SINOPSIS

Tuesday 11 February 2014

Corner WIth Love Eps 11 Part2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^



Corner With Love Eps 11 Part 2
Ah Da merasa sangat kecewa pada Xin Lei sementara Xin Lei hanya terdiam tak mampu menjelaskan apapun. Ah Da keluar dari kamarnya dan tak sengaja melihat Xin Lei menangis terisak. 
Esok paginya Ah Da kaget saat membuka pintu Xin Lei sudah berdiri di depan kamarnya. Xin Lei sedikit takut meminta Ah Da mengizinkannya melihat nenek, ia berjanji akan pergi segera setelah melihat nenek baik-baik saja. Ia juga janji akan pergi jika nenek tak mau melihatnya, Xin Lei memohon dengan sangat pada Ah Da. Ah Da merasa tak tega melihat Xin Lei.

Ia pun membawa Xin Lei ke rumah sakit, mereka berpapasan dengan Qin Lang yang baru saja keluar dari kamar nenek. Xin Lei menunduk saat Qin Lang menatap tajam padanya. Ah Da ingin menjelaskan namun Qin Lang memintanya pergi ke kamar nenek. Setelah hanya berdua Qin lang berkata bisanya Xin Lei datang setelah melukai hati nenek.
“Aku hanya tak mau Xi Xian khawatir, jadi aku...”
“Bisakah aku percaya padamu sekarang?’ putus Qin lang
Xin Lei tanya apa maksudnya
“kau menyuruh Yin Shan Dong memberi kami uang kan?”
“Tidak” aku Xin Lei

Qin lang menuduh Xin Lei telah berencana untuk kembali ke Shanghai dengan Shan Dong, Xin Lei kembali berkata tidak. Qin Lang masih marah, Xin Lei merasa kecewa karena Qin lang tak percaya padanya dan berlalu pergi meninggalkannya begitu saja. 
Tanpa Xin Lei tahu, Qin Lang berpaling menatapnya dan melihatnya menangis. 
Xin Lei pergi setelah tak tahan menahan tangisnya.

Qin lang kembali menjumpai neneknya, ia tanya ke Ah Da apa nenek terlihat baik. Ah Da mengamati Qin Lang ia tanya dimana Xin Lei. Qin lang diam tak menjawab, Ah Da seakan mengerti apa yang terjadi ia pun menceritakan ke Qin Lang kalau Xin Lei tak tidur sepanjang malam dan terus menangis di ruang tamu. Qin Lang sedikit kaget.

Ah Da berkata tak pernah melihat Xin Lei seperti itu sebelumnya, “Meskipun tunangannya sedikit kasar tapi aku bisa merasakan dia memperlakukan kita dengan tulus. 

Xin lei masih menangis di jalan, ia lalu menghubungi Shan Dong dan berkata ingin bicara. Shan Dong dengan senang berkata di akan menjemput Xin lei. Xin Lei menolak dia yang akan menemui Shan Dong.

Di ruangannya Qin lang terpikir akan ucapan Ah Da, dengan segera ia bergegas keluar mengejar Xin Lei. Qin Lang mencarinya di sekitar halaman rumah sakit, tak jauh dari situ Xin lei tengah menunggu bis. 
Bis itu pun datang, sayang Qin lang tak sempat melihat Xin lei yang berdiri tak jauh darinya. Tepat saat Xin lei masuk Qin lang pun berbalik ia akhirnya menyadari kepergian Xin Lei namun bis telah melaju pergi. Qin lang sekuat tenaga berusaha mengejar namun ia akhirnya berhenti karena kelelahan. Qin lang memutuskan mengejar mencari jalan lain.

Xin lei tiba di tempat Shan Dong, ia langsung mengatakan kalau ia tak bisa kembali pada Shan Dong, Xin Lei mengaku ia tak punya perasaan lagi pada Shan Dong karena mencintai orang lain.
“Kau mengatakan ini karena kau sedang marah padaku, kau tak jatuh cinta pada siapapun”
“Aku jatuh cinta pada Qin Lang” aku Xin Lei langsung
Shan Dong terkejut. Xin Lei mengaku ia jatuh cinta pada Qin lang, nenek dan Ah Da, ia ingin tinggal bersama mereka. 

