SINOPSIS

Friday, 28 February 2014

Corner With Love Eps 12 Part 1

Corner With Love Eps 12 Part 1

Episode ini dibuka dengan adegan Flash Back saat Xin Lei masih di rumah sakit.

Xin Lei meyakinkan nenek kalau rumah itu pasti akan kembali pada nenek. Qin Lang menungggu di luar dengan cemas, ia lalu menghampiri Xin Lei yang telah keluar, keduanya terlihat sulit itu bicara, Xin Lei pun pergi begitu saja meninggalkan Qin Lang. 
Tak jauh dari situ Xin Lei berbalik seolah menatap Qin Lang, Xin Lei kembali berjalan dan menelfon Xiao Yang.

Xin Lei bertemu dengan Xiao Yang dan memberitahunya kalau ia akan pergi dari rumah Qin Lang besok, ia minta Xiao Yang menepati janjinya dengan mengembalikan surat rumah pada nenek. 
Xiao Yang dengan puas meminta Xin Lei tidak khawatir dan mengancam Xin Lei agar tak memberitahukan hal ini pada Qin Lang. Xin Lei malas menanggapi dan memilih pergi. Xiao Yang mengeluarkan telfon dan menelfon Shan Dong??

Tak lama Xin Lei mendapatkan telfon dari perusahaan sepatu yang mereka datangi kemarin dan bilang kalau ia diterima bekerja disana. Xin Lei langsung tanya bagaimana dengan Bi Zhu. Bos tersebut berkata mereka hanya perlu 1 orang saja. Xin Lei meminta maaf karena dia akan pergi dari Taiwan besok dan minta Bi Zhu yang menggantikannya.
Flash Back End.

Xin Lei datang ke pasar untuk membantu, ia sempat bertubrukan dengan Qin Lang saat bekerja. Xin Lei merebut piring dari Qin Lang dan memberinya ke pelanggan. Keduanya bertubrukan kembali dan saling pandang. Ah Da tanya apa mereka ingin bicara, keduanya serempak menjawab tidak. Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan.

Xiao Yang lanjut bertemu dengan Shan Dong, ia ingin Shan Dong secepatnya membawa Xin Lei ke Shanghai. Shan Dong heran kenapa Xiao Yang begitu terburu-buru.

Juan Juan datang menemui Xin Lei dan tanya apakah ia boleh bermain piano lagi, Xin Lei mengiyakan dan hampir keceplosan berkata ia akan pergi, Qin lang sempat mendengar dan merasa terkejut.

Shan Dong ingin jikalau Xin Lei pergi dengannya itu memang karena ia mencintainya. “Jika dia tak mencintaiku dia takkan bahagia”
“Kau itu sungguh mulia tapi aku tidak” ucap Xiao Yang
Shan Dong tanya apa Xiao Yang yakin Qin Lang mencintainya. “Paling tidak jika mereka bersama maka cinta kita hanya sia-sia, aku tak percaya kau bisa menyerahkan Xin Lei begitu saja pada orang lain” ucap Xiao Yang
Shan Dong langsung mengatakan kalau ia takkan menyerah. Shan Dong hanya merasa Xin Lei kesepian sehingga menerima Qin lang dan akan membuktikan kalau Xin Lei masih mencintainya.

Xin Lei meminta Juan Juan memainkan lagu yang pernah ia ajarkan kemarin. Juan Juan melakukannya dengan sangat baik, Xin Lei menatap haru pada Juan Juan. 
Qin Lang di kamarnya juga mendengarkan lantunan musik tersebut. Ah Da tanya apa Qin Lang akan membiarkan Xin Lei pergi. “Bukankah dia punya tunangan yang akan membuatnya bahagia” jawab Qin lang tak bersemangat. Ah Da memilih diam, Qin Lang pun melanjutkan gambarnya kembali namun ia tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi.

Xin Lei minta Juan Juan mengingat lagu “Friends’ ini dan lain kali minta ia memainkannya lagi. Juan Juan tanya apa Ia boleh datang lagi, Xin Lei menyuruhnya tanya ke Qin lang saja. “Kenapa? Apa aku tak boleh datang mencarimu?” tanya Juan Juan.
Qin Lang diam-diam mengintip mereka. “karena ini bukan rumahku” ucap Xin Lei.

