Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
Corner
With Love Eps 10 Part 1
Teng
Feng bersiap akan pergi, tepat saat itu Xin Lei memanggilnya dari belakang.
Teng Feng berbalik tersenyum lebar pada Xin Lei begitupun Xin Lei yang merasa
lega sempat bertemu dengan Teng Feng.
Teng Feng meminta maaf karena tak percaya
pada Xin Lei, Xin Lei bilang itu bukan salah Teng Feng. Teng Feng merasa
bersalah karena harusnya ia percaya pada temannya.
Xin Lei tersenyum, “Teman
juga harus saling memaafkan, jangan ungkit itu lagi”
Xin
Lei lalu mengembalikan cincin pemberian Teng Feng, ia tak bisa menerima cincin
yang berharga bagi Teng Feng. Teng Feng tersenyum dan tanya apa Xin Lei pikir
itu benar-benar cincinnya.
Xin Lei mengecek dengan membuka dan mendapati cincin
yang berbeda dari milik Teng Feng. Teng Feng menunjukkan cincinnya yang asli.
Xin Lei tertawa, “Baiklah kalau begitu kakakmu yang sebenarnya akan selalu
berada disisimu untuk menjagamu dan aku juga sebagai kakakmu akan mendoakan
kebahagiaanmu dari jauh” Teng Feng mengangguk.
Xin Lei melihat Teng Feng memegang
gambar dan tanya apa Teng Feng akan membawanya
.”Aku
membelinya”
“Kenapa?”
Teng
Feng bilang ingin berterima kasih kepada Qin Lang dan Xin Lei sebagai teman barunya.
Xin
Lei bingung mendengar nama Qin Lang. Teng Feng mengatakan kalau Qin Lang
membuatnya paham perasaan Xin Lei dan kesalahannya.
“Jika
Qin Lang bisa membuatmu bahagia aku akan bahagia untukmu” Xin Lei tanya kenapa.
Teng Feng bilang Xin Lei bisa merasakannya dari gambar Qin Lang bahwa Qin Lang
ingin Xin Lei bahagia.
Xin Lei merasa bingung. Teng Feng membuka gambar itu dan
menunjukkannya ke Xin Lei. Xin Lei bingung dan bilang kalau Qin Lang tak pernah
berkata apa-apa padanya.
“Dia
sudah bilang, dia membacakan puisi itu dengan sengaja” Xin Lei bingung puisi
yang mana.
Ternyata
yang dimaksud Teng Feng adalah saat Qin Lang membacakan puisi saat mereka makan
malam di tepi sungai yang pada saat itu dianggap konyol.
Setelahnya Teng Feng
pun berbalik pergi meninggalkan Xin Lei. Xin Lei terdiam penuh dengan
pikirannya sendiri akan ucapan Teng Feng.
Ternyata Teng Feng paham apa yang
dikatakan Qin Lang saat mengajarkannya puisi di kolam dan hanya berpura-pura
tidak tahu.
Xin Lei tersenyum melepas kepergian Teng Feng, Teng Feng sempat
berbalik sebentar dan berharap Xin Lei dapat selalu tersenyum seperti itu,
kemudian ia pun pergi.
Xin
Lei lalu ditelfion oleh Qin Lang.
Qin
Lang : “ Bisakah kau beritahu aku untuk membuat seseorang percaya kalau
seseorang hampir mati karena khawatir karena seseorang belum pulang juga?”
Xin
Lei tersenyum : “Tidakkah seseorang itu terlalu cerewet? Tolong beritahu
seseorang itu kalau seseorang akan kembali sekarang untuk bertemu si seseorang”
Xin Lei mengakhiri telfonnya, baik ia dan Qin Lang kini sama-sama tersenyum.
Nenek
merayakan bebasnya Xin Lei dari tuduhan dan sangat mensyukurinya. Ah Da masih
bingung apakah Teng Feng memang hanya bercanda atau memang ada yang telah
mencuri cincin itu.
Qin Lang menegaskan kalau semuanya sudah berakhir dan
meminta mereka untuk tak membahasnya lagi.
