SINOPSIS

Friday, 27 February 2015

Four Sister Eps 18 Part 1

              >> Eps sebelumnya Four Sister Eps 17

Jun Ha datang pagi-pagi hanya untuk meminta agar Hae Jung tak menikah dengan Tuan Kim. Jun Ha berhasil membuat Hae Jung tertegun.
Hae Jung merasa Jun Ha khawatir karena keputusannya menikah dengan Tuan Kim lantaran ia terpaksa, namun Jun Ha langsung menghentikan anggapan Hae Jung.

“Bukan itu alasanku memintamu tak menikahi Tuan Kim aku tak mau kau menikah bukan karena aku tak suka kau dengan Tuan Kim, aku tak ingin kau menikahi siapapun” 
ia sadar apa yang dilakukannya itu terlihat gegabah, tapi ia akhirnya sadar bahwa cinta bukanlah mesti sesuatu hal yang tidak terduga. 

"Seperti terkena gerimis kau mulai basah sedikit demi sedikit sampai akhirnya kau basah kuyup seperti itu juga cinta, aku mencintaimu” ucap Jun Ha mengungkapkan perasaannya. 

Hae Jung terkejut, ia bingung untuk menjawab. Jun Ha tak meminta Hae Jung menjawabnya sekarang karena ia sendiri takut jika Hae Jung menolaknya maka ia pun memberi waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu.

Hae Jung kembali ke kamar dengan perasaan campur aduk, ia seperti tak menyangka jika Jun Ha bakal mengungkapkan perasaan padanya. Sementara Jun Ha di kantor juga terlihat tak kalah galau dengan Hae Jung.

Yu Jin bilang ke Bong pal jika  dia bersedia menjalankan tugasnya tapi Direkturnya harus Dr. Yun.
“Dia teman sekelas ayah apa kau mengenalnya?” tanya Yu Jin sambil sibuk dengan tugasnya. Bong Pal mengiyakan, “2 atau 3 tahun dan kau bisa jadi Direktur dan aku penasehatnya” ucapnya bangga.

Yu Jin lalu menyerahkan dokumen ke Bong Pal dan bersiap pergi. Bong Pal tanya apa yang dilakukannya, Yu Jin bilang ia melakukan panggilan rumah, 
“Kau mendapatkan rumah sakit kembali jadi mengapa melakukan itu?” tanya Bong Pal heran. Yu Jin hanya tersenyum, Bong pal tanya bagaimana dengan rumah sakit mereka. 
Yu Jin bilang ia akan ke rumah pasien di siang hari dan sore hari di rumah sakit. 

Bong Pal jadi khawatir Yu Jin akan sakit jika begitu, Yu Jin tersenyum dan berjanji akan melakukan yang terbaik, ia minta Bong Pal merahasiakan dulu hal ini pada yang lain agar tak khawatir. Bong pal jadi teringat pada sosok Dokter Jung dan merasa merindukannya.

Yu Jin memanggil pasiennya dari luar, nenek pemilik rumah keluar dan tak menyangka Yu Jin masih mau datang, Yu Jin bercanda pura-pura akan pulang kalau begitu, si nenek tertawa dan menarik Yu Jin masuk ke dalam.

Hae Jung terlihat gelisah, ia membuka telfonnya namun bingung harus bagaimana. Tiba-tiba Hwa Mi datang dan memberinya sebuah surat. Hae Jung membaca surat yang mengingatkannya akan kencannya sore nanti, tak lupa Tuan Kim juga mengirimkan makan siang untuknya. Tuan Kim juga mengajak Hae Jung melihat-lihat rumah nanti.

Hwa Mi merasa tak nyaman melihat perlakuan Tuan Kim, ia tanya apa Hae Jung yakin akan bersama dengan pria yang lebih tua darinya itu, ia merasa Tuan Kim hanya memiliki uang yang bisa diandalakan.

“Bukankah kau punya beberapa kue?” Hae Jung berniat meminta kue miliknya.
Hwa Mi menolak ia berkata akan makan semua kue itu sepanjang hari dan langsung pergi. Hae Jung mendesah karena kini ia semakin bingung.

Pegawai Jun Ha mengatakan mereka akan menggunakan model alat tersebut  di 7 ribu lokasi. “Kau menekankan warnanya pada merk, apakah ini idemu Shin Hee?" tanya Jun Ha, Shin Hee pun mengiyakan. 

Pegawai itu hendak menunjukkan Jun Ha cara penggunaan mesin tersebut namun Ast. Yun langsung mengajukan diri untuk melakukannya namun ia tidak berhasil melakukannya hingga akhirnya mesin itu rusak, Ast. Yun panik ia bilang sudah melakukannya dengan lembut,  Shin Hee dan Jun Ha malas melihatnya dan memilih pergi.

