From
Corner With Love Eps 9 Part 2
Ah
Da dan nenek cemas menunggu kepulangan Xin Lei ke rumah. Tak lama Qin Lang
datang membawa Xin Lei dengan segera nenek dan Ah Da menyambutnya. Nenek segera
menyuruh Xin Lei masuk dan mandi air panas.
Setelahnya
Nenek menghidangkan banyak makanan kepada Xin Lei hingga membuatnya terharu.
Nenek bilang Qin Lang lah yang menyiapkan masakan itu, ia menyuruh Xin Lei
segera makan. Xin Lei melirik Qin Lang yang merasa malu-malu. Ah Da menjelaskan
kalau Qin Lang membuatkan makanan kesukaan Xin Lei saat Xin Lei mandi tadi
serta talas yang benar-benar sudah dihaluskan juga. “Tidak, itu sama seperti
kemarin” ucap Qin lang malu-malu.
Nenek
menambahkan kalau Qin Lang bahkan tak pernah membuatkannya masakan seperti itu.
Qin
Lang memberi isyarat agar keduanya berhenti mempermalukannya. Qin Lang berkata
ke Xin Lei kalau tak seharusnya ia membuat masakan yang akan membuat Xin Lei
rindu kampung halaman seharusnya ia membuat sup keberuntungan untuk Xin Lei.
Nenek mengatakan ia sudah membuatnya dan pergi mengambil sup itu dari dapur dan
menghidangkannya ke Xin Lei.
Ah
Da membantu mengambilkan makanan ke piring Xin Lei. Xin Lei pun memakan sup nya
namun tak lama ia merasa mual dan ingin muntah. Qin lang mengikuti Xin Lei,
Nenek dan Ah Da menatap dengan cemas. Qin Lang dengan cemas bertanya ada apa
dan menyuruhnya untuk beristirahat di ruang tamu namun Xin Lei berkata kalau ia
lelah dan ingin tidur saja.
Qin Lang pun mengantarnya, ia juga menyelimuti Xin
Lei dengan selimut dan menatap lama Xin Lei yang tengah tertidur dengan rasa
khawatir.
Nenek
menepuk punggung Qin lang dan memintanya untuk meninggalkan Xin lei
beristrirahat dulu.
Dikamarnya
Qin Lang tak bisa tidur dan memikirkan Xin Lei.
Sementara Xin Lei mulai bermimpi buruk, ia bermimpi berada dipenjara dan beberapa penjahat mendekat menakut-nakutinya.
Xin lei terhentak terbangun dengan nafas terengah-engah. Nenek mendengar jeritan Xin Lei dan masuk untuk menenangkannya. Nenek meraba kening Xin Lei yang terasa panas. Tiba-tiba Xin Lei memeluk Nenek dan menganggapnya ibunya.
Sementara Xin Lei mulai bermimpi buruk, ia bermimpi berada dipenjara dan beberapa penjahat mendekat menakut-nakutinya.
Xin lei terhentak terbangun dengan nafas terengah-engah. Nenek mendengar jeritan Xin Lei dan masuk untuk menenangkannya. Nenek meraba kening Xin Lei yang terasa panas. Tiba-tiba Xin Lei memeluk Nenek dan menganggapnya ibunya.
Xin
Lei tersadar, “Nenek apa kau kesini untuk menendangku keluar? apa kau mau menyuruhku
pergi, tolong jangan suruh aku pergi” Xin Lei memohon sambil memeluk nenek
kembali. “Aku sungguh tak tahu harus kemana”
“Gadis
bodoh, Nenek tak akan menyuruhmu pergi”
“Tapi
aku melakukan banyak hal yang tak membuatmu senang, kau pasti benci padaku”
Nenek
menggeleng,”Aku tak membencimu” Nenek menambahkan kalau ia hanyalah orang desa
yang terkadang berkata hal yang tak menyenangkan, “Ketika kami bicara suara
kami memang kuat, tapi itu berarti kami menganggap mereka sebagai keluarga, apa
kau mengerti?”
