Sinopsis
Fermentation Family Eps 1 Part 1
Adegan
dimulai dengan adegan perkelahian antara tokoh utama kita yaitu Ki Ho Tae
(diperankan oleh Song II Gok) yang sepertinya melawan beberapa anggota
gangster. Ho Tae berusaha melawan meski terlihat ia kesulitan karena hanya
sendiri melawan begitu banyak orang, merasa terpojok di hadapan para
anggota gangster tersebut ia pun berlari namun satu per satu anggota gangster
itu muncul dan Ho Tae melawan dengan memukul dan menendang mereka.
Narasi Ho Tae
“Aku bertarung
dalam perang yang tak terhitung jumlahnya tapi perang sesungguhnya dimana aku
mempertaruhkan hidupku mungkin dimulai dari sekarang”
Cerita
berlanjut (entah ini Flashback atau masa setelah pertarungan) Ho tae sepertinya
berada di sebuah desa tepatnya di depan restaurant bernama Chun Ji In. Restoran
itu berada di tengah pegunungan dengan nuansa rumah tradisional korea jaman
dulu. Ia mengintip keadaan di dalam restaurant dari jendela. Ternyata begitu
banyak pengunjung yang makan disana.
Ho tae lalu melihat papan menu dan ada catatan yang memberitakan keadaan seorang bayi disitu. Seorang wanita tiba-tiba muncul menutupi papan menu itu dan dengan ramah menerangkan menu yang mereka punya.
Ho tae lalu melihat papan menu dan ada catatan yang memberitakan keadaan seorang bayi disitu. Seorang wanita tiba-tiba muncul menutupi papan menu itu dan dengan ramah menerangkan menu yang mereka punya.
Ho
Tae merutuki dirinya sendiri “Aku pasti sudah gila” ucapnya pelan.
Sementara
itu di sebuah restaurant mewah di kota para koki tengah sibuk memasak menu
mereka salah satunya adalah Lee Kang San (diperankan oleh Park Jin Hee). Kang
San menahan seorang chef yang akan menyajikan makanan dan memeriksa bahan yang
tak terpanggang dengan sempurna dan menyuruh memanggangnya lagi, ia pun
berteriak pada yang lain untuk segera menyiapkan sayur dengan cepat.
Ho
Tae juga ada disana untuk menagih hutang pada seseorang bersama temannya Dong
Su. Pria yang berhutang itu minta maaf karena situasinya sedang buruk. “Tapi
sepertinya tempat ini tidaklah buruk” sindir Ho Tae
“Kau
mungkin melihat pria yang aku jumpai tadi, aku tak punya pilihan selain
menemuinya disini untuk bisnis”
Ho
Tae bilang makanan yang ia makan tidak enak, tepat saat itu Kang san lewat
bersama seorang pegawai dan ia berhenti setelah mendengar hal itu. Pria itu
mohon diberi perpanjangan waktu, Ho Tae
berkomentar lagi kalau salad yang ia makan tak enak. “Aku akan
memberikanmu waktu 2 hari” ucapnya, tapi pria itu bilang waktu segitu tak
cukup. Ho Tae mengingatkan ucapannya di awal jika ia memimjam uang maka ia harus
menanggung harga yang besar.
Kang San tiba-tiba sudah ada di samping mereka, ia tanya dengan sopan ke Ho Tae apa
ada yang salah dengan saladnya. “Ini tidak enak” ucap Ho Tae langsung. Pegawai
yang bersama Kang San menyarankan untuk menggantinya.
“Boleh
aku tanya apa yang kau tak sukai dari itu?” tanya Kang San.
Ho Tae tak menganggap Kang san ada dan hanya lanjut bicara pada si pria.
Kang
San menyapanya lagi si pegawai berusaha membujuk Kang San untuk meninggalkan
meja itu namun Kang San mengabaikannya dan bilang ia akan mengganti saladnya
“Jika ada masalah tolong beritahu aku”
Ho
Tae bilang ia akan memberi waktu 2 hari pada pria itu, ia pun beranjak dari
duduknya. Kang San memukul meja dengan kesal karena tak diperdulikan, “Tuan
pelanggan! Aku senang jika kau memberitahuku alasan kau tak suka saladnya!”
Ho
Tae hanya bilang itu tidak enak, Kang San bilang ia bersedia membuatkan lain
kali namun Ho Tae menolak .
Kang San lalu menghina selera dan gaya bicara Ho Tae yang sama-sama dangkal karena menggunakan bahasa yang tak sopan padahal mereka bukan teman dekat.
