SINOPSIS

Saturday, 23 April 2016

Fermentation Family Eps 1 Part 1

Sinopsis Fermentation Family Eps 1 Part 1

Adegan dimulai dengan adegan perkelahian antara tokoh utama kita yaitu Ki Ho Tae (diperankan oleh Song II Gok) yang sepertinya melawan beberapa anggota gangster. Ho Tae berusaha melawan meski terlihat ia kesulitan karena hanya sendiri melawan begitu banyak orang, merasa terpojok di hadapan para anggota gangster tersebut ia pun berlari namun satu per satu anggota gangster itu muncul dan Ho Tae melawan dengan memukul dan menendang mereka.

Narasi  Ho Tae
“Aku bertarung dalam perang yang tak terhitung jumlahnya tapi perang sesungguhnya dimana aku mempertaruhkan hidupku mungkin dimulai dari sekarang”

Cerita berlanjut (entah ini Flashback atau masa setelah pertarungan) Ho tae sepertinya berada di sebuah desa tepatnya di depan restaurant bernama Chun Ji In. Restoran itu berada di tengah pegunungan dengan nuansa rumah tradisional korea jaman dulu. Ia mengintip keadaan di dalam restaurant dari jendela. Ternyata begitu banyak pengunjung yang makan disana.
Ho tae lalu melihat papan menu dan ada catatan yang memberitakan keadaan seorang bayi disitu. Seorang wanita tiba-tiba muncul menutupi papan menu itu dan dengan ramah menerangkan menu yang mereka punya.
Ho Tae merutuki dirinya sendiri “Aku pasti sudah gila” ucapnya pelan.

Sementara itu di sebuah restaurant mewah di kota para koki tengah sibuk memasak menu mereka salah satunya adalah Lee Kang San (diperankan oleh Park Jin Hee). Kang San menahan seorang chef yang akan menyajikan makanan dan memeriksa bahan yang tak terpanggang dengan sempurna dan menyuruh memanggangnya lagi, ia pun berteriak pada yang lain untuk segera menyiapkan sayur dengan cepat.

Ho Tae juga ada disana untuk menagih hutang pada seseorang bersama temannya Dong Su. Pria yang berhutang itu minta maaf karena situasinya sedang buruk. “Tapi sepertinya tempat ini tidaklah buruk” sindir Ho Tae
“Kau mungkin melihat pria yang aku jumpai tadi, aku tak punya pilihan selain menemuinya disini untuk bisnis”

Ho Tae bilang makanan yang ia makan tidak enak, tepat saat itu Kang san lewat bersama seorang pegawai dan ia berhenti setelah mendengar hal itu. Pria itu mohon diberi perpanjangan waktu, Ho Tae  berkomentar lagi kalau salad yang ia makan tak enak. “Aku akan memberikanmu waktu 2 hari” ucapnya, tapi pria itu bilang waktu segitu tak cukup. Ho Tae mengingatkan ucapannya di awal jika ia memimjam uang maka ia harus menanggung harga yang besar.

Kang San tiba-tiba sudah ada di samping mereka, ia tanya dengan sopan ke Ho Tae apa ada yang salah dengan saladnya. “Ini tidak enak” ucap Ho Tae langsung. Pegawai yang bersama Kang San menyarankan untuk menggantinya.
“Boleh aku tanya apa yang kau tak sukai dari itu?” tanya Kang San.
Ho Tae tak menganggap Kang san ada dan hanya lanjut bicara pada si pria.

Kang San menyapanya lagi si pegawai berusaha membujuk Kang San untuk meninggalkan meja itu namun Kang San mengabaikannya dan bilang ia akan mengganti saladnya “Jika ada masalah tolong beritahu aku”

Ho Tae bilang ia akan memberi waktu 2 hari pada pria itu, ia pun beranjak dari duduknya. Kang San memukul meja dengan kesal karena tak diperdulikan, “Tuan pelanggan! Aku senang jika kau memberitahuku alasan kau tak suka saladnya!” 
Ho Tae hanya bilang itu tidak enak, Kang San bilang ia bersedia membuatkan lain kali namun Ho Tae menolak . 

Kang San lalu menghina selera dan gaya bicara Ho Tae yang sama-sama dangkal karena menggunakan bahasa yang tak sopan padahal mereka bukan teman dekat. 
Ho Tae tak merasa itu masalah baginya. “Tapi aku merasa itu masalah” ucap Kang San dengan meremehkannya. 