Si pegawai bilang Ast. Yun harus menandai pilihannya dulu agar mesin bisa membacanya. Ast. Yun pura-pura mengerti arti Marking (menandai) ia lalu mendekat ke mesin dan bilang marking. 
Si pegawai merasa kesal dan mengambil kertas undian tersebut, Ast. Yun pun berusaha meminta si pegawai untuk membujuk Jun Ha agar percaya bahwa ia tak merusak mesinnya.

Jun Ha terlihat tak konsentrasi bekerja padahal ada Ast. Yun dan Shin Hee yang sedari tadi berada disana dan akhirnya merasakan keadaan itu.
Ast. Yun tak sabar ia minta Jun Ha cerita apa itu karena kafe olah raga atau karena tanggal pembukaan undian, “Jika tidak apa kau punya gangguan pencernaan?perlu bantuan?” tanya Shin Hee melihat Jun Ha hanya diam.

“Ah aku tau melihat kau tak bisa menjawab kau pasti bertengkar dengan wanita, dasar playboy”  tambah Ast. Yun
“Aku pikir juga begitu” ucap Jun Ha sontak Ast. Yun dan Shin Hee terkejut. Ast. Yun langsung mendekat dengan gesit,  ia tanya apa ada wanita lain selain si dokter (Yu Jin)

“Aku tak meyangka hatiku bisa berubah, aku merasa seperti telah melakukan kesalahan” ungkap Jun Ha.
Ast. Yun mendesah tak percaya Jun ha begitu bodoh, “Perasaan bisa berubah dan itu bukan kejahatan, itulah cinta. Orang pikir hanya cinta terakhir yang cinta sejati itu tak benar, tentu saja mengapa hati berubah sangat penting seperti apakah itu karena uang atau kekuasaan” Shin Hee tampak serius mendengarkan Ast. Yun

“Meskipun begitu kau tak bisa bilang ini kejahatan, kenapa? Beberapa orang cinta uang beberapa cinta kekuasaan” tambahnya, ia terlihat stress karena Jun Ha tak tahu apa-apa tentang itu.

Jun Ha memutuskan untuk keluar sejenak dan menyuruh mereka beristirahat. Ast. Yun terlihat membanggakan dirinya di depan Shin Hee jika ia selalu mengajari Jun ha tentang cinta. Shin Hee malas mendengarnya dan menyuruhnya segera menyelesaikan pekerjaan.

Jun Ha tepat datang pada saat Hae Jung keluar dan menyambutnya, keduanya lalu bicara berdua. Jun Ha senang karena Hae Jung tak menghindarinya, “Jujur aku merasa bersalah sepanjang hari memikirkan apa aku tak seharusnya mengatakan itu takut kau tak mau lagi melihatku. Kau mempercayaiku seperti teman jadi mungkin kau akan bilang kau kecewa” ucapnya.

Hae Jung minta maaf ia tak punya waktu banyak karena harus menemui Tuan Kim.
Jun Ha jadi dapat menyimpulkan jawaban Hae Jung, “Jangan merasa bersalah padaku, aku khawatir aku pikir kau akan...."



Hae Jung bilang perasaan Jun ha padanya pasti hanya karena rasa kasihan bukan cinta, suatu saat ia pasti akan menyesali pengakuannya itu.  Jun Ha menegaskan bahwa itu tidak benar karena ia benar mencintai Hae Jung.

Hati Hae Jung seakan bergetar mendengar pengakuan cinta itu lagi namun ia mengatakan jika ia berhutang pada Tuan kim ia tak bisa melupakan hal itu begitu saja seakan tak pernah terjadi, Hae Jung pun memilih pergi meninggalkan Jun Ha yang tampak merasa terpukul akan penolakan ini dan terdiam cukup lama disana.

Yu Sun berlari tergesa-gesa ke rumah Pelatih Kim, berkali-kali ia memanggil namun tak juga dapat jawaban.
Tetangga Pelatih Kim keluar dan memberitahu jika Pelatih Kim telah pindah beberapa hari yang lalu. Ia juga tak tahu kemana Pelatih Kim pindah dan minta Yu Sun berhenti berteriak lagi karena akan mengganggunya.

Yu Sun mencari Pelatih Kim ke sekolah dan kampus namun tak ada informasi yang ia dapat tentang keberadaan Pelatih Kim. Bahkan pegawai kampus juga tak tahu menahu. 
Yu Sun berkata jika pelatih Kim punya ibu yang tinggal di desa, ia memohon agar diberikan nomor telfon si ibu, ia menangis memohon meminta informasi yang mereka punya tentangkeberadaan Pelatih Kim.

