SINOPSIS

Saturday 8 March 2014

Corner With Love Eps 12 Part 2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

Corner With Love Eps 12 Part 2
Xin Lei hanya menatap Ah Da dan Nenek dari kejauhan, setelahnya ia pun kembali pulang bersama Shan Dong. 
Selama perjalanan Xin Lei tak mau menatap Shan Dong, Shan Dong berkata ia dapat menerima keinginan Xin Lei untuk tetap tinggal kalau itu demi membuat Xin Lei bahagia. 
Namun ia tanya apakah  Xin Lei telah melupakan semua kenangan mereka, waktu yang dihabiskannya selama 2 tahun untuk membuat cincin pertunangan mereka bahkan sekarang jika demi kebahagiaan Xin Lei juga ia bisa kembali sendiri ke Shanghai. Xin Lei terkejut menatap Shan Dong.

Namun Shan Dong berkata jika kejadian kemarin tak ada maka seharusnya ia dan Xin Lei bisa hidup bahagia bersama tanpa air mata Xin Lei tanpa penyesalannya, ia mohon Xin Lei untuk melihat kesungguhannya membuat Xin lei bahagia dan meminta kesempatan sekali lagi.

Qin Lang keluar dengan lesu dan berjalan pergi menggiring sepedanya, Qin Lang kecewa menatap rumah itu kosong. 
Tak lama Shan Dong dan Xin Lei pun tiba. Xin Lei keluar dari mobil dan berdiri termenung hingga tak menyadari sosok Qin lang yang masih kelihatan. 

Qin Lang memarkirkan sepedanya dan beristirahat, disampingnya seorang pria yang tertidur berselimutkan koran mengira Qin lang juga gelandangan seperti dirinya ia pun membagi koran itu untuk selimut.
Qin Lang menerimanya dan berterima kasih, mereka lalu tertidur hingga pagi disana.

Esok paginya, Qin Lang pun terbangun dan memgembalikan koran itu kembali. Kali ini ia bisa melihat wajah pria itu dengan jelas sebelum pergi mengayuh sepedanya.
Qin Lang kaget bukan main hingga mengucek-ngucek matanya saat melihat Zhang Dong Min si pria yang telah menipunya di Shanghai. Qin Lang langsung membangunkannya  Zhang Dong Min tak kalah terkejut, ia pun langsung kabur melarikan diri dari Qin lang. 

Kejar-kejaran pun terjadi antara mereka berdua, Qin lang dengan sekuat tenaga berusaha mengejar. Zhang Dong Min pun berhasil ia tangkap, Dong Min yang sudah ketakutan memohon ampun kepada Qin Lang.

“kau bilang minta maaf? Di Shanghai kau mencuri tiket danuangku hingga aku harus bekerja di restauran 131 selama 3 bulan, lalu aku bertemu si Tuan Puteri, lalu orang tuanya bangkrut dan dia tinggal bersamaku, aku harus mengkhwatirkannya terus dan menerima kemarahannya tiap hari, kemudia dia bilang pada tunangannya kalau aku supirnya, sekarang dia sudah kembali ke Shanghai, dengan ini semua kau hanya bilang minta maaf?” teriak Qin Lang yang tak sadar sudah curhat.

Dong Min pun bingung ia ingin menyela namun Qin Lang langsung memasang wajah sangar padanya hingga membuat Dong Min tambah takut. Dong Min memohon ia dibiarkan makan dulu karena ia belum makan apapun dari kemarin, Qin Lang memperingatkan jangan macam-macam dengannya. Min Dong mengangkat tangan tanda ia berjanji.

Sambil menikmati makanannya Min Dong berkata kalau waktu itu ia sebenarnya sunguh mengagumi pekerjaan Qin Lang dan orang yang permah menolak Qin Lang sungguh tak punya penilaian yang baik.
“Lantas kenapa kau mencuri uangku?” tanya Qin lang kesal.
Min Dong menjawab ketika seseorang begitu menaruh harapan padamu dan kau tak bisa mewujudkannya maka jalan yang akan kau pilih adalah melarikan diri. Qin lang tak mengerti maksudnya.

Min Dong berkata saat itu Qin Lang begitu menaruh harapan padanya namun ia tak mampu mewujudkan hal tersebut makanya ia terpaksa melakukan itu untuk menghindari tanggung jawabnya.
“Dan tentang tuan puteri yang kau katakan tadi, kau lah yang takut tak pantas untuknya, kau memilih untuk menghidari masalah kan?”
“Mungkin” ungkap Qin lang gelagapan merasa itu benar.

