Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Corner
With Love Eps 1 Part 2
Shandong
mengantar Xin Lei pulang dan Xin Lei tertidur di pundak Shan Dong. Xin Lei
akhirnya bangun dan tersenyum malu karena tertidur. Shan Dong turut tersenyum
dan berkata Xin Lei punya bau Khusus hari ini, Xin Lei pun tanya apa baunya
tidak enak. Shan Dong menggeleng dan mengatakan baunya enak. Xin Lei balik senyum
dan keduanya berpisah dengan bahagia.
Di
kamarnya Xin Lei berfikir bahwa pria yang bau parfum dan pria yang bau dengan bau
minyak dan asap itu sangat jauh berbeda. Pria yang berbau parfum itu selalu
membuat nyaman dan orang yang hangat
sementara pria dengan bau minyak dan asap adalah pria yang kasar dan
liar seperti minyak yang telah menyakiti tangannya.
“Untungnya aku takkan
pernah jatuh cinta dengan pria tipe minyak dan asap seperti itu” Xin Lei
Keesokan
harinya, Xin Le beserta sekretarisnya bertemu dengan teman gendut Qin lang yang
bernama Che Ren untuk mencari tahu mengapa Qin lang bekerja di Shanghai padahal
ia adalah orang Taiwan. Chen Ren berkata Qin lang adalah orang yang hebat dan
neneknya di Taiwan dijuluki ratu oyster omelet.
Dan dari penjelasan tersebut
akhirnya Xin Lei mengetahi bahwa Qin Lang telah ditipu oleh seorang agen di
Taiwan bernama Zhang Dong Ming yang berjanji untuk menerbitkan lukisannya di
Shanghai, hingga akhirnya agen tersebut membawa kabur dompet dan paspor milik
Qin Lang. Qin Lang pun terpaksa bekerja di restauran tersebut untuk mendapat
uang membeli tiket. Xin Lei sepertinya turut merasa prihatin akan nasib Qin
Lang.
Malamnya,
dengan diantar sang supir, Xin Lei akhirnya pergi menemui Qin Lang. Qin Lang
cukup kaget melihat Xin Lei datang menemuinya.
Mereka
pun akhirnya bicara di luar, Xin Lei dengan senang hati memberikan tiket pesawat untuk pulang ke Taiwan pada Qin Lang.
“Aku tak punya niat lain, hanya saja aku tak suka berhutang pada orang lain”
Bukannya
senang Qin Lang yang punya harga diri tinggi justru melihat sikap Xin Lei, Xin
Lei minta agar Qin Lang menganggap itu sebagai bayaran kursusnya, Qin Lang
bersikeras menolak karena Xin Lei telah membayar kepada Cui Gue. “Aku benci
jika dikasihani orang lain” ucap Qin Lang.
“Tidakkah
kau ingin kembali ke Taiwan” tanya Xin Lei yang tak habis pikir dengan sifat
Qin Lang
“Itu
urusanku, berhenti menjadi pengganggu dan suka ikut campur” Qin Lang menyuruh
Xin Lei mengurus dirinya saja untuk penampilan besok.
Xin
Lei balik emosi, ia berkata tak ada yang tak bisa dilakukannya.
“Baiklah,
kalau begitu selamat tinggal” ucap Qin Lang, Xin Lei marah dan berkata mereka
takkan pernah akan bertemu lagi
Xin
Lei dan Qin Lang sama-sama langsung berbalik dan berjalan di jalannya
masing-masing.
Xin
Lei mencoba kembali membuat oyster omelet
namun tampaknya hal itu tak mudah baginya terlebih ia sendiri masih
takut kan cipratan minyak sampai-sampai seladanya pun ia lemparkan begitu saja
dan telurnya di lempar mentah-mentah dan baru dihancurkan di wajan.