Sementara itu pelatih Kim tampak bermain bola voli bersama anak-anak. Ia tampak bahagia bersama murid-murid barunya itu. seusai pertandingan Pelatih Kim membagi-bagikan minuman yang ada di kotak pendingin pada anak-anak. 
Minuman itu sendiri adalah susu strawberi kotak yang membuat Pelatih Kim jadi ingat pada Yu Sun.

Tae Suhk mencoba mencari Yu Mi ke rumahnya. Nyonya Jung yang baru pulang belanjalah yang memergoki Tae Suhk. Tae Suhk lalu bicara dengan Nyonya Jung. 

Nyonya Jung mengatakan Yu Mi telah kembali pada mertuanya beberapa hari yang lalu. “Aku tak mau mengatakan ini tapi ia ingin menata hidupnya kembali jadi aku harap kau tak menghalanginya”

“Apa itu keputusan Yu Mi?” tanya Tae Suhk . Nyonya Jung menegaskan bahwa itu keinginan Yu Mi sendiri dan ia telah melakukan hal yang baik. “Jika kau terus melakukan ini hanya akan menyusahkan Yu Mi, jika memantuku mengetahuinya kamilah yang harus menanggungnya, aku harap kau tak pernah datang ke rumah ini lagi” pintanya.

Tae Suhk menunduk kecewa, namun ia tampaknya benar-benar ingin melihat itu sendiri dengan menunggu Yu Mi di depan rumah Jae Yeon.
Tae Suhk akhirnya melihat Yu Mi dan Jae Yeon pulang bersama. 

Tae Suhk kembali ke kantornya dengan lesu. Jong Shik yang melihat Tae Suhk masuk langsung tanya apa ia berhasil bertemu dengan Yu Mi. “Jangan bilang padaku dia kembali pada suaminya?” selidik Jong Shik. 

Tae Suhk hanya diam Jong Shik pun menghela nafas, ia pikir Yu Mi telah berubah namun ternyata tidak. Tae Suhk merasa Yu Mi tak mungkin melakukan itu. 

“Apa maksudmu? Itu sudah jelas” Jong Shik merasa Jae Yeon pasti akan balas dendam pada mereka. Tae Suhk tak paham
“Suh Jae Yeon direktur dari perusahaan Mira gup, keluargaku memiliki ikatan ke IRS, jika mereka mau mencaritahu mereka bisa menemukan jika ia bersalah akan sesuatu”
“jangan bercanda” ucap Tae Suhk 

“Apa maksudmu?kenapa kau harus selalu menjadi korban? Kenapa kau selalu mendapatkan anak panah dari Yu Mi dan suaminya?”
“Aku bilang hentikan!” teriak Tae Suhk, hingga membuat Jong Shik langsung terdiam.

Tuan Kim pun mengajak Hae Jung pergi melihat rumah. Ia tanya apa Hae Jung menyukainya, Hae Jung mengiyakan. Tuan Kim mengaku jika sebenarnya ia sudah membeli rumah itu, Hae Jung merasa kaget. 
Tuan Kim beralasan merasa bersalah karena tak menanyakan hal itu ke Hae Jung sehingga ia ingin mendengar apa Hae Jung menyukainya. 
 “Jika aku katakan dari awal kalau aku telah membelinya maka kau pasti tak bisa menjawab jujur” ucapnya.

Hae Jung membuka jendela yang terpampang lebar. Tuan Kim merasa Hae Jung lebih pendiam hari ini. “Aku tahu kau selalu diam tapi tolonglah bicara”
“Apa kau pernah mengakui cintamu pada seseorang?” tanya Hae Jung
“Mengaku? Tentu saja aku mengatakannya padamu” jawab Tuan Kim bingung.
“Maksudmu lamaran?” tanya Hae Jung.
“Tak ada yang melamar pada orang yang ia tak sukai”
“itu benar, tapi itu tetap lamaran, aku rasa mengutarakan cinta akan berbeda”

“Lalu haruskah aku melakukannya? Haruskah?” tanya Tuan Kim
“Jika boleh aku ingin mendengar kau mengatakan kau mencintaiku” pinta Hae Jung
“Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya padaku, jika ini terlalu berlebihan maka......”
“Aku mencintaimu, aku sungguh mencintaimu” ungkap Tuan Kim. Hae Jung hanya tersenyum lalu ia berbalik kembali menatap jendela namun tampak ia merasa  perasaannya berbeda jauh saat Jun Ha yang mengucapkannya. Sementara Tuan Kim tetap berdiri di dekat jendela menemani Hae Jung.