"Memang tamu adalah raja tapi masakan adalah harga diri seorang chef jadi jika hanya dihina asal-asala maka ia tak memandang tamu itu adalah raja. “Kalau begitu pergilah ke dokter mata”  Kang San bertambah kesal, si pegawai cepat-cepat menariknya dari sana.

Dong Su lalu memberikan telfon ke Ho Tae. Ternyata mereka sudah ketahuan oleh bos kecil. Ia mengajak si pria pergi menemui Hyungnim mereka. Pria itu langsung histeris tak mau kesana karena ia pasti akan mati jika kesana. Suaranya yang kuat itu membuat pengunjung lain dan juga Kang San kaget. Ia langsung maju menghalangi mereka membawa pria itu. 

Dong Su menyuruhnya mengurus urusannya sendiri saja namun suara Kang San lebih keras ia tanya apa mereka ini gangster. Ho  Tae bilang tidak. Kang San berniat menelfon polisi tapi ia malah ditelfon sama ayahnya. Jadilah Kang San menjawab telfon itu dulu, Dong Su mendorongnya untuk minggir dan mereka pun membawa pria tadi. Kang San tersadar dan ia pun menutup telfon dari ayahnya.

Ia mengejar Ho Tae keluar dan mengatainya ke**rat. Dong Su kesal serasa mau menampar Kang San, kang san tak takut ia berkata pada Ho Tae agar segera pergi sebelum ia memanggil polisi. Ho Tae tak takut dan menantangnya, Kang San pun hendak menelfon namun si pria minta ia melepasnya saja karena ia tak mau berurusan dengan polisi. 

Kang San tak bisa bicara lagi dan Ho tae pun membawa pria itu pergi. Sebelumnya Ho Tae mengejek sayur yang digunakan Kang San memasak seperti rumput, “AKu tak tahu apa yang kau taburkan di atasnya tapi di mulut hanya terasa gula”
Kang San bilang salad yang dipesan adalah dengan madu jadi wajar rasanya manis. 

“Bukankah tugasmu untuk mengontrol itu? Sedikit cuka sepertinya bisa dijadikan trik” ia menyindir Kang San yang tak bisa menyeimbangkan rasa. Kang San tak terima karena pelanggan yang lain tak ada masalah dengan itu. 
“Kau bilang kau akan memperbaiki jika tahu kesalahannya tapi sepertinya hanya omong kosong” ia pun mempersilahkan Kang san meneruskan rasa masakannya itu jika memang pelanggan suka. 

Ho Tae pun masuk ke mobil, Kang San berteriak menahan mobil agar berhenti, Ho tae membuka jendelanya, Kang San memperingatkan sudah mengingat plat mobil mereka dan jika ia melihat sesuatu di berita setelah kejadian ini ia akan melapor ke polisi. Ho Tae pun pergi. Kang San jadi khawatir apa pria itu akan dibunuh, ia lalu kepikiran soal cuka.

Pria tadi sudah memohon di depan bos nya Ho Tae untuk diberi waktu 2 hari. Bos  itu tak mau ia lalu melihat Ho Tae yang bersantai menggunting kuku di pojokan. Si bos bilang ia tak suka kekerasan asistennya mengeluarkan sebuah kertas dan si bos minta pria itu menandatanganinya. 

Pria itu menolak karena yang diambil adalah apartemennya yang jauh lebih mahal dari hutangnya. Si bos hendak melempar asbak, si pria ketakutan, Bos Dae Shik menunjuk kertas yang harus ditandatangani. Pria itu pun maju dengan berat hati dan tangan yang bergetar memegang pulpen. 

Tiba-tiba Ho tae menarik kerah bajunya dan membawanya pergi dari sana. Akibat hal itu si bos marah ia tanya apa yang membuat Ho Tae melakukan hal itu? bos besar mereka pasti akan marah, “Apa kau ingin bilang lagi preman harus bisa memahami alasan?” ia lalu menepuk pipi Ho Tae dan tanya kenapa ia mau jadi mafia kenapa tak jadi polisi atau pendeta atau yang lain saja. Meski pipinya ditepuk beberapa kali Ho Tae berusaha tetap tenang, 
“Aku isuruh untuk melakukan bakat spesialku” ucap Ho Tae
“Oleh siapa?”
“Direktur panti asuhan”

Si bos kesal ia menyuruh Ho tae mendapatkan tanda tangan itu. Ho Tae malah mengajak mereka makan saja, si bos menyuruhnya lagi atau ia akan mati tapi Ho tae tetap mengajak makan. Si bos pun memukul kepala Ho Tae dengan kertas itu dan bilang orang yang tak punya asal usul memang berbeda, tak ada kesopanan dan professional ia memerintah Ho Tae untuk menurunkan tatapannya. 

