SINOPSIS

Sunday 25 August 2013

Corner With Love Eps 6 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^

Corner With Love Eps 6 Part 1
Di episode sebelumnya, Xiao Yang yang tengah kesal akhirnya mendapatkan cara untuk menyingkirkan XIn Lei dari rumah Qin lang setelah diberitahu oleh Ah Da . 

Qin Lang kembali ke rumah dan mencoba meminta maaf pada Xin Lei. Xin Lei bersikap cuek dan bilang kalau ia tak peduli apa yang terjadi antara Qin Lang dan Xiao Yang. 
Qin Lang lalu tanya mengapa Xin Lei kedengaran begitu kesal. Xin Lei bilang iakesal atas tuduhan yang dilontarkan Xiao Yang padanya meskipun kata Qin Lang Xiao Yang melakukannya hanya karena salah paham lalu mengapa dia terus memojokkannya.
Xiao Yang tiba-tiba muncul dan minta maaf. Qin Lang tanya mengapa Xiao Yang minta maaf
“Memangnya dia tak boleh minta maaf padaku?” tanya Xin Lei kesal
“Bukankah kau juga takkan menerimanya” balas Qin Lang
Xin Lei membalas Qin Lang dengan menerima permintaan maaf Xiao Yang.

Xiao Yang mendekati Xin Lei dengan menawarkan pekerjaan di hotel bintang 5 yang dijalankan ayahnya. Hal itu membuat Qin Lang bingung dengan kebaikan Xiao Yang, namun Xiao Yang beralasan bahwa sepertinya Xin Lei membutuhkan pertolongan. Qin Lang bilang kalau Xin Lei takkan mau menerima pekerjaan itu karena harga dirinya terlalu tinggi. Xin Lei membalas Qin Lang lagi dengan menerima tawaran itu.
Esoknya, Xin Lei pergi ke hotel itu bersama Bi Zhu. Bi Zhu terlihat senang dan tanya apa benar dia bisa bekerja disana.
“Xiao Yang bilang tempat ini sedang kekurangan pegawai” ucap Xin Lei. Mereka pun masuk bersama dengan bahagia menemui Xiao Yang yang tengah menunggu di dalam. 
Xiao Yang lalu membawa mereka bertemu dengan seorang pegawai senior. Pegawai tersebut menempatkan mereka berdua pekerjaan di bagian depan dan menyuruh mereka mengikuti Yang Ling untuk memakai seragam kerjanya. 
Pegawai senior  lalu melapor pada Xiao Yang kalau kedua orang yang direkomendasikannya punya kualifikasi yang bagus. Xiao Yang tak begitu peduli, ia hanya berpesan agar sang pegawai bisa menemukan cara untuk langsung menaikkan gaji Xin Lei. Pegawai senior bingung karena Xin Lei baru saja bekerja disana. 
Xiao Yang dengan kesal menatapnya dan menyuruhnya tak usah banyak tanya, ia mencari tahu apakah ada kamar pegawai yang kosong di asrama pekerja mereka. Sang pegawai bilang semua telah terisi penuh, Xiao Yang menyuruhnya mengosongkan satu kamar untuk sebulan lagi.
Setelah keluar Xiao Yang merasa yakin kalau setelah sebulan Xin Lei pasti akan keluar dari rumah Qin lang.
Qin Lang datang ke hotel tempat Xin Lei bekerja, awalnya ia merasa kesal tak dapat menahan diri untuk tak kesana, ia hendak berbalik pergi namun akhirnya ia mengurungkan niatnya karena merasa penasaran dan masuk dan berkeliling hotel mencari Xin Lei. 
Qin Lang  melihat Xiao Yang sedang menuruni tangga dan buru-buru berusaha menyembunyikan diri dengan berbalik badan berpura-pura melihat lukisan . 
Xiao Yang sendiri sudah sempat melihat Qin Lang dan segera menepuk pundaknya bertanya apa yang sedang dilakukannya di Hotel itu. Qin Lang pura-pura datang untuk mengamati lukisan didepannya.
Xiao Yang curiga, “Pahatan ini sudah tergantung disini selama lebih dari sepuluh tahun, memangnya apa yang dilihat?”
“Ya benar ini memang terlihat kurang bagus kan, aku sedang mencari apa yang membuatnya kurang bagus” jawab Qin Lang.
“Lalu kenapa waktu kusuruh kau mengubahnya kau malah menolak?”
“Aku berubah pikiran” ucap Qin lang cepat. “Benarkah?” ucap Xiao Yang senang namun ia kembali mencurigai Qin Lang karena berubah pikiran tiba-tiba, Xiao Yang lalu memaksa Qin Lang mengatakan alasan sebenarnya. 
Qin Lang gelagapan dan bilang kalau wanita itu selalu saja suka curiga sambil memaksakan diri untuk tertawa.
“Dari dulu sampai sekarang hanya ada satu hal yang berubah di hotel ini, Yu Xin Lei” ucap Xiao Yang
Tawa Qin Lang terhenti seketika, ia pura-pura ngambek karena Xiao Yang tak percaya ucapannya. Xiao Yang memanggil Qin Lang, Qin Lang tersenyum menang dan berbalik badan menanyakan dengan cuek "Ada apa?".
Xiao Yang menawarkan Qin Lang untuk mengganti lukisan tersebut dengan syarat Qin Lang harus bekerjasama dengannya untuk membuatnya. Qin Lang tampak memikirkan tawaran itu.
Sementara itu di hotel si pegawai senior membawa Xin Lei dan Bi Zhu berkeliling sambil mengingatkan mereka agar tak bertingkah hanya karena mendapat rekomendasi langsung dari Xiao Yang serta harus mengerjakan pekerjaannya dengan benar.

