agar mau tinggal bersamanya.
Xi Xian juga tak paham kenapa Xin Lei bersikeras untuk tinggal di rumahnya tapi paling tidak hal yang seperti ditakutkan Qin lang takkan terjadi.
Shan Dong pun terkejut mendengar nama Qin Lang

Xi Xian memberitahunya kalau Qin Lang pagi ini karena takut Xin Lei menjadi gelandangan. Bertambah kagetlah Shan Dong setelah tahu Qin Lang telah bertemu dengan Xin lei, Shan Dong lalu tanya apa yang terjadi.

Xi Xian berkata kalau Xin Lei mengusir Qin Lang pergi. Shan Dong berguman itu bagus namun ia tak sepenuhnya tenang.
Xi Xian meminta Shan Dong segera pulang untuk beristirahat, Shan Dong memanggil Xi Xian, “Jika Qin lang datang untuk mencari Xin Lei lagio bisakah kau memberitahuku?”
XI Xian bingung dan tanya kenapa, Shan Dong takut karena Xin lei itu sangat polos dan selalu baik pada siapa saja, ia tak mau kalau Qin lang akan menggunakan fakta kalau Xin Lei pernah tinggal di rumahnya untuk mengasari Xin Lei. Ia akan memikirkan pemecahan untuk masalah ini. Xi Xian tersenyum mengiyakan.

Xin Lei ternyata tidak tidur, ia menatap sepatudan lukisan pemberian Qin lang dan terus memikrikannya.

“Bisakah waktu benar-benar membantuku melupakanmu? Kenapa aku teru smengingatmu setiap menit setiap hari? Aku memikirkanmu lagi setelah melihat spare ribs yang dimasak dengan pasta talas, aku memikirkanmu setiap melihat bulan dari kamarku, aku memikrikanmu bahkan ketika aku menikmati hembusan angin laut, apa yang kau lakukan di Shanghai? Kenapa kau datang mencariku, apa kau tahu betapa sulitnya bagiku untuk meninggalkanmu? Kenapa kau harus membingungkan hatiku lagi?” (Xin Lei)
Tak terasa air mata Xin lei menetes.

Di restauran Qin lang menatap lukisan milik ayahnya yang ia titipkan pada Cui Gue. Cui Gue merasa tak enak karena belum menemukan pemiliknya, Cui Gue berusaha tanya siapa sebenarnya pemilik lukisan itu dan Qin Lang langsung bilang itu milik ayahnya. Cui Gue mengangguk, itu sesuai dengan dugaannya.

Qin lang mulai menceritakan ayahnya pada Cui Gue, ia kini tak lagi menaruh dendam pada ayahnya karena telah meninggalkan mereka. Cui Gue tanya apa yang membuat Qin lang berubah cepat. 
Qin lang bilang setelah membaca buku harian ibunya ia tahu kalau ibunya begitu mencintai ayahnya dan juga impiannya, karena itulah Qin lang tak bisa membencinya dan tetap ingin bertemu dengannya.

Cui Gue berkata saat ia bertemu ayah Qin lang dulu ia merasa ayah Qin lang punya kepribadian yang sangat unik, ia kekanak-kanakan dan suka membuat orang tertawa tapi ketika bicara soal gambar ia menjadi sosok yang serius dan bicara tentang Van Gogh, Monet dan seniman lainnya. 
Terakhir kali ayah Qin lang pergi tanpa membawa uang meskipun Cui Gue memberitahu untuk membawanya.Ia juga menolak diberikan uang dan memberikan lukisan sebagai balas jasa dan kini lukisan itu menjadi bagian terindah dari restauran ini.

Qin Lang menyentuh tanda tangan pada lukisan itu, ia merasa tak mungkin bisa bertemu dengan ayahnya. Cui Gue tak merasa begitu, ia yakin suatu saat Qin lang dan ayahnya akan bertemu. Selanjutnya Cui Gue tanya bagaimana rencana Qin lang dengan Xin Lei.
Qin lang akan menemuinya besok, tapi ia tak yakin Xin Lei mau balik ke Taiwan bersamanya.
“Jika kau tak mencoba darimana kau tahu” ucap Cui Gue, ia pun memberikan Qin Lang izin libur besok.