Xin Lei lalu tanya bagaimana dengan
uang jaminan yang dipinjam nenek itu. Nenek berkata kalau ia sudah mendapat
uangnya kembali setelah Xin Lei dibebaskan. Xin Lei ingin tanya dari siapa
nenek meminjamnya, Nenek marah dan minta Xin Lei tak bertanya lagi tentang hal
itu.
Xin Lei lalu menangis, Qin Lang memanggil neneknya sambil menunjuk ke Xin
Lei. Nenek mencoba membujuk Xin Lei dengan berkata lembut. Xin Lei mengenggam
tangan nenek sambil mengucapkan terima kasih, ia berkata ia menangis karena
sangat berterima kasih pada nenek.
Xin Lei lalu memberikan bandonya untuk
nenek, Nenek terlihat senang namun mencoba jaim. Nenek akan meraih
bando itu namun Bi Zhu, Ah Da dan Qin Lang segera mendekat mempelototinya.
Nenek mengurungkan niatnya malu-malu, “Tidakkah ini terlalu berkilau dan
bersinar untuk dipakai di usiaku?”
“Tak
mungkin, ini sangat cocok untukmu sebagai gadis seprai bunga-bunga” ucap Ah Da
sambil tertawa. Nenek lalu mengusir Ah Da untuk membuka toko, Bi Zhu ikut
keluar dengan Ah Da.
Nenek
beranjak pergi, Xin Lei kembali menyodorkan bando itu, nenek mengambilnya
malu-malu. Nenek berpesan agar Qin Lang membawa Xin Lei makan malam di luar
nanti. Xin Lei bilang ia tak lapar, nenek berkata setelah membersihkan semua
rumah ini nanti pasti Xin Lei akan kelaparan. Nenek berkata Xin Lei terlihat kurus
dan menyuruhnya untuk makan dengan baik. “Tidakkah kau ingin melihat Gedung 101
Taipei?”
“Qin
Lang bilang hanya turis yang datang kesana”
“Kalau
begitu kau ingin pergi kemana?” tanya Qin Lang
Xin
Lei terlihat berfikir lalu tersenyum.
Keduanya
lalu berada di atas sebuah gedung yang tinggi untuk makan malam dan menikmati
pemandangan kota. “Aku sangat kenyang sekarang” ucap Xin Lei “Ya pemandangannya
sangat cantik” balas Qin Lang tak nyambung.
Xin
Lei tanya apa yang ada dalam pikiran Qin Lang, Qin Lang bilang tak ada namun
setelahnya ia tampak lekat memperhatikan Xin Lei.
Qin Lang teringat akan Teng
Feng yang berkata kalau ia tak boleh hanya berterima kasih, ia harus melakukan
satu hal. Saat itu Teng Feng minta agar Qin Lang menyatakan perasaannya pada Xin
Lei.
Kembali ke Qin Lang yang kini berfikir apakah ia harus mengatakannya
sekarang.
“Pemandangan
malam ini sangat indah” ucap Xin Lei
“Ya
aku sangat kenyang sekarang” ucap Qin Lang kembali tak nyambung.
Xin
Lei menatap Qin Lang, ia berfikir kalau Qin Lang tak suka menemaninya kemari.
Sementara dalam pikiran Qin Lang adalah ia ingin makan malam dengan Xin lei dan
mengatakan sesuatu padanya. Keduanya sama-sama memanggil lalu sama-sama
menyuruh duluan bicara.
Xin
Lei mulai duluan ia berkata tentang gambar Qin Lang. Qin Lang berfikir kalau
yang Xin Lei bicarakan adalah tentang apa yang Teng Feng ucapkan padanya karena
pengucapan katanya yang sama. Ia llau tanya bagaimana Xin Lei tahu kalau ia
memang akan mengatakan sesuatu.
Xin
lei bilang Teng Feng yang memberitahunya, keduanya berbicara dengan makna yang
berbeda.
“Apa
kau tahu apa yang Teng Feng katakan padaku?” tanya Qin Lang
Xin
Lei bingung, “Apa yang Teng Feng katakan padamu?”
Qin
Lang mengira kalau Xin Lei sengaja berusaha agar Qin lang memberitahunya sementara
Xin lei merasa mengapa begitu sulit bicara dengan Qin Lang.
“Tak
ada, dia tak berkata apapun padaku, kami terkendala bahasa” jawab Qin lang.
“Lalu
bagaimana dengan gambar yang kita bicarakan tadi?”
