SINOPSIS

Friday, 28 February 2014

Corner With Love Eps 12 Part 1

Corner With Love Eps 12 Part 1

Episode ini dibuka dengan adegan Flash Back saat Xin Lei masih di rumah sakit.

Xin Lei meyakinkan nenek kalau rumah itu pasti akan kembali pada nenek. Qin Lang menungggu di luar dengan cemas, ia lalu menghampiri Xin Lei yang telah keluar, keduanya terlihat sulit itu bicara, Xin Lei pun pergi begitu saja meninggalkan Qin Lang. 
Tak jauh dari situ Xin Lei berbalik seolah menatap Qin Lang, Xin Lei kembali berjalan dan menelfon Xiao Yang.

Xin Lei bertemu dengan Xiao Yang dan memberitahunya kalau ia akan pergi dari rumah Qin Lang besok, ia minta Xiao Yang menepati janjinya dengan mengembalikan surat rumah pada nenek. 
Xiao Yang dengan puas meminta Xin Lei tidak khawatir dan mengancam Xin Lei agar tak memberitahukan hal ini pada Qin Lang. Xin Lei malas menanggapi dan memilih pergi. Xiao Yang mengeluarkan telfon dan menelfon Shan Dong??

Tak lama Xin Lei mendapatkan telfon dari perusahaan sepatu yang mereka datangi kemarin dan bilang kalau ia diterima bekerja disana. Xin Lei langsung tanya bagaimana dengan Bi Zhu. Bos tersebut berkata mereka hanya perlu 1 orang saja. Xin Lei meminta maaf karena dia akan pergi dari Taiwan besok dan minta Bi Zhu yang menggantikannya.
Flash Back End.

Xin Lei datang ke pasar untuk membantu, ia sempat bertubrukan dengan Qin Lang saat bekerja. Xin Lei merebut piring dari Qin Lang dan memberinya ke pelanggan. Keduanya bertubrukan kembali dan saling pandang. Ah Da tanya apa mereka ingin bicara, keduanya serempak menjawab tidak. Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan.

Xiao Yang lanjut bertemu dengan Shan Dong, ia ingin Shan Dong secepatnya membawa Xin Lei ke Shanghai. Shan Dong heran kenapa Xiao Yang begitu terburu-buru.

Juan Juan datang menemui Xin Lei dan tanya apakah ia boleh bermain piano lagi, Xin Lei mengiyakan dan hampir keceplosan berkata ia akan pergi, Qin lang sempat mendengar dan merasa terkejut.

Shan Dong ingin jikalau Xin Lei pergi dengannya itu memang karena ia mencintainya. “Jika dia tak mencintaiku dia takkan bahagia”
“Kau itu sungguh mulia tapi aku tidak” ucap Xiao Yang
Shan Dong tanya apa Xiao Yang yakin Qin Lang mencintainya. “Paling tidak jika mereka bersama maka cinta kita hanya sia-sia, aku tak percaya kau bisa menyerahkan Xin Lei begitu saja pada orang lain” ucap Xiao Yang
Shan Dong langsung mengatakan kalau ia takkan menyerah. Shan Dong hanya merasa Xin Lei kesepian sehingga menerima Qin lang dan akan membuktikan kalau Xin Lei masih mencintainya.

Xin Lei meminta Juan Juan memainkan lagu yang pernah ia ajarkan kemarin. Juan Juan melakukannya dengan sangat baik, Xin Lei menatap haru pada Juan Juan. 
Qin Lang di kamarnya juga mendengarkan lantunan musik tersebut. Ah Da tanya apa Qin Lang akan membiarkan Xin Lei pergi. “Bukankah dia punya tunangan yang akan membuatnya bahagia” jawab Qin lang tak bersemangat. Ah Da memilih diam, Qin Lang pun melanjutkan gambarnya kembali namun ia tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi.

Xin Lei minta Juan Juan mengingat lagu “Friends’ ini dan lain kali minta ia memainkannya lagi. Juan Juan tanya apa Ia boleh datang lagi, Xin Lei menyuruhnya tanya ke Qin lang saja. “Kenapa? Apa aku tak boleh datang mencarimu?” tanya Juan Juan.
Qin Lang diam-diam mengintip mereka. “karena ini bukan rumahku” ucap Xin Lei.

Qin lang ingat saat Xin Lei menangis di tengah hujan dan bilang kalau ia tak punya rumah, Qin Lang menyakinkan kalau ia punya yaitu rumahnya. Qin lang semakin merasa sedih mendengar jawaban Xin Lei barusan.

Xin Lei manatap gambaar lampu jin nya, ia teringat akan permintaannya yang meminta Shan Dong kembali dan menolak untuk menarik perkataannya itu. Xin Lei terlihat menyesal, ia lalu meletakkan gambar itu ke koper yang telah ia persiapkan. 
Selanjutnya Xin lei juga merasa sedih menatap sepatu pemberian Qin lang dan bagaimana bersemangatnya Qin lang saat memberikan sepatu itu.
Xin Lei telah menyusun tas nya.

