Sinopsis
Fermentation Family Eps 7 Part 1
Woo
Joo dan Kang San keluar menemui wanita tersebut, ia terdiam saat mengenal
sosok wanita didepannya itu. Wanita itu merasa keduanya tak berubah dari dulu,
Woo Joo tanya apa ia mengenal mereka, ia mengiyakan dan tersenyum kearah
Kang San.
wanita itu juga kaget saat mendengar Ayah Lee menghilang tapi ia sedikit lega karena Ayah Lee
masih memberikan kabar kepada mereka.
Woo
Joo membantah ayahnya bukan memberi kabar tapi tugas. Kang San akhirnya bicara
ia tanya apa sebenarnya tujuannya datang kemari.
“Aku hanya ingin mampir,
tapi kupikir takdir sungguh tidak menginginkan kita untuk saling terhubung, tidak
dulu tidak juga sekarang” ucapnya
Woo
Joo akhirnya ingat ia dulu pernah dibelikan tas oleh wanita itu, Woo Joo
hendak mengingatkan sepatu sneakers yang mereka temukan adalah pemberian wanita itu juga namun Kang San langsung menyahut jika ia minta maaf atas
kelakuannya dulu, ia tak pernah meyangka betapa sulit untuk ayahnya untuk
sendiri, saat itu ia hanya diliputi kebencian.
si wanita merasa Kang San telah salah paham, alasan ia berpisah dengan Ayah Lee bukan
karena Kang San tapi karena bubur beras dan susu. Kang San pun bingung apa maksudnya.
Flashback:
Si wanita bercerita makanan pertama dan terakhir yang Lee Gi Chan suguhkan padanya adalah
bubur beras dan susu. Saat itu ayah Lee duduk di depannya dan minta maaf
namun hanya itu yang bisa ia sajikan. Ia minta maaaf karena tak bisa menyajikan masakan di restauran meraka karena masakan itu semua adalah bekas sentuhan istrinya. Flashbackend.
Wanita itu berkata bahwa ia telah ditolak mentah-mentah, “Kupikir orang pendiam
seperti Lee Gi Chan juga akan tua juga jadi aku datang kesini bermaksud untuk
menggodanya, tapi untungnya aku masih bisa melihat putrinya jadi ini bukan perjalanan
sia-sia” ucapnya.
Woo
Joo merasa ayahnya sangat jahat karena tak menyajikan kimchi mereka yang enak, Si wanita tersenyum mengiyakan. ia berpesan agar Kang San berhenti menyalahkan
dirinya.
Menu Spesial kita kali ini! : Persimmon Kimchi
Ho
Tae mendatangi Kang San di ladang sambil mengomel karena ia terlalu santai
hanya karena tak ada pelanggan. Kang San menyindir walaupun lagi ramai ada juga
orang yang suka bersantai. “Jadi ini tempat persembunyian Kang San” ucap Ho
Tae, ia lalu tertarik melihat sebuah tulisan yang tertera di bawah batu nisan ibunya.
Kang
San cerita tanpa menoleh, Ho Tae pun mendengarkannya, orang yang pertama mengetahui kematian ibunya adalah
dirinya. Saat itu ibunya membuatkan kimchi kesemek kesukaannya dan duduk disitu
seakan ia tertidur. “Pagi itu kubilang aku ingin makan kimchi kesemek, rasa
kimchi ibuku benar-benar luar biasa”.
Karena itu Kang San jadi menyalahkan dirinya, seharusnya ia tidak meminta
ibunya membuatkan itu,
“Aku menyesal dan membenci diriku saat itu” Kang San
menghapus air matanya, “Tapi bukankah sungguh aneh? Aku yang membenci diriku
tapi aku malah mengarahkannya kepada ayahku, sebenarnya aku takut, aku takut ia
menemukan orang lain dan meninggalkan kami, aku takut ia akan melupakan ibuku,
tapi aku tak tahu bahwa ayahku juga punya hidupnya sendiri, sendirian seperti
itu...sendirian sampai sekarang ketika aku memikirkannya aku sungguh menyesal,
aku sungguh sangat menyesalinya...”
Kang
San pun tak tahan lagi menahan tangisnya.
