SINOPSIS

Tuesday, 14 January 2014

Corner With Love Eps 10 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

Corner With Love Eps 10 Part 1
Teng Feng bersiap akan pergi, tepat saat itu Xin Lei memanggilnya dari belakang. Teng Feng berbalik tersenyum lebar pada Xin Lei begitupun Xin Lei yang merasa lega sempat bertemu dengan Teng Feng. 
Teng Feng meminta maaf karena tak percaya pada Xin Lei, Xin Lei bilang itu bukan salah Teng Feng. Teng Feng merasa bersalah karena harusnya ia percaya pada temannya. 
Xin Lei tersenyum, “Teman juga harus saling memaafkan, jangan ungkit itu lagi”

Xin Lei lalu mengembalikan cincin pemberian Teng Feng, ia tak bisa menerima cincin yang berharga bagi Teng Feng. Teng Feng tersenyum dan tanya apa Xin Lei pikir itu benar-benar cincinnya. 
Xin Lei mengecek dengan membuka dan mendapati cincin yang berbeda dari milik Teng Feng. Teng Feng menunjukkan cincinnya yang asli. 
Xin Lei tertawa, “Baiklah kalau begitu kakakmu yang sebenarnya akan selalu berada disisimu untuk menjagamu dan aku juga sebagai kakakmu akan mendoakan kebahagiaanmu dari jauh” Teng Feng mengangguk. 

Xin Lei melihat Teng Feng memegang gambar dan tanya apa Teng Feng akan membawanya
.”Aku membelinya”
“Kenapa?”
Teng Feng bilang ingin berterima kasih kepada Qin Lang dan Xin Lei  sebagai teman barunya.
Xin Lei bingung mendengar nama Qin Lang. Teng Feng mengatakan kalau Qin Lang membuatnya paham perasaan Xin Lei dan kesalahannya.
“Jika Qin Lang bisa membuatmu bahagia aku akan bahagia untukmu” Xin Lei tanya kenapa. Teng Feng bilang Xin Lei bisa merasakannya dari gambar Qin Lang bahwa Qin Lang ingin Xin Lei bahagia. 

Xin Lei merasa bingung. Teng Feng membuka gambar itu dan menunjukkannya ke Xin Lei. Xin Lei bingung dan bilang kalau Qin Lang tak pernah berkata apa-apa padanya.
“Dia sudah bilang, dia membacakan puisi itu dengan sengaja” Xin Lei bingung puisi yang mana.
Ternyata yang dimaksud Teng Feng adalah saat Qin Lang membacakan puisi saat mereka makan malam di tepi sungai yang pada saat itu dianggap konyol. 

Setelahnya Teng Feng pun berbalik pergi meninggalkan Xin Lei. Xin Lei terdiam penuh dengan pikirannya sendiri akan ucapan Teng Feng. 
Ternyata Teng Feng paham apa yang dikatakan Qin Lang saat mengajarkannya puisi di kolam dan hanya berpura-pura tidak tahu. 
Xin Lei tersenyum melepas kepergian Teng Feng, Teng Feng sempat berbalik sebentar dan berharap Xin Lei dapat selalu tersenyum seperti itu, kemudian ia pun pergi.

Xin Lei lalu ditelfion oleh Qin Lang.
Qin Lang : “ Bisakah kau beritahu aku untuk membuat seseorang percaya kalau seseorang hampir mati karena khawatir karena seseorang belum pulang juga?”
Xin Lei tersenyum : “Tidakkah seseorang itu terlalu cerewet? Tolong beritahu seseorang itu kalau seseorang akan kembali sekarang untuk bertemu si seseorang” Xin Lei mengakhiri telfonnya, baik ia dan Qin Lang kini sama-sama tersenyum.

Nenek merayakan bebasnya Xin Lei dari tuduhan dan sangat mensyukurinya. Ah Da masih bingung apakah Teng Feng memang hanya bercanda atau memang ada yang telah mencuri cincin itu. 
Qin Lang menegaskan kalau semuanya sudah berakhir dan meminta mereka untuk tak membahasnya lagi. 

