SINOPSIS

Saturday, 1 February 2014

Corner With Love Eps 11 Part 1

From Corner With Love Eps 11 Part 1

Xin Lei memandangi gambar milik Qin Lang lagi, ia mulai berfikir apakah lampu jin itu benar-benar ada, ia merasa lampu itu sedang mempermainkannya sekarang. Qin Lang berjalan mondar-mandir dengan lesu karena hatinya tak tenang di depan kamar Xin Lei.

Keesokan paginya, Xin Lei dan Qin Lang tampak canggung saat berpapasan untuk keluar. Qin Lang tanya apa Xin Lei mau kelua, Xin Lei mengiyakan ia akan mencari pekerjaan bersama Bi Zhu. Qin Lang menawarkan untuk mengantar namun ditolak oleh Xin Lei, Qin Lang pun terlihat kecewa.
Xin Lei berdiri menunggu bus, tanpa ia sadari Shan Dong mengawasi Xin Lei dari mobilnya. 

Nenek menemui ayah  Xiao Yang (Cai Jin Shun)  untuk mengembalikan uang yang ia pinjam. Ia lalu meminta surat tanahnya kembali. Cai Jin Shun  ternyata menipu nenek waktu itu, ia menyerahkan surat pemindahan surat tanah agar menjadi miliknya dan tanpa sadar nenek yang tengah panik saat itu menandatanganinya begitu saja. 
Nenek pun tercengang saat melihat surat itu kembali dan sangat marah kepada Cai Jin Shun. Cai Jin Shun balik menyalahkan nenek, Xiao Yang menegur ayahnya untuk lebih bicara sopan.

Nenek berkata rumahnya tak berharga bagi Jin Shun yang punya banyak uang dan bisa beli banyak rumah tapi kenapa harus rumahnya yang diambil.
“Aku berencana untuk mengambil tanah disekitar rumahnya untuk dijadikan cabang hotel, aku sudah punya surat rumahnya jadi mana mungkin aku begitu bodoh mengembalikannya” ucap Jin Shun sambil tersenyum sinis dan pergi begitu saja dengan santaninya. 
Nenek meneriaki Jin Shun sama saja seperti perampok. Xiao Yang mencoba menenangkan nenek dan berkata akan membujuk ayahnya untuk mengembalikan surat rumah itu.


Xin Lei dan Bi Zhu menunggu panggilan untuk wawancara, Xin Lei terus teringat akan ucapan Shan Dong yang takkan menyerah terhadapnya sehingga kurang konsentrasi. Seorang pria berjas keluar  dari ruangan rapat, ia berhenti saat melihat sepatu yang dikenakan Xin Lei. 
Sekretaris si pria itu lalu memanggil nama Bi Zhu. Xin Lei menyemangati Bi Zhu yang terlihat gugup. 

Si pria tadi mendekati Xin lei dan tanya di mana Xin Lei membeli sepatu itu.
“Temanku yang memberikannya”
“Kau tahu dimana temanmu membelinya?”
“Maaf sepatu ini tak bisa dibeli di toko”
“Sayang sekali aku sangat suka desain dari sepatumu”
“Terima kasih”
Si pria minta izin untuk memotret sepatu itu, Xin Lei pun mengijinkannya.


Setelahnya Bi Zhu curthat  kalau pertanyaan wawancaranya begiru susah, ia ditanya bagaimana cara ia memilih sepatu yang bagus, ia lalu tanya bagaimana Xin Lei akan jawab kalau ia yang ditanya.

“Jawabannya sangat sederhana, sepasang sepatu yang bagus akan membuatmu dapat merasakannya, kau akan selalu ingin menggunakannya setiap hari, meskipun sudah jelek kau takkan mau membuangnya” 
Bi Zhu terkesan dengan jawaban Xin Lei.

Bi Zhu lalu tanya kenapa pria tadi memfoto sepatu Xin Lei, “Dia bilang desain sepatuku sangat unik” Bi Zhu senang ada orang lain yang mengagumi karya Qin Lang, ia berencana meminta Qin lang membuatkan satu untuknya. Xin Lei terlihat tak mendengarkan. Bi Zhu menegur Xin lei yang terlihat sangat aneh hari ini, ia tanya apa yang terjadi.
Xin Lei pun memberitahu kalau Shan Dong datang menemuinya.

