>> Eps sebelumnya Four
Sister Eps 17
Jun
Ha datang pagi-pagi hanya untuk meminta agar Hae Jung tak menikah dengan Tuan
Kim. Jun Ha berhasil membuat Hae Jung tertegun.
Hae Jung merasa Jun Ha khawatir karena keputusannya menikah dengan Tuan Kim lantaran ia terpaksa, namun Jun Ha langsung menghentikan anggapan Hae Jung.
“Bukan itu alasanku memintamu
tak menikahi Tuan Kim aku tak mau kau menikah bukan karena aku tak suka kau
dengan Tuan Kim, aku tak ingin kau menikahi siapapun”
ia sadar apa yang dilakukannya
itu terlihat gegabah, tapi ia akhirnya sadar bahwa cinta bukanlah mesti sesuatu hal yang tidak terduga.
"Seperti terkena gerimis kau mulai basah sedikit demi
sedikit sampai akhirnya kau basah kuyup seperti itu juga cinta, aku
mencintaimu” ucap Jun Ha mengungkapkan perasaannya.
Hae Jung terkejut, ia
bingung untuk menjawab. Jun Ha tak meminta Hae Jung menjawabnya sekarang karena
ia sendiri takut jika Hae Jung menolaknya maka ia pun memberi waktu untuk
memikirkannya terlebih dahulu.
Hae
Jung kembali ke kamar dengan perasaan campur aduk, ia seperti tak menyangka
jika Jun Ha bakal mengungkapkan perasaan padanya. Sementara Jun Ha di kantor juga
terlihat tak kalah galau dengan Hae Jung.
Yu Jin bilang ke Bong pal jika dia bersedia menjalankan tugasnya tapi Direkturnya harus Dr.
Yun.
“Dia
teman sekelas ayah apa kau mengenalnya?” tanya Yu Jin sambil sibuk dengan
tugasnya. Bong Pal mengiyakan, “2 atau 3 tahun dan kau bisa jadi Direktur dan
aku penasehatnya” ucapnya bangga.
Yu Jin lalu menyerahkan dokumen ke Bong Pal dan bersiap pergi. Bong
Pal tanya apa yang dilakukannya, Yu Jin bilang ia melakukan panggilan rumah,
“Kau mendapatkan rumah sakit kembali jadi mengapa melakukan itu?” tanya Bong
Pal heran. Yu Jin hanya tersenyum, Bong pal tanya bagaimana dengan rumah sakit
mereka.
Yu Jin bilang ia akan ke rumah pasien di siang hari dan sore hari di
rumah sakit.
Bong Pal jadi khawatir Yu Jin akan sakit jika begitu, Yu Jin
tersenyum dan berjanji akan melakukan yang terbaik, ia minta Bong Pal
merahasiakan dulu hal ini pada yang lain agar tak khawatir. Bong pal jadi
teringat pada sosok Dokter Jung dan merasa merindukannya.
Yu
Jin memanggil pasiennya dari luar, nenek pemilik rumah keluar dan tak
menyangka Yu Jin masih mau datang, Yu Jin bercanda pura-pura akan pulang kalau
begitu, si nenek tertawa dan menarik Yu Jin masuk ke dalam.
Hae
Jung terlihat gelisah, ia membuka telfonnya namun bingung harus bagaimana.
Tiba-tiba Hwa Mi datang dan memberinya sebuah surat. Hae Jung membaca surat
yang mengingatkannya akan kencannya sore nanti, tak lupa Tuan Kim juga mengirimkan
makan siang untuknya. Tuan Kim juga mengajak Hae Jung melihat-lihat rumah
nanti.
Hwa
Mi merasa tak nyaman melihat perlakuan Tuan Kim, ia tanya apa Hae Jung yakin
akan bersama dengan pria yang lebih tua darinya itu, ia merasa Tuan Kim hanya memiliki uang yang bisa diandalakan.
“Bukankah
kau punya beberapa kue?” Hae Jung berniat meminta kue miliknya.
Hwa
Mi menolak ia berkata akan makan semua kue itu sepanjang hari dan langsung
pergi. Hae Jung mendesah karena kini ia semakin bingung.
Pegawai
Jun Ha mengatakan mereka akan menggunakan model alat tersebut di 7 ribu lokasi. “Kau menekankan warnanya
pada merk, apakah ini idemu Shin Hee?" tanya Jun Ha, Shin Hee pun mengiyakan.
Pegawai itu hendak
menunjukkan Jun Ha cara penggunaan mesin tersebut namun Ast. Yun langsung
mengajukan diri untuk melakukannya namun ia tidak berhasil melakukannya hingga
akhirnya mesin itu rusak, Ast. Yun panik ia bilang sudah melakukannya dengan
lembut, Shin Hee dan Jun Ha malas melihatnya dan memilih pergi.
