SINOPSIS

Monday, 2 March 2015

Four Sister Eps 18 Part 2


Young Hoon menunggui Su Jin yang tengah menjenguk ayahnya di penjara. Ketika melihat Su Jin keluar Young Hoon tanya apa ia telah bertemu ayahnya. 
Su Jin mengangguk, “Dia bilang kau telah mengisi petisi, kejahatannya sangat serius jadi itu akan sulit tapi ia bilang itu akan membantu, terima kasih” ucap Su Jin.

Setelahnya Young Hoon mengantarkan Su Jin pulang. Su Jin merasa Young Hoon pasti akan menyesali karena tetap tinggal dengannya. Young Hoon ternyata mengejutkan Su Jin dengan keputusannya untuk kembali ke mapung halamannya setelah urusannya disini selesai.
“Iu adalah desa kecil di tepi laut, aku tinggal disana dengan ibuku ketika sekolah dasar, aku ingin membuka klinik kecil disana, itulah impian ibuku dan juga mimpiku sewaktu kecil” ucap Young Hoon.

Yu Jin menatap foto Young Hoon yang ada di foto keluarga mereka. Ia lalu teringat ucapan Hae Jung yang berharap bisa seperti Yu Sun yang akan mempertahankan orang yang ia cintai tanpa memperdulikan orang lain dan mempertimbangkan hal tersebut.

Ketika sudah sampai, Young Hoon lalu menyuruh Su Jin agar masuk ke dalam rumahnya. Su Jin menurut, tiba-tiba Young Hoon kaget saat menoleh ke samping dan Yu Jin sudah berdiri di sana menunggunya.

Keduanya lalu bicara di kafe. Yu Jin telah menduga ini akan terjadi,  namun ia datang untuk mengatakan sesuatu pada Young Hoon. 

“Sangat  sulit  menunggu waktu berlalu tanpa melakukan apappun, aku tak bisa melupakan apapun, apa kau sungguh bisa melupakanku? apa kau bisa hidup tanpaku? Jika aku menahanmu aku pikir Su Jin akan merasakan derita yang juga aku rasakan, tapi aku begitu banyak terluka aku tak bisa berpura-pura kuat agar tak terluka, tak bisakah kita lari ke suatu tempat? Tak bisakah kita tinggal dimana tak ada orang yang mengenal kita?” pinta Yu Jin pada Young Hoon.

Young Hoon merasa Yu Jin tak pernah merasa bahagia karena mencintainya, “Di ingatanku kau selalu menangis, merasa sedih dan terluka karenaku”

“Meski itu benar, aku mencintaiku, meski aku harus menangis sepanjang hidupku aku tak bisa mengubah perasaanku”

Young Hoon tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan Yu Jin untuk melupakan ayahnya, apakah 10 tahun atau 20 atau mungkin tak bisa. Luka itu takkan sembuh, semakin disentuh itu justru akan semakin menyakitkan.
“Jika kau tak bisa melupakanku kau tak boleh melupakan hal lain, kau takkan bahagia” ucapnya.

“Jika aku tak membiarkan kau pergi apa kau takkan bahagia? Begitukah?” tanya Yu Jin. Young Hoon hanya terdiam tanpa jawaban maka Yu Jin menyimpulkan bahwa ia tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang.

Young Hoon mengantarkan Yu Jin pulang. Yu Jin mengucapkan selamat tinggal. Young Hoon meminta Yu Jin menjaga dirinya karena ia akan pergi dari seoul. Yu Jin kaget namun berusaha tenang, “Jadi ini terakhir kali aku akan melihatmu? Kapan kau akan pergi? Tidak sekarang kan?”

Young Hoon bilang 3 hari lagi. Yu Jin coba tanya kemana ia akan pergi. Ia lalu sadar pasti lebih baik jika tak tahu, ia coba tanya apa Young Hoon mau memeluknya untuk yang terakhir kali. 
Young Hoon pun mendekap Yu Jin perlahan kepelukannya dan memeluknya dengan erat . Yu Jin lalu perlahan melepaskan diri dan berterima kasih, ia pun segera masuk ke dalam menahan air matanya. Segera setelah Young Hoon pergi tangis Yu Jin pun tak terbendung lagi.

