Sinopsis
fermentation Family Eps 6 Part 1
Ho
Tae menatap ke arah Asisten Oh yang berjalan pergi, seakan merasakan pandangan
Ho Tae asisten Oh pun berbalik, keduanya saling menatap Ho Tae menghela nafas
berat sambil menutup matanya. Saat membuka mata asisten oh sudah berdiri di
dekatnya, ia meminta nomer telfon Ho Tae.
Ho Tae minta kartu namanya, ialah yang akan menelfon. Asisten Oh pun
melakukannya dan tanya kapan Ho Tae akan menelfon, ia ingin masalah ini
diselesaikan secepatnya ia tanya siapa nama Ho Tae. Ho Tae tampak mengamati
lekat mulut asisten Oh dan membandingkannya dengan ingatan saat ia bersama
seorang pria di mobil, pria itu bicara sesuatu dan Ho Tae kecil mengangguk.
Ho
Tae baru tersadar saat asisten Oh memanggilnya dengan keras, “Kita tak bisa
melakukan bisnis tanpa tau nama” ucap Asisten Oh.
“Don
Quixote” ucap Ho Tae
Menu
Spesial Episode ini!
Kang
San selesai menuliskan menu, ia langsung meneguk semangkuk minuman dan berteriak karena
merasa senang. Woo Joo membaca menu-menu itu, ia heran karena Kang San bisa
merancang menu dengan mudah padahal ia bisa sampai seharian, “Kau pasti
jenius?” ucapnya.
Kang
San membenarkan, Woo Joo sedih karena ia bodoh, Kang San bilang tidak. Eun Bi
juga bilang Woo Joo tidak bodoh, ia memiliki hati seluas alam semesta jadi ia
sangat baik. Woo Joo tersenyum ia tanya bagaimana dengan Kang San.
“Dia
sangat baik dalam minum Makgeolli” ucap Eun Bi
Kang
San langsung menyemprotkan minuman di mulutnya, Woo Joo tertawa mendengarnya.
Kang San lalu tanya kemana perginya Ho Tae dan Hae Joon.
Mereka lalu melihat Ho
Tae sudah berdiri di belakang, Kang San mengajaknya bergabung namun Ho Tae yang
terlihat berdiri dengan pandangan kosong itu hanya bilang ia lapar. Woo Joo
segera ke dapur untuk membuatkan makanan. Eun Bi berdiri di dekat Ho Tae dan
menatapnya, Kang San juga merasa aneh melihat sikap Ho Tae.
Hyung
Sook sedang membaca profil seorang wanita bernama Nishimura Yukie, Hae Joon
masuk keruangan ibunya dan pamit akan pergi. Hyung Sook melihat Hae Joon
membawa tas besar. Hae Joon bilang tak bisa kembali dalam waktu dekat karena
harus melakukan sesuatu, Hyung Sook hanya diam saja, Hae Joon tanya apa ia tak ingin
menanyakan apa yang ia lakukan dan kemana ia pergi.
“Apa
kau makan dengan baik?” tanya Hyung Sook.
Hae
Joon mengiyakan, Hyung Sook bilang itu sudah cukup.
“Apa
kau tak menyukaiku? Kenapa kau tak menyukaiku?” tanya Hae Joon. Presdir Oh
mendengarkan percakapan keduanya sambil duduk di luar.
“Aku
tak pernah bilang aku tak menyukaimu” jawab Hyung Sook
“lau
kenapa kau tak pernah tersenyum padaku? Aku tak pernah melihatmu tersenyum, aku
ingin membuatmu tersenyum jadi aku bekerja dan belajar dengan keras tapi kau
masih tak tersenyum”
“Bekerja
dan belajar keras itu untuk dirimu sendiri bukan aku, itu yang bisa kau lakukan
untukku”
“Apa
ini karena hal itu?” tanya Hae Joon namun Hyung Sook hanya diam saja bahkan tak
menatapnya, Hae Joon pun pergi dari sana.
Ho
Tae benar-benar makan dengan lahap, Woo Joo sampai ngeri dan menyuruhnya makan
pelan-pelan agar tak kena gangguan pencernaan. Ho Tae tanya apa masih ada nasi,
Woo Joo mengiyakan namun Kang San melarang Woo Joo yang ingin mengambil nasi
lagi. “Apa itu terlalu asin? Apa ada sesuatu yang terjadi Ho Tae?” tanya Kang
San.