Qin
Lang berkata kalau seharusnya ialah yang tanya apa yang Xin lei maksud
sebenarnya.
“Aku
bilang kalau Teng Feng membeli gambarmu dan membawanya” ucap Xin lei mulai
kesal. Qin Lang tanya apa Teng Feng bilang kenapa ia melakukannya.
Xin lei
hendak menjelaskan namun ia tak mau Qin Lang merasa geer. Xin Lei terlihat
berat untuk bicara, Qin Lang merasa Xin Lei masih berat melepas Teng Feng. Xin
Lei lalu bilang kalau Teng Feng tak bicara apapun padanya.
“Siapa
yang membeli gambar tapi tak bicara” ucap Qin Lang
“Dia
membayar untuk membelinya kenapa ia harus menjelaskan?” bantah Xin Lei
“itu
karena kau tak mengerti perasaan seorang seniman” jawab Qin Lang
Keduanya
kembali berdebat.
Xin Lei kesal karena Qin Lang memang tak pernah bercerita
apapun padanya, kenapa nenek tak boleh tahu kalau ia menggambar, kenapa ia
datang ke Taipei dan tentang orang tuanya Qin lang sama sekali tak pernah
cerita.
Qin
lang terdiam, ia lalu mulai menceritakan periha keluarganya pada Xin Lei. Qin
Lang bilang kalau ia tak mempunyai kenangan akan ayahnya, ia hanya tahu kalau
ayahnya seorang seniman.
Ibunya tetap menikahi ayahnya meski ditentang oleh
neneknya, lalu ayahnya pergi meninggalkan ia dan ibunya begitu saja. Xin lei
berkata kalau itu sama seperti yang dilakukan orang tuanya dan merasa kalau
ayah Qin lang pasti punya kesulitannya sendiri.
Ketika
Qin Lang tanya pada ibunya kemana ayahnya pergi, ibunya tidak tahu dan hanya
berkata kalau ayahnya pasti sudah sukses. “Apa ini alasan kenapa nenek
melarangmu menggambar?” Qin Lang mengangguk.
Xin
lei lalu tanya bagaimana dengan ibu Qin Lang.
Qin
Lang bilang kalau ibunya sakit setelah ditinggal ayahnya dan meninggal. Xin Lei
tanya apa Qin Lang tak pernah lagi mendengar kabar dari ayahnya. Qin Lang
terdiam sesaat. Xin Lei merasa tak enak dan bilang tak apa kalau Qin lang tak
mau cerita.
Qin
Lang lalu bilang kalau ayahnya mungkin ada di Shanghai. Ketika ia ditipu oleh
pria bermana Zhang Dong Min Qin Lang melihat lukisan milik ayahnya di warung
milik Cue Gui ketika sedang makan mie disana.
Qin Lang bilang kalau ayahnya
makan disana tapi tak punya uang jadi ia memberikan lukisannya. Xin Lei tanya apa karena itu Qin Lang bekerja di restauran Happiness 131. Qin Lang
mengangguk pelan, ia pikir ayahnya mungkin akan datang lagi kesana, tapi ia
sudah menunggu selama 3 bulan dan ayahnya tak pernah muncul.
Dalam
perjalanan pulang Xin Lei mencoba menghibur Qin lang dengan memintanya
bernyanyi, Qin Lang tanya lagu apa. Xin Lei lalu bilang bukankah Qin lang hanya
tahu 1 lagu saja. Qin lang dengan malas berkata kenapa ia harus menyanyi. Xin
Lei hendak mencubit Qin lang kalau tak mau. “Baiklah aku akan bernyanyi” ucap
Qin lang akhirnya.
Qin
Lang lalu bernyanyi sambil berjalan bersama Xin Lei. Keduanya lalu pulang
dengan Xin lei dibonceng Qin Lang dan Qin Lang yang masih tetap bernyanyi.
Paginya
Xin Lei mencari Qin lang ke kamarnya tapi tak ada, ia lalu tanya ke Ah Da. Ah Da
bilang kalau Qin lang pergi ke tempat Ba Dao karena penjualan buku Ba Dao yang
sukses.