Su Jin sendiri ternyata terlihat stress setelah dirinya ditinggal Young Hoon. Young Hoon ternyata datang kembali melihat keadaan Su Jin.
Su Jin kaget tak menyangka Young Hoon akan kembali. 
“Aku pikir  kau pergi kebaikan., aku akan baik pada ibumu dan juga padamu, aku sungguh akan baik” ucap Su Jin memohon agar Young Hoon tak pergi meninggalkannya begitu saja. Young Hoon menghela nafas berat dan menatap keadaan Su Jin itu.

Yu Sun menatap anak-anak yang bermain di taman sekolah. Yu Sun tampaknya masih berharap bisa bertemu Pelatih Kim di sekolah lamaa tempat ia mengajar dulu. 
Namun Yu Sun lalu berjalan dengan kecewa. Tiba-tiba teman Pelatih Kim yang mengenali Yu Sun memanggilnya dan tanya apa ia mengenal pelatih Kim. 

“Aku pernah melihatmu beberapa hari disini, aku tanya ke anak-anak dan mereka bilang kau pacarnya"
Yu Sun kira perempuan itu hanya sekedar menyapanya saja namun saat ia hendak berbalik pergi wanita itu memanggilnya lagi namun terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu. Yu Sun dapat menangkap gelagatnya dan menerka jika wanita itu pasti tahu dimana Pelatih Kim  sekarang.

Yu Jin berjalan tergesa-gesa masuk ke rumah dan langsung ke kamar menemui Hae Jung dan ibunya. Ia tanya apa yang terjadi . Hae Jung bilang Yu Sun pergi menyusul Pelatih Kim dan memberikan surat yang ditinggalkan Yu Sun untuk mereka. 

Yu Sun membaca surat tersebut. 

"AKu tak tahu sudah berada dimana ketika kalian membaca surat ini, aku harap kalian memaafkanku seperti burung yang melihat dunia untuk pertama kali, aku ingin terbang ke Pelatih Kim. aku tak bisa membohongi diriku lagi, meskiia lari aku harus menemukannya"

Terlihat gambaran Yu Sun terlihat turun dari bis disebuah desa, ia lalu berjalan menyeret kopernya.

“Seperti itulah pasti mencintai orang lain, seperti dua tangan menyatu jadi satu, seperti sanggup untuk melepaskan segalanya namun tak bisa melepaskan segalanya”

Terlihat gambaran Pelatih Kim tengah bahagia bermain air bersama anak-anak di sungai

“Meski aku terluka aku ingin bersama, tak masalah aku kalah apa sekarang, aku tak mau melepas tangannya”

Yu Sun terlihat berjalan dan bertanya pada seorang kakek. 

Pelatih Kim terlihat tekun membaca di atas batu di depan sekolahnya. Yu Sun pun terlihat muncul tak jauh darinya. Ia sempat terdiam sejenak saat melihat sosok yang selama ini dicarinya itu kemudian berjalan kembali hingga Pelatih Kim menoleh dan kaget melihatnya. 

Pelatih Kim berjalan mendekati Yu Sun seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia pun memanggil Yu Sun.
“Apa kau akan memintaku pergi lagi?”
“Jangan pergi, aku mencintaimu” ungkap Pelatih Kim kali ini dan langsung memeluk Yu Sun penuh rindu.


Tuan Kim tampak termenung padahal ia sedang menemani Hae Jung memilih baju pengantin. Tak lama Hae Jung keluar, Tuan Kim mendekat ke Hae Jung dan menatap pemanpilannya.