Xin Lei secara tak sengaja berpapasan dengan Qin Lang yang tengah berjalan dengan Xiao Yang.
Xin Lei dan Qin Lang sama-sama berjalan dari arah yang berlawanan dan saling berpikir dalam hati. (Berikutnya yang bercetak miring adalah suara hati dari tokoh kita)
Xin Lei “Apa yang dia lakukan disini?”  sambil terus menatap Qin Lang

Qin Lang," Kenapa dia menatapku?Jika bukan karena aku khawatir kau akan membuat masalah aku takkan datang kesini” dan Qin Lang pun berjalan sambil terus menatap Xin Lei.
Xin Lei “Jangan bilang kalau dia disini untuk mematai-mataiku, dasar tukang ikut campur!”

Qin lang mengalihkan pandangannya, “Aku tak berniat untuk melihatmu atau apalah, memangnya kau pikir aku tukang ikut campur memangnya siapa yang mau mematai-mataimu”

Tiba-tiba Xiao Yang melingkarkan tangannya mengapit lengan Qin lang dengan mesra, mata Xin Lei melotot sementara Qin Lang kaget dan melihat ke Xin Lei dengan ekspresi ketakutan.
Bi Zhu juga mendelik kesal melihat Qin Lang. Qin Lang bahkan memejamkan matanya saat melewati Xin lei sementara Xiao Yang tersenyum puas dengan aksinya itu.
Bi Zhu menarik lengan Xin Lei dan bertanya mengapa Qin lang terlihat semesra itu dengan Xiao Yang padahal mereka kan hanya teman, Xin Lei dengan kesal bilang tak tahu. Sementara itu Xiao Yang telah melepas Qin Lang pergi.

