SINOPSIS

Sunday 12 May 2013

Corner With Love Eps 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
From Corner With Love Eps 1
Come back again with the new drama. Gak baru juga sih kalo menurut tahunnya, hehe...Tulisan ini di buat agar kamu-kamu bisa bernostalgia lagi, cieileehh...
Bukan berarti saya sudah tua, mungkin jiwanya saja yang tua, but anyway semoga para readers bisa terhibur dan merasa senang sesenang saya saat membuat tulisan ini ^^
Cerita ini diawali dengan pengenalan 2 tokoh utama kita yaitu Qin Lang dan Yu Xin Lei. Keduanya digambarkan sebagai sosok yang sangat bersebrangan. Misalnya aja dari yang disingkat tentunya kita jabarkan sebagai berikut.
Lokasi Shanghai
Qin Lang (Show Lo) : seorang pemuda yang bekerja sebagai seorang koki di sebuah restoran kecil, masakan andalannya adalah oyster omelet, hobinya adalah melukis di atap rumap rumahnya dan lebih menyukai kesendirian.
Kebiasaan, suka jajan di pinggir jalan, lebih murah lebih bagus dan akan lebih baik lagi jika bisa gratis.
Xin Lei (Barbie Hsu):berasal dari keluarga kalangan atas dan selalu menggunakan barang-barang bermerk mahal. Keluarganya adalah pebisnis dalam hal investasi, ia juga selalu disayangi semua orang. Hobinya menikmati teh di sore hari di taman yang indah sambil menebar pesonanya.
Kebiasaan, menggunakan kartu kredit seperti ia mengedipkan mata, semakin mahal semakin ia ingin beli, benda-benda berkilauan dapat dengan mudah pindah ketangannya
Pagi itu Qin lang mendapat pesanan, ia pun bergegas untuk mengantarkan oyster omelet dengan sepedanya. Sementara Yu Xin Lei juga tengah bersiap untuk pergi, sang sopir membukakan pintu mobil untuknya dengan penuh hormat.

Lanjut Prolog dari masing-masing tokoh cerita.
Qin Lang : “Guruku pernah berkata bahwa hidup itu sangat menyenangkan karena punya banyak sudut (Kelokan), beberapa mendebarkan dan berbahaya, beberapa sudut berisi kejutan. Apakah itu berbahaya atau kejutan jika kau tidak berjalan kesana kau tentu tak tahu apa yang akan kau temukan di sudut berikutnya, disetiap sudut itu selalu terdapat cerita, (beberapa pejalan kaki menyapa ramah pada Xin Lang) terlepas itu adalah bagian hidup seseorang di jalan yang ramai, mungkin kau mungkin juga aku,akan tetapi aku suka sudut”
Yu Xin Lei:  “Aku tak suka sudut, jika aku mengambil jalan ini untuk bepergian itu karena aku suka pemandangannya, terkadang ketika aku berbelok aku berakhir dengan melihat hal yang tak ingin aku lihat atau bencana yang tak terduga muncul."

Xin Lei yang sedang menelfon kaget melihat seekor anjing berada di tengah jalan dan langsung berteriak meminta sang supir berhenti. Dari belokan satunya, Qin lang yang tengah naik sepeda dengan kencang akhirnya menabrak mobil Xin Lei dan terhempas jatuh ke aspal dengan posisi yang sangat aneh.
 “Oleh karena itu aku tak suka sudut (kelokan)” Xin Lei.
Ban sepeda Qin Lang akhirnya penyok, keduanya kini berada di kantor polisi. Supir Xin lei mencoba menjelaskan keadaan pada petugas polisi. Qin Lang tak setuju dibilang sebagai penabrak.
“kau pasti buru-buru bukan?” tanya Xin Lei
“Aku sedang mengantar makanan, tentu saja” ucap Qin Lang kesal.
“Bukankah itu berarti karena kau sedang terburu-buru, jika tidak kita tak seharusnya bertabrakan dan hampir melukai anjing kecil yang malang itu”
Qin Lang terdiam sejenak menyadari kebenaran hal itu, ia lalu berkata jika sepedanya telah rusak.”Bahkan harga sepeda yang kau gunakan tak sebanding dengan harga mencuci mobil kami” ucap sang supir. 
Sang petugas lalu minta agar Qin Lang membayar uang untuk mengecat kembali mobil itu. Qin Lang berteriak marah, ia mendekat pada Xin Lei dengan kesal.
“Nona aku tau jika kau tidak menghindari anjing itu maka nyawa yang suci akan hilang, tapi kalian mengerem dengan tiba-tiba! Kalian tidak bisa begitu saja menyalahkanku!”
Xin Lei agak takut dan bertanya apa yang diinginkan Qin Lang sekarang. “Ganti supirmu” ucap Qin lang, sang supir melotot dan sang petugas membenarkan ucapan tersebut. 
Qin Lang menatap Xi Lei dan berfikir Xin Lei adalah wanita angkuh yang berkilauan, sementara Xin Lei berfikir Qin lang tak punya tata krama saat bicara.