Qin lang lalu mendekat ke kamar Xin Lei bertekad untuk menahannya ia lalu mengetuk pintu. Xin Lei agak ragu membukakan pintu itu saat tahu yang mengetuk adalah Qin Lang, ia tanya kenapa ia harus membukakan pintu.
“Karena....karena kau bagian dari keluarga kami, ini adalah rumahmu, kecuali kau ingin pergi”
Xin Lei sudah mulai menangis mendengar kata-kata itu.
“Karena....” (aku mencintaimu) ungkap Qin lang dalam hatinya
Xin Lei menangis tersedu-sedu, ia terpaksa mengambil tindakan ini semua untuk Qin lang dan keluarganya.

Tiba-tiba Xin Lei membuka pintu dengan ekspresi biasa dan mengatai Qin Lang aneh karena kemarin Qin Lang lah yang minta dia pergi dan menuduhnya selalu membuat keputusan sepihak. Qin Lang tanya apa tak bisa. Xin Lei bilang ia tak bisa.
“Tapi kemarin kau bilang...?”
“Aku bilang ‘Aku mencintamu’ benarkan?” ucap Xin Lei
Qin Lang mengangguk bingung.
“kau bahkan menyuruhku untuk tak bercanda tentang hal seperti itu, sekarang kau malah menganggapnya serius”
“Jadi....kau tidak menyukaiku?” ucap Qin lang bingung.

Xin Lei berakting biasa saja di depan Qin lang, “Cinta? Ya mungkin ada sedikit, lagipula kau begitu baik padaku dan mengikutiku terus jika aku bilang aku tak suka tentu aku akan di cap sebagai orang berdarah dingin”
Xin Lei bilang supir tetaplah supir siapa yang akan emmilih supir kalau pangerannya telah kembali. Xin Lei benar-benar telah menyayat hati Qin Lang

“Aku tak mengerti kenapa kau katakan itu semua untuk melukaiku, bukankah itu juga menyakiti dirimu sendiri, jadi tolong hentikan” pinta Qin lang
“Lihatkan, ketika kau tak bisa menang dariku kau membandingkan kenyataan, ketika kau kalah karena malu kau menjadi galak, dengan sikap seperti itu mana ada gadis yang mau padamu”
“Untuk apa kau peduli” balas Qin lang tak kalah sengit, “Siapa kau peduli padaku sejak kau mau pergi? Kenapa kau peduli kalau kau tak cinta padaku?”
“Aku mau peduli padamu, tak bisakah kau mengubah caramu mencintai orang lain? Jika kau suka seharusnya kau katakan itu segera bukannya mengajaknya bertengkar dan membuatnya merasa bingung!” Qin lang terdiam

“Sama hal nya seperti menggambar, menggambarnya jika kau ingin bahkan jika nenek keberatan kau tetap harus lakukan! Jangan gunakan dia sebagai alasan, lagipula meskipun kau menjual oyster omelet seumur hidupmu takkan ada yang memandang rendah dirimu jangan jadi tak percaya diri, kalau kau suka seseorang kau tak boleh tak percaya diri!” ucap Xin Lei

Qin Lang tak mampu membalas ucapan Xin Lei, ia pun hendak pergi namun ia berhenti dan bertanya ke Xin Lei
“jika kau memintamu untuk tinggal apa kau akan tinggal?”
Xin Lei sudah mulai menangis namun tetap berusaha menahannya.
“Aku sangat lelah, aku akan pergi pagi-pagi sekali besok, aku mau tidur sekarang” Xin lei segera menutup pintunya, ia pun tak tahan lagi dan segera menumpahkan tangisnya. Tak beda dengan Qin Lang yang juga bersedih dan merasa terluka.

Qin lang termenung memandangi cat pemberian Xin Lei, begitupun dengan Xin Lei. Qin lang kembali ke kamar Xin Lei dan membuka perlahan pintu kamarnya. Xin lei tengah berbaring tapi tak tidur, ia lalu pura-pura tidur saat tahu Qin Lang masuk. 
Qin lang perlahan mendekat dan menatap Xin Lei dengan wajah sedih, ia mengelus perlahan rambut Xin lei dan mencium pipinya. Air mata Qin lang mulai jatuh tak tertahankan.

“Xin Lei apakah kau benar-benar telah datang keduniaku? “ Xin Lei membuka mata namun Qin Lang tak tahu.
“Jika ya, kenapa aku harus membiarkanmu pergi dari sisiku? Jika tidak kenapa hatiku sangat terluka, setelah kau pergi bayangmu pun akan menghilang dan wajahmu perlahan akan memudar, aku hanya berharap kau bisa meninggalkan sesuatu, biarkan aku punya bukti kau pernah ada disini, aku sungguh mencintaimu” ucap Qin Lang.

sama dengan Qin lang, Xin lei pun mulai menangis. Qin Lang melirik jepit rambut Xin lei dan mengambilnya sebagai pengingatnya akan Xin Lei.

Esok paginya mobil Shan Dong sudah berada di depan rumah Qin Lang. Qin Lang dan Ah da baru tiba membawa nenek pulang dari rumah sakit. Shan Dong keluar mobil dan menyapa mereka. Ia juga bertanya bagaimana kesehatan nenek. 
Nenek dengan cuek berterima kasih atas perhatiannya. Sebelum masuk Qin lang sempat melirik kesal ke Shan Dong.

