Corner
With Love Eps 12 Part 1
Episode
ini dibuka dengan adegan Flash Back saat Xin Lei masih di rumah sakit.
Xin
Lei meyakinkan nenek kalau rumah itu pasti akan kembali pada nenek. Qin Lang
menungggu di luar dengan cemas, ia lalu menghampiri Xin Lei yang telah keluar,
keduanya terlihat sulit itu bicara, Xin Lei pun pergi begitu saja meninggalkan
Qin Lang.
Tak jauh dari situ Xin Lei berbalik seolah menatap Qin Lang, Xin Lei
kembali berjalan dan menelfon Xiao Yang.
Xin
Lei bertemu dengan Xiao Yang dan memberitahunya kalau ia akan pergi dari rumah
Qin Lang besok, ia minta Xiao Yang menepati janjinya dengan mengembalikan surat
rumah pada nenek.
Xiao Yang dengan puas meminta Xin Lei tidak khawatir dan
mengancam Xin Lei agar tak memberitahukan hal ini pada Qin Lang. Xin Lei malas
menanggapi dan memilih pergi. Xiao Yang mengeluarkan telfon dan menelfon Shan
Dong??
Tak
lama Xin Lei mendapatkan telfon dari perusahaan sepatu yang mereka datangi
kemarin dan bilang kalau ia diterima bekerja disana. Xin Lei langsung tanya
bagaimana dengan Bi Zhu. Bos tersebut berkata mereka hanya perlu 1 orang saja.
Xin Lei meminta maaf karena dia akan pergi dari Taiwan besok dan minta Bi Zhu
yang menggantikannya.
Flash
Back End.
Xin
Lei datang ke pasar untuk membantu, ia sempat bertubrukan dengan Qin Lang saat
bekerja. Xin Lei merebut piring dari Qin Lang dan memberinya ke pelanggan.
Keduanya bertubrukan kembali dan saling pandang. Ah Da tanya apa mereka ingin
bicara, keduanya serempak menjawab tidak. Mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan.
Xiao
Yang lanjut bertemu dengan Shan Dong, ia ingin Shan Dong secepatnya membawa Xin
Lei ke Shanghai. Shan Dong heran kenapa Xiao Yang begitu terburu-buru.
Juan
Juan datang menemui Xin Lei dan tanya apakah ia boleh bermain piano lagi, Xin
Lei mengiyakan dan hampir keceplosan berkata ia akan pergi, Qin lang sempat
mendengar dan merasa terkejut.
Shan
Dong ingin jikalau Xin Lei pergi dengannya itu memang karena ia mencintainya.
“Jika dia tak mencintaiku dia takkan bahagia”
“Kau
itu sungguh mulia tapi aku tidak” ucap Xiao Yang
Shan
Dong tanya apa Xiao Yang yakin Qin Lang mencintainya. “Paling tidak jika mereka
bersama maka cinta kita hanya sia-sia, aku tak percaya kau bisa menyerahkan Xin
Lei begitu saja pada orang lain” ucap Xiao Yang
Shan
Dong langsung mengatakan kalau ia takkan menyerah. Shan Dong hanya merasa Xin
Lei kesepian sehingga menerima Qin lang dan akan membuktikan kalau Xin Lei
masih mencintainya.
Xin
Lei meminta Juan Juan memainkan lagu yang pernah ia ajarkan kemarin. Juan Juan
melakukannya dengan sangat baik, Xin Lei menatap haru pada Juan Juan.
Qin Lang
di kamarnya juga mendengarkan lantunan musik tersebut. Ah Da tanya apa Qin Lang
akan membiarkan Xin Lei pergi. “Bukankah dia punya tunangan yang akan
membuatnya bahagia” jawab Qin lang tak bersemangat. Ah Da memilih diam, Qin
Lang pun melanjutkan gambarnya kembali namun ia tak bisa sepenuhnya
berkonsentrasi.
Xin
Lei minta Juan Juan mengingat lagu “Friends’ ini dan lain kali minta ia
memainkannya lagi. Juan Juan tanya apa Ia boleh datang lagi, Xin Lei
menyuruhnya tanya ke Qin lang saja. “Kenapa? Apa aku tak boleh datang
mencarimu?” tanya Juan Juan.
Qin
Lang diam-diam mengintip mereka. “karena ini bukan rumahku” ucap Xin Lei.
