Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
Corner
With Love Eps 12 Part 2
Xin
Lei hanya menatap Ah Da dan Nenek dari kejauhan, setelahnya ia pun kembali
pulang bersama Shan Dong.
Selama perjalanan Xin Lei tak mau menatap Shan Dong,
Shan Dong berkata ia dapat menerima keinginan Xin Lei untuk tetap tinggal kalau
itu demi membuat Xin Lei bahagia.
Namun ia tanya apakah Xin Lei telah melupakan semua kenangan mereka,
waktu yang dihabiskannya selama 2 tahun untuk membuat cincin pertunangan mereka
bahkan sekarang jika demi kebahagiaan Xin Lei juga ia bisa kembali sendiri ke
Shanghai. Xin Lei terkejut menatap Shan Dong.
Namun
Shan Dong berkata jika kejadian kemarin tak ada maka seharusnya ia dan Xin Lei
bisa hidup bahagia bersama tanpa air mata Xin Lei tanpa penyesalannya, ia mohon
Xin Lei untuk melihat kesungguhannya membuat Xin lei bahagia dan meminta
kesempatan sekali lagi.
Qin
Lang keluar dengan lesu dan berjalan pergi menggiring sepedanya, Qin Lang
kecewa menatap rumah itu kosong.
Tak lama Shan Dong dan Xin Lei pun tiba. Xin
Lei keluar dari mobil dan berdiri termenung hingga tak menyadari sosok Qin lang
yang masih kelihatan.
Qin Lang memarkirkan sepedanya dan beristirahat,
disampingnya seorang pria yang tertidur berselimutkan koran mengira Qin lang
juga gelandangan seperti dirinya ia pun membagi koran itu untuk selimut.
Qin
Lang menerimanya dan berterima kasih, mereka
lalu tertidur hingga pagi disana.
Esok
paginya, Qin Lang pun terbangun dan memgembalikan koran itu kembali. Kali ini
ia bisa melihat wajah pria itu dengan jelas sebelum pergi mengayuh sepedanya.
Qin
Lang kaget bukan main hingga mengucek-ngucek matanya saat melihat Zhang Dong
Min si pria yang telah menipunya di Shanghai. Qin Lang langsung
membangunkannya Zhang Dong Min tak kalah
terkejut, ia pun langsung kabur melarikan diri dari Qin lang.
Kejar-kejaran pun
terjadi antara mereka berdua, Qin lang dengan sekuat tenaga berusaha mengejar.
Zhang Dong Min pun berhasil ia tangkap, Dong Min yang sudah ketakutan memohon
ampun kepada Qin Lang.
“kau
bilang minta maaf? Di Shanghai kau mencuri tiket danuangku hingga aku harus
bekerja di restauran 131 selama 3 bulan, lalu aku bertemu si Tuan Puteri, lalu
orang tuanya bangkrut dan dia tinggal bersamaku, aku harus mengkhwatirkannya
terus dan menerima kemarahannya tiap hari, kemudia dia bilang pada tunangannya
kalau aku supirnya, sekarang dia sudah kembali ke Shanghai, dengan ini semua
kau hanya bilang minta maaf?” teriak Qin Lang yang tak sadar sudah curhat.
Dong
Min pun bingung ia ingin menyela namun Qin Lang langsung memasang wajah sangar
padanya hingga membuat Dong Min tambah takut. Dong Min memohon ia dibiarkan
makan dulu karena ia belum makan apapun dari kemarin, Qin Lang memperingatkan
jangan macam-macam dengannya. Min Dong mengangkat tangan tanda ia berjanji.
Sambil
menikmati makanannya Min Dong berkata kalau waktu itu ia sebenarnya sunguh
mengagumi pekerjaan Qin Lang dan orang yang permah menolak Qin Lang sungguh tak
punya penilaian yang baik.
“Lantas
kenapa kau mencuri uangku?” tanya Qin lang kesal.
Min Dong
menjawab ketika seseorang begitu menaruh harapan padamu dan kau tak bisa
mewujudkannya maka jalan yang akan kau pilih adalah melarikan diri. Qin lang
tak mengerti maksudnya.
Min
Dong berkata saat itu Qin Lang begitu menaruh harapan padanya namun ia tak
mampu mewujudkan hal tersebut makanya ia terpaksa melakukan itu untuk
menghindari tanggung jawabnya.
