SINOPSIS

Wednesday 8 January 2014

Corner With Love Eps 9 Part2

From Corner With Love Eps 9 Part 2

Ah Da dan nenek cemas menunggu kepulangan Xin Lei ke rumah. Tak lama Qin Lang datang membawa Xin Lei dengan segera nenek dan Ah Da menyambutnya. Nenek segera menyuruh Xin Lei masuk dan mandi air panas.

Setelahnya Nenek menghidangkan banyak makanan kepada Xin Lei hingga membuatnya terharu. Nenek bilang Qin Lang lah yang menyiapkan masakan itu, ia menyuruh Xin Lei segera makan. Xin Lei melirik Qin Lang yang merasa malu-malu. Ah Da menjelaskan kalau Qin Lang membuatkan makanan kesukaan Xin Lei saat Xin Lei mandi tadi serta talas yang benar-benar sudah dihaluskan juga. “Tidak, itu sama seperti kemarin” ucap Qin lang malu-malu.

Nenek menambahkan kalau Qin Lang bahkan tak pernah membuatkannya masakan seperti itu.
Qin Lang memberi isyarat agar keduanya berhenti mempermalukannya. Qin Lang berkata ke Xin Lei kalau tak seharusnya ia membuat masakan yang akan membuat Xin Lei rindu kampung halaman seharusnya ia membuat sup keberuntungan untuk Xin Lei. Nenek mengatakan ia sudah membuatnya dan pergi mengambil sup itu dari dapur dan menghidangkannya ke Xin Lei.


Ah Da membantu mengambilkan makanan ke piring Xin Lei. Xin Lei pun memakan sup nya namun tak lama ia merasa mual dan ingin muntah. Qin lang mengikuti Xin Lei, Nenek dan Ah Da menatap dengan cemas. Qin Lang dengan cemas bertanya ada apa dan menyuruhnya untuk beristirahat di ruang tamu namun Xin Lei berkata kalau ia lelah dan ingin tidur saja. 

Qin Lang pun mengantarnya, ia juga menyelimuti Xin Lei dengan selimut dan menatap lama Xin Lei yang tengah tertidur dengan rasa khawatir.
Nenek menepuk punggung Qin lang dan memintanya untuk meninggalkan Xin lei beristrirahat dulu.
Dikamarnya Qin Lang tak bisa tidur dan memikirkan Xin Lei. 
Sementara Xin Lei mulai bermimpi buruk, ia bermimpi berada dipenjara dan beberapa penjahat mendekat menakut-nakutinya. 

Xin lei terhentak terbangun dengan nafas terengah-engah. Nenek mendengar jeritan Xin Lei dan masuk untuk menenangkannya. Nenek meraba kening Xin Lei yang terasa panas. Tiba-tiba Xin Lei memeluk Nenek dan menganggapnya ibunya.
“Jangan takut, Nenek ada disini” nenek menepuk lembut punggung Xin Lei.

Xin Lei tersadar, “Nenek apa kau kesini untuk menendangku keluar? apa kau mau menyuruhku pergi, tolong jangan suruh aku pergi” Xin Lei memohon sambil memeluk nenek kembali. “Aku sungguh tak tahu harus kemana”
“Gadis bodoh, Nenek tak akan menyuruhmu pergi”
“Tapi aku melakukan banyak hal yang tak membuatmu senang, kau pasti benci padaku”
Nenek menggeleng,”Aku tak membencimu” Nenek menambahkan kalau ia hanyalah orang desa yang terkadang berkata hal yang tak menyenangkan, “Ketika kami bicara suara kami memang kuat, tapi itu berarti kami menganggap mereka sebagai keluarga, apa kau mengerti?”

Xin Lei tanya lagi apa Nenek takkan menyuruhnya pergi lagi.  Nenek pun menyakinkan Xin lei kalau ia takkan melakukannya, Xin Lei memeluk Nenek dengan bahagia. 
Nenek menyuruh Xin Lei tidur lagi dan menyakinkannya semua akan lebih baik esok pagi. Nenek menyelimuti Xin Lei dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

Qin Lang akhirnya memutuskan untuk melihat Xin Lei. Ia tak sempat berpapasan dengan Nenek yang baru saja keluar.
Qin Lang masuk pelan-pelan dan duduk menatap Xin Lei yang tengah tertidur pulas sekarang.
Qin Lang mengelus pelan rambut Xin Lei dan mengenggam tangannya.

