Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
Qin Lang tiba di tempat Xin Lei dan dengan
cemburu menyaksikan Xin Lei bermain piano dengan bahagia bersama Teng Feng.
Permainan selesai, Bi Zhu memberi tepuk tangan meriah untuk keduanya.
Xin Lei tersenyum lepas pada Teng Feng, tiba-tiba Teng Feng menaikkan tangannya seolah hendak membelai pipi Xin Lei namun ia terhenti oleh tepuk tangan meriah dari Bi Zhu sekali lagi.
Xin Lei tersenyum lepas pada Teng Feng, tiba-tiba Teng Feng menaikkan tangannya seolah hendak membelai pipi Xin Lei namun ia terhenti oleh tepuk tangan meriah dari Bi Zhu sekali lagi.
Bi
Zhu dengan semangat berkata kalau Teng Feng dan Xin Lei benar-benar sangat
serasi dalam bermain musik, Qin Lang tak tahan lagi melihat mereka, ia pun
memilih pergi tanpa diketahui siapapun.
Teng
Feng kembali memuji Xin Lei atas kepandaiannya bermain piano, “kau pasti sudah
bermain paling tidak 10 tahun”
“12
tahun” jawab Xin Lei, Teng Feng merasa tertarik untuk mendengar kisah hidup Xin
Lei, hal itu membuat Xin Lei terdiam.
Sementara
itu di luar Qin Lang mencoba menelfon Xin Lei, Xin Lei lalu mengangkat
telfonnya dan mendengar suara Qin Lang yang marah-marah bertanya dimana
dirinya. Xin Lei hanya bilang kalau ia sedang sibuk, Qin Lang yang tentu tahu
apa kesibukan Xin Lei tanya lagi bukankah ia sudah pulang bekerja sekarang.
“Memangnya
ada hal yang penting?” tanya Xin Lei
“Hal
yang penting, ya tentu saja, memangnya untuk apa aku menelfonmu, ini bukan
hanya penting tapi sangat penting”
Xin
Lei semakin khawatir dan tanya apa itu
“Pokoknya
cepatlah kembali” ucap Qin lang sambil menutup telfonnya dengan puas.
Xin
Lei benar-benar terpengaruh, ia permisi untuk pulang duluan pada Teng Feng dan
meminta Bi Zhu menemani Teng Feng pulang. Xin Lei segera keluar dengan
tergesa-gesa. Teng Feng merasa sedikit kecewa dengan kepulangan Xin Lei.
Qin
Lang keluar dan menyuruh Ah Yi dan Ba Dao untuk masuk ke mobil. Setelahnya Qin
lang mengamati pintu gedung menunggu Xin Lei keluar. Ah Yi dan Ba Dao tanya apa
yang sedang Qin Lang lakukan sekarang bukankah mereka harus menemui Bi Zhu.
Qin
Lang tak menggubris, tak lama ia melihat Xin Lei keluar dengan terburu-buru,
Xin lei tampak panik dan segera menyetop taksi untuk pulang. Qin Lang tertawa
melihat taktiknya berhasil pada Xin Lei.
Ba
Dao merasa heran dan tanya memangnya Xin lei mau pergi kemana, tawa Qin Lang
hilang setelah sadar kalau ia harus duluan sampai di rumah sebelum Xin Lei
untuk menciptakan alasan
Ah
Yi melihat Bi Zhu keluar dengan Teng Feng dan menunjukkan hal itu pada
keduanya, Qin Lang tak peduli karena memang tujuannya datang bukanlah Bi Zhu,
Ba Dao tanya apa mereka akan menghampiri Bi Zhu atau tidak, Qin lang menyuruh
Ba Dao untuk segera pulang saja.
Qin
Lang benar-benar panik karena harus bisa duluan sampai di rumah sementara mobil
Ba Da bukanlah mobil yang bisa dipakai untuk ngebut, Qin Lang mencengkran
kepala Ba Dao dan menyuruhnya untuk lebih cepat lagi.
Hal
itu membuat Ah Yi ketakutan, Bahkan Takumi Fujikawa dari Initial D takkan mampu
membuat mobil tua ini lebih cepat” ucap Ah Yi
“Mobil
usang sekalipun juga punya harga diri” tambah Ba Dao. Qin Lang tak peduli dan
tetap menyuruhnya untuk cepat.
Akhirnya
mereka berhasil sampai, Qin lang segera bergegas keluar, Ba Dao dan Ah Yi
menatap bingung. Qin Lang semakin panik melihat Xin Lei telah tiba di depan
gerbang rumah, ia segera bersembunyi dan melompati tembok samping rumah dan
masuk ke dalam.
