Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^
The
Prince Who Turns Into a Frog Eps 30
(Final)
Setelah
peristiwa kemarin,Tian Yu tak sadarkan diri selama lebih dari sebulan. Selama
itu pula Junhao menemani Tian Yu dan mengajaknya berbicara seolah hal itu bisa
Tian Yu dengar. Junhao berharap Tian Yu dapat segera sadar.
Tuan Tang yang sedari tadi di belakang Junhao berdehem agar Junhao menyadari kehadirannya beserta Jinzhi dan Zhengzhe. Tuan Tang khawatir melihat Tian Yu lama tak juga sadar. Jinzhi mengingatkan kalau Tian Yu itu sama kuatnya dengannya, ia yakin Tian Yu akan segera sembuh.
Tuan Tang yang sedari tadi di belakang Junhao berdehem agar Junhao menyadari kehadirannya beserta Jinzhi dan Zhengzhe. Tuan Tang khawatir melihat Tian Yu lama tak juga sadar. Jinzhi mengingatkan kalau Tian Yu itu sama kuatnya dengannya, ia yakin Tian Yu akan segera sembuh.
Minghan
datang membawa seikat bunga bersama Ziqian. Minghan mengucapkan terima kasih
atas nama Senwell atas jasa Tian Yu, ia lalu menyerahkan bunga tersebut kepada
Jinzhi.
Jinzhi
juga berterima kasih pada Minghan yang telah menangung semua biaya perobatan
Tian Yu, ia lalu menanyakan apakah Mr. Yuan sudah dihukum atas kejahatannya.
Minghan bilang Tuan Yuan akan dipenjara selama beberapa tahun. Jinzhi merasa
lega mendengarnya.
Ziqian
turut merasa bersalah pada Tian Yu padahal Tian Yu selalu menganggap dirinya
sebagai bagian dari keluarganya. Jinzhi berkata Ziqian tak perlu terlalu
mengkhawatirkan hal itu karena ia dan Tian Yu selalu menganggap Ziqian bagian
dari keluarga mereka.
Ziqian
amat berterima kasih dan memeluk Jinzhi dengan erat. Jinzhi menambahakan kalau
Ziqian boleh datang kapanpun ke rumah mereka, ia lalu memberikan kunci rumahnya
di genggaman Ziqian, Ziqian mengangguk bahagia.
Junhao
lalu tanya kenapa Yunxi tak datang, Ziqian bilang kalau Yunxi sedang memeriksa
kesehatannya, dokter bilang Yunxi boleh berhenti periksa setelah sebulan
pemeriksaaan.
Junhao
memberitahukan hal itu pada Tian Yu dan menyuruhnya untuk segera bangun, Ziqian
juga melakukan hal yang sama, ia berjanji kapanpun Tian Yu sadar dimanapun ia
berada ia akan pulang menemui Tian Yu. Junhao dan yang lain merasa kaget,
Zhengzhe tanya kemana Ziqian hendak pergi.
“Yunxi
tak membutuhkanku lagi, aku ingin pergi ke luar negeri dan beristirahat
sedikit” Ziqian lalu mengumumkan kalau pesawatnya akan berangkat pada pukul 3, ia
pun segera pamit untuk segera ke bandara.
Di
Koridor Junhao tanya kemana Ziqian hendak pergi. Ziqian bilang ia belum punya
tempat khusus yang ingin dikunjungi dan hanya ingin merasakan kebebasan dari
segala kesibukannya.
Minghan
merasa Ziqian seenaknya saja meninggalkan pekerjaannya sebagai Direktur
Senwell. Ziqian merangkul Minghan dan berkata ia tak akan khawatir selama ada
Minghan disana begitu juga dengan Junhao akan punya waktu untuk menemani Tian
Yu.
Junhao
tanya bukankah terlalu buru-buru untuk ke luar negeri sementara Yunxi sedang
berencana mengejar gelar sarjananya. Ziqian berkata kalau ia akan pergi tanpa
Yunxi
Minghan
merasa bingung, bukankah Ziqian selalu berusaha agar Yunxi mengetahui
perasaannya. Ziqian berkata bahwa ia sudah sebulan tak bertemu Yunxi, apa yang
dilakukannya selama ini hanyalah menjaga Yunxi sesuai petunjuk dokter disaat ia
sakit dan kini setelah Yunxi sembuh ia tak punya alasan lagi untuk tetap
bersama.
“Kau
tahu bahwa Yunxi membutuhkanmu, kaulah orangnya yang telah menyadarkannya” ucap
Junhao
“Mencintai
dan membutuhkan adalah 2 hal yang berbeda” ucap Ziqian.