Xin lei minta Shan Dong kembali ke Shanghai dan berhenti membuat masalah untuknya. Shan Dong memegang pundak Xin Lei, ia tak mau percaya sedikitpun ucapan Xin lei, ia mengingatkan betapa mereka saling mencintainya dulu. Xin lei melepaskan tangannya, ia berkata itu semua adalah masa lalu dan tetap meminta Shan Dong pulang.
Shan Dong berkeras takkan kembali tanpa Xin Lei. Xin lei tak mau melanjutkan percakapan lagi dan memilih pergi. Shan Dong berteriak padanya kalau ia takkan menyerah untuk mendapatkan Xin Lei, ia terlihat sangat kesal.





Tak lama Qin Lang pun tiba di tempat Shan Dong, ia memutuskan naik tangga ke atas daripada menunggu lift yang lama. Sementara Qin Lang naik Xin Lei turun dengan lift keduanya pun tak bertemu.
Qin Lang akhirnya bertemu dengan Shan Dong, Qin Lang langsung tanya apa tujuan Shan Dong datang ke Taiwan. Shan Dong menyuruh Qin Lang berhenti pura-pura, ia pasti tahu apa alasannya.

Qin Lang tanya bukankah ia dan Xin Lei sudah putus.
“Aku akan membawa Xin Lei kembali ke Shanghai” tegas Shan Dong
“Apa dia bilang iya?” tanya Qin Lang tak mau kalah
“Belum tapi dia akan kembali denganku”
Qin lang menyuruh Shan Dong untuk menyerah. Shan Dong tak mau, ia memperingatkan kalau alasan Xin Lei untuk bertahan hanyalah karena merasa tak enak pada Qin lang dan keluarganya karena belum membalas jasa mereka.
“Kau bohong” bantah Qin Lang

Shan Dong kemudian mengingatkan kalau Qin Lang dan Xin Lei berasal dari 2 dunia yang berbeda dan alasan Xin Lei bersama Qin Lang hanya karena ia tak mengenal siapapun disana. 
Shan Dong minta Qin Lang mengingat betapa mewah dan indahnya kehidupan Xin Lei dulu tapi sekarang dia bahkan naik bus untuk mencari kerja. Shan Dong meminta Qin Lang merelakan Xin Lei jika memang mencintainya. “Kau tak punya alasan untuk membuat Xin lei tetap tinggal, kenapa kau tak biarkan dia pergi”
“Kenapa aku harus?” ucap Qin Lang
“kalau begitu katakan apa yang bisa kau berikan?’ ucap Shan Dong
Qin lang terdiam. Ia lalu pergi meninggalkan Shan Dong dengan lesu, kata-kata Shan Dong berhasil mempengaruhi pikiran Qin Lang.





Sepanjang jalan menuju ke pasar Qin Lang terlihat berjalan sempoyongan, ia lalu kaget saat melihat Xin Lei membantu pekerjaan di kedai. Qin lang menarik Xin Lei dan menyuruhnya untuk kembali ke rumah. Xin lei melepasnya ia tetap ingin membantu meski Qin Lang bilang ia tak cocok disana.
Qin lang hendak melepas celemeknya, Xin Lei melarang, ia tetap ingin membantu hingga nenek sembuh.

“Apa yang bisa dilakukan tuan putri sepertimu? Kau bahkan alergi dengan cairan pencuci piring, dan berteriak keras ketika kena minyak dan kau juga lambat” ejek Qin Lang dan Qin lang terus mengejek XIn Lei yang hanya ingin mencoba kehidupan menjadi orang miskin.
Xin lei merasa sedih tapi ia tak peduli dan tetap ingin membantu sampai nenek sehat kembali. 

Tiba-tiba Xin Lei melihat seorang pembeli yang langsung kabur ketika selesai makan.
Ia segera berlari mengejar pria itu dan meneriakinya sepanjang jalan. Xin Lei berhasil menarik baju si pria dan memarahinya, namun si pria berontak dan mendorong Xin Lei hingga jatuh. 
Shan Dong datang di tengah kerumunan tepat menyaksikan hal itu.

Xin Lei tak gentar dan tetap berteriak meminta bayaran, Shan Dong tak percaya melihat Xin Lei seperti itu, saat Shan Dong menyebut pelan nama Xin Lei di sampingnya Xiao Yang langsung menoleh dengan rasa ingin tahu padanya.
Qin Lang pun tiba dengan amat marah, ia menarik kerah si pria, “Apa kau tak dengar yang dia katakan?! Dia bilang bayar” bentak Qin lang. 