Min Dong tanya apa Qin lang masih menggambar, Qin lang kembali kesal tak sepantasnya hal itu ditanya.
“Itu karena aku melihatmu tidur di taman sama seperti nasib seniman lainnya miskin dan buruk”
“Meskipun itu semua salahmu?”
“Baiklah itu semua salahku” ucap Min Dong “Selama kau tetap menggambar aku tak perlu khawatir” tambahnya.
Qin lang tak mengerti, Min Dong hanya takut kalau Qin Lang tak lagi menggambar karenanya.
“Meskipun aku berhenti itu semua bukan karenamu, jangan pikir kau bisa menipuku 2 kali” ungkap Qin lang tak terima.

Min Dong tertawa, ia menepuk bahu Qin Lang dan berkata ia tak percaya kalau Qin Lang masih percaya pada kata-katanya” ia lalu menambahkan kalau Qin lang masih punya kesempatan. Min Dong pun mohon pamit pada Qin lang.
Qin Lang berdiri minta penjelasan dari ucapan Min Dong

“Sederhana saja, apa kau akan menghindar atau menghadapinya? Itu hanya pertanyaan pilihan, sama seperti menggambar sama seperti pada tuan puteri, lain kali biarkan aku melihatmu menggambar dan jangan tidur di taman lagi” Min Dong berlalu pergi, Qin lang tampak memikirkan ucapan Min Dong.

Di pagi hari, nenek hemdak membangunkan seisi rumah seperti biasa, tanpa sadar ia keceplosan memanggil Xin Lei. Ah Da keluar kamar dan memberitahu nenek kalau Xin Lei tak disana lagi. “Baiklah suruh Qin lang untuk sarapan” ucapnya. Ia pun merasa sedih karena teringat lagi pada Xin lei.
Tak lama Ah Da teriak kalau Qin lang menghilang.

Bi Zhu menelfon Xin lei minta ia datang ke kantornya karena kepala supervisornya ingin bertemu dengan Xin Le.
Pertemuan pun terjadi, kepala supervisor menyatakan ketertarikannya kepada pelukis sepatu Xin lei dan ingin bertemu dengan Qin Lang. Xin lei berkata Bi Zhu juga tahu orangnya dan meminta Bi Zhu untuk menghubunginya.
Kepala supervisor itu lalu minta Xin Lei meminjamkan sepatunya untuk dijadikan contoh bagi mereka. Xin lei merasa keberatan dan menolak permintaan itu.

Xin Lei melanjutkan obrolannya berdua dengan Bi Zhu, ia mengatakan kalau ia akan pulang ke Shanghai besok. Bi Zhu mulai merengek, sedih karena ia tak bisa bertemu lagi dengan Xin Lei. Xin Lei bilang mereka bisa bicara di telfon atau menggunakan MSN atau Bi Zhu bisa datang ke tempatnya.
Bi Zhu tanya apa Xin Lei benar akan bersama dengan Shan Dong? Apa Xin Lei telah menyerah akan Qin lang? Xin lei dengan berat hati berkata kalau ia harus melakukan hal itu.
Bi Zhu tanya alasannya, “Bukankah selama ini kau menolak pulang dengan Shan Dong dan lebih memilih Qin Lang?”
Xin lei terlihat berat untuk mengatakan hal sebenarnya pada Bi Zhu, Bi Zhu tanya apa Xin lei masih menganggapnya sebagai teman, Xin Lei mengangguk, “Lalu bisakah kau katakan padaku kenapa?” ungkap Bi Zhu.

Xin Lei kembali pada ingatannya,
Flashback
Nenek dan Cai Jin Shun  bertemu, nenek menaruh dengan kasar uang tebusan surat rumahnya dan Cai Jin Shun  lantas memberikan surat tanah itu kembali, dan hal itu ternyata disaksikan langsung oleh Xin lei dan Xiao Yang tanpa mereka ketahui dari luar jendela. 
Xiao Yang berkata kalau surat itu sudah kembalikan dan tanya kapan Xin Lei akan pergi. Xin Lei bilang besok, Xiao Yang dengan senang berharap semoga penerbangannya lancar.
Flashback end
Bi Zhu geram mendengar cerita Xin Lei itu, terutama pada kelicikan Xiao Yang.



Ah Da berlari menerobos masuk rumah Ba Dao dan Ah Yi untuk mencari Qin Lang. Ia memukul-mukul kepala Ba Dao untuk membangunkannya dan langsung tanya apa mereka melihat Qin lang.
“Bukankah dia pulang ke rumah?” ucap Ah Yi. Ah Da langsung jawab tidak
Ba Dao menyuruh untuk menelfonnya saja, Ah Da bilang ia sudah mencoba. Ia lalu tanya kemana mereka berada kemarin malam.