Xin Lei lalu tanya bagaimana dengan uang jaminan yang dipinjam nenek itu. Nenek berkata kalau ia sudah mendapat uangnya kembali setelah Xin Lei dibebaskan. Xin Lei ingin tanya dari siapa nenek meminjamnya, Nenek marah dan minta Xin Lei tak bertanya lagi tentang hal itu. 
Xin Lei lalu menangis, Qin Lang memanggil neneknya sambil menunjuk ke Xin Lei. Nenek mencoba membujuk Xin Lei dengan berkata lembut. Xin Lei mengenggam tangan nenek sambil mengucapkan terima kasih, ia berkata ia menangis karena sangat berterima kasih pada nenek. 

Xin Lei lalu memberikan bandonya untuk nenek, Nenek terlihat senang namun mencoba jaim. Nenek akan meraih bando itu namun Bi Zhu, Ah Da dan Qin Lang segera mendekat mempelototinya. Nenek mengurungkan niatnya malu-malu, “Tidakkah ini terlalu berkilau dan bersinar untuk dipakai di usiaku?”
“Tak mungkin, ini sangat cocok untukmu sebagai gadis seprai bunga-bunga” ucap Ah Da sambil tertawa. Nenek lalu mengusir Ah Da untuk membuka toko, Bi Zhu ikut keluar dengan Ah Da.

Nenek beranjak pergi, Xin Lei kembali menyodorkan bando itu, nenek mengambilnya malu-malu. Nenek berpesan agar Qin Lang membawa Xin Lei makan malam di luar nanti. Xin Lei bilang ia tak lapar, nenek berkata setelah membersihkan semua rumah ini nanti pasti Xin Lei akan kelaparan. Nenek berkata Xin Lei terlihat kurus dan menyuruhnya untuk makan dengan baik. “Tidakkah kau ingin melihat Gedung 101 Taipei?”
“Qin Lang bilang hanya turis yang datang kesana”
“Kalau begitu kau ingin pergi kemana?” tanya Qin Lang
Xin Lei terlihat berfikir lalu tersenyum.

Keduanya lalu berada di atas sebuah gedung yang tinggi untuk makan malam dan menikmati pemandangan kota. “Aku sangat kenyang sekarang” ucap Xin Lei “Ya pemandangannya sangat cantik” balas Qin Lang tak nyambung.
Xin Lei tanya apa yang ada dalam pikiran Qin Lang, Qin Lang bilang tak ada namun setelahnya ia tampak lekat memperhatikan Xin Lei. 
Qin Lang teringat akan Teng Feng yang berkata kalau ia tak boleh hanya berterima kasih, ia harus melakukan satu hal. Saat itu Teng Feng minta agar Qin Lang menyatakan perasaannya pada Xin Lei. 
Kembali ke Qin Lang yang kini berfikir apakah ia harus mengatakannya sekarang.

“Pemandangan malam ini sangat indah” ucap Xin Lei
“Ya aku sangat kenyang sekarang” ucap Qin Lang kembali tak nyambung.
Xin Lei menatap Qin Lang, ia berfikir kalau Qin Lang tak suka menemaninya kemari. Sementara dalam pikiran Qin Lang adalah ia ingin makan malam dengan Xin lei dan mengatakan sesuatu padanya. Keduanya sama-sama memanggil lalu sama-sama menyuruh duluan bicara.

Xin Lei mulai duluan ia berkata tentang gambar Qin Lang. Qin Lang berfikir kalau yang Xin Lei bicarakan adalah tentang apa yang Teng Feng ucapkan padanya karena pengucapan katanya yang sama. Ia llau tanya bagaimana Xin Lei tahu kalau ia memang akan mengatakan sesuatu.
Xin lei bilang Teng Feng yang memberitahunya, keduanya berbicara dengan makna yang berbeda.
“Apa kau tahu apa yang Teng Feng katakan padaku?” tanya Qin Lang
Xin Lei bingung, “Apa yang Teng Feng katakan padamu?”