Ziqian
menyudahi pembicaraan itu dan bergegas untuk pergi, Minghan berpesan untuk tak pergi terlalu lama karena ia pasti akan kewalahan menjaga
Senwell sendiri.
Ziqian
mengangguk dan menyuruh Minghan menelfonnya kalau rindu, ia pun berlalu pergi
meninggalkan mereka berdua.
Setelahnya
Junhao dan Minghan bertemu dengan Yunxi yang baru saja keluar dari ruangan Tian
Yu, ia pun menanyakan Ziqian pada keduanya.
Junhao dan Minghan saling pandang, “Apa kau tahu Ziqian akan pergi ke luar negeri? Apa kau tau ia akan berangkat pukul 3 ini?” tanya Junhao. Yunxi merasa bingung “Dia tak memberitahuku apa-apa”
Junhao dan Minghan saling pandang, “Apa kau tahu Ziqian akan pergi ke luar negeri? Apa kau tau ia akan berangkat pukul 3 ini?” tanya Junhao. Yunxi merasa bingung “Dia tak memberitahuku apa-apa”
Junhao
menyuruh Yunxi mengejar Ziqian karena Ziqian pasti berfikir kalau Yunxi telah
mengabaikannya. “Bagaimana bisa begitu, aku tak menghubunginya karena....”
Yunxi lalu mengeluarkan kotak yang berisi sebuah kalung yang ingin ia berikan
pada Ziqian dan menunjukkannya pada keduanya.
Yunxi ingin membalas Ziqian yang pernah mengambil banyak kerjaan untuk memberikannya hadiah dan sekarang ia juga melakukan hal yang sama untuk hadiah pertamanya pada Ziqian. Kalung berhiaskan batu itu adalah kalung pasangan dan pasangan yang memakainya takkan pernah berpisah.
Yunxi ingin membalas Ziqian yang pernah mengambil banyak kerjaan untuk memberikannya hadiah dan sekarang ia juga melakukan hal yang sama untuk hadiah pertamanya pada Ziqian. Kalung berhiaskan batu itu adalah kalung pasangan dan pasangan yang memakainya takkan pernah berpisah.
“Kalau
begitu beritahu dia, dia baru saja pergi kau pasti bisa mengejarnya” ucap
Minghan memberi semangat. Yunxi terlihat ragu, Junhao memberi semangat agar
Yunxi segera pergi.
Yunxi mengangguk dan segera pergi, Junhao memberi semangatnya lagi, Yunxi mengangguk senang kemudian segera berlari mengejar Ziqian.
Yunxi mengangguk dan segera pergi, Junhao memberi semangatnya lagi, Yunxi mengangguk senang kemudian segera berlari mengejar Ziqian.
Minghan
mengajak Junhao taruhan kalau Yunxi bisa mengejar Ziqian Junhao harus
membayarnya NT$10, “Kedua pasangan bitu pasti akan bahagia selamanya” ungkap
Minghan.
Junhao menolak karena ia juga merasa seperti itu, keduanya lalu tersenyum bersama.
Junhao menolak karena ia juga merasa seperti itu, keduanya lalu tersenyum bersama.
Dari
balik jendela mereka bisa melihat Yunxi berhasil berjumpa dengan Ziqian di
bawah, Yunxi menunjukkan kalung itu dan memakaikannya ke Ziqian. Keduanya
tersenyum dan meminggalkan mereka.
Malam
harinya Junhao terbangun kaget karena kondisi Tian Yu tiba-tiba memburuk. Junhao
memanggil dokter dengan panik. Tak lama para dokter masuk memeriksa kondisi
Tian Yu. Layar telah menunjukkan garis lurus, dokter menggeleng Tian Yu sudah
tak bisa tertolong lagi. Junhao seakan tak percaya, ia memanggil-manggil Tian
Yu memintanya bangun, Junhao menangis berharap Tian Yu tak meninggalkannya.
Junhao
pun tersadar dari mimpi buruknya itu. Yah.. itu hanyalah mimpi yang dialami
Junhao. Ia pun merasa bersyukur atas hal itu, namun Tian Yu sudah tak ada lagi
di ranjangnya. Junhao langsung saja panik dan keluar mencari Tian Yu. Ia
melihat Tian Yu tengah berdiri membelakanginya, “Tian Yu apakah itu kau?” tanya
Junhao.
Junhao mendekat lalu memanggilnya lagi, Tian Yu menoleh, Junhao pun tersenyum senang melihat Tian Yu akhirnya sadar. Junhao mendekat hendak memeluk namun ia keburu mendapat tamparan keras di pipinya dari Tian Yu. Junhao terbengong kaget.