Qin lang ingat saat Xin Lei menangis di tengah hujan dan bilang kalau ia tak punya rumah, Qin Lang menyakinkan kalau ia punya yaitu rumahnya. Qin lang semakin merasa sedih mendengar jawaban Xin Lei barusan.

Xin Lei manatap gambaar lampu jin nya, ia teringat akan permintaannya yang meminta Shan Dong kembali dan menolak untuk menarik perkataannya itu. Xin Lei terlihat menyesal, ia lalu meletakkan gambar itu ke koper yang telah ia persiapkan. 
Selanjutnya Xin lei juga merasa sedih menatap sepatu pemberian Qin lang dan bagaimana bersemangatnya Qin lang saat memberikan sepatu itu.
Xin Lei telah menyusun tas nya.

Qin lang lalu mendekat ke kamar Xin Lei bertekad untuk menahannya ia lalu mengetuk pintu. Xin Lei agak ragu membukakan pintu itu saat tahu yang mengetuk adalah Qin Lang, ia tanya kenapa ia harus membukakan pintu.
“Karena....karena kau bagian dari keluarga kami, ini adalah rumahmu, kecuali kau ingin pergi”
Xin Lei sudah mulai menangis mendengar kata-kata itu.
“Karena....” (aku mencintaimu) ungkap Qin lang dalam hatinya
Xin Lei menangis tersedu-sedu, ia terpaksa mengambil tindakan ini semua untuk Qin lang dan keluarganya.

Tiba-tiba Xin Lei membuka pintu dengan ekspresi biasa dan mengatai Qin Lang aneh karena kemarin Qin Lang lah yang minta dia pergi dan menuduhnya selalu membuat keputusan sepihak. Qin Lang tanya apa tak bisa. Xin Lei bilang ia tak bisa.
“Tapi kemarin kau bilang...?”
“Aku bilang ‘Aku mencintamu’ benarkan?” ucap Xin Lei
Qin Lang mengangguk bingung.
“kau bahkan menyuruhku untuk tak bercanda tentang hal seperti itu, sekarang kau malah menganggapnya serius”
“Jadi....kau tidak menyukaiku?” ucap Qin lang bingung.

Xin Lei berakting biasa saja di depan Qin lang, “Cinta? Ya mungkin ada sedikit, lagipula kau begitu baik padaku dan mengikutiku terus jika aku bilang aku tak suka tentu aku akan di cap sebagai orang berdarah dingin”
Xin Lei bilang supir tetaplah supir siapa yang akan emmilih supir kalau pangerannya telah kembali. Xin Lei benar-benar telah menyayat hati Qin Lang

“Aku tak mengerti kenapa kau katakan itu semua untuk melukaiku, bukankah itu juga menyakiti dirimu sendiri, jadi tolong hentikan” pinta Qin lang
“Lihatkan, ketika kau tak bisa menang dariku kau membandingkan kenyataan, ketika kau kalah karena malu kau menjadi galak, dengan sikap seperti itu mana ada gadis yang mau padamu”
“Untuk apa kau peduli” balas Qin lang tak kalah sengit, “Siapa kau peduli padaku sejak kau mau pergi? Kenapa kau peduli kalau kau tak cinta padaku?”
“Aku mau peduli padamu, tak bisakah kau mengubah caramu mencintai orang lain? Jika kau suka seharusnya kau katakan itu segera bukannya mengajaknya bertengkar dan membuatnya merasa bingung!” Qin lang terdiam

“Sama hal nya seperti menggambar, menggambarnya jika kau ingin bahkan jika nenek keberatan kau tetap harus lakukan! Jangan gunakan dia sebagai alasan, lagipula meskipun kau menjual oyster omelet seumur hidupmu takkan ada yang memandang rendah dirimu jangan jadi tak percaya diri, kalau kau suka seseorang kau tak boleh tak percaya diri!” ucap Xin Lei

Qin Lang tak mampu membalas ucapan Xin Lei, ia pun hendak pergi namun ia berhenti dan bertanya ke Xin Lei
“jika kau memintamu untuk tinggal apa kau akan tinggal?”
Xin Lei sudah mulai menangis namun tetap berusaha menahannya.
“Aku sangat lelah, aku akan pergi pagi-pagi sekali besok, aku mau tidur sekarang” Xin lei segera menutup pintunya, ia pun tak tahan lagi dan segera menumpahkan tangisnya. Tak beda dengan Qin Lang yang juga bersedih dan merasa terluka.