Qin Lang mengira kalau Xin Lei sengaja berusaha agar Qin lang memberitahunya sementara Xin lei merasa mengapa begitu sulit bicara dengan Qin Lang.
“Tak ada, dia tak berkata apapun padaku, kami terkendala bahasa” jawab Qin lang.
“Lalu bagaimana dengan gambar yang kita bicarakan tadi?”
Qin Lang berkata kalau seharusnya ialah yang tanya apa yang Xin lei maksud sebenarnya.
“Aku bilang kalau Teng Feng membeli gambarmu dan membawanya” ucap Xin lei mulai kesal. Qin Lang tanya apa Teng Feng bilang kenapa ia melakukannya. 
Xin lei hendak menjelaskan namun ia tak mau Qin Lang merasa geer. Xin Lei terlihat berat untuk bicara, Qin Lang merasa Xin Lei masih berat melepas Teng Feng. Xin Lei lalu bilang kalau Teng Feng tak bicara apapun padanya.

“Siapa yang membeli gambar tapi tak bicara” ucap Qin Lang
“Dia membayar untuk membelinya kenapa ia harus menjelaskan?” bantah Xin Lei
“itu karena kau tak mengerti perasaan seorang seniman” jawab Qin Lang
Keduanya kembali berdebat.
Xin Lei kesal karena Qin Lang memang tak pernah bercerita apapun padanya, kenapa nenek tak boleh tahu kalau ia menggambar, kenapa ia datang ke Taipei dan tentang orang tuanya Qin lang sama sekali tak pernah cerita.

Qin lang terdiam, ia lalu mulai menceritakan periha keluarganya pada Xin Lei. Qin Lang bilang kalau ia tak mempunyai kenangan akan ayahnya, ia hanya tahu kalau ayahnya seorang seniman. 
Ibunya tetap menikahi ayahnya meski ditentang oleh neneknya, lalu ayahnya pergi meninggalkan ia dan ibunya begitu saja. Xin lei berkata kalau itu sama seperti yang dilakukan orang tuanya dan merasa kalau ayah Qin lang pasti punya kesulitannya sendiri.

Ketika Qin Lang tanya pada ibunya kemana ayahnya pergi, ibunya tidak tahu dan hanya berkata kalau ayahnya pasti sudah sukses. “Apa ini alasan kenapa nenek melarangmu menggambar?” Qin Lang mengangguk.
Xin lei lalu tanya bagaimana dengan ibu Qin Lang.

Qin Lang bilang kalau ibunya sakit setelah ditinggal ayahnya dan meninggal. Xin Lei tanya apa Qin Lang tak pernah lagi mendengar kabar dari ayahnya. Qin Lang terdiam sesaat. Xin Lei merasa tak enak dan bilang tak apa kalau Qin lang tak mau cerita.

Qin Lang lalu bilang kalau ayahnya mungkin ada di Shanghai. Ketika ia ditipu oleh pria bermana Zhang Dong Min Qin Lang melihat lukisan milik ayahnya di warung milik Cue Gui ketika sedang makan mie disana. 
Qin Lang bilang kalau ayahnya makan disana tapi tak punya uang jadi ia memberikan lukisannya. Xin Lei tanya apa karena itu Qin Lang bekerja di restauran Happiness 131. Qin Lang mengangguk pelan, ia pikir ayahnya mungkin akan datang lagi kesana, tapi ia sudah menunggu selama 3 bulan dan ayahnya tak pernah muncul.

Dalam perjalanan pulang Xin Lei mencoba menghibur Qin lang dengan memintanya bernyanyi, Qin Lang tanya lagu apa. Xin Lei lalu bilang bukankah Qin lang hanya tahu 1 lagu saja. Qin lang dengan malas berkata kenapa ia harus menyanyi. Xin Lei hendak mencubit Qin lang kalau tak mau. “Baiklah aku akan bernyanyi” ucap Qin lang akhirnya.
Qin Lang lalu bernyanyi sambil berjalan bersama Xin Lei. Keduanya lalu pulang dengan Xin lei dibonceng Qin Lang dan Qin Lang yang masih tetap bernyanyi.

Paginya Xin Lei mencari Qin lang ke kamarnya tapi tak ada, ia lalu tanya ke Ah Da. Ah Da bilang kalau Qin lang pergi ke tempat Ba Dao karena penjualan buku Ba Dao yang sukses. 