“Dan
tentang tuan puteri yang kau katakan tadi, kau lah yang takut tak pantas
untuknya, kau memilih untuk menghidari masalah kan?”
“Mungkin”
ungkap Qin lang gelagapan merasa itu benar.
Min
Dong tanya apa Qin lang masih menggambar, Qin lang kembali kesal tak
sepantasnya hal itu ditanya.
“Itu
karena aku melihatmu tidur di taman sama seperti nasib seniman lainnya miskin
dan buruk”
“Meskipun
itu semua salahmu?”
“Baiklah
itu semua salahku” ucap Min Dong “Selama kau tetap menggambar aku tak perlu
khawatir” tambahnya.
Qin
lang tak mengerti, Min Dong hanya takut kalau Qin Lang tak lagi menggambar
karenanya.
“Meskipun
aku berhenti itu semua bukan karenamu, jangan pikir kau bisa menipuku 2 kali”
ungkap Qin lang tak terima.
Min
Dong tertawa, ia menepuk bahu Qin Lang dan berkata ia tak percaya kalau Qin
Lang masih percaya pada kata-katanya” ia lalu menambahkan kalau Qin lang masih
punya kesempatan. Min Dong pun mohon pamit pada Qin lang.
Qin
Lang berdiri minta penjelasan dari ucapan Min Dong
“Sederhana
saja, apa kau akan menghindar atau menghadapinya? Itu hanya pertanyaan pilihan,
sama seperti menggambar sama seperti pada tuan puteri, lain kali biarkan aku
melihatmu menggambar dan jangan tidur di taman lagi” Min Dong berlalu pergi,
Qin lang tampak memikirkan ucapan Min Dong.
Di
pagi hari, nenek hemdak membangunkan seisi rumah seperti biasa, tanpa sadar ia
keceplosan memanggil Xin Lei. Ah Da keluar kamar dan memberitahu nenek kalau
Xin Lei tak disana lagi. “Baiklah suruh Qin lang untuk sarapan” ucapnya. Ia pun
merasa sedih karena teringat lagi pada Xin lei.
Tak
lama Ah Da teriak kalau Qin lang menghilang.
Bi
Zhu menelfon Xin lei minta ia datang ke kantornya karena kepala supervisornya
ingin bertemu dengan Xin Le.
Pertemuan
pun terjadi, kepala supervisor menyatakan ketertarikannya kepada pelukis sepatu
Xin lei dan ingin bertemu dengan Qin Lang. Xin lei berkata Bi Zhu juga tahu
orangnya dan meminta Bi Zhu untuk menghubunginya.
Kepala
supervisor itu lalu minta Xin Lei meminjamkan sepatunya untuk dijadikan contoh
bagi mereka. Xin lei merasa keberatan dan menolak permintaan itu.
Xin
Lei melanjutkan obrolannya berdua dengan Bi Zhu, ia mengatakan kalau ia akan
pulang ke Shanghai besok. Bi Zhu mulai merengek, sedih karena ia tak bisa
bertemu lagi dengan Xin Lei. Xin Lei bilang mereka bisa bicara di telfon atau
menggunakan MSN atau Bi Zhu bisa datang ke tempatnya.
Bi
Zhu tanya apa Xin Lei benar akan bersama dengan Shan Dong? Apa Xin Lei telah
menyerah akan Qin lang? Xin lei dengan berat hati berkata kalau ia harus
melakukan hal itu.
Bi
Zhu tanya alasannya, “Bukankah selama ini kau menolak pulang dengan Shan Dong
dan lebih memilih Qin Lang?”
Xin
lei terlihat berat untuk mengatakan hal sebenarnya pada Bi Zhu, Bi Zhu tanya
apa Xin lei masih menganggapnya sebagai teman, Xin Lei mengangguk, “Lalu
bisakah kau katakan padaku kenapa?” ungkap Bi Zhu.
Xin
Lei kembali pada ingatannya,
Flashback
Nenek
dan Cai Jin Shun bertemu, nenek menaruh dengan kasar uang tebusan surat
rumahnya dan Cai Jin Shun lantas memberikan surat tanah itu kembali, dan hal
itu ternyata disaksikan langsung oleh Xin lei dan Xiao Yang tanpa mereka
ketahui dari luar jendela.
