SINOPSIS

Tuesday, 5 November 2013

Corner With Love Eps 8 Part 1

Corner With Love Eps 8 Part 1
Qin Lang dkk gagal mengerjai Teng Feng. Qin Lang dan Teng Feng kini berdiri berhadapan di tengah kolam, Ah Yi dan Ba Dao juga disana memperhatikan mereka. 
ternyata Qin Lang mengajak Teng Feng untuk beradu di tengah kolam ombak, siapa yang akhirnya terjatuh maka dialah yang kalah. Ah Yi dan Ba Dao terhempas duluan.
Bi Zhu menunjuk ombak besar di kolam itu pada Xin Lei, mereka pun melihat Teng Feng yang tiba-tiba terjatuh. Xin Lei  dengan segera berlari kesana. Qin Lang reflek hendak memegang tangan Teng Feng namun ia segera pura-pura menggaruk kepalanya dan tak jadi menolongnya.

Xin lei membantu Teng Feng berdiri dan memarahi tindakan Qin Lang yang bisa menciderai tangan Teng Feng. Qin Lang kesal dengan pembelaan Xin lei ia berkata bukan hanya tangan Teng Feng yang berharga ia juga punya tangan yang berharga untuknya. Xin Lei bilang bukan Qin Lang yang jatuh.
Qin Lang meremehkan Teng Feng, Xin Lei ingin lanjut marah namun Teng Feng memintanya tenang karena tangannya tidak apa-apa, ia juga bilang kalau Qin Lang hanya mengajaknya bermain-main.
“kau dengar itu kan!” cetus Qin Lang. Xin Lei segera membawa Teng Feng menjauh dari sana.


Mereka kembali duduk bersantai, Teng Feng minta maaf karena ia sepatu Xin Lei jadi basah. Xin Lei berkata ia tak peduli dengan sepatunya sambil melirik ke Qin lang disebelahnya.
Qin Lang berdiri menghampiri Xin Lei dan menghentak meja
“Jika kau tak suka kau bisa kembalikan”
“Kenapa aku harus mengembalikan barang yang sudah kubayar”
“Apa kau tak tahu kau bisa meminta uangmu kembali dalam masa 7 hari (setelah membeli)”
Xin Lei menolak, ia beralasan tak pernah mengembalikan barang yang sudah ia beli, Qin Lang memintanya untuk tak memaksakan diri jika memang sepatu itu tak cocok.
“Kalau memang begitu aku akan membuangnya sendiri jadi tak perlu dipaksa”
Qin Lang tanya berarti ada kemungkinan kalau Xin lei akan membuangnya. “Tidak penting, aku akan melakukan pengamatan dulu” jawab Xin Lei

Qin Lang menghentak meja, “Sepatu itu punya  harga diri, kenapa juga dia mesti menunggu keputusanmu, lepaskan itu kalau kau tak suka!” Qin lang berkata dengan keras hingga membuat Xin Lei terdiam, “Baiklah aku akan melepasnya!” ucapnya sambil segera melepas sepatu itu dan menghambur pergi tanpa sepatu.
Teng Feng hendak mengejar namun ditahan oleh Bi Zhu. Qin Lang juga kaget, ia tak menyangka Xin lei benar-benar melakukannya. Ah Yi dan Ba Dao menyuruh Qin Lang mengejar Xin Lei. Qin Lang lalu membawa sepatu tersebut mengejar Xin Lei.


Qin Lang menarik lengan Xin lei, ia menunjukkan sepatu itu dan menyuruh Xin Lei mengambilnya kembali. Xin lei dengan tegas menolak dan ia tetap menolak meski diminta beberapa kali. Xin lei menyingkirkan sepatu itu dan kembali berjalan. Qin Lang memanggilnya, Xin lei berhenti namun tak menoleh.

“Apa kau pernah mendengar cerita tentang wanita yang menjual sepatu olah raga?”
Xin lei tak peduli, Qin Lang lalu mendekatinya, “oh iya kau itu seorang putri mana mungkin kau kenal dengannya, kalau begitu akan ku ceritakan” Qin Lang mulai cerita,”Dahulu kalau ada seorang gadis penjual sepatu sport”
Xin Lei langsung menyela,”Bukankah harusnya korek api!”
“Tentu saja tidak, apa yang kau dengar itu salah” . Xin Lei cuek saja. Qin Lang lalu lanjut cerita.
“dahulu kala ada seorang gadis penjual sepatu sport yang sangat kasihan, ia baru bisa pulang kalau sepatunya sudah habis, suatu hari saat festival perahu naga...”
“bukannya harusnya malam natal!” sela Xin lei lagi
“hey jangan ganggu aku!”