Qin Lang juga bercerita hal yang sama pada Ba Dao dan Ah Yi, Keduanya berseru kaget. Qin lang memeritahu Shan Dong adalah mantan tunangan Xin Lei. Ba Dao tanya seperti apa Shan Dong itu.
“Dia lebih tinggi dariku, lebih tampan dan lebih kaya daripada aku terlebih lagi mereka adalah cinta pertama masing-masing”
“Sepertinya dia adalah saingan yang hebat” ucap Ah Yi. Ba Dao lalu tanya kenapa Shan Dong kembali, Qin Lang bilang ia juga tak tahu.

Bi Zhu menyimpulkan kalau Shan Dong masih mencintai Xin lei ia lalu tanya apa Xin Lei masih mencintai Shan Dong. Xin Lei bingung untuk menjawabnya.

“Aku tahu pertanyaan ini sangat sulit untuk dijawab kalau aku jadi kau aku juga tak tahu, meskipun Qin Lang sangat baik padamu tapi di adari keluarga miskin dan tak punya banyak uang, tapi Yin Shan Dong berbeda, dia sangat mencintamu dan juga kaya raya, kalau kau kembali ke Shanghai bersamanya kau tak perlu kerja keras lagi dan mencari kerja bersamaku, bukankah aku benar?” ucap Bi Zhu


“Tentu saja itu tidak benar” cetus Ba Dao pada Qin Lang. Bukan hanya kekayaan yang dilihat tapi juga prilaku. Ah Yi membenarkan, Qin Lang tak usah takut karena ia punya banyak poin kuat. Qin Lang tanya apa saja itu. 

Ah Yi dan Ba Dao agak berfikir lalu Ba Dao bilang kalau Qin Lang pintar menggambar, “Kau juga memperlakukan temanmu dengan baik” tambah Ah Yi. Ba Dao berfikir lagi lalu menambahkan kalau Qin Lang bisa mengayuh sepeda dengan cepat, “Dan membuat oyster omelet terenak” tambah Ah Yi

“Mengapa poin kuat itu tak terdengar begitu kuat” ucap Qin Lang tak bersemangat.
Ah Yi meminta Qin lang untuk tak kehilangan semangatnya, Ba Dao lalu tanya bagaimana pendapat Xin Lei akan hal ini, Qin Lang bilang ia juga tak tahu.


Bi Zhu tanya apa yang akan Xin Lei lakukan, Xin Lei tak menjawab dan terus diam berfikir. Bi Zhu memanggilnya lagi ia dengan gelisah bertanya siapa yang akan Xin Lei pilih. Xin Lei menatap sepatunya, ia lalu tersenyum.

“Aku lupa mengatakan padamu sepasang sepatu yang bagus tidak tergantung pada harganya, tapi apakah itu nyaman untuk dipakai. Meskipun itu murah jikau kau suka maka kau akan menyukainya. Meskipun dia miskin tak punya kekuatan atau status kau tetap akan merindukannya jika tak melihatnya kau merasa bahagia dengannya, aku rasa ini jawabannya” ucap Xin Lei

“Apa maksudmu? Aku kan tidak tanya tentang sepatu” tanya Bi Zhu, ia pun lalu tersadar kalau Xin Lei telah memutuskan untuk memilih Qin Lang, Xin Lei memberi pembenaran. Bi Zhu bertepuk tangan akhirnya Qin Lang mengalahkan Shan Dong, ia lalu tanya apa Qin lang sudah tahu hal ini.
“Tahu tentang apa?” tanya Xin Lei.
“Tahu bahwa kau takkan pergi dengan Shan Dong dan orang yang kau sukai adalah Qin Lang?”
Xin Lei tersenyum malu-malu dan bilang belum. Bi Zhu lalu mengambil telfonnya dan menyuruh Xin Lei menelfon Qin Lang. Xin Lei tersenyum malu-malu menatap telfon itu.

Ba Dao dan Ah Yi frustasi karena Qin lang tak berhasil menyatakan perasaannya di hari valentine. Ah Yi menyuruh Qin Lang menelfon Xin Lei dan bilang perasaannya. 
Tiba-tiba telfon Qin Lang berbunyi, Qin Lang takjub tak percaya melihat nama Xin Lei di telfonnya, Ba Dao dan Ah Yi menyuruh Qin Lang segera mengangkat.
Xin Lei mengajak bertemu dengan Qin lang untuk membicarakan sesuatu yang sangat penting, lagi-lagi dari kejauhan Shan Dong mengamati Xin Lei diam-diam.