Xiao Yang berkata kalau surat itu sudah kembalikan
dan tanya kapan Xin Lei akan pergi. Xin Lei bilang besok, Xiao Yang dengan
senang berharap semoga penerbangannya lancar.
Ah
Da berlari menerobos masuk rumah Ba Dao dan Ah Yi untuk mencari Qin Lang. Ia
memukul-mukul kepala Ba Dao untuk membangunkannya dan langsung tanya apa mereka
melihat Qin lang.
“Bukankah
dia pulang ke rumah?” ucap Ah Yi. Ah Da langsung jawab tidak
Ba
Dao menyuruh untuk menelfonnya saja, Ah Da bilang ia sudah mencoba. Ia lalu
tanya kemana mereka berada kemarin malam.
Ah
Yi bilang kalau Qin lang langsung pergi ketika dengar dari Bi Zhu kalau Xin lei
mencintainya, Ba Dao yang masih mengantuk bilang apa mungkin Qin lang menemui
Xin Lei.
Ah Da lalu tanya dimana Xin lei sekarang, Ah Yi menyuruhnya bertanya pada Bi Zhu.
Ah Da lalu tanya dimana Xin lei sekarang, Ah Yi menyuruhnya bertanya pada Bi Zhu.
Bi
Zhu tanya apa Xin lei akan menyerah hanya karena rumah itu. Xin Lei bilang
nenek menjadikan rumah itu sebagai jamina pada ayah Xiao Yang untuk membebaskannya
dari penjara dulu.
Bi Zhu bilang Xin Lei bisa membeli rumah lain, Xin Lei tak bisa karena rumah itu sangat berarti bagi nenek, lagipula ia juga tak punya uang. Bi Zhu merasa sedih mendengar alasan Xin Lei berpisah dengan Qin lang.
Bi Zhu bilang Xin Lei bisa membeli rumah lain, Xin Lei tak bisa karena rumah itu sangat berarti bagi nenek, lagipula ia juga tak punya uang. Bi Zhu merasa sedih mendengar alasan Xin Lei berpisah dengan Qin lang.
Bi
Zhu lalu mendapat telfon dari Ah Da yang berkata kalau Qin lang hilang dan
tanya apa Bi Zhu tahu dimana Xin Lei tinggal.
Xin Lei melihat Bi Zhu yang mulai panik, Bi Zhu bilang kalau ia sedang bersama Xin lei sekarang.
Bi Zhu bilang akan menanyakan itu pada Xin Lei dan akan menghubungi Ah Da nanti. Xin Lei langsung tanya da apa, Bi Zhu langsung bilang kalau Qin lang hilang, wajah Xin lei berubah pucat seketika.
Xin Lei melihat Bi Zhu yang mulai panik, Bi Zhu bilang kalau ia sedang bersama Xin lei sekarang.
Bi Zhu bilang akan menanyakan itu pada Xin Lei dan akan menghubungi Ah Da nanti. Xin Lei langsung tanya da apa, Bi Zhu langsung bilang kalau Qin lang hilang, wajah Xin lei berubah pucat seketika.
Xin
lei bergegas menemui Shan Dong, ia minta Shan Dong memberinya waktu sedikit
lagi untuk pergi ke suatu tempat.
“Setelah
kau pergi akankah kau tetap kembali ke Shanghai bersamaku?” Xin lei terdiam
tertunduk tak menjawab. Shan Dong tiba-tiba bilang kalau dia akan mengantar Xin Lei.
Xin
Lei membawa Shan Dong mencari ke pantai tempat terakhir Qin lang membawanya.
Jalan yang mereka lewati membuat Xin Lei kembali teringat akan kenangannya dan
Qin lang saat Qin lang bercerita kenapa ia menyukai sudut.
Shan Dong melirik Xin Lei yang tampak khawatir.
Shan Dong melirik Xin Lei yang tampak khawatir.
Begitu
tiba Xin lei langsung hendak bergegas pergi, Shan Dong memanggilnya dan berkata
ia akan menunggu Xin lei disana.
Xin Lei mengamati pantai dari tepi jurang, ia kembali terkenang akan pertengkarannya dan Qin lang gara-gara lampu jin itu.
Xin lei mencari Qin lang lagi tiba-tiba seseorang bertanya apa yang dilakukannya disana. Xin Lei tahu itu Qin Lang, ia pun berbalik dan berkata kalau ia mencarinya. Qin lang tanya kenapa.