“Apa
kau merindukan ibumu?” tanya Eun Bi polos, Ho Tae langsung teredak mendengarnya
ia pun memukul-mukul dadanya sambil terbatuk.
Woo
Joo tanya dimana ibu Ho Tae? Apakah lari juga seperti ayah mereka?
Ho
Tae berteriak minta nasi lagi sambil menyodorkan mangkuknya, mereka lalu
mendengar seseorang menggedor pintu.
Hae
Joon kembali ke Chun Ji In, ia diikuti diam-diam oleh asisten Oh. Hae Joon masuk
ke dalam dan melihat Kang San dan yang lain sedang bicara dengan Cha Yong Bin.
Kang San mengira Yong Bin datang untuk mengambil kimchi selada liarnya. Woo Joo
senang karena berpikir Yong Bin sudah berubah pikiran. Kang San minta tunggu
sebentar ia akan mengambilkan kimchinya. Yong Bin lalu menyodorkan sebuah amplop. Kang San menerimanya ia tnya apa itu. Yong Bin
ternyata ingin menyuap Kang San agar menjaga rahasianya dengan uang itu, Ho Tae
yang tadinya tidur-tiduran pun langsung bangkit melihat mereka.
“Kenapa
kau memberinya amplop? Apa kau menulis surat untuknya?” ucap Woo Joo dengan
lugunya.
Kang San menegaskan jika mereka akan
memegang janji mereka pada pelanggan tanpa hal seperti ini pun.
Yong Bin bilang uang itu adalah
jaminan, ia ingin Kang San memegang janjinya. Kang San memanggil Yong Bin yang
beranjak pergi dan meminta Eun Bi masuk ke dalam rumah dulu.
“Aku tak membutuhkannya ambil dan
pergilah” ucap Kang San menyodorkan amplop itu kembali.
“Ini bukan jumlah yang sedikit”
“Berapa? Sangat mahal untuk menutup
mulutku ini” tanya Kang San
Yong Bin menyuruh Kang San menyebutkan
jumlahnya
“20 milyar won”
“Apa kau bercanda?” tanya Yong Bin
“kaulah yang bermain-main dengan uang,
kau memainkan semua peran yang keren di drama tapi kau pecundang di kehidupan
nyata” cecar Kang San
Asistennya Yong Bin minta Kang San
meredakan emosinya, Kang San rasa tak semua orang harus hidup dengan baik tapi
setidaknya mereka harus tahu malu, Yong Bin mungkin bisa menyembunyikan
kebenaran dengan uang sekarang tapi hal itu takkan mudah. “Tak peduli sejauh
apa kau lari, kebenaran akan muncul dan mengecammu!” tegas Kang San
Yong Bin menganggap semua ini adalah
demi uang, Kang San pasti pikir dirinya mendapat jackpot, melancarkan urusan
mereka dan menyebutkan jumlah yang dimau.
Kang San marah mendengar ucapan Yong Bin dan langsung mengeluarkan
tinjunya namun Ho Tae muncul menahan tangannya, Kang San berontak minta
dilepaskan. Ho Tae bilang Kang San hanya akan melukai tangannya saja jika
memukul orang seperti Yong Bin, Woo Joo juga minta adiknya untuk tenang.
Kang
San tak bisa ia tetap berontak ingin memukul Yong Bin. Ho Tae langsung memukul
duluan wajah Yong Bin hingga ia terjatuh, asistennya sampai mengeluh karena
besok Yong Bin harus syuting. Asistennya marah namun Ho Tae juga mendorongnya
hingga jatuh.
Ho Tae menarik Yong Bin berdiri lalu memukulnya
lagi. Kang San jadi panik dan meminta Ho Tae segera berhenti, ia memegang
tangan Ho Tae sama seperti yang dilakukan Ho Tae tadi dan meminta Ho Tae untuk
menahan amarahnya.dan mengucapkan kata-kata yang sama dengan Ho Tae padanya. Ho
Tae pun melepaskan Yong Bin.