Bi Zhu merasa kalau Xiao Yang itu ingin mencuri Qin Lang dari Xin Lei dan berencana untuk mendatanginya. Xin Lei menarik lengan Bi Zhu dan mengingatkan kalau Xiao Yang adalah putri dari pemilik hotel tempat mereka bekerja dan dialah yang mempekerjakan mereka disana. 
Xiao Yang masih mendengarkan obrolan mereka dan tersenyum penuh kemenangan sebelum melongos pergi.
“Baiklah aku akan melepaskannya kali ini, tapi memangnya apa hebatnya menjadi kaya” ucap Bi Zhu agak keras.
Bi Zhu mengingatkan kalau Xin Lei juga dulunya orang kaya dan memberinya semangat untuk tak menyerah dengan Xiao Yang. Xin Lei menunduk sedih ia lalu berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu yang kini tengah kesal setelah melihat Qin Lang yang bahkan tak mau melihat mereka saat berpapasan tadi. 
Xin Lei hanya mengingatkan Bi Zhu kalau mereka disini untuk bekerja. Sang pegawai senior kembali dan  membentak keduanya untuk segera bersiap menyambut tamu.
Xiao Yang masi berjalan menemani Qin Lang sambil menggandeng lengan Qin lang hal itu membuat Qin Lang risih dan melepaskan tangannya
“Aku rasa kita perlu mengumpulkan paling tidak 20 kepingan karya seni" ucap Qin Lang
Xiao Yang merasa senang mendengar jumlahnya yang banyak karena berarti ia akan lebih lama bersama Qin Lang.
Qin lang tanya apa Xiao Yang tak memberitahu ayahnya dulu mengenai harganya. Xiao Yang bilang ayahnya tak terlalu peduli dengan hal remeh seperti itu. Qin Lang terdiam dan berhenti berjalan. Xiao Yang merasa bersalah, “Pekerjaanmu tentu saja penting hanya saja ayahku kurang menghargai seni”
“Tak apa selama aku punya kesempatan untuk menggambar aku sudah merasa sangat bahagia” Qin lang, ia lalu meminta Xiao Yang merahasiakan pekerjaan mereka ini dari nenek. 
Qin lang bilang ia hanya bisa memanfaatkan waktu istirahatnya dari membantu sang nenek berjualan untuk datang mengecat/ melukis di hotel. 
Xiao Yang sama sekali tak mempermasalahkan dan mengajak Qin lang untuk makan dulu, namun Qin Lang menolak karena harus buru-buru ke tempat neneknya sekarang. Xiao Yang merasa kecewa ditinggalkan Qin Lang. 
Ssebelum pergi Qin Lang kembali memandangi hotel tersebut dan tersenyum karena berhasil mendapat kesempatan untuk bersama dengan Xin Lei.
Xin Lei mendapat tugas berdiri di depan pintu menunggu seorang tamu, ia berpapasan dengan Xiao Yang ketika hendak keluar. Xiao Yang dengan sombong menyapa Xin Lei dan berkata kalau Qin Lang tadi datang untuk menemuinya, ia mengaku merasa takenak pada Xin Lei karena Qin Lang  tak sempat mengucapkan salam pada Xin Lei. 
Xin Lei enggan menanggapi dan berkata kalau ia punya banyak kerjaan.
Xin lei berdiri bersiap menyambut sang tamu, seorang pria tua turun dari mobilnya tepat di depan Xin Lei, Xin Lei maju dan menyapa pria bernama Mr. Yu itu. 
Xin Lei membimbing pria itu masuk ke dalam sambil memberikan beberapa penjelasan dengan ramah.
Ia juga menemani tamu itu makan dengan berdiri disampingnya, tak lupa ia memberikan juga kartu namanya.
Mr. Yu melihat marga Xin Lei yang sama dengannya dan bilang kalau di dunia ini ada banyak orang bermarga Yu
“Apa Mr. Yu Guang Ping dari perusahaan Zheng Long adalah ayahmu?”
“kau tahu ayahku?” ucap Xin Lei kaget
“Tidak juga, aku sedang menjalankan bisnis di Shanghai dan beberapa kali bertemu dengannya.
Xin Lei kembali ke dalam berjalan dengan lesu sambil mengingat ucapan Mr. Xu
Mr Xu : “Sejak bisnisnya hancur ia menghilang dari Shanghai siapa yang sangka kalau ia akan berada di Taiwan, bagaimana kabar orang tuamu? Sebenarnya aku juga tak tahu mereka ada dimana, Nona Yu tolong jangan salahkan orang tuamu, jika itu aku aku juga tak tahu bagaimana menghadapi keluargaku”