Xin Lei mengamati pantai dari tepi jurang, ia kembali terkenang akan pertengkarannya dan Qin lang gara-gara lampu jin itu.
Xin lei mencari Qin lang lagi tiba-tiba seseorang bertanya apa yang dilakukannya disana. Xin Lei tahu itu Qin Lang, ia pun berbalik dan berkata kalau ia mencarinya. Qin lang tanya kenapa.
Xin
Lei berkata semuanya khawatir karena Qin lang tak pulang semalam.
“Aku
bukan anak kecil kenapa harus khawatir” ungkap Qin lang
“Baguslah
kalau kau baik-baik saja”
Keduanya
saling menatap satu sama lain dan terlihat canggung. Xin Lei meminta Qin Lang
tak menyerah pada impiannya untuk mengggambar.
“Kenapa
kau mengatakan hal itu”
“Jangan
takut sama seperti ayahmu hanya karena dia tak sukses, gambarmu bisa membuat
orang lain bahagia” ungkap Xin Lei
“Pernahkan
aku membuatmu bahagia?’ tanya Qin lang dengan raut wajahnya yang kembali sedih.
Xin
Lei mengangguk, “Apa kau ingat saat kau bertanya padaku di sungai cinta kapan
saat paling bahagiaku? Saat bahagiaku adalah saat aku bersamamu”
“Lalu
kenapa kau pergi dan meninggalkan kebahagianmu?”
“Karena....(karena
aku mencintaimu, aku harap kau akan bahagia)” ungkap Xin lei dalam hati sambil
menatap Qin lang.
namun yang keluar dari mulut Xin Lei justru bukan hal itu, “Karena
ini sungguh bukan rumahku, pertemuan kita hanyalah
kecelakaan dan aku harus kembali dimana kehidupan asalku berada”
“Kau
benar, pertama kali kita bertemu aku hanyalah seorang chef dan kau tuan puteri
yang cantik dan angkuh, jika kau tidak bersikeras kalau rumahku adalah rumahmu
kita mungkin takkan pernah bertemu lagi” ucap Qin Lang
Xin Lei melanjutkan “Meskipun
begitu aku masih tak mengerti kenapa ada kekeliruan, mungkin kekeliruan ini...”
“Adalah
kesalahan yang indah” sambung Qin lang, Xin Lei menatapnya lagi, ia berharap suatu hari nanti Qin lang bertemu dengan orang yang ia cintai.
“kalau begitu aku akan ingat kalau aku
mencintai seseorang jangan memberikannya sepatu sneaker, jangan berikan 13
bunga mawar dan lampu ajaib” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Xin lei juga tak mampu menahan kesedihannya, ia akhirnya bilang kalau ia akan kembali ke Shanghai besok dan akan mengingat Qin lang sebagai temannya.
Xin lei juga tak mampu menahan kesedihannya, ia akhirnya bilang kalau ia akan kembali ke Shanghai besok dan akan mengingat Qin lang sebagai temannya.
Sebagai
permintaan terakhir, Xin Lei minta Qin Lang menutup mata dan menyebutnya
bagaimana dia. Qin Lang menutup mata dan mengangkat sebelah tangannya seolah
tengah menggapai wajah Xin Lei.
Meski sulit baginya namun ia tetap menyebutkan bagaimana bayangannya akan Xin Lei nantinya.
Xin Lei yang akan hidup dengan sangat bahagia dengan pangerannya dan tak ada yang akan bertengkar dengannya dan Xin Lei yang takkan merindukannya ataupun masa lalunya di kota ini.
Xin Lei tak tahan mendengarnya dan terus menangis. Qin Lang tak mampu lagi melanjutkan kata-katanya, Xin Lei segera berlari dan mencium Qin Lang untuk terakhir kali nya.
Meski sulit baginya namun ia tetap menyebutkan bagaimana bayangannya akan Xin Lei nantinya.
Xin Lei yang akan hidup dengan sangat bahagia dengan pangerannya dan tak ada yang akan bertengkar dengannya dan Xin Lei yang takkan merindukannya ataupun masa lalunya di kota ini.
