Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
Corner With Love Eps 6 Part 1
Di episode sebelumnya, Xiao Yang yang tengah kesal akhirnya mendapatkan cara untuk menyingkirkan XIn Lei dari rumah Qin lang setelah diberitahu oleh Ah Da .
Qin
Lang kembali ke rumah dan mencoba meminta maaf pada Xin Lei. Xin Lei bersikap cuek
dan bilang kalau ia tak peduli apa yang terjadi antara Qin Lang dan Xiao Yang.
Qin Lang lalu tanya mengapa Xin Lei kedengaran begitu kesal. Xin Lei bilang iakesal atas tuduhan yang dilontarkan Xiao Yang padanya meskipun kata Qin Lang
Xiao Yang melakukannya hanya karena salah paham lalu mengapa dia terus
memojokkannya.
Xiao
Yang tiba-tiba muncul dan minta maaf. Qin Lang tanya mengapa Xiao Yang minta maaf
“Memangnya
dia tak boleh minta maaf padaku?” tanya Xin Lei kesal
“Bukankah
kau juga takkan menerimanya” balas Qin Lang
Xin
Lei membalas Qin Lang dengan menerima permintaan maaf Xiao Yang.
Xiao
Yang mendekati Xin Lei dengan menawarkan pekerjaan di hotel bintang 5 yang
dijalankan ayahnya. Hal itu membuat Qin Lang bingung dengan kebaikan Xiao Yang,
namun Xiao Yang beralasan bahwa sepertinya Xin Lei membutuhkan pertolongan. Qin
Lang bilang kalau Xin Lei takkan mau menerima pekerjaan itu karena harga
dirinya terlalu tinggi. Xin Lei membalas Qin Lang lagi dengan menerima tawaran
itu.
Esoknya,
Xin Lei pergi ke hotel itu bersama Bi Zhu. Bi Zhu terlihat senang dan tanya apa
benar dia bisa bekerja disana.
“Xiao
Yang bilang tempat ini sedang kekurangan pegawai” ucap Xin Lei. Mereka pun
masuk bersama dengan bahagia menemui Xiao Yang yang tengah menunggu di dalam.
Xiao Yang lalu membawa mereka bertemu dengan seorang pegawai senior. Pegawai tersebut menempatkan mereka berdua pekerjaan di bagian depan dan
menyuruh mereka mengikuti Yang Ling untuk memakai seragam kerjanya.
Pegawai senior lalu melapor pada Xiao Yang kalau kedua orang yang
direkomendasikannya punya kualifikasi yang bagus. Xiao Yang tak begitu peduli,
ia hanya berpesan agar sang pegawai bisa menemukan cara untuk langsung
menaikkan gaji Xin Lei. Pegawai senior bingung karena Xin Lei baru saja bekerja
disana.
Xiao Yang dengan kesal menatapnya dan menyuruhnya tak usah banyak
tanya, ia mencari tahu apakah ada kamar pegawai yang kosong di asrama pekerja
mereka. Sang pegawai bilang semua telah terisi penuh, Xiao Yang menyuruhnya
mengosongkan satu kamar untuk sebulan lagi.
Setelah
keluar Xiao Yang merasa yakin kalau setelah sebulan Xin Lei pasti akan keluar
dari rumah Qin lang.
Qin
Lang datang ke hotel tempat Xin Lei bekerja, awalnya ia merasa kesal tak dapat menahan diri untuk tak kesana, ia hendak berbalik pergi
namun akhirnya ia mengurungkan niatnya karena merasa penasaran dan masuk dan berkeliling hotel mencari
Xin Lei.
Qin Lang melihat Xiao Yang sedang menuruni tangga dan buru-buru berusaha
menyembunyikan diri dengan berbalik badan berpura-pura melihat lukisan .
Xiao
Yang sendiri sudah sempat melihat Qin Lang dan segera menepuk pundaknya
bertanya apa yang sedang dilakukannya di Hotel itu. Qin Lang pura-pura datang
untuk mengamati lukisan didepannya.
Xiao Yang curiga, “Pahatan ini sudah tergantung disini selama lebih dari sepuluh tahun, memangnya apa yang dilihat?”
Xiao Yang curiga, “Pahatan ini sudah tergantung disini selama lebih dari sepuluh tahun, memangnya apa yang dilihat?”
“Ya
benar ini memang terlihat kurang bagus kan, aku sedang mencari apa yang
membuatnya kurang bagus” jawab Qin Lang.
“Lalu
kenapa waktu kusuruh kau mengubahnya kau malah menolak?”
“Aku
berubah pikiran” ucap Qin lang cepat. “Benarkah?” ucap Xiao Yang senang namun
ia kembali mencurigai Qin Lang karena berubah pikiran tiba-tiba, Xiao Yang lalu
memaksa Qin Lang mengatakan alasan sebenarnya.