Xin
lei sudah masuk dan memanggil-manggil Qin Lang, Qin lang segera melepas sepatunya
dan masuk ke kamr Xin lei. Qin lang memgeluarkan isi koper Xin Lei dan membuang
bajunya ke samping rumah lewat jendela. Xin Lei semakin dekat Qin lang
buru-buru melakukan semuanya, ia bahkan kejedot pintu saat hendak keluar dari
kamar Xin Lei.
“Apa
yang kau lakukan” Tanya Xin Le akhirnya menemukan Qin lang. Qin Lang tengah
menggosok kepalanya yang sakit, “Apanya yang penting?” tanya Xin lei lagi.
Qin
lang segera mengantar Xin lei kekamarnya dan menunjukkan kopernya yang tekah
kosong. Xin lei sepertinya tak menganggap itu begitu penting, ia memeriksa
beberapa laci dan tak menemukan kehilangan yang berarti.
“Ada
pencuri yang masuk ke kamarmu dan mencuri bajumu apa itu tak penting?”
Xin
Lei : “Aneh sekali kenapa pencuri itu hanya mencuri baju dan sepatuku?”
Qin
Lang mulai panik, “Kau yang aneh, barang-barangmu tekah dicuri dan kau tak
khawatir seditpun kalau pencuri itu tahu dia pasti tak mau mengembalikan
barang-barangmu”
Xin
Lei : “kenapa dia harus mengembalikan barang-barangku?”
Qin
Lang :”Kenapa tidak, lihatlah sikap acuhmu ini, apa mungkin karena kau sedang
sibuk dan lebih penting dari ini?!”
Qin
Lang semakin kesal dan marah-marah karena Xin Lei tak peduli. Xin lei jadi
bingung kenapa Qin Lang jadi lebih marah ketimbang dirinya padahal yang
kecurian adalah dirinya. “Benarkah” ucap Qin lang langsung mengontrol emosinya.
Xin
lei ingin memeriksa jendela, Qin lang panik karena pakaian yang ia buang masih
berserakan disana, dengan segera ia melompat dan menutup jendela itu.
Xin
Lei :”Apa yang kau lakukan?”
Qin
lang :”Tak apa-apa”
Xin
Lei : “Kalau tak ada apa-apa lalu kenapa kau tutup jendelanya?”
Qin
lang :”Karena angin diluar itu sangat dingin”
Xin
Lei lalu tanya apa mungkin baju Qin lang juga hilang, Qin Lang bilang tidak.
Xin Lei menyuruhnya memeriksa dulu sementara ia akan memeriksa keadaan di luar,
“kau tak boleh” ucap Qin lang segera menghalangi Xin Lei, Xin lei tanya
alasannya. “Karena diluar itu sangat gelap dan bisa saja pencuri itu masih
bersembunyi disana karena belum puas mendapat hasil curian darimu”
Xin
Lei agak ragu, “Apa pencuri di Taiwan sampai seperti itu?”
Qin
Lang mencoba menakuti, “Yu Xin Lei apa kau ingin aku mencuri hartamu atau
tubuhmu?”
Xin
Lei :”Apa kau bodoh memangnya bagaimana pencuri itu tahu namaku”
Qin
Lang:”Apa kau tidak tahu pencuri sekarang ini seperti manager perusahaan”
“Kalau
begitu aku akan menghubungi polisi, Qin lang segera melarang. Xin Lei heran
bukankah Qin Lang bilang tadi ini masalah yang serius, “itu karena dia hanya
mencuri pakaianmu bukan pakaianku”
Xin
Lei bertambah heran dan berkata Qin Lang bertingkah sangat aneh hari ini. Qin
Lang menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan bilang kalau ia memang begitu
setiap hari. Xin Lei mulai akan menuduh Qin Lang yang melakukannya namun mereka
berdua mendengar ocehan nenek yang baru pulang dan kelelahan, Qin Lang selamat
ia segera bergegas menemui nenek.
Namun
keadaan malah semakin parah saat mendengar dari Xin Lei tentang pencuri yang
masuk ke rumah. Nenek dan Ah Da segera menghambur memeriksa seluruh ruangan.
Xin Lei yang tengah duduk bersama Qin Lang menunggu mereka berdua sementara Qin
lang wajahnya semakin cemas saja.
