SINOPSIS

Wednesday, 14 September 2016

Fermentation Family Eps 7 Part 1

Sinopsis Fermentation Family Eps 7 Part 1

Woo Joo dan Kang San keluar menemui wanita tersebut, ia terdiam saat mengenal sosok wanita didepannya itu. Wanita itu merasa keduanya tak berubah dari dulu, Woo Joo tanya apa ia mengenal mereka, ia mengiyakan dan tersenyum kearah Kang San.
wanita itu juga kaget saat mendengar Ayah Lee menghilang tapi ia sedikit lega karena Ayah Lee masih memberikan kabar kepada mereka.
Woo Joo membantah ayahnya bukan memberi kabar tapi tugas. Kang San akhirnya bicara ia tanya apa sebenarnya tujuannya datang kemari. 
“Aku hanya ingin mampir, tapi kupikir takdir sungguh tidak menginginkan kita untuk saling terhubung, tidak dulu tidak juga sekarang” ucapnya

Woo Joo akhirnya ingat ia dulu pernah dibelikan tas oleh wanita itu, Woo Joo hendak mengingatkan sepatu sneakers yang mereka temukan adalah pemberian wanita itu juga namun Kang San langsung menyahut jika ia minta maaf atas kelakuannya dulu, ia tak pernah meyangka betapa sulit untuk ayahnya untuk sendiri, saat itu ia hanya diliputi kebencian.

si wanita merasa Kang San telah salah paham, alasan ia berpisah dengan Ayah Lee bukan karena Kang San tapi karena bubur beras dan susu. Kang San pun bingung apa maksudnya.

Flashback:
Si wanita bercerita makanan pertama dan terakhir yang Lee Gi Chan suguhkan padanya adalah bubur beras dan susu. Saat itu ayah Lee duduk di depannya dan minta maaf namun hanya itu yang bisa ia sajikan. Ia minta maaaf karena tak bisa menyajikan masakan di restauran meraka karena masakan itu semua adalah bekas sentuhan istrinya. Flashbackend.

Wanita itu berkata bahwa ia telah ditolak mentah-mentah, “Kupikir orang pendiam seperti Lee Gi Chan juga akan tua juga jadi aku datang kesini bermaksud untuk menggodanya, tapi untungnya aku masih bisa melihat putrinya jadi ini bukan perjalanan sia-sia” ucapnya.
Woo Joo merasa ayahnya sangat jahat karena tak menyajikan kimchi mereka yang enak, Si wanita tersenyum mengiyakan. ia berpesan agar Kang San berhenti menyalahkan dirinya.

Menu Spesial kita kali ini! : Persimmon Kimchi

Ho Tae mendatangi Kang San di ladang sambil mengomel karena ia terlalu santai hanya karena tak ada pelanggan. Kang San menyindir walaupun lagi ramai ada juga orang yang suka bersantai. “Jadi ini tempat persembunyian Kang San” ucap Ho Tae, ia lalu tertarik melihat sebuah tulisan yang tertera di bawah batu nisan ibunya.

Kang San cerita tanpa menoleh, Ho Tae pun mendengarkannya, orang yang pertama mengetahui kematian ibunya adalah dirinya. Saat itu ibunya membuatkan kimchi kesemek kesukaannya dan duduk disitu seakan ia tertidur. “Pagi itu kubilang aku ingin makan kimchi kesemek, rasa kimchi ibuku benar-benar luar biasa”. Karena itu Kang San jadi menyalahkan dirinya, seharusnya ia tidak meminta ibunya membuatkan itu, 

“Aku menyesal dan membenci diriku saat itu” Kang San menghapus air matanya, “Tapi bukankah sungguh aneh? Aku yang membenci diriku tapi aku malah mengarahkannya kepada ayahku, sebenarnya aku takut, aku takut ia menemukan orang lain dan meninggalkan kami, aku takut ia akan melupakan ibuku, tapi aku tak tahu bahwa ayahku juga punya hidupnya sendiri, sendirian seperti itu...sendirian sampai sekarang ketika aku memikirkannya aku sungguh menyesal, aku sungguh sangat menyesalinya...”
Kang San pun tak tahan lagi menahan tangisnya.