Si
pegawai bilang Ast. Yun harus menandai pilihannya dulu agar mesin bisa membacanya. Ast.
Yun pura-pura mengerti arti Marking (menandai) ia lalu mendekat ke mesin dan
bilang marking.
Si pegawai merasa kesal dan mengambil kertas undian tersebut,
Ast. Yun pun berusaha meminta si pegawai untuk membujuk Jun Ha agar percaya bahwa ia tak
merusak mesinnya.
Jun
Ha terlihat tak konsentrasi bekerja padahal ada Ast. Yun dan Shin Hee yang
sedari tadi berada disana dan akhirnya merasakan keadaan itu.
Ast.
Yun tak sabar ia minta Jun Ha cerita apa itu karena kafe olah raga atau karena
tanggal pembukaan undian, “Jika tidak apa kau punya gangguan pencernaan?perlu
bantuan?” tanya Shin Hee melihat Jun Ha hanya diam.
“Ah
aku tau melihat kau tak bisa menjawab kau pasti bertengkar dengan wanita, dasar
playboy” tambah Ast. Yun
“Aku
pikir juga begitu” ucap Jun Ha sontak Ast. Yun dan Shin Hee terkejut. Ast. Yun
langsung mendekat dengan gesit, ia tanya apa ada
wanita lain selain si dokter (Yu Jin)
“Aku
tak meyangka hatiku bisa berubah, aku merasa seperti telah melakukan kesalahan” ungkap Jun Ha.
Ast.
Yun mendesah tak percaya Jun ha begitu bodoh, “Perasaan bisa berubah dan itu
bukan kejahatan, itulah cinta. Orang pikir hanya cinta terakhir yang cinta
sejati itu tak benar, tentu saja mengapa hati berubah sangat penting seperti
apakah itu karena uang atau kekuasaan” Shin Hee tampak serius mendengarkan Ast.
Yun
“Meskipun
begitu kau tak bisa bilang ini kejahatan, kenapa? Beberapa orang cinta uang
beberapa cinta kekuasaan” tambahnya, ia terlihat stress karena Jun Ha tak tahu apa-apa tentang itu.
Jun
Ha memutuskan untuk keluar sejenak dan menyuruh mereka beristirahat. Ast. Yun
terlihat membanggakan dirinya di depan Shin Hee jika ia selalu mengajari Jun ha
tentang cinta. Shin Hee malas mendengarnya dan menyuruhnya segera menyelesaikan
pekerjaan.
Jun
Ha tepat datang pada saat Hae Jung keluar dan menyambutnya, keduanya lalu
bicara berdua. Jun Ha senang karena Hae Jung tak menghindarinya, “Jujur aku
merasa bersalah sepanjang hari memikirkan apa aku tak seharusnya mengatakan itu
takut kau tak mau lagi melihatku. Kau mempercayaiku seperti teman jadi mungkin
kau akan bilang kau kecewa” ucapnya.
Hae
Jung minta maaf ia tak punya waktu banyak karena harus menemui Tuan Kim.
Jun
Ha jadi dapat menyimpulkan jawaban Hae Jung, “Jangan merasa bersalah padaku,
aku khawatir aku pikir kau akan...."
Hae
Jung bilang perasaan Jun ha padanya pasti hanya karena rasa kasihan bukan cinta, suatu saat ia pasti akan menyesali pengakuannya itu. Jun Ha menegaskan bahwa itu tidak benar karena ia benar
mencintai Hae Jung.
Hati Hae Jung seakan bergetar mendengar pengakuan cinta itu lagi namun ia mengatakan jika ia berhutang pada Tuan kim ia tak bisa
melupakan hal itu begitu saja seakan tak pernah terjadi, Hae Jung pun memilih
pergi meninggalkan Jun Ha yang tampak merasa terpukul akan penolakan ini dan
terdiam cukup lama disana.
Yu
Sun berlari tergesa-gesa ke rumah Pelatih Kim, berkali-kali ia memanggil namun
tak juga dapat jawaban.
Tetangga
Pelatih Kim keluar dan memberitahu jika Pelatih Kim telah pindah beberapa hari
yang lalu. Ia juga tak tahu kemana Pelatih Kim pindah dan minta Yu Sun berhenti
berteriak lagi karena akan mengganggunya.
Yu
Sun mencari Pelatih Kim ke sekolah dan kampus namun tak ada informasi yang ia
dapat tentang keberadaan Pelatih Kim. Bahkan pegawai kampus juga tak tahu
menahu.
Yu Sun berkata jika pelatih Kim punya ibu yang tinggal di desa, ia
memohon agar diberikan nomor telfon si ibu, ia menangis memohon meminta
informasi yang mereka punya tentangkeberadaan Pelatih Kim.