Ho
Tae berpesan agar Kang San jangan mengabaikan ayahnya, kehidupan seseorang
adalah hanya miliknya sendiri bahkan jika itu ayahmu kau tak bisa bertanggungjawab
untuk hidupnya. Kang San tanya apa Ho Tae bisa mengerti atas tindakan orang
tuanya. Ho Tae bilang ia tidak cukup tahu tentang hal itu, “Jika kau tahu apa
kau bisa mengerti?” tanya Kang San.
“Tidak,
kupikir aku tak bisa, karena aku tak punya kenangan sepertimu”
Ho
Tae teringat akan tulisan tadi, ia pun menunduk memeriksanya, Kang San ikut
melihat tulisan yang tertutupi rumput itu, ia kaget dan bergegas untuk
mencabuti rerumputan.
Ia pun terharu melihat pesan yang ditinggalkan ayahnya untuk ibunya disitu,
“Terima Kasih, aku sungguh bahagia, bagiku kau adalah alam” Kang San tersenyum
sambil menangis penuh haru. Ho Tae bilang ia iri dengannya.
“Aku bersyukur untuk alam yang mengisi piringku, aku gembira karena
punya keluarga untuk menimati meja yang dihidangkan oleh alam, terima kasih,
aku sungguh gembira, bagiku kau adalah alam itu”
Sepatu
sneaker merah itu akhirnya berbaris rapi dengan sepatu lainnya. Kang San
membuka cermin peninggalan ibunya dan tersenyum pada dirinya sendiri, senyum
yang sungguh-sungguh sangat lebar, sementara Ho Tae tidur-tiduran di luar sambil
memandang langit.
Esok
harinya Ho Tae mendatangi tempat ia menguji tes DNA, ia tampak gelisah
menungguh hasilnya. Dokter pun masuk, Ho Tae tanya apa hasilnya sudah selesai,
dokter mengiyakan.
Akhirnya Hong II Lan, Ibunya Sung Jin (Wanita yang menulis berita tentang sabut logam) menuliskan permintaan maaf di blognya, ia bilang sabut logam itu
ternyata dari bajunya sendiri yang terjatuh ke makanan. Woo Joo sangat senang
membacanya, Kang San heran bagaimana bisa itu terjadi karena logam itu bukan
seperti rambut. Hae Joon terlihat menenangkan bahwa itu bisa saja terjadi,
“Benar maafkan saja dia, dia bilang akan mengirim permintaan maaf yang mendalam
tapi apa maksudnya itu?” tanya Woo Joo,
Hae Joon pun menjelaskan, Woo Joo tanya apa Kang San bersedia memaafkannya?
Kang San pun mengiyakan karena ini hal baik untuk mereka.
Tiba-tiba bu guru Jung datang tergesa-gesa mengabarkan berita yang sama, Woo Joo bilang mereka sudah
melihatnya ia senang melihat bu guru begitu perhatian pada mereka, Guru Jung mengiyakan, ia lalu tanya dimana paman mereka.
“Apa kau datang untuk melihat
paman?” tanya Woo Joo, bu guru langsung gelagapan membantah. Woo Joo tanya apa
mereka sekarang bisa bekerja sama dengan restaurant italia, Kang San juga tak
tahu tapi karena masalah mereka sudah selesai ia mengajak Woo Joo untuk
melaksanakan misi dari ayahnya yaitu membuat kimchi kesemek.
Ho
Tae pulang dengan raut wajah yang kelihatan berat, ia tak sadar jika anak buah
Dae Shik mengikutinya. Sementara itu di kantornya Dae Shik malah mengingat
wajah Woo Joo yang tersenyum manis padanya, ia malu sendiri dan memegang wajahnya.
Tiba-tiba bunyi telfon mengagetkannya, ia menerima kabar bahwa Ho Tae ada di
Chun Ji In namun ia minta anak buahnya itu untuk membiarkannya saja.
Ho
Tae masuk ke dalam, ia melihat Kang San dan yang lainnya tengah berkumpul mulai
membuat kimchi. Guru Jung tanya apa rasanya takkan berkapur.
“itulah kenapa teman
garam dan cuka harus berkunjung” jelas Woo Joo ia pun menjelaskan pada Eun Bi
dan Dae Yoon cerita yang pernah diceritakan ibunya. Kang San menatapnya seakan
mengingat kenangan kembali dengan sang ibu.
Kang
San mulai menghaluskan bumbu, lalu bumbu-bumbu yang sudah jadi pun dicampur
jadi satu dan dituang di atas kesemek dan sayur hingga merata. Tugas pun
selesai.