Ho Tae berpesan agar Kang San jangan mengabaikan ayahnya, kehidupan seseorang adalah hanya miliknya sendiri bahkan jika itu ayahmu kau tak bisa bertanggungjawab untuk hidupnya. Kang San tanya apa Ho Tae bisa mengerti atas tindakan orang tuanya. Ho Tae bilang ia tidak cukup tahu tentang hal itu, “Jika kau tahu apa kau bisa mengerti?” tanya Kang San.
“Tidak, kupikir aku tak bisa, karena aku tak punya kenangan sepertimu”

Ho Tae teringat akan tulisan tadi, ia pun menunduk memeriksanya, Kang San ikut melihat tulisan yang tertutupi rumput itu, ia kaget dan bergegas untuk mencabuti rerumputan.
Ia pun terharu melihat pesan yang ditinggalkan ayahnya untuk ibunya disitu, “Terima Kasih, aku sungguh bahagia, bagiku kau adalah alam” Kang San tersenyum sambil menangis penuh haru. Ho Tae bilang ia iri dengannya.

“Aku bersyukur untuk alam yang mengisi piringku, aku gembira karena punya keluarga untuk menimati meja yang dihidangkan oleh alam, terima kasih, aku sungguh gembira, bagiku kau adalah alam itu”

Sepatu sneaker merah itu akhirnya berbaris rapi dengan sepatu lainnya. Kang San membuka cermin peninggalan ibunya dan tersenyum pada dirinya sendiri, senyum yang sungguh-sungguh sangat lebar, sementara Ho Tae tidur-tiduran di luar sambil memandang langit.

Esok harinya Ho Tae mendatangi tempat ia menguji tes DNA, ia tampak gelisah menungguh hasilnya. Dokter pun masuk, Ho Tae tanya apa hasilnya sudah selesai, dokter mengiyakan.

Akhirnya Hong II Lan, Ibunya Sung Jin (Wanita yang menulis berita tentang sabut logam) menuliskan permintaan maaf di blognya, ia bilang sabut logam itu ternyata dari bajunya sendiri yang terjatuh ke makanan. Woo Joo sangat senang membacanya, Kang San heran bagaimana bisa itu terjadi karena logam itu bukan seperti rambut. Hae Joon terlihat menenangkan bahwa itu bisa saja terjadi, 

“Benar maafkan saja dia, dia bilang akan mengirim permintaan maaf yang mendalam tapi apa maksudnya  itu?” tanya Woo Joo, Hae Joon pun menjelaskan, Woo Joo tanya apa Kang San bersedia memaafkannya? Kang San pun mengiyakan karena ini hal baik untuk mereka. 

Tiba-tiba bu guru Jung datang tergesa-gesa mengabarkan berita yang sama, Woo Joo bilang mereka sudah melihatnya ia senang melihat bu guru begitu perhatian pada mereka, Guru Jung mengiyakan, ia lalu tanya dimana paman mereka. 

“Apa kau datang untuk melihat paman?” tanya Woo Joo, bu guru langsung gelagapan membantah. Woo Joo tanya apa mereka sekarang bisa bekerja sama dengan restaurant italia, Kang San juga tak tahu tapi karena masalah mereka sudah selesai ia mengajak Woo Joo untuk melaksanakan misi dari ayahnya yaitu membuat kimchi kesemek.

Ho Tae pulang dengan raut wajah yang kelihatan berat, ia tak sadar jika anak buah Dae Shik mengikutinya. Sementara itu di kantornya Dae Shik malah mengingat wajah Woo Joo yang tersenyum manis padanya, ia malu sendiri dan memegang wajahnya. Tiba-tiba bunyi telfon mengagetkannya, ia menerima kabar bahwa Ho Tae ada di Chun Ji In namun ia minta anak buahnya itu untuk membiarkannya saja.

Ho Tae masuk ke dalam, ia melihat Kang San dan yang lainnya tengah berkumpul mulai membuat kimchi. Guru Jung tanya apa rasanya takkan berkapur.
 “itulah kenapa teman garam dan cuka harus berkunjung” jelas Woo Joo ia pun menjelaskan pada Eun Bi dan Dae Yoon cerita yang pernah diceritakan ibunya. Kang San menatapnya seakan mengingat kenangan kembali dengan sang ibu.

Kang San mulai menghaluskan bumbu, lalu bumbu-bumbu yang sudah jadi pun dicampur jadi satu dan dituang di atas kesemek dan sayur hingga merata. Tugas pun selesai. 