Nenek kembali dan bilang kalau semuanya baik-baik saja. Xin Lei bingung kenapa hanya pakaiannya saja yang hilang. Qin Lang mencoba menyembunyikan kegelisahannya, “Mungkin karena hanya bajumu yang tampak berharga”
Nenek kembali dan bilang kalau semuanya baik-baik saja. Xin Lei bingung kenapa hanya pakaiannya saja yang hilang. Qin Lang mencoba menyembunyikan kegelisahannya, “Mungkin karena hanya bajumu yang tampak berharga”
“Tidak
juga” ucap Ah Da memaparkan pemeriksaannya.”Pintu dan jendela tak terbuka
dengan paksa, tak ada sedikitpun jejak kaki yang berlumpur tertinggal disini”
“Kenapa
mesti ada jejak berlumpur?” tanya Qin lang
“Pencuri
itu melompat masuk kesini, dia pasti melewati halaman dan meninggalkan jejak
kaki”
“Apa
mungkin ia memakai bungkus plastik” pikir Ah Da
“heh...tolonglah
dia bahkan tak sempat melepaskan sepatunya” ucap Qin lang malah terpancing
“itu
semakin aneh, dia bisa melepasnya
setelah selesai mencuri kenapa dia harus takut kita menemukan jejak kakinya”
“Seriuslah...meninggalkan
jejak kaki berlumpur berarti meninggalkan bukti”
“Ini
hanya pencuri kecil menurutmu polisi akan menurunkan sherlock holmes”. Nenek
menyuruh Qin Lang berhenti menyela dan meminta pendapat Ah Da atas semua ini.
Ah Da menyimpulkan kalau pencurinya pasti masih ada di rumah ini. mulut Qin Lang terasa kelu, ia ingin mengaku namun terasa sangat sulit diucapkan. Nenek lantas menuduh Xin lei pasti pura-pura dan melakukan hal ini semua sendiri untuk mencari simpati, Xin Lei jelas membantah. Qin Lang membela dan bilang kalau bukan Xin Lei pelakunya
Ah Da menyimpulkan kalau pencurinya pasti masih ada di rumah ini. mulut Qin Lang terasa kelu, ia ingin mengaku namun terasa sangat sulit diucapkan. Nenek lantas menuduh Xin lei pasti pura-pura dan melakukan hal ini semua sendiri untuk mencari simpati, Xin Lei jelas membantah. Qin Lang membela dan bilang kalau bukan Xin Lei pelakunya
“Aku
tahu, kau pasti bilang kalau itu kau”
“Kau
tahu?” tanya Qin Lang bingung, ia pikir nenek sudah tahu perbuatannya. Namun
ternyata nenek hanya yakin kalau Qin Lang pasti akan mengaku untuk membela Xin
Lei.
Qin
lang kembali menegaskan kalau ia memang pelakunya, nenek lalu tanya kalau
memang itu Qin Lang apa tujuan Qin lang melakukannya. Qin Lang terdiam tak
mungkin mengakui kalau itu karena rasa cemburu. Nenek lalu menganggap kalau
mereka berdua yang telah mengarang cerita ini,
Xin
lei tak terima “Kalau kau ingin bertengkar denganku kau tak perlu menghinaku”
ucap Xin lei “Bukankah kita sepakat setelah aku mendapat gaji pertamaku aku
akan keluar dari rumah ini? baiklah aku akan mencari rumah besok”
“Kau
bisa pelan-pelan mencari rumah itu kau hanya tak boleh berbohong kepadaku”
Xin
Lei merasa kesal setelah bajunya hilang kini ia malah dituduh macam-macam, ia
segera pergi keluar. Qin Lang ingin mengejar namun nenek melarangnya.
Malamnya
ketika AH Da telah tidur diam-diam Qin lang ingin keluar, tiba-tiba AH da
terbangun dan berteriak pencuri. Qin Lang menyuruhnya diam karena itu hanya
dia. Ah Da kesal karena Qin Lang menakut-nakutinya dan menyuruh Qin Lang untuk
tidur kembali. Setelah Ah da terlelap Qin lang kembali keluar.
Qin Lang kesamping kamar Xin lei memunguti baju-baju Xin Lei kembali. Dalam hati Qin Lang merasa menyesal atas kelakuannya yang justru membuat Xin Lei dimarahi namun ia tak tahu bagaimana cara menyampaikan kebenaran ini pada Xin lei.
Qin Lang kesamping kamar Xin lei memunguti baju-baju Xin Lei kembali. Dalam hati Qin Lang merasa menyesal atas kelakuannya yang justru membuat Xin Lei dimarahi namun ia tak tahu bagaimana cara menyampaikan kebenaran ini pada Xin lei.
Xin
Lei tertidur pulas sambil tersenyum, dalam tidurnya Xin lei memimpikan
saat-saat ia bermain piano bersama Teng Feng tadi serta bagaimana dulu ia
pernah memainkan lagu yang sama spesial untuk Qin Lang sebagai hadiah. Xin Lei
kembali tersenyum indah dalam tidurnya.
Pagi
menjelang, Xin Lei yang selesai menjemur melewati Qin Lang dan keluarganya yang
tengah makan. Qin Lang memanggil Xin lei, ia tanya apa yang akan dilakukan Xin
Lei setelah pakaiannya hilang. Xin Lei bilang akan memikirkannya nanti. Qin
Lang menawarkan untuk mencari kembali pakaian itu siapa tahu si pencuri
membuangnya setelah tahu tak cocok memakai pakaian itu. Xin Lei bilang kalau ia
sudah tak peduli lagi.