Qin
lang ingat saat Xin Lei menangis di tengah hujan dan bilang kalau ia tak punya
rumah, Qin Lang menyakinkan kalau ia punya yaitu rumahnya. Qin lang semakin
merasa sedih mendengar jawaban Xin Lei barusan.
Xin
Lei manatap gambaar lampu jin nya, ia teringat akan permintaannya yang meminta
Shan Dong kembali dan menolak untuk menarik perkataannya itu. Xin Lei terlihat
menyesal, ia lalu meletakkan gambar itu ke koper yang telah ia persiapkan.
Selanjutnya Xin lei juga merasa sedih menatap sepatu pemberian Qin lang dan
bagaimana bersemangatnya Qin lang saat memberikan sepatu itu.
Xin
Lei telah menyusun tas nya.
Qin lang lalu mendekat ke kamar Xin Lei bertekad
untuk menahannya ia lalu mengetuk pintu. Xin Lei agak ragu membukakan pintu itu
saat tahu yang mengetuk adalah Qin Lang, ia tanya kenapa ia harus membukakan
pintu.
“Karena....karena
kau bagian dari keluarga kami, ini adalah rumahmu, kecuali kau ingin pergi”
Xin
Lei sudah mulai menangis mendengar kata-kata itu.
“Karena....”
(aku mencintaimu) ungkap Qin lang dalam hatinya
Xin
Lei menangis tersedu-sedu, ia terpaksa mengambil tindakan ini semua untuk Qin
lang dan keluarganya.
Tiba-tiba
Xin Lei membuka pintu dengan ekspresi biasa dan mengatai Qin Lang aneh karena
kemarin Qin Lang lah yang minta dia pergi dan menuduhnya selalu membuat
keputusan sepihak. Qin Lang tanya apa tak bisa. Xin Lei bilang ia tak bisa.
“Tapi
kemarin kau bilang...?”
“Aku
bilang ‘Aku mencintamu’ benarkan?” ucap Xin Lei
Qin
Lang mengangguk bingung.
“kau
bahkan menyuruhku untuk tak bercanda tentang hal seperti itu, sekarang kau
malah menganggapnya serius”
“Jadi....kau
tidak menyukaiku?” ucap Qin lang bingung.
Xin
Lei berakting biasa saja di depan Qin lang, “Cinta? Ya mungkin ada sedikit,
lagipula kau begitu baik padaku dan mengikutiku terus jika aku bilang aku tak
suka tentu aku akan di cap sebagai orang berdarah dingin”
Xin
Lei bilang supir tetaplah supir siapa yang akan emmilih supir kalau pangerannya
telah kembali. Xin Lei benar-benar telah menyayat hati Qin Lang
“Aku
tak mengerti kenapa kau katakan itu semua untuk melukaiku, bukankah itu juga
menyakiti dirimu sendiri, jadi tolong hentikan” pinta Qin lang
“Lihatkan,
ketika kau tak bisa menang dariku kau membandingkan kenyataan, ketika kau kalah karena malu kau menjadi galak, dengan sikap seperti itu mana ada gadis yang
mau padamu”
“Untuk
apa kau peduli” balas Qin lang tak kalah sengit, “Siapa kau peduli padaku sejak
kau mau pergi? Kenapa kau peduli kalau kau tak cinta padaku?”
“Aku
mau peduli padamu, tak bisakah kau mengubah caramu mencintai orang lain? Jika
kau suka seharusnya kau katakan itu segera bukannya mengajaknya bertengkar dan
membuatnya merasa bingung!” Qin lang terdiam
“Sama
hal nya seperti menggambar, menggambarnya jika kau ingin bahkan jika nenek
keberatan kau tetap harus lakukan! Jangan gunakan dia sebagai alasan, lagipula
meskipun kau menjual oyster omelet seumur hidupmu takkan ada yang memandang
rendah dirimu jangan jadi tak percaya diri, kalau kau suka seseorang kau tak
boleh tak percaya diri!” ucap Xin Lei
Qin
Lang tak mampu membalas ucapan Xin Lei, ia pun hendak pergi namun ia berhenti
dan bertanya ke Xin Lei
“jika
kau memintamu untuk tinggal apa kau akan tinggal?”
Xin
Lei sudah mulai menangis namun tetap berusaha menahannya.