Yong Bin minta mereka menepati
janjinya dan ia akan membiarkan ini “Jangan coba menggunakan otakmu” ancamnya.
“Manusia hidup dengan insting bukan
otak, apa kau tahu insting? Darah yang mengalir ditubuhmu darah yang mengalir
di tubuh anakmu itulah insting, dunia tidak mengingat masalah orang lain dalam
waktu lama tapi anakmu akan mengingatmu selamanya jadi ia akan menemukanmu
karena darahnya yang membuatnya begitu” jelas Ho Tae.
Yong Bin memilih tak mendengarkan lagi
dan beranjak pergi, Ho Tae memanggilnya untuk mendengarkan kata-kata penting.
“larilah, jika anakmu datang kepadamu
larilah scepat yang kau bisa, gunakan seluruh kekuatanmu dan larilah dan jika
kau masih berjumpa dengannya jangan katakan yang sebenarnya, katakan kau
kehilangan dia bukan mencampakkannya, bahwa kau merindukannya sepanjang hidupmu
bahwa kau tak bisa tidur dengan nyenyak seharipun, buat ia percaya itu, jangan
sampai tertangkap jangan sampai anakmu tahu bahwa kau itu sampah apa kau
mengerti!?” Ho Tae memberikan amplop itu dengan paksa dan pergi dari sana.
Kang San menatap Ho Tae dengan sedih,
Woo Joo tanya apa Yong Bin takkan membawa kimchinya, Yong Bin tak bicara
apa-apa, ia pun berjalan pergi bersama asistennya.
Woo Joo menyalahkan Hae Joon
yang dari tadi hanya melihat saja perkelahian itu, Woo Joo penasaran apa Yong
Bin akan baik-baik saja. Hae Joon menatap kang San yang terus menatap Ho Tae
hingga masuk ke kamarnya.
Paman menyusul Yong Bin keluar (oh iya
tadi paman juga sempat melihat mereka bertengkar), ia minta Yong Bin memikirkannya
sekali lagi, “Sekali kau mengambil jalan yang salah kau akan kehilangan jalan
kembali” ucap paman
“Kenapa kau peduli pada hidupku?!”
“Waktu tidak akan menunggumu, jangan
melakukan sesuatu yang akan kau sesali” ucap paman.
Yong Bin bilang ia takkan menyesal,
paman meyakinkannya jika ia akan menyesalinya, “kau akan sadar ada sesuatu tak
bisa kau lakukan kecuali sekarang” Yong Bin berpaling dan masuk ke dalam mobil.
Di kamar Hae Joon tanya apa pekerjaan
Ho Tae sebelumnya. “Kenapa kau harus tahu?’ ucap Ho Tae sambil tiduran.
“Aku teman sekamarmu aku harus tahu
info seperti itu, apa kau selalu kasar?”
Ho Tae lantas tanya apa Hae Joon itu pengecut. Hae Joon tak terima menurutnya itu sudah ketinggalan jaman
jika berpikir pria sejati harus menunjukkan kekuatan, sekarang ini karisma
yang lembut lebih dikagumi.
Ho Tae bangkit sambil mengatai Hae
Joon berisik, Hae Joon menyuruh Ho Tae menyelesaikan sesuatu dengan rasional
bukan kekerasan. Ho Tae bilang ia sudah lama berhenti dari keadilan dan benci
terlibat pada urusan orang lain.
“Pria itu sudah melibatkan diri dalam
hidupku, aku ingin tenang tapi dia tetap berisik aku benar-benar benci hal yang
berisik” ucap Ho Tae.
“Apa kau bicara tentangku?” tanya Hae
Joon bingung. Ho Tae beranjak pergi keluar dan bilang sekali lagi jika Hae Joon
benar-benar pengecut, Hae Joon jelas protes atas tuduhan Ho Tae yang
sembarangan.
Hae Joon lanjut melipati bajunya, ia
lalu teringat kata-kata Ho Tae pada orang tuanya, “putri kedua Chun Ji In
pernah mengatakan ini bahwa pertarungan dilakukan jika kau punya sesuatu untuk
dilindungi” ia lalu menghempas bajunya itu dengan resah.