Xin Lei : “Aku tak menyalahkan mereka tapi mengapa mereka tak mengatakan segalanya padaku dan pergi tanpa sepatah katapun? (Xin lei mulai menitihkan air mata) aku putri mereka mengapa mereka tak membawaku, aku tak takut susah aku hanya ingin dengan kalian berdua, aku sangat rindu Shanghai, aku sangat rindu kalian”
Xin Lei berjalan pulang dengan membawa rasa sedihnya, ia duduk di halte bis dan termenung membayangkan kehidupan bahagianya bersama orang tuanya hingga tak menyadari bis yang berhenti di depannya. 
Xin lei baru tersadar ketika bis itu pergi, ia berlari berusaha mengejar namun sayangnya tak berhasil. Xin Lei berbalik badan dan dibelakang sudah ada Qin lang dengan sepedanya yang tengah menatap Xin Lei namun tak Xin Lei sadari. 
Qin Lang mendekati Xin Lei yang terlihat tak bersemangat.
“Akhir-akhir ini angkutan bis umum memang sedikit aneh, cukup kalau mereka tak mau berhenti untuk gadis-gadis jelek tapi sekarang mereka juga tak mau berhenti untuk wanita cantik” ucap Qin lang lalu melirik Xin Lei yang memalingkan wajahnya dengan kesal.

“Akhir-akhir ini wanita juga keterlaluan mereka bahkan mengabaikan teman yang bicara padanya tak peduli apapun” Xin Lei tetap tak mau menanggapi Qin Lang, Qin lang pun lanjut bicara sambil duduk di samping Xin Lei
“Akhir-akhir ini pria juga sama saja buruknya mereka suka bicara otak mereka pasti rusak karena mau melakukan hal seperti itu”
Qin lang kehilangan kesabaran, ia berbalik dan mendelik kesal sambil memukul kepala Xin lei, “Apa ada orang di rumah!?”

“Bisakah kau diam?” ucap Xin Lei
“Tidak, jika tak bertengkar denganmu aku bisa bosan”
“Ya kau sangat membosankan”
“itu dia!  begini baru benar ayo lanjutkan”
“Menjauhlah dariku!” teriak Xin lei
Qin lang terdiam dan tanya apa pekerjaan Xin Lei bermasalah, Xin Lei berpaling dan bilang tidak. “Apa kau sedang datang bulan?”
“Kau gila!” Xin lei menatap kesal pada Qin Lang
“Lalu jangan bilang kalau kau marah padaku” Xin Lei menolak dibilang sedang marah padanya. Qin lang menerangkan kalau kehadirannya di hotel tadi adalah untuk bekerja mengecat hotel dan ia tak menyapa Xin lei karena merasa mereka berdua tengah bekerja. Xin Lei memperingatkan lagi kalau ia sama sekali tak peduli dengan urusan Qin Lang.