“Aku
sangat lelah, aku akan pergi pagi-pagi sekali besok, aku mau tidur sekarang”
Xin lei segera menutup pintunya, ia pun tak tahan lagi dan segera menumpahkan
tangisnya. Tak beda dengan Qin Lang yang juga bersedih dan merasa terluka.
Qin
lang termenung memandangi cat pemberian Xin Lei, begitupun dengan Xin Lei. Qin
lang kembali ke kamar Xin Lei dan membuka perlahan pintu kamarnya. Xin lei
tengah berbaring tapi tak tidur, ia lalu pura-pura tidur saat tahu Qin Lang
masuk.
Qin lang perlahan mendekat dan menatap Xin Lei dengan wajah sedih, ia mengelus perlahan rambut Xin lei dan mencium pipinya. Air mata Qin lang mulai jatuh tak tertahankan.
Qin lang perlahan mendekat dan menatap Xin Lei dengan wajah sedih, ia mengelus perlahan rambut Xin lei dan mencium pipinya. Air mata Qin lang mulai jatuh tak tertahankan.
“Xin
Lei apakah kau benar-benar telah datang keduniaku? “ Xin Lei membuka mata namun
Qin Lang tak tahu.
“Jika ya, kenapa
aku harus membiarkanmu pergi dari sisiku? Jika tidak kenapa hatiku sangat
terluka, setelah kau pergi bayangmu pun akan menghilang dan wajahmu perlahan
akan memudar, aku hanya berharap kau bisa meninggalkan sesuatu, biarkan aku
punya bukti kau pernah ada disini, aku sungguh mencintaimu” ucap Qin Lang.
sama dengan Qin lang, Xin lei pun mulai menangis. Qin Lang melirik jepit rambut Xin lei dan mengambilnya sebagai pengingatnya akan Xin Lei.
sama dengan Qin lang, Xin lei pun mulai menangis. Qin Lang melirik jepit rambut Xin lei dan mengambilnya sebagai pengingatnya akan Xin Lei.
Esok
paginya mobil Shan Dong sudah berada di depan rumah Qin Lang. Qin Lang dan Ah
da baru tiba membawa nenek pulang dari rumah sakit. Shan Dong keluar mobil dan
menyapa mereka. Ia juga bertanya bagaimana kesehatan nenek.
Nenek dengan cuek berterima kasih atas perhatiannya. Sebelum masuk Qin lang sempat melirik kesal ke Shan Dong.
Nenek dengan cuek berterima kasih atas perhatiannya. Sebelum masuk Qin lang sempat melirik kesal ke Shan Dong.
Xin
Lei kembali mengenang masa-masa indah yang ia lalui bersama yang lain di rumah
itu.
Nenek cukup syok melihat Xin lei tengah bersiap menenteng tas untuk pergi namun ia juga tak bisa mengatakan apapun. Xin Lei berpesan agar nenek menjaga kesehatannya. Emosi Xin Lei nampak goyah saat menatap Qin lang namun ia berusaha menahannya.
Nenek cukup syok melihat Xin lei tengah bersiap menenteng tas untuk pergi namun ia juga tak bisa mengatakan apapun. Xin Lei berpesan agar nenek menjaga kesehatannya. Emosi Xin Lei nampak goyah saat menatap Qin lang namun ia berusaha menahannya.
“Tunggu,
apa kau akan pergi hanya seperti ini saja?” tanya Ah Da melihat Xin Lei bergerak pergi
“Apa
ada hal lain yang aku tinggalkan?” tanya Xin lei
“Tentu
saja ada, kau tidak membawa cintanya nenek, kau tidak membawa perhatianku dan
kau bahkan tak membawa hati Qin lang, bisanya kau pergi seperti itu”
Xin
Lei minta ia jangan khawatir, ia kan bahagia setiap hari di masa depan.
Ah Da geram dan tanya bagaimana dengan mereka, bagaimana dengan Qin Lang.
Ah Da geram dan tanya bagaimana dengan mereka, bagaimana dengan Qin Lang.
Qin
Lang minta Ah Da menghentikan omong kosongnya. Ah Da semakin berang, dia hanya ingin mengajarkan Xin Lei prinsip menjadi manusia, ia marah akan sikap Xin Lei yang
sedikitpun tak peduli akan perasaan mereka yang ditinggalkannya. “Apa kau pikir
karena kau Tuan puteri kami harus menerima segalanya yang pantas untuk kami?”