Si pria dengan santainya bilang kalau ia akan bayar dan meremehkan itu hanya sepiring oyster omelet. Xin lei menarik uangnya dengan kasar dan menyuruh si pria menjaga mulutnya, 
“Kami mendirikan warung dan menggunakan bahan-bahan terbaik, makanan kami juga jauh lebih besar dari yang lain, kami menggunakan kubis tak seperti yang lain paling penting kami menggunakan saus spesial” tegas Xin lei, ia langsung pergi meninggalkan si pria dengan kaki terpincang.

Shan Dong hendak menusul Xin Lei namun ditahan oleh Xiao Yang, ia langsung tanya siapa Shan Dong dan apa hubungannya dengan Xin Lei. Begitupun Shan Dong yang langsung tanya siapa Xiao Yang dan kenapa tanya padanya, “Karena aku berpihak padamu” ucap Xiao Yang sambil tersenyum licik.

Xin Lei berjalan pulang dengan kaki pincangnya sementara Qin Lang berada di belakang membawa sepedanya. Qin Lang semakin tak tega melihat keadaan Xin lei. Qin Lang jad teringat ucapan Shan Dong dan ingat bagaimana mempesonanya Xin lei dulu dengan gaya mewahnya.

Qin Lang mendekati Xin Lei dan memintanya naik. Xin Lei yang masih kesal dengan Qin lang memilih mengabaikan. Qin lang terus memperhatikan Xin Lei. Tiba-tiba ia membuang sepedanya dan berlari, ia menarik lengan Xin lei dan menahannya. Keduanya saling bertatapan cukup lama dan tak bicara.

“Xin Lei haruskah aku menyerah padamu?” pikir Qin Lang dalam hatinya
Sementara dalam hati Xin lei meminta Qin lang untuk tak menyerah padanya. Keduanya pun berboncengan pulang. 

Xin Lei menyenderkan kepalanya ke punggung Qin lang dan memeluknya erat amat erat dari biasanya. Sementara Qin lang terus berfikir untuk tak membiarkan Xin Lei hidup seperti dirinya.
“Aku hanya ingin hidup denganmu” pikir Xin Lei dalam hatinya, ia pun semakin mempererat pelukannya membuat Qin lang merasa semakin berat untuk melepasnya.

Lutut Xin lei ternyata terluka, Qin lang membawakan kotak obat, Qin lang mulai bersikap tak acuh padanya dengan melemparkan kotak obat itu begitu saja di meja dan tak berkata apa-apa. Xin Lei hanya diam dan mengambil kotak itu namun ia kesakitan karena kukunya terluka saat membukanya.
Qin lang menyerah, Xin lei memang tak bisa apa-apa, ia lalu membantunya membuka dan membersihkan lukanya. Xin lei merasa kesakitan, ia terus menatap Qin lang yang sedari tadi diam saja, Xin Lei lalu memanggil nama Qin lang.



“Jangan jelaskan aku tak mau dengar” ucap Qin Lang cuek.
Xin Lei memanggil Qin lang lagi, “Sudah kubilang aku...”
Begitu Qin lang mengangkat wajahnya Xin lei langsung mendekap dan menciumnya cukup lama. Xin Lei melepaskan ciumannya, Qin lang bingung terdiam menatap Xin Lei.
“Apa yang kau lakukan” ucap Qin lang justru membentak.
“Bukankah ini sudah jelas? Aku...” Xin Lei ingin meneruskan namun Qin lang langsung melepaskan diri dan ingin pergi. “Aku menyukaimu” aku Xin Lei akhirnya. 

Qin lang terlihat bingung karena dia sudah berenca untuk melepas Xin lei maka ia pun meneruskan niatnya itu. “Permainan apa yang sedang kau buat?” tanya Qin lang tak berpaling.
“Aku tak main-main”
“Bukankah kau ingin kembali ke Shanghai dengan Yin Shan Dong?”
“Aku takkan kembali ke Shanghai dengan Yin Shan Dong”
Qin lang mendekat dan memarahi Xin Lei, ia tanya apa yang akan Xin Lei lakukan disini, Xin Lei bilang ini rumahnya. Qin lang bilang tidak, “Kami tak punya chef atau pembantu atau supir untuk melayanimu, pergilah pindah ke tempat ada orang-orang seperti itu yang melayanimu” Xin Lei terdiam mendengar ucapan Qin lang.