Sementara
itu pelatih Kim tampak bermain bola voli bersama anak-anak. Ia tampak bahagia
bersama murid-murid barunya itu. seusai pertandingan Pelatih Kim
membagi-bagikan minuman yang ada di kotak pendingin pada anak-anak.
Minuman itu
sendiri adalah susu strawberi kotak yang membuat Pelatih Kim jadi ingat pada Yu
Sun.
Tae
Suhk mencoba mencari Yu Mi ke rumahnya. Nyonya Jung yang baru pulang belanjalah
yang memergoki Tae Suhk. Tae Suhk lalu bicara dengan Nyonya Jung.
Nyonya Jung
mengatakan Yu Mi telah kembali pada mertuanya beberapa hari yang lalu. “Aku tak
mau mengatakan ini tapi ia ingin menata hidupnya kembali jadi aku harap kau tak
menghalanginya”
“Apa
itu keputusan Yu Mi?” tanya Tae Suhk . Nyonya Jung menegaskan bahwa itu
keinginan Yu Mi sendiri dan ia telah melakukan hal yang baik. “Jika kau terus
melakukan ini hanya akan menyusahkan Yu Mi, jika memantuku mengetahuinya
kamilah yang harus menanggungnya, aku harap kau tak pernah datang ke rumah ini
lagi” pintanya.
Tae
Suhk menunduk kecewa, namun ia tampaknya benar-benar ingin melihat itu sendiri
dengan menunggu Yu Mi di depan rumah Jae Yeon.
Tae
Suhk akhirnya melihat Yu Mi dan Jae Yeon pulang bersama.
Tae Suhk kembali ke
kantornya dengan lesu. Jong Shik yang melihat Tae Suhk masuk langsung tanya apa
ia berhasil bertemu dengan Yu Mi. “Jangan bilang padaku dia kembali pada
suaminya?” selidik Jong Shik.
Tae Suhk hanya diam Jong Shik pun menghela nafas,
ia pikir Yu Mi telah berubah namun ternyata tidak. Tae
Suhk merasa Yu Mi tak mungkin melakukan itu.
“Apa maksudmu? Itu sudah jelas” Jong Shik merasa Jae Yeon pasti akan balas dendam pada mereka. Tae Suhk tak paham
“Suh
Jae Yeon direktur dari perusahaan Mira gup, keluargaku memiliki ikatan ke IRS,
jika mereka mau mencaritahu mereka bisa menemukan jika ia bersalah akan
sesuatu”
“jangan
bercanda” ucap Tae Suhk
“Apa
maksudmu?kenapa kau harus selalu menjadi korban? Kenapa kau selalu mendapatkan
anak panah dari Yu Mi dan suaminya?”
“Aku
bilang hentikan!” teriak Tae Suhk, hingga membuat Jong Shik langsung terdiam.
Tuan
Kim pun mengajak Hae Jung pergi melihat rumah. Ia tanya apa Hae Jung
menyukainya, Hae Jung mengiyakan. Tuan Kim mengaku jika sebenarnya ia sudah
membeli rumah itu, Hae Jung merasa kaget.
Tuan Kim beralasan merasa bersalah karena tak menanyakan hal itu ke Hae Jung
sehingga ia ingin mendengar apa Hae Jung menyukainya.
“Jika aku katakan dari
awal kalau aku telah membelinya maka kau pasti tak bisa menjawab jujur” ucapnya.
Hae
Jung membuka jendela yang terpampang lebar. Tuan Kim merasa Hae Jung lebih
pendiam hari ini. “Aku tahu kau selalu diam tapi tolonglah bicara”
“Apa
kau pernah mengakui cintamu pada seseorang?” tanya Hae Jung
“Mengaku?
Tentu saja aku mengatakannya padamu” jawab Tuan Kim bingung.
“Maksudmu
lamaran?” tanya Hae Jung.
“Tak
ada yang melamar pada orang yang ia tak sukai”
“Lalu
haruskah aku melakukannya? Haruskah?” tanya Tuan Kim
“Jika
boleh aku ingin mendengar kau mengatakan kau mencintaiku” pinta Hae Jung
“Aku
hanya ingin tahu bagaimana rasanya padaku, jika ini terlalu berlebihan maka......”
“Aku
mencintaimu, aku sungguh mencintaimu” ungkap Tuan Kim. Hae Jung hanya tersenyum lalu
ia berbalik kembali menatap jendela namun tampak ia merasa perasaannya berbeda jauh saat Jun Ha yang mengucapkannya. Sementara
Tuan Kim tetap berdiri di dekat jendela menemani Hae Jung.