Qin Lang lalu lanjut cerita, “Suatu hari saat festival perahu naga tak seorangpun yang membeli sepatunya, dia tak punya pilihan selain megambil sepatu itu dan memasangkannya satu per satu”

Xin Lei memalingkan wajahnya lalu tersenyum, Qin lang sempat melirik, ia pun senang melihat Xin Lei tersenyum kembali. 

Qin Lang bercerita kembali, “lalu datang seorang pria baik hati bernama Qin Lang yang membeli sepatu-sepatu itu” Xin lei tertawa kembali, diam-diam Qin Lang meletakkan sepatu itu di bawah.
Qin Lang : ”pria itu bilang disana ada seorang tuan putri yang kakinya terluka  dan ia butuh sepatu untuk menyelamatkannya” 
Qin lang diam-diam menjauh sambil tetap cerita, “pria baik hati itu bilang jika tuan putri itu mau memaafkannya maka putri itu harus mau menggunakan sepatu pemberiannya selama 7 hari untuk membuktikan bahwa putri itu tak pernah menyesali barang yang dibelinya”

Xin Lei senyum-senyum mendengar cerita Qin Lang, ia berbalik hendak bicara namun ternyata Qin lang telah menghilang, Xin Lei lalu mengambil sepatu yang ditinggalkan dan tersenyum ceria melihatnya.
Malamnya mereka semua makan malam di samping sungai Cinta. Bi Zhu tanya kenapa Ba Dao dan Ah Yi terlihat tak bahagia padahal tempat yang mereka datangi adalah sungai Cinta.Ba Dao menggerutu  tak ada yang membayar untuk mereka.

Teng Feng baru mendengar nama sungai Cinta, ia penasaran kenapa namanya seperti itu. semuanya saling berpandangan tak ada yang bisa menjelaskan. 
Qin Lang melihat mereka bingung, ia lalu berdiri dan mulai menjelaskan kalau tempat ini adalah tempat orang-orang sering berkencan, menyatakan cinta bahkan mati demi cinta disini, dulu pernah ada sebuah boat yang bertuliskan perahu wisata sungai cinta suatu ketika topan datang dan menerbangkan kata perahu wisata dan tinggallah kata sungai Cinta. Tepat saat itu ada seorang yang bunuh diri disini dan reporter yang meliput berita menulis judul bunuh diri di sungai Cinta.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Bi Zhu . Qin Lang bilang ia besar di Gaoxiang
“Indah sekali, romantis dan menyedihkan” ucap Teng Feng, Xin Lei mengangguk setuju.

Ba Dao tanya apakah menyatakan cinta di sungai Cinta itu suatu keberuntungan atau tidak
“beruntung atau tidak hanya kita yang bisa merasakannya dihati masing-masing” ucap Xin Lei.
Qin Lang duduk kembali dan menghadapkan wajahnya ke Xin lei, ia penasaran kapan Xin lei merasakan kebahagiaan dihatinya. Qin Lang serius menunggu jawaban Xin lei.
“Selama malam masih panjang, luas seperti matahari pagi..” ucap Teng Feng tiba-tiba membacakan puisi, Xin Lei menoleh dan melanjutkan bait puisi itu mereka berdua tersenyum sementara Qin lang dan yang lain mengerutkan kening tak mengerti apa yang dikatakan. 
Xin Lei bilang itu adalah puisi Baudelaire dari Prancis.

Qin Lang tak mau kalah dengan Teng Feng, ia juga bilang kalau ia bisa membacakan puisi, “Bacakan untuk kami kalau begitu” pinta Xin Lei dan membuat Qin Lang kaget.
Dengan mimik kebingungan ia mulai membacakan puisinya namun pusinya kali ini adalah puisi lokal alhasil ia membacakan bak seorang pemain opera. 

Ah Yi dan Ba Dao langsung kehilangan selera mendengarnya. Bi Zhu dan Xin Lei menahan tawa mendengar gaya Qin Lang yang seolah mendalami perannya.
Teng Feng malah kagum dan bertepuk tangan, Qin lang lalu menyenggol Ba Dao agar bertepuk tangan juga untuknya. Ba Dao bertepuk tangan dengan malas, “kau benar-benar lengkap merusak suasanaku” cetus Ba Dao.
Xin Lei dan Bi Zhu tertawa-tawa. Qin Lang menggigit jarinya menahan malu di depan Xin lei dan Teng Feng.