Sekretarisnya memandang hasil masakan itu dengan pesimis, ia menyarankan agar
Xin Lei menelfon Qin Lang saja untuk minta bantuan. Xin Lei menolak dan yakin bahwa
besok dirinya pasti akan siap untuk menyajikan masakan itu. Namun tak berapa
lama kemudian Xin lei pun menelfon Qin lang untuk meminta bantuan.
Qin
Lang merasa menang, ia pun tersenyum melihat Xin Lei karena baru saja Xin Lei
bilang takkan pernah bertemu lagi dengannya. Xin Lei menahan rasa kesalnya
karena kali ini ia benar-benar butuh bantuan Qin lang. Xin Lei menatap Qin lang
dengan wajah masam namun ia segera pura-pura tersenyum saat Qin lang berbalik
melihatnya.
Senyuman Xin Lei membuat Qin lang tertegun dan berbalik, “Di bawah
cahaya bulan wanita ini tiba-tiba mengubah kepribadiannya? Senyuman yang manis”
pikir Qin Lang.
“Dari
apa yang aku amati beberapa hari ini kau pasti adalah orang yang datang kepada
orang yang butuh bantuan” Qin lang agak tercengang mendengar ucapan Xin Lei itu
“Ketika
orang lain dalam masalah kau pasti akan datang dan menyelamatkannya, aku benar
kan?” Qin Lang masih terpaku di tempatnya. Xin Lei lalu maju mendekat, Qin Lang
terlihat salah tingkah dan ingin menghindari wajah Xin Lei yang dekat dengannya
dan ia pun kaget saat Xin Lei bilang,”Aku membutuhkanmu”
Keesokannya
sekretaris Xin Lei pun bertanya apakah Xin Lei
lah yang meminta Qin lang untuk membantu dirinya kembali. Xin Lei
menyanggah dengan santai, ia pun bilang bahwa Qin Lang yang menelfonnya dan
tanya apa ia butuh bantuan dan Xin Lei tak enak hati menolaknya. Sekretarisnya
meragukan kebenaran cerita Xin Lei itu.
“Apa benar seperti itu” tanya sekretarisnya yang merasa tak yakin, Xin Lei mengiyakan.
“Kenapa aku tidak merasa bahwa dia adalah jenis pria baik hati seperti itu?”
Glekk....Xin Lei tak bisa menjawab lagi dan hanya menggeleng seolah berkata “entahlah”
Sementara
di tempat Qin lang teman-temannya heran mengapa Qin lang mau menuruti
permintaan Xin Lei yang setahu mereka sangat dibencinya.
“Dia
yang memanggilku tengah malam untuk memohon bantuan, apa kalian pikir aku suka
melayani wanita kaya seperti itu? dia bicara sambil menangis terisak-isak
kepadaku, kalian tahu kan aku tak bisa melihat wanita menangis” kira-kira
begitulah cara Qin lang mengelak untuk mempertahankan harga dirinya. Che Ren pun
setuju mendengar hal itu karena Xin lei itu sangat cantik.
Che
Ren memandangi Qin Lang, ia juga merasa sepertinya Qin Lang bukanlah pria yang
begitu baik hati, “Aku sudah menganggapnya sebagai teman” sang teman yang satu
lagi membela Qin lang adalah orang baik hingga bisa tertipu dan tiket
pesawatnya dicuri.
Qin lang baru teringat hal itu, dengan marah ia pun bertanya
siapa temannya yang telah besar mulut memberitahukan hal itu pada Xin Lei.
“itu
bukan aku” ucap temannya sambil menunjuk Che Ren. Che Ren pun dipelototi oleh
Qin Lang. Cha Ren pun beralasan kini Xin
Lei dan Qin Lang telah berteman maka berbagi sedikit rahasia sah saja diantara
teman.
Qin
lang menemui Xin Lei, ia kembali kesal karena Xin Lei memintanya berpura-pura
menjadi supirnya. Xin Lei mengatakan pesta itu sangatlah besar dan dihadiri
oleh orang kaya dan penting sehingga tak sembarangan orang bisa masuk kesana.
