SINOPSIS

Friday, 17 May 2013

Corner With Love Eps 1 Part 2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Corner With Love Eps 1 Part 2
Shandong mengantar Xin Lei pulang dan Xin Lei tertidur di pundak Shan Dong. Xin Lei akhirnya bangun dan tersenyum malu karena tertidur. Shan Dong turut tersenyum dan berkata Xin Lei punya bau Khusus hari ini, Xin Lei pun tanya apa baunya tidak enak. Shan Dong menggeleng dan mengatakan baunya enak. Xin Lei balik senyum dan keduanya berpisah dengan bahagia.
Di kamarnya Xin Lei berfikir bahwa pria yang bau parfum dan pria yang bau dengan bau minyak dan asap itu sangat jauh berbeda. Pria yang berbau parfum itu selalu membuat nyaman dan orang yang hangat  sementara pria dengan bau minyak dan asap adalah pria yang kasar dan liar seperti minyak yang telah menyakiti tangannya.
 “Untungnya aku takkan pernah jatuh cinta dengan pria tipe minyak dan asap seperti itu” Xin Lei
Keesokan harinya, Xin Le beserta sekretarisnya bertemu dengan teman gendut Qin lang yang bernama Che Ren untuk mencari tahu mengapa Qin lang bekerja di Shanghai padahal ia adalah orang Taiwan. Chen Ren berkata Qin lang adalah orang yang hebat dan neneknya di Taiwan dijuluki ratu oyster omelet. 

Dan dari penjelasan tersebut akhirnya Xin Lei mengetahi bahwa Qin Lang telah ditipu oleh seorang agen di Taiwan bernama Zhang Dong Ming yang berjanji untuk menerbitkan lukisannya di Shanghai, hingga akhirnya agen tersebut membawa kabur dompet dan paspor milik Qin Lang. Qin Lang pun terpaksa bekerja di restauran tersebut untuk mendapat uang membeli tiket. Xin Lei sepertinya turut merasa prihatin akan nasib Qin Lang.
Malamnya, dengan diantar sang supir, Xin Lei akhirnya pergi menemui Qin Lang. Qin Lang cukup kaget melihat Xin Lei datang menemuinya.
Mereka pun akhirnya bicara di luar, Xin Lei dengan senang hati memberikan tiket  pesawat untuk pulang ke Taiwan pada Qin Lang. “Aku tak punya niat lain, hanya saja aku tak suka berhutang pada orang lain”
Bukannya senang Qin Lang yang punya harga diri tinggi justru melihat sikap Xin Lei, Xin Lei minta agar Qin Lang menganggap itu sebagai bayaran kursusnya, Qin Lang bersikeras menolak karena Xin Lei telah membayar kepada Cui Gue. “Aku benci jika dikasihani orang lain” ucap Qin Lang.
“Tidakkah kau ingin kembali ke Taiwan” tanya Xin Lei yang tak habis pikir dengan sifat Qin Lang
“Itu urusanku, berhenti menjadi pengganggu dan suka ikut campur” Qin Lang menyuruh Xin Lei mengurus dirinya saja untuk penampilan besok.
Xin Lei balik emosi, ia berkata tak ada yang tak bisa dilakukannya.
“Baiklah, kalau begitu selamat tinggal” ucap Qin Lang, Xin Lei marah dan berkata mereka takkan pernah akan bertemu lagi
Xin Lei dan Qin Lang sama-sama langsung berbalik dan berjalan di jalannya masing-masing.
Xin Lei mencoba kembali membuat oyster omelet  namun tampaknya hal itu tak mudah baginya terlebih ia sendiri masih takut kan cipratan minyak sampai-sampai seladanya pun ia lemparkan begitu saja dan telurnya di lempar mentah-mentah dan baru dihancurkan di wajan. 
Sekretarisnya memandang hasil masakan itu dengan pesimis, ia menyarankan agar Xin Lei menelfon Qin Lang saja untuk minta bantuan. Xin Lei menolak dan yakin bahwa besok dirinya pasti akan siap untuk menyajikan masakan itu. Namun tak berapa lama kemudian Xin lei pun menelfon Qin lang untuk meminta bantuan.
Qin Lang merasa menang, ia pun tersenyum melihat Xin Lei karena baru saja Xin Lei bilang takkan pernah bertemu lagi dengannya. Xin Lei menahan rasa kesalnya karena kali ini ia benar-benar butuh bantuan Qin lang. Xin Lei menatap Qin lang dengan wajah masam namun ia segera pura-pura tersenyum saat Qin lang berbalik melihatnya. 