Xin
Lei tanya lagi apa Nenek takkan menyuruhnya pergi lagi. Nenek pun menyakinkan Xin lei kalau ia takkan
melakukannya, Xin Lei memeluk Nenek dengan bahagia.
Nenek menyuruh Xin Lei tidur lagi dan menyakinkannya semua akan lebih baik esok pagi. Nenek menyelimuti Xin Lei dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
Nenek menyuruh Xin Lei tidur lagi dan menyakinkannya semua akan lebih baik esok pagi. Nenek menyelimuti Xin Lei dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
Qin
Lang akhirnya memutuskan untuk melihat Xin Lei. Ia tak sempat berpapasan dengan
Nenek yang baru saja keluar.
Qin
Lang masuk pelan-pelan dan duduk menatap Xin Lei yang tengah tertidur pulas
sekarang.
Qin
Lang mengelus pelan rambut Xin Lei dan mengenggam tangannya.
Qin
Lang (dalam hati) : “Apa kau bermimpi buruk? Pegang erat tanganku dan aku akan
membawamu keluar dari mimpi itu, setelah kau bangun tetap pegang tanganku jika
kau ingin”
Pagi
pun menjelang, Qin Lang ternyata terus menjaga Xin Lei hingga pagi, saat
tersadar Qin lang tak melihat Xin Lei lagi. Qin Lang mengira Xin Lei telah
pergi, ia membangunkan Ah Da serta mengetuk pintu kamar Nenek sambil
memberitahu kalau Xin Lei telah pergi.
Qin Lang mencari Xin Lei ke sekeliling rumah.
Qin Lang mencari Xin Lei ke sekeliling rumah.
Akhirnya
Qin lang menemukan Xin Lei yang tengah menjemur pakaian, Qin Lang tersenyum
sangat lebar. Nenek dengan panik bertanya ke Qin lang kenapa Xin Lei pergi.
Mereka lalu terdiam saat melihat Xin Lei bekerja begitu rajin.
Ah da : “Apa
kita harus membeli tiket lotre hari ini?” Qin Lang dan Nenek sama-sama
menggeleng.
“Ketika
kita keluar dari rumah kita harus bisa menemukan satu tiket dan itu pasti akan
menang” ucap Qin Lang.
Xin
Lei melihat mereka dan tanya apa yang dibicarakan.
“Bukan
apa-apa kami hanya merasa kalau keajaiban tengah terjaid di dunia ini” jawab
Qin lang
Xin
Lei berkata ia tak tahu apa yang harus dikerjakan sehingga ia mencuci baju
semuanya.
Nenek tersenyum senang namun tak lama ia merasa ada sesuatu yang ganjil dari cucian itu, ia pun mendekat untuk melihat. Ah Da juga berkata ia merasa hal yang sama.
Xin Lei lalu bilang kalau selera Nenek sungguh jadul, bisa-bisanya memilih celana pendek dengan motif bunga-bunga. Ah Da dan Qin Lang tertawa terbahak.
Nenek merasa tak punya itu, ia lalu tanya Xin Lei mencucinya dengan apa. Xin Lei bilang kalau ia menggunakan detergen yang ada di dapur. Nenek berteriak kesal kalau itu bukan detergen tapi pemutih. Qin Lang dan Ah Da kembali tertawa.
Nenek tersenyum senang namun tak lama ia merasa ada sesuatu yang ganjil dari cucian itu, ia pun mendekat untuk melihat. Ah Da juga berkata ia merasa hal yang sama.
Xin Lei lalu bilang kalau selera Nenek sungguh jadul, bisa-bisanya memilih celana pendek dengan motif bunga-bunga. Ah Da dan Qin Lang tertawa terbahak.