Qin Lang tetap menolak . “Bukankah sebelumnya kau bilang agar aku mengganti
supirku? Baiklah aku akan menurutimu sekarang, bagaimana bisa kau tidak mau
menolongku untuk hal seperti ini” Qin Lang tak bisa lagi menolak apalagi senyum
Xin Lei yang mengeluarkan Love tampak begitu manis.
Xin
Lei kemudian menyebutkan beberapa peraturan yang harus dipatuhi Qin lang
sebagai supirnya, sambil menyebutkan satu per satu hari dimana Qin lang harus
menajdi supir juga dimulai.
Peraturan
pertama, Qin Lang harus selalu membukakan pintu untuk Xin Lei baik itu masuk
ataupun keluar mobil.
Qin
lang tampak bosan di dalam mobil apalagi lagu yang diputar tidak membuatnya
bersemangat. Xin Lei menyuruhnya diam. Peraturan kedua, tidak boleh sembarangan
bicara.
Qin
lang mulai mengantuk, sesekali matanya terpejam
ketika mengemudi, ia pun tersentak ketika melihat seorang pejalan kaki
dan segera mengerem mobilnya. Qin lang
keluar dan meminta maaf.
Peraturan
ketiga, mengerem mendadak tidak diijinkan. Qin lang merilekskan badannya
sebentar, ia tampak kesal berada di dalam mobil. Setelah masuk, sekretaris
mengingatkan Qin lang kembali untuk berhati-hati.
“Siapa
suruh kau harus mendengarkan musik yang membosankan seperti ini? untuk
keselamatan tolong berikan supir sedikit kebebasan, okey” Qin Lang akhirnya
mencurahkan keeksalannya dan seakan tak peduli lagi ia pun menyalakan musik
upbeat dengan keras lalu bernyanyi dan bergoyang seperti orang kesurupan.
Haha...”Lihat, begini lebih baik!”
Mereka
akhirnya tiba, Xin lei tersenyum kembali saat melihat Shan Dong datang hendak
membukakan pintu mobil untuknya. Namun ia kembali kesal saat Qin lang yang tak
tahu apa-apa kembali menjalankan tugasnya untuk membukakan pintu buat Xin Lei
meski ia harus menubruk Shan Dong dengan keras. “Kenapa kau begitu kasar” ucap
Xin Lei pada Qin lang. Shan Dong minta untuk tak mempersoalkan hal itu, ia
menyadari supir baru Xin Lei dan menyodorkan tangan untuk berkenalan.
Qin lang
dengan cara tak formalnya turut menyambut tangan Shan Dong. Seretaris memperkenalkan Shan Dong pada Qin
Lang sebagai tunangan Xin Lei. “Kau terlihat sangat sempurna, aku lebih suka
melihatmu” Xin Lei menghentikan Qin Lang bicara saat dirinya hendak dibahas
dengan menyuruh Qin Lang memarkirkan mobil. Qin Lang tak bisa menolak karena ia
sudah berjanji untuk membantu, ia pun membanting pintu mobil dengan keras
karena kesal.
Baik
orang tua Shan Dong dan Xin Lei beserta tamu-tamu lain menyambut meriah
kedatangan keduanya.
Qin
lang akhirnya masuk ke ruang tunggu khusus supir, ia pun tertegun saat
menyadari isi ruangan itu adalah orang-orang yang tak berbicara sedikit pun. Ia
pun mencoba untuk mengajak mereka bicara namun sepertinya sia-sia belaka.
Ibu
Shan Dong memperkenalkan Xin Lei pada beberapa tamu penting mereka. Ibu Shang
Dong sepertinya terpana melihat Xin Lei yang dapat dengan mudah berbaur dengan
para tamu.