Setelahnya Tuan Kim pergi menemui Jun Ha di Bar, Jun Ha berdiri memberi salam ketika Tuan Kim tiba. Keduanya lalu membicarakan Hae Jung. 
Tuan Kim tanya apa Jun Ha menemui Hae Jung hari ini yang diiyakan oleh Jun Ha, namun ia minta Tuan Kim tak perlu khawatir karena ia sendiri telah ditolak oleh Hae Jung. “Aku mengaku padanya kalau aku menyukainya dan memintanya agar tak menikah denganmu, maafkan aku aku memang br*ngsek” aku Jun Ha. 
Ia minta agar Tuan Kim dapat membahagiakan Hae Jung, “Dia sangat baik hati, dia mungkin tak tahu apa yang bisa membuatnya bahagia, tolong buat ia bahagia, maka aku pikir aku bisa dengan tulus berterima kasih padamu” ucap Jun Ha lalu meneguk minumannya.  

Tuan Kim menatap wajah Jun Ha yang terlihat benar-benar tulus mengikhlaskan Hae Jung dan ikut meneguk minumannya.

Hae Jung juga minum berdua dengan Yu Jin. Yu Jin khawatir melihat Hae Jung menambah minumannya lagi, Hae Jung meyakinkan jika ia baik-baik saja. 
Yu Jin tanya kenapa Hae Jung terlihat begitu sedih, Hae Jung menyangkal, ia lalu mengeluh rasa minumannya yang pahit dan heran kenapa banyak orang yang meminumnya. 

Hae Jung lalu bercerita jika ia pergi melihat rumah bersama Tuan Kim, “Itu adalah rumah yang indah, ada banyak pohon di halaman dan banyak ruang untuk menanam sayur dan bunga, dia mencintaiku dan amat peduli padaku, aku sungguh berterima kasih padanya”
“Ini belum terlambat, katakan padanya apa yang kau rasakan sesungguhnya, jangan sampai hatimu sakit hanya karena tak ingin merusak ini” ucap Yu Jin memberi saran, ia juga menentang Hae Jung menikahi Tuan Kim.

Hae Jung bilang seseorang juga mengatakan hal yang sama padanya (Jun Ha), aku iri pada Yu Sun, aku harap aku bisa seperti dia, aku ingin mempertahankan orang yang aku cintai tanpa memikirkan orang lain” 
namun Hae Jung hanya bisa menunduk dan meneguk kembali minumannya. 

Keduanya berjalan pulang, Hae Jung tanya apa wajahnya masih merah, Yu Jin bilang sedikit tapi sudah lebih baik. Hae Jung merasa ibu pasti khawatir karena mereka pulang larut.  “Itu lebih baik daripada melihat kau mabuk” ucap Yu Jin, Hae Jung tersenyum membenarkan. “Ada apa denganku, berpura-pura mabuk denganmu”

Yu Jin tanya apa Jun Ha yang memintanya untuk tak menikah, Hae Jung membenarkan, Yu Jin tanya apa jawaban Hae Jung.
“Aku tak bisa melakukananya, aku harus menikah dengan Tuan Kim”
“Apa itu yang sungguh kau rasakan?” tanya Yu Jin hati-hati.

Hae Jung terdiam sebentar, “Yu Jin, aku menyukai Jun Ha tapi aku tak bisa melukai Tuan Kim , aku bermaksud mengatakannya tapi aku tak bisa, ia lah yang menolong kita ketika kita hidup susah, jadi bagaimana aku bisa mengatakan padanya jika aku menyukai orang lain sekarang? Aku tak bisa melakukannya”

Yu Jin merasa apa yang Hae Jung lakukan ini hanya akan menyakiti Tuan Kim dikemudian hari. “Hidup selamanya dengan wanita yang mencintai pria lain itu sangat kejam”
“Aku bisa mencobanya, aku akan melakukan yang terbaik yang aku bisa”
“Lalu bagaimana dengan Jun Ha? Bagaimana dengan Jun Ha yang ada dihatimu?”
Hae Jung sendiri bingung memikirkannya, “Jujur saja aku ingin bersama Jun Ha, jika saja aku tak harus memikirkan hal lainnya, dan aku bisa melakukan apa yang hatiku katakan padaku aku tak ingin membiarkan Jun Ha pergi” 

Hae Jung bingung apa yang sedang terjadi padanya, ia sadar apa yang dilakukannya ini salah tapi hatinya masih merasa sakit. “Jika bisa aku ingin bahagia, aku ingin bersama dengan Jun Ha”
Yu Jin hanya mampu terdiam mendengar curahan isi hati hae Jung dan memberinya senyuman kecil.