Xin Lei lalu menghampiri nenek yang sedang membersihkan oyster (sejenis
kerang) di halaman belakang. Ia pun turut membantu. Nenek berkata kalau itu
bukan sesuatu yang bisa Xin Lei kerjakan. Xin lei bilang tak ada yang tak bisa
dilakukannya, ia pun membantu mengeluarkan osyter itu dari cangkangnya.
“Nenek
tak bisakah kau membiarkan Qin Lang mengambar?” Nenek tak menyukai pertanyaan
Xin Lei. Xin Lei lalu bilang bukankah baik membiarkan Qin Lang melakukan apa
yang ia inginkan. Nenek berkata kalau yang ingin Qin Lang lakukan adalah hal
yang tak berguna, menggambar hanya bisa menjadi hobi tidak untuk hidup.
Xin
Lei bilang kalau hanya untuk hidup nenek telah membuat Qin lang kehilangan
mimpinya.
“Apa
yang kau tahu? Kau itu orang kaya yang menjadikan menggambar dan piano sebagai
hobi, kau akan mengerti ketika kau tak punya uang lagi”
Xin
Lei bilang kalau Qin Lang sangat berbakat, nenek masih tak suka ia mengatakan
banyak seniman yang melupakan kenyataan hanya karena punya sedikit bakat dan
menghabiskan hidupnya dengan sia-sia di jalanan.
Xin Lei tanya bagaimana nenek
tahu jika tak mencobanya. Nenek berkata kalau memang Qin Lang berbakat pasti ia
akan terkenal sekarang.
Xin lei masih coba membujuk nenek namun tak berhasil,
ia tak mau Qin lang nantinya sama seperti ayahnya, ia tak mau berdebat lagi
dengan Xin Lei tentang hal ini.
Di
tempatnya Ba Dao, Qin Lang hanya duduk termenung. Ba Dao bilang ini sama seperti
yang ia alami ketika ia meletakkan penanya setelah ia menulis lebih tepatnya
ketika ia merasa stres yang sangat parah. Tiba-tiba Qin Lang teriak menyuruh
mereka berhenti bicara.
Ba
Dao lalu tanya apa yang sebenarnya terjadi. Qin Lang bilang kalau Teng Feng
sudah pergi. Ah Yi bilang bukankah Qin Lang harusnya senang karena saingannya
sudah tak ada. Qin Lang merasa pusing memikirkan ucapan Teng Feng yang
memintanya untuk mengungkapkan perasaannya pada Xin Lei. Ia tak tahu bagaimana cara
mengatakannya.
Ba Dao bilang kalau Qin Lang sudah memberitahu Xin Lei saat di
pasar Ah Yi mengiyakan. Qin Lang dengan kesal bilang kalau kemarin itu tak
dihitung dan bilang mereka berdua tak mengerti.
Ba Dao mengira Qin Lang ingin
membuat acara formal untuk melakukannya, ia menyarankan agar Qin Lang mencari
hari spesial. Ah Yi mengusulkan di hari Valentine. Qin lang merasa ia tak
mungkin sanggup melakukannya.
Ah Yi memarahi Qin Lang yang mendadak sama
seperti Ba Dao. Qin Lang bilang ia juga tak mengerti mendengar kata pernyataan
telah membuat lututnya terasa lemah. Ba Dao bilang Qin Lang hanya perlu
mengatakan mengapa ia suka pada Xin Lei. Qin Lang bingung dan balik tanya
mengapa?
Ba
Dao berseru kalau cinta telah membuat orang jadi bodoh, “Apa karena aku bodoh?”
tanya Qin Lang. Ah Yi memberi palu, Ba Dao lalu memukulkannya ke kepala Qin
Lang.
Qin
Lang pulang ke rumah sambil celingak celinguk mencari Xin Lei. Qin Lang melihat
bungkus kopi di tempat cucian, ia teringat waktu itu Xin Lei pernah menikmati
kopi di halaman samping tanpa ia tahu.
Qin Lang pikir Xin Lei tengah ada dsana
sekarang, ia lalu berdiri di depan pintu itu dan bicara kalau ada yang ingin
dibicarakannya dan ia tak bisa mengungkapkannya jika melihat wajah Xin Lei.
“Jujur aku berharap kau bisa terus tinggal disini dan juga di hari valentine
nanti jika kau mau menghabiskannya denganku tolong ketuk jendelanya 3 kali.