Qin Lang lalu bingung dan tanya mengapa Xin Lei terlihat marah sekarang. Xin lei hanya bilang kalau ia lapar dan minta Qin Lang mentraktirnya.
“kau harusnya bilang lebih cepat, ayo kita ke pasar aku akan mentraktirmu apapun yang mau kau makan”
Qin lang bersiap menaiki sepeda
“Apa ada jajanan Shanghai?’ tanya Xin lei dengan lemah, Qin Lang berhenti tiba-tiba dan terlihat bingung.
Di rumah Qin Lang rupanya diam-diam meminta bantuan dari temannya di Shanghai. Telfon Qin Lang diangkat oleh Xiao Pang yang menyangka Qin Lang orang gila karena meminta pesanan diantar ke Taiwan namun sebelum meletakkan telfon kembali Xiao Pang pun tersadar dan mencoba mendengar suara si penelfon kembali, Qin Lang bilang apa karena terlalu jauh sampai suaranya tak dikenali lagi. Xiao pang berteriak keras memanggil Qin Lang sampai kuping Qin Lang sakit.
Ketiga teman Qin Lang akhirnya bergabung tak sabar ingin mendengar berita dari Qin Lang mereka pun berebut bertanya satu per satu, mereka tanya apa Qin Lang telah bertemu kembali dengan Xin Lei karena sejak Qin Lang pergi mereka juga tak pernah melihat Xin Lei. 
Qin Lang sebenarnya ingin bilang kalau Xin Lei ada bersamanya namun Xin Lei keburu datang dan Qin Lang buru-buru menyembunyikan telfonnya.

Xin Lei melihat bahan makanan yang masih utuh yang berarti Qin Lang belum memulai apapun. “Kau belum juga mulai?! Jangan bilang kalau kau menelfon ke Shanghai untuk mencari bantuan” ucap Xin Lei. 
Sementara itu Che Ren berteriak di telfon karena tak bisa mendengar apa-apa. 
Qin Lang tentu saja tak mengaku, “Kenapa aku harus menelfon jauh-jauh hanya untukmu” ucapnya.
Xin Lei lalu pergi dengan wajah cemberut. 
Qin Lang kembali ke telfonnya, “Tolong jangan bicara masa lalu sekarang, ajarkan aku bagaimana membuat cemilan khas Shanghai. Bos Cui Gue bertanya makanan apa yang ingin dibuat Qin Lang dan sebenarnya makanan Shanghai itu sangat simple dalam hak rasa dan banyak menggabungkan style dari makanan lain. 
Qin Lang langsung menyuruh Cui Gue mengajarinya ke intinya, Cui Gue mengiyakan. 
Qin Lang mulai serius menyiapkan masakannya sesuai dengan instruksi yang diberikan Bos dari telfon sementara Xin Lei menunggu sambil bermain piano.
Qin Lang berusaha keras mengerjakan meski ia sempat kesulitan ketika menggabungkan seluruh bahan itu dengan menggunakan api besar.
Ah Da akhirnya pulang dan membangunkan Xin Lei yang ketiduran karena lelah menunggu. AH Da tanya dimana Qin Lang, Xin Lei bilang sambil menunjuk dapur. Ia minta Ah Da menyampaikan pada Qin Lang kalau ia bisa bolak balik Shanghai dari tadi kalau begini caranya. 

Ah Da menemui Qin Lang dan Qin Lang langsung menyuruhnya untuk membantu dan tanya dimana neneknya. Ah Da bilang nenek tengah mengantar Jia Hua ke rumah sakit. “Itu bagus” ucap Qin Lang tak sadar, Ah Da mendelik kaget, “Sudah bukan apa-apa ayo bantu aku lagi”
Makanan pun dihidang dihadapan Xin Lei, ada iga dengan pasta talas, ikan goreng dengan daun bawang, dll yang kelihatannya menggugah selera makan Xin Lei. Namun Xin Lei berpura-pura bersikap biasa dan tak menunjukkannya, “Hanya karena kelihatan bagus bukan berarti rasanya juga bagus”ucapnya.
“Hei aku di Shanghai itu hanya 3 bulan tak ada lagi yang bisa aku lakukan kalau kau tak puas cepat makanlah” bentak Qin Lang
Xin Lei mulai mencicipi, Ah Da langsung memgambil satu dan memasukkan semua ke mulutnya hinga tersedak.
Xin Lei terlihat senang dengan rasanya namun ia tentu tak mau menunjukkannya di depan Qin Lang
“Apa ini masih bisa dimakan setelah talas yang malang dicacah olehmu seperti ini?”Xin Lei mulai membuat marah Qin Lang.
“Itu pasta kau tahu! Pasta!” balas Qin Lang