Junhao mendekat lalu memanggilnya lagi, Tian Yu menoleh, Junhao pun tersenyum senang melihat Tian Yu akhirnya sadar. Junhao mendekat hendak memeluk namun ia keburu mendapat tamparan keras di pipinya dari Tian Yu. Junhao terbengong kaget.
“Dasar
kurang ajar, pergilah kau” Junhao syok sambil memegangi pipinya “Tian Yu ada
apa denganmu? Aku Junhao?”
“Pergilah...!”
Junhao
akhirnya mengompres luka di wajahnya itu sambil dikelilingi Jinzhi dan yang
lain yang penasaran setelah tahu Tian Yu hilang ingatan dari Junhao. Mereka
semua merasa cemas sementara Tian Yu menyendiri di dekat tangga sambil
menikmati susu kotak.
Junhao
berkata dokter memberitahunya kalau Tian Yu tak dapat mengingat dan tak tahu
entah sampai kapan hal itu akan terjadi, ia merasa sedih karena Tian Yu bahkan
tak ingat dengan dirinya.
Jinzhi
dan yang lain lalu mengerumuni Tian Yu. Tian Yu berteriak kesal ditatap seperti
itu. ia tanya apa yang mereka diskusikan tadi apakah membicarakan tentangnya
atau tidak dan tolong jangan melihatanya dengan cara yang aneh.
Jinzhi
tanya apa Tian Yu mengenalnya. Tian Yu mengecek kening ibunya dan tanya apa
ibunya baik-baik saja. Jinzhi senang Tian Yu masih mengenalnya.
Zhengzhe mengetes dengan tanya berapa jumlah jari yang ditunjukkannya, Tian Yu kesal dan berkata kalau ia tidak bodoh. Tuan Tang kemudian mengetes Tian Yu untuk menyebutkan nama mereka semua. Tian Yu berhasil menyebut nama mereka setu per satu dengan benar, Junhao tersenyum senang.
Namun saat Zhengzhe minta Tian Yu menebak nama Junhao Tian Yu terlihat kebingungan, ia lalu mendekati Junhao ia menyebut Junhao sebagai Pria kurang ajar yang telah mengenggam tangannya dan hendak memeluknya saat di rumah sakit. Ia meminta Jinzhi untuk mengusir Junhao pergi. Junhao pun berubah kecewa. Jinzhi membawa Tian Yu untuk beristirahat ke kamar.
Tuan Tang berkata pada Junhao kalau Tian Yu masih mengingat mereka semua kecuali Junhao, Tuan Tang dan yang lain merasa heran mengapa bisa seperti itu. Chef mengatakan ketika Junhao tak mengingat mereka dulu Tian Yu juga menderita.
Junhao berkata kalau sekarang adalah gilirannya untuk mengejar kembali Tian Yu. Bibi dan yang lain turut memberi semangat pada Junhao untuk mendapatkan Tian Yu kembali.
Zhengzhe mengetes dengan tanya berapa jumlah jari yang ditunjukkannya, Tian Yu kesal dan berkata kalau ia tidak bodoh. Tuan Tang kemudian mengetes Tian Yu untuk menyebutkan nama mereka semua. Tian Yu berhasil menyebut nama mereka setu per satu dengan benar, Junhao tersenyum senang.
Namun saat Zhengzhe minta Tian Yu menebak nama Junhao Tian Yu terlihat kebingungan, ia lalu mendekati Junhao ia menyebut Junhao sebagai Pria kurang ajar yang telah mengenggam tangannya dan hendak memeluknya saat di rumah sakit. Ia meminta Jinzhi untuk mengusir Junhao pergi. Junhao pun berubah kecewa. Jinzhi membawa Tian Yu untuk beristirahat ke kamar.
Tuan Tang berkata pada Junhao kalau Tian Yu masih mengingat mereka semua kecuali Junhao, Tuan Tang dan yang lain merasa heran mengapa bisa seperti itu. Chef mengatakan ketika Junhao tak mengingat mereka dulu Tian Yu juga menderita.
Junhao berkata kalau sekarang adalah gilirannya untuk mengejar kembali Tian Yu. Bibi dan yang lain turut memberi semangat pada Junhao untuk mendapatkan Tian Yu kembali.
Bibi
memberi ide untuk menyadarkan Tian Yu dengan mengulang aksi saat Junhao dan
Tian Yu bertemu pertama kali. Hal ini diharapkan dapat membawa ingatan Tian Yu
kembali akan Junhao.
Ide
itu pun dilakukan. Masih ingatkan Junhao pertama kali bertemu Tian Yu saat
menanyakan jalan ke Motel Guan Mei dan saat itu Tian Yu menyuruhnya untuk
membeli permen karetnya dulu? Maka hal itu pulalah yang diulangi Junhao
sekarang. Junhao menunggu Tian Yu lewat di jalan itu, sementara Bibi, Chef
serta Sheng bersembunyi untuk memantau kesuksesan rencana mereka. Junhao
terlihat gugup.