Qin Lang gelagapan dan bilang kalau wanita itu selalu saja suka curiga sambil memaksakan diri untuk tertawa.
Qin Lang gelagapan dan bilang kalau wanita itu selalu saja suka curiga sambil memaksakan diri untuk tertawa.
“Dari
dulu sampai sekarang hanya ada satu hal yang berubah di hotel ini, Yu Xin Lei” ucap Xiao Yang
Tawa
Qin Lang terhenti seketika, ia pura-pura ngambek karena Xiao Yang tak percaya ucapannya.
Xiao Yang memanggil Qin Lang, Qin Lang tersenyum menang dan berbalik badan
menanyakan dengan cuek "Ada apa?".
Xiao Yang menawarkan Qin Lang untuk mengganti lukisan tersebut dengan syarat Qin Lang harus bekerjasama dengannya untuk membuatnya. Qin Lang tampak memikirkan tawaran itu.
Xiao Yang menawarkan Qin Lang untuk mengganti lukisan tersebut dengan syarat Qin Lang harus bekerjasama dengannya untuk membuatnya. Qin Lang tampak memikirkan tawaran itu.
Sementara
itu di hotel si pegawai senior membawa Xin Lei dan Bi Zhu berkeliling sambil
mengingatkan mereka agar tak bertingkah hanya karena mendapat rekomendasi
langsung dari Xiao Yang serta harus mengerjakan pekerjaannya dengan benar.
Xin
Lei secara tak sengaja berpapasan dengan Qin Lang yang tengah berjalan dengan
Xiao Yang.
Xin Lei dan Qin Lang sama-sama berjalan dari arah yang berlawanan dan saling berpikir dalam hati. (Berikutnya yang bercetak miring adalah suara hati dari tokoh kita)
Xin Lei dan Qin Lang sama-sama berjalan dari arah yang berlawanan dan saling berpikir dalam hati. (Berikutnya yang bercetak miring adalah suara hati dari tokoh kita)
Xin Lei “Apa yang dia
lakukan disini?” sambil terus menatap Qin Lang
Qin Lang," Kenapa dia
menatapku?Jika bukan karena aku khawatir kau akan membuat masalah aku takkan
datang kesini” dan Qin Lang pun
berjalan sambil terus menatap Xin Lei.
Xin Lei “Jangan
bilang kalau dia disini untuk mematai-mataiku, dasar tukang ikut campur!”
Qin
lang mengalihkan pandangannya, “Aku tak
berniat untuk melihatmu atau apalah, memangnya kau pikir aku tukang ikut campur
memangnya siapa yang mau mematai-mataimu”
Tiba-tiba
Xiao Yang melingkarkan tangannya mengapit lengan Qin lang dengan mesra, mata
Xin Lei melotot sementara Qin Lang kaget dan melihat ke Xin Lei dengan ekspresi
ketakutan.
Bi Zhu juga mendelik kesal melihat Qin Lang. Qin Lang bahkan memejamkan matanya saat melewati Xin lei sementara Xiao Yang tersenyum puas dengan aksinya itu.
Bi Zhu juga mendelik kesal melihat Qin Lang. Qin Lang bahkan memejamkan matanya saat melewati Xin lei sementara Xiao Yang tersenyum puas dengan aksinya itu.
Bi
Zhu menarik lengan Xin Lei dan bertanya mengapa Qin lang terlihat semesra itu
dengan Xiao Yang padahal mereka kan hanya teman, Xin Lei dengan kesal bilang
tak tahu. Sementara itu Xiao Yang telah melepas Qin Lang pergi.
Bi
Zhu merasa kalau Xiao Yang itu ingin mencuri Qin Lang dari Xin Lei dan
berencana untuk mendatanginya. Xin Lei menarik lengan Bi Zhu dan mengingatkan
kalau Xiao Yang adalah putri dari pemilik hotel tempat mereka bekerja dan
dialah yang mempekerjakan mereka disana.
Xiao Yang masih mendengarkan obrolan mereka dan tersenyum penuh kemenangan sebelum melongos pergi.
Xiao Yang masih mendengarkan obrolan mereka dan tersenyum penuh kemenangan sebelum melongos pergi.
“Baiklah
aku akan melepaskannya kali ini, tapi memangnya apa hebatnya menjadi kaya” ucap
Bi Zhu agak keras.
Bi
Zhu mengingatkan kalau Xin Lei juga dulunya orang kaya dan memberinya semangat
untuk tak menyerah dengan Xiao Yang. Xin Lei menunduk sedih ia lalu berusaha
untuk menenangkan sahabatnya itu yang kini tengah kesal setelah melihat Qin
Lang yang bahkan tak mau melihat mereka saat berpapasan tadi.
Xin Lei hanya mengingatkan Bi Zhu kalau mereka disini untuk bekerja. Sang pegawai senior kembali dan membentak keduanya untuk segera bersiap menyambut tamu.