Kang San melihat Ho Tae dan bertanya kemana saja dia dengan sebutan Ho Tae gun. Ho Tae tak terima dipanggil begitu, “Beraninya kau sebut gun pada oppa”
Kang San melihat Ho Tae dan bertanya kemana saja dia dengan sebutan Ho Tae gun. Ho Tae tak terima dipanggil begitu, “Beraninya kau sebut gun pada oppa”
“Oppa
dengkulku” runtuk Kang San kesal. Ho Tae menegaskan dia itu lebih tua, Kang San
tanya berapa umurnya, “31” ucap Ho Tae, Kang San kesal beraninya Ho Tae
menyebut dirinya oppa padahal jarak usia mereka hanya 2 tahun.
Ho Tae bingung
ia bilang sepertinya lebih dari 2 tahun, Kang San lantas mengerjai Ho tae
dengan hendak menempelkan tangannya yang penuh saus cabai padanya, Ho Tae
menghindar mengambil penutup pot sebagai perisai, Kang San mengambil kayu bakar
keduanya bertarung seakan itu adalah pedang.
Hae Joon hanya terus menatap
kimchi kesemek itu. Kang San kesal karena Ho tae tak mau mengalah dan terus
menyerangnya ia pun menjatuhnya pedangnya, Ho tae bersorak senang namun Kang
San mengejarnya lagi ia pun menyerah dan Ho Tae rebahan di atas batu besar yang
seperti meja.
Flashback
: dokter menerangkan pada Ho Tae ada 6 aspek yang tak sesuai ini, Ho Tae minta
ia berhenti berbelit-belit dan nyatakan mereka bersaudara atau tidak. Dokter
mengatakan tak ada hubungan darah diantara mereka, Ho Tae minta dokter
menyakinkan sekali lagi apa sungguh tak ada hubungan. Dokter bilang ia yakin, Ho
Tae bingung apalagi gambar ia kecil jelas bersama ayah Lee. Flashbackend.
Ho
Tae melihat Kang San tengah menerangkan pada Dae Yoon bahwa mereka harus memberikan waktu buat kesemek untuk mencintai teman-temannya. “Untuk cinta itu sendiri.... juga
butuh waktu” ucapnya tersenyum lalu melihat Ho Tae namun Ho tae mengalihkan
wajahnya. Kang San lalu menyuapi Eun Bi, Woo Joo juga ikutan ia ingin menyuapi Guru Jung yang terus menghindar, Ho Tae melihat mereka semua begitu bahagia, ia pun diam-diam tersenyum dari tempatnya rebahan.
Asisten
Oh menelfon Dae Shik tanya apa ia sudah mencari Gi Ho Tae, Dae Shik mengiyakan
ia akan membereskannya. Asisten Oh bilang ia akan membereskannya sendiri dan
akan menghubunginya lagi nanti. Ia berjalan namun sepertinya ia menyadari
sesuatu dan terlihat panik, sementara itu Ho Tae masih tertidur dengan nyaman.
Kepala
panti memberitahu ia sudah mengirimkan gambar dari anak laki-laki
tersebut, ia bingung kenapa begitu tiba-tiba. Asisten Oh menunggu hasil gambar
itu muncul di mesin faks, ia berhati-hati agar tak ada yang melihat foto yang
ia tunggu. Asisten Oh benar-benar kaget saat tahu ternyata orang yang ada
pernah ada dipanti asuhan itu adalah Gi Ho Tae.
Ho
Tae bermimpi buruk seorang pria berkata padanya “Anak kecil, mulai sekarang kau
takkan ingat apapun, kau tak mau ayahmu mati kan?” Ho Tae kecil mengangguk.
“Kau telah dibuang, hanya itu cara kau bisa menemukan ayahmu”
Ho
Tae tersentak bangun dengan nafas ngos-ngosan.
Di
kamar ia mulai memikirkan arti foto ia dengan Ayah lee dan gambar semasa kecil
dengan ayah dan ibunya di depan Chun Ji In. Ia bisa mengingat jelas wajah pria
yang mengelus kepalanya saat menggambar adalah Ayah lee tapi ia tak bisa
mengingat wajah pria yang bersamanya di taman bermain. Lalu ada asisten Oh yang
bilang jika ia telah dibuang, ia menatap foto ayah lee lagi dan arloji kuno
itu, akhirnya ia frustasi karena tak mendapatkan jawaban apapun atas
barang-barang tersebut.