Kali
ini Qin lang berteriak keras memanggil Ah Da untuk berhenti bicara. Ah Da tak
mau, ia malah memarahi Qin Lang yang tak bisa mampu menahan Xin lei disisinya,
Ah Da berkata Qin lang hanya seperti tempat sampah dan perasaannya tak berharga
sama sekali.
Qin Lang mencengkram Ah Da dan menghempaskannya ke dinding. Nenek memanggil Qin Lang.
Ah Da tetap tak mau berhenti, ia sebenarnya tak tega sama sekali pada Qin Lang. Qin Lang pun perlahan melepas cengkramannya. Qin lang menoleh ke Xin Lei dan menyuruhnya cepat pergi.
Qin Lang mencengkram Ah Da dan menghempaskannya ke dinding. Nenek memanggil Qin Lang.
Ah Da tetap tak mau berhenti, ia sebenarnya tak tega sama sekali pada Qin Lang. Qin Lang pun perlahan melepas cengkramannya. Qin lang menoleh ke Xin Lei dan menyuruhnya cepat pergi.
“Kenapa
kau tetap disini, apa kau senang melihat kami bertengkar? Apa kau puas!” teriak
Qin Lang. Xin Lei pun memilih segera berlalu dari sana.
Di
luar Shan Dong langsung menyambut Xin Lei. Xin Lei menutupi wajahnya dan
langsung masuk ke mobil untuk menangis. Shan Dong ikut masuk, ia lalu
mengenggam tangan Xin Lei.
Xin Lei terdiam, ia lalu memandang Shan Dong namun ia segera memalingkan wajahnya dan menatap rumah Qin lang.
Xin Lei terdiam, ia lalu memandang Shan Dong namun ia segera memalingkan wajahnya dan menatap rumah Qin lang.
Sementara
itu di dalam rumah, nenek, Qin lang dan Ah Da hanya bisa menangisi kepergian Xin
Lei. Qin Lang mendengar deru mesin mobil, ia sontak berlari ke luar dan
berteriak memanggil Xin Lei.
Nenek dan Ah Da keluar dan melihat Qin lang kembali dengan wajah sedih.
“Qin Lang biarkan ia pergi, jika itu memang bukan milikmu kau takkan bahagia meski kau memilikinya” ucap nenek pelan. Qin Lang hanya masuk tanpa berkata apapun.Nenek memegangi dadanya yang terasa sakit.
Nenek dan Ah Da keluar dan melihat Qin lang kembali dengan wajah sedih.
“Qin Lang biarkan ia pergi, jika itu memang bukan milikmu kau takkan bahagia meski kau memilikinya” ucap nenek pelan. Qin Lang hanya masuk tanpa berkata apapun.Nenek memegangi dadanya yang terasa sakit.
Shan
Dong memberikan Xin lei kamar baru yang mewah, Xin Lei mengamati kamar itu dan
terlihat kurang nyaman. Kamar itu memiliki ruang ganti pakaian tersendiri. Shan
Dong menunjukkan koleksi sepatu dan baju serta aksesoris lainnya yang pastinya
mewah yang telah ia persiapkan untuk Xin Lei namun Xin Lei sama sekali tak terlihat senang.
Shan
Dong menunjukkan ruang pakaian dan berkata ia telah menyiapkan semua bahkan baju itu telah ia susun dengan warna
susunan yang Xin Lei sukai serta sepatu yang bermerk.
Xin
Lei bilang tak masalah selam baju dan sepatu itu bisa dipakai. Itu membuatnya
teringat dulu Qin Lang pernah tanya kenapa Xin lei harus pakai baju dan sepatu
bermerk untuk terlihat stylish.
Shan Dong melihat Xin lei tetap diam ia lalu mengucapkan kata selamat datang kembali pada Xin Lei.
Shan Dong melihat Xin lei tetap diam ia lalu mengucapkan kata selamat datang kembali pada Xin Lei.
“Kembali?”
ucap Xin Lei bingung. Shan Dong membenarkan ia lalu berkata bukankah Xin Lei
telah setuju untuk kembali ke Shanghai. Xin Lei tanya dimana dia akan tinggal
di Shanghai karena orang tuanya juga belum ditemukan.