Xin Lei kembali mengenang masa-masa indah yang ia lalui bersama yang lain di rumah itu. 
Nenek cukup syok melihat Xin lei tengah bersiap menenteng tas untuk pergi namun ia juga tak bisa mengatakan apapun. Xin Lei berpesan agar nenek menjaga kesehatannya. Emosi Xin Lei nampak goyah saat menatap Qin lang namun ia berusaha menahannya.
“Tunggu, apa kau akan pergi hanya seperti ini saja?” tanya Ah Da melihat Xin Lei bergerak pergi
“Apa ada hal lain yang aku tinggalkan?” tanya Xin lei
“Tentu saja ada, kau tidak membawa cintanya nenek, kau tidak membawa perhatianku dan kau bahkan tak membawa hati Qin lang, bisanya kau pergi seperti itu”
Xin Lei minta ia jangan khawatir, ia kan bahagia setiap hari di masa depan. 



Ah Da geram dan tanya bagaimana dengan mereka, bagaimana dengan Qin Lang.
Qin Lang minta Ah Da menghentikan omong kosongnya. Ah Da semakin berang, dia hanya ingin mengajarkan Xin Lei prinsip menjadi manusia, ia marah akan sikap Xin Lei yang sedikitpun tak peduli akan perasaan mereka yang ditinggalkannya. “Apa kau pikir karena kau Tuan puteri kami harus menerima segalanya yang pantas untuk kami?”

Kali ini Qin lang berteriak keras memanggil Ah Da untuk berhenti bicara. Ah Da tak mau, ia malah memarahi Qin Lang yang tak bisa mampu menahan Xin lei disisinya, Ah Da berkata Qin lang hanya seperti tempat sampah dan perasaannya tak berharga sama sekali. 
Qin Lang mencengkram Ah Da dan menghempaskannya ke dinding. Nenek memanggil Qin Lang. 

Ah Da tetap tak mau berhenti, ia sebenarnya tak tega sama sekali pada Qin Lang. Qin Lang pun perlahan melepas cengkramannya. Qin lang menoleh ke Xin Lei dan menyuruhnya cepat pergi.
“Kenapa kau tetap disini, apa kau senang melihat kami bertengkar? Apa kau puas!” teriak Qin Lang. Xin Lei pun memilih segera berlalu dari sana.

Di luar Shan Dong langsung menyambut Xin Lei. Xin Lei menutupi wajahnya dan langsung masuk ke mobil untuk menangis. Shan Dong ikut masuk, ia lalu mengenggam tangan Xin Lei. 
Xin Lei terdiam, ia lalu memandang Shan Dong namun ia segera memalingkan wajahnya dan menatap rumah Qin lang.

Sementara itu di dalam rumah, nenek, Qin lang dan Ah Da hanya bisa menangisi kepergian Xin Lei. Qin Lang mendengar deru mesin mobil, ia sontak berlari ke luar dan berteriak memanggil Xin Lei. 
Nenek dan Ah Da keluar dan melihat Qin lang kembali dengan wajah sedih. 
“Qin Lang biarkan ia pergi, jika itu memang bukan milikmu kau takkan bahagia meski kau memilikinya” ucap nenek pelan. Qin Lang hanya masuk tanpa berkata apapun.Nenek memegangi dadanya yang terasa sakit.

Shan Dong memberikan Xin lei kamar baru yang mewah, Xin Lei mengamati kamar itu dan terlihat kurang nyaman. Kamar itu memiliki ruang ganti pakaian tersendiri. Shan Dong menunjukkan koleksi sepatu dan baju serta aksesoris lainnya yang pastinya mewah yang telah ia persiapkan untuk Xin Lei namun Xin Lei sama sekali tak terlihat senang.

Shan Dong menunjukkan ruang pakaian dan berkata ia telah menyiapkan semua bahkan baju itu telah ia susun dengan warna susunan yang Xin Lei sukai serta sepatu yang bermerk.
Xin Lei bilang tak masalah selam baju dan sepatu itu bisa dipakai. Itu membuatnya teringat dulu Qin Lang pernah tanya kenapa Xin lei harus pakai baju dan sepatu bermerk untuk terlihat stylish. 

Shan Dong melihat Xin lei tetap diam ia lalu mengucapkan kata selamat datang kembali pada Xin Lei.
“Kembali?” ucap Xin Lei bingung. Shan Dong membenarkan ia lalu berkata bukankah Xin Lei telah setuju untuk kembali ke Shanghai. Xin Lei tanya dimana dia akan tinggal di Shanghai karena orang tuanya juga belum ditemukan. 

Shan Dong bilang ia telah menyuruh orang untuk mencari mereka ia juga bilang Xin Lei boleh tinggal di rumahnya. Xin Lei menolak karena mereka sudah tidak bertunangan terlebih orang tua Shan Dong pasti takkan menerimanya. Shan Dong minta Xin Lei tak usah khawatir, orang tuanya telah sadar akan kesalahan mereka pada Xin Lei, mereka juga ingin Xin Lei ada di rumah itu. 

Shan Dong memegang pundak Xin Lei dan meyakinkannya, “Selama kau mau menerimaku aku akan terus membuatmu bahagia” Shan Dong hendak mencium keningnya, Xin Lei segera melepaskan diri dan minta Shan Dong berhenti bersikap seperti itu. 
Shan Dong merasa kecewa, ia lalu tanya apa Xin Lei lapar dan mengajaknya makan di luar. Shan Dong keluar dari kamar Xin Lei, ia sempat berbalik menatap kamar Xin Lei.