Kang San melihat Ho Tae dan bertanya kemana saja dia dengan sebutan Ho Tae gun. Ho Tae tak terima dipanggil begitu, “Beraninya kau sebut gun pada oppa”
“Oppa dengkulku” runtuk Kang San kesal. Ho Tae menegaskan dia itu lebih tua, Kang San tanya berapa umurnya, “31” ucap Ho Tae, Kang San kesal beraninya Ho Tae menyebut dirinya oppa padahal jarak usia mereka hanya 2 tahun. 

Ho Tae bingung ia bilang sepertinya lebih dari 2 tahun, Kang San lantas mengerjai Ho tae dengan hendak menempelkan tangannya yang penuh saus cabai padanya, Ho Tae menghindar mengambil penutup pot sebagai perisai, Kang San mengambil kayu bakar keduanya bertarung seakan itu adalah pedang. 
Hae Joon hanya terus menatap kimchi kesemek itu. Kang San kesal karena Ho tae tak mau mengalah dan terus menyerangnya ia pun menjatuhnya pedangnya, Ho tae bersorak senang namun Kang San mengejarnya lagi ia pun menyerah dan Ho Tae rebahan di atas batu besar yang seperti meja.

Flashback : dokter menerangkan pada Ho Tae ada 6 aspek yang tak sesuai ini, Ho Tae minta ia berhenti berbelit-belit dan nyatakan mereka bersaudara atau tidak. Dokter mengatakan tak ada hubungan darah diantara mereka, Ho Tae minta dokter menyakinkan sekali lagi apa sungguh tak ada hubungan. Dokter bilang ia yakin, Ho Tae bingung apalagi gambar ia kecil jelas bersama ayah Lee. Flashbackend.

Ho Tae melihat Kang San tengah menerangkan pada Dae Yoon bahwa mereka harus memberikan waktu buat kesemek untuk mencintai teman-temannya. “Untuk cinta itu sendiri.... juga butuh waktu” ucapnya tersenyum lalu melihat Ho Tae namun Ho tae mengalihkan wajahnya. Kang San lalu menyuapi Eun Bi, Woo Joo juga ikutan ia ingin menyuapi Guru Jung yang terus menghindar, Ho Tae melihat mereka semua begitu bahagia, ia pun diam-diam tersenyum dari tempatnya rebahan.

Asisten Oh menelfon Dae Shik tanya apa ia sudah mencari Gi Ho Tae, Dae Shik mengiyakan ia akan membereskannya. Asisten Oh bilang ia akan membereskannya sendiri dan akan menghubunginya lagi nanti. Ia berjalan namun sepertinya ia menyadari sesuatu dan terlihat panik, sementara itu Ho Tae masih tertidur dengan nyaman.

Kepala panti memberitahu ia sudah mengirimkan gambar dari anak laki-laki tersebut, ia bingung kenapa begitu tiba-tiba. Asisten Oh menunggu hasil gambar itu muncul di mesin faks, ia berhati-hati agar tak ada yang melihat foto yang ia tunggu. Asisten Oh benar-benar kaget saat tahu ternyata orang yang ada pernah ada dipanti asuhan itu adalah Gi Ho Tae.

Ho Tae bermimpi buruk seorang pria berkata padanya “Anak kecil, mulai sekarang kau takkan ingat apapun, kau tak mau ayahmu mati kan?” Ho Tae kecil mengangguk. “Kau telah dibuang, hanya itu cara kau bisa menemukan ayahmu”
Ho Tae tersentak bangun dengan nafas ngos-ngosan.

Di kamar ia mulai memikirkan arti foto ia dengan Ayah lee dan gambar semasa kecil dengan ayah dan ibunya di depan Chun Ji In. Ia bisa mengingat jelas wajah pria yang mengelus kepalanya saat menggambar adalah Ayah lee tapi ia tak bisa mengingat wajah pria yang bersamanya di taman bermain. Lalu ada asisten Oh yang bilang jika ia telah dibuang, ia menatap foto ayah lee lagi dan arloji kuno itu, akhirnya ia frustasi karena tak mendapatkan jawaban apapun atas barang-barang tersebut. 