Nenek merasa tak punya itu, ia lalu tanya Xin Lei mencucinya dengan apa. Xin Lei bilang kalau ia menggunakan detergen yang ada di dapur. Nenek berteriak kesal kalau itu bukan detergen tapi pemutih. Qin Lang dan Ah Da kembali tertawa.
“Yu
Xin Leii...”ucap Nenek
“Ah..aku
sungguh lapar, ayo kita makan” ucap Xin Lei, ia segera berlari masuk ke dalam.
Xin
Lei kembali mengenakan sepatu Qin Lang dan tersenyum melihatnya. Qin Lang tanya
kemana Xin Lei akan pergi.
“Aku
harus mengambil beberapa hal dari Hotel dan mengucapkan selamat tinggal”
Qin
Lang terkejut dan tanya apa mereka memecat Xin Lei. “Memangnya kau pikir Hotel
apa yang akan mempekerjakan seseorang yang dicurigai sebagai pencuri?” Qin Lang
menawarkan diri untuk ikut, Xin Lei menolak Qin Lang tetap ingin ikut.
Qin
Lang tersenyum “Kau akhirnya kembali menjadi Xin Lei yang dulu”
Xin
Lei tersenyum, “Bukankah kau menyukainya”
“Tentu,
aku menyukainya” ucap Qin lang tak sadar dan merasa malu akan kata-katanya.
Keduanya terlihat canggung.
“Aku
pergi sekarang”
“Baiklah
aku akan menunggumu kembali” Ceplos Qin lang lagi.
“Bye..bye..”
ucap Xin Lei sambil tersenyum, ia pun berangkat dengan wajah penuh ceria.
Dibelakang Qin Lang membalas dengan melambaikan tangan dengan penuh cinta dan
bentuk hati itu menempel di atas kepala Xin Lei.
Teng
Feng sedang bersama dengan Manajernya. Teng Feng tanya apa ia telah membuat Xin
Lei menjadi tersangka kriminal. Manajer Ken merasa itu hal yang pantas untuk
Xin Lei dan menyuruh Teng Feng berhati-hati memilih teman.
Teng Feng merasa jengah mendenagr ocehan Manajer Ken dan memintanya keluar. Teng Feng memandangi cincinnya dan memikirkan perbuatannya ke Xin Lei.
Teng Feng merasa jengah mendenagr ocehan Manajer Ken dan memintanya keluar. Teng Feng memandangi cincinnya dan memikirkan perbuatannya ke Xin Lei.
Ia
lalu menyimpan cincin itu kembali ke kotaknya. Tak lama Yan Ling datang, “Aku
tahu kau benci padaku tapi perusahaan memintaku melakukan ini, apa ada dokumen
yang bisa ku terjemahkan untukmu?”
“Apa
aku harus menyimpankan cincin itu kembali ke tempat yang aman untukmu?” tanya Yan Ling.
Teng
Feng terdiam tersadar, “Darimana kau tahu aku meletakkan cincinku di tempat
yang aman?” Yan Ling terlihat ketakutan.
Xin
Lei berpamitan pada Manajer Liu, tak lama Bi Zhu datang dan bertanya apa Xin
Lei benar akan keluar. Xin Lei mengangguk mengiyakan.
Bi Zhu memohon Manajer Liu tetap mempekerjakan Xin Lei karena cincin itu sungguh bukan salahnya. Xin Lei minta Bi Zhu jangan mempersulit Manajer Liu hanya karena dia. Bi Zhu berkata kalau ia akan berhenti juga.
Bi Zhu memohon Manajer Liu tetap mempekerjakan Xin Lei karena cincin itu sungguh bukan salahnya. Xin Lei minta Bi Zhu jangan mempersulit Manajer Liu hanya karena dia. Bi Zhu berkata kalau ia akan berhenti juga.