Xin Lei menelfon Xiao Yang mengatakan kalau ia sudah keluar dari rumah Qin Lang dan memintanya menepati janji.
Xiao Yang lalu datang ke rumah Qin Lang, Ah Da membukakan pintu dan lansung bilang kalau Qin Lang tak ada di rumah. Xiao Yang bilang ia ingin bertemu nenek.

Xiao Yang dengan manisnya berkata pada nenek kalau ia telah berhasil membujuk ayahnya untuk mengembalikan surat tanah itu. nenek lalu tanya mana suratnya. Xiao Yang bilang ia telah mengatur pertemuan antara nenek dengan ayahnya di tempat kemarin, nenek hanya diam dan terlihat tak begitu senang.

Di dalam mobil menuju makan malam Xin Lei menerima telfon dari Bi Zhu. Bi Zhu dengan senang bilang kalau ia telah diterima bekerja, ia lalu tanya bagaimana dengan Xin Lei. 
Xin Lei bilang ia tak diterima dan minta Bi Zhu tak usah khawatir karena ia juga tak terlalu suka tempat itu. Bi Zhu kembali senang mendengarnya. 
Di sebelahnya Qin Lang memberinya kode, Bi Zhu paham, ia lalu berkata pada Xin lei kalau ia akan merayakannya dengan Qin Lang, Ah Yi dan Badao dan minta Xin Lei untuk ikut bergabung. Xin lei minta maaf ia tak bisa melakukannya. Bi Zhu mengerti dan mereka pun mengakhiri telfionnya. 

Qin Lang langsung tanya apa hasilnya, “Aneh, dia bilang dia takkan datang” ungkap Bi Zhu. Qin Lang merasa kecewa, ia bilang ke Bi Zhu kalau Xin Lei berencana untuk kembali ke Shanghai.
Ah Yi menasehati Qin lang untuk berfikir terbuka, Ba Dao membenarkan ia bersedia mengajari Qin lang menghilangkan sakit hatinya. 

Bi Zhu berkata itu semua tak benar, Xin Lei pernah bilang padanya kalau ia menyukai Qin Lang. Qin Lang tanya benarkah itu, Bi Zhu mengangguk. Qin Lang tanya kapan, Bi Zhu bilang saat Shan Dong muncul ia sudah menolaknya dan tak mau kembali ke Shanghai karena ia ingin dengan Qin lang.
Qin Lang menjadi bingung kenapa Xin Lei tak bilang langsung padanya, “Dia bilang kau tak pernah mengatakan suka padanya jadi kenapa dia harus mengatakannya padamu?”
“lalu kenapa dia kembali dengan Yin Shan Dong sekarang?” tanya Qin Lang semakin tak mengerti


“Itulah kenapa aku bilang aneh” ucap Ba Dao. Qin Lang terus berfikir, Ah Yi dan Ba Dao sama-sama menyimpulkan kalau wanita sulit untuk ditebak. Qin Lang tiba-tiba langsung berlari pergi meninggalkan mereka.

Shan Dong melihat Xin lei tak juga bersemangat, ia lalu permisi ke kamar kecil. 
Telfon Shan Dong berbunyi Xin Lei kaget melihat nama Xiao Yang disana. Xin Lei mengangkatnya, Xiao Yang langsung tanya kapan Shan Dong membawa Xin lei ke Shanghai, Xin lei kaget mendengarnya.
“Aku sudah menyiapkan pertemuan dengan nenek besok untuk menyerahkan surat rumah itu, jika kau tak membawanya aku akan menundanya lagi besok” Xiao Yang bingung tak ada yang menjawab.

Xin lei lalu bicara ia balik mengancam kalau surat itu tak dikembalikan ia takkan pergi. Xiao Yang kesal saat mendengar suara Xin lei.
“Aku ingin melihat kau menyerahkannya pada nenek kalau tidak jangan pikir aku mau pergi dari Taiwan” Xin Lei segera menutup telfonnya setelah mengancam Xiao Yang.
Shan Dong kembali dan bertanya ada apa karena Xin Lei terlihat pucat. Xin lei membentak Shan Dong ia tak menyangka Shan Dong seperti itu, ia pun segera pergi.

Shan Dong mengambil telfonnya dan mengecek panggilan masuk, ia lalu pergi mengejar Xin Lei. 
Xin Lei memberhentikan taksi, Shan Dong berusaha mengejar namun ia gagal dan Xin Lei pun berlalu dari sana. Shan Dong segera menyuruh supirnya untuk mengejar Xin Lei. 

Sementara itu Qin lang tiba di kediaman Shan Dong dan langsung masuk.
Shan Dong berhasil mendapatkan Xin lei di pasar tempat Qin lang jualan dan berusaha membawanya pulang, Xin lei melepaskan diri dari pegangan Shan Dong dan menatap kios jualan dimana ada Ah da dan nenek disitu. 


Qin lang menggedor-gedor pintu Shan Dong, ia berteriak-teriak memanggil Xin Lei meminta penjelasan darinya.