“Kenapa?”
tanya Qin Lang bingung
Xin
lei bilang mungkin saja baju itu sudah diinjak-injak atau sudah usang sekarang
sehingga tak mungkin ia mau memakainya.Qin Lang tanya apa yang akan dipakai Xin
Lei nanti. Xin Lei bilang ia hanya akan bertukar dengan apa yang ada dulu yang
paling penting sekarang adalah menemukan rumah dan pindah.
Nenek mendapat ide, ia pergi masuk ke dalam kamar, semua terdiam menatap nenek. Setelahnya nenek kembali membawa beberapa bajunya yang dulu dipakai waktu masih muda, ia memberikannya dengan tulus untuk dipakai sementara oleh Xin Lei.
Qin Lang dan Ah Da tertawa terbahak-bahak. Ah Da mengatakan baju itu sudah sangat tua untuk dipakai di era sekarang. Qin Lang menambahkan kalau itu dipakai maka ia akan mati karena menahan malu. “kau akan mengubah Xin lei dengan corak bunga-bunga yang seperti seprai ini”
Nenek mendapat ide, ia pergi masuk ke dalam kamar, semua terdiam menatap nenek. Setelahnya nenek kembali membawa beberapa bajunya yang dulu dipakai waktu masih muda, ia memberikannya dengan tulus untuk dipakai sementara oleh Xin Lei.
Qin Lang dan Ah Da tertawa terbahak-bahak. Ah Da mengatakan baju itu sudah sangat tua untuk dipakai di era sekarang. Qin Lang menambahkan kalau itu dipakai maka ia akan mati karena menahan malu. “kau akan mengubah Xin lei dengan corak bunga-bunga yang seperti seprai ini”
“Heii
apa yang kau katakan...itu seperti tirai” tambah Qin lang, keduanya kembali
tertawa terbahak-bahak.
Nenek
berteriak menyuruh mereka berhenti, keduanya terdiam,Xin Lei segera pergi. Dengan menahan malu nenek bilang
kalau ia takkan pernah meminjamkannya kalau begitu dengan gaya sombong. Ah Da dan Qin lang terdiam
sesaat lalu tertawa lagi setelah nenek pergi.
Qin
lang membawa kotak yang berisi baju Xin lei itu dia tas sepedanya, Qin lang
berniat menukar pakaian itu dengan sebuah sepatu. Qin Lang masuk ke toko sepatu
dan mengambil sepatu kets putih polos, Qin lang tersenyum menemukan sepatu yang
sesuai.
Pegawai
senior kaget saat Bi Zhu permisi kalau ia Xin Lei dan teng Feng akan
berjalan-jalan ke daerah selatan. Teng feng membenarkan ia ingin berkeliling disana
sebelum konser.
Pegawai senior menyuruh Xin lei melakukan itu sendiri, Bi Zhu bilang kalau Xin lei orang baru di Taiwan dan tak begitu kenal wilayah disana. Pegawai senior menyuruh Ye Ling saja. Bi Zhu terus memohon agar ia dan Xin lei diijinkan untuk menemani Teng Feng. Pegawai senior pun akhirnya mengijinkan mereka, Xin Lei menatap heran pada Bi Zhu yang terlihat begitu bersemangat.
Pegawai senior menyuruh Xin lei melakukan itu sendiri, Bi Zhu bilang kalau Xin lei orang baru di Taiwan dan tak begitu kenal wilayah disana. Pegawai senior menyuruh Ye Ling saja. Bi Zhu terus memohon agar ia dan Xin lei diijinkan untuk menemani Teng Feng. Pegawai senior pun akhirnya mengijinkan mereka, Xin Lei menatap heran pada Bi Zhu yang terlihat begitu bersemangat.
Bi
Zhu ternyata mengatur hal itu agar bisa membawa Ba Dao juga untuk acara tanda
tangan. Ba Dao senang mendengar kabar tersebut dari telfon dan memberitahukan
ke Ah Yi. Qin lang baru tiba sambil menenteng kotaknya, ia turut mendengar dan
tanya bukankah Xin Lei harus bekerja.
