Corner
With Love Eps 8 Part 1
Qin Lang dkk gagal mengerjai Teng Feng. Qin
Lang dan Teng Feng kini berdiri berhadapan di tengah kolam, Ah Yi dan Ba Dao
juga disana memperhatikan mereka.
ternyata
Qin Lang mengajak Teng Feng untuk beradu di tengah kolam ombak, siapa yang
akhirnya terjatuh maka dialah yang kalah. Ah Yi dan Ba Dao terhempas duluan.
Bi
Zhu menunjuk ombak besar di kolam itu pada Xin Lei, mereka pun melihat Teng
Feng yang tiba-tiba terjatuh. Xin Lei
dengan segera berlari kesana. Qin Lang reflek hendak memegang tangan
Teng Feng namun ia segera pura-pura menggaruk kepalanya dan tak jadi menolongnya.
Xin
lei membantu Teng Feng berdiri dan memarahi tindakan Qin Lang yang bisa
menciderai tangan Teng Feng. Qin Lang kesal dengan pembelaan Xin lei ia berkata
bukan hanya tangan Teng Feng yang berharga ia juga punya tangan yang berharga
untuknya. Xin Lei bilang bukan Qin Lang yang jatuh.
Qin
Lang meremehkan Teng Feng, Xin Lei ingin lanjut marah namun Teng Feng
memintanya tenang karena tangannya tidak apa-apa, ia juga bilang kalau Qin Lang
hanya mengajaknya bermain-main.
“kau
dengar itu kan!” cetus Qin Lang. Xin Lei segera membawa Teng Feng menjauh dari
sana.
Mereka
kembali duduk bersantai, Teng Feng minta maaf karena ia sepatu Xin Lei jadi
basah. Xin Lei berkata ia tak peduli dengan sepatunya sambil melirik ke Qin
lang disebelahnya.
Qin
Lang berdiri menghampiri Xin Lei dan menghentak meja
“Jika
kau tak suka kau bisa kembalikan”
“Kenapa
aku harus mengembalikan barang yang sudah kubayar”
“Apa
kau tak tahu kau bisa meminta uangmu kembali dalam masa 7 hari (setelah
membeli)”
Xin
Lei menolak, ia beralasan tak pernah mengembalikan barang yang sudah ia beli,
Qin Lang memintanya untuk tak memaksakan diri jika memang sepatu itu tak cocok.
“Kalau
memang begitu aku akan membuangnya sendiri jadi tak perlu dipaksa”
Qin
Lang tanya berarti ada kemungkinan kalau Xin lei akan membuangnya. “Tidak penting,
aku akan melakukan pengamatan dulu” jawab Xin Lei
Qin
Lang menghentak meja, “Sepatu itu punya harga diri, kenapa juga dia mesti menunggu
keputusanmu, lepaskan itu kalau kau tak suka!” Qin lang berkata dengan keras
hingga membuat Xin Lei terdiam, “Baiklah aku akan melepasnya!” ucapnya sambil
segera melepas sepatu itu dan menghambur pergi tanpa sepatu.
Teng
Feng hendak mengejar namun ditahan oleh Bi Zhu. Qin Lang juga kaget, ia tak
menyangka Xin lei benar-benar melakukannya. Ah Yi dan Ba Dao menyuruh Qin Lang
mengejar Xin Lei. Qin Lang lalu membawa sepatu tersebut mengejar Xin Lei.
Qin
Lang menarik lengan Xin lei, ia menunjukkan sepatu itu dan menyuruh Xin Lei
mengambilnya kembali. Xin lei dengan tegas menolak dan ia tetap menolak meski
diminta beberapa kali. Xin lei menyingkirkan sepatu itu dan kembali berjalan.
Qin Lang memanggilnya, Xin lei berhenti namun tak menoleh.
“Apa
kau pernah mendengar cerita tentang wanita yang menjual sepatu olah raga?”
Xin
lei tak peduli, Qin Lang lalu mendekatinya, “oh iya kau itu seorang putri mana
mungkin kau kenal dengannya, kalau begitu akan ku ceritakan” Qin Lang mulai
cerita,”Dahulu kalau ada seorang gadis penjual sepatu sport”
Xin
Lei langsung menyela,”Bukankah harusnya korek api!”
“Tentu
saja tidak, apa yang kau dengar itu salah” . Xin Lei cuek saja. Qin Lang lalu
lanjut cerita.
“dahulu
kala ada seorang gadis penjual sepatu sport yang sangat kasihan, ia baru bisa
pulang kalau sepatunya sudah habis, suatu hari saat festival perahu naga...”