Ho Tae sekilas melihat bayangan sosok kecilnya, ia mengikuti dan melihat sosok itu masuk ke kamar Ayah Lee. Ho Tae pun segera
masuk dan berusaha mencari barang yang bisa mengingatkannya akan masa lalunya,
Kang San tak sengaja lewat dan melihatnya.
Sementara
itu asisten Oh masih syok mendapati foto remaja Ho Tae, ia benar-benar terlihat
panik.
Woo Joo, Eun Bi dan Dae Yoon kaget mendengar teriakan Kang San yang
berusaha menahan Ho Tae pergi. Kang San mengikutinya sampai diluar dan
menarik tangannya bertanya apa yang sedang terjadi. Ho Tae terlihat kalut dan
tak bisa berkata-kata, Kang San menjadi cemas apalagi ia melihat tangan Ho Tae
bergetar hebat. Kang San bertanya sekali lagi apa yang sebenarnya terjadi
sambil perlahan hendak menyentuh tangan Ho Tae yang bergetar namun Ho Tae
mengepalkan tangannya dan segera pergi dari sana.
Kang
San kembali kedalam dengan lesu, Woo Joo langsung tanya apa mereka bertengkar
lagi. Woo Joo minta Kang San jangan terlalu keras pada Ho Tae karena ia tak
punya ayah ataupun ibu, ia jadi penasaran dimana ayah Ho Tae.
“Aku
akan senang jika kita tahu dimana ayah berada”
Woo Joo juga khawatir apa
ayahnya makan dengan baik, ia tanya kenapa ayah mereka pergi. “Jika aku tahu
apa aku akan tetap disini seperti ini? Aku akan membawanya dengan cara apapun” ucap Kang San.
Woo
Joo heran Kang San itu tak tahu padahal ia pintar, mereka lalu melihat Eun Bi
memarahi Dae Yoon karena memberi mata dan hidung pada gambar Ho Tae tanpa ijin.
Dae Yoon sengaja karena gambar itu tak punya wajah. Kang San mengambilnya ia tanya
darimana mereka dapat, Eun Bi mengambilnya dari kamar Ho Tae. Kang San teringat
wajah Ho Tae yang aneh saat melihat gambar itu di gudang.
Ho
Tae berdiri di pinggir sungai, tak lama asisten Oh datang, ia tanya apa Ho Tae
membawa rekaman yang asli. Ho Tae menunjukkan flashdisk, Asisten Oh hendak
mengambilnya namun Ho Tae berubah pikiran ia tak bisa percaya padanya dan ingin
memberikan rekaman itu secara langsung pada Oh Myung Chul. Asisten Oh tanya
kenapa tiba-tiba.
Ho
Tae tanya sebenarnya kekuasaan apa yang asisten Oh miliki, “Sudah jelas kau
hanya melakukan apa yang Oh Myung Chul perintahkan jadi tokoh utama yang
terlibat adalah president Handol Food yaitu president Oh, metode yang paling
efektif untuk dapat bertemu dengannya langsung dan menyelesaikan dengan ini
bukankah begitu?”
Asisten
Oh bilang ia telah ditugaskan untuk mengurusi masalah Chun Ji In. Ho Tae
menolak percaya pada orang yang telah menyuruh orang lain meletakkan sabut
logam di kimchi mereka ia tetap ingin bertemu president Oh secara langsung.
Asisten
Oh yakin wanita itu sudah menulis permintaan maaf di blog, Ho Tae tanya
bagaimana dengan sisanya ia ingin mereka tetap membayarkan hutang Hong Il Lan
dan putranya.
“Kenapa
kau melakukan ini tiba-tiba? Apa kau mau uang?” asisten Oh bilang pastikan
ketua tidak tahu akan ini jika sampai ketua tahu maka perjanjian mereka batal.
Ho Tae setuju ia lalu meneyrahkan flashdisk itu namun ia bilang tidak ada
isinya. Asisten Oh tak mengerti, Ho Tae bilang tak ada kamera pengawas di Chun
Ji In,
“Kalau begitu keadaannya berubah, negosiasi selesai”
“Kalau
begitu kita harus mulai lagi” ucap Ho Tae ia mengeluarkan telfonnya yang
merekam seluruh pembicaraan tadi. Ho Tae mengingatkan perjanjian tetap sama
namun hal yang ia pegang adalah rekaman itu.