Qin Lang (dalam hati) : “Apa kau bermimpi buruk? Pegang erat tanganku dan aku akan membawamu keluar dari mimpi itu, setelah kau bangun tetap pegang tanganku jika kau ingin”

Pagi pun menjelang, Qin Lang ternyata terus menjaga Xin Lei hingga pagi, saat tersadar Qin lang tak melihat Xin Lei lagi. Qin Lang mengira Xin Lei telah pergi, ia membangunkan Ah Da serta mengetuk pintu kamar Nenek sambil memberitahu kalau Xin Lei telah pergi. 
Qin Lang mencari Xin Lei ke sekeliling rumah.

Akhirnya Qin lang menemukan Xin Lei yang tengah menjemur pakaian, Qin Lang tersenyum sangat lebar. Nenek dengan panik bertanya ke Qin lang kenapa Xin Lei pergi. Mereka lalu terdiam saat melihat Xin Lei bekerja begitu rajin.

Ah da : “Apa kita harus membeli tiket lotre hari ini?” Qin Lang dan Nenek sama-sama menggeleng.
“Ketika kita keluar dari rumah kita harus bisa menemukan satu tiket dan itu pasti akan menang” ucap Qin Lang.
“Dan pastinya hanya satu keluarga yang akan memenangkan itu” tambah Nenek



Xin Lei melihat mereka dan tanya apa yang dibicarakan.
“Bukan apa-apa kami hanya merasa kalau keajaiban tengah terjaid di dunia ini” jawab Qin lang
Xin Lei berkata ia tak tahu apa yang harus dikerjakan sehingga ia mencuci baju semuanya. 

Nenek tersenyum senang namun tak lama ia merasa ada sesuatu yang ganjil dari cucian itu, ia pun mendekat untuk melihat. Ah Da juga berkata ia merasa hal yang sama. 
Xin Lei lalu bilang kalau selera Nenek sungguh jadul, bisa-bisanya memilih celana pendek dengan motif bunga-bunga. Ah Da dan Qin Lang tertawa terbahak. 

Nenek merasa tak punya itu, ia lalu tanya Xin Lei mencucinya dengan apa. Xin Lei bilang kalau ia menggunakan detergen yang ada di dapur. Nenek berteriak kesal kalau itu bukan detergen tapi pemutih. Qin Lang dan Ah Da kembali tertawa.
“Yu Xin Leii...”ucap Nenek
“Ah..aku sungguh lapar, ayo kita makan” ucap Xin Lei, ia segera berlari masuk ke dalam.
Nenek merenungi nasib celananya yang kini telah berubah corak.

Xin Lei kembali mengenakan sepatu Qin Lang dan tersenyum melihatnya. Qin Lang tanya kemana Xin Lei akan pergi.
“Aku harus mengambil beberapa hal dari Hotel dan mengucapkan selamat tinggal”
Qin Lang terkejut dan tanya apa mereka memecat Xin Lei. “Memangnya kau pikir Hotel apa yang akan mempekerjakan seseorang yang dicurigai sebagai pencuri?” Qin Lang menawarkan diri untuk ikut, Xin Lei menolak Qin Lang tetap ingin ikut.
“Apa kau lupa kalau Nenek menyuruhku untuk menghadapi segalanya sendiri”



Qin Lang tersenyum “Kau akhirnya kembali menjadi Xin Lei yang dulu”
Xin Lei tersenyum, “Bukankah kau menyukainya”
“Tentu, aku menyukainya” ucap Qin lang tak sadar dan merasa malu akan kata-katanya. Keduanya terlihat canggung.
“Aku pergi sekarang”
“Baiklah aku akan menunggumu kembali” Ceplos Qin lang lagi.
“Bye..bye..” ucap Xin Lei sambil tersenyum, ia pun berangkat dengan wajah penuh ceria. Dibelakang Qin Lang membalas dengan melambaikan tangan dengan penuh cinta dan bentuk hati itu menempel di atas kepala Xin Lei.