Xin Lei lalu menghampiri nenek yang sedang membersihkan oyster (sejenis kerang) di halaman belakang. Ia pun turut membantu. Nenek berkata kalau itu bukan sesuatu yang bisa Xin Lei kerjakan. Xin lei bilang tak ada yang tak bisa dilakukannya, ia pun membantu mengeluarkan osyter itu dari cangkangnya. 

“Nenek tak bisakah kau membiarkan Qin Lang mengambar?” Nenek tak menyukai pertanyaan Xin Lei. Xin Lei lalu bilang bukankah baik membiarkan Qin Lang melakukan apa yang ia inginkan. Nenek berkata kalau yang ingin Qin Lang lakukan adalah hal yang tak berguna, menggambar hanya bisa menjadi hobi tidak untuk hidup.
Xin Lei bilang kalau hanya untuk hidup nenek telah membuat Qin lang kehilangan mimpinya.
“Apa yang kau tahu? Kau itu orang kaya yang menjadikan menggambar dan piano sebagai hobi, kau akan mengerti ketika kau tak punya uang lagi”

Xin Lei bilang kalau Qin Lang sangat berbakat, nenek masih tak suka ia mengatakan banyak seniman yang melupakan kenyataan hanya karena punya sedikit bakat dan menghabiskan hidupnya dengan sia-sia di jalanan. 
Xin Lei tanya bagaimana nenek tahu jika tak mencobanya. Nenek berkata kalau memang Qin Lang berbakat pasti ia akan terkenal sekarang. 
Xin lei masih coba membujuk nenek namun tak berhasil, ia tak mau Qin lang nantinya sama seperti ayahnya, ia tak mau berdebat lagi dengan Xin Lei tentang hal ini.

Di tempatnya Ba Dao, Qin Lang hanya duduk termenung. Ba Dao bilang ini sama seperti yang ia alami ketika ia meletakkan penanya setelah ia menulis lebih tepatnya ketika ia merasa stres yang sangat parah. Tiba-tiba Qin Lang teriak menyuruh mereka berhenti bicara.

Ba Dao lalu tanya apa yang sebenarnya terjadi. Qin Lang bilang kalau Teng Feng sudah pergi. Ah Yi bilang bukankah Qin Lang harusnya senang karena saingannya sudah tak ada. Qin Lang merasa pusing memikirkan ucapan Teng Feng yang memintanya untuk mengungkapkan perasaannya pada Xin Lei. Ia tak tahu bagaimana cara mengatakannya. 


Ba Dao bilang kalau Qin Lang sudah memberitahu Xin Lei saat di pasar Ah Yi mengiyakan. Qin Lang dengan kesal bilang kalau kemarin itu tak dihitung dan bilang mereka berdua tak mengerti. 
Ba Dao mengira Qin Lang ingin membuat acara formal untuk melakukannya, ia menyarankan agar Qin Lang mencari hari spesial. Ah Yi mengusulkan di hari Valentine. Qin lang merasa ia tak mungkin sanggup melakukannya. 

Ah Yi memarahi Qin Lang yang mendadak sama seperti Ba Dao. Qin Lang bilang ia juga tak mengerti mendengar kata pernyataan telah membuat lututnya terasa lemah. Ba Dao bilang Qin Lang hanya perlu mengatakan mengapa ia suka pada Xin Lei. Qin Lang bingung dan balik tanya mengapa?
Ba Dao berseru kalau cinta telah membuat orang jadi bodoh, “Apa karena aku bodoh?” tanya Qin Lang. Ah Yi memberi palu, Ba Dao lalu memukulkannya ke kepala Qin Lang.