Asisten
Oh terlihat kesal, “Aku lupa kau datang dari gang belakang" sindirnya
Asisten
Oh berbalik pergi, “Apa hanya itu yang kau lupa?” tanya Ho Tae “Kau mengenalku
kan? Kita pernah bertemu sebelumnya sungguh sudah lama sekali, kau, aku dan
juga Chun Ji In apa hubungannya? Kau, Lee Gi Chan dan aku! Kau dan ayahku!
Pasti ada hubungannya!”
Asisten
Oh berbalik ia berpura-pura tang mengerti apa yang Ho Tae bicarakan. “Cobalah
ingat aku kau pasti mengenalku, aku dan ayahku di masa lalu kau mengenal kami”
“Bagaimana
kau begitu yakin?” tanya asisten Oh
“karena
aku ingat suaramu”
Asisten
Oh tersenyum remeh,”AKu tak tahu kau bicara apa tapi kau tak selalu bisa
mempercayai ingatanmu”
“terkadang
ingatan lebih pasti daripada apa yang kau lihat dengan matamu”, asisten Oh rasa
itu hanya kebetulan saja, ia tak tahu tentangnya dan juga tentang ayahnya. Ho
Tae bilang tak ada kebetulan mereka bertemu karena mereka harus bertemu, Ho Tae
tanya dimana ayahnya sekarang. Asisten Oh minta ia berhenti keras kepala,
meskipun keras kepalanya seperti anak-anak ia tetap tak bisa bilang ia mengenal
orang yang tak ia kenal.
Ho Tae tetap yakin Asisten Oh mengenalnya ia menuntut
untuk mengatakan siapa ia dan dimana ayahnya. Asisten Oh dengan enteng
menanggapi ia menyuruh Ho Tae memeriksakan dirinya ke psikiater “Dan jika kau
begitu yakin dengan ingatanmu, maka tak ada alasan bagimu memperlakukanku
seperti ini. Ho Tae yakin Asisten Oh berbohong, asisten Oh menantangnya untuk
membuktikan jika ia bisa ia berjanji akan memberitahukan yang sebenarnya, jika
tak bisa maka jangan terlalu yakin. Ia sekali lagi menegaskan jka ia tak tahu
ia hanya terpaksa percaya Ho Tae karena terpaksa.
Ho tae memanggilnya lagi, ia
membenarkan untuk tak mempercayai siapapun,, ia juga hanya percaya dirinya
sendiri, ia percaya atas suara yang ia denagr di kepalanya dan ingatan itu
selalu mengarah padanya, ia tak tahu apa yang teradi tapi ia yakin asisten Oh
lah yang memulai segalanya, meski begitu ialah yang akan mengakhirinya. Ia
berjanji akan membuktikannya karena menutupi sesuatu yang seharusnya
diselesaikan bukanlah gayanya. Asisten Oh tetap tersenyum tenang namun begitu
berbalik wajahnya terlihat bengis.
Asisten
Oh memberitahu Presdir jika Ho Tae adalah anak buah Jo Dae Shik, bagi Presdir
Oh sampah harus dibuang namun baunya tetap saja menganggu. Asisiten Oh bilang
akan menyelesaikannya, “Tentu saja kau harus, tujuanmu berada disisiku, jangan
lupa ini semua untuk diriku bukan untuk Handol Foods” ucap Presdir Oh sambil
berlalu pergi.
Diruangannya
Hyung Sook terlihat gusar, ia lalu memerintahkan anak buahnya lewat telfon
untuk menyiapkan mobil.
Woo
Joo berbicara dengan seseorang di telfon, ia tampak kasihan terhadap teman
bertelfonnya itu dan janji akan tanya ke Kang San dulu. Kang San yang kebetulan
mendengar langsung mendekat tepat setelah Woo Joo menutup telfonnya dan tanya
ada apa. Woo Joo tanya apa mereka punya uang 1 juta won untuk biaya rumah sakit
temannya yang seorang akuntan.