Teng Feng sedang bersama dengan Manajernya. Teng Feng tanya apa ia telah membuat Xin Lei menjadi tersangka kriminal. Manajer Ken merasa itu hal yang pantas untuk Xin Lei dan menyuruh Teng Feng berhati-hati memilih teman. 
Teng Feng merasa jengah mendenagr ocehan Manajer Ken dan memintanya keluar. Teng Feng memandangi cincinnya dan memikirkan perbuatannya ke Xin Lei.

Ia lalu menyimpan cincin itu kembali ke kotaknya. Tak lama Yan Ling datang, “Aku tahu kau benci padaku tapi perusahaan memintaku melakukan ini, apa ada dokumen yang bisa ku terjemahkan untukmu?” 
“Apa aku harus menyimpankan cincin itu kembali ke tempat yang aman untukmu?” tanya Yan Ling.
Teng Feng terdiam tersadar, “Darimana kau tahu aku meletakkan cincinku di tempat yang aman?” Yan Ling terlihat ketakutan.

Xin Lei berpamitan pada Manajer Liu, tak lama Bi Zhu datang dan bertanya apa Xin Lei benar akan keluar. Xin Lei mengangguk mengiyakan. 
Bi Zhu memohon Manajer Liu tetap mempekerjakan Xin Lei karena cincin itu sungguh bukan salahnya. Xin Lei minta Bi Zhu jangan mempersulit Manajer Liu hanya karena dia. Bi Zhu berkata kalau ia akan berhenti juga.
“Bi Zhu tolong jangan seperti ini” pinta Xin Lei
Bi Zhu merasa kesal, dia tak mau mendengar Xin Lei kali ini dan tetap akan berhenti. Xin Lei mengingatkan bukankah Bi Zhu sungguh membutuhkan pekerjaan ini. Bi Zhu mengiyakan dengan lemah namun ia lebih memerlukan temannya, jika bukan karena Xin Lei dia juga takkan bekerja disana. Bi Zhu memantapkan keputusannya.

Xiao Yang muncul, dia menawarkan pekerjaan di cabang Hotel mereka asalkan Xin lei memohon padanya. Xin Lei menolak dengan tegas dan memilih pergi.
Xiao Yang memanggil Xin Lei, “Tidakkah kau khawatir membawa-bawa status kriminalmu dan takkan pernah mendapat pekerjaan?”
Xin lei berbalik dengan kesal.
“Baiklah, kau tak perlu memohon padamu, aku akan mencarikanmu pekerjaan”

Xin Lei merasa aneh, “Kenapa kau begitu baik kepadaku?”
“Aku selalu seperti ini” ucap Xiao Yang gelagapan.
“Benarkah? Atau..kau takut jika aku jadi pengangguran aku akan terus tinggal serumah dengan Qin Lang?”
Xiao Yang menyangkal, “kenapa aku harus takut, aku senang kau terus disana sampai Qin lang membencimu akan sikap manjamu”
“Baguslah, kalau begitu aku beritahu kau berita bagus”
Xiao Yang tanya apa itu. “Nenek takkan menyuruhku pergi lagi, aku akan lanjut tinggal disana sekarang, tidakkah kau merasa senang?” Xiao Yang menahan kesal sementara Xin lei dan Bi Zhu berlalu setelah puas memojokkan Xiao Yang. 
Setelah semua pergi Manajer Liu mendapat telfon penting dari seseorang.

Teng Feng sedang dalam perjalanan. Ia teringat saat Yan Ling di kamar tadi. Teng Feng berhasil  membuktikan kalau Xin lei tak bersalah dan pelakunya adalah Yan Ling dihadapan Manajer Liu. Manajer Liu terlihat sangat marah. Teng Feng minta agar masalah ini di bawa ke kantor polisi. Yan Ling memohon agar tak dilaporkan.

Kejadian tersebut membuat Teng Feng merasa sangat bersalah telah menuduh Xin Lei. Ia berfikir apa yang harus dilakukannya.