“bukannya
harusnya malam natal!” sela Xin lei lagi
“hey
jangan ganggu aku!”
Qin
Lang lalu lanjut cerita, “Suatu hari saat festival perahu naga tak seorangpun
yang membeli sepatunya, dia tak punya pilihan selain megambil sepatu itu dan
memasangkannya satu per satu”
Xin
Lei memalingkan wajahnya lalu tersenyum, Qin lang sempat melirik, ia pun senang
melihat Xin Lei tersenyum kembali.
Qin Lang bercerita kembali, “lalu datang
seorang pria baik hati bernama Qin Lang yang membeli sepatu-sepatu itu” Xin lei
tertawa kembali, diam-diam Qin Lang meletakkan sepatu itu di bawah.
Qin Lang : ”pria itu bilang disana ada seorang tuan putri yang kakinya
terluka dan ia butuh sepatu untuk
menyelamatkannya”
Qin lang diam-diam menjauh sambil tetap cerita, “pria baik
hati itu bilang jika tuan putri itu mau memaafkannya maka putri itu harus mau
menggunakan sepatu pemberiannya selama 7 hari untuk membuktikan bahwa putri itu
tak pernah menyesali barang yang dibelinya”
Xin
Lei senyum-senyum mendengar cerita Qin Lang, ia berbalik hendak bicara namun
ternyata Qin lang telah menghilang, Xin Lei lalu mengambil sepatu yang
ditinggalkan dan tersenyum ceria melihatnya.
Malamnya mereka semua makan malam di samping sungai Cinta.
Bi Zhu tanya kenapa Ba Dao dan Ah Yi terlihat tak bahagia padahal tempat yang
mereka datangi adalah sungai Cinta.Ba Dao menggerutu tak ada yang membayar untuk mereka.
Teng
Feng baru mendengar nama sungai Cinta, ia penasaran kenapa namanya seperti itu.
semuanya saling berpandangan tak ada yang bisa menjelaskan.
Qin Lang melihat
mereka bingung, ia lalu berdiri dan mulai menjelaskan kalau tempat ini adalah
tempat orang-orang sering berkencan, menyatakan cinta bahkan mati demi cinta
disini, dulu pernah ada sebuah boat yang bertuliskan perahu wisata sungai cinta
suatu ketika topan datang dan menerbangkan kata perahu wisata dan tinggallah
kata sungai Cinta. Tepat saat itu ada seorang yang bunuh diri disini dan
reporter yang meliput berita menulis judul bunuh diri di sungai Cinta.
“Bagaimana
kau tahu?” tanya Bi Zhu . Qin Lang bilang ia besar di Gaoxiang
“Indah
sekali, romantis dan menyedihkan” ucap Teng Feng, Xin Lei mengangguk setuju.
Ba
Dao tanya apakah menyatakan cinta di sungai Cinta itu suatu keberuntungan atau
tidak
“beruntung
atau tidak hanya kita yang bisa merasakannya dihati masing-masing” ucap Xin
Lei.
Qin
Lang duduk kembali dan menghadapkan wajahnya ke Xin lei, ia penasaran kapan Xin lei
merasakan kebahagiaan dihatinya. Qin Lang serius menunggu jawaban Xin lei.
“Selama
malam masih panjang, luas seperti matahari pagi..” ucap Teng Feng tiba-tiba membacakan puisi, Xin Lei menoleh dan melanjutkan bait puisi itu mereka berdua
tersenyum sementara Qin lang dan yang lain mengerutkan kening tak mengerti apa
yang dikatakan.
Xin Lei bilang itu adalah puisi Baudelaire dari Prancis.
Qin
Lang tak mau kalah dengan Teng Feng, ia juga bilang kalau ia bisa membacakan
puisi, “Bacakan untuk kami kalau begitu” pinta Xin Lei dan membuat Qin Lang kaget.
Dengan mimik kebingungan ia mulai membacakan puisinya namun pusinya kali
ini adalah puisi lokal alhasil ia membacakan bak seorang pemain opera.
Ah
Yi dan Ba Dao langsung kehilangan selera mendengarnya. Bi Zhu dan Xin Lei menahan tawa mendengar gaya Qin Lang yang seolah mendalami perannya.
Teng Feng malah kagum dan bertepuk tangan, Qin lang lalu menyenggol Ba Dao agar
bertepuk tangan juga untuknya. Ba Dao bertepuk tangan dengan malas, “kau
benar-benar lengkap merusak suasanaku” cetus Ba Dao.