Kang San kenal dengan orang yang ia anggap
penipu itu. Woo Joo bilang orang itu bukan penipu hanya pergi dari kepentingan
duniawi. “Sepertinya dia berpura-pura jadi biksu kali ini, katakan padanya
untuk membayar hutangnya yang dulu" ucap Kang San. Woo Joo bilang jika temannya itu tak
dioperasi ia akan mati, Kang San tak peduli orang itu akan mati jika tak
membayar hutangnya. Woo Joo tetap kasihan, Kang San menegaskan jika mereka itu
penipu,
“bagaimana jika ia tak menipu?” tanya Woo Joo. Kang San tanya apa Woo
Joo suka pada pria itu, Woo Joo hanya bilang pria itu berkata ia menyukainya,
ia tak tahu pasti perasaannya sendiri tapi ia senang pria itu menyukainya. Kang
San meminta Woo Joo peduli pada perasaannya sendiri tapi Woo Joo sungguh tak
tahu. “Jika seseorang yang sungguh kau sukai muncul kau akan tahu jadi kau itu
tak menyukai pria itu” ia mengingatkan jika mereka baru saja melakukan
pembayaran bulan ini dan sebentar lagi juga harus membayar lagi, ia minta Woo
Joo mengerti.
Paman terlihat memikirkan ucapan Kang San tadi sementara Woo Joo
mengikuti Kang San keluar ia bingung harus berkata apa pada temannya itu.
Ho
Tae memutar kembali rekaman suara Asisten Oh dan menyamakan dengan suara dalam
ingatannya namun ia masih bingung, ia lalu memandang foto Ayah Lee dan bingung
siapa Ayah lee sebenarnya.
Ayah
Lee bertanya pada seorang anak dimana letak panti asuhan. Anak tersebut menyuruh
Ayah Lee mengikutinya karena ia tinggal disana. Sambil berjalan ia tanya siapa
yang Ayah Lee cari, Ayah Lee memperhatikan si anak terus menggaruk lehernya. Ia
hendak memeriksa namun si anak kaget dan menjauh. Ayah Lee tanya apa si anak
terkena eczema jika terus digaruk maka akan bertambah parah. Anak tersebut cuek
ia bilang ada anak yang kondisinya lebih parah darinya. Ia menyuruh si anak
sering makan kimchi karena asam laktat pada kimchi baik untuk Eczema dan lebih
baik dimakan setelah matang daripada baru dibuat.
Anak
tersebut bilang mereka diberi kimchi yang datang dari Cina dan rasanya kurang
enak. Ayah Lee berniat membuatkan namun si anak menolak. Anak tersebut berjalan
terlalu cepat dan Ayah lee berusaha
mengejar langkahnya.
Narasi
Ayah Lee:
“Kuharap
ada surga dimana seluruh anak panti asuhan tinggal, seperti tempat kubis tinggal
saling berpelukan satu sama lain untuk menyambut musim dingin, aku harap dunia
akan memberi pelukan hangat bagi anak-anak kami yang menggigil kedinginan,, aku
jadi ingin tahu dunia yang seperti apa yang ditinggali anak itu, tiba-tiba aku
menjadi takut”
sementara itu tampak Ho Tae masih suntuk memikirkan masalahnya.
Euni
Bi tanya kenapa lobak itu harus dikeringkan apa tak bisa dimakan begitu saja.
Woo Joo bilang agar lebih awet dan lebih enak jika dikunyah. Mereka akan
membuat kimchi lobak kering dipadu dengan timun jepang yang dikeringkan dan sup
daun lobak kering. Hae Joon tanya kapan Kang San membuat kimchi yang dibungkus
dengan bundelan. Kang San tanya kenapa, Hae Joon dengar kimchi itu adalah
kimchi yang paling terkenal di Chun Ji In tapi ia tak pernah melihat cara
membuatnya.
Kang San bilang ia juga tak pernah lihat karena ayahnya hanya
membuat itu saat upacara peringatan kematian ibu mereka. “Mengapa?” tanya Hae
Joon, Kang San juga tak pernah berpikir mengapa, Hae Joon tanya apa Kang San
tak tahu cara membuatnya, Kang San pernah melihat ibunya membuatnya, mereka
sering membuatnya sebelum ibunya meninggal.
Ia
kagum pada Hae Joon yang sangat tertarik mempelajari kimchi, Hae Joon bilang ia
tertarik saat ia mempelajarinya di kampus. Kang San bilang Hae Joon dan Ho Tae
itu memang berbeda, Woo Joo tak setuju keduanya itu mirip, Hae Joon tanya
dimana miripnya. Dari luar mereka sengaja berbulu tegak seakan siap menyerang
namun sebenarnya hati mereka baik.
Hae Joon tak menjawab, Kang San menyuruhnya
belajar lebih keras lagi. “Begitukah?” ucap Hae Joon pelan pada dirinya, ia
lalu melihat Eun Bi tengah menatapnya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.