Qin lang senyum-senyum setelah mendapat telfon dari Xin Lei, Qin Lang memberitahu kalau Xin Lei mengajaknya bertemu. Ah Yi memperingatkan kalau takkan ada yang berubah kalau Qin Lang tak bertindak. 
Ba Dao memberi saran yang sama agar Qin Lang berusaha mendapatkan hati Xin Lei. Mereka berdua lalu menyeret Qin lang dan menendangnya untuk segera pergi, Ah Yi mengingatkan untuk membeli bunga. 
“Aku tak puny auang untuk beli bunga” ungkap Qin Lang. BA Dao dan Ah Yi sama-sama mengeluarkan uang mereka, Qin lang segera merebutnya dan berterima kasih lalu lari keluar. 

Qin Lang membeli 99 bunga mawar dan memboncengnya di belakang sepeda, Qin lang memantapkan diri untuk mengungkapkan is hatinya kali ini.

Bi Zhu lalu meninggalkan Xin lei sendirian dan memberi semangat padanya. Xin Lei tersenyum bahagia sepanjang jalan, sementara Qin lang juga turut bahagia menunggu Xin Lei. Xin Lei terhenti saat di depannya sudah ada Xiao Yang yang menghadang ingin mengajaknya bicara. “Tidakkah kau ingin tahu darimana uang jaminanmu berasal?” 

Xin Lei merasa penasaran, ia lalu menghubungi Qin Lang dan bilang kalau ia tak bisa menemuinya karena ada sesuatu yang terjadi.
Qin Lang terlihat kecewa, ia menatap kembali buket bunganya dan membawanya pulang dengan lemas.

Bi Zhu diserang oleh seorang perampok bermotor yang tiba-tiba merampas tas nya, Bi Zhu meneriaki perampok tersebut. Mobil Shan Dong tiba-tiba muncul menghalangi si perampok dan Shan Dong langsung keluar merebut kembali tas Bi Zhu. 
Bi Zhu berterima kasih banyak pada Shan Dong
“Kau temannya Xin Lei kan?” tanya Shan Dong, Bi Zhu mengangguk dengan bingung. Shan Dong pun memperkenalkan dirinya, Bi Zhu kaget, Shan Dong minta ia menjawab beberapa pertanyaannya sebagai ucapan terima kasih.

Xiao Yang mengajak Xin lei ke tempat sepi, Xin Lei minta Xiao Yang segera memberitahunya darimana uang itu. Xiao Yang memperkenalkan tempat itu sebagai tempat ia dan Qin lang sekolah.

 “Ketika itu semua membenciku dan tak mau bicara padaku atau menjadi temanku, tapi Qin lang berbeda, ia mengajariku. Ketika yang lain menyiksaku dia menolongku dari dulu sampai sekarang semua orang di pasar selalu bilang kalau kami pasangan yang serasi, jadi saat kelulusan aku berjanji pada diriku sendiri aku akan bersama dengan Qin lang selamanya, dan takkan menyerahkan Qin Lang pada orang lain” ucapnya

Xin Lei tak mengerti kenapa Xiao Yang menceritakan hal itu padanya. “Apa kau tahu kalau nenek menukar rumahnya pada ayahku untuk mendapat uang jaminanmu”
Xin Lei terkejut bukan main, “Apa Qin lang tahu hal ini?”
Xiao Yang bilang tidak karena nenek meminta ayahnya untuk tak mengatakan pada siapapun. Xin Lei minta agar rumah nenek dikembalikan, ia berjanji akan mengembalikan uang itu. Xiao Yang mengejek bagaimana Xin Lei akan mendapatkan uang sebanyak itu, Xin Lei terdiam.

“Jika kau memohon padaku aku mungkin akan memohon pada ayahku.
Xin Lei menatap Xiao Yang ia tak punya pilihan saat ini, “Xiao Yang aku mohon padamu” ucapnya.
Xiao Yang tak puas dan bilang bahkan ia tak merasakan ketulusan Xin Lei. Xin Lei lalu tanya apa yang harus dia lakukan.
“Apa kau tahu menderitanya aku sejak kau bertemu Qin Lang?”
“Qin Lang tak pernah suka padamu, itu hanya cinta satu sisi”

Plakk..Xiao Yang menampar keras wajah Xin lei. Xin Lei memegangi pipinya terkejut. Xiao Yang mengatainya sebagai pencuri pacar orang dan kesal kenapa nenek sampai mau menggadaikan rumahnya demi Xin Lei. 
Xiao Yang menganggap Xin Lei sebagai pembuat masalah bagi Qin lang dan neneknya dan menyuruhnya menjauh dari mereka. Xin lei merasa amat sangat marah namun ia tak bisa mengatakan apapun pada Xiao Yang.