Sementara
itu Qin lang masih terus berusaha keras
mengajak teman-teman barunya itu bicara namun akhirnya ia harus kecewa karena
jangankan bicara mereka bahkan tak bergerak sedikitpun.
Ibu
Shan Dong akhirnya mengingatkan Xin Lei untuk segera mempersiapkan hidangannya.
Xin Lei pun pergi dengan tenang setelah berkata akan segera mempersiapkannya.
Qin lang membaca sms nya yang berkata ia akan dijemput sebentar lagi dan
menyuruhnya bersiap mengganti pakaian, Qin lang pun bingung apa maksud dari
berganti pakaian itu.
Xi Xian, sekretaris Xin Lei ternyata meminta Qin lang
menyamar menjadi pelayan wanita dan menyuruh Qin lang untuk mengganti bajunya.
Xi Xian memberi aba-aba untuk Qin lang keluar, ia pun keluar dan telah berganti
dengan pakaian pelayan wanita lengkap dengan wig nya. Mereka berlari dengan
cepat diantar tamu, Qin lang tak sengaja menubruk Shan Dong. Xi Xian tampak
panik dan segera menyeret Qin lang pergi sebelum Shan Dong mengetahui yang
sebenarnya, Shan Dong terus memperhatikan Qin lang terutama betisnya.
Xin
Lei tak bisa lagi menahan tawanya saat melihat Qin lang, Qin lang marah-marah atas semua ulah Xin lei
dan menyuruhnya untuk cepat mulai masak. Qin Lang panik saat tak melihat tepung
jagung, Xin Lei tampak bingung, ia mengira Qin Lang lah yang seharusnya membawa
tepung jagung.
“Hey
aku sudah setuju untuk menolongmu tapi kau tak pernah bilang aku jug aharus
membawa tepung jagung”
“bagaimana
kau bisa begitu tak bertanggung jawab? Jika kau tak sungguh-sungguh mau
membantu kenapa kau bilang setuju”
“Aku
sudah berpakaian seperti ini dan kau masih bilang aku tak bersungguh-sungguh?!”
Xi
Xian masuk dan bertanya apa yang mereka lakukan, Xin lei menjelaskan keadaannya,
Xi Xian panik dan berkata “Apa kau harus kita lakukan sekarang?”
Akhirnya
Xi Xian dan Qin Lang kembali menyusuri para tamu demi untuk mencari tepung
jagung di restoran lain. Qin lang menerobos masuk ke dapur restoran cina. Ia
pun dipergoki dan dipaksa keluar. Qin lang keluar dari hotel, menyusuri jalan
raya berlari terus hingga akhirnya ia kembali menemui Xi Xian sambil membawa
sekantung tepung jagung.
Xin
Lei yang sedari tadi gelisah menunggu akhirnya bisa tenang setelah melihat Qin
Lang kembali membawa sekantung tepung jagung.
Mereka pun mulai masak, Qin lang
tampak kesal melihat Xin Lei hanya asik memperhatikan sementara ia yang terus
mengaduk adonan, ia pun menyuruh Xin lei gantian. Xin lei hendak menolak namun
Qin lang lebih dulu mengomel dan berteriak padanya, mau tak mau Xin Lei pun
akhirnya mengerjakannya.
Sambil mengaduk Xin Lei terus ngedumel dalam hati dan
berkata akan membuat perhitungan dengan Qin Lang. Sementara dalam pikiran Qin
lang, “Siapa yang peduli jika kau wanita, saat-saat genting seperti ini kau
tentu harus patuh padaku”
Qin
lang lalu memperhatikan cara mengaduk Xin Lei yang kacau, ia pun mengambil alih
pengaduk itu dari tangan Xin Lei. Masakan itu pun mulai dibuat, Xin Lei tampak
kagum melihat kepiawaian Qin lang memasak dan diam-diam memfotonya. Tiba-tiba
Qin lang berteriak meminta piring dan membuat Xin Lei kaget.