Sesampainya di kamar Ba Dao tanya kembali apa Xin Lei itu benar pacaran dengan Qin lang. Ah Yi heran melihat Xin lei begitu akrab dengan Teng Feng. Qin Lang jadi ingat ucapan Xin lei yang menyuruh memberitahu yang sebenarnya saja karena ia akan segera pindah rumah. “Aku juga tak bisa bilang sekarang”
Ah Yi tanya apa ada kemungkinan Xin lei akan diambil Teng Feng besok. Qin Lang bilang ini tak ada hubungannya dengan Teng Feng. Ba Dao tak setuju karena Xin lei dan Teng Feng terlihat sangat mesra tak ada yang percaya kalau mereka bukan pasangan. Qin lang mendesah memikirkan hal ini.

Xin lei membawa bunga mawar pink segar untuk diletakkan di kamar Teng Feng. Xin lei menawarkan beberapa tempat disana yang bisa mereka kunjungi salah satunya adalah tempat yang terdapat banyak peralatan seninya. 
Teng Feng bilang sepertinya Xin lei lah yang sangat ingin kesana. Xin lei merasa ingin mengenal Gaoxiang seperti seseorang yang telah tinggal lama di sana.

Qin Lang menelfon Xin lei tapi Bi Zhu yang mengangkat, Qin lang menyuruh Xin lei membawa Teng Feng keluar sekarang. Bi Zhu dengan kesal bilang kalau baik Teng Feng dan Xin lei tak ada disana. 
Bi Zhu kemudian menelfon Qin Lang lagi dan bilang kalau Xin lei tengah diajak pergi oleh Teng Feng sementara hpnya ditinggalkan. Qin lang terdiam, ia merasa khawatir dan segera berlari keluar mencari Xin Lei. 

Qin Lang berkali-kali memencet pintu kamar Bi Zhu. Bi Zhu keluar menemui Qin Lang, Qin Lang lalu tanya dimana Xin Lei,”Kenapa aku harus bilang padamu kalau Xin lei tengah kencan” Qin Lang terdiam terpaku, Bi Zhu lalu menutup pintunya. Qin Lang berlari lagi mencari Xin Lei. 

Xin Lei telah selesai dengan tugasnya dan hendak masuk ke lift, begitu juga dengan Qin Lang namun karena tak sabar Qin lang memilih menaiki tangga. Lift Xin lei terbuka ia pun masuk ke dalam, tepat saat pintu lift tertutup Qin Lang tiba di tempat Xin lei, mereka tak saling bertemu.

Teng Feng tengah menikmati berenang seorang diri, Qin Lang melihat Teng Feng dan mendekatinya, “Tidakkah kau harusnya di kamarmu?” Teng Feng bilang ia perlu penyegaran sebelum latihan. 
Teng Feng tiba-tiba tanya apakah Qin lang menyukai Xin Lei, Qin lang bingung menjawab,tiba-tiba Teng Feng langsung bilang kalau ia suka pada Xin Lei. Qin Lang kesal terhadap keterusterangan Teng Feng tak mengerti apa yang salah, Qin Lang lalu bilang Teng Feng tak perlu bilang kalau ia memang suka, Teng Feng merasa bingung. 
“Bagaimana saat kau nyatakan padanya dan ia menolakmu” ucap Qin Lang. Teng Feng bilang iya akan menuntut Xin Lei.

“Ya benar aku akan menuntutnya juga, aku akan menuntunya karena mencemooh aturan lalu lintas, karena aku hampir kecelakaan setiap kali aku mencarinya, aku juga akan menuntutnya karena mencemari lingkungan karena dia membuang semua niat baikku seakan-akan itu sampah, aku akan menuntunya karena fitnah karena ia terus mengatakan hal-hal aneh yang membuatku kesal”
Teng Feng sama sekali tak paham. Qin Lang juga tak mengerti apa yang dia katakan, itu semua karena tadi Teng Feng bilang ingin menuntut Xin Lei.

“Tentu saja, karena aku suka jadi tentu aku akan menuntutnya”
Qin Lang akhirnya sadar kalau Teng Feng salah bilang, yang seharusnya ia bilang adalah mengatakan bukan menuntut, Teng Feng meminta maaf, ia kemudian pergi hendak mengajak Xin Lei berbicara. Qin Lang langsung menahan dan bilang kalau Xin Lei pasti sudah tidur dan mengajaknya berbicara berdua saja dengannya, Qin Lang pura-pura menunjukkan keadaan sekitar pada Teng Feng sambil berkata  “Aku takkan membiarkanmu kencan dengan Xin Lei malam ini” ucapnya dengan bahasa yang tak dimengerti Teng Feng.