Pada bagian ini Shan Dong sepertinya sudah selesai berbicara pada Bi Zhu. Di dalam mobilnya ia mengingat kembali jawaban dari Bi Zhu saat ia bertanya kenapa ia dan Xin Lei mencari kerja, Bi Zhu menjawab karena mereka perlu untuk hidup. Shan Dong sepertinya merasa sedih dan menyesal pada Xin Lei.

Xin lei berjalan dengan lesu sambil mengenang kejadian saat ia pertama kali masuk ke rumah nenek, saat nenek mengusir keluar Xin lei, saat nenek marah karena Xin lei tak bisa bekerja dan perhatian nenek saat Xin lei baru keluar dari kantor polisi dengan memberikannya sup, memeluknya dan meminta Xin Lei tak mengungkit masalah uang jaminan 
itu semua membuat Xin lei merasa sedih, ia tak menyangka nenek rela melakukan itu dengannya, ia berniat mencari cara untuk mendapatkan kembali rumah itu.

Qin lang membawa buket mawar itu ke pasar, ia menunggu Xin Lei dengan cemas karena belum juga pulang padahal hari sudah larut, Qin lang bertanya-tanya bukankah Xin Lei bilang mau mengatakan sesuatu padanya. 
Ah Da menghampiri, ia tanya apa Qin lang tak menyadari kalau nenek terlihat aneh seharian ini. mereka menatap nenek yang terlihat tak fokus menyiangi sayur.

“Nenek siapa yang membuatmu marah? Kenapa kau terlihat begitu kesal?” tanya Qin lang. Nenek bilang tak ada dan menyuruh mereka kembali bekerja.
Nenek mengoyak sayuran itu dengan kuat sambil mengingat ucapan ayah Xiao Yang padanya. 

Di rumah Ah Da dan Qin lang kembali melihat tingkah nenek yang tak biasa. Nenek terlihat amat sangat lelah dan frustasi namun ia tetap tak mengaku. dan tanya siapa yang mau mandi duluan. Ah Da mengatakan dia yang duluan.
Bel pintu berbunyi Ah Da segera keluar untuk mengecek. 
Qin Lang mendekati nenek ia bilang ia bisa melihat kalau nenek sedang tak bahagia, Qin lang minta neneknya cerita, nenek tetap tak mengaku. 

Ah Da kembali masuk dan bilang kalau lelaki yang berdiri di luar kemarin ingin bertemu dengan Qin lang. Tak lama Shan Dong masuk dan langsung memperkenalkan dirinya pada mereka semua. Qin Lang menatapnya kesal, nenek tanya apa itu teman Qin lang.

Shan Dong bilang bukan, “Aku adalah tunangan Xin Lei” Ah Da dan nenek terlonjak kaget. Ah Da heran sejak kapan Xin lei punya tunangan bagaimana bisa mereka tak tahu, Qin lang hanya terdiam. 

Shan Dong mengamati rumah itu, “jadi ditempat seperti ini Xin Lei tinggal” ucapnya. 
Qin lang merasa diremehkan, “Memangnya kenapa? Apa ada yang salah kalau ia tinggal disini? Meskipun ini bukan rumah yang besar tapi ini rumah yang nyaman” ucap Qin Lang dengan nada tak suka. 
Nenek dan Ah Da mengangguk setuju. 

“Bolehkan aku duduk?’ tanya Shan Dong, Qin lang mengangguk, ia pun mengambil tempat duduk di depan Qin Lang dan keluarganya. Shan Dong berkata kunjungannya kesana adalah untuk berterima kasih karena telah menjaga Xin Lei.

“Kalau aku tak salah kau pasti adalah pembantunya Xin Lei, Mu Dan Po” ucap Shan Dong pada nenek, Nenek terkejut bukan main. 
“Dan kau pasti sang juru masak Ah Da” gantian Ah Da yang kaget. 
Qin Lang membentak Shan Dong untuk bicara sopan pada mereka. “Apa aku salah? Xin Lei menulis itu di suratnya, dia menulis tukang masak Ah Da dan pembantu Mu Dan Po telah menjaganya dan kau (menunjuk Qin lang) adalah supir yang bekerja dengan baik” Shan Dong lalu memberikan amplop berisi uang yang ia berikan sebagi ucapan terima kasih.