Kang San lalu menghina selera dan gaya bicara Ho Tae yang sama-sama dangkal karena menggunakan bahasa yang tak sopan padahal mereka bukan teman dekat.
Ho Tae tak merasa itu masalah baginya. “Tapi aku
merasa itu masalah” ucap Kang San dengan meremehkannya.
"Memang tamu adalah raja tapi
masakan adalah harga diri seorang chef jadi jika hanya dihina asal-asala maka
ia tak memandang tamu itu adalah raja. “Kalau begitu pergilah ke dokter mata” Kang San bertambah kesal, si pegawai
cepat-cepat menariknya dari sana.
Dong
Su lalu memberikan telfon ke Ho Tae. Ternyata mereka sudah ketahuan oleh bos kecil. Ia mengajak si pria pergi menemui Hyungnim mereka. Pria itu langsung
histeris tak mau kesana karena ia pasti akan mati jika kesana. Suaranya yang
kuat itu membuat pengunjung lain dan juga Kang San kaget. Ia langsung maju
menghalangi mereka membawa pria itu.
Dong Su menyuruhnya mengurus urusannya
sendiri saja namun suara Kang San lebih keras ia tanya apa mereka ini gangster.
Ho Tae bilang tidak. Kang San berniat
menelfon polisi tapi ia malah ditelfon sama ayahnya. Jadilah Kang San menjawab
telfon itu dulu, Dong Su mendorongnya untuk minggir dan mereka pun membawa pria
tadi. Kang San tersadar dan ia pun menutup telfon dari ayahnya.
Ia
mengejar Ho Tae keluar dan mengatainya ke**rat. Dong Su kesal serasa mau
menampar Kang San, kang san tak takut ia berkata pada Ho Tae agar segera pergi
sebelum ia memanggil polisi. Ho Tae tak takut dan menantangnya, Kang San pun
hendak menelfon namun si pria minta ia melepasnya saja karena ia tak mau
berurusan dengan polisi.
Kang San tak bisa bicara lagi dan Ho tae pun membawa
pria itu pergi. Sebelumnya Ho Tae mengejek sayur yang digunakan Kang San
memasak seperti rumput, “AKu tak tahu apa yang kau taburkan di atasnya tapi di
mulut hanya terasa gula”
Kang
San bilang salad yang dipesan adalah dengan madu jadi wajar rasanya manis.
“Bukankah tugasmu untuk mengontrol itu? Sedikit cuka sepertinya bisa dijadikan
trik” ia menyindir Kang San yang tak bisa menyeimbangkan rasa. Kang San tak
terima karena pelanggan yang lain tak ada masalah dengan itu.
“Kau bilang kau
akan memperbaiki jika tahu kesalahannya tapi sepertinya hanya omong kosong” ia
pun mempersilahkan Kang san meneruskan rasa masakannya itu jika memang
pelanggan suka.
Ho Tae pun masuk ke mobil, Kang San berteriak menahan mobil
agar berhenti, Ho tae membuka jendelanya, Kang San memperingatkan sudah
mengingat plat mobil mereka dan jika ia melihat sesuatu di berita setelah
kejadian ini ia akan melapor ke polisi. Ho Tae pun pergi. Kang San jadi
khawatir apa pria itu akan dibunuh, ia lalu kepikiran soal cuka.
Pria
tadi sudah memohon di depan bos nya Ho Tae untuk diberi waktu 2 hari. Bos itu
tak mau ia lalu melihat Ho Tae yang bersantai menggunting kuku di pojokan. Si
bos bilang ia tak suka kekerasan asistennya mengeluarkan sebuah kertas dan si
bos minta pria itu menandatanganinya.
Pria itu menolak karena yang diambil
adalah apartemennya yang jauh lebih mahal dari hutangnya. Si bos hendak melempar
asbak, si pria ketakutan, Bos Dae Shik menunjuk kertas yang harus ditandatangani.
Pria itu pun maju dengan berat hati dan tangan yang bergetar memegang pulpen.
Tiba-tiba Ho tae menarik kerah bajunya dan membawanya pergi dari sana. Akibat
hal itu si bos marah ia tanya apa yang membuat Ho Tae melakukan hal itu? bos
besar mereka pasti akan marah, “Apa kau ingin bilang lagi preman harus bisa
memahami alasan?” ia lalu menepuk pipi Ho Tae dan tanya kenapa ia mau jadi
mafia kenapa tak jadi polisi atau pendeta atau yang lain saja. Meski pipinya
ditepuk beberapa kali Ho Tae berusaha tetap tenang,
“Aku isuruh untuk melakukan
bakat spesialku” ucap Ho Tae
“Oleh
siapa?”