Xi
Xian panik saat melihat ibu Shan Dong datang, beliau bersikeras untuk mengecek
dapur meskipun Xi Xian berusaha untuk menghalanginya. Xin Lei dan Qin lang
terkejut saat turut mendengar suara ibunya Shan Dong, sangking paniknya Qin
lang sampai menjatuhkan sendok gorengnya ke lantai. Ibu Shan Dong pun tiba, Xin
Lei yang wajahnya masih tegang segera tersenyum dan berkata semuanya telah
siap. Dan benar saja, puluhan oyster omelet pun
telah tersaji rapi di atas meja, ibu Shan Dong tersenyum kagum atas
hasil kerja Xin Lei.
Makanan
itu pun dihidangkan, para tamu undangan tampak mengagumi masakan tersebut. Shan
Dong berkata pada tamunya bahwa masakan itu adalah masakan khas Taiwan yang
dibuat oleh Xin Lei. Xin Lei akhirnya merasa tenang karena seluruh tamu tampak
sangat menikmati hidangannya.
Ayah Shan Dong merasa senang ia berkata bahwa
putranya tak salah memilih istri, mulai dari sekarang mereka bisa membahas
rencana selanjutnya. Ayah Xin Lei tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan
minta agar pernikahan keduanya tidak ditunda-tunda lagi.
Shan
Dong mengantar Xin Lei ke depan pintu, ia heran karena tak melihat supir Xin
Lei lagi dan menanyakan keberadaannya. Xin Lei baru menyadari hal itu, ia pun
membuat alasan telah sengaja menyurh supirnya pulang duluan agar Shan Dong bisa
mengantarnya. Shan Dong menerima usulan tersebut dengan senang hati.
Shan
Dong kemudian mengajak Xin Lei bicara mengenai rencana pernikahan mereka namun
Xin Lei tidak fokus mendengar, Xin Lei dengan wajah resahnya minta agar Shan
Dong menurunkannya. Shan Dong pun bingung, Xin Lei berkata akan mengajak Xi
Xian melihat koleksi musim dingin terbaru di toko yang sering ia kunjungi.
Shan
Dong percaya dan menawarkan diri untuk ikut, Xin Lei langsung melarangnya, “kau
tahu ketika wanita berbelanja kami tidak suka jika ada pria di samping kami”
Shan Dong pun akhirnya menurunkan Xin Lei dan Xi Xian di pinggir jalan,
keduanya lantas tampak berjalan terburu-buru.
Xin
Lei ternyata kembali ke dapur hotel untuk mengeluarkan Qin lang yang ternyata
bersembunyi di dalam lemari. “Apa kau baik-baik saja?” ucap Xin Lei yang cemas
melihat Qin lang tertunduk lemas di dalam. Qin lang mengangkat wajah meweknya menatap Xin Lei.
Di
rumah Xin Lei, Xi Xian mencoba meluruskan kaki Qin lang yang kram, Xin Lei
tersenyum melihat Qin Lang teriak kesakitan. Xi Xian lalu pergi untuk membuat
teh. Qin lang tampak mengagumi rumah Xin Lei yang mewah. Xin Lei berdiri dan
berterima kasih pada Qin lang.
Qin lang berkata hal itu bukan masalah namun ia
minta agar Xin Lei merahasiakan dirinya yang telah memakai pakaian wanita. Xin
Lei tersenyum, ia kemudian memberi sebuah amplop pada Qin lang dan menyuruhnya
untuk membukanya.
Qin Lang membukanya perlahan, ia menemukan sebuah tiket
pesawat di dalamnya dan kembali marah karena Xin Lei kembali melakukan itu.
“kau
tidak menerimanya kemarin karena kau tak suka berhutang pada orang lain, aku
bisa mengerti itu. tapi hari ini kau telah memberi pertolongan besar padaku dan
aku tak suka berhutang pada orang lain, ini ucapan terima kasihku kau bisa
menerimanya dengan tenang dan kembali ke Taiwan”
“Apa
kau pikir aku membantumu kemarin untuk sebuah tiket pesawat?”