Ba Dao memberitahu keterlibatan Teng Feng akan hal itu. Ah Yi teringat bukankah teng Feng itu adalah orang yang memgantarkan Bi Zhu pulang. Qin lang gerah mendengar nama itu, ia memanyunkan bibirnya, terlebih Ba Dao juga menyebutnya sebagai pria tampan. “Dia hanya musisi, kenapa juga dia harus ikut bersama kita?” “Dasar sial, kemarin juga hari yang sial, ada apa dengan bermain piano sampai larut malam”
Ba Dao memberitahu keterlibatan Teng Feng akan hal itu. Ah Yi teringat bukankah teng Feng itu adalah orang yang memgantarkan Bi Zhu pulang. Qin lang gerah mendengar nama itu, ia memanyunkan bibirnya, terlebih Ba Dao juga menyebutnya sebagai pria tampan. “Dia hanya musisi, kenapa juga dia harus ikut bersama kita?” “Dasar sial, kemarin juga hari yang sial, ada apa dengan bermain piano sampai larut malam”
Ba
Dao tanya apa yang dilakukan Qin Lang semalam, Qin Lang mengaku tak melakukan
apa-apa, “Lalu apa yang ada di kotak itu?” tanya Ah Yi. Qin Lang kelabakan,
“Nenek bilang dia mau menyimpan ini disini” elak Qin lang.
Mereka berdua ingin membukanya, Qin Lang segera menyingkirkan tangan mereka dan memperingatkan kalau mereka tak boleh membukanya sambil memberi tanda “Aku akan selalu memperhatikanmu!”
Qin lang berniat untuk menemui Bi Zhu dan bertanya tentang promosi lebih lanjut. “Apa kau ingin ikut pergi dengan kami?” tanya Ba Dao. Qin Lang tersenyum lebar dan menarik kedua sahabatnya itu untuk mendekat, “Tentu saja, memangnya untuk apa sahabat itu ucap Qin Lang berpura-pura.
“3..2..1..pertemanan dan kesetiaan lebih berharga daripada 1000 pon emas” Qin Lang kembali melagukan selogan mereka dan disambut dengan jawaban dari Ah Yi dan Ba Dao.
Qin lang bertingkah seolah ia peduli hanya pada temannya itu saja.
Mereka berdua ingin membukanya, Qin Lang segera menyingkirkan tangan mereka dan memperingatkan kalau mereka tak boleh membukanya sambil memberi tanda “Aku akan selalu memperhatikanmu!”
Qin lang berniat untuk menemui Bi Zhu dan bertanya tentang promosi lebih lanjut. “Apa kau ingin ikut pergi dengan kami?” tanya Ba Dao. Qin Lang tersenyum lebar dan menarik kedua sahabatnya itu untuk mendekat, “Tentu saja, memangnya untuk apa sahabat itu ucap Qin Lang berpura-pura.
“3..2..1..pertemanan dan kesetiaan lebih berharga daripada 1000 pon emas” Qin Lang kembali melagukan selogan mereka dan disambut dengan jawaban dari Ah Yi dan Ba Dao.
Qin lang bertingkah seolah ia peduli hanya pada temannya itu saja.
Kabar
tersebut rupanya juga sampai kepada Xiao Yang melalui si Pegawai senior. Xiao
Yang menyuruh untuk membiarkan hal itu, ia lalu tanya apa Teng Feng terlihat
menyimpan perasaan pada Xin Lei. “Sepertinya ada sedikit” ucap si Pegawai
senior, ia lalu bilang kalau Xin Lei tengah berniat mencari rumah, Xin lei juga
butuh upah lebih cepat karena ia telah kehilangan sepatu dan bajunya namun ia
harus menunggu hingga 3 bulan seperti pegawa baru lainnya.
Xiao Yang yang tengah senang melihat kesuksesan rencananya menyuruh Pegawai senior untuk meminjamkan uang hari ini pada Xin Lei.
Xiao Yang yang tengah senang melihat kesuksesan rencananya menyuruh Pegawai senior untuk meminjamkan uang hari ini pada Xin Lei.
Xin
Lei menemani Teng Feng duduk bersantai, ia berterima kasih atas kesempatan yang
diberikan Teng Feng untuk menemaninya ke selatan. “Apa kita teman sekarang?’
tanya Teng Feng. Xin Lei terdiam tak paham maksudnya. Teng Feng menyuruh Xin
Lei berhenti bicara formal padanya.
Xin Lei merasa malu, ia lalu tanya apa Bi Zhu sudah bilang kalau ia minta perjalanan ke bagian Taiwan paling selatan, Teng Feng mengiyakan, “Apa akan menunda jadwalmu jika kau membantunya?” tanya Xin Lei
Xin Lei merasa malu, ia lalu tanya apa Bi Zhu sudah bilang kalau ia minta perjalanan ke bagian Taiwan paling selatan, Teng Feng mengiyakan, “Apa akan menunda jadwalmu jika kau membantunya?” tanya Xin Lei
“Apa
kau tahu kenapa aku mau melakukannya?” Xin Lei menggeleng. “Tolong jangan
terlalu pedulikan jika aku cerita yang sebenarnya”
Xin
lei minta diberitahu. Teng Feng berkata ia ingin berdua dengan Xin Lei. Xin Lei
tanya kenapa
“karena
kau mengingatkanku akan seseorang, seseorang yang kucintai tapi pergi meninggalkanku”
Tiba-tiba
Bi Zhu datang menghampiri mereka. Bi Zhu tanya bagaimana Teng Feng akan pergi
ke selatan. Teng Feng bilang ia akan naik mobil, Bi Zhu kembali tanya apa Teng
Feng mau menyewa supir, Teng Feng menyerahkan urusan itu pada Bi Zhu. Bi Zhu
senang dan membentuk tanda oke dengan jarinya, Bi Zhu lalu bilanag kalau
manager tengah mencari Xin lei, mereka berdua lalu permisi pergi. Teng Feng terlihat sedih memandangi kepergian Xin Lei serta bungan mawar pink yang ada di kamarnya.