Xin Lei hanya mengingatkan Bi Zhu kalau mereka disini untuk bekerja. Sang pegawai senior kembali dan membentak keduanya untuk segera bersiap menyambut tamu.
Xiao
Yang masi berjalan menemani Qin Lang sambil menggandeng lengan Qin lang hal itu membuat Qin Lang
risih dan melepaskan tangannya
“Aku
rasa kita perlu mengumpulkan paling tidak 20 kepingan karya seni" ucap Qin Lang
Xiao
Yang merasa senang mendengar jumlahnya yang banyak karena berarti ia akan lebih
lama bersama Qin Lang.
Qin
lang tanya apa Xiao Yang tak memberitahu ayahnya dulu mengenai harganya. Xiao
Yang bilang ayahnya tak terlalu peduli dengan hal remeh seperti itu. Qin Lang
terdiam dan berhenti berjalan. Xiao Yang merasa bersalah, “Pekerjaanmu tentu
saja penting hanya saja ayahku kurang menghargai seni”
“Tak
apa selama aku punya kesempatan untuk menggambar aku sudah merasa sangat
bahagia” Qin lang, ia lalu meminta Xiao Yang merahasiakan pekerjaan mereka ini dari
nenek.
Qin lang bilang ia hanya bisa memanfaatkan waktu istirahatnya dari membantu sang nenek berjualan untuk datang mengecat/ melukis di hotel.
Xiao Yang sama sekali tak mempermasalahkan dan mengajak Qin lang untuk makan dulu, namun Qin Lang menolak karena harus buru-buru ke tempat neneknya sekarang. Xiao Yang merasa kecewa ditinggalkan Qin Lang.
Ssebelum pergi Qin Lang kembali memandangi hotel tersebut dan tersenyum karena berhasil mendapat kesempatan untuk bersama dengan Xin Lei.
Qin lang bilang ia hanya bisa memanfaatkan waktu istirahatnya dari membantu sang nenek berjualan untuk datang mengecat/ melukis di hotel.
Xiao Yang sama sekali tak mempermasalahkan dan mengajak Qin lang untuk makan dulu, namun Qin Lang menolak karena harus buru-buru ke tempat neneknya sekarang. Xiao Yang merasa kecewa ditinggalkan Qin Lang.
Ssebelum pergi Qin Lang kembali memandangi hotel tersebut dan tersenyum karena berhasil mendapat kesempatan untuk bersama dengan Xin Lei.
Xin
Lei mendapat tugas berdiri di depan pintu menunggu seorang tamu, ia berpapasan
dengan Xiao Yang ketika hendak keluar. Xiao Yang dengan sombong menyapa Xin Lei
dan berkata kalau Qin Lang tadi datang untuk menemuinya, ia mengaku merasa takenak pada Xin Lei karena Qin Lang tak sempat
mengucapkan salam pada Xin Lei.
Xin Lei enggan menanggapi dan berkata kalau ia punya banyak kerjaan.
Xin Lei enggan menanggapi dan berkata kalau ia punya banyak kerjaan.
Xin
lei berdiri bersiap menyambut sang tamu, seorang pria tua turun dari mobilnya
tepat di depan Xin Lei, Xin Lei maju dan menyapa pria bernama Mr. Yu itu.
Xin Lei membimbing pria itu masuk ke dalam sambil memberikan beberapa penjelasan dengan ramah.
Xin Lei membimbing pria itu masuk ke dalam sambil memberikan beberapa penjelasan dengan ramah.
Ia juga menemani tamu itu makan dengan berdiri disampingnya, tak lupa ia memberikan juga kartu
namanya.
Mr. Yu melihat marga Xin Lei yang sama dengannya dan bilang kalau di dunia ini ada banyak orang bermarga Yu
Mr. Yu melihat marga Xin Lei yang sama dengannya dan bilang kalau di dunia ini ada banyak orang bermarga Yu
“Apa
Mr. Yu Guang Ping dari perusahaan Zheng Long adalah ayahmu?”
“kau
tahu ayahku?” ucap Xin Lei kaget
“Tidak
juga, aku sedang menjalankan bisnis di Shanghai dan beberapa kali bertemu
dengannya.
Xin
Lei kembali ke dalam berjalan dengan lesu sambil mengingat ucapan Mr. Xu
Mr Xu : “Sejak
bisnisnya hancur ia menghilang dari Shanghai siapa yang sangka kalau ia akan
berada di Taiwan, bagaimana kabar orang tuamu? Sebenarnya aku juga tak tahu
mereka ada dimana, Nona Yu tolong jangan salahkan orang tuamu, jika itu aku aku
juga tak tahu bagaimana menghadapi keluargaku”
Xin
Lei : “Aku tak menyalahkan mereka tapi mengapa mereka tak mengatakan segalanya
padaku dan pergi tanpa sepatah katapun? (Xin lei mulai menitihkan air mata) aku
putri mereka mengapa mereka tak membawaku, aku tak takut susah aku hanya ingin
dengan kalian berdua, aku sangat rindu Shanghai, aku sangat rindu kalian”
Xin
Lei berjalan pulang dengan membawa rasa sedihnya, ia duduk di halte bis
dan termenung membayangkan kehidupan bahagianya bersama orang tuanya hingga tak
menyadari bis yang berhenti di depannya.
