SINOPSIS

Monday, 17 March 2014

Corner With Love Eps 13 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

From Corner With Love Eps 13 Part 1
Qin Lang menelfon Xin lei, ia tanya apa Xin Lei telah menerima pesannya. Xin Lei mengiyakan, Qin lang lalu tanya kenapa ia tak datang. Xin Lei sengaja berbohong dengan berkata kalau ia tengah menikmati makan malam di restauran Prancis dengan Shan Dong. 
Qin Lang merasa sedih, ia lalu bilang kalau mungkin besok ia tak bisa mengantarkan Xin lei ke bandara, Xin Lei merasa tak masalah.

Qin Lang menyebutkan alasan yang pernah diucapkan Xin Lei ke si pria yang pernah di kejar Xin Lei karena tak bayar, ia bilang kios mereka sangat ramai karena tempat mereka memang yang paling terkenal disini, mereka juga selalu memakai...
“Bahan-bahan yang berkualitas, juga oyster yang lebih besar daripada yang lain, kami meletakkan kol dan yang terlebih penting saus kami merupakan racikan spesial” sambung Xin Lei.
Qin lang mengangguk tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Nenek juga merasa sedih melihat Qin Lang.
“Kalau begitu”
“Selamat tinggal” ucap Xin Lei,ia mematikan telfon dan menatap Qin lang yang berusaha tegar menahan tangis. Ah Da dan nenek berpura-pura tak mendengarnya.

Esoknya Xin Lei pun bersiap pergi meninggalkan Taiwan bersama Shan Dong.
Xin Lei bernarasi 
“Kepada kota ini yang telah memberikanku kehangatan dan membuatku putus asa, selamat tinggal. Perjalananku disini telah diisi dengan kenangan pahit dan manis "(Xin Lei)
Xin Lei kini duduk di bandara
“Ketika aku menutup mataku aku bisa melihat senyuman Qin lang, tersenyum begitu gembira, tapi hatiku tak dapat menghentikan penderitaan, senyumnya membuat hatiku sakit” (Xin Lei)

Shan Dong mengajak Xin Lei bergegas pergi, Xin Lei mendengar Qin lang memanggilnya dan berbalik ke belakang, namun itu semua ternyata hanyalah mimpi Qin lang yang memanggil-manggil Xin lei dalam tidurnya.

Qin lang menyambar jepit rambut Xin Lei dan bergegas pergi mengayuh sepedanya. Qin lang ternyata mendatangi tepi pantai kenangan mereka
“kau mungkin hanya mimpi, aku tak bisa memutuskan untuk melupakan atau mengejarnya, apakah kau sungguh telah pergi atau kau memang tak pernah disini sebelumnya aku mulai merasa tak yakin sekarang” (Qin Lang)

Kepala Supervisor mengamati produk baru mereka yang meniru desain Qin Lang, namun hasil itu tak memuaskan karena gambarnya tak sebagus buatan Qin lang. 
Kepala Supervisor lelah karena tak dapat menemukan desainer yang pas. Ia mengamati foto sepatu Xin Lei sekali lagi dan tanya pada Bi Zhu kenapa orang yang menggambar sepatu itu menolak untuk menggambar.
“Dia bilang dia tak punya hasrat untuk menggambar” jawab Bi Zhu. Kepala Supervisor meminta Bi Zhu menanyakannya sekali lagi.


Xiao Yang menemui Qin Lang dan mengajaknya pergi makan, Qin lang dengan malas menolaknya. Xiao Yang merengek minta Qin lang mau pergi, Qin lang tetap menolak dan berniat masuk.
“Apa kau masih memikirkan Xin Lei?” tanya Xiao Yang menghentikan langkah Qin Lang.
“Apa urusanmu?”
“Qin Lang apa Xin Lei begitu penting untukmu? Dia hanya seseorang yang tinggal bersamamu selama 3 bulan sedangkan aku selalu membantumu, bukankah kau tahu itu? jika bukan karena aku seluruh keluargamu akan menjadi gelandangan”
“Apa maksudmu?’ ucap Qin lang tak mengerti.
Xiao Yang merasa keceplosan bicara, ia lalu bilang kalau ia tak bilang apa-apa.