Shan Dong bilang ia telah menyuruh orang untuk mencari mereka ia juga bilang Xin Lei boleh tinggal di rumahnya. Xin Lei menolak karena mereka sudah tidak bertunangan terlebih orang tua Shan Dong pasti takkan menerimanya. Shan Dong minta Xin Lei tak usah khawatir, orang tuanya telah sadar akan kesalahan mereka pada Xin Lei, mereka juga ingin Xin Lei ada di rumah itu.
Shan Dong memegang pundak Xin Lei dan meyakinkannya, “Selama kau mau menerimaku aku akan terus membuatmu bahagia” Shan Dong hendak mencium keningnya, Xin Lei segera melepaskan diri dan minta Shan Dong berhenti bersikap seperti itu.
Shan Dong merasa kecewa, ia lalu tanya apa Xin Lei lapar dan mengajaknya makan di luar. Shan Dong keluar dari kamar Xin Lei, ia sempat berbalik menatap kamar Xin Lei.
Shan Dong bilang ia telah menyuruh orang untuk mencari mereka ia juga bilang Xin Lei boleh tinggal di rumahnya. Xin Lei menolak karena mereka sudah tidak bertunangan terlebih orang tua Shan Dong pasti takkan menerimanya. Shan Dong minta Xin Lei tak usah khawatir, orang tuanya telah sadar akan kesalahan mereka pada Xin Lei, mereka juga ingin Xin Lei ada di rumah itu.
Shan Dong memegang pundak Xin Lei dan meyakinkannya, “Selama kau mau menerimaku aku akan terus membuatmu bahagia” Shan Dong hendak mencium keningnya, Xin Lei segera melepaskan diri dan minta Shan Dong berhenti bersikap seperti itu.
Shan Dong merasa kecewa, ia lalu tanya apa Xin Lei lapar dan mengajaknya makan di luar. Shan Dong keluar dari kamar Xin Lei, ia sempat berbalik menatap kamar Xin Lei.
Xin
Lei menelfon Xiao Yang mengatakan kalau ia sudah keluar dari rumah Qin Lang dan
memintanya menepati janji.
Xiao
Yang lalu datang ke rumah Qin Lang, Ah Da membukakan pintu dan lansung bilang
kalau Qin Lang tak ada di rumah. Xiao Yang bilang ia ingin bertemu nenek.
Xiao
Yang dengan manisnya berkata pada nenek kalau ia telah berhasil membujuk ayahnya untuk
mengembalikan surat tanah itu. nenek lalu tanya mana suratnya. Xiao Yang bilang
ia telah mengatur pertemuan antara nenek dengan ayahnya di tempat kemarin,
nenek hanya diam dan terlihat tak begitu senang.
Di
dalam mobil menuju makan malam Xin Lei menerima telfon dari Bi Zhu. Bi Zhu dengan
senang bilang kalau ia telah diterima bekerja, ia lalu tanya bagaimana dengan Xin
Lei.
Xin Lei bilang ia tak diterima dan minta Bi Zhu tak usah khawatir karena ia juga tak terlalu suka tempat itu. Bi Zhu kembali senang mendengarnya.
Di sebelahnya Qin Lang memberinya kode, Bi Zhu paham, ia lalu berkata pada Xin lei kalau ia akan merayakannya dengan Qin Lang, Ah Yi dan Badao dan minta Xin Lei untuk ikut bergabung. Xin lei minta maaf ia tak bisa melakukannya. Bi Zhu mengerti dan mereka pun mengakhiri telfionnya.
Qin Lang langsung tanya apa hasilnya, “Aneh, dia bilang dia takkan datang” ungkap Bi Zhu. Qin Lang merasa kecewa, ia bilang ke Bi Zhu kalau Xin Lei berencana untuk kembali ke Shanghai.
Xin Lei bilang ia tak diterima dan minta Bi Zhu tak usah khawatir karena ia juga tak terlalu suka tempat itu. Bi Zhu kembali senang mendengarnya.
Di sebelahnya Qin Lang memberinya kode, Bi Zhu paham, ia lalu berkata pada Xin lei kalau ia akan merayakannya dengan Qin Lang, Ah Yi dan Badao dan minta Xin Lei untuk ikut bergabung. Xin lei minta maaf ia tak bisa melakukannya. Bi Zhu mengerti dan mereka pun mengakhiri telfionnya.
Qin Lang langsung tanya apa hasilnya, “Aneh, dia bilang dia takkan datang” ungkap Bi Zhu. Qin Lang merasa kecewa, ia bilang ke Bi Zhu kalau Xin Lei berencana untuk kembali ke Shanghai.