Xin lei baru tersadar ketika bis itu pergi, ia berlari berusaha mengejar namun sayangnya tak berhasil. Xin Lei berbalik badan dan dibelakang sudah ada Qin lang dengan sepedanya yang tengah menatap Xin Lei namun tak Xin Lei sadari.
Qin Lang mendekati Xin Lei yang terlihat tak bersemangat.
Xin lei baru tersadar ketika bis itu pergi, ia berlari berusaha mengejar namun sayangnya tak berhasil. Xin Lei berbalik badan dan dibelakang sudah ada Qin lang dengan sepedanya yang tengah menatap Xin Lei namun tak Xin Lei sadari.
Qin Lang mendekati Xin Lei yang terlihat tak bersemangat.
“Akhir-akhir
ini angkutan bis umum memang sedikit aneh, cukup kalau mereka tak mau berhenti
untuk gadis-gadis jelek tapi sekarang mereka juga tak mau berhenti untuk wanita
cantik” ucap Qin lang lalu melirik Xin Lei yang memalingkan wajahnya dengan kesal.
“Akhir-akhir
ini wanita juga keterlaluan mereka bahkan mengabaikan teman yang bicara padanya
tak peduli apapun” Xin Lei tetap tak mau menanggapi Qin Lang, Qin lang pun
lanjut bicara sambil duduk di samping Xin Lei
“Akhir-akhir
ini pria juga sama saja buruknya mereka suka bicara otak mereka pasti rusak
karena mau melakukan hal seperti itu”
Qin
lang kehilangan kesabaran, ia berbalik dan mendelik kesal sambil memukul kepala
Xin lei, “Apa ada orang di rumah!?”
“Bisakah
kau diam?” ucap Xin Lei
“Tidak,
jika tak bertengkar denganmu aku bisa bosan”
“Ya
kau sangat membosankan”
“itu
dia! begini baru benar ayo lanjutkan”
“Menjauhlah
dariku!” teriak Xin lei
Qin
lang terdiam dan tanya apa pekerjaan Xin Lei bermasalah, Xin Lei berpaling dan
bilang tidak. “Apa kau sedang datang bulan?”
“Kau
gila!” Xin lei menatap kesal pada Qin Lang
“Lalu
jangan bilang kalau kau marah padaku” Xin Lei menolak dibilang sedang marah
padanya. Qin lang menerangkan kalau kehadirannya di hotel tadi adalah untuk
bekerja mengecat hotel dan ia tak menyapa Xin lei karena merasa mereka berdua
tengah bekerja. Xin Lei memperingatkan lagi kalau ia sama sekali tak peduli dengan
urusan Qin Lang.
Qin Lang lalu bingung dan tanya mengapa Xin Lei terlihat marah sekarang. Xin lei hanya bilang kalau ia lapar dan minta Qin Lang mentraktirnya.
Qin Lang lalu bingung dan tanya mengapa Xin Lei terlihat marah sekarang. Xin lei hanya bilang kalau ia lapar dan minta Qin Lang mentraktirnya.
“kau
harusnya bilang lebih cepat, ayo kita ke pasar aku akan mentraktirmu apapun
yang mau kau makan”
Qin
lang bersiap menaiki sepeda
“Apa
ada jajanan Shanghai?’ tanya Xin lei dengan lemah, Qin Lang berhenti tiba-tiba
dan terlihat bingung.
Di
rumah Qin Lang rupanya diam-diam meminta bantuan dari temannya di Shanghai.
Telfon Qin Lang diangkat oleh Xiao Pang yang menyangka Qin Lang orang gila karena
meminta pesanan diantar ke Taiwan namun sebelum meletakkan telfon kembali Xiao Pang pun tersadar dan mencoba mendengar suara si penelfon kembali, Qin Lang
bilang apa karena terlalu jauh sampai suaranya tak dikenali lagi. Xiao pang berteriak keras memanggil Qin Lang sampai kuping Qin Lang sakit.
Ketiga
teman Qin Lang akhirnya bergabung tak sabar ingin mendengar berita dari Qin
Lang mereka pun berebut bertanya satu per satu, mereka tanya apa Qin Lang telah
bertemu kembali dengan Xin Lei karena sejak Qin Lang pergi mereka juga tak
pernah melihat Xin Lei.
Qin Lang sebenarnya ingin bilang kalau Xin Lei ada bersamanya namun Xin Lei keburu datang dan Qin Lang buru-buru menyembunyikan telfonnya.
Qin Lang sebenarnya ingin bilang kalau Xin Lei ada bersamanya namun Xin Lei keburu datang dan Qin Lang buru-buru menyembunyikan telfonnya.