Qin lang termenung memandangi cat pemberian Xin Lei, begitupun dengan Xin Lei. Qin lang kembali ke kamar Xin Lei dan membuka perlahan pintu kamarnya. Xin lei tengah berbaring tapi tak tidur, ia lalu pura-pura tidur saat tahu Qin Lang masuk. 
Qin lang perlahan mendekat dan menatap Xin Lei dengan wajah sedih, ia mengelus perlahan rambut Xin lei dan mencium pipinya. Air mata Qin lang mulai jatuh tak tertahankan.

“Xin Lei apakah kau benar-benar telah datang keduniaku? “ Xin Lei membuka mata namun Qin Lang tak tahu.
“Jika ya, kenapa aku harus membiarkanmu pergi dari sisiku? Jika tidak kenapa hatiku sangat terluka, setelah kau pergi bayangmu pun akan menghilang dan wajahmu perlahan akan memudar, aku hanya berharap kau bisa meninggalkan sesuatu, biarkan aku punya bukti kau pernah ada disini, aku sungguh mencintaimu” ucap Qin Lang.

sama dengan Qin lang, Xin lei pun mulai menangis. Qin Lang melirik jepit rambut Xin lei dan mengambilnya sebagai pengingatnya akan Xin Lei.

Esok paginya mobil Shan Dong sudah berada di depan rumah Qin Lang. Qin Lang dan Ah da baru tiba membawa nenek pulang dari rumah sakit. Shan Dong keluar mobil dan menyapa mereka. Ia juga bertanya bagaimana kesehatan nenek. 
Nenek dengan cuek berterima kasih atas perhatiannya. Sebelum masuk Qin lang sempat melirik kesal ke Shan Dong.

Xin Lei kembali mengenang masa-masa indah yang ia lalui bersama yang lain di rumah itu. 
Nenek cukup syok melihat Xin lei tengah bersiap menenteng tas untuk pergi namun ia juga tak bisa mengatakan apapun. Xin Lei berpesan agar nenek menjaga kesehatannya. Emosi Xin Lei nampak goyah saat menatap Qin lang namun ia berusaha menahannya.
“Tunggu, apa kau akan pergi hanya seperti ini saja?” tanya Ah Da melihat Xin Lei bergerak pergi
“Apa ada hal lain yang aku tinggalkan?” tanya Xin lei
“Tentu saja ada, kau tidak membawa cintanya nenek, kau tidak membawa perhatianku dan kau bahkan tak membawa hati Qin lang, bisanya kau pergi seperti itu”
Xin Lei minta ia jangan khawatir, ia kan bahagia setiap hari di masa depan. 



Ah Da geram dan tanya bagaimana dengan mereka, bagaimana dengan Qin Lang.
Qin Lang minta Ah Da menghentikan omong kosongnya. Ah Da semakin berang, dia hanya ingin mengajarkan Xin Lei prinsip menjadi manusia, ia marah akan sikap Xin Lei yang sedikitpun tak peduli akan perasaan mereka yang ditinggalkannya. “Apa kau pikir karena kau Tuan puteri kami harus menerima segalanya yang pantas untuk kami?”

Kali ini Qin lang berteriak keras memanggil Ah Da untuk berhenti bicara. Ah Da tak mau, ia malah memarahi Qin Lang yang tak bisa mampu menahan Xin lei disisinya, Ah Da berkata Qin lang hanya seperti tempat sampah dan perasaannya tak berharga sama sekali. 
Qin Lang mencengkram Ah Da dan menghempaskannya ke dinding. Nenek memanggil Qin Lang. 

Ah Da tetap tak mau berhenti, ia sebenarnya tak tega sama sekali pada Qin Lang. Qin Lang pun perlahan melepas cengkramannya. Qin lang menoleh ke Xin Lei dan menyuruhnya cepat pergi.
“Kenapa kau tetap disini, apa kau senang melihat kami bertengkar? Apa kau puas!” teriak Qin Lang. Xin Lei pun memilih segera berlalu dari sana.