Qin
Lang menunggu namun tak juga ada ketukan. Qin Lang lalu bilang kalau 3 kali
terllau banyak Xin Lei bisa mengetuknya sekali. (Hahahaa...maksa nih si Qin
Lang)
Qin
Lang Tak juga mendengar ketukan ia lalu membuka pintu dan terdiam saat tak
menemukan siapapun disana. Tiba-tiba nenek, Ah Da serta Xin Lei muncul dibelakangnya dan tanya
siapa yang diajak Qin Lang ngobrol? Qin Lang tanya darimana mereka. Ah Da
menunjukkan tas belanjaan, mereka pergi membeli baju untuk Xin Lei.
Nenek
membenarkan karena semua baju Xin lei telah hilang dicuri. Xin lei merasa
senang ia berkata tak perlu lagi memikirkan harus pakai baju yang mana setiap
pagi. “Benarkah? Dari sekian banyaknya waktu kenapa kau harus pergi sekarang”
ucap Qin lang dengan judes. Xin Lei dan yang lain tak mengerti. Qin Lang
menatap mereka kesal.
Ah
Da lalu membukakan pintu untuk seseorang. Ba Dao dan Ah Yi datang membawa
sebuah kotak hendak menemui Qin Lang. Ba Dao berkata setelah perjalanan ke
selatan kemarin mereka mendapat cetakan baru lagi.
Qin Lang terkejut menatap
kotak yang dibawa Ba Dao. Ah Yi bilang kalau ruangan mereka sudah penuh buku
dan tak ada tempat untuk kotak itu lagi, Ba Dao mengembalikan benda yang ia
pikir milik nenek.
Qin lang segera merebutnya, Nenek bingung benda apa yang
dimaksud itu lalu tanya ke Qin Lang. Ba Dao bilang kalau Qin Lang berpesan pada
mereka untuk tak membukanya apapun yang terjadi. Nenek ingin melihatnya, Qin
Lang langsung menolak memberikannya ke nenek.
Nenek menyuruh Ah Da mengambilnya
dari Qin lang, Qin Lang tetap bertahan tak mau melepasnya sambil melirik ke Xin
lei.
Tarik-tarikan pun terjadi, Ah Da lalu mendapat kotaknya dan membukanya. Semuanya
kaget melihat kotak itu berisi pakaian Xin Lei yang hilang. Ba Dao dan Ah Yi
langsung lepas tangan kalau itu tak ada hubungannya dengan mereka. Xin lei
menatap tajam pada Qin lang”Jadi pencuri itu sebenarnya adalah...” “Qin Lang”
jawab semuanya. Qin Lang mencoba kabur, Xin Lei membentaknya untuk menjelaskan
apa yang terjadi. Qin Lang tergagu, ia tak tahu bagaimana harus menjelaskannya.
Yan
Ling meminta maaf pada Manajer Liu atas masalah yang ditimbulkannya. Manajer
Liu tak mempermalahkan hal itu lagi selama Yan Ling sadar kesalahannya dan Xin
Lei sudah tak apa-apa.
Tiba-tiba Xiao Yang datang, ia bilang Xin Lei hanya
beruntung karena Teng Feng menyelamatkannya. Manajer Liu mengingatkan kalau ini
semua juga karena Xiao Yang yang menciptakan masalah.
Xiao Yang tak mau
disalahkan, ia merasa Xin Lei pantas diberi pelajaran.
Manajer Liu kesal
mendengarnya. “Apa begini caramu memberikan pelajaran pada pegawai? Kalau
begitu siapa yang berani tinggal disini? Kau mencampur adukkan masalah pribadi
dan pekerjaan” Xiao Yang tak terima diceramahi, ia mengancam akan memecat
Manjer Liu.
Manajer Liu tak takut ia berkata akan berhenti, sejak dikelola oleh
Xiao Yang tak berharga lagi baginya bekerja disana. Ia pun mencampakkan bet
namanya di meja dan pergi. Xiao Yang terlihat terpukul akan sikap Manajer Liu.
Di
pasar Ah Da dan Qin Lang sama-sama terpelongo melihat cara neneknya yang tak
biasa dalam menghidangkan makanan. Ini semua karena bando Xin Lei yang ia
kenakan yang membuatnya merasa seolah-olah ia adalah tuan putri.