                                                                           



Tuesday, 11 February 2014

Corner WIth Love Eps 11 Part2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^



Corner With Love Eps 11 Part 2
Ah Da merasa sangat kecewa pada Xin Lei sementara Xin Lei hanya terdiam tak mampu menjelaskan apapun. Ah Da keluar dari kamarnya dan tak sengaja melihat Xin Lei menangis terisak. 
Esok paginya Ah Da kaget saat membuka pintu Xin Lei sudah berdiri di depan kamarnya. Xin Lei sedikit takut meminta Ah Da mengizinkannya melihat nenek, ia berjanji akan pergi segera setelah melihat nenek baik-baik saja. Ia juga janji akan pergi jika nenek tak mau melihatnya, Xin Lei memohon dengan sangat pada Ah Da. Ah Da merasa tak tega melihat Xin Lei.

Ia pun membawa Xin Lei ke rumah sakit, mereka berpapasan dengan Qin Lang yang baru saja keluar dari kamar nenek. Xin Lei menunduk saat Qin Lang menatap tajam padanya. Ah Da ingin menjelaskan namun Qin Lang memintanya pergi ke kamar nenek. Setelah hanya berdua Qin lang berkata bisanya Xin Lei datang setelah melukai hati nenek.
“Aku hanya tak mau Xi Xian khawatir, jadi aku...”
“Bisakah aku percaya padamu sekarang?’ putus Qin lang
Xin Lei tanya apa maksudnya
“kau menyuruh Yin Shan Dong memberi kami uang kan?”
“Tidak” aku Xin Lei

Qin lang menuduh Xin Lei telah berencana untuk kembali ke Shanghai dengan Shan Dong, Xin Lei kembali berkata tidak. Qin Lang masih marah, Xin Lei merasa kecewa karena Qin lang tak percaya padanya dan berlalu pergi meninggalkannya begitu saja. 
Tanpa Xin Lei tahu, Qin Lang berpaling menatapnya dan melihatnya menangis. 
Xin Lei pergi setelah tak tahan menahan tangisnya.

Qin lang kembali menjumpai neneknya, ia tanya ke Ah Da apa nenek terlihat baik. Ah Da mengamati Qin Lang ia tanya dimana Xin Lei. Qin lang diam tak menjawab, Ah Da seakan mengerti apa yang terjadi ia pun menceritakan ke Qin Lang kalau Xin Lei tak tidur sepanjang malam dan terus menangis di ruang tamu. Qin Lang sedikit kaget.

Ah Da berkata tak pernah melihat Xin Lei seperti itu sebelumnya, “Meskipun tunangannya sedikit kasar tapi aku bisa merasakan dia memperlakukan kita dengan tulus. 

Xin lei masih menangis di jalan, ia lalu menghubungi Shan Dong dan berkata ingin bicara. Shan Dong dengan senang berkata di akan menjemput Xin lei. Xin Lei menolak dia yang akan menemui Shan Dong.

Di ruangannya Qin lang terpikir akan ucapan Ah Da, dengan segera ia bergegas keluar mengejar Xin Lei. Qin Lang mencarinya di sekitar halaman rumah sakit, tak jauh dari situ Xin lei tengah menunggu bis. 
Bis itu pun datang, sayang Qin lang tak sempat melihat Xin lei yang berdiri tak jauh darinya. Tepat saat Xin lei masuk Qin lang pun berbalik ia akhirnya menyadari kepergian Xin Lei namun bis telah melaju pergi. Qin lang sekuat tenaga berusaha mengejar namun ia akhirnya berhenti karena kelelahan. Qin lang memutuskan mengejar mencari jalan lain.

Xin lei tiba di tempat Shan Dong, ia langsung mengatakan kalau ia tak bisa kembali pada Shan Dong, Xin Lei mengaku ia tak punya perasaan lagi pada Shan Dong karena mencintai orang lain.
“Kau mengatakan ini karena kau sedang marah padaku, kau tak jatuh cinta pada siapapun”
“Aku jatuh cinta pada Qin Lang” aku Xin Lei langsung
Shan Dong terkejut. Xin Lei mengaku ia jatuh cinta pada Qin lang, nenek dan Ah Da, ia ingin tinggal bersama mereka. 

Xin lei minta Shan Dong kembali ke Shanghai dan berhenti membuat masalah untuknya. Shan Dong memegang pundak Xin Lei, ia tak mau percaya sedikitpun ucapan Xin lei, ia mengingatkan betapa mereka saling mencintainya dulu. Xin lei melepaskan tangannya, ia berkata itu semua adalah masa lalu dan tetap meminta Shan Dong pulang.
Shan Dong berkeras takkan kembali tanpa Xin Lei. Xin lei tak mau melanjutkan percakapan lagi dan memilih pergi. Shan Dong berteriak padanya kalau ia takkan menyerah untuk mendapatkan Xin Lei, ia terlihat sangat kesal.





Tak lama Qin Lang pun tiba di tempat Shan Dong, ia memutuskan naik tangga ke atas daripada menunggu lift yang lama. Sementara Qin Lang naik Xin Lei turun dengan lift keduanya pun tak bertemu.
Qin Lang akhirnya bertemu dengan Shan Dong, Qin Lang langsung tanya apa tujuan Shan Dong datang ke Taiwan. Shan Dong menyuruh Qin Lang berhenti pura-pura, ia pasti tahu apa alasannya.