Xin Lei : “Bagaimana bisa kau bilang ini pasta sementara ada bagian ytang masih bisa digigit ini lebih cocok disebut potongan talas”
Qin Lang : “Apa ada aturan pasta talas harus seperti pasta? Jadi semua lumpur itu berlumpur tanpa ada potongan?"
Ah Da ikut ngomong kalau sejujurnya rasanya menurutnya tak begitu enak. Xin Lei membentak menyuruh diam.”Dengan kata lain semakin hancur itu semakin menunjukkan ketulusanmu dalam membuatnya dan sepertinya kau tak terlalu tulus”
Xin Lei meletakkan sumpitnya kembali.

Qin Lang :“Aku sudah di dapur beberapa jam dan kau bilang aku tak tulus?”
Xin Lei :“Kau juga tahu kalau kau disana beberapa jam adan aku hampir mati kelaparan!”
Qin Lang :“Kalau tadi daging yang diubah jadi pasta pasti kau benar-benar akan mati kelaparan!” Qin Lang tak tahan lagi ia bilang akan mengambil makanan itu kalau Xin Lei tak mau.
Xin Lei ”kau sudah membuat untukku sekarang kau tidak izinkan aku untuk makan” 
Qin Lang bilang bukankah tadi Xin Lei tak suka jadi untuk apa dia makan. Xin Lei tak mau dan tetap ingin makan, akhirnya keduanya saling mencapit. 
Qin Lang mencapit sumpit Xin Lei yang ingin makan sementara Xin Lei menyingkirkan capitan sumpit Qin Lang agar bisa makan. Xin Lei berhasil makan, Qin Lang tak mau kalah dan ikut juga makan agar makanan itu habis.
Xin Lei tak mau kalah dan terus makan sementara Ah Da hanya terpelongo melihat mereka saling berlomba makan.
Setelahnya Xin Lei meletakkan sumpitnya dan bilang kalau Qin Lang hanya tahu membuat Oyster omelet saja. Xin Lei kembali ke kamarnya. Qin Lang berdiri dengan kesal menatap Xin Lei ia bilang ke Ah Da lebih baik membunuhnya saja dengan pisau daripada disuruh membuatkan makanan lagi untuk Xin Lei. 
Namun ketika berbalik Qin Lang tersenyum melihat makanan yang akhirnya dihabiskan Xin Lei.
Xin Lei memandangi album foto keluarganya sementara itu di luar Qin Lang membawakan sepiring makanan untuk Xin Lei, Ah Da menyangka Qin Lang masih marah pada Xin Lei dan terus-terusan memberi nasehat dibelakang padahal Qin Lang di depan tengah senyum-senyum sendiri sambil jalan. Ah Da menghentikan Qin Lang untuk tak bertengkar dengan Xin Lei lagi.
“Apa kau tak sadar” ucap Qin Lang, Ah Da bingung apa yang perlu disadari.
Qin Lang pun memberitahu Ah Da kalau Xin Lei telah menghabiskan seluruh daging yang dimasak dengan pasta talas tadi, Ah Da segera lari ke tempat makan dan memeriksa piring yang sudah kosong itu.
Qin Lang mengetuk pintu kamar Xin Lei dan memanggilnya pelan. Xin Lei tanya kenapa ia harus membuka pintu. Qin Lang langsung membuka pintu itu sendiri dan meletakkan sepiring makanan berupa manisan di depan pintu, ia pun segera keluar sementara Xin Lei tampak terharu melihat makanan itu.