Qin Lang pulang ke rumah sambil celingak celinguk mencari Xin Lei. Qin Lang melihat bungkus kopi di tempat cucian, ia teringat waktu itu Xin Lei pernah menikmati kopi di halaman samping tanpa ia tahu. 
Qin Lang pikir Xin Lei tengah ada dsana sekarang, ia lalu berdiri di depan pintu itu dan bicara kalau ada yang ingin dibicarakannya dan ia tak bisa mengungkapkannya jika melihat wajah Xin Lei. “Jujur aku berharap kau bisa terus tinggal disini dan juga di hari valentine nanti jika kau mau menghabiskannya denganku tolong ketuk jendelanya 3 kali. 
Qin Lang menunggu namun tak juga ada ketukan. Qin Lang lalu bilang kalau 3 kali terllau banyak Xin Lei bisa mengetuknya sekali. (Hahahaa...maksa nih si Qin Lang)


Qin Lang Tak juga mendengar ketukan ia lalu membuka pintu dan terdiam saat tak menemukan siapapun disana. Tiba-tiba nenek, Ah Da  serta Xin Lei muncul dibelakangnya dan tanya siapa yang diajak Qin Lang ngobrol? Qin Lang tanya darimana mereka. Ah Da menunjukkan tas belanjaan, mereka pergi membeli baju untuk Xin Lei. 

Nenek membenarkan karena semua baju Xin lei telah hilang dicuri. Xin lei merasa senang ia berkata tak perlu lagi memikirkan harus pakai baju yang mana setiap pagi. “Benarkah? Dari sekian banyaknya waktu kenapa kau harus pergi sekarang” ucap Qin lang dengan judes. Xin Lei dan yang lain tak mengerti. Qin Lang menatap mereka kesal.

Ah Da lalu membukakan pintu untuk seseorang. Ba Dao dan Ah Yi datang membawa sebuah kotak hendak menemui Qin Lang. Ba Dao berkata setelah perjalanan ke selatan kemarin mereka mendapat cetakan baru lagi. 
Qin Lang terkejut menatap kotak yang dibawa Ba Dao. Ah Yi bilang kalau ruangan mereka sudah penuh buku dan tak ada tempat untuk kotak itu lagi, Ba Dao mengembalikan benda yang ia pikir milik nenek. 

Qin lang segera merebutnya, Nenek bingung benda apa yang dimaksud itu lalu tanya ke Qin Lang. Ba Dao bilang kalau Qin Lang berpesan pada mereka untuk tak membukanya apapun yang terjadi. Nenek ingin melihatnya, Qin Lang langsung menolak memberikannya ke nenek. 
Nenek menyuruh Ah Da mengambilnya dari Qin lang, Qin Lang tetap bertahan tak mau melepasnya sambil melirik ke Xin lei. 

Tarik-tarikan pun terjadi, Ah Da lalu mendapat kotaknya dan membukanya. Semuanya kaget melihat kotak itu berisi pakaian Xin Lei yang hilang. Ba Dao dan Ah Yi langsung lepas tangan kalau itu tak ada hubungannya dengan mereka. Xin lei menatap tajam pada Qin lang”Jadi pencuri itu sebenarnya adalah...” “Qin Lang” jawab semuanya. Qin Lang mencoba kabur, Xin Lei membentaknya untuk menjelaskan apa yang terjadi. Qin Lang tergagu, ia tak tahu bagaimana harus menjelaskannya.

Yan Ling meminta maaf pada Manajer Liu atas masalah yang ditimbulkannya. Manajer Liu tak mempermalahkan hal itu lagi selama Yan Ling sadar kesalahannya dan Xin Lei sudah tak apa-apa. 
Tiba-tiba Xiao Yang datang, ia bilang Xin Lei hanya beruntung karena Teng Feng menyelamatkannya. Manajer Liu mengingatkan kalau ini semua juga karena Xiao Yang yang menciptakan masalah. 
Xiao Yang tak mau disalahkan, ia merasa Xin Lei pantas diberi pelajaran. 

Manajer Liu kesal mendengarnya. “Apa begini caramu memberikan pelajaran pada pegawai? Kalau begitu siapa yang berani tinggal disini? Kau mencampur adukkan masalah pribadi dan pekerjaan” Xiao Yang tak terima diceramahi, ia mengancam akan memecat Manjer Liu. 
Manajer Liu tak takut ia berkata akan berhenti, sejak dikelola oleh Xiao Yang tak berharga lagi baginya bekerja disana. Ia pun mencampakkan bet namanya di meja dan pergi. Xiao Yang terlihat terpukul akan sikap Manajer Liu.

Di pasar Ah Da dan Qin Lang sama-sama terpelongo melihat cara neneknya yang tak biasa dalam menghidangkan makanan. Ini semua karena bando Xin Lei yang ia kenakan yang membuatnya merasa seolah-olah ia adalah tuan putri. 