Qin Lang tanya bukankah ia dan Xin Lei sudah putus.
“Aku akan membawa Xin Lei kembali ke Shanghai” tegas Shan Dong
“Apa dia bilang iya?” tanya Qin Lang tak mau kalah
“Belum tapi dia akan kembali denganku”
Qin lang menyuruh Shan Dong untuk menyerah. Shan Dong tak mau, ia memperingatkan kalau alasan Xin Lei untuk bertahan hanyalah karena merasa tak enak pada Qin lang dan keluarganya karena belum membalas jasa mereka.
“Kau bohong” bantah Qin Lang

Shan Dong kemudian mengingatkan kalau Qin Lang dan Xin Lei berasal dari 2 dunia yang berbeda dan alasan Xin Lei bersama Qin Lang hanya karena ia tak mengenal siapapun disana. 
Shan Dong minta Qin Lang mengingat betapa mewah dan indahnya kehidupan Xin Lei dulu tapi sekarang dia bahkan naik bus untuk mencari kerja. Shan Dong meminta Qin Lang merelakan Xin Lei jika memang mencintainya. “Kau tak punya alasan untuk membuat Xin lei tetap tinggal, kenapa kau tak biarkan dia pergi”
“Kenapa aku harus?” ucap Qin Lang
“kalau begitu katakan apa yang bisa kau berikan?’ ucap Shan Dong
Qin lang terdiam. Ia lalu pergi meninggalkan Shan Dong dengan lesu, kata-kata Shan Dong berhasil mempengaruhi pikiran Qin Lang.





Sepanjang jalan menuju ke pasar Qin Lang terlihat berjalan sempoyongan, ia lalu kaget saat melihat Xin Lei membantu pekerjaan di kedai. Qin lang menarik Xin Lei dan menyuruhnya untuk kembali ke rumah. Xin lei melepasnya ia tetap ingin membantu meski Qin Lang bilang ia tak cocok disana.
Qin lang hendak melepas celemeknya, Xin Lei melarang, ia tetap ingin membantu hingga nenek sembuh.

“Apa yang bisa dilakukan tuan putri sepertimu? Kau bahkan alergi dengan cairan pencuci piring, dan berteriak keras ketika kena minyak dan kau juga lambat” ejek Qin Lang dan Qin lang terus mengejek XIn Lei yang hanya ingin mencoba kehidupan menjadi orang miskin.
Xin lei merasa sedih tapi ia tak peduli dan tetap ingin membantu sampai nenek sehat kembali. 

Tiba-tiba Xin Lei melihat seorang pembeli yang langsung kabur ketika selesai makan.
Ia segera berlari mengejar pria itu dan meneriakinya sepanjang jalan. Xin Lei berhasil menarik baju si pria dan memarahinya, namun si pria berontak dan mendorong Xin Lei hingga jatuh. 
Shan Dong datang di tengah kerumunan tepat menyaksikan hal itu.

Xin Lei tak gentar dan tetap berteriak meminta bayaran, Shan Dong tak percaya melihat Xin Lei seperti itu, saat Shan Dong menyebut pelan nama Xin Lei di sampingnya Xiao Yang langsung menoleh dengan rasa ingin tahu padanya.
Qin Lang pun tiba dengan amat marah, ia menarik kerah si pria, “Apa kau tak dengar yang dia katakan?! Dia bilang bayar” bentak Qin lang. 

Si pria dengan santainya bilang kalau ia akan bayar dan meremehkan itu hanya sepiring oyster omelet. Xin lei menarik uangnya dengan kasar dan menyuruh si pria menjaga mulutnya, 
“Kami mendirikan warung dan menggunakan bahan-bahan terbaik, makanan kami juga jauh lebih besar dari yang lain, kami menggunakan kubis tak seperti yang lain paling penting kami menggunakan saus spesial” tegas Xin lei, ia langsung pergi meninggalkan si pria dengan kaki terpincang.

Shan Dong hendak menusul Xin Lei namun ditahan oleh Xiao Yang, ia langsung tanya siapa Shan Dong dan apa hubungannya dengan Xin Lei. Begitupun Shan Dong yang langsung tanya siapa Xiao Yang dan kenapa tanya padanya, “Karena aku berpihak padamu” ucap Xiao Yang sambil tersenyum licik.

Xin Lei berjalan pulang dengan kaki pincangnya sementara Qin Lang berada di belakang membawa sepedanya. Qin Lang semakin tak tega melihat keadaan Xin lei. Qin Lang jad teringat ucapan Shan Dong dan ingat bagaimana mempesonanya Xin lei dulu dengan gaya mewahnya.

Qin Lang mendekati Xin Lei dan memintanya naik. Xin Lei yang masih kesal dengan Qin lang memilih mengabaikan. Qin lang terus memperhatikan Xin Lei. Tiba-tiba ia membuang sepedanya dan berlari, ia menarik lengan Xin lei dan menahannya. Keduanya saling bertatapan cukup lama dan tak bicara.

“Xin Lei haruskah aku menyerah padamu?” pikir Qin Lang dalam hatinya
Sementara dalam hati Xin lei meminta Qin lang untuk tak menyerah padanya. Keduanya pun berboncengan pulang. 

Xin Lei menyenderkan kepalanya ke punggung Qin lang dan memeluknya erat amat erat dari biasanya. Sementara Qin lang terus berfikir untuk tak membiarkan Xin Lei hidup seperti dirinya.
“Aku hanya ingin hidup denganmu” pikir Xin Lei dalam hatinya, ia pun semakin mempererat pelukannya membuat Qin lang merasa semakin berat untuk melepasnya.