Qin lang pergi ke rumahnhya Xin Lei dan dengan takut-takut menekan bel. Namun tak ada tanggapan dari dalam. Qin Lang pun pulang dengan rasa kecewa. 

Di jalan ia tak sengaja hampir menabrak mobil yang tak lain adalah mobinya Sheng Quan. Sheng Quan turun dan menyapa Qin lang ia lalu tanya bagaimana keadaan kaki Qin lang.

Percakapan itu pun berlanjut di sebuah kafe.
Qin lang memperhatikan kakinya tak mengerti, ia lalu tanya memangnya kenapa.
“Ayolah apa kau lupa kau kan punya degenerasi otot”
Sheng Quan merasa kagum atas keberanian Qin lang yang tetap rajin bersepeda meski kakinya sakit. Qin lang hanya kebingungan namun belum sempat ia berkata lebih lanjut Sheng Quan sudah bertanya apa Qin lang akan datang ke pesta Xin Lei besok.

“Apa kau tahu dimana dia?” tanya Qin lang langsung. Sheng Quan mengiyakan dan pesta ini tak lain adalah pesta penyambutan Xin Lei kembali. Qin Lang minta tolong Sheng Quan untuk memasukkannya kesana. Sheng Quan meminta Qin lang tak usah sungkan padanya. Sheng Quan heran mengapa Qin lang tak bersama dengan Xin Lei.

Qin Lang bilang ada salah paham diantara mereka dan ia kemari untuk meluruskannya. Sheng Quan merasa senang dapat membantu Qin lang terlebih ia juga telah mendoakan kebahagiaan mereka berdua di pasar Taiwan dulu. 
Ia lalu mengajak Qin lang datang ke tempatnya untuk memilih pakaian yang lebih formal. Qin lang merasa senang ia lalu tanya apa temannya bisa diajak, Sheng Quan tak masalah, mereka semua bisa diajak katanya.

Begitu Cui Gue mengangkat telfon dari Qin lang, Xiao Pang dan Che Ren langsung berkerumun di dekatnya. Cui Gue memberitahu kedua orang itu jika Qin lang mengajak mereka datang ke pesta penyambutannya Xin Lei. 
Che Ren dan Xiao Pang merasa bersemangat untuk ikut, Cui Gue mengingatkan mereka harus memakai baju yang pantas untuk pesta itu. Che Ren dan Xiao Pang tak memiliki baju seperti itu karena mereka terus berada di dapur. Xiao Pang lalu tanya kira-kira dimana mereka bisa mendapatkannya, Che Ren merasa ia punya ide untuk hal itu.

Mereka bertiga pun berdiri di pintu masuk tempat pesta itu berlangsung dengan pakaian yang kompak. Mobil Sheng Quan tiba, Qin lang juga turut keluar dari dalam dengan setelan rapi. Ia juga memperkenalkan ketiga temannya itu pada Sheng Quan. Sheng Quan lalu mengajak mereka semua masuk. mereka pun bergerak masuk ke dalam dan Qin lang mempersiapkan dirinya untuk bicara dengan Xin Lei.

Qin lang menatap tempat pesta tersebut diadakan. Pesta yang sungguh mengesankan bagi Che Ren dan Xiao Pang hingga mulut mereka terus melongo menatapnya, Cui Gue lalu menyadarkan keduanya. Sheng Quan berkata ke Qin lang kalau ia akan berbaur dengan yang lain. 
Cui Gue dan yang lain lalu tanya apa mereka akan disini saja sambil menunggu Xin Lei. “Aku akan mencari Xin lei” ucap Qin lang memutuskan untuk masuk dan menemukan Xin Lei. 

Qin Lang mulai berkeliling mengamati para tamu untuk menemukan sosok yang dicarinya. Sementara tampak Xin Lei di ruangannya sedang berdiri termenung.
Shan Dong mendatangi Xin lei mengajaknya memulai acaranya sebagai pasangannya lagi. Xin lei merasa ragu namun ia tetap mengikuti Shan Dong yang memegang tangannya.

Niat Che Ren dan Xiao Pang  untuk membantu malah lenyap begitu melihat aneka makanan yang tersaji dan dengan segera mereka terlena untuk menikmati makanan tersebut. 
Cui Gue memergoki keduanya dan memukul punggung mereka, ia lalu mengingatkan keduanya akan tujuan mereka membantu Qin lang. 