Ho Tae sekilas melihat bayangan sosok kecilnya, ia mengikuti dan melihat sosok itu masuk ke kamar Ayah Lee. Ho Tae pun segera masuk dan berusaha mencari barang yang bisa mengingatkannya akan masa lalunya, Kang San tak sengaja lewat dan melihatnya.

Sementara itu asisten Oh masih syok mendapati foto remaja Ho Tae, ia benar-benar terlihat panik. 

Woo Joo, Eun Bi dan Dae Yoon kaget mendengar teriakan Kang San yang berusaha menahan Ho Tae pergi. Kang San mengikutinya sampai diluar dan menarik tangannya bertanya apa yang sedang terjadi. Ho Tae terlihat kalut dan tak bisa berkata-kata, Kang San menjadi cemas apalagi ia melihat tangan Ho Tae bergetar hebat. Kang San bertanya sekali lagi apa yang sebenarnya terjadi sambil perlahan hendak menyentuh tangan Ho Tae yang bergetar namun Ho Tae mengepalkan tangannya dan segera pergi dari sana.

Kang San kembali kedalam dengan lesu, Woo Joo langsung tanya apa mereka bertengkar lagi. Woo Joo minta Kang San jangan terlalu keras pada Ho Tae karena ia tak punya ayah ataupun ibu, ia jadi penasaran dimana ayah Ho Tae.
“Aku akan senang jika kita tahu dimana ayah berada” 
Woo Joo juga khawatir apa ayahnya makan dengan baik, ia tanya kenapa ayah mereka pergi. “Jika aku tahu apa aku akan tetap disini seperti ini? Aku akan membawanya dengan cara apapun” ucap Kang San.

Woo Joo heran Kang San itu tak tahu padahal ia pintar, mereka lalu melihat Eun Bi memarahi Dae Yoon karena memberi mata dan hidung pada gambar Ho Tae tanpa ijin. Dae Yoon sengaja karena gambar itu tak punya wajah. Kang San mengambilnya ia tanya darimana mereka dapat, Eun Bi mengambilnya dari kamar Ho Tae. Kang San teringat wajah Ho Tae yang aneh saat melihat gambar itu di gudang.

Ho Tae berdiri di pinggir sungai, tak lama asisten Oh datang, ia tanya apa Ho Tae membawa rekaman yang asli. Ho Tae menunjukkan flashdisk, Asisten Oh hendak mengambilnya namun Ho Tae berubah pikiran ia tak bisa percaya padanya dan ingin memberikan rekaman itu secara langsung pada Oh Myung Chul. Asisten Oh tanya kenapa tiba-tiba.
Ho Tae tanya sebenarnya kekuasaan apa yang asisten Oh miliki, “Sudah jelas kau hanya melakukan apa yang Oh Myung Chul perintahkan jadi tokoh utama yang terlibat adalah president Handol Food yaitu president Oh, metode yang paling efektif untuk dapat bertemu dengannya langsung dan menyelesaikan dengan ini bukankah begitu?”

Asisten Oh bilang ia telah ditugaskan untuk mengurusi masalah Chun Ji In. Ho Tae menolak percaya pada orang yang telah menyuruh orang lain meletakkan sabut logam di kimchi mereka ia tetap ingin bertemu president Oh secara langsung.
Asisten Oh yakin wanita itu sudah menulis permintaan maaf di blog, Ho Tae tanya bagaimana dengan sisanya ia ingin mereka tetap membayarkan hutang Hong Il Lan dan putranya.
“Kenapa kau melakukan ini tiba-tiba? Apa kau mau uang?” asisten Oh bilang pastikan ketua tidak tahu akan ini jika sampai ketua tahu maka perjanjian mereka batal. Ho Tae setuju ia lalu meneyrahkan flashdisk itu namun ia bilang tidak ada isinya. Asisten Oh tak mengerti, Ho Tae bilang tak ada kamera pengawas di Chun Ji In,