Xin
Lei melihat bahan makanan yang masih utuh yang berarti Qin Lang belum memulai
apapun. “Kau belum juga mulai?! Jangan bilang kalau kau menelfon ke Shanghai
untuk mencari bantuan” ucap Xin Lei.
Sementara itu Che Ren berteriak di telfon karena tak bisa mendengar apa-apa.
Qin Lang tentu saja tak mengaku, “Kenapa aku harus menelfon jauh-jauh hanya untukmu” ucapnya.
Sementara itu Che Ren berteriak di telfon karena tak bisa mendengar apa-apa.
Qin Lang tentu saja tak mengaku, “Kenapa aku harus menelfon jauh-jauh hanya untukmu” ucapnya.
Xin
Lei lalu pergi dengan wajah cemberut.
Qin Lang kembali ke telfonnya, “Tolong jangan bicara masa lalu sekarang, ajarkan aku bagaimana membuat cemilan khas Shanghai. Bos Cui Gue bertanya makanan apa yang ingin dibuat Qin Lang dan sebenarnya makanan Shanghai itu sangat simple dalam hak rasa dan banyak menggabungkan style dari makanan lain.
Qin Lang langsung menyuruh Cui Gue mengajarinya ke intinya, Cui Gue mengiyakan.
Qin Lang mulai serius menyiapkan masakannya sesuai dengan instruksi yang diberikan Bos dari telfon sementara Xin Lei menunggu sambil bermain piano.
Qin Lang berusaha keras mengerjakan meski ia sempat kesulitan ketika menggabungkan seluruh bahan itu dengan menggunakan api besar.
Qin Lang kembali ke telfonnya, “Tolong jangan bicara masa lalu sekarang, ajarkan aku bagaimana membuat cemilan khas Shanghai. Bos Cui Gue bertanya makanan apa yang ingin dibuat Qin Lang dan sebenarnya makanan Shanghai itu sangat simple dalam hak rasa dan banyak menggabungkan style dari makanan lain.
Qin Lang langsung menyuruh Cui Gue mengajarinya ke intinya, Cui Gue mengiyakan.
Qin Lang mulai serius menyiapkan masakannya sesuai dengan instruksi yang diberikan Bos dari telfon sementara Xin Lei menunggu sambil bermain piano.
Qin Lang berusaha keras mengerjakan meski ia sempat kesulitan ketika menggabungkan seluruh bahan itu dengan menggunakan api besar.
Ah
Da akhirnya pulang dan membangunkan Xin Lei yang ketiduran karena lelah
menunggu. AH Da tanya dimana Qin Lang, Xin Lei bilang sambil menunjuk dapur. Ia
minta Ah Da menyampaikan pada Qin Lang kalau ia bisa bolak balik Shanghai dari
tadi kalau begini caranya.
Ah Da menemui Qin Lang dan Qin Lang langsung menyuruhnya untuk membantu dan tanya dimana neneknya. Ah Da bilang nenek tengah mengantar Jia Hua ke rumah sakit. “Itu bagus” ucap Qin Lang tak sadar, Ah Da mendelik kaget, “Sudah bukan apa-apa ayo bantu aku lagi”
Ah Da menemui Qin Lang dan Qin Lang langsung menyuruhnya untuk membantu dan tanya dimana neneknya. Ah Da bilang nenek tengah mengantar Jia Hua ke rumah sakit. “Itu bagus” ucap Qin Lang tak sadar, Ah Da mendelik kaget, “Sudah bukan apa-apa ayo bantu aku lagi”
Makanan
pun dihidang dihadapan Xin Lei, ada iga dengan pasta talas, ikan goreng dengan
daun bawang, dll yang kelihatannya menggugah selera makan Xin Lei. Namun Xin
Lei berpura-pura bersikap biasa dan tak menunjukkannya, “Hanya karena kelihatan bagus bukan berarti
rasanya juga bagus”ucapnya.
“Hei
aku di Shanghai itu hanya 3 bulan tak ada lagi yang bisa aku lakukan kalau kau
tak puas cepat makanlah” bentak Qin Lang
Xin
Lei mulai mencicipi, Ah Da langsung memgambil satu dan memasukkan semua ke
mulutnya hinga tersedak.
Xin
Lei terlihat senang dengan rasanya namun ia tentu tak mau menunjukkannya di
depan Qin Lang
“Apa
ini masih bisa dimakan setelah talas yang malang dicacah olehmu seperti ini?”Xin Lei mulai membuat marah Qin Lang.
“Itu pasta kau tahu! Pasta!” balas Qin Lang
Xin Lei : “Bagaimana bisa kau bilang ini pasta sementara ada bagian ytang masih bisa digigit ini lebih cocok disebut potongan talas”
Qin Lang : “Apa
ada aturan pasta talas harus seperti pasta? Jadi semua lumpur itu berlumpur
tanpa ada potongan?"