Tian Yu pun tiba, Junhao mengingat-ngingat apa yang harus ia lakukan. Ia lalu berjalan mendekati mobil Tian Yu hendak menanyakan jalan. Perlakuan Tian Yu ternyata sama, ia keluar dan menyodorkan permen untuk dibeli. Namun karena terlalu bersemangat Junhao malah mengiyakan dengan cepat dan menyodorkan uang NT$100. Tian Yu menjauhkan permennya, ia merasa Junhao sangat aneh mau membeli permen dengan mahal begitu saja.
Tian Yu menuduh Junhao ingin berbuat macam-macam dengannya dan mengambil linggis dari mobilnya untuk mengancam Junhao agar menjauh. Junhao tak bisa berbuat apa-apa, Tian Yu segera memacu mobilnya.
Tian Yu pun tiba, Junhao mengingat-ngingat apa yang harus ia lakukan. Ia lalu berjalan mendekati mobil Tian Yu hendak menanyakan jalan. Perlakuan Tian Yu ternyata sama, ia keluar dan menyodorkan permen untuk dibeli. Namun karena terlalu bersemangat Junhao malah mengiyakan dengan cepat dan menyodorkan uang NT$100. Tian Yu menjauhkan permennya, ia merasa Junhao sangat aneh mau membeli permen dengan mahal begitu saja.
Tian Yu menuduh Junhao ingin berbuat macam-macam dengannya dan mengambil linggis dari mobilnya untuk mengancam Junhao agar menjauh. Junhao tak bisa berbuat apa-apa, Tian Yu segera memacu mobilnya.
Rencana
kedua adalah mengulang kejadian di pelabuhan saat Junhao hendak dikirim ke
Filipina kemudian ia tercebur ke air dan Tian Yu terjun menyelamatkannya.
Jinzhi
membantu Junhao membenahi pakaiannya, ia telah memaksa Tian Yu untuk datang
kesini, Jinzhi mengingatkan agar Junhao segera menendang Tian Yu jatuh ke air
lalu menyelamatkannya. “Apa itu akan berhasil?’ tanya Junhao ragu. “Memang
begitu cara kau menyelamatkannya kemarin, pada saat itu kalian berdua terjerat
dalam jalinan cinta, makanya kau harus melakukannya, mengerti?”
Tiba-tiba
Tian Yu muncul dari kejauhan memanggil ibunya. Mereka segera bersiap mengambil
posisi. Tian Yu tanya kenapa ibunya menyuruhnya kesana. Tian Yu menatap tak
suka melihat Junhao. Jinzhi bilang kapten kapal ingin mereka untuk mengantarkan
gas untuknya.
Tian Yu merasa itu tak masuk akal, ia hendak pergi menanyakan itu sendiri ke kapten.
Melihat ada kesempatan Jinzhi mengikuti Tian Yu diam-diam dari belakang dan hendak menendang Tian Yu, namun ia gagal. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Tian Yu berbalik
Tian Yu merasa itu tak masuk akal, ia hendak pergi menanyakan itu sendiri ke kapten.
Melihat ada kesempatan Jinzhi mengikuti Tian Yu diam-diam dari belakang dan hendak menendang Tian Yu, namun ia gagal. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Tian Yu berbalik
Lixin
datang kesana menemui Zhengzhe. Ia tanya kenapa Zhengzhe menolak bertemu
teman-temannya. Ia sangat marah kepada Zhengzhe dan pergi meninggalkannya.
Lixin melewati Jinhzhi yang bersiap untuk menolak Tian Yu. Namun bukan Tian Yu yang kena melainkan Lixin yang akhirnya terjatuh. Zhengzhe segera masuk ke air, Lixin teriak bilang kalau Zhengzhe tak bisa berenang. Lixin lalu teriak agar Junhao menyelamatkan Zhengzhe.
Lixin melewati Jinhzhi yang bersiap untuk menolak Tian Yu. Namun bukan Tian Yu yang kena melainkan Lixin yang akhirnya terjatuh. Zhengzhe segera masuk ke air, Lixin teriak bilang kalau Zhengzhe tak bisa berenang. Lixin lalu teriak agar Junhao menyelamatkan Zhengzhe.
Akhirnya
Lixin dan Zhengzhe terselamatkan. Mereka berempat terduduk lemas sementara Tian
Yu sendiri telah pergi. Junhao tak menyerah dan akan mencari cara lain. Ia lalu
marah ke Zhengzhe yang melompat padahal tak bisa berenang.