Ho Tae langsung memukul wajahnya dengan kepalanya hingga si bos terjatuh, anak buah si bos pun langsung menghajar Ho Tae namun semuanya bisa dilawan olehnya sama seperti mengoyak sawi menabur garam menumbuk bumbu, mencincang, mencuci dan menggiling bumbu kimchi dan menambahkannya ke sayuran. Ho Tae menghajar semuanya hingga tinggal si bos, ia pun memukulnya hingga si bos jatuh pingsan.

Kang San mencoba saran dari Ho Tae dan kaget karena rasanya memang jauh lebih enak, seorang pegawai wanita datang dan memberinya ucapan selamat , ada gossip bahwa kepala chef akan pergi membawa Kang San ke restaurant yang baru di buka. Kang San tak ingin menganggap itu serius, si pegawai bilang Kang San lah yang akan mengambil posisi penting disana.

Kang San kembali mendapat telfon dari ayahnya, ia bilang ia memang punya libur tapi ini libur 3 harinya setelah setahun jadi ia punya banyak hal yang ingin dilakukan, tapi sepertinya ayahnya minta ia datang apapun yang terjadi, Kang San tanya apa terjadi sesuatu di rumah.

Ho Tae memperhatikan pelayan rumah makan yang meletakkan menu pesanannya dengan asal-asalan. Dong Su bilang bos mereka akan menemukan Ho tae dan menguburnya. Sementara itu bos besar mereka masih di rumah sakit ia minta agar Ho Tae mau berlutut dan meminta maaf saja. 
“Apa yang kau katakan?!” ucap Ho Tae marah, temannya jadi tak enak dan menyuruhnya makan saja, Ho Tae menegaskan ia tak mau berlutut minta maaf jika tak salah. Ia mulai makan dan kesal karena rasanya tak enak lalu membanting sumpitnya dan hendak pergi. Dong Su menahannya dan memintanya untuk tetap duduk, Dong Su pun pergi memanggil pelayan.  

Tepat saat itu disiarkan sebuah restaurant di Hanok yang dibangun lebih 100 tahun lalu yang diwarisi dari kakek, ayah dan putrinya yang terkenal dengan kimchinya. “Mungkinkah ini rumah itu?” pikir Ho Tae dalam hati,saat itu ia melihat kemunculan wanita yaitu Lee Woo Joo kakaknya Kang San yang menunjukkan isi restaurant mereka. 

“Tempat ini dinamai 3 kata Chun Ji In (Surga, Bumi dan pria dimana bisa merasakan hidangan tradisional korea tapi menu yang membuat pelanggan  kembali adalah di papan, menunya di desain harian oleh pemilik sesuai bahan yang dipetik segar hari itu. Tidak ada pesanan semuanya memilih sesuai apa yang ada di papan. Anggota restaurant yang sedang di promosikan itu juga tengah menonton acara yang sama"

Han Pyung Man seorang Dokter obat oriental terheran melihat wajahnya yang Nampak lebih besar di tv  kakek di sebelahnya yang bernama Seol Guk Hwan (75 tahun) bilang ia seperti pencuri sapi. Giliran tayangan kakek Guk Hwan yang muncul kali ini Pyung Man menertawai cara bicaranya kakek Guk Hwan. 
Woo Joo yang sedang menggendong seorang bayi bilang itu cukup cute, ia lalu menyapa ayahnya yang baru datang. 

Ayah Lee masuk dan  melihat seorang ibu dan putrinya yang sedang makan, si anak tampak mencuci kimchinya dulu ke sup baru memakannya, ia menatap Ayah Lee dan tersenyum.

Kembali ke tayangan tv, Woo Joo tampak agak canggung saat ditanya cara mengasamkan berbagai macam jenis kimchi itu ia pun bilang ayahnya lebih tahu soal itu tapi sang ayah yang ditanya tampak tak peduli dengan wawancara itu dan terus bekerja.