“Bi
Zhu tolong jangan seperti ini” pinta Xin Lei
Bi
Zhu merasa kesal, dia tak mau mendengar Xin Lei kali ini dan tetap akan
berhenti. Xin Lei mengingatkan bukankah Bi Zhu sungguh membutuhkan pekerjaan
ini. Bi Zhu mengiyakan dengan lemah namun ia lebih memerlukan temannya, jika
bukan karena Xin Lei dia juga takkan bekerja disana. Bi Zhu memantapkan
keputusannya.
Xiao
Yang muncul, dia menawarkan pekerjaan di cabang Hotel mereka asalkan Xin lei
memohon padanya. Xin Lei menolak dengan tegas dan memilih pergi.
Xiao
Yang memanggil Xin Lei, “Tidakkah kau khawatir membawa-bawa status kriminalmu
dan takkan pernah mendapat pekerjaan?”
Xin
lei berbalik dengan kesal.
Xin
Lei merasa aneh, “Kenapa kau begitu baik kepadaku?”
“Aku
selalu seperti ini” ucap Xiao Yang gelagapan.
“Benarkah?
Atau..kau takut jika aku jadi pengangguran aku akan terus tinggal serumah
dengan Qin Lang?”
Xiao
Yang menyangkal, “kenapa aku harus takut, aku senang kau terus disana sampai
Qin lang membencimu akan sikap manjamu”
“Baguslah,
kalau begitu aku beritahu kau berita bagus”
Xiao
Yang tanya apa itu. “Nenek takkan menyuruhku pergi lagi, aku akan lanjut
tinggal disana sekarang, tidakkah kau merasa senang?” Xiao Yang menahan kesal
sementara Xin lei dan Bi Zhu berlalu setelah puas memojokkan Xiao Yang.
Setelah semua pergi Manajer Liu mendapat telfon penting dari seseorang.
Setelah semua pergi Manajer Liu mendapat telfon penting dari seseorang.
Teng
Feng sedang dalam perjalanan. Ia teringat saat Yan Ling di kamar tadi. Teng
Feng berhasil membuktikan kalau Xin lei
tak bersalah dan pelakunya adalah Yan Ling dihadapan Manajer Liu. Manajer Liu
terlihat sangat marah. Teng Feng minta agar masalah ini di bawa ke kantor
polisi. Yan Ling memohon agar tak dilaporkan.
Kejadian
tersebut membuat Teng Feng merasa sangat bersalah telah menuduh Xin Lei. Ia
berfikir apa yang harus dilakukannya.
Teng
Feng lalu mengunjungi rumah Qin lang. Nenek membukakan pintu untuknya. Teng
Feng memperkenalkan dirinya. Wajah Nenek langsung berubah masam. Teng Feng
ingin bertemu dengan Xin Lei, Nenek bilang kalau Xin Lei pergi ke Hotel untuk
mengundurkan diri. Teng Feng kaget mendengarnya, Nenek dengan kesal mengatakan
kalau itu semua karena ulah Teng Feng sendiri.
Teng Feng menunduk, Nenek mempersilahkannya pulang dan hendak menutup pintu. Teng Feng menahannya dan pinta bertemu dengan Qin lang.
Teng Feng menunduk, Nenek mempersilahkannya pulang dan hendak menutup pintu. Teng Feng menahannya dan pinta bertemu dengan Qin lang.
Xin
Lei minta agar Bi Zhu memikirkan lagi niatannya. Bi Zhu Menyakinkan Xin Lei dan
memintanya tak khawatir. Xin Lei hanya merasa kalau mereka ini seolah ama-sama
tak punya harapan.
Manajer
Liu lalu datang dengan berlari menghampiri keduanya dan memberitahu kalau
cincin itu bukan Xin Lei yang mencurinya, Xin Lei terdiam mendengarnya.
Qin
Lang memperingatkan Teng Feng kalau mereka tetap akan melawan kasus hukum yang
menimpa Xin Lei karena mereka yakin bukan Xin Lei pelakunya.