“Kenapa kami harus menjadi gelandangan?” tanya Qin Lang
Bi Zhu pun tiba dan langsung menyambar, “Karena dia menipu Xin Lei untuk pergi atau dia takkan mengembalikan surat tanah pada nenek”
Qin Lang tanya kenapa itu ada ditangan Xiao Yang, Bi Zhu pun kembali menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Qin lang. 
Xiao Yang menyebut ucapan Bi Zhu hanya omong kosong, Bi Zhu membantah dan mengatakan Xiao yang lah yang memaksa Xin Lei untuk pergi dan Xin Lei sendiri yang memberitahunya, Bi Zhu memaksa Xiao Yang untuk mengaku. Xiao Yang tak bisa berkata-kata, Qin lang lalu menariknya untuk ikut ke dalam.

Xiao Yang berhadapan dengan nenek dan Ah Da merasa berang terhadapnya setelah tahu yang sesungguhnya terjadi.
“Dia melakukannya dengan sengaja” ucap Xiao Yang justru menuduh Xin Lei. Nenek merasa marah dan langsung mengusir Xiao Yang keluar dari rumahnya. Xiao Yang yang tak tahu malu justru bilang kalau ia menyukai Qin lang dan Xin Lei lah yang telah merebut Qin lang darinya.
“Tak Ada yang bisa merampas cintamu kecuali kau sendiri” tegas nenek, nenek berterima kasih atas pinjaman uang dan pengembalian surat tanah tapi ia merasa lebih baik menjadi gelandangan daripada harus berhutang budi padanya, nenek kembali mengusir Xiao Yang keluar. Ah Da turut membela nenek.

Merasa terus dipojokkan Xiao Yang pun keluar dengan hati kesal. Qin lang keluar mengejarnya, Xiao Yang berkata kalau semua yang dilakukannya selalu salah, apakah ia salah jika ingin seperti Qin Lang.

“Xiao Yang kita adalah teman yang tumbuh bersama, jika kau menghargai persahabatan ini kau harus bersikap tulus meskipun sekarang aku kejam padamu tapi aku selalu menganggapmu sebagai teman dan adik, jadi tolong jangan lukai orang lain di sekitarmu, mungkin kau tak mengerti ini dengan melukai orang yang aku cintai kau juga telah melukaiku”  Qin Lang menyelesaikan kata-katanya dan kembali masuk. Xiao Yang menangis tersedu-sedu segala upayanya tetap tak berhasil.

Bi Zhu berkata pada semua kalau sebenarnya ia sudah berjanji pada Xin Lei untuk tak mengatakan yang sebenarnya namun ia terlanjur kesal melihat Xiao Yang.
Ah Da tanya apa Xin lei memang mengorbankan diri untuk mereka atau ia justru ingin bersama Shan Dong. “Tentu saja dia mengorbankan dirinya” ucap Bi Zhu.
Ah Da berkata kalau Shan Dong sepertinya sangat mencintai Xin Lei bukankah mungkin Xin Lei memilih Shan Dong karena mereka telah lebih lama bersama. Bi Zhu memberi aba-aba pada Ah Da sambil melirik Qin lang, Ah da mengangguk mengerti.

Nenek berkata Qin Lang harus pergi ke Shanghai jika ingin tahu yang sebenarnya. Qin Lang kaget menatap nenek, nenek mengangguk, “Jika kau tak pergi kau akan menyesal seumur hidupmu” nenek berterima kasih pada Bi Zhu atas informasi ini. 
Bi Zhu tanya bisakah nenek berjanji 1 hal padanya, nenek tanya apa itu. Bi Zhu melirik Qin lang “Biarkan Qin Lang menggambar” ia memberitahu bahwa bos nya sangat tertarik dengan gambar Qin lang namun Qin lang menolak. Ia pikir jika nenek setuju maka Qin lang pasti bersedia. Qin Lang sendiri merasa tak enak terhadap nenek. Nenek tampak berfikir sambil menatap Qin lang ia bilang akan memikirkannya lagi.