“Direktur
panti asuhan”
Si
bos kesal ia menyuruh Ho tae mendapatkan tanda tangan itu. Ho Tae malah
mengajak mereka makan saja, si bos menyuruhnya lagi atau ia akan mati tapi Ho
tae tetap mengajak makan. Si bos pun memukul kepala Ho Tae dengan kertas itu
dan bilang orang yang tak punya asal usul memang berbeda, tak ada kesopanan dan
professional ia memerintah Ho Tae untuk menurunkan tatapannya.
Ho Tae langsung
memukul wajahnya dengan kepalanya hingga si bos terjatuh, anak buah si bos pun
langsung menghajar Ho Tae namun semuanya bisa dilawan olehnya sama seperti
mengoyak sawi menabur garam menumbuk bumbu, mencincang, mencuci dan menggiling
bumbu kimchi dan menambahkannya ke sayuran. Ho Tae menghajar semuanya hingga
tinggal si bos, ia pun memukulnya hingga si bos jatuh pingsan.
Kang
San mencoba saran dari Ho Tae dan kaget karena rasanya memang jauh lebih enak,
seorang pegawai wanita datang dan memberinya ucapan selamat , ada gossip bahwa
kepala chef akan pergi membawa Kang San ke restaurant yang baru di buka. Kang
San tak ingin menganggap itu serius, si pegawai bilang Kang San lah yang akan
mengambil posisi penting disana.
Kang
San kembali mendapat telfon dari ayahnya, ia bilang ia memang punya libur tapi
ini libur 3 harinya setelah setahun jadi ia punya banyak hal yang ingin
dilakukan, tapi sepertinya ayahnya minta ia datang apapun yang terjadi, Kang
San tanya apa terjadi sesuatu di rumah.
Ho
Tae memperhatikan pelayan rumah makan yang meletakkan menu pesanannya dengan
asal-asalan. Dong Su bilang bos mereka akan menemukan Ho tae dan menguburnya.
Sementara itu bos besar mereka masih di rumah sakit ia minta agar Ho Tae mau
berlutut dan meminta maaf saja.
“Apa yang kau katakan?!” ucap Ho Tae marah,
temannya jadi tak enak dan menyuruhnya makan saja, Ho Tae menegaskan ia tak mau
berlutut minta maaf jika tak salah. Ia mulai makan dan kesal karena rasanya tak
enak lalu membanting sumpitnya dan hendak pergi. Dong Su menahannya dan
memintanya untuk tetap duduk, Dong Su pun pergi memanggil pelayan.
Tepat saat itu disiarkan sebuah restaurant di
Hanok yang dibangun lebih 100 tahun lalu yang diwarisi dari kakek, ayah dan
putrinya yang terkenal dengan kimchinya. “Mungkinkah ini rumah itu?” pikir Ho Tae dalam hati,saat itu ia melihat kemunculan wanita yaitu Lee Woo Joo kakaknya Kang San yang menunjukkan isi restaurant mereka.
“Tempat
ini dinamai 3 kata Chun Ji In (Surga, Bumi dan pria dimana bisa merasakan
hidangan tradisional korea tapi menu yang membuat pelanggan kembali adalah di papan, menunya di desain
harian oleh pemilik sesuai bahan yang dipetik segar hari itu. Tidak ada pesanan semuanya memilih sesuai apa yang ada di papan. Anggota restaurant yang sedang
di promosikan itu juga tengah menonton acara yang sama"
Han
Pyung Man seorang Dokter obat oriental terheran melihat wajahnya yang Nampak
lebih besar di tv kakek di sebelahnya
yang bernama Seol Guk Hwan (75 tahun) bilang ia seperti pencuri sapi. Giliran
tayangan kakek Guk Hwan yang muncul kali ini Pyung Man menertawai cara
bicaranya kakek Guk Hwan.
Woo Joo yang sedang menggendong seorang bayi bilang
itu cukup cute, ia lalu menyapa ayahnya yang baru datang.
Ayah Lee masuk dan melihat seorang ibu dan putrinya yang sedang makan, si anak tampak mencuci kimchinya dulu ke sup baru memakannya, ia menatap Ayah Lee dan tersenyum.
Ayah Lee masuk dan melihat seorang ibu dan putrinya yang sedang makan, si anak tampak mencuci kimchinya dulu ke sup baru memakannya, ia menatap Ayah Lee dan tersenyum.