Lutut Xin lei ternyata terluka, Qin lang membawakan kotak obat, Qin lang mulai bersikap tak acuh padanya dengan melemparkan kotak obat itu begitu saja di meja dan tak berkata apa-apa. Xin Lei hanya diam dan mengambil kotak itu namun ia kesakitan karena kukunya terluka saat membukanya.
Qin lang menyerah, Xin lei memang tak bisa apa-apa, ia lalu membantunya membuka dan membersihkan lukanya. Xin lei merasa kesakitan, ia terus menatap Qin lang yang sedari tadi diam saja, Xin Lei lalu memanggil nama Qin lang.



“Jangan jelaskan aku tak mau dengar” ucap Qin Lang cuek.
Xin Lei memanggil Qin lang lagi, “Sudah kubilang aku...”
Begitu Qin lang mengangkat wajahnya Xin lei langsung mendekap dan menciumnya cukup lama. Xin Lei melepaskan ciumannya, Qin lang bingung terdiam menatap Xin Lei.
“Apa yang kau lakukan” ucap Qin lang justru membentak.
“Bukankah ini sudah jelas? Aku...” Xin Lei ingin meneruskan namun Qin lang langsung melepaskan diri dan ingin pergi. “Aku menyukaimu” aku Xin Lei akhirnya. 

Qin lang terlihat bingung karena dia sudah berenca untuk melepas Xin lei maka ia pun meneruskan niatnya itu. “Permainan apa yang sedang kau buat?” tanya Qin lang tak berpaling.
“Aku tak main-main”
“Bukankah kau ingin kembali ke Shanghai dengan Yin Shan Dong?”
“Aku takkan kembali ke Shanghai dengan Yin Shan Dong”
Qin lang mendekat dan memarahi Xin Lei, ia tanya apa yang akan Xin Lei lakukan disini, Xin Lei bilang ini rumahnya. Qin lang bilang tidak, “Kami tak punya chef atau pembantu atau supir untuk melayanimu, pergilah pindah ke tempat ada orang-orang seperti itu yang melayanimu” Xin Lei terdiam mendengar ucapan Qin lang.

Qin lang mengatakan kalau tempat Shan Dong pasti ada orang seperti itu, Qin lang menyuruh Xin Lei menemui Shan Dong. Xin Lei tak mau, ia menegaskan kalau ia ia menganggap mereka semua sebagai keluarganya.
Qin lang berkata mereka tak pantas jadi keluarga Xin lei, Shan Dong lah yang pantas.



Xin Lei heran kenapa Qin lang terus membawa-bawa Shan Dong. Qin Lang bilang karena Xin Lei adalah putri dan Shan Dong adalah pangerannya. “Karena kau bilang ketika sang pangeran datang menjemput kau takkan tinggal meski semenitpun” ucap Qin Lang.
Xin Lei bilang ia mengatakan hal itu karena sedang kesal. Qin Lang kembali mengungkit ucapan Xin Lei pada gambar lampunya, ia berkata apalagi yang Xin Lei tunggu karena Shan Dong sekarang sudah datang.
“Qin lang” teriak Xin Lei
“Yu Xin Lei” balas Qin lang lebih keras. 

Qin lang menyuruh Xin lei pergi karena itu bukan rumahnya dan berpura-pura Xin Lei tak pernah tingga disana. Qin lang hendak pergi Xin Lei segera memeluk Qin Lang dan tanya apa ia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Qin Lang dengan berat hati melepas pelukan Xin Lei dan mengiyakan hal itu.
“Apa kau tak pernah menyukaiku?”
Qin lang tak berpaling, dengan berat hati ia katakan tidak. Xin Lei lalu tanya kenapa Qin lang menceritakan tentang sudut itu padanya Qin lang bilang itu hanya cerita.
Xin Lei tanya bagaimana dengan gambar lampu jin yang Qin lang berikan. Qin lang beralasan Xin Lei lah yang memintanya.
“lalu bagaimana dengan sepatu?”
Qin lang tak tahan lagi menahan air matanya, ia lalu berkata kasar dengan menyuruh Xin lei pergi. Xin lei akhirnya berkata kalau ia akan pergi. Qin lang lalu berlari keluar, sementara Xin Lei mulai menangis.

Qin lang melihat sepatu Xin Lei dan membawa lari itu untuk menghilangkan kenangan mereka.
Xin Lei langsung mengejar Qin lang yang lari dengan sepedanya.
Qin lang menghentikan sepedanya, air matanya mulai menetes, ia lalu menatap sepatu itu dan memutuskan untuk membuangnya agar Xin Lei bisa memulai hidup barunya yang lebih bahagia.
“Aku hanyalah jin bodoh yang ada di dalam lampu aku bahkan tak punya kesempatan untuk mengabulkan permohonan yang membahagiakanmu” ucap Qin lang dalam hati. 

Xin lei terus mencari meski dengan kaki yang terluka, Shan Dong tiba-tiba menghampiri Xin lei. Xin Lei mengatakan kalau ia akan pergi setelah menemukan sesuatu, ia minta Shan Dong pulang dulu. 
Shan Dong tanya apa yang Xin lei cari, Xin lei jawab sepatu. Xin lei mulai mencari lagi.