Setelahnya
Tuan Kim pergi menemui Jun Ha di Bar, Jun Ha berdiri memberi salam ketika Tuan
Kim tiba. Keduanya lalu membicarakan Hae Jung.
Tuan Kim tanya apa Jun Ha
menemui Hae Jung hari ini yang diiyakan oleh Jun Ha, namun ia minta Tuan Kim
tak perlu khawatir karena ia sendiri telah ditolak oleh Hae Jung. “Aku mengaku
padanya kalau aku menyukainya dan memintanya agar tak menikah denganmu, maafkan
aku aku memang br*ngsek” aku Jun Ha.
Ia minta agar Tuan Kim dapat membahagiakan
Hae Jung, “Dia sangat baik hati, dia mungkin tak tahu apa yang bisa membuatnya bahagia,
tolong buat ia bahagia, maka aku pikir aku bisa dengan tulus berterima kasih
padamu” ucap Jun Ha lalu meneguk minumannya.
Tuan Kim menatap wajah Jun Ha yang terlihat benar-benar tulus
mengikhlaskan Hae Jung dan ikut meneguk minumannya.
Hae
Jung juga minum berdua dengan Yu Jin. Yu Jin khawatir melihat Hae Jung menambah
minumannya lagi, Hae Jung meyakinkan jika ia baik-baik saja.
Yu Jin tanya
kenapa Hae Jung terlihat begitu sedih, Hae Jung menyangkal, ia lalu mengeluh
rasa minumannya yang pahit dan heran kenapa banyak orang yang meminumnya.
Hae
Jung lalu bercerita jika ia pergi melihat rumah bersama Tuan Kim, “Itu adalah
rumah yang indah, ada banyak pohon di halaman dan banyak ruang untuk menanam
sayur dan bunga, dia mencintaiku dan amat peduli padaku, aku sungguh berterima
kasih padanya”
“Ini
belum terlambat, katakan padanya apa yang kau rasakan sesungguhnya, jangan
sampai hatimu sakit hanya karena tak ingin merusak ini” ucap Yu Jin memberi
saran, ia juga menentang Hae Jung menikahi Tuan Kim.
Hae
Jung bilang seseorang juga mengatakan hal yang sama padanya (Jun Ha), aku iri
pada Yu Sun, aku harap aku bisa seperti dia, aku ingin mempertahankan orang
yang aku cintai tanpa memikirkan orang lain”
namun Hae Jung hanya bisa menunduk
dan meneguk kembali minumannya.
Keduanya berjalan pulang, Hae Jung tanya apa
wajahnya masih merah, Yu Jin bilang sedikit tapi sudah lebih baik. Hae Jung
merasa ibu pasti khawatir karena mereka pulang larut. “Itu lebih baik daripada melihat kau mabuk”
ucap Yu Jin, Hae Jung tersenyum membenarkan. “Ada apa denganku, berpura-pura
mabuk denganmu”
Yu
Jin tanya apa Jun Ha yang memintanya untuk tak menikah, Hae Jung membenarkan,
Yu Jin tanya apa jawaban Hae Jung.
“Aku
tak bisa melakukananya, aku harus menikah dengan Tuan Kim”
“Apa
itu yang sungguh kau rasakan?” tanya Yu Jin hati-hati.
Hae
Jung terdiam sebentar, “Yu Jin, aku menyukai Jun Ha tapi aku tak bisa melukai
Tuan Kim , aku bermaksud mengatakannya tapi aku tak bisa, ia lah yang menolong
kita ketika kita hidup susah, jadi bagaimana aku bisa mengatakan padanya jika
aku menyukai orang lain sekarang? Aku tak bisa melakukannya”
Yu
Jin merasa apa yang Hae Jung lakukan ini hanya akan menyakiti Tuan Kim
dikemudian hari. “Hidup selamanya dengan wanita yang mencintai pria lain itu
sangat kejam”
“Aku
bisa mencobanya, aku akan melakukan yang terbaik yang aku bisa”
“Lalu
bagaimana dengan Jun Ha? Bagaimana dengan Jun Ha yang ada dihatimu?”
Hae
Jung sendiri bingung memikirkannya, “Jujur saja aku ingin bersama Jun Ha, jika
saja aku tak harus memikirkan hal lainnya, dan aku bisa melakukan apa yang
hatiku katakan padaku aku tak ingin membiarkan Jun Ha pergi”
Hae Jung bingung
apa yang sedang terjadi padanya, ia sadar apa yang dilakukannya ini salah tapi
hatinya masih merasa sakit. “Jika bisa aku ingin bahagia, aku ingin bersama
dengan Jun Ha”
Yu
Jin hanya mampu terdiam mendengar curahan isi hati hae Jung dan memberinya
senyuman kecil.