Ah Yi bilang kalau Qin lang langsung pergi ketika dengar dari Bi Zhu kalau Xin lei mencintainya, Ba Dao yang masih mengantuk bilang apa mungkin Qin lang menemui Xin Lei.
 Ah Da lalu tanya dimana Xin lei sekarang, Ah Yi menyuruhnya bertanya pada Bi Zhu.

Bi Zhu tanya apa Xin lei akan menyerah hanya karena rumah itu. Xin Lei bilang nenek menjadikan rumah itu sebagai jamina pada ayah Xiao Yang untuk membebaskannya dari penjara dulu.
Bi Zhu bilang Xin Lei bisa membeli rumah lain, Xin Lei tak bisa karena rumah itu sangat berarti bagi nenek, lagipula ia juga tak punya uang. Bi Zhu merasa sedih mendengar alasan Xin Lei berpisah dengan Qin lang.
“Ini sebenarnya sangat adil, kami bertemu karena rumah itu dan kami juga berpisah karena rumah itu”

Bi Zhu lalu mendapat telfon dari Ah Da yang berkata kalau Qin lang hilang dan tanya apa Bi Zhu tahu dimana Xin Lei tinggal. 
Xin Lei melihat Bi Zhu yang mulai panik, Bi Zhu bilang kalau ia sedang bersama Xin lei sekarang. 
Bi Zhu bilang akan menanyakan itu pada Xin Lei dan akan menghubungi Ah Da nanti. Xin Lei langsung tanya da apa, Bi Zhu langsung bilang kalau Qin lang hilang, wajah Xin lei berubah pucat seketika.

Xin lei bergegas menemui Shan Dong, ia minta Shan Dong memberinya waktu sedikit lagi untuk pergi ke suatu tempat.
“Setelah kau pergi akankah kau tetap kembali ke Shanghai bersamaku?” Xin lei terdiam tertunduk tak menjawab. Shan Dong tiba-tiba bilang kalau dia akan mengantar Xin Lei.

Xin Lei membawa Shan Dong mencari ke pantai tempat terakhir Qin lang membawanya. Jalan yang mereka lewati membuat Xin Lei kembali teringat akan kenangannya dan Qin lang saat Qin lang bercerita kenapa ia menyukai sudut. 
Shan Dong melirik Xin Lei yang tampak khawatir.

Begitu tiba Xin lei langsung hendak bergegas pergi, Shan Dong memanggilnya dan berkata ia akan menunggu Xin lei disana. 
Xin Lei mengamati pantai dari tepi jurang, ia kembali terkenang akan pertengkarannya dan Qin lang gara-gara lampu jin itu. 


Xin lei mencari Qin lang lagi tiba-tiba seseorang bertanya apa yang dilakukannya disana. Xin Lei tahu itu Qin Lang, ia pun berbalik dan berkata kalau ia mencarinya. Qin lang tanya kenapa.
Xin Lei berkata semuanya khawatir karena Qin lang tak pulang semalam.
“Aku bukan anak kecil kenapa harus khawatir” ungkap Qin lang
“Baguslah kalau kau baik-baik saja”
“Ya aku baik-baik saja” balas Qin lang

Keduanya saling menatap satu sama lain dan terlihat canggung. Xin Lei meminta Qin Lang tak menyerah pada impiannya untuk mengggambar.
“Kenapa kau mengatakan hal itu”  
“Jangan takut sama seperti ayahmu hanya karena dia tak sukses, gambarmu bisa membuat orang lain bahagia” ungkap Xin Lei
“Pernahkan aku membuatmu bahagia?’ tanya Qin lang dengan raut wajahnya yang kembali sedih.
Xin Lei mengangguk, “Apa kau ingat saat kau bertanya padaku di sungai cinta kapan saat paling bahagiaku? Saat bahagiaku adalah saat aku bersamamu”
“Lalu kenapa kau pergi dan meninggalkan kebahagianmu?”
“Karena....(karena aku mencintaimu, aku harap kau akan bahagia)” ungkap Xin lei dalam hati sambil menatap Qin lang.
namun yang keluar dari mulut Xin Lei justru bukan hal itu, “Karena ini sungguh bukan rumahku, pertemuan kita hanyalah kecelakaan dan aku harus kembali dimana kehidupan asalku berada”

“Kau benar, pertama kali kita bertemu aku hanyalah seorang chef dan kau tuan puteri yang cantik dan angkuh, jika kau tidak bersikeras kalau rumahku adalah rumahmu kita mungkin takkan pernah bertemu lagi” ucap Qin Lang
Xin Lei melanjutkan “Meskipun begitu aku masih tak mengerti kenapa ada kekeliruan, mungkin kekeliruan ini...”
“Adalah kesalahan yang indah” sambung Qin lang, Xin Lei menatapnya lagi, ia berharap suatu hari nanti Qin lang bertemu dengan orang yang ia cintai.
 “kalau begitu aku akan ingat kalau aku mencintai seseorang jangan memberikannya sepatu sneaker, jangan berikan 13 bunga mawar dan lampu ajaib” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. 
Xin lei juga tak mampu menahan kesedihannya, ia akhirnya bilang kalau ia akan kembali ke Shanghai besok dan akan mengingat Qin lang sebagai temannya.
“Aku juga” balas Qin lang.