Qin lang terus mencari hingga tak sengaja ia bertemu dengan Xi Xian. Xi Xian jelas kaget dan langsung menyeret Qin lang sambil tanya untuk apa dia datang.
“Aku mencari Xin Lei, ada yang ingin kukatakan, dimana dia?” tanya Qin lang dalam posisi di tarik oleh Xi Xian.
Xi Xian mengusir Qin lang dengan minta ia datang lain waktu saja. Qin lang menarik tangannya dan berhenti berjalan, ia menolak untuk pergi. “Aku harus bertemu dengannya sekarang” ucap Qin lang

Dan lampu-lampu diruangan itu pun mulai redup tanda acara akan segera dimulai. Xi Xian mengalihkan pandangan dan tersenyum melihat seseorang disana. Qin lang mengikuti arah pandangan itu dan menemukan orang yang ia cari disana sedang berjalan berdampingan bersama orang lain dan tersenyum bahagia pada setiap tamu tanpa sadar bahwa Qin lang juga menatapnya dengan hati yang terluka.


Monday 17 March 2014

Corner With Love Eps 13 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

From Corner With Love Eps 13 Part 1
Qin Lang menelfon Xin lei, ia tanya apa Xin Lei telah menerima pesannya. Xin Lei mengiyakan, Qin lang lalu tanya kenapa ia tak datang. Xin Lei sengaja berbohong dengan berkata kalau ia tengah menikmati makan malam di restauran Prancis dengan Shan Dong. 
Qin Lang merasa sedih, ia lalu bilang kalau mungkin besok ia tak bisa mengantarkan Xin lei ke bandara, Xin Lei merasa tak masalah.

Qin Lang menyebutkan alasan yang pernah diucapkan Xin Lei ke si pria yang pernah di kejar Xin Lei karena tak bayar, ia bilang kios mereka sangat ramai karena tempat mereka memang yang paling terkenal disini, mereka juga selalu memakai...
“Bahan-bahan yang berkualitas, juga oyster yang lebih besar daripada yang lain, kami meletakkan kol dan yang terlebih penting saus kami merupakan racikan spesial” sambung Xin Lei.
Qin lang mengangguk tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Nenek juga merasa sedih melihat Qin Lang.
“Kalau begitu”
“Selamat tinggal” ucap Xin Lei,ia mematikan telfon dan menatap Qin lang yang berusaha tegar menahan tangis. Ah Da dan nenek berpura-pura tak mendengarnya.

Esoknya Xin Lei pun bersiap pergi meninggalkan Taiwan bersama Shan Dong.
Xin Lei bernarasi 
“Kepada kota ini yang telah memberikanku kehangatan dan membuatku putus asa, selamat tinggal. Perjalananku disini telah diisi dengan kenangan pahit dan manis "(Xin Lei)
Xin Lei kini duduk di bandara
“Ketika aku menutup mataku aku bisa melihat senyuman Qin lang, tersenyum begitu gembira, tapi hatiku tak dapat menghentikan penderitaan, senyumnya membuat hatiku sakit” (Xin Lei)

Shan Dong mengajak Xin Lei bergegas pergi, Xin Lei mendengar Qin lang memanggilnya dan berbalik ke belakang, namun itu semua ternyata hanyalah mimpi Qin lang yang memanggil-manggil Xin lei dalam tidurnya.

Qin lang menyambar jepit rambut Xin Lei dan bergegas pergi mengayuh sepedanya. Qin lang ternyata mendatangi tepi pantai kenangan mereka
“kau mungkin hanya mimpi, aku tak bisa memutuskan untuk melupakan atau mengejarnya, apakah kau sungguh telah pergi atau kau memang tak pernah disini sebelumnya aku mulai merasa tak yakin sekarang” (Qin Lang)

Kepala Supervisor mengamati produk baru mereka yang meniru desain Qin Lang, namun hasil itu tak memuaskan karena gambarnya tak sebagus buatan Qin lang. 
Kepala Supervisor lelah karena tak dapat menemukan desainer yang pas. Ia mengamati foto sepatu Xin Lei sekali lagi dan tanya pada Bi Zhu kenapa orang yang menggambar sepatu itu menolak untuk menggambar.
“Dia bilang dia tak punya hasrat untuk menggambar” jawab Bi Zhu. Kepala Supervisor meminta Bi Zhu menanyakannya sekali lagi.