“Ambil itu kembali” ucap nenek penuh emosi.
“Bawa uangmu pergi!” tegas nenek. “Tuan aku tak mengerti satupun kata yang kau ucapkan sejak masuk kemari, tapi aku harus bilang padamu bahwa ini rumahku, Yu Xin Lei hanyalah seorang penyewa, akulah pemilik rumah ini!” tegas nenek.

Nenek dengan penuh emosi mengusir Shan Dong untuk segera keluar dari rumahnya dan membawa uang itu pergi, nenek hendak melempar Shan Dong. Ah Da dan Qin Lang menahannya. Qin lang menarik Shan Dong keluar. 

nafas nenek terengah-engah karena emosi. Ah Da menepuk-nepuk pundak nenek menyuruhnya untuk melupakannya, tiba-tiba nenek merasakan sakit di dadanya. Qin Lang dan Ah da memegangi nenek, nenek jatuh pingsan. 
Qin Lang dan Ah da panik, Qin lang menyuruh Ah Da menelfon ambulans, Qin lang memanggil-manggil nenek. 

Ambulans pun datang dan segera masuk untuk membawa nenek. Tepat saat itu Xin lei tiba ia berlari mendekat saat melihat nnek dibawa. Ah Da berteriak menyuruhnya menjauhi nenek. 
Xin Lei tanya apa yang terjadi, “Berhenti berpura-pura, bukankah nenek hanyalah seorang pembantu yang tak berharga bagimu!? Menjauhlah!” teriak Ah Da. 
Xin lei menghampir Qin Lang, Qin lang juga membentak Xin Lei, “Apakah ini yang ingin kau katakan?! Apa kami semua hanyalah pembantu dimatamu?!” Qin Lang dengan kasar menyuruh Xin Lei menyingkir. Mereka pun pergi meninggalkan Xin Lei sendiri yang tersentak kaget saat menyadari apa maksud ucapan Qin Lang dan Ah Da tadi. 
Xin Lei segera berlari mengejar nenek. Xin Lei berteriak memanggil nenek namun ambulans itu tetap pergi meninggalkannya.

Nenek terbaring lemah di rumah sakit, dokter berpesan untuk tak mengatakan hal yang sulit padanya. Setelah dokter pergi Ah Da menangis karena begitu khawatir sesuatu terjadi pada nenek. 
“Bukankah kau itu dulu seorang gengster jika ada yang melihatmu tidakkah kau merasa malu” hibur Qin lang. 
Qin lang minta Ah Da  pulang saja agar bisa istirahat dan jualan besok. 

Xin Lei berjalan mondar-mandir dengan gelisah di rumah. Tak lama Ah Da tiba dan Xin lei langsung menghampiri dan tanya keadaan nenek. 
Ah Da yang masih kesal berkata kalau tunangan Xin Lei datang dan memberikan uang pada pembantu dan tukang masaknya karena telah menjaga Xin Lei. Ah Da menyindir sikap orang kaya yang sungguh luar biasa. Xin Lei terdiam tak bisa berkata apapun. 

“Nenek memperlakukanmu dengan tulus tapi kau menghancurkan semuanya seperti ini, aku merasa kasihan pada nenek, kami telah salah menilaimu, kami pembantu, tukang masak dan juga supir memang miskin tapi dengan integritas moral dan ambisi kami tak peduli pada uangmu!” Ah Da lalu mengusir Xin Lei pergi dari rumah mereka. 
Hati Xin Lei merasa sakit, ia merasa bersalah saat ini namun ia tak tahu apa yang harus dilakukan untuk menjelaskan ini semua.

Malamnya Xin Lei menelfon Xi Xian, Xin Lei langsung tanya apa bagaimana Shan Dong bisa tau alamatnya diTaiwan. Xi Xian dengan gugup mengatakan kalau ia yang memberitahunya karena Shan Dong terus memohon. 
“Jadi kau juga membiarkannya membaca suratku?” Xi Xian merasa bersalah,”Aku tak melakukannya dengan sengaja” ia berkata Shan Dong ingin memastikan apa Xin Lei baik-baik saja
Xi Xian balik tanya apa yang terjadi. “Tak ada” ucap Xin Lei singkat lalu menutup telfonnya. Xin Lei menyesal kenapa ia mesti membuat kebohongan pada suratnya selama ini ke Xi Xian. 

Xin Lei mengkhawatirkan nenek yang pasti merasa kecewa padanya, Xin lei menyesali niatnya yang sebenarnya hanya ingin membuat Xi Xian tapi malah membuat malah melukai nenek dan yang lainnya. 
Xin Lei pun menangis tersedu-sedu menyalahkan dirinya.









No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.