Kang San diberitahu jika ayahnya ulang tahun dan mereka membuat kimchi daun lobak muda, ia pun senang dan merasa itu enak jika dicampue kentang manis kukus, ia pun menutup telfonnya setelah berkata akan datang besok dan merasa jadi lapar.

Dan kembali lagi pada scene saat Ho Tae berdiri di depan restaurant Chun Ji In, tiba-tiba ia seakan kembali ke masa kecilnya yang juga tengah berdiri disana memandangi nama restaurant yang sama. Ho Tae mengecek ke dalam lewat jendela, ia kembali melihat sosok ia kecil tengah menggambar di meja di dalam restaurant bentu dalam restaurant itu persis sama. Ia mengecek menu dan Woo Joo pun muncul menjelaskan menu. Ho Tae mengeluh dirinya pasti sudah gila.

Woo Joo mengira Ho Tae benar-benar gila ia kasihan melihat penampilan Ho Tae yang terlihat normal dari luar. Ho Tae terheran tak lama ia mendapat telfon dari temannya tentang si bos besar.

Asisten si ayah yaitu pamannya Woo Joo menyiapkan pesanan dari wanita yang bersama putrinya tadi kali ini ayah Lee menambahi dengan paprika kimchi, ia bilang sepertinya si anak tak bisa makan yang terlalu pedas. Woo Joo pun menyajikan pesanan di depan anak tadi tapi si ibu entah kemana. Woo Joo bilang kimchi paprikanya tidaklah pedas ia lalu tanya dimana ibu si anak. Si anak tetap diam.

Kakek Guk Hwan protes melihat tempat duduk favoritnya diduduki oleh si anak, Woo Joo minta maaf dan minta ia mengalah kali ini. Kakek Guk Hwan pun minta Pyung Man menemaninya makan.Pyung Man yang sedang meggendong bayi mengeluh kemana perginya si ibu bayi.  kakek Guk Hwan tanya kemana istrinya Pyung Man, ia bilang jika istrinya ada di Kanada. Kakek heran memangnya istri Pyung Man akan sukses belajar disana sementara disini saja tidak, “Aigo jika istrimu punya affair apakah kau akan gembira?” 

Pyung Man kelihatannya tak suka pada ucapan kakek Guk Hwan , ia pun pura-pura bertanya dimana Kang San.

Kang San sepertinya duduk di makam ibunya, ia lalu menikmati udara segar yang berhembus disana. 

Ho Tae menunggu Dong Su, tak lama Dong SU datang namun bersama anggota gangster yang lain, Dong Su menunduk takut melihat Ho Tae. Ketua dari gangster itu mengajak Ho Tae menemui bos besar mereka. “Kapan bos kecil berubah jadi bos besar?’ ucap Ho Tae menolak. Ketua Gangster memberi aba-aba yang lain untuk maju, “Tunggu sebentar” ucap  Ho Tae  ia maju dan mengendus baju si ketua. “Baunya cukup kuat”
Si ketua mencium bau bajunya, “Tidak ada bau” ucapnya yang langsung mendapat tendangan dari Ho Tae. 

Akhirnya anggota yang lain pun maju menyerang Ho Tae bersamaan. Ho Tae berusaha melawan, punggungnya dipukul dari belakang hingga ia lemas, wajahnya dipukul, Ho Tae pun terjatuh. Dong Su melihat Ho Tae dengan cemas. Ho Tae berusaha bangkit tapi si ketua menarik kerahnya dan memukulnya lagi, mereka kaget saat mendengar sirene polisi dan bergegas lari. 

Kang San keluar dari mobil yang dikira punya polisi tadi. Ia turun dan mengecek keadaan Ho Tae. Ho Tae samar-samar melihat wajah Kang San . Kang San hendak menelfon polisi tapi Ho Tae menahan tangannya. Kang san tanya apa ia masih sadar dan membantu Ho Tae berdiri sambil tanya apa yang sebenarnya terjadi, ia mengecek wajah Ho Tae dan kaget.
“Cuka? Gangster?” ucap Kang San mengingat Ho Tae.

Ho Tae hampir jatuh lagi, Kang San ingin menelfon  tapi Ho Tae memegang tangannya. Ho Tae pun terjatuh Kang San coba menyadarkannya, tiba-tiba Ho Tae meracau ia lapar dan perlahan tak sadarkan diri.