Senyuman Xin Lei membuat Qin lang tertegun dan berbalik, “Di bawah cahaya bulan wanita ini tiba-tiba mengubah kepribadiannya? Senyuman yang manis” pikir Qin Lang.

“Dari apa yang aku amati beberapa hari ini kau pasti adalah orang yang datang kepada orang yang butuh bantuan” Qin lang agak tercengang mendengar ucapan Xin Lei itu
“Ketika orang lain dalam masalah kau pasti akan datang dan menyelamatkannya, aku benar kan?” Qin Lang masih terpaku di tempatnya. Xin Lei lalu maju mendekat, Qin Lang terlihat salah tingkah dan ingin menghindari wajah Xin Lei yang dekat dengannya dan ia pun kaget saat Xin Lei bilang,”Aku membutuhkanmu”
Keesokannya sekretaris Xin Lei pun bertanya apakah Xin Lei  lah yang meminta Qin lang untuk membantu dirinya kembali. Xin Lei menyanggah dengan santai, ia pun bilang bahwa Qin Lang yang menelfonnya dan tanya apa ia butuh bantuan dan Xin Lei tak enak hati menolaknya. Sekretarisnya meragukan kebenaran cerita Xin Lei itu.
“Apa benar seperti itu” tanya sekretarisnya yang merasa tak yakin, Xin Lei mengiyakan.
“Kenapa aku tidak merasa bahwa dia adalah jenis pria baik hati seperti itu?”
Glekk....Xin Lei tak bisa menjawab lagi dan hanya menggeleng seolah berkata “entahlah”
Sementara di tempat Qin lang teman-temannya heran mengapa Qin lang mau menuruti permintaan Xin Lei yang setahu mereka sangat dibencinya.
“Dia yang memanggilku tengah malam untuk memohon bantuan, apa kalian pikir aku suka melayani wanita kaya seperti itu? dia bicara sambil menangis terisak-isak kepadaku, kalian tahu kan aku tak bisa melihat wanita menangis” kira-kira begitulah cara Qin lang mengelak untuk mempertahankan harga dirinya. Che Ren pun setuju mendengar hal itu karena Xin lei itu sangat cantik.
Che Ren memandangi Qin Lang, ia juga merasa sepertinya Qin Lang bukanlah pria yang begitu baik hati, “Aku sudah menganggapnya sebagai teman” sang teman yang satu lagi membela Qin lang adalah orang baik hingga bisa tertipu dan tiket pesawatnya dicuri.
 Qin lang baru teringat hal itu, dengan marah ia pun bertanya siapa temannya yang telah besar mulut memberitahukan hal itu pada Xin Lei.
“itu bukan aku” ucap temannya sambil menunjuk Che Ren. Che Ren pun dipelototi oleh Qin Lang.  Cha Ren pun beralasan kini Xin Lei dan Qin Lang telah berteman maka berbagi sedikit rahasia sah saja diantara teman.
Qin lang menemui Xin Lei, ia kembali kesal karena Xin Lei memintanya berpura-pura menjadi supirnya. Xin Lei mengatakan pesta itu sangatlah besar dan dihadiri oleh orang kaya dan penting sehingga tak sembarangan orang bisa masuk kesana. Qin Lang tetap menolak . “Bukankah sebelumnya kau bilang agar aku mengganti supirku? Baiklah aku akan menurutimu sekarang, bagaimana bisa kau tidak mau menolongku untuk hal seperti ini” Qin Lang tak bisa lagi menolak apalagi senyum Xin Lei yang mengeluarkan Love tampak begitu manis.
Xin Lei kemudian menyebutkan beberapa peraturan yang harus dipatuhi Qin lang sebagai supirnya, sambil menyebutkan satu per satu hari dimana Qin lang harus menajdi supir juga dimulai.
Peraturan pertama, Qin Lang harus selalu membukakan pintu untuk Xin Lei baik itu masuk ataupun keluar mobil.
Qin lang tampak bosan di dalam mobil apalagi lagu yang diputar tidak membuatnya bersemangat. Xin Lei menyuruhnya diam. Peraturan kedua, tidak boleh sembarangan bicara.
Qin lang mulai mengantuk, sesekali matanya terpejam  ketika mengemudi, ia pun tersentak ketika melihat seorang pejalan kaki dan segera mengerem mobilnya.  Qin lang keluar dan meminta maaf.