Teng Feng lalu mengunjungi rumah Qin lang. Nenek membukakan pintu untuknya. Teng Feng memperkenalkan dirinya. Wajah Nenek langsung berubah masam. Teng Feng ingin bertemu dengan Xin Lei, Nenek bilang kalau Xin Lei pergi ke Hotel untuk mengundurkan diri. Teng Feng kaget mendengarnya, Nenek dengan kesal mengatakan kalau itu semua karena ulah Teng Feng sendiri. 
Teng Feng menunduk, Nenek mempersilahkannya pulang dan hendak menutup pintu. Teng Feng menahannya dan pinta bertemu dengan Qin lang.

Xin Lei minta agar Bi Zhu memikirkan lagi niatannya. Bi Zhu Menyakinkan Xin Lei dan memintanya tak khawatir. Xin Lei hanya merasa kalau mereka ini seolah ama-sama tak punya harapan.
Manajer Liu lalu datang dengan berlari menghampiri keduanya dan memberitahu kalau cincin itu bukan Xin Lei yang mencurinya, Xin Lei terdiam mendengarnya.

Qin Lang memperingatkan Teng Feng kalau mereka tetap akan melawan kasus hukum yang menimpa Xin Lei karena mereka yakin bukan Xin Lei pelakunya.
“Aku tak menyangka cincin itu akan membuat hal seperti ini, meski begitu biarpun Xin Lei yang mencurinya aku tak seharusnya memanggil polisi”
“Bisakah kau pergi sekarang” usir Qin Lang
“Apa aku salah bicara?”
Qin Lang menarik kerah Teng Feng dengan gemas, “Apa maksudmu meski dia mencurinya? Apa kau masih mencurigainya!”
Teng Feng tertunduk, Qin Lang menegaskan bahwa Xin lei tak sepantasnya ditaruh di penjara terlebih dia akan di cap sebagai seorang kriminal selamanya di mata orang lain.
Teng Feng mengakui kesalahannya, “Tapi pada saat itu aku memang curiga padanya” aku Teng Feng, ia mengaku sekarang kalau ia telah salah. Qin Lang bilang itu sudah tak berguna. “Aku tahu siapa pencurinya” ucap Teng Feng.

Xin Lei menyidang Yan Ling, ia tanya alasan Yan Ling menjebaknya. Bi Zhu minta agar Yan Ling juga dibawa ke kantor polisi. Xin lei menatap tajam Yan Ling menunggu alasan, sementara Yan Ling menunduk ketakutan.

Tiba-tiba Xiao Yang datang berkata kalau ia yang menyuruh Yan Ling. Xiao Yang berkata kalau Yan Ling melakukan itu karena Xin Lei adalah orang yang dibenci dan hanya peduli pada diri sendiri.
Xiao Yang berkata kalau Yan Ling sudah bekerja selama 3 tahun dan dihormati oleh pegawai lain di Hotel itu,
“Tapi kau, Teng Feng seharusnya menjadi tugas Yan Ling tapi kau begitu egois dan mencuri pekerjaannya, apa kau pernah meminta maaf padanya? Yan Ling hanya berkata salah sedikit saja tapi tindakanmu seolah telah menamparnya, apa kau pikir kau itu masih seorang Tuan Putri” serang Xiao Yang. Bi Zhu menatapnya sebal.

Xiao Yang bilang Yan Ling datang padanya sambil menangis minta diberikan hukuman untuk Xin Lei. Xiao Yang bilang hanya ingin merusak imej baik Xin Lei dihadapan Teng Feng,”Tapi siapa sangka bahkan Teng Feng menolak menolongmu, kau layak mendapatkannya”
Serangan Xiao Yang membuat Xin Lei bertanya pada Yan Ling apakah memang itu yang sebenarnya. Yan Ling tak menjawab. Xin Lei menatap Xiao Yang. “Aku takkan membiarkan kau menghancurkan hidupku seperti ini, aku akan melaporkan ini ke polisi”
Xiao Yang balik mengancam, ia tak peduli karena Yan Ling yang melakukannya,”Kalau begitu biar kalian berdua sama-sama pernah kesana”
Xin Lei terdiam, Bi Zhu memaksa Xin lei untuk tetap mengadu ke polisi. Xiao Yang bersikap santai.