Kembali
ke tayangan tv, Woo Joo tampak agak canggung saat ditanya cara mengasamkan
berbagai macam jenis kimchi itu ia pun bilang ayahnya lebih tahu soal itu tapi
sang ayah yang ditanya tampak tak peduli dengan wawancara itu dan terus
bekerja.
Kang
San diberitahu jika ayahnya ulang tahun dan mereka membuat kimchi daun lobak
muda, ia pun senang dan merasa itu enak jika dicampue kentang manis kukus, ia
pun menutup telfonnya setelah berkata akan datang besok dan merasa jadi lapar.
Dan
kembali lagi pada scene saat Ho Tae berdiri di depan restaurant Chun Ji In,
tiba-tiba ia seakan kembali ke masa kecilnya yang juga tengah berdiri disana
memandangi nama restaurant yang sama. Ho Tae mengecek ke dalam lewat jendela,
ia kembali melihat sosok ia kecil tengah menggambar di meja di dalam restaurant
bentu dalam restaurant itu persis sama. Ia mengecek menu dan Woo Joo pun muncul
menjelaskan menu. Ho Tae mengeluh dirinya pasti sudah gila.
Woo
Joo mengira Ho Tae benar-benar gila ia kasihan melihat penampilan Ho Tae yang
terlihat normal dari luar. Ho Tae terheran tak lama ia mendapat telfon dari
temannya tentang si bos besar.
Asisten
si ayah yaitu pamannya Woo Joo menyiapkan pesanan dari wanita yang bersama
putrinya tadi kali ini ayah Lee menambahi dengan paprika kimchi, ia bilang
sepertinya si anak tak bisa makan yang terlalu pedas. Woo Joo pun menyajikan
pesanan di depan anak tadi tapi si ibu entah kemana. Woo Joo bilang kimchi
paprikanya tidaklah pedas ia lalu tanya dimana ibu si anak. Si anak tetap diam.
Kakek
Guk Hwan protes melihat tempat duduk favoritnya diduduki oleh si anak, Woo Joo
minta maaf dan minta ia mengalah kali ini. Kakek Guk Hwan pun minta Pyung Man
menemaninya makan.Pyung Man yang sedang meggendong bayi mengeluh kemana perginya si ibu bayi. kakek Guk Hwan tanya kemana istrinya Pyung Man, ia bilang jika istrinya ada di Kanada. Kakek heran memangnya istri Pyung Man
akan sukses belajar disana sementara disini saja tidak, “Aigo jika istrimu
punya affair apakah kau akan gembira?”
Pyung Man kelihatannya tak suka pada ucapan kakek Guk Hwan , ia pun pura-pura bertanya dimana Kang San.
Pyung Man kelihatannya tak suka pada ucapan kakek Guk Hwan , ia pun pura-pura bertanya dimana Kang San.
Kang
San sepertinya duduk di makam ibunya, ia lalu menikmati udara segar yang
berhembus disana.
Ho Tae menunggu Dong Su, tak lama Dong SU datang namun
bersama anggota gangster yang lain, Dong Su menunduk takut melihat Ho Tae.
Ketua dari gangster itu mengajak Ho Tae menemui bos besar mereka. “Kapan bos
kecil berubah jadi bos besar?’ ucap Ho Tae menolak. Ketua Gangster memberi aba-aba yang lain untuk maju, “Tunggu sebentar” ucap Ho Tae
ia maju dan mengendus baju si ketua. “Baunya cukup kuat”
Si
ketua mencium bau bajunya, “Tidak ada bau” ucapnya yang langsung mendapat
tendangan dari Ho Tae.
Akhirnya anggota yang lain pun maju menyerang Ho Tae
bersamaan. Ho Tae berusaha melawan, punggungnya dipukul dari belakang hingga ia
lemas, wajahnya dipukul, Ho Tae pun terjatuh. Dong Su melihat Ho Tae dengan
cemas. Ho Tae berusaha bangkit tapi si ketua menarik kerahnya dan memukulnya
lagi, mereka kaget saat mendengar sirene polisi dan bergegas lari.
Kang San
keluar dari mobil yang dikira punya polisi tadi. Ia turun dan mengecek keadaan
Ho Tae. Ho Tae samar-samar melihat wajah Kang San . Kang San hendak menelfon
polisi tapi Ho Tae menahan tangannya. Kang san tanya apa ia masih sadar dan membantu Ho Tae berdiri sambil tanya apa yang sebenarnya terjadi, ia
mengecek wajah Ho Tae dan kaget.
“Cuka? Gangster?” ucap Kang San mengingat Ho Tae.