Nenek kembali mengenang perpisahan antara Qin lang dan ibunya serta ucapan Xin lei yang mengatakan kalau Qin lang sangat berbakat dalam menggambar dan memintanya membiarkan Qin lang mencoba. Nenek memejamkan mata dan menarik nafas, sepertinya ia telah membuat keputusan.

Qin lang memegang kotak cat pemberian Xin lei dan ingat pesan terakhir Xin lei untuk tak menyerah pada keinginannya menggambar. Nenek lalu memanggil Qin lang untuk menyatakan keputusannya.

Nenek menyerahkan koper pada Qin lang, ternyata itu adalah titipan dan ibu Qin lang untuk diberikan jika Qin lang dewasa nanti namun nenek terlalu takut Qin lang bernasib sama seperti ayahnya sehingga ragu menyerahkannya.
Nenek berkata ayah Qin lang meninggalkan Qin lang dan ibunya untuk mengejar keinginannya menjadi seniman namun ia tak pernah kembali setelah pergi dan menelantarkan mereka. Nenek mempersilahkan Qin Lang memilih apakah ia ingin menerima koper itu dan melanjutkan mimpinya untuk menggambar atau tidak.

Qin lang membuka perlahan koper itu dan menemukan banyak surat serta benda lain peninggalan ibunya. Qin Lang menyentuh buku harian ibunya dan ia pun mulai menangis menatap benda-benda yang mengingatkan akan ibunya itu. Qin Lang membaca buku harian itu.

Flashback
Qin Lang kecil amat suka melukis,sang ibu bernarasi kalau ia tak menyesal menikah dengan suaminya karena ia mendapatkan Qin lang
“Aku akan bekerja keras agar aku bisa memiliki rumah segera, aku harap pada waktu itu aku bisa hidup bersama dengan Hui Mei, kami berjanji membelinya bersama" (Ibu Qin Lang)

Ibu Qin lang menulis surat untuk temannya Hui Mei dan mulai terbatuk-batuk. 
“Dan keluarga kami berdua akan hidup bersama, itulah mimpi kami” 
Ibu Qin Lang mengirimkan suratnya, “Hui Mei sungguh beruntung, dia bertemu dengan seseorang yang mencintainya dan membawanya ke Shanghai. Aku memintanya untuk sering menyuratiku”

Flasback End
Qin lang mulai menangis
“Kesehatanku mulai menurun, aku hanya bisa memberikan Qin lang pada ibu dan aku harap dia bisa hidup dengan Qin Lang di rumah itu, ini mimpi terakhirku, aku harap suatu hari ayah Qin lang akan kembali ke rumah setelah mendapatkan mimpinya"

Qin lang menutup buku itu dan lari menemui nenek, dengan menangis QIn Lang mengutarakan keinginannya untuk tetap menggambar karena itu adalah impiannya
”Apakah itu akan berhasil atau tidak aku akan tetap mengikuti impianku” ucapnya.
Nenek menepuk bahu Qin Lang dan menerima keputusannya. Qin lang lalu memeluk erat nenek.

Ah Da melihat sebuah foto yang jatuh dari buku itu, ia memungutnya dan tanya pada nenek siapa wanita dan anak kecil yang ada di foto itu.
Nenek mengatakan itu adalah Hui Mei teman baik ibunya Qin lang. “Ibumu membeli rumah ini dengannya”

QIn Lang merasa pernah melihat Hui Mei sebelumnya, nenek berkata mungkin ketika Qin Lang masih kecil.
Qin Lang rasa tidak selama itu, ia tampak bingung mengingat dimana ia pernah melihatnya. 