“Kalau begitu keadaannya berubah, negosiasi selesai”
“Kalau begitu kita harus mulai lagi” ucap Ho Tae ia mengeluarkan telfonnya yang merekam seluruh pembicaraan tadi. Ho Tae mengingatkan perjanjian tetap sama namun hal yang ia pegang adalah rekaman itu.
Asisten Oh terlihat kesal, “Aku lupa kau datang dari gang belakang" sindirnya
Asisten Oh berbalik pergi, “Apa hanya itu yang kau lupa?” tanya Ho Tae “Kau mengenalku kan? Kita pernah bertemu sebelumnya sungguh sudah lama sekali, kau, aku dan juga Chun Ji In apa hubungannya? Kau, Lee Gi Chan dan aku! Kau dan ayahku! Pasti ada hubungannya!”
Asisten Oh berbalik ia berpura-pura tang mengerti apa yang Ho Tae bicarakan. “Cobalah ingat aku kau pasti mengenalku, aku dan ayahku di masa lalu kau mengenal kami”
“Bagaimana kau begitu yakin?” tanya asisten Oh
“karena aku ingat suaramu”

Asisten Oh tersenyum remeh,”AKu tak tahu kau bicara apa tapi kau tak selalu bisa mempercayai ingatanmu”
“terkadang ingatan lebih pasti daripada apa yang kau lihat dengan matamu”, asisten Oh rasa itu hanya kebetulan saja, ia tak tahu tentangnya dan juga tentang ayahnya. Ho Tae bilang tak ada kebetulan mereka bertemu karena mereka harus bertemu, Ho Tae tanya dimana ayahnya sekarang. Asisten Oh minta ia berhenti keras kepala, meskipun keras kepalanya seperti anak-anak ia tetap tak bisa bilang ia mengenal orang yang tak ia kenal. 

Ho Tae tetap yakin Asisten Oh mengenalnya ia menuntut untuk mengatakan siapa ia dan dimana ayahnya. Asisten Oh dengan enteng menanggapi ia menyuruh Ho Tae memeriksakan dirinya ke psikiater “Dan jika kau begitu yakin dengan ingatanmu, maka tak ada alasan bagimu memperlakukanku seperti ini. Ho Tae yakin Asisten Oh berbohong, asisten Oh menantangnya untuk membuktikan jika ia bisa ia berjanji akan memberitahukan yang sebenarnya, jika tak bisa maka jangan terlalu yakin. Ia sekali lagi menegaskan jka ia tak tahu ia hanya terpaksa percaya Ho Tae karena terpaksa. 

Ho tae memanggilnya lagi, ia membenarkan untuk tak mempercayai siapapun,, ia juga hanya percaya dirinya sendiri, ia percaya atas suara yang ia denagr di kepalanya dan ingatan itu selalu mengarah padanya, ia tak tahu apa yang teradi tapi ia yakin asisten Oh lah yang memulai segalanya, meski begitu ialah yang akan mengakhirinya. Ia berjanji akan membuktikannya karena menutupi sesuatu yang seharusnya diselesaikan bukanlah gayanya. Asisten Oh tetap tersenyum tenang namun begitu berbalik wajahnya terlihat bengis.

Asisten Oh memberitahu Presdir jika Ho Tae adalah anak buah Jo Dae Shik, bagi Presdir Oh sampah harus dibuang namun baunya tetap saja menganggu. Asisiten Oh bilang akan menyelesaikannya, “Tentu saja kau harus, tujuanmu berada disisiku, jangan lupa ini semua untuk diriku bukan untuk Handol Foods” ucap Presdir Oh sambil berlalu pergi.
Diruangannya Hyung Sook terlihat gusar, ia lalu memerintahkan anak buahnya lewat telfon untuk menyiapkan mobil.

Woo Joo berbicara dengan seseorang di telfon, ia tampak kasihan terhadap teman bertelfonnya itu dan janji akan tanya ke Kang San dulu. Kang San yang kebetulan mendengar langsung mendekat tepat setelah Woo Joo menutup telfonnya dan tanya ada apa. Woo Joo tanya apa mereka punya uang 1 juta won untuk biaya rumah sakit temannya yang seorang akuntan. 

Kang San kenal dengan orang yang ia anggap penipu itu. Woo Joo bilang orang itu bukan penipu hanya pergi dari kepentingan duniawi. “Sepertinya dia berpura-pura jadi biksu kali ini, katakan padanya untuk membayar hutangnya yang dulu" ucap Kang San. Woo Joo bilang jika temannya itu tak dioperasi ia akan mati, Kang San tak peduli orang itu akan mati jika tak membayar hutangnya. Woo Joo tetap kasihan, Kang San menegaskan jika mereka itu penipu,

“bagaimana jika ia tak menipu?” tanya Woo Joo. Kang San tanya apa Woo Joo suka pada pria itu, Woo Joo hanya bilang pria itu berkata ia menyukainya, ia tak tahu pasti perasaannya sendiri tapi ia senang pria itu menyukainya. Kang San meminta Woo Joo peduli pada perasaannya sendiri tapi Woo Joo sungguh tak tahu. “Jika seseorang yang sungguh kau sukai muncul kau akan tahu jadi kau itu tak menyukai pria itu” ia mengingatkan jika mereka baru saja melakukan pembayaran bulan ini dan sebentar lagi juga harus membayar lagi, ia minta Woo Joo mengerti. 