Peraturan ketiga, mengerem mendadak tidak diijinkan. Qin lang merilekskan badannya sebentar, ia tampak kesal berada di dalam mobil. Setelah masuk, sekretaris mengingatkan Qin lang kembali untuk berhati-hati.
“Siapa suruh kau harus mendengarkan musik yang membosankan seperti ini? untuk keselamatan tolong berikan supir sedikit kebebasan, okey” Qin Lang akhirnya mencurahkan keeksalannya dan seakan tak peduli lagi ia pun menyalakan musik upbeat dengan keras lalu bernyanyi dan bergoyang seperti orang kesurupan. Haha...”Lihat, begini lebih baik!”
Mereka akhirnya tiba, Xin lei tersenyum kembali saat melihat Shan Dong datang hendak membukakan pintu mobil untuknya. Namun ia kembali kesal saat Qin lang yang tak tahu apa-apa kembali menjalankan tugasnya untuk membukakan pintu buat Xin Lei meski ia harus menubruk Shan Dong dengan keras. “Kenapa kau begitu kasar” ucap Xin Lei pada Qin lang. Shan Dong minta untuk tak mempersoalkan hal itu, ia menyadari supir baru Xin Lei dan menyodorkan tangan untuk berkenalan. 
Qin lang dengan cara tak formalnya turut menyambut tangan Shan Dong.  Seretaris memperkenalkan Shan Dong pada Qin Lang sebagai tunangan Xin Lei. “Kau terlihat sangat sempurna, aku lebih suka melihatmu” Xin Lei menghentikan Qin Lang bicara saat dirinya hendak dibahas dengan menyuruh Qin Lang memarkirkan mobil. Qin Lang tak bisa menolak karena ia sudah berjanji untuk membantu, ia pun membanting pintu mobil dengan keras karena kesal.
Baik orang tua Shan Dong dan Xin Lei beserta tamu-tamu lain menyambut meriah kedatangan keduanya.
Qin lang akhirnya masuk ke ruang tunggu khusus supir, ia pun tertegun saat menyadari isi ruangan itu adalah orang-orang yang tak berbicara sedikit pun. Ia pun mencoba untuk mengajak mereka bicara namun sepertinya sia-sia belaka.
Ibu Shan Dong memperkenalkan Xin Lei pada beberapa tamu penting mereka. Ibu Shang Dong sepertinya terpana melihat Xin Lei yang dapat dengan mudah berbaur dengan para tamu.
Sementara itu Qin lang masih  terus berusaha keras mengajak teman-teman barunya itu bicara namun akhirnya ia harus kecewa karena jangankan bicara mereka bahkan tak bergerak sedikitpun.
Ibu Shan Dong akhirnya mengingatkan Xin Lei untuk segera mempersiapkan hidangannya. Xin Lei pun pergi dengan tenang setelah berkata akan segera mempersiapkannya. Qin lang membaca sms nya yang berkata ia akan dijemput sebentar lagi dan menyuruhnya bersiap mengganti pakaian, Qin lang pun bingung apa maksud dari berganti pakaian itu. 

Xi Xian, sekretaris Xin Lei ternyata meminta Qin lang menyamar menjadi pelayan wanita dan menyuruh Qin lang untuk mengganti bajunya. Xi Xian memberi aba-aba untuk Qin lang keluar, ia pun keluar dan telah berganti dengan pakaian pelayan wanita lengkap dengan wig nya. Mereka berlari dengan cepat diantar tamu, Qin lang tak sengaja menubruk Shan Dong. Xi Xian tampak panik dan segera menyeret Qin lang pergi sebelum Shan Dong mengetahui yang sebenarnya, Shan Dong terus memperhatikan Qin lang terutama betisnya.
Xin Lei tak bisa lagi menahan tawanya saat melihat Qin lang,  Qin lang marah-marah atas semua ulah Xin lei dan menyuruhnya untuk cepat mulai masak. Qin Lang panik saat tak melihat tepung jagung, Xin Lei tampak bingung, ia mengira Qin Lang lah yang seharusnya membawa tepung jagung.
“Hey aku sudah setuju untuk menolongmu tapi kau tak pernah bilang aku jug aharus membawa tepung jagung”
“bagaimana kau bisa begitu tak bertanggung jawab? Jika kau tak sungguh-sungguh mau membantu kenapa kau bilang setuju”
“Aku sudah berpakaian seperti ini dan kau masih bilang aku tak bersungguh-sungguh?!”