Ah Da bilang ada tulisan di belakang foto itu dan ia pun membacakannya.
isi : “Yi Ting apakah puteramu Qin Lang sehat? Aku juga telah melahirkan seorang puteri namanya adalah Xin Lei"
Xin Leiii...?” teriak Ah Da kaget.
Nenek dan Qin lang tak kalah bingung, Ah Da membaca lagi.
isi : “Ini dia di foto, bukankah dia sangat cantik? Seperti seorang puteri, kelahiran Xin Lei sepertinya membawa keberuntungan pada kita, usaha kita semakin maju, sepertinya kau akan menikmati rumah yang kita beli bersama itu” 

Nenek benar-benar kaget, Qin lang akhrinya ingat ia pernah bertemu ibu Xin Lei saat di Shanghai, saat itu ibunya Xin Lei mengajak Xin Lei makan di tempat Qin Lang. 
Akhirnya semua itu menjelaskan kenapa Xin lei mengaku kalau ini rumahnya dan kenapa ia punya alamat dan kunci rumah mereka. Nenek merasa bersalah karena telah menuduh Xin Lei penipu. 
Ah Da tanya apa yang harus mereka lakukan. Nenek menyuruh Qin lang membawa kembali Xin Lei dan katakan kalau rumah ini memang adalah rumahnya.

Perasaan Xin Lei waktu berada di Shanghai tidaklah sesenang dulu, Xin Lei kaget saat Shan Dong menggenggam tangannya.
Shan Dong berkata kalau mereka sudah ada di rumah, Xin Lei bertanya pada dirinya sendiri apa benar dia sudah berada di rumah.

Ba Dao, Bi Zhu dan Ah Yi buru-buru mendatangi kios dan tanya apa benar Qin lang akan pergi ke Shanghai hari ini. Ah da membenarkan dan bilang pesawatnya akan segera berangkat. 
Bi Zhu tanya kenapa Qin lang tak bilang agar mereka bisa mengantarnya. Ah Da bilang kalau nanti Qin lang berhasil membawa Xin lei pulang mereka semua akan menjemput mereka. mereka semua tersenyum kecuali Ba Dao.
Ba Dao berharap ini terakhir kali nya Qin Lang yang terus mengejar Xin Lei.

Nenek menerima telfon dari Qin lang  yang ingin berpamitan, Qin Lang minta neneknya menjaga kesehatan dan tidak terlalu keras bekerja. Nenek mengatai Qin Lang cerewet, ia balik memperingatkan kalau ia tak berhasil membawa Xin Lei maka lebih baik ia tak usah pulang saja.
Qin Lang tak tahu, ia tak percaya diri. 
“Kau harus ingat selama kau telah membuat keputusan kau harus berani menghadapinya” ucap nenek.

Qin Lang mengerti, nenek memintanya menunggu sebentar. Nenek lalu mengumumkan pada semua orang di pasar kalau Qin lang akan pergi menemukan cinta sejatinya, “Apa kalian punya kata-kata untuknya?” teriak nenek
“Qin Lang lakukanlah...” teriak semua orang itu berkali-kali. Qin Lang tersenyum geli mendengarnya namun is justru semakin percaya diri untuk bisa melakukannya.
“Xin Lei bisakah kau merasakannya, pelan-pelan aku semakin dekat padamu, apa kau juga menungguku?”

Qin lang pun tiba di Shanghai dan berdiri di depan restauran 131. Ia masuk ke dalam dan mendengar teman-temannya sedang bertengkar. 

Qin Lang duduk santai seakan ia adalah pengunjung dan berteriak memesan salah satu menu.
Ketiganya sontak terkaget-kaget melihat penampakan Qin lang, “Cui Gue cubit aku” pinta Che Ren
Sangking penasarannya Xiao Pang pun menjitak kepala Qin Lang, “Hei kenapa kau memukulku” mereka semua langsung kegirangan dan mengerumuni Qin lang.
Mereka bahkan mengangkat-ngangkat Qin lang hingga Qin Lang meronta minta diturunkan.

Cui Gue kesal karena selama ini Qin lang tak pernah menghubungi mereka kecuali saat Qin lang meminta tolong membuat masakan Shanghai. Qin lang minta maaf dan tanya bagaimana kabar mereka selama ini. 
Che Ren mengatakan keadaan mereka kurang baik semenjak Qin Lang pergi hal itu karena Xiao Pang tak mampu membuat oyster omelet seperti Qin lang. 
Che Ren juga berkata kalau si Xiao Pang selalu menangisi Qin lang, Xiao Pang tak mau kalah dan bilang kalau Che Ren juga sama.
Mereka pun bersulang untuk menyambut Qin Lang. 