Ah
Yi menasehati Qin lang untuk berfikir terbuka, Ba Dao membenarkan ia bersedia
mengajari Qin lang menghilangkan sakit hatinya.
Bi Zhu berkata itu semua tak benar, Xin Lei pernah bilang padanya kalau ia menyukai Qin Lang. Qin Lang tanya benarkah itu, Bi Zhu mengangguk. Qin Lang tanya kapan, Bi Zhu bilang saat Shan Dong muncul ia sudah menolaknya dan tak mau kembali ke Shanghai karena ia ingin dengan Qin lang.
Bi Zhu berkata itu semua tak benar, Xin Lei pernah bilang padanya kalau ia menyukai Qin Lang. Qin Lang tanya benarkah itu, Bi Zhu mengangguk. Qin Lang tanya kapan, Bi Zhu bilang saat Shan Dong muncul ia sudah menolaknya dan tak mau kembali ke Shanghai karena ia ingin dengan Qin lang.
Qin
Lang menjadi bingung kenapa Xin Lei tak bilang langsung padanya, “Dia bilang
kau tak pernah mengatakan suka padanya jadi kenapa dia harus mengatakannya
padamu?”
“Itulah
kenapa aku bilang aneh” ucap Ba Dao. Qin Lang terus berfikir, Ah Yi dan Ba Dao
sama-sama menyimpulkan kalau wanita sulit untuk ditebak. Qin Lang tiba-tiba
langsung berlari pergi meninggalkan mereka.
Shan
Dong melihat Xin lei tak juga bersemangat, ia lalu permisi ke kamar kecil.
Telfon Shan Dong berbunyi Xin Lei kaget melihat nama Xiao Yang disana. Xin Lei mengangkatnya, Xiao Yang langsung tanya kapan Shan Dong membawa Xin lei ke Shanghai, Xin lei kaget mendengarnya.
Telfon Shan Dong berbunyi Xin Lei kaget melihat nama Xiao Yang disana. Xin Lei mengangkatnya, Xiao Yang langsung tanya kapan Shan Dong membawa Xin lei ke Shanghai, Xin lei kaget mendengarnya.
“Aku
sudah menyiapkan pertemuan dengan nenek besok untuk menyerahkan surat rumah itu,
jika kau tak membawanya aku akan menundanya lagi besok” Xiao Yang bingung tak
ada yang menjawab.
Xin
lei lalu bicara ia balik mengancam kalau surat itu tak dikembalikan ia takkan
pergi. Xiao Yang kesal saat mendengar suara Xin lei.
“Aku
ingin melihat kau menyerahkannya pada nenek kalau tidak jangan pikir aku mau
pergi dari Taiwan” Xin Lei segera menutup telfonnya setelah mengancam Xiao
Yang.
Shan
Dong kembali dan bertanya ada apa karena Xin Lei terlihat pucat. Xin lei
membentak Shan Dong ia tak menyangka Shan Dong seperti itu, ia pun segera
pergi.
Shan
Dong mengambil telfonnya dan mengecek panggilan masuk, ia lalu pergi mengejar
Xin Lei.
Xin Lei memberhentikan taksi, Shan Dong berusaha mengejar namun ia gagal dan Xin Lei pun berlalu dari sana. Shan Dong segera menyuruh supirnya untuk mengejar Xin Lei.
Sementara itu Qin lang tiba di kediaman Shan Dong dan langsung masuk.
Xin Lei memberhentikan taksi, Shan Dong berusaha mengejar namun ia gagal dan Xin Lei pun berlalu dari sana. Shan Dong segera menyuruh supirnya untuk mengejar Xin Lei.
Sementara itu Qin lang tiba di kediaman Shan Dong dan langsung masuk.
Shan
Dong berhasil mendapatkan Xin lei di pasar tempat Qin lang jualan dan berusaha membawanya pulang, Xin lei
melepaskan diri dari pegangan Shan Dong dan menatap kios jualan dimana ada Ah
da dan nenek disitu.
Qin lang menggedor-gedor pintu Shan Dong, ia berteriak-teriak memanggil Xin Lei meminta penjelasan darinya.
Qin lang menggedor-gedor pintu Shan Dong, ia berteriak-teriak memanggil Xin Lei meminta penjelasan darinya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.