Xi Xian masuk dan bertanya apa yang mereka lakukan, Xin lei menjelaskan keadaannya, Xi Xian panik dan berkata “Apa kau harus kita lakukan sekarang?”
Akhirnya Xi Xian dan Qin Lang kembali menyusuri para tamu demi untuk mencari tepung jagung di restoran lain. Qin lang menerobos masuk ke dapur restoran cina. Ia pun dipergoki dan dipaksa keluar. Qin lang keluar dari hotel, menyusuri jalan raya berlari terus hingga akhirnya ia kembali menemui Xi Xian sambil membawa sekantung tepung jagung.
Xin Lei yang sedari tadi gelisah menunggu akhirnya bisa tenang setelah melihat Qin Lang kembali membawa sekantung tepung jagung. 
Mereka pun mulai masak, Qin lang tampak kesal melihat Xin Lei hanya asik memperhatikan sementara ia yang terus mengaduk adonan, ia pun menyuruh Xin lei gantian. Xin lei hendak menolak namun Qin lang lebih dulu mengomel dan berteriak padanya, mau tak mau Xin Lei pun akhirnya mengerjakannya. 
Sambil mengaduk Xin Lei terus ngedumel dalam hati dan berkata akan membuat perhitungan dengan Qin Lang. Sementara dalam pikiran Qin lang, “Siapa yang peduli jika kau wanita, saat-saat genting seperti ini kau tentu harus patuh padaku”
Qin lang lalu memperhatikan cara mengaduk Xin Lei yang kacau, ia pun mengambil alih pengaduk itu dari tangan Xin Lei. Masakan itu pun mulai dibuat, Xin Lei tampak kagum melihat kepiawaian Qin lang memasak dan diam-diam memfotonya. Tiba-tiba Qin lang berteriak meminta piring dan membuat Xin Lei kaget.
Xi Xian panik saat melihat ibu Shan Dong datang, beliau bersikeras untuk mengecek dapur meskipun Xi Xian berusaha untuk menghalanginya. Xin Lei dan Qin lang terkejut saat turut mendengar suara ibunya Shan Dong, sangking paniknya Qin lang sampai menjatuhkan sendok gorengnya ke lantai. Ibu Shan Dong pun tiba, Xin Lei yang wajahnya masih tegang segera tersenyum dan berkata semuanya telah siap. Dan benar saja, puluhan oyster omelet pun  telah tersaji rapi di atas meja, ibu Shan Dong tersenyum kagum atas hasil kerja Xin Lei.
Makanan itu pun dihidangkan, para tamu undangan tampak mengagumi masakan tersebut. Shan Dong berkata pada tamunya bahwa masakan itu adalah masakan khas Taiwan yang dibuat oleh Xin Lei. Xin Lei akhirnya merasa tenang karena seluruh tamu tampak sangat menikmati hidangannya. 
Ayah Shan Dong merasa senang ia berkata bahwa putranya tak salah memilih istri, mulai dari sekarang mereka bisa membahas rencana selanjutnya. Ayah Xin Lei tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan minta agar pernikahan keduanya tidak ditunda-tunda lagi.
Shan Dong mengantar Xin Lei ke depan pintu, ia heran karena tak melihat supir Xin Lei lagi dan menanyakan keberadaannya. Xin Lei baru menyadari hal itu, ia pun membuat alasan telah sengaja menyurh supirnya pulang duluan agar Shan Dong bisa mengantarnya. Shan Dong menerima usulan tersebut dengan senang hati.

Shan Dong kemudian mengajak Xin Lei bicara mengenai rencana pernikahan mereka namun Xin Lei tidak fokus mendengar, Xin Lei dengan wajah resahnya minta agar Shan Dong menurunkannya. Shan Dong pun bingung, Xin Lei berkata akan mengajak Xi Xian melihat koleksi musim dingin terbaru di toko yang sering ia kunjungi. 
Shan Dong percaya dan menawarkan diri untuk ikut, Xin Lei langsung melarangnya, “kau tahu ketika wanita berbelanja kami tidak suka jika ada pria di samping kami” Shan Dong pun akhirnya menurunkan Xin Lei dan Xi Xian di pinggir jalan, keduanya lantas tampak berjalan terburu-buru.