Xiao Yang menemui Qin Lang dan mengajaknya pergi makan, Qin lang dengan malas menolaknya. Xiao Yang merengek minta Qin lang mau pergi, Qin lang tetap menolak dan berniat masuk.
“Apa kau masih memikirkan Xin Lei?” tanya Xiao Yang menghentikan langkah Qin Lang.
“Apa urusanmu?”
“Qin Lang apa Xin Lei begitu penting untukmu? Dia hanya seseorang yang tinggal bersamamu selama 3 bulan sedangkan aku selalu membantumu, bukankah kau tahu itu? jika bukan karena aku seluruh keluargamu akan menjadi gelandangan”
“Apa maksudmu?’ ucap Qin lang tak mengerti.
Xiao Yang merasa keceplosan bicara, ia lalu bilang kalau ia tak bilang apa-apa.

“Kenapa kami harus menjadi gelandangan?” tanya Qin Lang
Bi Zhu pun tiba dan langsung menyambar, “Karena dia menipu Xin Lei untuk pergi atau dia takkan mengembalikan surat tanah pada nenek”
Qin Lang tanya kenapa itu ada ditangan Xiao Yang, Bi Zhu pun kembali menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Qin lang. 
Xiao Yang menyebut ucapan Bi Zhu hanya omong kosong, Bi Zhu membantah dan mengatakan Xiao yang lah yang memaksa Xin Lei untuk pergi dan Xin Lei sendiri yang memberitahunya, Bi Zhu memaksa Xiao Yang untuk mengaku. Xiao Yang tak bisa berkata-kata, Qin lang lalu menariknya untuk ikut ke dalam.

Xiao Yang berhadapan dengan nenek dan Ah Da merasa berang terhadapnya setelah tahu yang sesungguhnya terjadi.
“Dia melakukannya dengan sengaja” ucap Xiao Yang justru menuduh Xin Lei. Nenek merasa marah dan langsung mengusir Xiao Yang keluar dari rumahnya. Xiao Yang yang tak tahu malu justru bilang kalau ia menyukai Qin lang dan Xin Lei lah yang telah merebut Qin lang darinya.
“Tak Ada yang bisa merampas cintamu kecuali kau sendiri” tegas nenek, nenek berterima kasih atas pinjaman uang dan pengembalian surat tanah tapi ia merasa lebih baik menjadi gelandangan daripada harus berhutang budi padanya, nenek kembali mengusir Xiao Yang keluar. Ah Da turut membela nenek.

Merasa terus dipojokkan Xiao Yang pun keluar dengan hati kesal. Qin lang keluar mengejarnya, Xiao Yang berkata kalau semua yang dilakukannya selalu salah, apakah ia salah jika ingin seperti Qin Lang.

“Xiao Yang kita adalah teman yang tumbuh bersama, jika kau menghargai persahabatan ini kau harus bersikap tulus meskipun sekarang aku kejam padamu tapi aku selalu menganggapmu sebagai teman dan adik, jadi tolong jangan lukai orang lain di sekitarmu, mungkin kau tak mengerti ini dengan melukai orang yang aku cintai kau juga telah melukaiku”  Qin Lang menyelesaikan kata-katanya dan kembali masuk. Xiao Yang menangis tersedu-sedu segala upayanya tetap tak berhasil.

Bi Zhu berkata pada semua kalau sebenarnya ia sudah berjanji pada Xin Lei untuk tak mengatakan yang sebenarnya namun ia terlanjur kesal melihat Xiao Yang.
Ah Da tanya apa Xin lei memang mengorbankan diri untuk mereka atau ia justru ingin bersama Shan Dong. “Tentu saja dia mengorbankan dirinya” ucap Bi Zhu.
Ah Da berkata kalau Shan Dong sepertinya sangat mencintai Xin Lei bukankah mungkin Xin Lei memilih Shan Dong karena mereka telah lebih lama bersama. Bi Zhu memberi aba-aba pada Ah Da sambil melirik Qin lang, Ah da mengangguk mengerti.