Xin
Lei dan Bi Zhu tertawa-tawa. Qin Lang menggigit jarinya menahan malu di depan
Xin lei dan Teng Feng.
Sesampainya
di kamar Ba Dao tanya kembali apa Xin Lei itu benar pacaran dengan Qin lang. Ah
Yi heran melihat Xin lei begitu akrab dengan Teng Feng.
Qin Lang jadi ingat ucapan Xin lei yang menyuruh memberitahu yang sebenarnya
saja karena ia akan segera pindah rumah. “Aku juga tak bisa bilang sekarang”
Ah
Yi tanya apa ada kemungkinan Xin lei akan diambil Teng Feng besok. Qin Lang
bilang ini tak ada hubungannya dengan Teng Feng. Ba Dao tak setuju karena Xin
lei dan Teng Feng terlihat sangat mesra tak ada yang percaya kalau mereka bukan
pasangan. Qin lang mendesah memikirkan hal ini.
Xin
lei membawa bunga mawar pink segar untuk diletakkan di kamar Teng Feng. Xin lei
menawarkan beberapa tempat disana yang bisa mereka kunjungi salah satunya
adalah tempat yang terdapat banyak peralatan seninya.
Teng Feng bilang
sepertinya Xin lei lah yang sangat ingin kesana. Xin lei merasa ingin mengenal
Gaoxiang seperti seseorang yang telah tinggal lama di sana.
Qin
Lang menelfon Xin lei tapi Bi Zhu yang mengangkat, Qin lang menyuruh Xin lei
membawa Teng Feng keluar sekarang. Bi Zhu dengan kesal bilang kalau baik Teng
Feng dan Xin lei tak ada disana.
Bi Zhu kemudian menelfon Qin Lang lagi dan bilang kalau Xin lei tengah diajak pergi oleh Teng
Feng sementara hpnya ditinggalkan. Qin lang terdiam, ia merasa khawatir dan
segera berlari keluar mencari Xin Lei.
Qin Lang berkali-kali memencet pintu
kamar Bi Zhu. Bi Zhu keluar menemui Qin Lang, Qin Lang lalu tanya dimana Xin
Lei,”Kenapa aku harus bilang padamu kalau Xin lei tengah kencan” Qin Lang
terdiam terpaku, Bi Zhu lalu menutup pintunya. Qin Lang berlari lagi mencari
Xin Lei.
Xin Lei telah selesai dengan tugasnya dan hendak masuk ke lift, begitu
juga dengan Qin Lang namun karena tak sabar Qin lang memilih menaiki tangga.
Lift Xin lei terbuka ia pun masuk ke dalam, tepat saat pintu lift tertutup Qin
Lang tiba di tempat Xin lei, mereka tak saling bertemu.
Teng
Feng tengah menikmati berenang seorang diri, Qin Lang melihat Teng Feng dan
mendekatinya, “Tidakkah kau harusnya di kamarmu?” Teng Feng bilang ia perlu
penyegaran sebelum latihan.
Teng Feng tiba-tiba tanya apakah Qin lang menyukai
Xin Lei, Qin lang bingung menjawab,tiba-tiba Teng Feng langsung bilang kalau ia
suka pada Xin Lei. Qin Lang kesal terhadap keterusterangan Teng Feng tak mengerti apa yang salah, Qin Lang lalu bilang Teng Feng tak perlu bilang kalau ia
memang suka, Teng Feng merasa bingung.
“Bagaimana saat kau nyatakan padanya dan
ia menolakmu” ucap Qin Lang. Teng Feng bilang iya akan menuntut Xin Lei.
“Ya
benar aku akan menuntutnya juga, aku akan menuntunya karena mencemooh aturan
lalu lintas, karena aku hampir kecelakaan setiap kali aku mencarinya, aku juga
akan menuntutnya karena mencemari lingkungan karena dia membuang semua niat
baikku seakan-akan itu sampah, aku akan menuntunya karena fitnah karena ia
terus mengatakan hal-hal aneh yang membuatku kesal”
Teng
Feng sama sekali tak paham. Qin Lang juga tak mengerti apa yang dia katakan,
itu semua karena tadi Teng Feng bilang ingin menuntut Xin Lei.
“Tentu
saja, karena aku suka jadi tentu aku akan menuntutnya”
Qin
Lang akhirnya sadar kalau Teng Feng salah bilang, yang seharusnya ia bilang
adalah mengatakan bukan menuntut, Teng Feng meminta maaf, ia kemudian pergi
hendak mengajak Xin Lei berbicara. Qin Lang langsung menahan dan bilang kalau
Xin Lei pasti sudah tidur dan mengajaknya berbicara berdua saja dengannya, Qin
Lang pura-pura menunjukkan keadaan sekitar pada Teng Feng sambil berkata “Aku takkan membiarkanmu kencan dengan Xin
Lei malam ini” ucapnya dengan bahasa yang tak dimengerti Teng Feng.