Keduanya lalu makan bersama, Tuan Kim mengajak Hae Jung mengunjungi ibunya dan keluarganya minggu ini, ia juga mengajak keluarga Hae Jung makan siang saat mereka kembali nanti. 
Ia mengaku cukup merasa repot dengan ketergesaan dari pernikahan mereka ini. jika Hae Jung merasa repot ia menawarkan agar mereka bertunangan saja dulu. Hae Jung memanggil Tuan Kim. Tuan Kim tanya apa ada yang ingin dikatakan Hae Jung.

Perlahan Hae Jung coba mengaku bahwa ia menyukai seseorang, “Maaf aku ingin mengatakanmu tapi aku tak punya keberanian”
“Maksudmu kau tak bisa menikahiku?” tanya Tuan Kim

Hae Jung mengatakan tidak, ia berkata ia tetap ingin menikah ia hanya merasa harus mengatakan ini semua agar tak merasa telah menipunya.
Tuan Kim justru berharap Hae Jung menipunya saja, “Mungkin lebih baik dibodohi daripada mendengar hal itu sebelum pernikahan bahwa orang yang aku cintai mencintai pria lain”
Hae Jung tak punya alasan lain hanya jika Tuan Kim tak masalah dengan itu maka ia bisa mencobanya, ia bisa menikah dengan Tuan Kim.

Tuan Kim dengan kesal kini menolak, menurutnya jika Hae Jung tak mengatakan kebenaran itu ia bisa menjalaninya seperti orang bodoh, sebegitulah besarnya ia menginginkannya.
“Tapi kini aku tak bisa melakukannya lagi, aku tak bisa berpura-pura lagi, tapi aku bahagia telah bertemu denganmu, memikrikan itu bukan tempatku telah membuat aku cemburu tapi aku masih bersyukur”

Hae Jung hanya menunduk, Tuan Kim meminta Hae Jung untuk menunggu sebentar, ia minta ini sebagai permintaan terakhirnya.

Tuan Kim pun keluar menyambut Jun Ha yang baru saja tiba. Keduanya saling berpandangan, Tuan Kim lalu menyuruh Jun Ha masuk ke dalam karena Hae Jung telah menunggunya.
Jun Ha merasa bersalah namun Tuan Kim menepuk bahunya untuk meyakinkan keputusannya ini dan ia pun berlalu pergi.

Hae Jung masih menunggu namun sepertinya ia punya firasat tak enak dan berniat menyusul Tuan Kim keluar, namun ia kaget saat berpapasan dengan Jun Ha. Hae Jung tanya dimana Tuan Kim, Jun Ha merasa berat untuk mengatakan yang sebenarnya. Hae Jung bertambah cemas dan segera berlari keluar mencari Tuan Kim.

Ia bingung karena Tuan Kim malah meninggalkannya.
“Ia menelfonku, memintaku untuk menemuimu” ucap Jun Ha
“Aku melakukan hal buruk padanya, aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tak kukatakan”
Jun Ha membantah bahwa itu tak benar
“Kesalahan terbesar adalah membuat dirimu sendiri sedih, Tuan Kim paling membencinya” ucap Jun Ha

Yu Jin mengantar pasiennya berjalan-jalan di luar, ia mengatakan hasil operasi dari pasiennya itu cukup baik, si pasien pun berterima kasih. Yu Jin meminta perawat memeriksa hasil lab besok dan bebaskan si pasien dari biaya.

Young Hoon terlihat berada si stasiun kereta bersama Su Jin, sepertinya ia akan membawa Su Jin tinggal di kampung halamannya. Sementara Yu Jin kembali melakukan kerja panggilan menemui pasiennya di luar. 

Young Hoon bersandar menunggu kereta, Yu Jin terus berjalan melewati anak tangga dan terlihat kelelahan, ia akhirnya sampai dan masuk ke rumah pasiennya. 

Sementara Young Hoon juga masuk ke dalam gerbong kereta, ia memandang ke jendela seakan berat untuk meninggalkan tempat tersebut. Sementara Yu Jin kembali berjalan, ia tahu hari ini Young Hoon akan pergi dan mulai menangisi perpisahan mereka.


“Aku mencintaimu, aku mencintaimu Young Hoon, aku mencintaimu”