Nenek berkata Qin Lang harus pergi ke Shanghai jika ingin tahu yang sebenarnya. Qin Lang kaget menatap nenek, nenek mengangguk, “Jika kau tak pergi kau akan menyesal seumur hidupmu” nenek berterima kasih pada Bi Zhu atas informasi ini. 
Bi Zhu tanya bisakah nenek berjanji 1 hal padanya, nenek tanya apa itu. Bi Zhu melirik Qin lang “Biarkan Qin Lang menggambar” ia memberitahu bahwa bos nya sangat tertarik dengan gambar Qin lang namun Qin lang menolak. Ia pikir jika nenek setuju maka Qin lang pasti bersedia. Qin Lang sendiri merasa tak enak terhadap nenek. Nenek tampak berfikir sambil menatap Qin lang ia bilang akan memikirkannya lagi.

Nenek kembali mengenang perpisahan antara Qin lang dan ibunya serta ucapan Xin lei yang mengatakan kalau Qin lang sangat berbakat dalam menggambar dan memintanya membiarkan Qin lang mencoba. Nenek memejamkan mata dan menarik nafas, sepertinya ia telah membuat keputusan.

Qin lang memegang kotak cat pemberian Xin lei dan ingat pesan terakhir Xin lei untuk tak menyerah pada keinginannya menggambar. Nenek lalu memanggil Qin lang untuk menyatakan keputusannya.

Nenek menyerahkan koper pada Qin lang, ternyata itu adalah titipan dan ibu Qin lang untuk diberikan jika Qin lang dewasa nanti namun nenek terlalu takut Qin lang bernasib sama seperti ayahnya sehingga ragu menyerahkannya.
Nenek berkata ayah Qin lang meninggalkan Qin lang dan ibunya untuk mengejar keinginannya menjadi seniman namun ia tak pernah kembali setelah pergi dan menelantarkan mereka. Nenek mempersilahkan Qin Lang memilih apakah ia ingin menerima koper itu dan melanjutkan mimpinya untuk menggambar atau tidak.

Qin lang membuka perlahan koper itu dan menemukan banyak surat serta benda lain peninggalan ibunya. Qin Lang menyentuh buku harian ibunya dan ia pun mulai menangis menatap benda-benda yang mengingatkan akan ibunya itu. Qin Lang membaca buku harian itu.

Flashback
Qin Lang kecil amat suka melukis,sang ibu bernarasi kalau ia tak menyesal menikah dengan suaminya karena ia mendapatkan Qin lang
“Aku akan bekerja keras agar aku bisa memiliki rumah segera, aku harap pada waktu itu aku bisa hidup bersama dengan Hui Mei, kami berjanji membelinya bersama" (Ibu Qin Lang)

Ibu Qin lang menulis surat untuk temannya Hui Mei dan mulai terbatuk-batuk. 
“Dan keluarga kami berdua akan hidup bersama, itulah mimpi kami” 
Ibu Qin Lang mengirimkan suratnya, “Hui Mei sungguh beruntung, dia bertemu dengan seseorang yang mencintainya dan membawanya ke Shanghai. Aku memintanya untuk sering menyuratiku”

Flasback End
Qin lang mulai menangis
“Kesehatanku mulai menurun, aku hanya bisa memberikan Qin lang pada ibu dan aku harap dia bisa hidup dengan Qin Lang di rumah itu, ini mimpi terakhirku, aku harap suatu hari ayah Qin lang akan kembali ke rumah setelah mendapatkan mimpinya"

Qin lang menutup buku itu dan lari menemui nenek, dengan menangis QIn Lang mengutarakan keinginannya untuk tetap menggambar karena itu adalah impiannya
”Apakah itu akan berhasil atau tidak aku akan tetap mengikuti impianku” ucapnya.
Nenek menepuk bahu Qin Lang dan menerima keputusannya. Qin lang lalu memeluk erat nenek.

Ah Da melihat sebuah foto yang jatuh dari buku itu, ia memungutnya dan tanya pada nenek siapa wanita dan anak kecil yang ada di foto itu.
Nenek mengatakan itu adalah Hui Mei teman baik ibunya Qin lang. “Ibumu membeli rumah ini dengannya”

QIn Lang merasa pernah melihat Hui Mei sebelumnya, nenek berkata mungkin ketika Qin Lang masih kecil.
Qin Lang rasa tidak selama itu, ia tampak bingung mengingat dimana ia pernah melihatnya. 