Qin Lang hendak mengantarkan pesanan. Xin lei mengambilnya dan berkata ia yang akan mengantarnya dan menyuruh Qin lang membuat lagi. SI pengunjung heran karena tak pernah melihat Xin lei sebelumnya, Xin Lei membenarkan.
Si pengunjung bilang kalau oyster omelet itu kelihatan lezat ia sudah makan itu selama 10 tahun. Xin Lei menejlaskan komposisi masakan dengan sangat baik sampai-sampai membuat nenek, Ah Da dan Qin Lang terpukau.Begitu pun dengan si pengunjung ia berkata kalau nenek melatih Xin Lei dengan sangat baik. 

Nenek mengiyakan dengan lebih feminim. Si pengunjung lalu bilang kalau nenek terlihat lebih muda dan cantik dengan bandonya berkilaunya itu. nenek tersenyum malu. Ah Da dan Qin lang merapat ke nenek, “Wow..akhirnya ada banyak keajaiban” keduanya lalu menyingkir. Nenek merapikan rambutnya dengan terhormat.

Qin Lang dan Xin Lei duduk berdua, Qin Lang tanya apa yang dilakukan Xin Lei besok. Xin Lei bilang ia belum memikirkannya dan tanya kenapa? Qin Lang dengan malu-malu mengajak Xin Lei berjumpa besok. “Apa kau ingin menerima hukumanmu?” tanya Xin Lei. Qin Lang tanya hukuman apa?
“Hukumanmu adalah menggambar untukku” Qin Lang tanya lagi kenapa, Xin Lei kesal karena Qin Lang terlihat keberatan padahal hanya membuatkannya satu gambar. Ia membuang muka namun menahan senyumnya, Qin Lang mendekat menyenggol Xin Lei penuh cinta, Xin Lei semakin malu-malu.

Malamnya Xin Lei membuat surat untuk Xi Xian, dalam suratnya Xin Lei menyatakan kalau ia mulai menyukai Taipei, ia tak menyangka tempat yang dipenuhi oleh orang asing akan terasa seperti rumah. Ia kini bisa naik bus dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 
Xin Lei menulis Xi Xian pasti bertanya kemana semua pembantunya, Xin Lei tak lagi memiliki mereka ia kini memiliki sebuah keluarga dan untuk Qin Lang, ia keluarga, teman dan dia juga seseorang yang aku tak bisa hidup tanpanya. 
Xin Lei memandang sepatunya dengan tersenyum.

Paginya Xin Lei bersama Bi Zhu sibuk mencari lowongan pekerjaan di koran. Bi Zhu menyadari kalau besok adalah hari valentine, ia kesal karena mereka tak punya pasangan dan bahkan harus sibuk mencari pekerjaan. Xin Lei jadi teringat akan ajakan Qin Lang, ia akhirnya paham kenapa Qin Lang mengajaknya pergi besok.

Xin Lei lalu menerima telfon dari Qin Lang yang menanyakan keberadaannya. Xin Lei bilang ia sedang mencari pekerjaan bersama Bi Zhu. “Siapa yang mencari kerja di hari valentine?” tanya Qin Lang
“Kenapa kau peduli?” jawab Xin Lei. Qin Lang bilang kalau ia sudah memesan tempat di restauran. Xin lei pura-pura tanya kenapa Qin lang mengatakannya. Qin Lang bilang ia sudah mengatakannya dengan Xin Lei semalam.

“Kau tidak bilang kalau kita akan makan malam kemarin, aku juga baru tahu ini hari valentine”
Qin Lang mendengus kesal, “Memangnya kenapa?” Xin lei bilang Qin Lang sangat kasar. Qin Lang lalu tanya langsung Xin Lei mau apa tidak. Xin Lei masih gengsi “Siapa juga orang yang mengajak makan malam di detik terakhir valentine”
Qin Lang tak peduli, ia akan menganggapnya ia, ia lalu memutuskan telfonnya. Xin Lei lalu senyum-senyum sendiri di depan Bi Zhu begitupun dengan Qin Lang yang merasa amat sangat bahagia. 