Presdir Oh kaget saat tahu Hae Joon
ternyata ada di Chun Ji In selama ini. Ia tersenyum licik dan meminta asisten
Oh cukup mengawasi Hae Joon saja sekarang ia yakin Hae Joon pasti punya
rencana, ia juga mengingatkan untuk mengambil CCTV yang asli dan menanganinya
serta memberitahu Jo Dae Shik untuk melihatnya, Presdir mengingatkan tak boleh
ada kesalahan yang kedua kalinya.
Asisten Oh mengiyakan.
“kau juga tak percaya pada Mr. Jo kan?
Aku juga tak percaya pada sampah seperti Jo Dae Shik” ucap presdir ia pikir
mereka perlu mencari orang yang lebih cocok untuk melakukan hal kotor.
“Boleh aku memberimu nasehat? Jika kau
sungguh tak bisa percaya padanya jangan biarkan ia tahu bahwa kau mempercayainya”
ucap Presdir Oh, Asisten Oh tampak gusar mendengar hal itu.
Paman merenung sendirian, ia memikirkan
ucapannya Ho Tae tadi pada Yong Bin lalu meneguk minumannya. Kang San datang
bergabung, ia menawarkan diri untuk menuangkan minuman, “tak masalah Cha Yong
Bin hidup sebagai pecundang selamanya tapi aku khawatir tentang Ji Yeon dan dae
Yoon” Kang San mengeluh begitu banyak hal yang mengecewakan hari ini, ia juga
khawatir karena bisnis mereka terganggu akan berita sabut logam itu.
Ho Tae muncul, Kang San pun menawarkannya untuk bergabung, Ho Tae tak mau nanti Kang San pasti mengomel, Kang San bilang tidak dan menyuruhnya duduk. Kang San bilang ia sungguh menyukai Ho Tae hari ini tapi ia rasa Ho Tae sungguh-sungguh berdarah panas jika ia terus begitu ia bisa meledak, Kang San memberinya 5 bintang dan memuji pekerjaannya.
Ho Tae muncul, Kang San pun menawarkannya untuk bergabung, Ho Tae tak mau nanti Kang San pasti mengomel, Kang San bilang tidak dan menyuruhnya duduk. Kang San bilang ia sungguh menyukai Ho Tae hari ini tapi ia rasa Ho Tae sungguh-sungguh berdarah panas jika ia terus begitu ia bisa meledak, Kang San memberinya 5 bintang dan memuji pekerjaannya.
“Aku tak suka mendapat bintang dan
mendapat 5 berarti hidupku berakhir” ucap Ho Tae
“Apa kau pernah dipenjara?”
Ho Tae bilang belum, Kang San merasa
itu menarik sama menariknya seperti sabut logam yang ditemukan di kimchi
mereka. Kang San tertawa ia penasaran apa yang didapat dari wanita yang
berbohong itu, ia pikir mungkin ada hubungannya dengan Handol Foods namun ia
rasa tidak mungkin padahal Ho Tae udah berharap Kang San bisa sadar,
“Aku sangat baik dalam menilai orang dan presdir itu sepertinya tidak semurahan itu, benar kan Ho Tae Gun?”
“Aku sangat baik dalam menilai orang dan presdir itu sepertinya tidak semurahan itu, benar kan Ho Tae Gun?”
Hyung Sook tanya ke Presdir Oh apa
benar insiden di Chun Ji In itu tak ada hubungannya dengannya. “Kenapa kau tak
bisa percaya padaku?” ucap Presdir Oh. Hyung Sook hanya ingin memastikan karena
hal itu bisa merusak kesan perusahaan. Presdir Oh menyindir istrinya yang
mengesankan tapi tak pernah bisa percaya pada dirinya dan Hae Joon. “Kau tahu
seberapa keras ia mencoba untuk diakui olehmu? Percayalah pada Hae Joon
sekarang dan percayakan dia dengan beberapa pekerjaan perusahaan, lagipula itu
akan diwariskan padanya”
Hyung Sook bilang ini bukan waktunya,
“Aku bisa menyerang Chun Ji In dengan tuduhan palsu kan?” tanya Hyung Sook
dengan dingin, Presdir Oh terdiam di tempatnya, “Kenapa kau tak menjawab?”
tanya Hyung Sook lagi.