Xin
Lei dan Bi Zhu bertemu dengan Xiao Yang, mereka ditawari oleh Xiao Yang untuk
tinggal saja di hotel itu dengan alasan dapat melayani Teng Feng dengan baik. Sebelum pergi Xiao Yang bersikap baik ke Xin lei dan berpesan agar Xin Lei bisa melayani tamu VIP
mereka itu dengan baik, Xin lei mengangguk pelan.
Xin Lei masih bingung mendengar pernyataan Teng Feng yang bilang ingin berdua dengannya, “Kenapa kau termenung?” tanya Bi Zhu. Xin lei menggeleng dan tanya apa mereka harus pergi ke selatan.
Bi Zhu mengiyakan mereka harus melakukan hal ini untuk mendukung Ba Dao. Xin Lei masih merasa keberatan dan ingin menyampaikan alasan namun telfon Bi Zhu berdering, ia menerima telfon dari Qin Lang. Bi Zhu memberitahu Xin lei kalau Qin Lang datang untuk membicarakan acara tanda tangan itu dengannya. Bi Zhu memberikan map nya pada Xin lei dan bergegas keluar.
Xin Lei masih bingung mendengar pernyataan Teng Feng yang bilang ingin berdua dengannya, “Kenapa kau termenung?” tanya Bi Zhu. Xin lei menggeleng dan tanya apa mereka harus pergi ke selatan.
Bi Zhu mengiyakan mereka harus melakukan hal ini untuk mendukung Ba Dao. Xin Lei masih merasa keberatan dan ingin menyampaikan alasan namun telfon Bi Zhu berdering, ia menerima telfon dari Qin Lang. Bi Zhu memberitahu Xin lei kalau Qin Lang datang untuk membicarakan acara tanda tangan itu dengannya. Bi Zhu memberikan map nya pada Xin lei dan bergegas keluar.
Bi
Zhu bilang ia sudah menemukan tempat yang pas untuk acara itu yaitu di tempat
wisata di lembah Bulule di Gaoxiong. Qin lang tanya dengan apa mereka akan
pergi kesana. Bi Zhu bilang ia sudah menyewa mobil, di mobil Ba Dao akan ada Ah
Yi dan Qin lang sementara di mobil Teng Feng akan ada dia dan Xin lei.
Qin
Lang protes kenapa ia harus bersama Ba Dao, “karen akau kan teman Ba Dao” ia
lalu tanya kenapa Xin Lei mesti bersama Teng Feng, Bi Zhu jawab kalau hal itu
karena Xin Lei adalah asisten pribadi Teng Feng.
Qin
lang tetap mencari alasan kata-kata ia lalu tanya kenapa Bi Zhu yang juga ingin
membantu Ba Dao malah duduk di mobil Teng Feng, “Hal itu karena kami menjadikan
Teng Feng sebagai alasan untuk pergi, tentu aku harus terlihat bersama
dengannya, tapi aku bisa berpindah” Qin lang bilang tak boleh, Bi Zhu tak boleh
membiarkan Xin lei berduaan dengan Teng Feng. Bi Zhu tanya kenapa ia lalu
menduga kalau Qin Lang pasti cemburu
“Aku
hanya khawatir kalau mereka akan tersesat” elak Qin lang. Bi Zhu berjanji akan
menjaga Xin lei untuk Qin lang dan mencegah mereka dari melakukan hal apapun.
Xin
Lei mengecek isi dompetnya yang hanya tinggal sedikit, tiba-tiba si Pegawai
senior menodongkan amplop kdihadapan Xin Lei. Si Pegawai senior bilang kalau ia
tak bisa melanggar aturan perusahaan tapi ia bisa meminjamkan uangnya pada Xin
lei.
Xin lei merasa terharu menerima pemberian dari Pegawai senior, ia berjanji akan bekerja lebih giat. Pegawai Senior mengingatkan Xin lei untuk tetap menandatangani bukti pinjaman, “Tak masalah’ ucap Xin lei tertawa senang.