Xin
Lei menjadi merasa tak enak mendengarnya dan berkata “Meskipun tak begitu bukan
berarti kau tak bisa menerimanya”
“Aku
sudah menganggapmu sebagai teman”
“Apa
teman tak bisa memberikan tiket pesawat?”
Qin
lang emosi dan berkata sepertinya ia telah salah memilih teman, ia pun membuang
tiket tersebut dan pergi dengan kesal. Sebelum pergi ia berbalik dan berkata
dengan kasar bahwa ia tak suka menerima
hadiah dari seorang wanita seperti Xin Lei, Xin Lei pun tertegun dan tak
mengerti apa yang salah dari tindakannya.
Di
luar Qin lang mengomel, ia kesal karena Xin Lei menunjukkan kekayaannya dengan
tiket itu membuat dirinya terlihat sebagai orang yang sangat tidak mampu.
Xin
lei masih berpikir apa yang salah dalam tindakannya, ia merasa hal tadi
seharusnya tak pantas ia terima. Xin Lei pun bergegas pergi mengejar Qin lang.
Baik
Qin lang maupun Xin Lei sama- sama bingung mengapa mereka harus marah-marah
seperti itu namun karena kekerasan hati keduanya akhirnya perasaan itu
terbantahkan dan masing-masing merasa tindakannya sudah benar.
Xin
Lei mengikuti Qin lang hingga ke restauran, ia lalu berteriak memarahi Qin lang
dan keduanya bertengkar di hadapan para tamu.
“Apa
masalahmu?” tanya Xin Lei
“Apa
aku yang bermasalah? Kau lah yang bermasalah?”
“kau
lah yang bermasalah, kau tak mau uang untuk sepedamu, kau juga tak mau tiket
pesawat, apa yang kau mau?”
“Orang
seperti kau takkan mengerti”
“beritahu
aku”
“Aku
ingin dihormati!”
Semuanya
terdiam mendengarkan omongan itu termasuk Xin Lei sendiri.”Bicara mengenai
harga diri pada orang sepertimu hanya akan membuang waktu, kau tetap takkan
mengerti!”
Qin
lang lalu masuk ke dapur, Xin Lei berdiri terpaku lalu ia pun pergi. Hujan pun
turun, Xin Lei yang sedang kesal berjalan cepat dan terjatuh. Xin Lei yang
ternyata khawatir menyusul Xin Lei dan melihatnya terduduk di jalan.
Qin lang
mendekat memayungi Xin Lei dan mengulurkan tangan untuk membantunya. Xin Lei
manatap tangan itu sejenak kemudian menepisnya dan berkata ia tak perlu
kebaikan hati Qin lang.
Xin Lei lalu pergi, Qin Lang mengejarnya dan menarik
lengannya. “Ambil payung ini” ucap Qin lang. Xin Lei menolak dan berkat ia juga
punya harga diri. “Harga diri dan terkena demam itu dua hal yang berbeda” Qin
lang lalu meletakkan payung itu di genggaman Xin Lei, ia memberikan payung itu
pada Xin Lei lalu berjalan meninggalkannya. Xin Lei terus menatap kepergian Qin
lang dan bisa dibilang merasa tersentuh dengannya.
Temannya
Qin lang terkena flu, Qin lang bingung padahal ialah yang terkena hujan. Chen
Ren datang membahas pertengkaran Qin lang dengan Xin Lei tadi. Qin lang
menyatakan kekesalannya pada Xin Lei yang telah memberikannya tiket pesawat.
Teman-temannya
kaget karena Qin lang justru menolak tiket itu dan mengatainya bodoh. Qin Lang
tidak terima dan mengatakan keduanya materialistis, Qin lang lalu mengusir
kedua temannya itu. Sebelum tidur Qin lang bertekad mulai sekarang akan kembali
kekehidupan normalnya dan mulai melupakan Xin Lei.