Di kamar, Xin Lei tanya kenapa Bi Zhu bohong pada Qin Lang, Bi Zhu ingin membuat Qin Lang merasa cemburu selama di Gaoxiang, Xin Lei agaknya merasa cemas akan ide Bi Zhu.

Teng Feng duduk berdua dengan Qin Lang, ia benar-benar kagum melihat cara Qin Lang membaca puisi dan minta diajari. Qin Lang tak menolak dan menyuruh Teng Feng mengikuti ucapannya.
“Seorang pria bodoh...” Teng Feng menirukannya
“Apa itu artinya?” tanya Teng Feng
Qin lang gelagapan, ia pun berbohong kalau itu artinya cinta yang besar
“Menggoreng kucai...”
Teng Feng kembali tanya artinya, Qin Lang bilang itu berarti lebih berwarna
“Ayo kesini hidangkan semangkuk panas...”
“Itu berarti cinta datang sedikit demi sedikit. Dan Qin lang pun terus menipu Teng Feng dengan ucapan yang lebih mirip gaya jualan. Teng Feng merasa kalau puisi itu sungguh indah, “Tiba-tiba aku juga merasa begitu” ucap Qin lang sambil tersenyum geli. Teng Feng lalu minta diajari lagi.
Bi Zhu tanya ke Xin Lei apakah ia ingin membeli sepatu baru dulu sebelum acara tanda tangan besok, Xin Lei tanya kenapa, Bi Zhu merasa sepatu itu sangat jelek dan Qin Lang sengaja menggambar jelek sepatu itu untuk Xin Lei. Xin Lei mengangguk tersenyum dan bilang memang iya, Bi Zhu tanya kenapa Xin Lei tetap mau memakainya.
“Aku tak tahu mengapa tapi menurutku mereka jelek dengan cara yang lucu”
Xin Lei tersenyum menatap sepatunya.
Di Hotel, Manager ken marah habis-habisan pada Pegawa Senior atas kaburnya Teng Feng. Ia kesal karena hanya menerima maaf dari si Pegawai Senior dan langsung pergi.

Acar promosi pun dimulai dan dihadiri oleh cukup banyak orang yang antri meminta tanda tangan Ba Dao pada buku barunya. Bi Zhu berdiri di sebelah Ba Dao menyapa para fans.
Teng Feng dan Xin Lei duduk berdua melihat kegiatan Ba Dao, tiba-tiba seorang diantara fans itu mengenali Teng Feng, mereka pun segera berlari untuk menghampiri meninggalkan Ba Dao dan meminta tanda tangan Teng Feng.

Xin Lei menarik tangan Teng Feng untuk menghindar namun kerumunan fans mengejar mereka. Ba Dao melihat dengan kesal, ia memerintah Qin Lang untuk mengejar Xin Lei, Qin Lang memutuskan berlari mengejar Xin Lei.

Xin Lei membawa Teng Feng naik ke mobil, Qin Lang tertinggal namun ia mengambil mobil Ba Dao untuk mengejar Xin lei. 
Qin Lang mengemudi dengan maksimal namun ia tetap tak dapat mengejar, Qin lang memberhentikan mobilnya dan menurunkan sepeda yang ada dibelakang mobil untuk dipakai. Sayangnya Qin Lang gagal karena Xin Lei dan Teng Feng telah naik kapal dan menikmati pemandangan dengan santai tanpa mengetahui keberadaan Qin lang yang tetap berusaha mengejar mereka.

Teng Feng berterima kasih karena Xin lei menyelamatkannya, Xin Lei merasa itu sudah tanggung jawabnya. Teng Feng merasa Xin lei sangat baik pada teman-temannya, Xin Lei bilang kalau ia sendirian saat datang ke Taiwan dan karena mereka semua ia tak lagi merasa sepi. Teng Feng sungguh ingin tahu kenapa Xin Lei pindah dari Shanghai kemari.

Acara tanda tangan buku Ba Dao menjadi kacau, Ba Dao tak mempermasalahkan hal itu dan lebih mengkhawatirkan tentang Qin Lang. Bi Zhu tak sependapat, ia merasa Qin lang berhak mendapatkannya karena selingkuh. Ah Yi tak percaya, Bi Zhu bilang ia melihat sendiri Xiao Yang dan Qin lang berciuman, Ba Dao kaget.