Di
kamar, Xin Lei tanya kenapa Bi Zhu bohong pada Qin Lang, Bi Zhu ingin membuat
Qin Lang merasa cemburu selama di Gaoxiang, Xin Lei agaknya merasa cemas akan
ide Bi Zhu.
Teng
Feng duduk berdua dengan Qin Lang, ia benar-benar kagum melihat cara Qin Lang
membaca puisi dan minta diajari. Qin Lang tak menolak dan menyuruh Teng Feng
mengikuti ucapannya.
“Seorang
pria bodoh...” Teng Feng menirukannya
“Apa
itu artinya?” tanya Teng Feng
Qin
lang gelagapan, ia pun berbohong kalau itu artinya cinta yang besar
“Menggoreng
kucai...”
Teng
Feng kembali tanya artinya, Qin Lang bilang itu berarti lebih berwarna
“Ayo
kesini hidangkan semangkuk panas...”
“Itu
berarti cinta datang sedikit demi sedikit. Dan Qin lang pun terus menipu Teng
Feng dengan ucapan yang lebih mirip gaya jualan. Teng Feng merasa kalau puisi
itu sungguh indah, “Tiba-tiba aku juga merasa begitu” ucap Qin lang sambil
tersenyum geli. Teng Feng lalu minta diajari lagi.
Bi
Zhu tanya ke Xin Lei apakah ia ingin membeli sepatu baru dulu sebelum acara
tanda tangan besok, Xin Lei tanya kenapa, Bi Zhu merasa sepatu itu sangat jelek
dan Qin Lang sengaja menggambar jelek sepatu itu untuk Xin Lei. Xin Lei
mengangguk tersenyum dan bilang memang iya, Bi Zhu tanya kenapa Xin Lei tetap
mau memakainya.
“Aku
tak tahu mengapa tapi menurutku mereka jelek dengan cara yang lucu”
Xin
Lei tersenyum menatap sepatunya.
Di
Hotel, Manager ken marah habis-habisan pada Pegawa Senior atas kaburnya Teng Feng.
Ia kesal karena hanya menerima maaf dari si Pegawai Senior dan langsung pergi.
Acar
promosi pun dimulai dan dihadiri oleh cukup banyak orang yang antri meminta
tanda tangan Ba Dao pada buku barunya. Bi Zhu berdiri di sebelah Ba Dao menyapa
para fans.
Teng
Feng dan Xin Lei duduk berdua melihat kegiatan Ba Dao, tiba-tiba seorang
diantara fans itu mengenali Teng Feng, mereka pun segera berlari untuk
menghampiri meninggalkan Ba Dao dan meminta tanda tangan Teng Feng.
Xin Lei
menarik tangan Teng Feng untuk menghindar namun kerumunan fans mengejar mereka.
Ba Dao melihat dengan kesal, ia memerintah Qin Lang untuk mengejar Xin Lei, Qin
Lang memutuskan berlari mengejar Xin Lei.
Xin
Lei membawa Teng Feng naik ke mobil, Qin Lang tertinggal namun ia mengambil
mobil Ba Dao untuk mengejar Xin lei.
Qin Lang mengemudi dengan maksimal namun ia tetap tak dapat mengejar, Qin lang
memberhentikan mobilnya dan menurunkan sepeda yang ada dibelakang mobil untuk
dipakai. Sayangnya Qin Lang gagal karena Xin Lei dan Teng Feng telah naik kapal
dan menikmati pemandangan dengan santai tanpa mengetahui keberadaan Qin lang
yang tetap berusaha mengejar mereka.
Teng
Feng berterima kasih karena Xin lei menyelamatkannya, Xin Lei merasa itu sudah
tanggung jawabnya. Teng Feng merasa Xin lei sangat baik pada teman-temannya,
Xin Lei bilang kalau ia sendirian saat datang ke Taiwan dan karena mereka semua
ia tak lagi merasa sepi. Teng Feng sungguh ingin tahu kenapa Xin Lei pindah
dari Shanghai kemari.
Acara
tanda tangan buku Ba Dao menjadi kacau, Ba Dao tak mempermasalahkan hal itu dan
lebih mengkhawatirkan tentang Qin Lang. Bi Zhu tak sependapat, ia merasa Qin
lang berhak mendapatkannya karena selingkuh. Ah Yi tak percaya, Bi Zhu bilang
ia melihat sendiri Xiao Yang dan Qin lang berciuman, Ba Dao kaget.