Ia langsung bergegas berpakaian rapi, Qin Lang tetap memakai jas meski kelihatannya jas itu kekecilan di bagian bahunya. Qin Lang bergegas naik sepeda, Xiao Yang datang menghampiri Qin lang dan mengajaknya makan malam. Qin Lang menolak, Xiao Yang lalu duduk di boncengan Qin lang, “Apa Xin lei tak berkata apapun padamu?” tanya Xiao Yang.

Qin Lang bingung, ia lalu bilang kalau Xin Lei mengatakan banyak hal padanya dan tak tahu mana yang dimaksud Xiao Yang. Xiao Yang merasa lega, ia lalu mengajak Qin lang pergi bersama, Qin lang tak bisa karena ia ada janji. 
Xiao Yang menebak pasti dengan Xin Lei. Qin Lang tak menjawab, Xiao Yang tahu jawabannya pasti benar, ia dengan kesal tanya apa Qin lang tak juga punya perasaan untuknya. 

Qin Lang meminta maaf. Xiao Yang bilang kalau ia selalu menyukai Qin lang, ia menunjukkan notebook masa kecilnya yang dulu pernah digambar oleh Qin lang yang masih tetap ia simpan. 
Qin Lang terlihat serba salah, ia lalu mengatakan kalau itu adalah masa kecil mereka. Xiao Yang tanya memangnya kenapa? Ia juga meminta ayahnya membangun pasar di dekat sini agar Qin lang dan neneknya tak perlu lagi berjualan jauh, ia tanya apakah Qin lang tak merasa apapun dari semua yang dilakukannya. 
Qin Lang menghela nafas, ia mengucapkan terima kasih pada Xiao Yang dan Xiao Yang akan selalu menjadi temannya. Xiao Yang terlihat kecewa, Qin lang mengayuh sepedanya menjauh. Xiao Yang menjatuhkan notebooknya dan menatap Qin lang dengan hati pedih.

Qin lang mendapat telfon dari Ba Dao yang tanya apa Qin lang merasa siap. Qin Lang tak tahu apakah uangnya cukup untuk makam malam. Ba Dao bilang bukan itu yang ia maksud tapi apakah Qin Lang siap dengan pernyataannya. 
Qin Lang memegangi jantungnya dan bilang kalau jantungnya berdetak 200 kali per menit “aku tak tahu apa itu cukup kuat” tambahnya. Ah Yi mengambil alih, ia memberi semangat pada Qin lang. 
Keduanya lalu berteriak memberi semangat ada Qin lang. Qin Lang tersenyum ia memantapkan diri untuk melakukannya. 
Qin Lang terus tersenyum dalam perjalanan sambil membawa seikat bunga mawar di boncengan.

Qin lang berdiri menunggu Xin lei dengan seikat bunga di tangannya. Melihat Xin lei tiba, Qin lang langsung buru-buru menyembunyikan mawar itu dibelakangnya.
Xin lei tanya kenapa Qin lang berdiri disana. Qin Lang bilang ia menunggu seseorang.
Xin lei       : “Seseorang terlihat tampan hari ini, orang yang seseorang itu tunggu pasti sangat penting”
Qin Lang : “Seseorang sangat cantik hari ini, orang yang ditunggu oleh seseorang itu pastilah sangat penting”
Xin Lei     : “Seseorang hanya ingin makan makanan yang enak, seseorang harusnya tak berfikiran banyak”
Qin Lang : “Seseorang hanya merasa bosan di hari valentine, jadi dia hanya melakukan ini untuk mengisi waktu”

Xin lei tak mau kalah ia lalu tanya kenapa si seseorang itu membawa bunga. Qin lang akhirnya memberikan bunganya, ia bilang kalau ia melihat wanita tua di jalan yang menjualnya jadi ia tak tega dan membelinya, ia minta Xin lei tak berfikiran banyak. Xin lei akan berkata lagi dengan kata “Seseorang” Qin lang segera bilang kalau Xin Lei menggunakan kata itu lagi maka takkan ada makan malam. Xin Lei tersenyum, ia pun masukduluan, Qin lang menyusul dengan senyuman pula.

                                                                           

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.