Ah Yi merasa Xin lei sama saja, ia juga lari bersama Teng Feng. Bi Zhu tanya mana yang lebih parah antara ciuman dan bergandengan tangan. Ah Yi bilang keduanay sama saja sama-sama menipu. Bi Zhu membela Xin Lei dan Ah yi juga tersu membantahnya, Ba Dao pusing melihat keduanya berkelahi. Dan berteriak menyuruh mereka berhenti.
“Jika kepercayaan sudah hilang dalam sebuah hubungan maka tak ada yang berharga lagi untuk didiskusikan” Ah Yi dan Bi Zhu sama-sama terdiam memikirkannya.

Xin lei mengajak Teng Feng berjalan-jalan, ketika mereka berbelok Qin lang pun terlihat muncul. Ia kebingungan bagaimana harus mencari Xin lei. Qin Lang menelfon Xin Lei, keduanya dalam jarak yang dekat namun tak saling melihat. 
Qin Lang tanya apa Xin Lei baik-baik saja, Xin lei mengiyakan ia lalu tanya acara tanda tangan Ba Dao. Qin lang berbohong, ia bilang kehadiran Teng Feng tak berpengaruh dan acara berjalan dengan sukses. 
Xin Lei ingin bicara dengan Ba Dao untuk minta maaf, Qin lang gelagapan ia beralasan Ba Dao masih sibuk melayani fans nya. 

Xin lei ingin mengakhiri pembicaraan Qin Lang langsung tanya dimana Xin Lei. Qin lang beralasan khawatir Xin lei tersesat. Xin Lei berkata ia bisa naik taksi nanti, Qin Lang mengakhiri telfonnya dengan kesal karena tak mendapat keberadaan Xin Lei.
Keduanya lanjut berjalan kembali, Teng Feng lalu menanyakan keadaan teman-teman Xin lei, Xin Lei bilang mereka baik-baik saja, ia pun mengajak Xin Lei mencari makan.


Sambil bersantai di pinggir sungai Cinta Xin lei pun menceritakan masa lalunya pada Teng Feng hingga bagaimana ia kenal dengan Qin Lang. Qin Lang tetap berkeliling mencari Xin lei. Xin lei cerita bagaimana ia bisa tinggal di rumah Qin lang dan ia harus keluar setelah mendapat gaji.

Teng Feng merasa cemburu melihat Xin lei selalu dikelilingi banyak teman terutama Qin Lang. Xin lei bingung kenapa Qin Lang.
“Tidakkah kau merasa? Dia selalu ada untuk mencarimu” ucap teng Feng, ia tak yakin ada seseorang yang dapat disebut teman dalam hidupnya. Xin lei tanya apa Teng Feng punya teman.
Teng Feng pun mulai cerita, semenjak ia kecil orang tuanya selalu melatihnya dengan keras sehingga ia tak punya waktu untuk bermain seperti anak-anak lain hingga ia merasa sepi dan merasa keadaan itu masih tetap sama sampai sekarang.

“kalau begitu kau pasti bosan? Pantas kau merasa sangat senang bisa kesini” tanya Xin Lei
“Aku senang karena ada kau”
“karena aku?” Xin lei pun teringat saat Teng Feng mengatakan ia mengingatkannya kepada seseorang yang ia cintai namun meinggalkannya.
“Karena aku sangat mirip dengan seseorang?” ucap Xin Lei lagi, Teng Feng mengiyakan. Xin lei tanya siapa itu.
Teng Feng bilang ia adalah satu-satunya teman yang Teng Feng punya yang selalu memberikan dukungan dan paling mengerti dirinya. Xin lei menatap Teng Feng, “Dia adalah kakakku” ucap Teng Feng.
Xin lei tanya kenapa kakaknya pergi, Teng Feng bilang ia meninggal karena sakit, Xin Lei minta maaf, Teng Feng menggeleng merasa itu tidak perlu.
“Kapanpun aku tak merasa bahagia, dia akan melihat dan duduk disampingku dan bermain piano bersamaku”
Teng Feng merasa kakaknya kembali lagi saat ia bermain piano dengan Xin lei kemarin. Kakaknya meminta agar Teng Feng tetap bermain piano dan kakaknya akan selalu datang dengan membawa bunga mawar pink ke pertunjukannya dan selalu melihatnya dari surga.








No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.