Xin Lei ternyata kembali ke dapur hotel untuk mengeluarkan Qin lang yang ternyata bersembunyi di dalam lemari. “Apa kau baik-baik saja?” ucap Xin Lei yang cemas melihat Qin lang tertunduk lemas di dalam. Qin lang mengangkat wajah meweknya menatap Xin Lei.
Di rumah Xin Lei, Xi Xian mencoba meluruskan kaki Qin lang yang kram, Xin Lei tersenyum melihat Qin Lang teriak kesakitan. Xi Xian lalu pergi untuk membuat teh. Qin lang tampak mengagumi rumah Xin Lei yang mewah. Xin Lei berdiri dan berterima kasih pada Qin lang.
Qin lang berkata hal itu bukan masalah namun ia minta agar Xin Lei merahasiakan dirinya yang telah memakai pakaian wanita. Xin Lei tersenyum, ia kemudian memberi sebuah amplop pada Qin lang dan menyuruhnya untuk membukanya. 
Qin Lang membukanya perlahan, ia menemukan sebuah tiket pesawat di dalamnya dan kembali marah karena Xin Lei kembali melakukan itu.
“kau tidak menerimanya kemarin karena kau tak suka berhutang pada orang lain, aku bisa mengerti itu. tapi hari ini kau telah memberi pertolongan besar padaku dan aku tak suka berhutang pada orang lain, ini ucapan terima kasihku kau bisa menerimanya dengan tenang dan kembali ke Taiwan”
“Apa kau pikir aku membantumu kemarin untuk sebuah tiket pesawat?”
Xin Lei menjadi merasa tak enak mendengarnya dan berkata “Meskipun tak begitu bukan berarti kau tak bisa menerimanya”
“Aku sudah menganggapmu sebagai teman”
“Apa teman tak bisa memberikan tiket pesawat?”
Qin lang emosi dan berkata sepertinya ia telah salah memilih teman, ia pun membuang tiket tersebut dan pergi dengan kesal. Sebelum pergi ia berbalik dan berkata dengan kasar bahwa ia  tak suka menerima hadiah dari seorang wanita seperti Xin Lei, Xin Lei pun tertegun dan tak mengerti apa yang salah dari tindakannya.
Di luar Qin lang mengomel, ia kesal karena Xin Lei menunjukkan kekayaannya dengan tiket itu membuat dirinya terlihat sebagai orang yang sangat tidak mampu.
Xin lei masih berpikir apa yang salah dalam tindakannya, ia merasa hal tadi seharusnya tak pantas ia terima. Xin Lei pun bergegas pergi mengejar Qin lang.
Baik Qin lang maupun Xin Lei sama- sama bingung mengapa mereka harus marah-marah seperti itu namun karena kekerasan hati keduanya akhirnya perasaan itu terbantahkan dan masing-masing merasa tindakannya sudah benar.
Xin Lei mengikuti Qin lang hingga ke restauran, ia lalu berteriak memarahi Qin lang dan keduanya bertengkar di hadapan para tamu.
“Apa masalahmu?” tanya Xin Lei
“Apa aku yang bermasalah? Kau lah yang bermasalah?”
“kau lah yang bermasalah, kau tak mau uang untuk sepedamu, kau juga tak mau tiket pesawat, apa yang kau mau?”
“Orang seperti kau takkan mengerti”
“beritahu aku”
“Aku ingin dihormati!”
Semuanya terdiam mendengarkan omongan itu termasuk Xin Lei sendiri.”Bicara mengenai harga diri pada orang sepertimu hanya akan membuang waktu, kau tetap takkan mengerti!”
Qin lang lalu masuk ke dapur, Xin Lei berdiri terpaku lalu ia pun pergi. Hujan pun turun, Xin Lei yang sedang kesal berjalan cepat dan terjatuh. Xin Lei yang ternyata khawatir menyusul Xin Lei dan melihatnya terduduk di jalan. 
Qin lang mendekat memayungi Xin Lei dan mengulurkan tangan untuk membantunya. Xin Lei manatap tangan itu sejenak kemudian menepisnya dan berkata ia tak perlu kebaikan hati Qin lang. 
Xin Lei lalu pergi, Qin Lang mengejarnya dan menarik lengannya. “Ambil payung ini” ucap Qin lang. Xin Lei menolak dan berkat ia juga punya harga diri. “Harga diri dan terkena demam itu dua hal yang berbeda” Qin lang lalu meletakkan payung itu di genggaman Xin Lei, ia memberikan payung itu pada Xin Lei lalu berjalan meninggalkannya. Xin Lei terus menatap kepergian Qin lang dan bisa dibilang merasa tersentuh dengannya.