Ho
Tae hampir jatuh lagi, Kang San ingin menelfon tapi Ho Tae
memegang tangannya. Ho Tae pun terjatuh Kang San coba menyadarkannya, tiba-tiba Ho Tae
meracau ia lapar dan perlahan tak sadarkan diri.
Ho
Tae nampak masih tertidur namun hidungnya mencium bau masakan yang dimasak di dapur, Ho Tae sampai menelan ludahnya. Ia pun tersadar dan kaget melihat ruangan yang tak ia kenal.
Ho Tae bangun ia mengeluh kepalanya sakit, Ho Tae bingung ia ada dimana, matanya
memandang sebuah lemari di sudut dan melihat dirinya kecil duduk disana. Tapi
ia merasa hal yang dipikirkannya itu tidak mungkin.
Ia
pun keluar dan mulai mengamati keadaan disitu sebuah bangunan rumah yang masih
berbentuk tradisional. “Apa yang terjadi?” pikrinya. Ho Tae sampai
ditempat susunan kendi untuk menyimpan
kimchi dan ingatan masa lalunya melihat seorang pria tengah membersihkan sisi
kendi. Ho Tae melangkah dan bayangan itu hilang.
Ia tiba-tiba kaget saat Kang San menepuknya
dari belakang. Ia pun ingat Kang San adalah si chef “Apa yang kau lakukan
disini?” tanyanya heran. Kang San mengambil kelopak bunga di rambut Ho Tae dan
meniupnya dengan anggun Ho Tae saja sampai terpesona melihat wajah Kang San
yang tampak indah itu namun ia harus kecewa saat Kang San menguap lebar dengan cueknya.
“Melihat
kondisimu sepertinya kau baik-baik saja” ucap kang San. Ho Tae baru ingat
kejadian kemarin ia lalu tanya apa orang yang membawanya kesini dari sisi itu.
Kang San tanya sisi mana kiri apa kanan.
“Bicaramu
pendek sekali”
“Bukankah
karena pot memanggil ketel hitam”
Ho
Tae tanya kenapa ia ada disini
“Karena
ini rumah kami”
“Apa
ini rumahmu?” tanya Ho Tae
Kang
San memainkan jarinya “Berapa jari yang aku punya?”
“Apa
kau pikir aku idiot?” Kang San bilang
tentu saja ia disini yang aneh itu kehadiran Ho Tae disini. Ho Tae megeluh
dunia ini kecil. “Seluas radius aktivitasmu” jawan Kang San
Ho Tae mengeluh bukankah
seharusnya orang yang terluka dibawa ke rumah sakit.
”Seorang remaja yang
berkelahi adalah remaja yang berdarah
panas tapi untukmu itu kejahatan” jawab Kang San
“Apa
yang kau bicarakan?’ tanya Ho Tae, Kang San bilang kemungkinan mereka berakhir di kantor
polisi setelah dari rumah sakit adalah
98% dan 2 persen Karena ia tersentuh, Ho Tae tak paham. Kang San ternyata
mencari pria yang kemarin Ho Tae selamatkan dan tahu kejadiannya. Aku merasa
kau akan berubah jadi daun yang baru itu sekitar 2 %
Woo
Joo datang dan tanya keadaan Ho Tae dan mengajak mereka makan. Ayah Lee datang .
Kang San merasa tak enak karena kemarin malam terlambat mengatakan hello.
Hubungan Kang San dan ayahnya sepertinya tengah tak akur, Woo Joo bilang itu
tak masalah tapi ayah dengan cueknya jalan begitu saja menuju tempat
penyimpanan kimchi.
Woo Joo berusaha menjelaskan keadaan Kang San agar ayahnya
tak marah namun ayahnya tetap cuek.
Kang
San lalu minta maaf karena kemarin dia bilang dia tak mau datang lagi, Woo Joo
meneruskan bilang hal itu ke ayah. Ayah menyuruhnya diam. Kang San bilang ia
mengoceh karena mabuk, Woo Joo meneruskan itu lagi dan ayah kembali menyuruhnya
diam, ia tanya ke Ho Tae apa lukanya sudah sembuh. Ho Tae mengiyakan ia pun
mengajaknya dan Woo Joo makan.
Woo Joo mengajak mereka untuk ikut. Ho Tae agak
tak enak tapi Kang San bilang ia harus makan dulu baru pergi dari sini. “Kami
tidak pernah membiarkan siapapun pergi sebelum makan” ia pun pergi duluan.
Woo Joo mengenali Ho Tae sebagai orang
gila yang kemarin. Ho Tae bingung. Woo Joo tersenyum ia tahu Ho Tae tak
benar-benar gila dan mendorongnya untuk segera pergi makan.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.