Cui Gue lalu tanya apa tujuan Qin Lang kali ini kembali ke Shanghai. Qin lang bilang dia hanya ingin bertemu mereka. Teman-temannya tak ada yang percaya, Cui Gue menebak kalau Qin lang kembali pasti karena Xin Lei. 
Karena Qin Lang hanya diam maka Cui Gue menyimpulkan kalau itu benar. 
Che Ren dan Xiao Pang bilang kalau sejak Qin lang mengantarkan Xin Lei ke pesta Shan Dong mereka tak pernah lagi dengar kabar tentangnya. 

Cui Gue tanya apakah ada perasaan yang berbeda antara Qin Lang dan Xin Lei sekarang, karena ia tahu kalau Xin lei tinggal bersama Qin lang apakah mungkin perasaan mereka lambat laun berubah dan akhirnya mereka sadar telah jatuh cinta satu sama lain. 

Qin lang terpelongo pernyataan  Cui Gue sangat tepat, Che Ren dan Xiao Pang sampai bertepuk tangan mereka memuji Cui Gue amat pandai mengarang cerita. Qin Lang lalu bilang kalau apa yang diceritakan Cui Gue memang benar.
Seketika ketiganya pun terdiam.

Qin lang pun menceritakan kalau ia pernah berharap agar lebih baik tak bertemu Xin Lei saja namun ia tersadar saat bersama Xin Lei adalah saat terindah dalam hidupnya.
Cui Gue bisa menyimpulkan apa tujuan Qin lang datang ke Shanghai kali ini. Che Ren dan Xiao Yang tanya bukankah Qin Lang akan membawa Xin Lei kembali ke taiwan. 
Qin lang mengiyakan, ia lalu bilang sebelumnya ia pernah berkata ke Xin Lei kalau ia tak mencintainya namun sebenarnya...Qin lang pun tergagap untuk mengakui perasaannya. 

“Pada saat seperti ini pun kau tak bisa mengatakannya” kesal Xiao Pang. Che Ren minta Xiao Pang mengerti namun Xiao Pang tanya ketika Xin Lei bilang ia mencintai Qin lang apa itu benar ia mencintainya. Qin Lang tanya apa maksudnya, “Cinta adalah cinta apa yang nyata dan tak nyata dari itu”
Che Ren tak sependapat, menurutnya hal itu bisa saja karena Xin lei tak punya siapapun di Taiwan dan ia mengatakannya sebagai penghargaan atas Qin Lang yang telah menjaganya. Cui Gue mengangguk. 

Qin lang bilang Xin Lei bukan seperti itu. “Hati wanita itu seperti jarum di bawah jerami, aku takkan yakin” ucap Cui Gue. Qin lang tetap bilang tidak. Che Ren dan Xiao Pang bilang kalau jadi Xin lei mereka pasti memilih Shan Dong daripada Qin lang. Qin lang terus bilang tidak. 
Che Ren lalu tanya bagaimana memangnya Xin Lei itu. Qin lang terdiam.

Cui Gue tanya apa strategi yang sudah dipersiapkan Qin lang. Qin lang tak punya strategi ia malah tanya apa strategi yang baik menurut temannya itu. ketiganya saling menyuruh duluan. 
Namun mereka bingung karena belum pernah merasakan itu. mereka menyimpulkan akan sulit kali ini bagi Qin lang untuk merebut Xin lei. Qin lang tanya apa dia bisa tinggal disana lagi, Cui Gue dengan senang hati menerima asal Qin lang mau membuat oyster omelet lagi untuk membayar sewa. 
Che Ren mengolok-olok Cui Gue yang tak punya rasa kasihan pada Qin lang. Cui Gue beralasan kalau Qin lang pastilah tak mau mendapatkan sesuatu dengan gratis, Che Ren minta Cui Gue memotong gajinya saja untuk membayar sewa Qin Lang, Qin lang tersenyum melihat teman-temannya.








No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.