Xin
Lei juga membahas masalah yang sama dengan Xi Xian namun kali ini Xi Xian membela
Qin lang hingga Xin Lei pun kesal. Xi Xian tersenyum dan mengatakan mulai hari
ini Xin Lei takkan bertemu lagi dengan Qin lang, Xin Lei merasa senang akan hal
itu.
Shan Dong lalu menelfon Xin Lei menanyakan kegiatan belanja Xin Lei hari
ini. Xin Lei yang sempat lupa akhirnya bisa menyambungkan kembali ceritanya, ia
pun merasa senang saat mendengar orang tuanya dan Shan Dong telah sepakat akan
mempersatukan mereka.
Keesokan
harinya kedua keluarga itu pun berkumpul di rumah Xin Lei. Xin Lei turun menyapa
calon mertuanya dan berkata bahwa mereka datang pagi-pagi sekali, “Ini sudah
bukan pagi, ini sudah siang” Xin Lei merasa tersindir atas ucapan ibu Shan
Dong.
Ibu
Xin Lei mencoba menghibur dengan mengajak ibu Shan Dong berjalan-jalan hanya
dengan ia dan Xin Lei.
Ibu Shan Dong merasa senang, meski tak tahu mau kemana
ia minta agar mereka berkeliling-keliling saja melihat kota Shanghai. Tak lama berjalan, ibu Xin Lei menyuruh supir
berhenti tepat di restauran 131 tempat Qin lang. Xin Lei tentu kaget menyadari
tempat itu, ibu merasa kagum karena tempat itu begitu ramai, ia pun merasa
penasaran dan mengajak mereka makan disana meski Xin Lei berusaha menghalangi.
Chen Ren menyapa mereka untuk masuk, Xin Lei memberikan aba-aba agar Chen ren
pura-pura tak mengenalnya, Ibu Shan Dong langsung memesan oyster omelet. Qin lang keluar, ia dan Xin Lei saling
bertatapan, Xin Lei lalu mohon ijin kebelakang pada keduanya dan menarik Qin lang
untuk bicara. Xin Lei memohon pada Qin lang untuk mengatakan pada tamunya bahwa
menu oyster omelet sudah habis, ia khawatir ibu Shan Dong akan menyadari
rasanya yang sama dengan buatannya. Qin lang tampak berfikir dan menarik nafas.
Akhirnya
ia pun mengatakan pada ibu Shan Dong bahwa oyster omelet mereka telah habis dan
yang baru diantar tadi adalah yang terakhir. Ibu Shan Dong merasa kecewa, Ibu Xin
Lei mengatakan mereka bisa datang lagi besok. Qin lang langsung bilang mulai
besok restauran mereka tak lagi menjual oyster omelet, Ibu Shan Dong kembali
kecewa dan hanya bisa menatap oyster omelet milik tetangga sebelahnya.
Tiba-tiba
tetangga sebelahnya itu memberikan oyster omeletnya pada ibu Shan Dong, Xin Lei
dan Qin lang spontan menghentikannya, kedua ibu itu merasa heran melihat
tingkah Xin Lei dan bertanya mengapa, “Karena itu masih panas” ucap Xin lei
yang kehabisan alasan. Ibu Shan Dong tersenyum dan mengatakan ia akan
memakannya pelan-pelan. Ia mulai mengangkat perlahan sedikit oyster omelet itu
sambil Xin Lei dan Qin Lang terus menatapnya dengan perasaan khawatir.
Qin lang
sudah tak punya ide lagi, ia pun langsung mengambil makanan yang dipegang ibu
Shan Dong dan memakan habis semua isi di piring. Semuanya tampak kaget melihat
ulah Qin lang yang mulutnya telah penuh dengan oyster omelet.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.