Xin Lei tak tahan mendengarnya dan terus menangis. Qin Lang tak mampu lagi melanjutkan kata-katanya, Xin Lei segera berlari dan mencium Qin Lang untuk terakhir kali nya.
setelahnya Xin Lei melepaskan diri sambil menatap QIn Lang yang tetap terpejam, “Aku
harus pergi, seseorang sedang menungguku”
Perlahan
setelah Xin lei pergi, Qin Lang pun membuka matanya dan sama seperti Xin Lei ia
pun menangis.
Shan
Dong langsung menghampiri Xin Lei ketika melihatnya.
“Aku
hampir mengira kau takkan kembali” ucapnya, Xin Lei menarik nafas berat lalu
mencoba tersenyum pada Shan Dong.
Nenek
bertanya pada Ah Da apa mereka harus melaporkan Qin Lang ke polisi, Ah Da
bilang Qin Lang mungkin hanya ingin sendiri. Tak lama orang yang ditunggu pun
datang dan langsung diserbu oleh nenek dan Ah Da.
Qin lang meminta maaf dan bilang dia baik-baik saja. Nenek tak percaya, nenek meminta Qin Lang menerima kepergian Xin lei karena ia bukan miliknya. “Meskipun dia telah pergi hidup masih terus berlanjut kau tak bisa hanya terus memikirkan ini” nenek menunggu jawaban Qin Lang.
Qin lang meminta maaf dan bilang dia baik-baik saja. Nenek tak percaya, nenek meminta Qin Lang menerima kepergian Xin lei karena ia bukan miliknya. “Meskipun dia telah pergi hidup masih terus berlanjut kau tak bisa hanya terus memikirkan ini” nenek menunggu jawaban Qin Lang.
Qin
Lang berusaha meyakinkan kalau ia baik-baik saja dan mengajak mereka untuk
segera membuka warung. Nenek pun mencoba percaya pada Qin Lang.
Namun
tampaknya Qin Lang tak bisa membohongi orang lain, di pasar ia terus duduk
merenung. Teman berjualan mereka datang dan tanya kenapa dia tak melihat Xin Lei
akhir-akhir ini. nenek memberitahu kalau Xin Lei sudah kembali ke Shanghai.
Si pria tanya kenapa Xin Lei tak bilang-bilang pada mereka dan tanya bagaimana dengan Qin lang karena yang ia tahu Xin Lei adalah pacar Qin Lang. Ah Da langsung mengusrinya pergi sebelum bicara terlalu banyak.
Si pria tanya kenapa Xin Lei tak bilang-bilang pada mereka dan tanya bagaimana dengan Qin lang karena yang ia tahu Xin Lei adalah pacar Qin Lang. Ah Da langsung mengusrinya pergi sebelum bicara terlalu banyak.
Qin
lang menatap telfonnya, ia memutuskan mengirim pesan pada Xin lei yang
mengajaknya untuk mengakhiri pertemuan mereka dengan oyster omelet, Xin Lei
membacanya, Qin Lang mengundangnya datang ke pasar.
Qin
lang pun terus berdiri di samping kios berharap Xin Lei datang, perlahan pasar
semakin sepi dan sosok Xin Lei tak juga muncul. Qin Lang menatap oyster omelet
yang telah ia persiapkan. Xin Lei diam-diam melihat Qin lang dari kejauhan.
Seorang pembeli menghampiri Qin Lang meminta seporsi oyster omelet. Qin Lang pun dengan rasa kecewa menyiapkan oyster omelet yang tinggal hanya milik Xin Lei itu untuk pelanggan terakhir mereka.
Seorang pembeli menghampiri Qin Lang meminta seporsi oyster omelet. Qin Lang pun dengan rasa kecewa menyiapkan oyster omelet yang tinggal hanya milik Xin Lei itu untuk pelanggan terakhir mereka.
Suara
hati Qin lang
“Aku
sungguh bodoh demi kepentinganku sendiri aku ingin melihatnya memakan oyster
omelet yang aku buat, memangnya bagaimana
bisa ini mengubah semuanya?”
Suara
hati Xin Lei
“Aku
sungguh bodoh bukannya membeli aku malah terus berdiri disini melihatnya membuat
oyster omelet, sebenarnya aku sudah sangat kenal seperti apa dirinya”
Setelah
memberikan oyster terakhirnya Qin lang pun memutuskan untuk menelfon Xin lei.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.