Ah
Da ikut ngomong kalau sejujurnya rasanya menurutnya tak begitu enak. Xin Lei
membentak menyuruh diam.”Dengan kata lain semakin hancur itu semakin menunjukkan
ketulusanmu dalam membuatnya dan sepertinya kau tak terlalu tulus”
Xin
Lei meletakkan sumpitnya kembali.
Qin Lang :“Aku
sudah di dapur beberapa jam dan kau bilang aku tak tulus?”
Xin Lei :“Kau
juga tahu kalau kau disana beberapa jam adan aku hampir mati kelaparan!”
Qin Lang :“Kalau
tadi daging yang diubah jadi pasta pasti kau benar-benar akan mati kelaparan!”
Qin Lang tak tahan lagi ia bilang akan mengambil makanan itu kalau Xin Lei tak
mau.
Xin Lei ”kau sudah membuat untukku sekarang kau tidak izinkan aku untuk makan”
Qin Lang bilang bukankah tadi Xin Lei tak suka jadi untuk apa dia makan. Xin Lei tak mau dan tetap ingin makan, akhirnya keduanya saling mencapit.
Qin Lang mencapit sumpit Xin Lei yang ingin makan sementara Xin Lei menyingkirkan capitan sumpit Qin Lang agar bisa makan. Xin Lei berhasil makan, Qin Lang tak mau kalah dan ikut juga makan agar makanan itu habis.
Xin Lei tak mau kalah dan terus makan sementara Ah Da hanya terpelongo melihat mereka saling berlomba makan.
Setelahnya Xin Lei meletakkan sumpitnya dan bilang kalau Qin Lang hanya tahu membuat Oyster omelet saja. Xin Lei kembali ke kamarnya. Qin Lang berdiri dengan kesal menatap Xin Lei ia bilang ke Ah Da lebih baik membunuhnya saja dengan pisau daripada disuruh membuatkan makanan lagi untuk Xin Lei.
Namun ketika berbalik Qin Lang tersenyum melihat makanan yang akhirnya dihabiskan Xin Lei.
Xin Lei ”kau sudah membuat untukku sekarang kau tidak izinkan aku untuk makan”
Qin Lang bilang bukankah tadi Xin Lei tak suka jadi untuk apa dia makan. Xin Lei tak mau dan tetap ingin makan, akhirnya keduanya saling mencapit.
Qin Lang mencapit sumpit Xin Lei yang ingin makan sementara Xin Lei menyingkirkan capitan sumpit Qin Lang agar bisa makan. Xin Lei berhasil makan, Qin Lang tak mau kalah dan ikut juga makan agar makanan itu habis.
Xin Lei tak mau kalah dan terus makan sementara Ah Da hanya terpelongo melihat mereka saling berlomba makan.
Setelahnya Xin Lei meletakkan sumpitnya dan bilang kalau Qin Lang hanya tahu membuat Oyster omelet saja. Xin Lei kembali ke kamarnya. Qin Lang berdiri dengan kesal menatap Xin Lei ia bilang ke Ah Da lebih baik membunuhnya saja dengan pisau daripada disuruh membuatkan makanan lagi untuk Xin Lei.
Namun ketika berbalik Qin Lang tersenyum melihat makanan yang akhirnya dihabiskan Xin Lei.
Xin
Lei memandangi album foto keluarganya sementara itu di luar Qin Lang membawakan
sepiring makanan untuk Xin Lei, Ah Da menyangka Qin Lang masih marah pada Xin Lei
dan terus-terusan memberi nasehat dibelakang padahal Qin Lang di depan tengah
senyum-senyum sendiri sambil jalan. Ah Da menghentikan Qin Lang untuk tak
bertengkar dengan Xin Lei lagi.
“Apa
kau tak sadar” ucap Qin Lang, Ah Da bingung apa yang perlu disadari.
Qin
Lang pun memberitahu Ah Da kalau Xin Lei telah menghabiskan seluruh daging yang
dimasak dengan pasta talas tadi, Ah Da segera lari ke tempat makan dan
memeriksa piring yang sudah kosong itu.
Qin
Lang mengetuk pintu kamar Xin Lei dan memanggilnya pelan. Xin Lei tanya
kenapa ia harus membuka pintu. Qin Lang langsung membuka pintu itu sendiri dan
meletakkan sepiring makanan berupa manisan di depan pintu, ia pun segera keluar
sementara Xin Lei tampak terharu melihat makanan itu.