Petugas menyimpulkan bahwa mereka berdua sama-sama punya kesalahan, intinya tak ada yang bisa dihukum, maka kasus pun selesai dan keduanya kembali ke kendaraannya masing-masing. 
Xin lei memperhatikan ban sepeda Qin lang yang sudah peyot itu dan mengeluarkan sejumlah uang, ia melemparkannya begitu saja dari dalam mobilnya ke dalam keranjang sepeda Qin lang. Qin Lang menjadi kesal, Xin Lei bilang itu untuk membeli sepeda yang baru.
Qin lang menolak karena Xin Lei tadi bilang bahwa ia tak bersalah.
 “Ini adalah kemurahan hatiku, bukan berarti aku menerima bahwa aku salah” 
Qin Lang menolak dengan tegas dan berkata yang ia mau adalah permohonan maaf bukan uang, ia pun melempar uang itu kembali dan berjalan tegak sambil memapah sepedanya.
Sesampainya di restauran Qin Lang malah disambut dengan ocehan bos nya, bos nya marah-marah karena Qin Lang telah merusak sepedanya dan takut mereka akan kehilangan banyak pelanggan karena itu.
”Aku lebih menyedihkan darimu tau, aku telah menabung satu bulan untuk kembali ke Taiwan, tapi sekarang aku harus membayar uang untuk ganti rugi pelanggan dan sepedaku yang rusak” Qin Lang kini balik marah-marah pada bos nya dan menolak untuk bekerja karena mood nya sedang tak baik. 
Bos bertanya tentang pesanan 5 oyster omelet yang harus dibuat, “potong saja dari gajiku!” teriak Qin Lang, ia pun langsung tidur dengan kesal. Bos akhirnya menanyakan kondisi kaki Qin Lang, “tak butuh” ucap Qin Lang cuek.
Jalanan begitu ramai, Xin Lei heran mengapa supirnya mengambil jalan ini padahal tau jalan ini selalu macet. Seorang pemuda berjalan ke arah Xin lei, ia pun membuka mobil Xin lei dan menculiknya, keduanya berlari dengan bahagia diantara kemacetan tersebut.
Mereka sampai di sebuah toko, Xin Lei menertawai pemuda itu karena toko itu sudah tutup. Namun sang pemuda tetap mengajaknya untuk masuk. Dan ketika di dalam lampu ruangan pun tiba-tiba menyala. Xin Lei tengah berada di toko perhiasan lengkap dengan para pegawai yang menyambutnya. 
Sang pemuda yang bernama Shang Dong ternyata menyiapkan hal itu untuk melamar Xi lei, ia pun memberikan sebuah cincin yang bentuknya sama persis dengan yang dulu diinginkan Xin lei.
Flashback : Xin Lei datang ke toko tersebut untuk mencari sebuah cincin dengan bentuk yang dinginkannya namun ia ditolak oleh sang pegawai karena bentuk cincin itu belum ada. Xin lei pun pulang dengan kesal, ia tak sengaja menabrak Shang Dong dan menjatuhkan sketsanya. 
Shang Dong terpesona pada pandangan pertama saat melihat Xin lei dan berharap bisa bertemu lagi dengannya. Dan benar saja mereka pun akhirny abertemu di sebuah pesta, saat itu Xin lei maju untuk bermain piano. Shang Dong berkata dalam hati ia akan selalu membuat Xin lei bahagia dan memberikan apapun yang diinginkannya.
Xin lei dan Shan Dong lanjut dengan acara makan malam, Xin lei berkata ia merasa marah pada Shan Dong karena baru mengetahui kenyataan itu setelah 2 tahun, Shan Dong pun tersenyum dan meminta maaf. Xin lei sambil tersenyum mengatakan bahwa ia tak bisa dimaafkan semudah itu.
Shan Dong tanya apa yang haru ia lakukan, “Apakah aku harus?” Xin Lei langsung tersenyum mengiyakan. Ternyata Shan Dong menyanyikan lagu “Five little six little indian” untuk Xi Lei. Xin Lei pun tertawa menikmati pertunjukan tersebut.
“Mereka semua bilang kebahagiaan seperti pangeran dan putri hanyalah dongeng belaka, tapi siapa yang bisa yakin bahwa cerita dongeng itu tidak ada? Mulai saat ini dongeng yang sesungguhnya ada dihadapanku dan menjadi masa depanku, akulah orang paling bahagia di dunia” (Xin lei)
Xin lei pun mengantarkan Shan Dong pulang dan tersenyum menatap cincinnya.
Ibu Xin Lei tersenyum gembira melihat cincin tersebut. Xin Lei bilang orang tua Shan Dong akan segera kembali dari Amerika, “Mereka ingin melihat menantu mereka kan?” ucap Ayah Xin Lei, Xin Lei membenarkan. “Dengan begini keluarga kita akan selamat”
“Xin Lei sungguh merupakan harta berharga keluarga kita” Xin Lei sedikit bingung mendengar ucapan kedua orang tuanya. Sang ayah berkata selama kebahagiaan Xin Lei terjamin mereka takkan lagi khawatir. Xin lei bersandar bahagia pada ibunya.