Xin Lei berbicara dalam hati sambil membolak-balik album fotonya, “Ayah, ibu, Xi Xian, Shan Dong hanya beberapa menit aku merasa aku telah kembali ke Shanghai, rasa itu adalah rasa dari kenangan”
Qin Lang sendiri yang tengah diluar sambil sibuk menggambar juga turut bertanya-tanya dalam hatinya, “Apa kau (Xin Lei) mencoba mengenang hal-hal di masa lalu? Kenangan dari kehidupanmu sebelumnya yang terlihat indah, bersinar dan mengesankan, Mereka yang dulunya tidak hanya memberikanmu kebahagiaan tapi juga kesedihan, aku berharap bisa memberikan kenangan yang penuh kebahagiaan untukmu tapi aku takut hanya bisa memberinya sedikit”
Keesokan harinya saat sarapan Qin Lang tanya pada nenek bagaimana keadaan Jia Hua, nenek bilang keadaannya sudah membaik. “Aku dengar kau sudah mendapat kerja?” tanya nenek pada Xin Lei. Xin Lei mengiyakan, nenek lalu berpesan agar Xin Lei tidak membiarkan sikap manjanya sebagai tuan putri membuatnya kehilangan pekerjaannya lagi.
Xin Lei dengan tegas menyatakan kalau itu takkan terjadi lagipula kalaupun ia dipecat ia tak mau berlama-lama tinggal di rumah Qin Lang. Semua tertegun, Xin Lei tak mengindahkan dan segera permisi pergi untuk bekerja.
“Nenek haruskah kau bersikap seperti itu?” ucap Qin Lang
Nenek balik marah dan menyuruh Qin lang melihat jelas sikap angkuh yang ditunjukkan Xin Lei, Qin Lang bilang kalau Xin Lei tak berbuat salah. 
Nenek mengingatkan kalau Xin Lei belum melakukan satupun dengan benar ia hanya berharap bisa memberikan Xin lei jalan untuk memperbaiki diri, nenek juga mengingatkan kalau Xin Lei harus bisa bertahan menjalani masa-masa yang sulit jika ingin bersama terus dengan Qin Lang.
Qin lang sepertinya menyalahkan dirinya,”Lalu jika kami tak bersama apa itu berarti ia bisa tinggal disini?” ucapnya lirih
“Apa maksudnya itu?” tanya nenek bingung, “Oh jadi kau telah memikirkan itu berulang lagi dan merasa kalau dirimu takkan mempu memenuhi setiap keinginan dari tuan putri itu kan? Itu bagus kalau begitu dia mau tinggal dimana itu bukan urusan kita lagi? suruh saja ia pindah”
Qin Lang menyuruh nenek melupakan saja apa yang ia bilang tadi, dan menyembunyikan raut wajah bimbangnya.
Qin lang mengayuh sepedanya dengan sedikit tak bersemangat, ia pergi menemui Ba Dao dan Ah Yi. Keduanya temannya itu langsung kaget melihat Qin lang di depan rumahnya. Ba Dao menatap tajam pada Qin Lang dan dibalas oleh Qin lang dengan menunjukkan satu tas donut yang ia bawa.
“Kau pikir dengan membawa donut kesini tiap ahri aku akan memaafkanmu!?” teriak Ba Dao dengan kesal.
Qin lang mengingatkan perkataan Ba Dao dulu kalau ia cukup membawakan 1000 donut kalau membuat Ba Dao kesal untuk mengisi mulut Ba Dao dan mencegah ia memukul Qin Lang.
“Aku menyesali itu sekarang!”
“Kalau begitu baguslah, donut ini sangat mahal”
“Kau masih bercanda denganku?”
“Kalau aku tak bercanda aku tak tahu bagaimana menghadapimu” ucap Qin Lang

