Young Hoon
menunggui Su Jin yang tengah menjenguk ayahnya di penjara. Ketika melihat Su
Jin keluar Young Hoon tanya apa ia telah bertemu ayahnya.
Su Jin mengangguk,
“Dia bilang kau telah mengisi petisi, kejahatannya sangat serius jadi itu akan
sulit tapi ia bilang itu akan membantu, terima kasih” ucap Su Jin.
Setelahnya Young
Hoon mengantarkan Su Jin pulang. Su Jin merasa Young Hoon pasti akan menyesali karena
tetap tinggal dengannya. Young Hoon ternyata mengejutkan Su Jin dengan keputusannya untuk kembali ke mapung halamannya setelah urusannya disini selesai.
“Iu adalah desa kecil di tepi laut, aku
tinggal disana dengan ibuku ketika sekolah dasar, aku ingin membuka klinik
kecil disana, itulah impian ibuku dan juga mimpiku sewaktu kecil” ucap Young
Hoon.
Yu Jin menatap foto
Young Hoon yang ada di foto keluarga mereka. Ia lalu teringat ucapan Hae Jung
yang berharap bisa seperti Yu Sun yang akan mempertahankan orang yang ia cintai
tanpa memperdulikan orang lain dan mempertimbangkan hal tersebut.
Ketika sudah
sampai, Young Hoon lalu menyuruh Su Jin agar masuk ke dalam rumahnya. Su Jin
menurut, tiba-tiba Young Hoon kaget saat menoleh ke samping dan Yu Jin sudah
berdiri di sana menunggunya.
Keduanya lalu
bicara di kafe. Yu Jin telah menduga ini akan terjadi, namun ia datang untuk mengatakan sesuatu pada
Young Hoon.
“Sangat sulit menunggu waktu berlalu tanpa melakukan
apappun, aku tak bisa melupakan apapun, apa kau sungguh bisa melupakanku? apa
kau bisa hidup tanpaku? Jika aku menahanmu aku pikir Su Jin akan merasakan
derita yang juga aku rasakan, tapi aku begitu
banyak terluka aku tak bisa berpura-pura kuat agar tak terluka, tak bisakah
kita lari ke suatu tempat? Tak bisakah kita tinggal dimana tak ada orang yang
mengenal kita?” pinta Yu Jin pada Young Hoon.
Young Hoon merasa
Yu Jin tak pernah merasa bahagia karena mencintainya, “Di ingatanku kau selalu
menangis, merasa sedih dan terluka karenaku”
“Meski itu benar,
aku mencintaiku, meski aku harus menangis sepanjang hidupku aku tak bisa
mengubah perasaanku”
Young Hoon tanya
berapa lama waktu yang dibutuhkan Yu Jin untuk melupakan ayahnya, apakah 10
tahun atau 20 atau mungkin tak bisa. Luka itu takkan sembuh, semakin disentuh
itu justru akan semakin menyakitkan.
“Jika kau tak bisa
melupakanku kau tak boleh melupakan hal lain, kau takkan bahagia” ucapnya.
“Jika aku tak
membiarkan kau pergi apa kau takkan bahagia? Begitukah?” tanya Yu Jin. Young
Hoon hanya terdiam tanpa jawaban maka Yu Jin menyimpulkan bahwa ia tak bisa
berkata apa-apa lagi sekarang.
Young Hoon
mengantarkan Yu Jin pulang. Yu Jin mengucapkan selamat tinggal. Young Hoon
meminta Yu Jin menjaga dirinya karena ia akan pergi dari seoul. Yu Jin kaget
namun berusaha tenang, “Jadi ini terakhir kali aku akan melihatmu? Kapan kau
akan pergi? Tidak sekarang kan?”
Young Hoon bilang 3
hari lagi. Yu Jin coba tanya kemana ia akan pergi. Ia lalu sadar pasti lebih
baik jika tak tahu, ia coba tanya apa Young Hoon mau memeluknya untuk yang
terakhir kali.