“Kenapa kau tanya padaku?” Presdir Oh
menganggap istrinya selalu melakukan yang ia mau dan menuduh istrinya yang
terlalu dingin hingga menyebabkan anak-anak mereka pergi.
Kang San tinggal minum berdua dengan
Ho Tae, “Boleh aku menanyakan pertanyaan bodoh?” ucapnya, Ho Tae melarangnya.
“Baru-baru ini Eun Bi bilang kau tak
punya ibu, apa ia meninggal?” tanya Kang San juga.
Ho Tae juga tak tahu, Kang San tanya
apa artinya. “Tuhan begitu sibuk jadi ia membuat ibu, tapi ibuku juga begitu
sibuk hingga ia menciptakan panti asuhan” Ho Tae meneguk minumannya, Kang San
menatapnya dengan prihatin.
Ho Tae tanya kenapa Kang San
menatapnya begitu, Kang San gelagapan, Ho Tae pun pergi untuk mengambil minuman
lagi. Kang San berdiri menghalanginya untuk tak minum lagi takutnya akan
menganggunya bekerja besok.
Ho Tae menatap wajah Kang San lagi, ia
penasaran apa mereka ini sebenarnya ada hubungan (saudara). Kang San bilang
mereka sama-sama keturunan Dangun ia menyuruh Ho Tae tidur saja.
Kang San beranjak pergi namun Ho Tae menarik tangannya dengan keras, Kang San pun bingung. Ho Tae menyuruh Kang San memperhatikan wajah mereka lagi apa mereka punya mata yang sama, ia penasaran apa kelopak mata dan hidung kang San sama dengannya.
Kang San beranjak pergi namun Ho Tae menarik tangannya dengan keras, Kang San pun bingung. Ho Tae menyuruh Kang San memperhatikan wajah mereka lagi apa mereka punya mata yang sama, ia penasaran apa kelopak mata dan hidung kang San sama dengannya.
Kang San mengeluhkan pesonanya yang
sudah membuatnya susah, ia bilang Ho Tae pasti sudah jatuh cinta padanya,
“Sebagai gantinya dari patah hatimu aku bersedia mengganti dengan satu botol
makgeolli” ucap Kang San dengan pedenya.
“Keinginan untuk minum-minumku sudah
hilang” ucap Ho Tae malas, ia lalu menatap langit yang penuh bintang. Kang San
ikutan ia menjelaskan kita semua pada awalnya adalah bintang, bintang yang
sangat besar meledak dan debu alam semesta dari kekacauan itu menjadi kehidupan
jadi semua elemen manusia datang dari bintang. Ho Tae terus menatap Kang San
yang bercerita ia tanya apa mereka bersaudara dengan bintang.
“Mungkin, aku rasa mereka lebih
seperti ibu daripada saudara, ibu yang begitu jauh dan kita tak bisa bersama” ucap Kang San
Ho Tae menatap bintang lagi, ia rasa
ia telah menemukan ibunya yaitu sebuah bintang. Kang San menatap Ho Tae
sebentar keduanya lalu menatap bintang bersama.
Narasi Ayah Lee:
“Di setiap desa, di setiap lembah ada
banyak sekali kesemek, kesemek yang matang mengingatkanku akan mata Woo Joo dan
pipi kemerahan kang San” terlihat Ayah Lee berdiri di pingir jalan besar.
“Ketika aku mengingat bagaimana kang
San tak bisa lagi makan kimchi kesemek yang ia sukai hidungku disengat oleh
kesedihan” Ayah Lee melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki. “Sayang, Tak
peduli seberapa banyak kakiku berjalan, aku yakin mereka akan bertemu dengan
anak itu, pada akhirnya mereka akan berjalan pada Woo Joo dan Kang San”
Pagi hari, Woo Joo berlari
tergesa-gesa membangunkan Kang San, “Mereka datang lagi....mereka datang lagi”
teriak Woo Joo. Kang San pikir Cha Yong Bin lah yang datang.
Mereka semua berkumpul di luar
mengamati kiriman dari Ayah Lee lagi tapi kali ini tidak ada surat. Ho Tae
memeriksa darimana paket itu dikirim tapi tak ada alamat yang tertera. Hae Joon
tanya apa ayah Lee selalu memberi PR seperti ini, Woo Joo bilang tidak hal ini
hanya terjadi setelah ia pergi.