Zhengzhe menanyakan keadaan Lixin, Jinzhi menyuruhnya memikirkan dirinya sendiri.
Zhengzhe menanyakan keadaan Lixin, Jinzhi menyuruhnya memikirkan dirinya sendiri.
Disaat
sedang bekerja Junhao menyempatkan dirinya menatap cincinnya. Zhengzhe
memintanya untuk tak menyerah akan kakaknya. “memenangkan hati kakakmu lagi
seperti mendapat pengalaman baru bagiku” Junhao tak tahu Tian Yu diam-diam
menguping pembicaraan itu.
“Apa kau tahu ada jenis paus yang hidup di
kutub utara bisa berenang di laut pasifik yang hangat meskipun cuacanya sangat
berbeda untuk menemui takdir? Aku ingin seperti hiu itu tak peduli seberapa
keras aku akan mencobanya” Tian Yu terdiam, ia kemudian pergi.
Zhengzhe
tak paham, ia bilang kakaknya itu bukan ikan.
Ia lalu menyerahkan barang milik Tian Yu yang diambil dari kamar. Junhao mengenali poster yang dulu pernah Tian Yu gunakan untuk membuat perjanjian, ia kemudian membaca buku harian Tian Yu lagi dan membuatnya teringat dengan rumah kosong dan mendapat ide baru.
Ia lalu menyerahkan barang milik Tian Yu yang diambil dari kamar. Junhao mengenali poster yang dulu pernah Tian Yu gunakan untuk membuat perjanjian, ia kemudian membaca buku harian Tian Yu lagi dan membuatnya teringat dengan rumah kosong dan mendapat ide baru.
Tian
Yu yang telah didandani cantik dibawa oleh Jinzhi dan Zhengzhe ke rumah kosong
itu dengan membohongi Tian Yu kalau TuanTang membuat pesta disana. Tian Yu
sempat curiga karena tak melihat orang lain disana. Jinzhi memaksanya untuk
segera masuk.
Di
dalam Junhao telah menunggu sambil bermain piano. Tian Yu tanya lagi apa yang
hendak dilakukan Junhao kali ini. Junhao mengajaknya bermain, Tian Yu dengan ketus
menolaknya. Junhao meminta lagi, Tian Yu pun melakukannya dengan enggan.
Meski
demikian Tian Yu terlihat enjoy sambil tersenyum gembira memainkan piano itu,
sesekali kenangan saat mereka bermain piano dulu juga turut muncul.
Tian Yu tersadar apa yang ia lakukan, ia berhenti tersenyum dan hendak pergi. Junhao memanggil memintanya tinggal sebentar, “Untuk apa?” tanya Tian Yu.
Tian Yu tersadar apa yang ia lakukan, ia berhenti tersenyum dan hendak pergi. Junhao memanggil memintanya tinggal sebentar, “Untuk apa?” tanya Tian Yu.
Junhao
pun maju dan memberikan poster itu pada Tian Yu.
“Festival budaya? Memangnya apa ini?” Junhao
lalu membalik poster itu. mata Tian Yu melotot, “Memangnya apa bedanya antara
CPR dan ciuman” ucapnya ketus.
Ia pun segera merobek poster itu dengan kesal lalu membuang poster itu dan pergi menghindar.
Ia pun segera merobek poster itu dengan kesal lalu membuang poster itu dan pergi menghindar.
Junhao
melihat ke jendela “Ini sedang hujan, kau tak bisa pulang sekarang” ucap Junhao
senang. Tian Yu merasa panik.
Sementara
itu di luar jendela, Sheng dan yang lain sedang sibuk bekerjasama menciptakan
hujan itu. Zhengzhe tanya apa ini ide ibunya, Jinzhi bilang Junhao memberinya
uang untuk menyewa tangki air.
Tiba-tiba air yang sedari tadi Zhengzhe semprotkan berhenti mengalir. Akhirnya ketahuan kalau Jinzhi ternyata hanya membeli setengah tangki air saja untuk mendapat untung, Tuan Tang dan yang lainnya merasa kesal dan tak habis pikir atas ulah Jinzhi.
Tiba-tiba air yang sedari tadi Zhengzhe semprotkan berhenti mengalir. Akhirnya ketahuan kalau Jinzhi ternyata hanya membeli setengah tangki air saja untuk mendapat untung, Tuan Tang dan yang lainnya merasa kesal dan tak habis pikir atas ulah Jinzhi.
Dengan
demikian berhenti pulalah hujan itu. Tian Yu merasa kini punya peluang untuk
pulang. Sekarang giliran Junhao yang panik dan mengejar Tian Yu hingga di dekat
kolam renang.