Qin lang mengatakan kalau tempat Shan Dong pasti ada orang seperti itu, Qin lang menyuruh Xin Lei menemui Shan Dong. Xin Lei tak mau, ia menegaskan kalau ia ia menganggap mereka semua sebagai keluarganya.
Qin lang berkata mereka tak pantas jadi keluarga Xin lei, Shan Dong lah yang pantas.



Xin Lei heran kenapa Qin lang terus membawa-bawa Shan Dong. Qin Lang bilang karena Xin Lei adalah putri dan Shan Dong adalah pangerannya. “Karena kau bilang ketika sang pangeran datang menjemput kau takkan tinggal meski semenitpun” ucap Qin Lang.
Xin Lei bilang ia mengatakan hal itu karena sedang kesal. Qin Lang kembali mengungkit ucapan Xin Lei pada gambar lampunya, ia berkata apalagi yang Xin Lei tunggu karena Shan Dong sekarang sudah datang.
“Qin lang” teriak Xin Lei
“Yu Xin Lei” balas Qin lang lebih keras. 

Qin lang menyuruh Xin lei pergi karena itu bukan rumahnya dan berpura-pura Xin Lei tak pernah tingga disana. Qin lang hendak pergi Xin Lei segera memeluk Qin Lang dan tanya apa ia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Qin Lang dengan berat hati melepas pelukan Xin Lei dan mengiyakan hal itu.
“Apa kau tak pernah menyukaiku?”
Qin lang tak berpaling, dengan berat hati ia katakan tidak. Xin Lei lalu tanya kenapa Qin lang menceritakan tentang sudut itu padanya Qin lang bilang itu hanya cerita.
Xin Lei tanya bagaimana dengan gambar lampu jin yang Qin lang berikan. Qin lang beralasan Xin Lei lah yang memintanya.
“lalu bagaimana dengan sepatu?”
Qin lang tak tahan lagi menahan air matanya, ia lalu berkata kasar dengan menyuruh Xin lei pergi. Xin lei akhirnya berkata kalau ia akan pergi. Qin lang lalu berlari keluar, sementara Xin Lei mulai menangis.

Qin lang melihat sepatu Xin Lei dan membawa lari itu untuk menghilangkan kenangan mereka.
Xin Lei langsung mengejar Qin lang yang lari dengan sepedanya.
Qin lang menghentikan sepedanya, air matanya mulai menetes, ia lalu menatap sepatu itu dan memutuskan untuk membuangnya agar Xin Lei bisa memulai hidup barunya yang lebih bahagia.
“Aku hanyalah jin bodoh yang ada di dalam lampu aku bahkan tak punya kesempatan untuk mengabulkan permohonan yang membahagiakanmu” ucap Qin lang dalam hati. 

Xin lei terus mencari meski dengan kaki yang terluka, Shan Dong tiba-tiba menghampiri Xin lei. Xin Lei mengatakan kalau ia akan pergi setelah menemukan sesuatu, ia minta Shan Dong pulang dulu. 
Shan Dong tanya apa yang Xin lei cari, Xin lei jawab sepatu. Xin lei mulai mencari lagi.

Shan Dong menghentikannya dan bilang akan membelikan yang baru tak peduli seberapa mahalnya.
“Kau takkan bisa membelinya, itu edisi terbatas dari desainer terkenal hanya ada 1 di dunia, cepat pergilah, kalau kau tak pergi aku takkan mau melihatmu lagi!” tegas Xin lei

Xin Lei akhirnya menemukan sepatu yang telah Qin lang buang dan memungutnya dengan rasa sayang. Xin Lei akhirnya menangis sambil mendekap sepatu itu.

Paginya, nenek mulai terbangun, Qin lang yang tidur di sampingnya langsung terkejut dan membantu nenek duduk, ia lalu tanya bagaimana keadaannya.
Nenek berkata baik-baik saja, Qin lang tak percaya karena nenek terlihat lemah. Nenek berkata itu tak benar ia hanya sangat kesal makanya sampai pingsan. 

Tak lama dokter masuk, nenek lalu tanya apa ia bisa pulang, dokter tak membolehkan sebelum menjalani 1 pemeriksaan lagi. setelah dokter keluar Qin lang minta nenek beristirahat beberapa hari disana nenek awalnya menolak namun ia tak kuasa karena Qin lang terus meminta.