Temannya Qin lang terkena flu, Qin lang bingung padahal ialah yang terkena hujan. Chen Ren datang membahas pertengkaran Qin lang dengan Xin Lei tadi. Qin lang menyatakan kekesalannya pada Xin Lei yang telah memberikannya tiket pesawat. 
Teman-temannya kaget karena Qin lang justru menolak tiket itu dan mengatainya bodoh. Qin Lang tidak terima dan mengatakan keduanya materialistis, Qin lang lalu mengusir kedua temannya itu. Sebelum tidur Qin lang bertekad mulai sekarang akan kembali kekehidupan normalnya dan mulai melupakan Xin Lei.
Xin Lei juga membahas masalah yang sama dengan Xi Xian namun kali ini Xi Xian membela Qin lang hingga Xin Lei pun kesal. Xi Xian tersenyum dan mengatakan mulai hari ini Xin Lei takkan bertemu lagi dengan Qin lang, Xin Lei merasa senang akan hal itu.
Shan Dong lalu menelfon Xin Lei menanyakan kegiatan belanja Xin Lei hari ini. Xin Lei yang sempat lupa akhirnya bisa menyambungkan kembali ceritanya, ia pun merasa senang saat mendengar orang tuanya dan Shan Dong telah sepakat akan mempersatukan mereka.
Keesokan harinya kedua keluarga itu pun berkumpul di rumah Xin Lei. Xin Lei turun menyapa calon mertuanya dan berkata bahwa mereka datang pagi-pagi sekali, “Ini sudah bukan pagi, ini sudah siang” Xin Lei merasa tersindir atas ucapan ibu Shan Dong.
Ibu Xin Lei mencoba menghibur dengan mengajak ibu Shan Dong berjalan-jalan hanya dengan ia dan Xin Lei. 
Ibu Shan Dong merasa senang, meski tak tahu mau kemana ia minta agar mereka berkeliling-keliling saja melihat kota Shanghai.  Tak lama berjalan, ibu Xin Lei menyuruh supir berhenti tepat di restauran 131 tempat Qin lang. Xin Lei tentu kaget menyadari tempat itu, ibu merasa kagum karena tempat itu begitu ramai, ia pun merasa penasaran dan mengajak mereka makan disana meski Xin Lei berusaha menghalangi. 
Chen Ren menyapa mereka untuk masuk, Xin Lei memberikan aba-aba agar Chen ren pura-pura tak mengenalnya, Ibu Shan Dong langsung memesan oyster omelet.  Qin lang keluar, ia dan Xin Lei saling bertatapan, Xin Lei lalu mohon ijin kebelakang pada keduanya dan menarik Qin lang untuk bicara. Xin Lei memohon pada Qin lang untuk mengatakan pada tamunya bahwa menu oyster omelet sudah habis, ia khawatir ibu Shan Dong akan menyadari rasanya yang sama dengan buatannya. Qin lang tampak berfikir dan menarik nafas.
Akhirnya ia pun mengatakan pada ibu Shan Dong bahwa oyster omelet mereka telah habis dan yang baru diantar tadi adalah yang terakhir. Ibu Shan Dong merasa kecewa, Ibu Xin Lei mengatakan mereka bisa datang lagi besok. Qin lang langsung bilang mulai besok restauran mereka tak lagi menjual oyster omelet, Ibu Shan Dong kembali kecewa dan hanya bisa menatap oyster omelet milik tetangga sebelahnya. 
Tiba-tiba tetangga sebelahnya itu memberikan oyster omeletnya pada ibu Shan Dong, Xin Lei dan Qin lang spontan menghentikannya, kedua ibu itu merasa heran melihat tingkah Xin Lei dan bertanya mengapa, “Karena itu masih panas” ucap Xin lei yang kehabisan alasan. Ibu Shan Dong tersenyum dan mengatakan ia akan memakannya pelan-pelan. Ia mulai mengangkat perlahan sedikit oyster omelet itu sambil Xin Lei dan Qin Lang terus menatapnya dengan perasaan khawatir. 
Qin lang sudah tak punya ide lagi, ia pun langsung mengambil makanan yang dipegang ibu Shan Dong dan memakan habis semua isi di piring. Semuanya tampak kaget melihat ulah Qin lang yang mulutnya telah penuh dengan oyster omelet.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.