“Aku
tak menyangka cincin itu akan membuat hal seperti ini, meski begitu biarpun Xin
Lei yang mencurinya aku tak seharusnya memanggil polisi”
“Bisakah
kau pergi sekarang” usir Qin Lang
“Apa
aku salah bicara?”
Qin
Lang menarik kerah Teng Feng dengan gemas, “Apa maksudmu meski dia mencurinya?
Apa kau masih mencurigainya!”
Teng
Feng tertunduk, Qin Lang menegaskan bahwa Xin lei tak sepantasnya ditaruh di
penjara terlebih dia akan di cap sebagai seorang kriminal selamanya di mata
orang lain.
Teng
Feng mengakui kesalahannya, “Tapi pada saat itu aku memang curiga padanya” aku
Teng Feng, ia mengaku sekarang kalau ia telah salah. Qin Lang bilang itu sudah
tak berguna. “Aku tahu siapa pencurinya” ucap Teng Feng.
Xin
Lei menyidang Yan Ling, ia tanya alasan Yan Ling menjebaknya. Bi Zhu minta agar
Yan Ling juga dibawa ke kantor polisi. Xin lei menatap tajam Yan Ling menunggu
alasan, sementara Yan Ling menunduk ketakutan.
Tiba-tiba
Xiao Yang datang berkata kalau ia yang menyuruh Yan Ling. Xiao Yang berkata
kalau Yan Ling melakukan itu karena Xin Lei adalah orang yang dibenci dan hanya
peduli pada diri sendiri.
Xiao
Yang berkata kalau Yan Ling sudah bekerja selama 3 tahun dan dihormati oleh
pegawai lain di Hotel itu,
“Tapi
kau, Teng Feng seharusnya menjadi tugas Yan Ling tapi kau begitu egois dan
mencuri pekerjaannya, apa kau pernah meminta maaf padanya? Yan Ling hanya
berkata salah sedikit saja tapi tindakanmu seolah telah menamparnya, apa kau
pikir kau itu masih seorang Tuan Putri” serang Xiao Yang. Bi Zhu menatapnya
sebal.
Xiao
Yang bilang Yan Ling datang padanya sambil menangis minta diberikan hukuman
untuk Xin Lei. Xiao Yang bilang hanya ingin merusak imej baik Xin Lei dihadapan
Teng Feng,”Tapi siapa sangka bahkan Teng Feng menolak menolongmu, kau layak
mendapatkannya”
Serangan
Xiao Yang membuat Xin Lei bertanya pada Yan Ling apakah memang itu yang
sebenarnya. Yan Ling tak menjawab. Xin Lei menatap Xiao Yang. “Aku takkan
membiarkan kau menghancurkan hidupku seperti ini, aku akan melaporkan ini ke
polisi”
Xiao
Yang balik mengancam, ia tak peduli karena Yan Ling yang melakukannya,”Kalau
begitu biar kalian berdua sama-sama pernah kesana”
“Ini
karena Qin Lang kan?”
“Apa
maksudmu?”
“kau
melakukan ini karena kau suka Qin Lang kan?”
“Memangnya
kenapa kalau ia” jawab Xiao Yang
Xin
Lei berkata kalau ia takkan memberikan Qin Lang pada Xiao Yang meskipun harus
pergi ke penjara. Xin Lei dan Bi Zhu segera pergi, Xiao Yang seakan terpukul
mendengar ucapan Xin Lei, ia menghentakkan kakinya sangking kesalnya.
Qin
Lang berada di mobil Teng Feng. Teng Feng memberikan kotak cincinnya pada Qin
Lang.
“Apa
ini tak apa-apa?” tanya Qin Lang
“Tak
apa-apa, Xin Lei orang yang jujur kan”
“Bukankah
kau bilang kau tahu siapa yang mencurinya?”
“Semua
masalah terjadi karena cincin ini masih ada disini”
Teng
Feng keluar dari mobilnya. Qin Lang menyusul dan memanggilnya. Teng Feng
berbalik menghadap Qin Lang.