Qin Lang
hendak mengantarkan pesanan. Xin lei mengambilnya dan berkata ia yang akan
mengantarnya dan menyuruh Qin lang membuat lagi. SI pengunjung heran karena tak
pernah melihat Xin lei sebelumnya, Xin Lei membenarkan.
Si
pengunjung bilang kalau oyster omelet itu kelihatan lezat ia sudah makan itu
selama 10 tahun. Xin Lei menejlaskan komposisi masakan dengan sangat baik
sampai-sampai membuat nenek, Ah Da dan Qin Lang terpukau.Begitu pun dengan si
pengunjung ia berkata kalau nenek melatih Xin Lei dengan sangat baik.
Nenek
mengiyakan dengan lebih feminim. Si pengunjung lalu bilang kalau nenek terlihat
lebih muda dan cantik dengan bandonya berkilaunya itu. nenek tersenyum malu. Ah
Da dan Qin lang merapat ke nenek, “Wow..akhirnya ada banyak keajaiban” keduanya
lalu menyingkir. Nenek merapikan rambutnya dengan terhormat.
Qin
Lang dan Xin Lei duduk berdua, Qin Lang tanya apa yang dilakukan Xin Lei besok.
Xin Lei bilang ia belum memikirkannya dan tanya kenapa? Qin Lang dengan
malu-malu mengajak Xin Lei berjumpa besok. “Apa kau ingin menerima hukumanmu?”
tanya Xin Lei. Qin Lang tanya hukuman apa?
“Hukumanmu
adalah menggambar untukku” Qin Lang tanya lagi kenapa, Xin Lei kesal karena Qin
Lang terlihat keberatan padahal hanya membuatkannya satu gambar. Ia membuang
muka namun menahan senyumnya, Qin Lang mendekat menyenggol Xin Lei penuh cinta,
Xin Lei semakin malu-malu.
Malamnya
Xin Lei membuat surat untuk Xi Xian, dalam suratnya Xin Lei menyatakan kalau ia
mulai menyukai Taipei, ia tak menyangka tempat yang dipenuhi oleh orang asing
akan terasa seperti rumah. Ia kini bisa naik bus dan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
Xin Lei menulis Xi Xian pasti bertanya kemana semua pembantunya,
Xin Lei tak lagi memiliki mereka ia kini memiliki sebuah keluarga dan untuk Qin
Lang, ia keluarga, teman dan dia juga seseorang yang aku tak bisa hidup
tanpanya.
Xin Lei memandang sepatunya dengan tersenyum.
Paginya
Xin Lei bersama Bi Zhu sibuk mencari lowongan pekerjaan di koran. Bi Zhu menyadari
kalau besok adalah hari valentine, ia kesal karena mereka tak punya pasangan
dan bahkan harus sibuk mencari pekerjaan. Xin Lei jadi teringat akan ajakan Qin
Lang, ia akhirnya paham kenapa Qin Lang mengajaknya pergi besok.
Xin
Lei lalu menerima telfon dari Qin Lang yang menanyakan keberadaannya. Xin Lei
bilang ia sedang mencari pekerjaan bersama Bi Zhu. “Siapa yang mencari kerja di
hari valentine?” tanya Qin Lang
“Kenapa
kau peduli?” jawab Xin Lei. Qin Lang bilang kalau ia sudah memesan tempat di
restauran. Xin lei pura-pura tanya kenapa Qin lang mengatakannya. Qin Lang
bilang ia sudah mengatakannya dengan Xin Lei semalam.
“Kau
tidak bilang kalau kita akan makan malam kemarin, aku juga baru tahu ini hari
valentine”
Qin
Lang mendengus kesal, “Memangnya kenapa?” Xin lei bilang Qin Lang sangat kasar.
Qin Lang lalu tanya langsung Xin Lei mau apa tidak. Xin Lei masih gengsi “Siapa
juga orang yang mengajak makan malam di detik terakhir valentine”
Qin
Lang tak peduli, ia akan menganggapnya ia, ia lalu memutuskan telfonnya. Xin Lei
lalu senyum-senyum sendiri di depan Bi Zhu begitupun dengan Qin Lang yang
merasa amat sangat bahagia.