Sebagai permintaan terakhir, Xin Lei minta Qin Lang menutup mata dan menyebutnya bagaimana dia. Qin Lang menutup mata dan mengangkat sebelah tangannya seolah tengah menggapai wajah Xin Lei. 
Meski sulit baginya namun ia tetap menyebutkan bagaimana bayangannya akan Xin Lei nantinya. 
Xin Lei yang akan hidup dengan sangat bahagia dengan pangerannya dan tak ada yang akan bertengkar dengannya dan Xin Lei yang takkan merindukannya ataupun masa lalunya di kota ini. 

Xin Lei tak tahan mendengarnya dan terus menangis. Qin Lang tak mampu lagi melanjutkan kata-katanya, Xin Lei segera berlari dan mencium Qin Lang untuk terakhir kali nya.
setelahnya Xin Lei melepaskan diri sambil menatap QIn Lang yang tetap terpejam, “Aku harus pergi, seseorang sedang menungguku” 
Perlahan setelah Xin lei pergi, Qin Lang pun membuka matanya dan sama seperti Xin Lei ia pun menangis.
Shan Dong langsung menghampiri Xin Lei ketika melihatnya.
“Aku hampir mengira kau takkan kembali” ucapnya, Xin Lei menarik nafas berat lalu mencoba tersenyum pada Shan Dong.


Nenek bertanya pada Ah Da apa mereka harus melaporkan Qin Lang ke polisi, Ah Da bilang Qin Lang mungkin hanya ingin sendiri. Tak lama orang yang ditunggu pun datang dan langsung diserbu oleh nenek dan Ah Da. 
Qin lang meminta maaf dan bilang dia baik-baik saja. Nenek tak percaya, nenek meminta Qin Lang menerima kepergian Xin lei karena ia bukan miliknya. “Meskipun dia telah pergi hidup masih terus berlanjut kau tak bisa hanya terus memikirkan ini” nenek menunggu jawaban Qin Lang.
Qin Lang berusaha meyakinkan kalau ia baik-baik saja dan mengajak mereka untuk segera membuka warung. Nenek pun mencoba percaya pada Qin Lang.

Namun tampaknya Qin Lang tak bisa membohongi orang lain, di pasar ia terus duduk merenung. Teman berjualan mereka datang dan tanya kenapa dia tak melihat Xin Lei akhir-akhir ini. nenek memberitahu kalau Xin Lei sudah kembali ke Shanghai. 
Si pria tanya kenapa Xin Lei tak bilang-bilang pada mereka dan tanya bagaimana dengan Qin lang karena yang ia tahu Xin Lei adalah pacar Qin Lang. Ah Da langsung mengusrinya pergi sebelum bicara terlalu banyak.

Qin lang menatap telfonnya, ia memutuskan mengirim pesan pada Xin lei yang mengajaknya untuk mengakhiri pertemuan mereka dengan oyster omelet, Xin Lei membacanya, Qin Lang  mengundangnya datang ke pasar.

Qin lang pun terus berdiri di samping kios berharap Xin Lei datang, perlahan pasar semakin sepi dan sosok Xin Lei tak juga muncul. Qin Lang menatap oyster omelet yang telah ia persiapkan. Xin Lei diam-diam melihat Qin lang dari kejauhan. 

Seorang pembeli menghampiri Qin Lang meminta seporsi oyster omelet. Qin Lang pun dengan rasa kecewa menyiapkan oyster omelet yang tinggal hanya milik Xin Lei itu untuk pelanggan terakhir mereka.
Suara hati Qin lang
“Aku sungguh bodoh demi kepentinganku sendiri aku ingin melihatnya memakan oyster omelet  yang aku buat, memangnya bagaimana bisa ini mengubah semuanya?”

Suara hati Xin Lei
“Aku sungguh bodoh bukannya membeli aku malah terus berdiri disini melihatnya membuat oyster omelet, sebenarnya aku sudah sangat kenal seperti apa dirinya”
Setelah memberikan oyster terakhirnya Qin lang pun memutuskan untuk menelfon Xin lei.



No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.