Xin
Lei berbicara dalam hati sambil membolak-balik album fotonya, “Ayah, ibu, Xi
Xian, Shan Dong hanya beberapa menit aku merasa aku telah kembali ke Shanghai,
rasa itu adalah rasa dari kenangan”
Qin
Lang sendiri yang tengah diluar sambil sibuk menggambar juga turut
bertanya-tanya dalam hatinya, “Apa kau (Xin Lei) mencoba mengenang hal-hal di masa
lalu? Kenangan dari kehidupanmu sebelumnya yang terlihat indah, bersinar dan
mengesankan, Mereka yang dulunya tidak hanya memberikanmu kebahagiaan tapi juga
kesedihan, aku berharap bisa memberikan kenangan yang penuh kebahagiaan untukmu
tapi aku takut hanya bisa memberinya sedikit”
Keesokan
harinya saat sarapan Qin Lang tanya pada nenek bagaimana keadaan Jia Hua, nenek
bilang keadaannya sudah membaik. “Aku dengar kau sudah mendapat kerja?” tanya
nenek pada Xin Lei. Xin Lei mengiyakan, nenek lalu berpesan agar Xin Lei tidak
membiarkan sikap manjanya sebagai tuan putri membuatnya kehilangan pekerjaannya
lagi.
Xin
Lei dengan tegas menyatakan kalau itu takkan terjadi lagipula kalaupun ia
dipecat ia tak mau berlama-lama tinggal di rumah Qin Lang. Semua tertegun, Xin
Lei tak mengindahkan dan segera permisi pergi untuk bekerja.
“Nenek
haruskah kau bersikap seperti itu?” ucap Qin Lang
Nenek
balik marah dan menyuruh Qin lang melihat jelas sikap angkuh yang ditunjukkan Xin
Lei, Qin Lang bilang kalau Xin Lei tak berbuat salah.
Nenek mengingatkan kalau Xin Lei belum melakukan satupun dengan benar ia hanya berharap bisa memberikan Xin lei jalan untuk memperbaiki diri, nenek juga mengingatkan kalau Xin Lei harus bisa bertahan menjalani masa-masa yang sulit jika ingin bersama terus dengan Qin Lang.
Nenek mengingatkan kalau Xin Lei belum melakukan satupun dengan benar ia hanya berharap bisa memberikan Xin lei jalan untuk memperbaiki diri, nenek juga mengingatkan kalau Xin Lei harus bisa bertahan menjalani masa-masa yang sulit jika ingin bersama terus dengan Qin Lang.
Qin
lang sepertinya menyalahkan dirinya,”Lalu jika kami tak bersama apa itu berarti
ia bisa tinggal disini?” ucapnya lirih
“Apa
maksudnya itu?” tanya nenek bingung, “Oh jadi kau telah memikirkan itu berulang
lagi dan merasa kalau dirimu takkan mempu memenuhi setiap keinginan dari tuan
putri itu kan? Itu bagus kalau begitu dia mau tinggal dimana itu bukan urusan
kita lagi? suruh saja ia pindah”
Qin
Lang menyuruh nenek melupakan saja apa yang ia bilang tadi, dan menyembunyikan
raut wajah bimbangnya.
Qin
lang mengayuh sepedanya dengan sedikit tak bersemangat, ia pergi menemui Ba Dao
dan Ah Yi. Keduanya temannya itu langsung kaget melihat Qin lang di depan
rumahnya. Ba Dao menatap tajam pada Qin Lang dan dibalas oleh Qin lang dengan
menunjukkan satu tas donut yang ia bawa.
“Kau
pikir dengan membawa donut kesini tiap ahri aku akan memaafkanmu!?” teriak Ba
Dao dengan kesal.
Qin
lang mengingatkan perkataan Ba Dao dulu kalau ia cukup membawakan 1000 donut
kalau membuat Ba Dao kesal untuk mengisi mulut Ba Dao dan mencegah ia memukul Qin
Lang.
“Aku
menyesali itu sekarang!”
“Kalau
begitu baguslah, donut ini sangat mahal”
“Kau
masih bercanda denganku?”
“Kalau
aku tak bercanda aku tak tahu bagaimana menghadapimu” ucap Qin Lang
Ba
Dao maju hendak mengepalkan tinjunya yang berhenti di depan wajah Qin Lang yang
tak bergeming, Ah YI melihat dengan ngeri. Ah Yi bernafas lega saat Ba Dao
menurunkan tinjunya.
Qin Lang meminta maaf atas kesalahannya. Melihat Ba Dao yang tak peduli Ah Yi mencoba menengahi. Ah Yi bilang ke Qin Lang kalau Ba Dao bukannya marah atas hubungan Qin Lang dengan Xin Lei ia hanya marah karena Qin Lang berbohong.
Qin Lang meminta maaf atas kesalahannya. Melihat Ba Dao yang tak peduli Ah Yi mencoba menengahi. Ah Yi bilang ke Qin Lang kalau Ba Dao bukannya marah atas hubungan Qin Lang dengan Xin Lei ia hanya marah karena Qin Lang berbohong.
“Jika
kau suka dengannya kenapa tak cepat kau bilang!” ucap Ba Dao, Qin lang masih
menyangkal kalau ia tak suka hal ini membuat Ba Dao bertambah kesal
“Hal
yang kau ucapkan di pasar apa semua itu palsu?” ucap Ba Dao menyakinkan, Ah Yi
juga merasa bahwa Qin Lang hanya menyangkal perasaannya.