Shan Dong menghentikannya dan bilang akan membelikan yang baru tak peduli seberapa mahalnya.
“Kau takkan bisa membelinya, itu edisi terbatas dari desainer terkenal hanya ada 1 di dunia, cepat pergilah, kalau kau tak pergi aku takkan mau melihatmu lagi!” tegas Xin lei

Xin Lei akhirnya menemukan sepatu yang telah Qin lang buang dan memungutnya dengan rasa sayang. Xin Lei akhirnya menangis sambil mendekap sepatu itu.

Paginya, nenek mulai terbangun, Qin lang yang tidur di sampingnya langsung terkejut dan membantu nenek duduk, ia lalu tanya bagaimana keadaannya.
Nenek berkata baik-baik saja, Qin lang tak percaya karena nenek terlihat lemah. Nenek berkata itu tak benar ia hanya sangat kesal makanya sampai pingsan. 

Tak lama dokter masuk, nenek lalu tanya apa ia bisa pulang, dokter tak membolehkan sebelum menjalani 1 pemeriksaan lagi. setelah dokter keluar Qin lang minta nenek beristirahat beberapa hari disana nenek awalnya menolak namun ia tak kuasa karena Qin lang terus meminta.

Qin lang hendak menuangkan minum untuk nenek, tiba-tiba Xin lei masuk dan menawarkan diri melakukannya. Qin Lang menatap sepatu baru Xin lei. 
Qin lang hendak menghalangi namun Xin Lei berkata kalau ia akan pergi besok ia minta izin bicara terlebih dahulu pada nenek. Qin lang bertanya ke nenek dan dijawab oleh anggukan.


Tinggallah Xin lei dan nenek berdua, Xin Lei memberikan teh pada nenek dan meminta maaf akan kebohongannya selama ini. nenek mengingatkan dulu ia pernah minta Xin Lei untuk tak berbohong, Xin Lei mengangguk.
Nenek tak mempersalahkan lagi hal itu, ia lalu tanya kebohongan apa lagi yang Xin lei buat.
Xin lei terlihat sulit mengatakannya, ia akhirnya mengakui kalau ia dan Qin lang selama ini berbohong kepada nenek, nenek terkejut mendengarnya.

Xin lei mulai menceritakan yang sesungguhnya kalau mereka pura-pura pacaran hanya agar Xin lei bisa tinggal disana.
“Sekali kau berbohong kau akan berbohong lagi untuk menutupinya, apa tak pernah ada yang mengatakan ini padamu?” ucap Nenek. Xin Lei berkata itulah sebabnya mereka terus berbohong. Nenek cukup puas Xin lei mau mengakui kesalahannya, ia pun memaafkan Xin Lei.

Giliran nenek yang sekarang bertanya, “Dulu kau dan Qin Lang tak benar-benar pacaran, tapi bagaimana nanti? Di masa depan apakah kalian akan menjadi sepasang kekasih?”
Xin Lei terdiam menunduk, nenek mengatakan meskipun Qin lang sangat optimis tapi dia tak punya kepercayaan diri di depan gadis seperti Xin Lei. “Jika kau tak bisa menjadi pacarnya kau harus meninggalkannya” nenek lalu tanya alasan awal Xin Lei menemuinya.

Xin Lei berkata ia tahu tentang surat rumah yang digadaikan nenek dan kembali meminta maaf. Nenek minta Xin Lei tak menyalahkan dirinya, ia pasti berusaha untuk mendapatkan rumahnya kembali karena itu adalah peninggalan putri satu-satunya. Xin lei tanya apa itu ibu Qin lang, nenek mengangguk.
“Hanya itu yang putriku tinggalkan untuk Qin lang, aku akan mempertaruhkan hidupku untuk mendapatkannya”
Nenek mulai bercerita setelah ayah Qin lang menghilang putrinya menderita penyakir serius tak tak bisa menjaga Qin lang.

Flashback:
Qin lang kecil mengantarkan nenek ke stasiun kereta, Qin lang berpesan agar nenek segera kembali. Kereta pun tiba nenek segera masuk ke dalam.Qin Lang tersenyum pada nenek. Nenek memberi aba-aba pada ibu Qin Lang. 

Ibu Qin lang segera mendorong putranya untuk ikut masuk ke dalam kereta, pintu pun tertutup, Qin lang terus berteriak memanggil-manggil ibunya. Ibu Qin lang merasa tak tega dan turut berlari berteriak memanggil-manggil nama putranya. Ibu Qin Lang menitipkan putranya dan rumah pada nenek sebelum meninggal.
Flasback end

Nenek berkata takkan bisa menghadapi putrinya jika tak mendapat kembali rumah itu, nenek mulai menangis sedih. Ia lalu meminta Xin lei merahasiakan hal ini. Xin Lei merasa tak tega ia lalu berkata pada nenek akan berusaha merebut kembali rumah itu.


Xin Lei lalu pergi ke pasar dan melihat Ah Da menawarkan oyster omelet. Xin Lei tanya kenapa tak ada yang mengurus nenek. Ah Da bilang nenek yang meminta mereka. 


Xin lei kembali membantu ia merebut piring dari tangan Qin lang dan membawakannya ke pelanggan. Xin Lei bertabrakan dengan Qin lang saat kembali, keduanya bertatapan. 
Ah Da melihat mereka dan tanya apa keduanya mau bicara sesuatu, Qin lang dan Xin lei hanya saling menatap.