Ah
Yi merasa Xin lei sama saja, ia juga lari bersama Teng Feng. Bi Zhu tanya mana
yang lebih parah antara ciuman dan bergandengan tangan. Ah Yi bilang keduanay
sama saja sama-sama menipu. Bi Zhu membela Xin Lei dan Ah yi juga tersu
membantahnya, Ba Dao pusing melihat keduanya berkelahi. Dan berteriak menyuruh
mereka berhenti.
“Jika
kepercayaan sudah hilang dalam sebuah hubungan maka tak ada yang berharga lagi
untuk didiskusikan” Ah Yi dan Bi Zhu sama-sama terdiam memikirkannya.
Xin
lei mengajak Teng Feng berjalan-jalan, ketika mereka berbelok Qin lang pun
terlihat muncul. Ia kebingungan bagaimana harus mencari Xin lei. Qin Lang
menelfon Xin Lei, keduanya dalam jarak yang dekat namun tak saling melihat.
Qin
Lang tanya apa Xin Lei baik-baik saja, Xin lei mengiyakan ia lalu tanya acara
tanda tangan Ba Dao. Qin lang berbohong, ia bilang kehadiran Teng Feng tak
berpengaruh dan acara berjalan dengan sukses.
Xin Lei ingin bicara dengan Ba
Dao untuk minta maaf, Qin lang gelagapan ia beralasan Ba Dao masih sibuk
melayani fans nya.
Xin lei ingin mengakhiri pembicaraan Qin Lang langsung tanya
dimana Xin Lei. Qin lang beralasan khawatir Xin lei tersesat. Xin Lei berkata
ia bisa naik taksi nanti, Qin Lang mengakhiri telfonnya dengan kesal karena tak
mendapat keberadaan Xin Lei.
Keduanya
lanjut berjalan kembali, Teng Feng lalu menanyakan keadaan teman-teman Xin lei,
Xin Lei bilang mereka baik-baik saja, ia pun mengajak Xin Lei mencari makan.
Sambil
bersantai di pinggir sungai Cinta Xin lei pun menceritakan masa lalunya pada
Teng Feng hingga bagaimana ia kenal dengan Qin Lang. Qin Lang tetap berkeliling
mencari Xin lei. Xin lei cerita bagaimana ia bisa tinggal di rumah Qin lang dan
ia harus keluar setelah mendapat gaji.
Teng
Feng merasa cemburu melihat Xin lei selalu dikelilingi banyak teman terutama
Qin Lang. Xin lei bingung kenapa Qin Lang.
“Tidakkah
kau merasa? Dia selalu ada untuk mencarimu” ucap teng Feng, ia tak yakin ada
seseorang yang dapat disebut teman dalam hidupnya. Xin lei tanya apa Teng Feng
punya teman.
Teng
Feng pun mulai cerita, semenjak ia kecil orang tuanya selalu melatihnya dengan
keras sehingga ia tak punya waktu untuk bermain seperti anak-anak lain hingga
ia merasa sepi dan merasa keadaan itu masih tetap sama sampai sekarang.
“kalau
begitu kau pasti bosan? Pantas kau merasa sangat senang bisa kesini” tanya Xin
Lei
“Aku
senang karena ada kau”
“karena
aku?” Xin lei pun teringat saat Teng Feng mengatakan ia mengingatkannya kepada
seseorang yang ia cintai namun meinggalkannya.
“Karena
aku sangat mirip dengan seseorang?” ucap Xin Lei lagi, Teng Feng mengiyakan.
Xin lei tanya siapa itu.
Teng
Feng bilang ia adalah satu-satunya teman yang Teng Feng punya yang selalu
memberikan dukungan dan paling mengerti dirinya. Xin lei menatap Teng Feng,
“Dia adalah kakakku” ucap Teng Feng.
Xin
lei tanya kenapa kakaknya pergi, Teng Feng bilang ia meninggal karena sakit,
Xin Lei minta maaf, Teng Feng menggeleng merasa itu tidak perlu.
“Kapanpun
aku tak merasa bahagia, dia akan melihat dan duduk disampingku dan bermain
piano bersamaku”
Teng
Feng merasa kakaknya kembali lagi saat ia bermain piano dengan Xin lei kemarin.
Kakaknya meminta agar Teng Feng tetap bermain piano dan kakaknya akan selalu
datang dengan membawa bunga mawar pink ke pertunjukannya dan selalu melihatnya
dari surga.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.