Qin lang secara sembunyi-sembunyi mencari keberadaan Xin Lei di dalam hotel namun sayang ia kembali dikagetkan saat berpapasan dengan Xiao Yang. Xiao Yang meminta Qin lang memyelesaikan lukisannya hari ini. Qin lbilang tak punya waktu dan hendak pergi, Xiao Yang menahannya dan bilang kalau waktu bebas Qin lang itu bukankah sangat banyak.
Xin lei merasa terharu menerima pemberian dari Pegawai senior, ia berjanji akan bekerja lebih giat. Pegawai Senior mengingatkan Xin lei untuk tetap menandatangani bukti pinjaman, “Tak masalah’ ucap Xin lei tertawa senang.
Qin lang secara sembunyi-sembunyi mencari keberadaan Xin Lei di dalam hotel namun sayang ia kembali dikagetkan saat berpapasan dengan Xiao Yang. Xiao Yang meminta Qin lang memyelesaikan lukisannya hari ini. Qin lbilang tak punya waktu dan hendak pergi, Xiao Yang menahannya dan bilang kalau waktu bebas Qin lang itu bukankah sangat banyak.
Qin
lang dengan malas bilang ia sedang tak punya inspirasi, Xiao Yang berkata akan memberinya inspirasi
dan menariknya pergi.
Xiao Yang menemani Qin lang yang tengah menggambar bunga. Xiao Yang coba tanya Xin lei itu apakah pacar Qin lang atau bukan. Qin lang diam sejenak lalu tak menajwab dan lanjut melukis. “Bukankah dia pacarmu? Lalu kenapa dia merayu An Teng Feng?” hal ini membuat Qin Lang terpengaruh dan berhenti melukis, ia marah pada Xiao Yang yang dianggap ribut.
Xiao Yang menemani Qin lang yang tengah menggambar bunga. Xiao Yang coba tanya Xin lei itu apakah pacar Qin lang atau bukan. Qin lang diam sejenak lalu tak menajwab dan lanjut melukis. “Bukankah dia pacarmu? Lalu kenapa dia merayu An Teng Feng?” hal ini membuat Qin Lang terpengaruh dan berhenti melukis, ia marah pada Xiao Yang yang dianggap ribut.
“Bagian
mana dari matamu yang menganggap akalau Xin Lei merayu Teng Feng?’ tanya Qin lang
akhirnya ingin tahu
“Kedua
mata”
“Apa
kau punya bukti?”
Xiao
Yang lalu bilang kalau Xin lei akan ke selatan menemani Teng Feng jadi mereka
bisa berduaan, ini adalah bukti. Qin lang ingin menyelas namun ia tak bisa
mengatakan yang sebenarnya. Qin lang menyuruh Xiao Yang berhenti bicara karena
ini bukan urusannya. Xiao Yang tak bisa diam ia menambahkan kalau Xin Lei
pura-pura lembut saat bicara dengan Teng Feng dan ia tersenyum lebih sering
pada Teng Feng. Qin lang kembali menyuruh Xiao Yang diam, ia benar-benar emosi
mendengar hal itu
Xiao
Yang kembali tak mau diam dan bilang kalau ia hanya akan berhenti kalau Qin Lang
menyerah, ia kembali memanas-manasi dengan cerita Teng Feng dan Xin lei. Qin
lang mencapai puncak emosi, ia membanting cat lukisnya hingga tintanya menodai
baju putihnya, Qin lang juga membuang kuas lukisnya, Xiao Yang terdiam kali
ini.
Bi
Zhu berjalan-jalan di hotel ia tak sengaja melihat Xiao Yang keluar sambil
memegang lengan Qin lang dari ruangan hotel. Bi Zhu penasaran dan mendekati
mereka diam-diam ke dalam kamar dan ternyata benar yang dilihatnya itu adalah Qin
lang. Bi Zhu menutup mulutnya sangking kagetnya.
Xiao Yang menyuruh Qin lang mengganti bajunya di kamar itu. Qin lang berkata akan melakukannya di kamar mandi, di luar pintu kamar mandi Xiao Yang meminta baju Qin lang untuk ia bawa ke laundry.
Bi Zhu segera menemui Xin lei dan mengajak Xin lei mengecek ke kamar itu. Xin lei menolak namun Bi Zhu tetap memaksa dan meminta Xin lei kali ini tidak bertoleransi terhadap hubungan Qin lang dan Xiao Yang.
Xin lei merasa tak punya hak, Bi Zhu tanya bukankah Qin Lang itu pacarnya, Xin Lei tak bisa menjawab ia lalu bilang kalau Qin lang tak mungkin melakukan kebodohan seperti itu, Bi Zhu berkata Qin lang mungkin tidak tapi Xiao Yang bisa saja ia tetap memaksa Xin lei memeriksa kesana. Xin lei lalu tanya bagaimana cara mereka memeriksa kesana, Bi Zhu tampak berfikir.