Ba Dao maju hendak mengepalkan tinjunya yang berhenti di depan wajah Qin Lang yang tak bergeming, Ah YI melihat dengan ngeri. Ah Yi bernafas lega saat Ba Dao menurunkan tinjunya. 
Qin Lang meminta maaf atas kesalahannya. Melihat Ba Dao yang tak peduli Ah Yi mencoba menengahi. Ah Yi bilang ke Qin Lang kalau Ba Dao bukannya marah atas hubungan Qin Lang dengan Xin Lei ia hanya marah karena Qin Lang berbohong.
“Jika kau suka dengannya kenapa tak cepat kau bilang!” ucap Ba Dao, Qin lang masih menyangkal kalau ia tak suka hal ini membuat Ba Dao bertambah kesal
“Hal yang kau ucapkan di pasar apa semua itu palsu?” ucap Ba Dao menyakinkan, Ah Yi juga merasa bahwa Qin Lang hanya menyangkal perasaannya.
Qin Lang teringat kembali kejadian waktu itu dan kejadian saat Xin Lei menciumnya. “benarkah?” ucap Qin Lang memikirkan kembali perasaannya.
Ba Dao bilang cara Xin lei menjawab dan menatap Qin Lang juga akan membuat semua orang tak percaya kalau itu bukan cinta. Qin lang menyangkal namun kedua temannya tetap menguatkan sangkaan mereka.
“Bagaimana bisa seorang dewi yang cantiknya seperti malaikat jatuh cinta dengan makhluk biasa yang tercipta dari hutan” ucap Ba Dao dan kata-kata itu kembali membuat hati Qin lang bimbang dan ragu.
Di ruangan yang berbeda Bi Zhu dan Xin Lei sama-sama berjalan dengan panik, keduanya bertemu lalu Xin Lei tanya mengapa semua mereka tiba-tiba dikumpulkan. 
Bi Zhu bilang kalau mereka akan kedatangan tamu penting hari ini bahkan tamu itu telah memesan kamar mereka yang paling mewah selama satu minggu dengan banyak permintaan.
 Xin Lei lalu tanya permintaan seperti apa yang dimaksud. Bi Zhu pun menjelaskan satu per satu begitupun dengan gambar para pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya mulai dari sarung bantal dan seprai yang harus berasal dari katun berkualitas tinggi, mengganti bunga mawar yang harus berwarna ungu setiap hari, ketenangan yang tak bisa diganggu dan lain-lain.

Bi Zhu dan Xin lei kembali berjalan dengan cepat untuk meyambut tamu mereka sementara itu sang pegawai senior yang membimbing mereka terlihat tengah bersama seorang pria asing untuk menandatangani surat penyewaan hotel.
Bi Zhu juga bilang kalau tamu mereka ini menginginkan asisten pribadi selama 24 jam penuh hal itu membuat Bi Zhu semakin bertanya-tanya seperti apa tamu mereka itu.
Qin lang datang membawa lukisannya bersama Xiao Yang, lukisan itu akan ditempatkan di presidental suite. Xiao Yang mengatakan kalau orang yang menyewa kamar itu juga seorang seniman, ia ingin agar orang itu melihat hasil karya Qin Lang.
Qin lang tanya apa para pegawai yang ia lihat buru-buru ke depan tadi adalah untuk menyambut tamu itu, Xiao Yang membenarkan, Qin lang turut penasaran dan tanya siapa dia.
Xin Lei dan pegawai yang lain dibariskan di halaman hotel untuk mendengarkan pengarahan dari pegawai senior,
“Tamu penting kita kali ini adalah AnTeng Feng, dia orang jepang dan pianis kelas dunia” sementara penjelasan diberikan orang yang dimaksud tampak berjalan bersama beberapa pengawalnya lalu menaiki mobil menuju hotel tempat Xin Lei bekerja. Di depan hotel Teng Feng telah ditunggu oleh para fans nya yang ingin melihatnya. 
Begitu juga dengan para pegawai hotel termasuk Xin lei dan Bi Zhu.
“Tidakkah ini berlebihan” ucap Bi Zhu melihat hebohnya penyambutan yang diberikan, “Bagaimana bisa dia lebih populer dibanding Rain?”
Xin Lei bilang kalau Teng Feng sangat terkemuka dan terkenal, Bi Zhu kagum ternyata Xin Lei mengenalnya. “Semua yang belajar musik pasti mengenalnya” ucap Xin Lei.





No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.