Qin
Lang teringat kembali kejadian waktu itu dan kejadian saat Xin Lei menciumnya. “benarkah?”
ucap Qin Lang memikirkan kembali perasaannya.
Ba
Dao bilang cara Xin lei menjawab dan menatap Qin Lang juga akan membuat semua
orang tak percaya kalau itu bukan cinta. Qin lang menyangkal namun kedua
temannya tetap menguatkan sangkaan mereka.
“Bagaimana
bisa seorang dewi yang cantiknya seperti malaikat jatuh cinta dengan makhluk
biasa yang tercipta dari hutan” ucap Ba Dao dan kata-kata itu kembali membuat
hati Qin lang bimbang dan ragu.
Di
ruangan yang berbeda Bi Zhu dan Xin Lei sama-sama berjalan dengan panik,
keduanya bertemu lalu Xin Lei tanya mengapa semua mereka tiba-tiba dikumpulkan.
Bi Zhu bilang kalau mereka akan kedatangan tamu penting hari ini bahkan tamu itu telah memesan kamar mereka yang paling mewah selama satu minggu dengan banyak permintaan.
Xin Lei lalu tanya permintaan seperti apa yang dimaksud. Bi Zhu pun menjelaskan satu per satu begitupun dengan gambar para pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya mulai dari sarung bantal dan seprai yang harus berasal dari katun berkualitas tinggi, mengganti bunga mawar yang harus berwarna ungu setiap hari, ketenangan yang tak bisa diganggu dan lain-lain.
Bi Zhu dan Xin lei kembali berjalan dengan cepat untuk meyambut tamu mereka sementara itu sang pegawai senior yang membimbing mereka terlihat tengah bersama seorang pria asing untuk menandatangani surat penyewaan hotel.
Bi Zhu bilang kalau mereka akan kedatangan tamu penting hari ini bahkan tamu itu telah memesan kamar mereka yang paling mewah selama satu minggu dengan banyak permintaan.
Xin Lei lalu tanya permintaan seperti apa yang dimaksud. Bi Zhu pun menjelaskan satu per satu begitupun dengan gambar para pekerja yang sedang melakukan pekerjaannya mulai dari sarung bantal dan seprai yang harus berasal dari katun berkualitas tinggi, mengganti bunga mawar yang harus berwarna ungu setiap hari, ketenangan yang tak bisa diganggu dan lain-lain.
Bi Zhu dan Xin lei kembali berjalan dengan cepat untuk meyambut tamu mereka sementara itu sang pegawai senior yang membimbing mereka terlihat tengah bersama seorang pria asing untuk menandatangani surat penyewaan hotel.
Bi
Zhu juga bilang kalau tamu mereka ini menginginkan asisten pribadi selama 24
jam penuh hal itu membuat Bi Zhu semakin bertanya-tanya seperti apa tamu mereka
itu.
Qin
lang datang membawa lukisannya bersama Xiao Yang, lukisan itu akan ditempatkan
di presidental suite. Xiao Yang mengatakan kalau orang yang menyewa kamar itu
juga seorang seniman, ia ingin agar orang itu melihat hasil karya Qin Lang.
Qin lang tanya apa para pegawai yang ia lihat buru-buru ke depan tadi adalah untuk menyambut tamu itu, Xiao Yang membenarkan, Qin lang turut penasaran dan tanya siapa dia.
Qin lang tanya apa para pegawai yang ia lihat buru-buru ke depan tadi adalah untuk menyambut tamu itu, Xiao Yang membenarkan, Qin lang turut penasaran dan tanya siapa dia.
Xin
Lei dan pegawai yang lain dibariskan di halaman hotel untuk mendengarkan pengarahan
dari pegawai senior,
“Tamu
penting kita kali ini adalah AnTeng Feng, dia orang jepang dan pianis kelas
dunia” sementara penjelasan diberikan orang yang dimaksud tampak berjalan
bersama beberapa pengawalnya lalu menaiki mobil menuju hotel tempat Xin Lei
bekerja. Di depan hotel Teng Feng telah ditunggu oleh para fans nya yang ingin
melihatnya.
Begitu juga dengan para pegawai hotel termasuk Xin lei dan Bi Zhu.
Begitu juga dengan para pegawai hotel termasuk Xin lei dan Bi Zhu.
“Tidakkah
ini berlebihan” ucap Bi Zhu melihat hebohnya penyambutan yang diberikan, “Bagaimana
bisa dia lebih populer dibanding Rain?”
Xin
Lei bilang kalau Teng Feng sangat terkemuka dan terkenal, Bi Zhu kagum ternyata
Xin Lei mengenalnya. “Semua yang belajar musik pasti mengenalnya” ucap Xin Lei.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.