Ia langsung bergegas berpakaian rapi, Qin Lang
tetap memakai jas meski kelihatannya jas itu kekecilan di bagian bahunya. Qin Lang
bergegas naik sepeda, Xiao Yang datang menghampiri Qin lang dan mengajaknya
makan malam. Qin Lang menolak, Xiao Yang lalu duduk di boncengan Qin lang, “Apa
Xin lei tak berkata apapun padamu?” tanya Xiao Yang.
Qin
Lang bingung, ia lalu bilang kalau Xin Lei mengatakan banyak hal padanya dan
tak tahu mana yang dimaksud Xiao Yang. Xiao Yang merasa lega, ia lalu mengajak
Qin lang pergi bersama, Qin lang tak bisa karena ia ada janji.
Xiao Yang menebak
pasti dengan Xin Lei. Qin Lang tak menjawab, Xiao Yang tahu jawabannya pasti
benar, ia dengan kesal tanya apa Qin lang tak juga punya perasaan untuknya.
Qin
Lang meminta maaf. Xiao Yang bilang kalau ia selalu menyukai Qin lang, ia
menunjukkan notebook masa kecilnya yang dulu pernah digambar oleh Qin lang yang
masih tetap ia simpan.
Qin Lang terlihat serba salah, ia lalu mengatakan kalau
itu adalah masa kecil mereka. Xiao Yang tanya memangnya kenapa? Ia juga meminta
ayahnya membangun pasar di dekat sini agar Qin lang dan neneknya tak perlu lagi
berjualan jauh, ia tanya apakah Qin lang tak merasa apapun dari semua yang
dilakukannya.
Qin Lang menghela nafas, ia mengucapkan terima kasih pada Xiao
Yang dan Xiao Yang akan selalu menjadi temannya. Xiao Yang terlihat kecewa, Qin
lang mengayuh sepedanya menjauh. Xiao Yang menjatuhkan notebooknya dan menatap
Qin lang dengan hati pedih.
Qin
lang mendapat telfon dari Ba Dao yang tanya apa Qin lang merasa siap. Qin Lang
tak tahu apakah uangnya cukup untuk makam malam. Ba Dao bilang bukan itu yang
ia maksud tapi apakah Qin Lang siap dengan pernyataannya.
Qin Lang memegangi
jantungnya dan bilang kalau jantungnya berdetak 200 kali per menit “aku tak
tahu apa itu cukup kuat” tambahnya. Ah Yi mengambil alih, ia memberi semangat
pada Qin lang.
Keduanya lalu berteriak memberi semangat ada Qin lang. Qin Lang
tersenyum ia memantapkan diri untuk melakukannya.
Qin Lang terus tersenyum dalam
perjalanan sambil membawa seikat bunga mawar di boncengan.
Qin
lang berdiri menunggu Xin lei dengan seikat bunga di tangannya. Melihat Xin lei
tiba, Qin lang langsung buru-buru menyembunyikan mawar itu dibelakangnya.
Xin
lei tanya kenapa Qin lang berdiri disana. Qin Lang bilang ia menunggu
seseorang.
Xin
lei : “Seseorang terlihat tampan hari ini, orang yang seseorang itu tunggu
pasti sangat penting”
Qin
Lang : “Seseorang sangat cantik hari ini, orang yang ditunggu oleh seseorang
itu pastilah sangat penting”
Xin
Lei : “Seseorang hanya ingin makan makanan yang enak, seseorang harusnya tak
berfikiran banyak”
Qin
Lang : “Seseorang hanya merasa bosan di hari valentine, jadi dia hanya
melakukan ini untuk mengisi waktu”
Xin
lei tak mau kalah ia lalu tanya kenapa si seseorang itu membawa bunga. Qin lang
akhirnya memberikan bunganya, ia bilang kalau ia melihat wanita tua di jalan
yang menjualnya jadi ia tak tega dan membelinya, ia minta Xin lei tak berfikiran
banyak. Xin lei akan berkata lagi dengan kata “Seseorang” Qin lang segera
bilang kalau Xin Lei menggunakan kata itu lagi maka takkan ada makan malam. Xin
Lei tersenyum, ia pun masukduluan, Qin lang menyusul dengan senyuman pula.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.