Qin lang hendak menuangkan minum untuk nenek, tiba-tiba Xin lei masuk dan menawarkan diri melakukannya. Qin Lang menatap sepatu baru Xin lei. 
Qin lang hendak menghalangi namun Xin Lei berkata kalau ia akan pergi besok ia minta izin bicara terlebih dahulu pada nenek. Qin lang bertanya ke nenek dan dijawab oleh anggukan.


Tinggallah Xin lei dan nenek berdua, Xin Lei memberikan teh pada nenek dan meminta maaf akan kebohongannya selama ini. nenek mengingatkan dulu ia pernah minta Xin Lei untuk tak berbohong, Xin Lei mengangguk.
Nenek tak mempersalahkan lagi hal itu, ia lalu tanya kebohongan apa lagi yang Xin lei buat.
Xin lei terlihat sulit mengatakannya, ia akhirnya mengakui kalau ia dan Qin lang selama ini berbohong kepada nenek, nenek terkejut mendengarnya.

Xin lei mulai menceritakan yang sesungguhnya kalau mereka pura-pura pacaran hanya agar Xin lei bisa tinggal disana.
“Sekali kau berbohong kau akan berbohong lagi untuk menutupinya, apa tak pernah ada yang mengatakan ini padamu?” ucap Nenek. Xin Lei berkata itulah sebabnya mereka terus berbohong. Nenek cukup puas Xin lei mau mengakui kesalahannya, ia pun memaafkan Xin Lei.

Giliran nenek yang sekarang bertanya, “Dulu kau dan Qin Lang tak benar-benar pacaran, tapi bagaimana nanti? Di masa depan apakah kalian akan menjadi sepasang kekasih?”
Xin Lei terdiam menunduk, nenek mengatakan meskipun Qin lang sangat optimis tapi dia tak punya kepercayaan diri di depan gadis seperti Xin Lei. “Jika kau tak bisa menjadi pacarnya kau harus meninggalkannya” nenek lalu tanya alasan awal Xin Lei menemuinya.

Xin Lei berkata ia tahu tentang surat rumah yang digadaikan nenek dan kembali meminta maaf. Nenek minta Xin Lei tak menyalahkan dirinya, ia pasti berusaha untuk mendapatkan rumahnya kembali karena itu adalah peninggalan putri satu-satunya. Xin lei tanya apa itu ibu Qin lang, nenek mengangguk.
“Hanya itu yang putriku tinggalkan untuk Qin lang, aku akan mempertaruhkan hidupku untuk mendapatkannya”
Nenek mulai bercerita setelah ayah Qin lang menghilang putrinya menderita penyakir serius tak tak bisa menjaga Qin lang.

Flashback:
Qin lang kecil mengantarkan nenek ke stasiun kereta, Qin lang berpesan agar nenek segera kembali. Kereta pun tiba nenek segera masuk ke dalam.Qin Lang tersenyum pada nenek. Nenek memberi aba-aba pada ibu Qin Lang. 

Ibu Qin lang segera mendorong putranya untuk ikut masuk ke dalam kereta, pintu pun tertutup, Qin lang terus berteriak memanggil-manggil ibunya. Ibu Qin lang merasa tak tega dan turut berlari berteriak memanggil-manggil nama putranya. Ibu Qin Lang menitipkan putranya dan rumah pada nenek sebelum meninggal.
Flasback end

Nenek berkata takkan bisa menghadapi putrinya jika tak mendapat kembali rumah itu, nenek mulai menangis sedih. Ia lalu meminta Xin lei merahasiakan hal ini. Xin Lei merasa tak tega ia lalu berkata pada nenek akan berusaha merebut kembali rumah itu.


Xin Lei lalu pergi ke pasar dan melihat Ah Da menawarkan oyster omelet. Xin Lei tanya kenapa tak ada yang mengurus nenek. Ah Da bilang nenek yang meminta mereka. 


Xin lei kembali membantu ia merebut piring dari tangan Qin lang dan membawakannya ke pelanggan. Xin Lei bertabrakan dengan Qin lang saat kembali, keduanya bertatapan. 
Ah Da melihat mereka dan tanya apa keduanya mau bicara sesuatu, Qin lang dan Xin lei hanya saling menatap.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.