Junhao menarik lengan Tian Yu. “Menyingkirlah dariku, jangan ikuti aku” teriak Tian Yu.
Junhao menarik lengan Tian Yu. “Menyingkirlah dariku, jangan ikuti aku” teriak Tian Yu.
Bibi
Fengjiao dan yang lain tengah mengintip. Bibi menyuruh Sheng menghidupkan musik
romantis pada tape yang sudah mereka sediakan. Tian Yu mencari-cari asal sumber
suara itu, sementara Junhao menjulurkan tangannya hendak mengajak berdansa.
Tian Yu kaget, “Ini adalah permintaanku yang terakhir” pinta Junhao. Tian Yu mengiyakan dengan malas, “Tapi jangan berisik, aku tak mau dengar cerita tentang Waltz menjadi raja dansa atau yang lain” Junhao terdiam sejenak, lalu ia tersenyum.
Tian Yu mengulurkan tangannya dan mereka pun mulai berdansa. Yang lain melihat dengan bahagia.Sepanjang dansa itu Tian Yu terlihat gugup dan mencoba mengalihkan pandangannya dari Junhao.
Junhao semakin mendekatkan diri seakan hendak mencium kening Junhao.
Tian Yu segera melepaskan diri. “Sudah selesai, aku pergi” Junhao memanggil Tian Yu. “Bukankah kau bilang aku telah menyelamatkanmu 2 kali? Sekarang giliranmu untuk menyelamatkanku” Junhao berjalan ke pinggir kolam renang, ia mengingatkan kalau air kolam pasti sangat dingin di musim ini.
Junhao bersiap menjatuhkan diri, Tian Yu segera berbalik, ia berlari dan menarik Junhao. Junhao tak jadi jatuh ke kolam tapi jatuh ke pelukannya Tian Yu.
“Apa tidak cukup bagimu setelah jatuh saat mencari cincin” bentak Tian Yu.
Tian Yu kaget, “Ini adalah permintaanku yang terakhir” pinta Junhao. Tian Yu mengiyakan dengan malas, “Tapi jangan berisik, aku tak mau dengar cerita tentang Waltz menjadi raja dansa atau yang lain” Junhao terdiam sejenak, lalu ia tersenyum.
Tian Yu mengulurkan tangannya dan mereka pun mulai berdansa. Yang lain melihat dengan bahagia.Sepanjang dansa itu Tian Yu terlihat gugup dan mencoba mengalihkan pandangannya dari Junhao.
Junhao semakin mendekatkan diri seakan hendak mencium kening Junhao.
Tian Yu segera melepaskan diri. “Sudah selesai, aku pergi” Junhao memanggil Tian Yu. “Bukankah kau bilang aku telah menyelamatkanmu 2 kali? Sekarang giliranmu untuk menyelamatkanku” Junhao berjalan ke pinggir kolam renang, ia mengingatkan kalau air kolam pasti sangat dingin di musim ini.
Junhao bersiap menjatuhkan diri, Tian Yu segera berbalik, ia berlari dan menarik Junhao. Junhao tak jadi jatuh ke kolam tapi jatuh ke pelukannya Tian Yu.
“Apa tidak cukup bagimu setelah jatuh saat mencari cincin” bentak Tian Yu.
“Ye
Tian Yu, kapan kau akan berhenti berbohong kalau kau amnesia?” ucap Junhao. Mendengar
hal itu membuat yang lain kebingungan.
“Apa yang kau katakan?” ucap Tian Yu dengan gugup.
“Apa yang kau katakan?” ucap Tian Yu dengan gugup.
Junhao
menyebutkan kesalahan yang Tian Yu perbuat. Pertama Tian Yu bisa mengingat
ucapannya saat menjadi Dang Ou yaitu apa beda CPR dan ciuman dan yang kedua
cerita tentang Waltz.
Junhao mendesak Tian Yu untuk mengaku. Tian Yu merasa tersudut dengan mulai menangis ia membenarkan hal itu dan menyalahkan Junhao yang telah menghilang selama ini dan pergi meninggalkannya begitu saja.
Junhao terdiam, ia lalu tersenyum dan memeluk Tian Yu sambil meminta maaf. Ia minta Tian Yu tak melakukan itu lagi dan ia pun bersedia untuk dihukum.
“kalau begitu hukumanmu adalah selalu berada disisiku, kau tak boleh meninggalkan aku”
Junhao mengangguk tersenyum. “Tapi ada sesuatu yang harus kita selesaikan sebelum membahas pernikahan kita” Junhao memberikan poster yang sudah Tian Yu koyak tadi.