Ah Da bilang ada tulisan di belakang foto itu dan ia pun membacakannya.
isi : “Yi Ting apakah puteramu Qin Lang sehat? Aku juga telah melahirkan seorang puteri namanya adalah Xin Lei"
Xin Leiii...?” teriak Ah Da kaget.
Nenek dan Qin lang tak kalah bingung, Ah Da membaca lagi.
isi : “Ini dia di foto, bukankah dia sangat cantik? Seperti seorang puteri, kelahiran Xin Lei sepertinya membawa keberuntungan pada kita, usaha kita semakin maju, sepertinya kau akan menikmati rumah yang kita beli bersama itu” 

Nenek benar-benar kaget, Qin lang akhrinya ingat ia pernah bertemu ibu Xin Lei saat di Shanghai, saat itu ibunya Xin Lei mengajak Xin Lei makan di tempat Qin Lang. 
Akhirnya semua itu menjelaskan kenapa Xin lei mengaku kalau ini rumahnya dan kenapa ia punya alamat dan kunci rumah mereka. Nenek merasa bersalah karena telah menuduh Xin Lei penipu. 
Ah Da tanya apa yang harus mereka lakukan. Nenek menyuruh Qin lang membawa kembali Xin Lei dan katakan kalau rumah ini memang adalah rumahnya.

Perasaan Xin Lei waktu berada di Shanghai tidaklah sesenang dulu, Xin Lei kaget saat Shan Dong menggenggam tangannya.
Shan Dong berkata kalau mereka sudah ada di rumah, Xin Lei bertanya pada dirinya sendiri apa benar dia sudah berada di rumah.

Ba Dao, Bi Zhu dan Ah Yi buru-buru mendatangi kios dan tanya apa benar Qin lang akan pergi ke Shanghai hari ini. Ah da membenarkan dan bilang pesawatnya akan segera berangkat. 
Bi Zhu tanya kenapa Qin lang tak bilang agar mereka bisa mengantarnya. Ah Da bilang kalau nanti Qin lang berhasil membawa Xin lei pulang mereka semua akan menjemput mereka. mereka semua tersenyum kecuali Ba Dao.
Ba Dao berharap ini terakhir kali nya Qin Lang yang terus mengejar Xin Lei.

Nenek menerima telfon dari Qin lang  yang ingin berpamitan, Qin Lang minta neneknya menjaga kesehatan dan tidak terlalu keras bekerja. Nenek mengatai Qin Lang cerewet, ia balik memperingatkan kalau ia tak berhasil membawa Xin Lei maka lebih baik ia tak usah pulang saja.
Qin Lang tak tahu, ia tak percaya diri. 
“Kau harus ingat selama kau telah membuat keputusan kau harus berani menghadapinya” ucap nenek.

Qin Lang mengerti, nenek memintanya menunggu sebentar. Nenek lalu mengumumkan pada semua orang di pasar kalau Qin lang akan pergi menemukan cinta sejatinya, “Apa kalian punya kata-kata untuknya?” teriak nenek
“Qin Lang lakukanlah...” teriak semua orang itu berkali-kali. Qin Lang tersenyum geli mendengarnya namun is justru semakin percaya diri untuk bisa melakukannya.
“Xin Lei bisakah kau merasakannya, pelan-pelan aku semakin dekat padamu, apa kau juga menungguku?”

Qin lang pun tiba di Shanghai dan berdiri di depan restauran 131. Ia masuk ke dalam dan mendengar teman-temannya sedang bertengkar. 

Qin Lang duduk santai seakan ia adalah pengunjung dan berteriak memesan salah satu menu.
Ketiganya sontak terkaget-kaget melihat penampakan Qin lang, “Cui Gue cubit aku” pinta Che Ren
Sangking penasarannya Xiao Pang pun menjitak kepala Qin Lang, “Hei kenapa kau memukulku” mereka semua langsung kegirangan dan mengerumuni Qin lang.
Mereka bahkan mengangkat-ngangkat Qin lang hingga Qin Lang meronta minta diturunkan.