Young Hoon pun mendekap Yu Jin perlahan kepelukannya dan
memeluknya dengan erat . Yu Jin lalu perlahan melepaskan diri dan berterima
kasih, ia pun segera masuk ke dalam menahan air matanya. Segera setelah Young
Hoon pergi tangis Yu Jin pun tak terbendung lagi.
Su Jin sendiri ternyata terlihat stress setelah dirinya ditinggal Young Hoon. Young Hoon ternyata datang kembali melihat keadaan Su Jin.
Su Jin kaget tak menyangka Young Hoon akan kembali.
“Aku
pikir kau pergi kebaikan., aku akan baik pada ibumu dan juga padamu, aku sungguh
akan baik” ucap Su Jin memohon agar Young Hoon tak pergi meninggalkannya begitu
saja. Young Hoon menghela nafas berat dan menatap keadaan Su Jin itu.
Yu Sun menatap
anak-anak yang bermain di taman sekolah. Yu Sun tampaknya masih berharap bisa
bertemu Pelatih Kim di sekolah lamaa tempat ia mengajar dulu.
Namun Yu Sun lalu
berjalan dengan kecewa. Tiba-tiba teman Pelatih Kim yang mengenali Yu Sun
memanggilnya dan tanya apa ia mengenal pelatih Kim.
“Aku pernah melihatmu
beberapa hari disini, aku tanya ke anak-anak dan mereka bilang kau pacarnya"
Yu
Sun kira perempuan itu hanya sekedar menyapanya saja namun saat ia hendak
berbalik pergi wanita itu memanggilnya lagi namun terlihat ragu untuk
mengatakan sesuatu. Yu Sun dapat menangkap gelagatnya dan menerka jika wanita
itu pasti tahu dimana Pelatih Kim
sekarang.
Yu Jin berjalan tergesa-gesa
masuk ke rumah dan langsung ke kamar menemui Hae Jung dan ibunya. Ia tanya apa
yang terjadi . Hae Jung bilang Yu Sun pergi menyusul Pelatih Kim dan memberikan
surat yang ditinggalkan Yu Sun untuk mereka.
Yu Sun membaca surat tersebut.
"AKu tak tahu sudah berada dimana ketika kalian membaca surat ini, aku harap kalian memaafkanku seperti burung yang melihat dunia untuk pertama kali, aku ingin terbang ke Pelatih Kim. aku tak bisa membohongi diriku lagi, meskiia lari aku harus menemukannya"
Terlihat gambaran Yu Sun terlihat turun dari bis disebuah desa, ia lalu
berjalan menyeret kopernya.
“Seperti itulah
pasti mencintai orang lain, seperti dua tangan menyatu jadi satu, seperti
sanggup untuk melepaskan segalanya namun tak bisa melepaskan segalanya”
Terlihat gambaran
Pelatih Kim tengah bahagia bermain air bersama anak-anak di sungai
“Meski aku terluka
aku ingin bersama, tak masalah aku kalah apa sekarang, aku tak mau melepas
tangannya”
Yu Sun terlihat
berjalan dan bertanya pada seorang kakek.
Pelatih Kim terlihat tekun membaca di
atas batu di depan sekolahnya. Yu Sun pun terlihat muncul tak jauh darinya. Ia
sempat terdiam sejenak saat melihat sosok yang selama ini dicarinya itu
kemudian berjalan kembali hingga Pelatih Kim menoleh dan kaget melihatnya.
Pelatih
Kim berjalan mendekati Yu Sun seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia
pun memanggil Yu Sun.
“Apa kau akan
memintaku pergi lagi?”
“Jangan pergi, aku
mencintaimu” ungkap Pelatih Kim kali ini dan langsung memeluk Yu Sun penuh
rindu.
Tuan Kim tampak
termenung padahal ia sedang menemani Hae Jung memilih baju pengantin. Tak lama
Hae Jung keluar, Tuan Kim mendekat ke Hae Jung dan menatap pemanpilannya.
Keduanya lalu makan
bersama, Tuan Kim mengajak Hae Jung mengunjungi ibunya dan keluarganya minggu ini,
ia juga mengajak keluarga Hae Jung makan siang saat mereka kembali nanti.