“Terima
kasih” ucap Qin Lang.
“Kau
tak bisa hanya bilang terima kasih, kau harus melakukan sesuatu”
Bi
Zhu tanya apa Xin Lei akan membiarkan saja hal ini, bagaimana jika hakim
menyatakan bersalah. Xin Lei tak tahu, dia juga merasa bingung. Xin Lei lalu
tanya apa dia sangat menyebalkan bagi orang lain.
Bi Zhu bilang tidak, ia merasa saat pertama bertemu Xin Lei punya karakter yang baik, ia bahkan harus mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan Xin Lei. Bi Zhu merasa banyak gadis yang iri pada Xin Lei.
BiZhu yakin Xiao Yang pasti tengah kesal sekarang karena ucapan Xin Lei tadi.
Bi Zhu bilang tidak, ia merasa saat pertama bertemu Xin Lei punya karakter yang baik, ia bahkan harus mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan Xin Lei. Bi Zhu merasa banyak gadis yang iri pada Xin Lei.
BiZhu yakin Xiao Yang pasti tengah kesal sekarang karena ucapan Xin Lei tadi.
Xin
Lei tanya ucapan yang mana. “Kau bilang walaupun kau dipenjara kau takkan
memberikan Qin Lang padanya”
“Apa
itu akan membuatnya sangat marah?”
“jika
aku jadi dia tentu aku akan marah sampai mau meledak, tapi jika aku jadi Qin
lang aku akan bahagia sampai merona”
“Jangan
bilang Xin Lang” ucap Xin Lei langsung. Bi Zhu tanya kenapa. Xin Lei tergagap,
ia lalu bilang hanya ingin membuat marah Xiao Yang. “Jadi itu bukan datang dari
hatimu?” tanya Bi Zhu.
Xin
Lei juga merasa bingung apa memang itu yang dirasakannya karena apa yang
dikatakannya keluar begitu saja. Xin Lei lalu teringat Qin lang dan mulai yakin
akan perasaannya. “Bi Zhu memang itu maksudku”
Xin
Lei kembali di rumah, ia kaget saat melihat petugas polisi ada disana menemui
Nenek dan Ah Da. Petugas megucapkan selamat karena Xin Lei terbukti tak
bersalah dan yang terjadi hanyalah kesalahpahaman.
Ah
Da bilang kalau Teng Feng hanya bercanda, sebenarnya ia hanya ingin memberikan
cincin itu sebagai hadiah untuk Xin Lei dengan cara mengerjainya terlebih
dahulu. Xin lei tahu itu tak benar. Petugas menyuruh Xin lei tanda tangan dan
memberikan cincin itu padanya. Xin Lei minta itu dikembalikan.
Petugas memberitahu kalau Teng Feng telah berada di bandara untuk kembali ke Tokyo.
Petugas memberitahu kalau Teng Feng telah berada di bandara untuk kembali ke Tokyo.
Teng
Feng bersiap pergi, sementara Xin Lei berlari untuk mengejar Teng Feng. Teng
Feng tak mampu berhadapan dengan Xin Lei sehingga memilih jalan seperti ini.
Teng Feng (Dalam hati) :“Apa
kau tahu gambar yang di taruh Qin lang di kamarku? Itu persis sama seperti
kakakku dan juga sepertimu, karena itu aku membawanya bersamaku, kau bilang
kakakku takkan meninggalkanku, kalau begitu kapanpun aku melihat gambar ini aku
merasa kau selalu ada disisiku”
Manajer
Ken memberitahu kalau pesawat mereka telah tiba. Teng Feng bersiap masuk,
tiba-tiba Xin lei dari belakang memanggil Teng Feng.
Note : Yang
paling penting bukan dengan siapa kau jatuh cinta tapi bagaimana kau mencintai
seseorang.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.