Xiao Yang menyuruh Qin lang mengganti bajunya di kamar itu. Qin lang berkata akan melakukannya di kamar mandi, di luar pintu kamar mandi Xiao Yang meminta baju Qin lang untuk ia bawa ke laundry.
Bi Zhu segera menemui Xin lei dan mengajak Xin lei mengecek ke kamar itu. Xin lei menolak namun Bi Zhu tetap memaksa dan meminta Xin lei kali ini tidak bertoleransi terhadap hubungan Qin lang dan Xiao Yang.
Xin lei merasa tak punya hak, Bi Zhu tanya bukankah Qin Lang itu pacarnya, Xin Lei tak bisa menjawab ia lalu bilang kalau Qin lang tak mungkin melakukan kebodohan seperti itu, Bi Zhu berkata Qin lang mungkin tidak tapi Xiao Yang bisa saja ia tetap memaksa Xin lei memeriksa kesana. Xin lei lalu tanya bagaimana cara mereka memeriksa kesana, Bi Zhu tampak berfikir.
Qin
Lang menyerahkan bajunya ke Xiao Yang sambil menutupi tubuhnya dengan pintu,
Xiao Yang bilang kalau mereka telah tumbuh besar bersama dan bahkan dulu sering
berenang bersama-sama dan tak harus merasa malu.
Bi Zhu dan Xin lei berpura-pura sebagai pelayan kamar, ia maju mengetuk pintu kamar itu. Xiao Yang menjawab dari dalam dan bilang kalau mereka tak memesan layanan kamar. Bi Zhu kesal karena gagal, ia permisi untuk pergi. Xiao Yang menyadari kalau itu adalah suara Bi Zhu, ia pun mendapatkan ide. Xin Lei sudah menduga kalau mereka takkan berhasil. Bi Zhu lalu menarik Xin Lei mengintip dari luar.
Xiao Yang sudah menunggu mereka. ia membuka rompinya dan meletakkan baju Qin lang disebelah bajunya untuk membuat Xin lei dan Bi Zhu berfikir bahwa mereka bermesraan.
Xin lei dan Bi Zhu mengamati dari jendela dan benar kaget saat melihat hal itu serta sepatu Xiao Yang di sebelah sepatu Qin lang.
Xiao Yang lalu menggedur pintu kamar mandi dan tanya apa Qin lang masih lama. Qin lang yang tak tahu apa-apa bilang sebentar lagi. Qin lang mengganti baju dengan piyama, Xiao Yang menyuruhnya untuk cepat keluar.
Bi Zhu menarik Xin lei untuk masuk diam-diam. Xiao Yang merasa cemas dan terus menyuruh Qin Lang keluar, mereka akhirnya berada di dalam tepat saat itu Qin lang keluar dari kamar mandi dan tanya ada apa. Seketika Xiao Yang langsung mencium Qin Lang tepat di hadapan Bi Zhu dan Xin Lei yang ternganga melihatnya tak percaya.
Bi Zhu dan Xin lei berpura-pura sebagai pelayan kamar, ia maju mengetuk pintu kamar itu. Xiao Yang menjawab dari dalam dan bilang kalau mereka tak memesan layanan kamar. Bi Zhu kesal karena gagal, ia permisi untuk pergi. Xiao Yang menyadari kalau itu adalah suara Bi Zhu, ia pun mendapatkan ide. Xin Lei sudah menduga kalau mereka takkan berhasil. Bi Zhu lalu menarik Xin Lei mengintip dari luar.
Xiao Yang sudah menunggu mereka. ia membuka rompinya dan meletakkan baju Qin lang disebelah bajunya untuk membuat Xin lei dan Bi Zhu berfikir bahwa mereka bermesraan.
Xin lei dan Bi Zhu mengamati dari jendela dan benar kaget saat melihat hal itu serta sepatu Xiao Yang di sebelah sepatu Qin lang.
Xiao Yang lalu menggedur pintu kamar mandi dan tanya apa Qin lang masih lama. Qin lang yang tak tahu apa-apa bilang sebentar lagi. Qin lang mengganti baju dengan piyama, Xiao Yang menyuruhnya untuk cepat keluar.
Bi Zhu menarik Xin lei untuk masuk diam-diam. Xiao Yang merasa cemas dan terus menyuruh Qin Lang keluar, mereka akhirnya berada di dalam tepat saat itu Qin lang keluar dari kamar mandi dan tanya ada apa. Seketika Xiao Yang langsung mencium Qin Lang tepat di hadapan Bi Zhu dan Xin Lei yang ternganga melihatnya tak percaya.
Qin
lang melepas Xiao Yang dengan marah dan tanya apa yang dilakukannya, Qin lang
menoleh dan kaget melihat Xin lei ada disana. Xin lei merasa kecewa dan pergi dengan
marah. Qin lang keluar mengejar Xin lei.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.