Ia
mengaku cukup merasa repot dengan ketergesaan dari pernikahan mereka ini. jika
Hae Jung merasa repot ia menawarkan agar mereka bertunangan saja dulu. Hae Jung
memanggil Tuan Kim. Tuan Kim tanya apa ada yang ingin dikatakan Hae Jung.
Perlahan Hae Jung
coba mengaku bahwa ia menyukai seseorang, “Maaf aku ingin mengatakanmu tapi aku
tak punya keberanian”
“Maksudmu kau tak
bisa menikahiku?” tanya Tuan Kim
Hae Jung mengatakan
tidak, ia berkata ia tetap ingin menikah ia hanya merasa harus mengatakan ini
semua agar tak merasa telah menipunya.
Tuan Kim justru
berharap Hae Jung menipunya saja, “Mungkin lebih baik dibodohi daripada
mendengar hal itu sebelum pernikahan bahwa orang yang aku cintai mencintai pria
lain”
Hae Jung tak punya
alasan lain hanya jika Tuan Kim tak masalah dengan itu maka ia bisa mencobanya,
ia bisa menikah dengan Tuan Kim.
Tuan Kim dengan
kesal kini menolak, menurutnya jika Hae Jung tak mengatakan kebenaran itu ia
bisa menjalaninya seperti orang bodoh, sebegitulah besarnya ia menginginkannya.
“Tapi kini aku tak
bisa melakukannya lagi, aku tak bisa berpura-pura lagi, tapi aku bahagia telah
bertemu denganmu, memikrikan itu bukan tempatku telah membuat aku cemburu tapi
aku masih bersyukur”
Hae Jung hanya
menunduk, Tuan Kim meminta Hae Jung untuk menunggu sebentar, ia minta ini
sebagai permintaan terakhirnya.
Tuan Kim pun keluar
menyambut Jun Ha yang baru saja tiba. Keduanya saling berpandangan, Tuan Kim
lalu menyuruh Jun Ha masuk ke dalam karena Hae Jung telah menunggunya.
Jun Ha merasa
bersalah namun Tuan Kim menepuk bahunya untuk meyakinkan keputusannya ini dan
ia pun berlalu pergi.
Hae Jung masih
menunggu namun sepertinya ia punya firasat tak enak dan berniat menyusul Tuan
Kim keluar, namun ia kaget saat berpapasan dengan Jun Ha. Hae Jung tanya dimana
Tuan Kim, Jun Ha merasa berat untuk mengatakan yang sebenarnya. Hae Jung
bertambah cemas dan segera berlari keluar mencari Tuan Kim.
Ia bingung karena
Tuan Kim malah meninggalkannya.
“Ia menelfonku,
memintaku untuk menemuimu” ucap Jun Ha
“Aku melakukan hal
buruk padanya, aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tak kukatakan”
Jun Ha membantah
bahwa itu tak benar
“Kesalahan terbesar
adalah membuat dirimu sendiri sedih, Tuan Kim paling membencinya” ucap Jun Ha
Yu Jin mengantar pasiennya
berjalan-jalan di luar, ia mengatakan hasil operasi dari pasiennya itu cukup baik,
si pasien pun berterima kasih. Yu Jin meminta perawat memeriksa hasil lab besok
dan bebaskan si pasien dari biaya.
Young Hoon terlihat
berada si stasiun kereta bersama Su Jin, sepertinya ia akan membawa Su Jin
tinggal di kampung halamannya. Sementara Yu Jin kembali melakukan kerja panggilan
menemui pasiennya di luar.
Young Hoon bersandar menunggu kereta, Yu Jin terus
berjalan melewati anak tangga dan terlihat kelelahan, ia akhirnya sampai dan
masuk ke rumah pasiennya.
Sementara Young Hoon juga masuk ke dalam gerbong
kereta, ia memandang ke jendela seakan berat untuk meninggalkan tempat
tersebut. Sementara Yu Jin kembali berjalan, ia tahu hari ini Young Hoon akan
pergi dan mulai menangisi perpisahan mereka.
“Aku mencintaimu,
aku mencintaimu Young Hoon, aku mencintaimu”