“Aku Shan Junhao tidak suka berhutang apapun tanpa terkecuali” Tian Yu terlihat bingung menatap kertas koyak itu, saat ia mendongakkan kepalanya Junhaoa langsung menyambutnya dengan memberikan ciuman. Yang lain pun tersenyum bahagia melihat mereka.
Junhao mendesak Tian Yu untuk mengaku. Tian Yu merasa tersudut dengan mulai menangis ia membenarkan hal itu dan menyalahkan Junhao yang telah menghilang selama ini dan pergi meninggalkannya begitu saja.
Junhao terdiam, ia lalu tersenyum dan memeluk Tian Yu sambil meminta maaf. Ia minta Tian Yu tak melakukan itu lagi dan ia pun bersedia untuk dihukum.
“kalau begitu hukumanmu adalah selalu berada disisiku, kau tak boleh meninggalkan aku”
Junhao mengangguk tersenyum. “Tapi ada sesuatu yang harus kita selesaikan sebelum membahas pernikahan kita” Junhao memberikan poster yang sudah Tian Yu koyak tadi.
“Aku Shan Junhao tidak suka berhutang apapun tanpa terkecuali” Tian Yu terlihat bingung menatap kertas koyak itu, saat ia mendongakkan kepalanya Junhaoa langsung menyambutnya dengan memberikan ciuman. Yang lain pun tersenyum bahagia melihat mereka.
Acara
pernikahan Junhao dan Tian Yu pun dilangsungkan. Lixin mengapit lengan Zhengzhe
yang berdiri menyambut para tamu. Begitu pula dengan Bibi, Chef dan Sheng.
Sementara itu Jinzhi dan Tuan Tang berdiri bersama ibunya Junhao. Tak lama, Ziqian datang menggandeng Yunxi. Jinzhi, Tuan Tang serta ibunya Junhao menyambut keduanya dengan bahagia.
Ziqian memberikan anggur sebagai hadiah, Jinzhi mengambil anggur mahal itu dengan segera.
Yunxi cerita kalau mereka baru dari Mesir. Ziqian lalu tanya dimana Junhao dan Tian Yu. Jinzhi menjelaskan kalau mereka berdua sedang memperbaiki pipa ke rumah seorang nenek tua.
Ibu Junhao kesal, bisa-biasnya Jinzhi menyuruh keduanya bekerja di hari pernikahan seperti ini. keduanya kembali bertengkar, Tuan Tang tak tahan dan memilih menyingkir.
Sementara itu Jinzhi dan Tuan Tang berdiri bersama ibunya Junhao. Tak lama, Ziqian datang menggandeng Yunxi. Jinzhi, Tuan Tang serta ibunya Junhao menyambut keduanya dengan bahagia.
Ziqian memberikan anggur sebagai hadiah, Jinzhi mengambil anggur mahal itu dengan segera.
Yunxi cerita kalau mereka baru dari Mesir. Ziqian lalu tanya dimana Junhao dan Tian Yu. Jinzhi menjelaskan kalau mereka berdua sedang memperbaiki pipa ke rumah seorang nenek tua.
Ibu Junhao kesal, bisa-biasnya Jinzhi menyuruh keduanya bekerja di hari pernikahan seperti ini. keduanya kembali bertengkar, Tuan Tang tak tahan dan memilih menyingkir.
Bibi
Fengjiao mendekati Dawei dan mengajaknya bersulang. Sheng dan Chef merasa iri. Dengan
genit bibi Fengjiao bilang kalau ia harus menangkap bunganya nanti.
Dawei memuji penampilan bibi dan tanya apa ada seseorang yang Bibi kejar. Bibi dengan percaya diri mengatakan kalau ia mempercayakan kebahagiaannya pada Dawei sambil mengandeng erat tangannya.
“Bibi maaf kurasa ada sedikit kesalahpahaman diantara kita” Dawei bilang kalau ia menganggap Bibi sudah seperti ibunya selama ini. Bibi segera memukuli kepala Dawei dengan pukulan lalat. Chef dan Sheng akhirnya tertawa.
Dawei memuji penampilan bibi dan tanya apa ada seseorang yang Bibi kejar. Bibi dengan percaya diri mengatakan kalau ia mempercayakan kebahagiaannya pada Dawei sambil mengandeng erat tangannya.
“Bibi maaf kurasa ada sedikit kesalahpahaman diantara kita” Dawei bilang kalau ia menganggap Bibi sudah seperti ibunya selama ini. Bibi segera memukuli kepala Dawei dengan pukulan lalat. Chef dan Sheng akhirnya tertawa.
Dengan
gaun pengantin Tian Yu dan Junhao bekerja membetulkan gas di rumah nenek Huazi.