Di luar Shan Dong langsung menyambut Xin Lei. Xin Lei menutupi wajahnya dan langsung masuk ke mobil untuk menangis. Shan Dong ikut masuk, ia lalu mengenggam tangan Xin Lei. 
Xin Lei terdiam, ia lalu memandang Shan Dong namun ia segera memalingkan wajahnya dan menatap rumah Qin lang.

Sementara itu di dalam rumah, nenek, Qin lang dan Ah Da hanya bisa menangisi kepergian Xin Lei. Qin Lang mendengar deru mesin mobil, ia sontak berlari ke luar dan berteriak memanggil Xin Lei. 
Nenek dan Ah Da keluar dan melihat Qin lang kembali dengan wajah sedih. 
“Qin Lang biarkan ia pergi, jika itu memang bukan milikmu kau takkan bahagia meski kau memilikinya” ucap nenek pelan. Qin Lang hanya masuk tanpa berkata apapun.Nenek memegangi dadanya yang terasa sakit.

Shan Dong memberikan Xin lei kamar baru yang mewah, Xin Lei mengamati kamar itu dan terlihat kurang nyaman. Kamar itu memiliki ruang ganti pakaian tersendiri. Shan Dong menunjukkan koleksi sepatu dan baju serta aksesoris lainnya yang pastinya mewah yang telah ia persiapkan untuk Xin Lei namun Xin Lei sama sekali tak terlihat senang.

Shan Dong menunjukkan ruang pakaian dan berkata ia telah menyiapkan semua bahkan baju itu telah ia susun dengan warna susunan yang Xin Lei sukai serta sepatu yang bermerk.
Xin Lei bilang tak masalah selam baju dan sepatu itu bisa dipakai. Itu membuatnya teringat dulu Qin Lang pernah tanya kenapa Xin lei harus pakai baju dan sepatu bermerk untuk terlihat stylish. 

Shan Dong melihat Xin lei tetap diam ia lalu mengucapkan kata selamat datang kembali pada Xin Lei.
“Kembali?” ucap Xin Lei bingung. Shan Dong membenarkan ia lalu berkata bukankah Xin Lei telah setuju untuk kembali ke Shanghai. Xin Lei tanya dimana dia akan tinggal di Shanghai karena orang tuanya juga belum ditemukan. 

Shan Dong bilang ia telah menyuruh orang untuk mencari mereka ia juga bilang Xin Lei boleh tinggal di rumahnya. Xin Lei menolak karena mereka sudah tidak bertunangan terlebih orang tua Shan Dong pasti takkan menerimanya. Shan Dong minta Xin Lei tak usah khawatir, orang tuanya telah sadar akan kesalahan mereka pada Xin Lei, mereka juga ingin Xin Lei ada di rumah itu. 

Shan Dong memegang pundak Xin Lei dan meyakinkannya, “Selama kau mau menerimaku aku akan terus membuatmu bahagia” Shan Dong hendak mencium keningnya, Xin Lei segera melepaskan diri dan minta Shan Dong berhenti bersikap seperti itu. 
Shan Dong merasa kecewa, ia lalu tanya apa Xin Lei lapar dan mengajaknya makan di luar. Shan Dong keluar dari kamar Xin Lei, ia sempat berbalik menatap kamar Xin Lei.

Xin Lei menelfon Xiao Yang mengatakan kalau ia sudah keluar dari rumah Qin Lang dan memintanya menepati janji.
Xiao Yang lalu datang ke rumah Qin Lang, Ah Da membukakan pintu dan lansung bilang kalau Qin Lang tak ada di rumah. Xiao Yang bilang ia ingin bertemu nenek.

Xiao Yang dengan manisnya berkata pada nenek kalau ia telah berhasil membujuk ayahnya untuk mengembalikan surat tanah itu. nenek lalu tanya mana suratnya. Xiao Yang bilang ia telah mengatur pertemuan antara nenek dengan ayahnya di tempat kemarin, nenek hanya diam dan terlihat tak begitu senang.