Cui Gue kesal karena selama ini Qin lang tak pernah menghubungi mereka kecuali saat Qin lang meminta tolong membuat masakan Shanghai. Qin lang minta maaf dan tanya bagaimana kabar mereka selama ini. 
Che Ren mengatakan keadaan mereka kurang baik semenjak Qin Lang pergi hal itu karena Xiao Pang tak mampu membuat oyster omelet seperti Qin lang. 
Che Ren juga berkata kalau si Xiao Pang selalu menangisi Qin lang, Xiao Pang tak mau kalah dan bilang kalau Che Ren juga sama.
Mereka pun bersulang untuk menyambut Qin Lang. 

Cui Gue lalu tanya apa tujuan Qin Lang kali ini kembali ke Shanghai. Qin lang bilang dia hanya ingin bertemu mereka. Teman-temannya tak ada yang percaya, Cui Gue menebak kalau Qin lang kembali pasti karena Xin Lei. 
Karena Qin Lang hanya diam maka Cui Gue menyimpulkan kalau itu benar. 
Che Ren dan Xiao Pang bilang kalau sejak Qin lang mengantarkan Xin Lei ke pesta Shan Dong mereka tak pernah lagi dengar kabar tentangnya. 

Cui Gue tanya apakah ada perasaan yang berbeda antara Qin Lang dan Xin Lei sekarang, karena ia tahu kalau Xin lei tinggal bersama Qin lang apakah mungkin perasaan mereka lambat laun berubah dan akhirnya mereka sadar telah jatuh cinta satu sama lain. 

Qin lang terpelongo pernyataan  Cui Gue sangat tepat, Che Ren dan Xiao Pang sampai bertepuk tangan mereka memuji Cui Gue amat pandai mengarang cerita. Qin Lang lalu bilang kalau apa yang diceritakan Cui Gue memang benar.
Seketika ketiganya pun terdiam.

Qin lang pun menceritakan kalau ia pernah berharap agar lebih baik tak bertemu Xin Lei saja namun ia tersadar saat bersama Xin Lei adalah saat terindah dalam hidupnya.
Cui Gue bisa menyimpulkan apa tujuan Qin lang datang ke Shanghai kali ini. Che Ren dan Xiao Yang tanya bukankah Qin Lang akan membawa Xin Lei kembali ke taiwan. 
Qin lang mengiyakan, ia lalu bilang sebelumnya ia pernah berkata ke Xin Lei kalau ia tak mencintainya namun sebenarnya...Qin lang pun tergagap untuk mengakui perasaannya. 

“Pada saat seperti ini pun kau tak bisa mengatakannya” kesal Xiao Pang. Che Ren minta Xiao Pang mengerti namun Xiao Pang tanya ketika Xin Lei bilang ia mencintai Qin lang apa itu benar ia mencintainya. Qin Lang tanya apa maksudnya, “Cinta adalah cinta apa yang nyata dan tak nyata dari itu”
Che Ren tak sependapat, menurutnya hal itu bisa saja karena Xin lei tak punya siapapun di Taiwan dan ia mengatakannya sebagai penghargaan atas Qin Lang yang telah menjaganya. Cui Gue mengangguk. 

Qin lang bilang Xin Lei bukan seperti itu. “Hati wanita itu seperti jarum di bawah jerami, aku takkan yakin” ucap Cui Gue. Qin lang tetap bilang tidak. Che Ren dan Xiao Pang bilang kalau jadi Xin lei mereka pasti memilih Shan Dong daripada Qin lang. Qin lang terus bilang tidak. 
Che Ren lalu tanya bagaimana memangnya Xin Lei itu. Qin lang terdiam.

Cui Gue tanya apa strategi yang sudah dipersiapkan Qin lang. Qin lang tak punya strategi ia malah tanya apa strategi yang baik menurut temannya itu. ketiganya saling menyuruh duluan. 
Namun mereka bingung karena belum pernah merasakan itu. mereka menyimpulkan akan sulit kali ini bagi Qin lang untuk merebut Xin lei. Qin lang tanya apa dia bisa tinggal disana lagi, Cui Gue dengan senang hati menerima asal Qin lang mau membuat oyster omelet lagi untuk membayar sewa. 
Che Ren mengolok-olok Cui Gue yang tak punya rasa kasihan pada Qin lang. Cui Gue beralasan kalau Qin lang pastilah tak mau mendapatkan sesuatu dengan gratis, Che Ren minta Cui Gue memotong gajinya saja untuk membayar sewa Qin Lang, Qin lang tersenyum melihat teman-temannya.