Kang San yakin ada sesuatu yang ingin
ayahnya lakukan dengan kiriman itu, ia pun membuka isi kotaknya dan medapati
satu kotak buah kesemek yang telah matang, hal itu langsung membuat Kang San
terdiam tak biasanya.
Woo Joo yakin ayahnya ingin ini dibuat jadi kesemek kering.
Woo Joo yakin ayahnya ingin ini dibuat jadi kesemek kering.
“Bukankah itu terlalu mudah? Bahan ini
selalu berhubungan dengan kimchi” ucap Ho Tae sambil menatap Kang San, ia
terdiam saat melihat Kang San hanya termenung. Woo Joo yakin mereka disuruh
membuat kesemek kering kali ini, “Benar kan Kang San?” melihat Kang San hanya
diam ia tanya apa ia salah lagi. Kang San hanya bilang ia tak tahu, Woo Joo
mengeluh ke Eun Bi.
“Ada apa?” tanya Ho Tae akhirnya ke
Kang San, Kang San tersadar dari diamnya ia lalu tanya dimana paman.
Pyung Man muncul memberitahu tempat ini sebentar lagi akan terkenal karena internet juga sudah mulai
menggila. “Apa maksudmu?” tanya Ho Tae. Pyung Man menunjukkan Koran yang ia
bawa.
Ho Tae merebutnya, ia kaget saat
membaca berita Cha Yong Bin yang tertangkap sedang berkencan dan meegaskan
kembali gossip bahwa ia sudah menikah.
Woo Joo malah senang melihat
restaurant mereka ikut terfoto juga ada foto Ji Yeon dan Dae Yoon, ia lalu
mencari dimana foto mereka. “Kita akan bermasalah jika itu ada” ucap Pyung Man.
Pyung man berbisik ke Ho Tae tanya apa
yang terjadi? Bukankah Ho Tae sudah menyelesaikan semuanya. “Sepertinya foto
ini diambil dari hp” ucap Hae Joon. Pyung Man merasa kesal pada si reporter. Ho
Tae lalu tanya apa maksud Pyung Man dengan internet tadi. “Ini hanya soal waktu
sebelum segalanya tentangmu dan situasimu terungkap” ucap Pyung Man.
Hae Joon terlihat panik “Apa mereka tahu bahwa ini Chun Ji In?” tanyanya. Pyung Man rasa ini hanya soal waktu.
Hae Joon terlihat panik “Apa mereka tahu bahwa ini Chun Ji In?” tanyanya. Pyung Man rasa ini hanya soal waktu.
Ho Tae rasa itu cukup bagus ada iklan
tanpa dibayar, penjualan akan tetap berjalan. Ho Tae kembali heran melihat Kang
San yang hanya diam tak seperti biasanya. Ia memukul pelan bahu Kang San dan
tanya apa yang dipikirkannya.
Kang San terlihat tak begitu
mendengarkan apa yang mereka bicarakan tadi, Eun Bi mengulangi seluruh ucapan
tadi untuknya, Pyung Man sampai tertawa, Woo Joo bilang Eun Bi itu pintar dan
jenius.
Woo Joo justru senang ada berita ini,
dengan begini Cha Yong Bin akan menikah dengan Ji Yeon. Kang San mengingatkan
reporter mungkin akan datang dan menyuruh mereka semua menjaga ucapannya untuk
menjaga rahasia Yong Bin. Pyung Man mengiyakan begitupun dengan Woo Joo. Kang
San lalu pergi dari sana diiringi tatapan Ho Tae yang heran melihat diamnya
Kang San.
“Reporternya tidak akan masuk ke dapur
kan” ucap Hae Joon, Ho Tae mengejeknya benar-benarr pengecut. Hae Joon marah
menyuruhnya menarik kembali kata-kata itu, Ho Tae tak peduli dan pergi dari
sana.
Kang San menatap langit dan dalam hati
memanggil-manggil ibunya. Terlihat dalam kenangannya wajah sang ibu yang
menyender di dinding rumah bagai tak berdaya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.