Di dalam mobil menuju makan malam Xin Lei menerima telfon dari Bi Zhu. Bi Zhu dengan senang bilang kalau ia telah diterima bekerja, ia lalu tanya bagaimana dengan Xin Lei. 
Xin Lei bilang ia tak diterima dan minta Bi Zhu tak usah khawatir karena ia juga tak terlalu suka tempat itu. Bi Zhu kembali senang mendengarnya. 
Di sebelahnya Qin Lang memberinya kode, Bi Zhu paham, ia lalu berkata pada Xin lei kalau ia akan merayakannya dengan Qin Lang, Ah Yi dan Badao dan minta Xin Lei untuk ikut bergabung. Xin lei minta maaf ia tak bisa melakukannya. Bi Zhu mengerti dan mereka pun mengakhiri telfionnya. 

Qin Lang langsung tanya apa hasilnya, “Aneh, dia bilang dia takkan datang” ungkap Bi Zhu. Qin Lang merasa kecewa, ia bilang ke Bi Zhu kalau Xin Lei berencana untuk kembali ke Shanghai.
Ah Yi menasehati Qin lang untuk berfikir terbuka, Ba Dao membenarkan ia bersedia mengajari Qin lang menghilangkan sakit hatinya. 

Bi Zhu berkata itu semua tak benar, Xin Lei pernah bilang padanya kalau ia menyukai Qin Lang. Qin Lang tanya benarkah itu, Bi Zhu mengangguk. Qin Lang tanya kapan, Bi Zhu bilang saat Shan Dong muncul ia sudah menolaknya dan tak mau kembali ke Shanghai karena ia ingin dengan Qin lang.
Qin Lang menjadi bingung kenapa Xin Lei tak bilang langsung padanya, “Dia bilang kau tak pernah mengatakan suka padanya jadi kenapa dia harus mengatakannya padamu?”
“lalu kenapa dia kembali dengan Yin Shan Dong sekarang?” tanya Qin Lang semakin tak mengerti


“Itulah kenapa aku bilang aneh” ucap Ba Dao. Qin Lang terus berfikir, Ah Yi dan Ba Dao sama-sama menyimpulkan kalau wanita sulit untuk ditebak. Qin Lang tiba-tiba langsung berlari pergi meninggalkan mereka.

Shan Dong melihat Xin lei tak juga bersemangat, ia lalu permisi ke kamar kecil. 
Telfon Shan Dong berbunyi Xin Lei kaget melihat nama Xiao Yang disana. Xin Lei mengangkatnya, Xiao Yang langsung tanya kapan Shan Dong membawa Xin lei ke Shanghai, Xin lei kaget mendengarnya.
“Aku sudah menyiapkan pertemuan dengan nenek besok untuk menyerahkan surat rumah itu, jika kau tak membawanya aku akan menundanya lagi besok” Xiao Yang bingung tak ada yang menjawab.

Xin lei lalu bicara ia balik mengancam kalau surat itu tak dikembalikan ia takkan pergi. Xiao Yang kesal saat mendengar suara Xin lei.
“Aku ingin melihat kau menyerahkannya pada nenek kalau tidak jangan pikir aku mau pergi dari Taiwan” Xin Lei segera menutup telfonnya setelah mengancam Xiao Yang.
Shan Dong kembali dan bertanya ada apa karena Xin Lei terlihat pucat. Xin lei membentak Shan Dong ia tak menyangka Shan Dong seperti itu, ia pun segera pergi.

Shan Dong mengambil telfonnya dan mengecek panggilan masuk, ia lalu pergi mengejar Xin Lei. 
Xin Lei memberhentikan taksi, Shan Dong berusaha mengejar namun ia gagal dan Xin Lei pun berlalu dari sana. Shan Dong segera menyuruh supirnya untuk mengejar Xin Lei. 

Sementara itu Qin lang tiba di kediaman Shan Dong dan langsung masuk.
Shan Dong berhasil mendapatkan Xin lei di pasar tempat Qin lang jualan dan berusaha membawanya pulang, Xin lei melepaskan diri dari pegangan Shan Dong dan menatap kios jualan dimana ada Ah da dan nenek disitu. 


Qin lang menggedor-gedor pintu Shan Dong, ia berteriak-teriak memanggil Xin Lei meminta penjelasan darinya.


                                                                           



No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.