Paman terlihat memikirkan ucapan Kang San tadi sementara Woo Joo mengikuti Kang San keluar ia bingung harus berkata apa pada temannya itu.
Ho Tae memutar kembali rekaman suara Asisten Oh dan menyamakan dengan suara dalam ingatannya namun ia masih bingung, ia lalu memandang foto Ayah Lee dan bingung siapa Ayah lee sebenarnya.

Ayah Lee bertanya pada seorang anak dimana letak panti asuhan. Anak tersebut menyuruh Ayah Lee mengikutinya karena ia tinggal disana. Sambil berjalan ia tanya siapa yang Ayah Lee cari, Ayah Lee memperhatikan si anak terus menggaruk lehernya. Ia hendak memeriksa namun si anak kaget dan menjauh. Ayah Lee tanya apa si anak terkena eczema jika terus digaruk maka akan bertambah parah. Anak tersebut cuek ia bilang ada anak yang kondisinya lebih parah darinya. Ia menyuruh si anak sering makan kimchi karena asam laktat pada kimchi baik untuk Eczema dan lebih baik dimakan setelah matang daripada baru dibuat.

Anak tersebut bilang mereka diberi kimchi yang datang dari Cina dan rasanya kurang enak. Ayah Lee berniat membuatkan namun si anak menolak. Anak tersebut berjalan terlalu cepat  dan Ayah lee berusaha mengejar langkahnya.

Narasi Ayah Lee:
“Kuharap ada surga dimana seluruh anak panti asuhan tinggal, seperti tempat kubis tinggal saling berpelukan satu sama lain untuk menyambut musim dingin, aku harap dunia akan memberi pelukan hangat bagi anak-anak kami yang menggigil kedinginan,, aku jadi ingin tahu dunia yang seperti apa yang ditinggali anak itu, tiba-tiba aku menjadi takut” 
sementara itu tampak Ho Tae masih suntuk memikirkan masalahnya.

Euni Bi tanya kenapa lobak itu harus dikeringkan apa tak bisa dimakan begitu saja. Woo Joo bilang agar lebih awet dan lebih enak jika dikunyah. Mereka akan membuat kimchi lobak kering dipadu dengan timun jepang yang dikeringkan dan sup daun lobak kering. Hae Joon tanya kapan Kang San membuat kimchi yang dibungkus dengan bundelan. Kang San tanya kenapa, Hae Joon dengar kimchi itu adalah kimchi yang paling terkenal di Chun Ji In tapi ia tak pernah melihat cara membuatnya. 

Kang San bilang ia juga tak pernah lihat karena ayahnya hanya membuat itu saat upacara peringatan kematian ibu mereka. “Mengapa?” tanya Hae Joon, Kang San juga tak pernah berpikir mengapa, Hae Joon tanya apa Kang San tak tahu cara membuatnya, Kang San pernah melihat ibunya membuatnya, mereka sering membuatnya sebelum ibunya meninggal.
Ia kagum pada Hae Joon yang sangat tertarik mempelajari kimchi, Hae Joon bilang ia tertarik saat ia mempelajarinya di kampus. Kang San bilang Hae Joon dan Ho Tae itu memang berbeda, Woo Joo tak setuju keduanya itu mirip, Hae Joon tanya dimana miripnya. Dari luar mereka sengaja berbulu tegak seakan siap menyerang namun sebenarnya hati mereka baik. 

Hae Joon tak menjawab, Kang San menyuruhnya belajar lebih keras lagi. “Begitukah?” ucap Hae Joon pelan pada dirinya, ia lalu melihat Eun Bi tengah menatapnya.

Ketua Hyung Sook ternyata mendatangi Chun Ji In, ia berdiri di depan dan mengamati papan menu, “Masih sama” ucapnya dengan senyum remeh.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.