Mereka hendak permisi pergi, tapi nenek Huazi meminta tolong membantu di dapur dengan
alasan ia bahkan tak bisa membedakan mana garam dan beras. Nenek terus mengeluh
sambil memotongi rumput rumahnya. Tian Yu dan Junhao saling bertatapan.
Para
tamu telah menunggu tapi kedua penganti tak kunjung tiba. Jinzhi pun meminta
pendeta menunggu sebentar lagi.
Tian
Yu dan Junhao bergegas pulang melewati Devil’s Meadow. Junhao menatap seakan
tak asing dengan tempat itu.
Tian
Yu menyuruhnya untuk buru-buru. “Ini disebut Devi’s Meadow?” tanya Junhao. Tian
Yu coba menjelaskan namun karena tak melihat jalan ia malah terperosok jatuh ke
dalam lubang bersama Junhao.
Pendeta
dan para tamu semakin terlihat gusar, Sheng menyalahkan bibi yang heboh ingin
menangkap bunga, Bibi Fengjiao tak terima, Jinzhi menyuruh keduanya berhenti
bicara. Ibu Junhao turut bicara dan memancing kembali perdebatan dengan Jinzhi.
Yunxi dan Ziqian hanya memandang keduanya dengan kagum. “Sepertinya kehidupan Tian
Yu dan Junhao takkan pernah damai” ucap Ziqian. “Aku yakin mereka bisa
mengatasinya” Ucap Yunxi.
Junhao
dan Tian Yu tersadar, mereka kembali terjatuh di lubang yang sama. Tian Yu mengingat
pesta pernikahannya ia merasa kesal dan memaksa Junhao memikirkan cara untuk
segera keluar.
Junhao bilang percuma saja kalaupun mereka keluar gaun Tian Yu pasti sudah rusak. Tian Yu merengek, ia tetap mau menghadiri pestanya.
Junhao menunjuk sebuah lilin di batu, ia bilang pasti ada jalan keluar karena itu membuktikan seseorang pernah ada disitu dan berhasil keluar. Tian Yu teringat itu adalah lilin yang dulu pernah Junhao nyalakan. “Kalau begitu daripada kita buru-buru ke acara kenapa kita tidak” Junhao menyalakan lili itu. ia mengangkat cincinnya dan bersumpah layaknya seorang yang akan menikah bahwa ia akan menjaga Tian Yu sebagai istrinya.
Junhao memakaikan cincin di jari Tian Yu. Tian Yu menatap senang. Junhao menyuruhnya gantian. Tian Yu bilang ia tak bawa cincin. Ia lalu menjadikan tali jimat sebagai gantinya dan bersumpah sama seperti Junhao. Junhao tertawa ia bilang itu cincin teraneh yang ia punya dan menerima cincin itu.
"Bolehkah aku mencium pengantinnya sekarang?" ucap Junhao. Tian Yu mengangguk malu-malu, lalu memonyongkan bibirnya. keduanya lalu berciuman.
Junhao bilang percuma saja kalaupun mereka keluar gaun Tian Yu pasti sudah rusak. Tian Yu merengek, ia tetap mau menghadiri pestanya.
Junhao menunjuk sebuah lilin di batu, ia bilang pasti ada jalan keluar karena itu membuktikan seseorang pernah ada disitu dan berhasil keluar. Tian Yu teringat itu adalah lilin yang dulu pernah Junhao nyalakan. “Kalau begitu daripada kita buru-buru ke acara kenapa kita tidak” Junhao menyalakan lili itu. ia mengangkat cincinnya dan bersumpah layaknya seorang yang akan menikah bahwa ia akan menjaga Tian Yu sebagai istrinya.
Junhao memakaikan cincin di jari Tian Yu. Tian Yu menatap senang. Junhao menyuruhnya gantian. Tian Yu bilang ia tak bawa cincin. Ia lalu menjadikan tali jimat sebagai gantinya dan bersumpah sama seperti Junhao. Junhao tertawa ia bilang itu cincin teraneh yang ia punya dan menerima cincin itu.
"Bolehkah aku mencium pengantinnya sekarang?" ucap Junhao. Tian Yu mengangguk malu-malu, lalu memonyongkan bibirnya. keduanya lalu berciuman.
Pada akhirnya kami berada di lubang ini dengan lilin, ini bukan tempat yang ideal untuk malam pertama kita.
Tian Yu :"Disini?"
Junhao :"ya, cepat"
Tian Yu : "tak mau! aku tak mau disini, aku mau keluar dari siniii..."
Tian Yu :"Disini?"
Junhao :"ya, cepat"
Tian Yu : "tak mau! aku tak mau disini, aku mau keluar dari siniii..."
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.