“Ini karena Qin Lang kan?”
“Apa maksudmu?”
“kau melakukan ini karena kau suka Qin Lang kan?”
“Memangnya kenapa kalau ia” jawab Xiao Yang
Xin Lei berkata kalau ia takkan memberikan Qin Lang pada Xiao Yang meskipun harus pergi ke penjara. Xin Lei dan Bi Zhu segera pergi, Xiao Yang seakan terpukul mendengar ucapan Xin Lei, ia menghentakkan kakinya sangking kesalnya.

Qin Lang berada di mobil Teng Feng. Teng Feng memberikan kotak cincinnya pada Qin Lang.
“Apa ini tak apa-apa?” tanya Qin Lang
“Tak apa-apa, Xin Lei orang yang jujur kan”
“Bukankah kau bilang kau tahu siapa yang mencurinya?”
“Semua masalah terjadi karena cincin ini masih ada disini”
Teng Feng keluar dari mobilnya. Qin Lang menyusul dan memanggilnya. Teng Feng berbalik menghadap Qin Lang.
“Terima kasih” ucap Qin Lang.
“Kau tak bisa hanya bilang terima kasih, kau harus melakukan sesuatu”
“Apa itu?”


Bi Zhu tanya apa Xin Lei akan membiarkan saja hal ini, bagaimana jika hakim menyatakan bersalah. Xin Lei tak tahu, dia juga merasa bingung. Xin Lei lalu tanya apa dia sangat menyebalkan bagi orang lain.
Bi Zhu bilang tidak, ia merasa saat pertama bertemu Xin Lei punya karakter yang baik, ia bahkan harus mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan Xin Lei. Bi Zhu merasa banyak gadis yang iri pada Xin Lei. 

BiZhu yakin Xiao Yang pasti tengah kesal sekarang karena ucapan Xin Lei tadi.
Xin Lei tanya ucapan yang mana. “Kau bilang walaupun kau dipenjara kau takkan memberikan Qin Lang padanya”
“Apa itu akan membuatnya sangat marah?”
“jika aku jadi dia tentu aku akan marah sampai mau meledak, tapi jika aku jadi Qin lang aku akan bahagia sampai merona”
“Jangan bilang Xin Lang” ucap Xin Lei langsung. Bi Zhu tanya kenapa. Xin Lei tergagap, ia lalu bilang hanya ingin membuat marah Xiao Yang. “Jadi itu bukan datang dari hatimu?” tanya Bi Zhu.

Xin Lei juga merasa bingung apa memang itu yang dirasakannya karena apa yang dikatakannya keluar begitu saja. Xin Lei lalu teringat Qin lang dan mulai yakin akan perasaannya. “Bi Zhu memang itu maksudku”
“Apa?” tanya Bi Zhu bingung. Xin Lei melangkah pergi dengan tersenyum.

Xin Lei kembali di rumah, ia kaget saat melihat petugas polisi ada disana menemui Nenek dan Ah Da. Petugas megucapkan selamat karena Xin Lei terbukti tak bersalah dan yang terjadi hanyalah kesalahpahaman.

Ah Da bilang kalau Teng Feng hanya bercanda, sebenarnya ia hanya ingin memberikan cincin itu sebagai hadiah untuk Xin Lei dengan cara mengerjainya terlebih dahulu. Xin lei tahu itu tak benar. Petugas menyuruh Xin lei tanda tangan dan memberikan cincin itu padanya. Xin Lei minta itu dikembalikan. 
Petugas memberitahu kalau Teng Feng telah berada di bandara untuk kembali ke Tokyo.

Teng Feng bersiap pergi, sementara Xin Lei berlari untuk mengejar Teng Feng. Teng Feng tak mampu berhadapan dengan Xin Lei sehingga memilih jalan seperti ini.
Teng Feng (Dalam hati) :“Apa kau tahu gambar yang di taruh Qin lang di kamarku? Itu persis sama seperti kakakku dan juga sepertimu, karena itu aku membawanya bersamaku, kau bilang kakakku takkan meninggalkanku, kalau begitu kapanpun aku melihat gambar ini aku merasa kau selalu ada disisiku”

Manajer Ken memberitahu kalau pesawat mereka telah tiba. Teng Feng bersiap masuk, tiba-tiba Xin lei dari belakang memanggil Teng Feng.

Note : Yang paling penting bukan dengan siapa kau jatuh cinta tapi bagaimana kau mencintai seseorang.









No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.