Ho Tae nampak masih tertidur namun hidungnya mencium bau masakan yang dimasak di dapur, Ho Tae sampai menelan ludahnya. Ia pun tersadar  dan kaget melihat ruangan yang tak ia kenal. Ho Tae bangun ia mengeluh kepalanya sakit, Ho Tae bingung ia ada dimana, matanya memandang sebuah lemari di sudut dan melihat dirinya kecil duduk disana. Tapi ia merasa hal yang dipikirkannya itu tidak mungkin.

Ia pun keluar dan mulai mengamati keadaan disitu sebuah bangunan rumah yang masih berbentuk tradisional. “Apa yang terjadi?” pikrinya. Ho Tae sampai ditempat  susunan kendi untuk menyimpan kimchi dan ingatan masa lalunya melihat seorang pria tengah membersihkan sisi kendi. Ho Tae melangkah dan bayangan itu hilang.  

Ia tiba-tiba kaget saat Kang San menepuknya dari belakang. Ia pun ingat Kang San adalah si chef “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya heran. Kang San mengambil kelopak bunga di rambut Ho Tae dan meniupnya dengan anggun Ho Tae saja sampai terpesona melihat wajah Kang San yang tampak indah itu namun ia harus kecewa saat Kang San menguap lebar dengan cueknya.

“Melihat kondisimu sepertinya kau baik-baik saja” ucap kang San. Ho Tae baru ingat kejadian kemarin ia lalu tanya apa orang yang membawanya kesini dari sisi itu. Kang San tanya  sisi mana kiri apa kanan.
“Bicaramu pendek sekali”
“Bukankah karena pot memanggil ketel hitam”
Ho Tae tanya kenapa ia ada disini
“Karena ini rumah kami”
“Apa ini rumahmu?” tanya Ho Tae
Kang San memainkan jarinya “Berapa jari yang aku punya?”
“Apa kau pikir aku idiot?”  Kang San bilang tentu saja ia disini yang aneh itu kehadiran Ho Tae disini. Ho Tae megeluh dunia ini kecil. “Seluas radius aktivitasmu” jawan Kang San

Ho Tae mengeluh bukankah seharusnya orang yang terluka dibawa ke rumah sakit.
Seorang remaja yang berkelahi  adalah remaja yang berdarah panas tapi untukmu itu kejahatan” jawab Kang San
“Apa yang kau bicarakan?’ tanya Ho Tae, Kang San bilang kemungkinan mereka berakhir di kantor polisi setelah dari rumah sakit  adalah 98% dan 2 persen Karena ia tersentuh, Ho Tae tak paham. Kang San ternyata mencari pria yang kemarin Ho Tae selamatkan dan tahu kejadiannya. Aku merasa kau akan berubah jadi daun yang baru itu sekitar 2 %

Woo Joo datang dan tanya keadaan Ho Tae dan mengajak mereka makan. Ayah Lee datang . Kang San merasa tak enak karena kemarin malam terlambat mengatakan hello. Hubungan Kang San dan ayahnya sepertinya tengah tak akur, Woo Joo bilang itu tak masalah tapi ayah dengan cueknya jalan begitu saja menuju tempat penyimpanan kimchi. 

Woo Joo berusaha menjelaskan keadaan Kang San agar ayahnya tak marah namun ayahnya tetap cuek.
Kang San lalu minta maaf karena kemarin dia bilang dia tak mau datang lagi, Woo Joo meneruskan bilang hal itu ke ayah. Ayah menyuruhnya diam. Kang San bilang ia mengoceh karena mabuk, Woo Joo meneruskan itu lagi dan ayah kembali menyuruhnya diam, ia tanya ke Ho Tae apa lukanya sudah sembuh. Ho Tae mengiyakan ia pun mengajaknya dan Woo Joo makan. 

Woo Joo mengajak mereka untuk ikut. Ho Tae agak tak enak tapi Kang San bilang ia harus makan dulu baru pergi dari sini. “Kami tidak pernah membiarkan siapapun pergi sebelum makan” ia pun pergi duluan. 
Woo  Joo mengenali Ho Tae sebagai orang gila yang kemarin. Ho Tae bingung. Woo Joo tersenyum ia tahu Ho Tae tak benar-benar gila dan mendorongnya untuk segera pergi makan.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.