Pagi pun tiba, sekretaris Xin Lei datang menarik tirai dan membawakannya sarapan (Kita bilang saja sekretaris karena tidak pantas juga juga disebut pelayan) “kau pagi sekali disini?”
“tentu saja karena hari ini kau harus terlihat lebih cantik, lebih elegan dan lebih istimewa dari biasa”
Xin Lei tersenyum bahagia, ia pun memakai cincinnya kembali. 
Tak lama ia marah saat melihat  lemari pakaiannya yang tak diatur dengan baik. Ia berteriak memanggil Li Sao pembantunya. Xin lei marah karena pakaiannya tak digantung ssuai urutan warna, putih, kuning, pink, hijau,biru dan hitam. Sang pembantu ketakutan dan segera mengambil warna baju yang salah ia tempatkan itu.
Di restoran kecilnya, sang bos sempat bingung karena mendengar pengunjungnya minta dibuatkan 2 oyster omelet. Tak lama Xin lang muncul dan berkata akan membuatkannya.
Sang bos membantu Xin Lang di dapur, ia minta agar Xin lang tak terlalu tinggi hati hanya karena oyster omeletnya menjadi andalan disana.”Aku bisa saja menghapus menu itu”
Xin Lang menyebut ide Cui Gue (sang bos) itu brilian, Xin lang berteriak agar pelayan gemuk menghapus segera menu itu sang bos langsung memotong ucapannya dan berkata bahwa menu itu akan segera disiapkan. Yup Xin Lang menang.dan Cui Gue harus menahan malu.
Shan Dong tengah menunggu Xin Lei untuk bertemu dengan orang tuanya namun jalanan begitu macet sehingga mereka memberitahu Shan Dong akan datang terlambat. Ibu Shan Dong bilang tak ada kemacetan saat mereka datang tadi, Shan Dong beralasan bahwa jalur mereka berbeda. Sang ibu yang susah lama tinggal di Shanghai menganggap hal itu hanya mengada-ada.
Keluarga Xin Lei pun tiba dan acara pertemuan itu pun akhirnya dimulai. Ayah Xin Lei ingin agar setelah menikah keduanya bisa tinggal di rumah yang besar agar mereka merasa lebih nyaman, Ayah Shan Dong tampaknya juga setuju. Ibu Xin Lei juga senang, ia berkata suaminya sungguh beruntung karena tengah mendapatkaan banyak investor, ayah Shan Dong mengatakan ingin bekerja sama dengan mereka.
Ibu Shan Dong minta mereka berhenti membicarakan bisnis, ia pun bertanya kepandaian Xin Lei bermain piano. Ibu Xin Lei membenarkan dan turut menambahkan pujian untuk putrinya itu.
ibu Shan Dong lalu bertanya apakah Xin Lei suka memasak, sebenarnya ibu Xin Lei ingin berkata jujur bahwa putrinya tak bisa sama sekali namun Xin Lei langsung menyambar dan berkata dengan yakin bahwa ia bisa memasak. Ibu dan ayah Shan Dong sangat senang sementara yang lain terhera-heran mendengarnya termasuk Shan Dong sendiri. 
Ibu Shan dong mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pesta besar dan meminta Xin Lei untuk menyiapkan makanan bercita rasa Taiwan untuk para tamunya. Xin Lei pun dengan mantap mengiyakan hal tersebut sehingga orang tuanya semakin bertambah khawatir.
Di mobil sekretarisnya bertanya mengapa Xin Lei bersikeras kalau ia bisa memasak. Dengan santai Xin Lei menjawab bahwa tak ada yang tak bisa dilakukan olehnya. Xin lei pun mengajak sekretarisnya makan di sebuah restauran yang tanpa mereka sadari itu adalah restauran tempat Qin lang bekerja.
Sekretarisnya meragukan tempat tersebut karena terlihat sunyi dan tidak mewah. Xin lei berkata itu bagus agar tak ada yang mengenalinya disana. 
Ia pun memesan makanan, si pelayan gendut terpana melihat kemunculan Xin Lei serta sang perlakuan sang sekretaris yang mengelap kursi dan meja mereka sebelum duduk, Xin Lei minta dibuatkan semua makanan yang mereka punya. Pelayan gendut bersemangat ke dapur memberitahukan bahwa seorang wanita cantik meminta hal itu pada mereka.  
Cui Gue menghardik keduanya dan menyuruh untuk lanjut bekerja. 
Xin Lei dan sekretarisnya mulai mencicipi satu per satu makanan yang dibawakan namun tak satupun yang terasa enak baginya. Xin Lei akhirnya mengajak sekretarisnya pergi saat Oyster omelet itu dibawakan. 
Sang sekrataris langsung merebut makanan itu dan mencobanya, ia pun menyukai rasanya dan meminta Xin Lei juga mencoba , Xin Lei meragukan pendapat sekretarisnya karena semua makanan selalu dikatakan enak olehnya. 
Xin Lei akhirnya mencoba sedikit dan terkejut akan rasanya yang enak, ia minta minta dipanggilkan bos mereka. Sang pelayan gemuk salah sangka dan merasa khawatir ada masalah, ia pun menarik Qin lang untuk keluar.
Dan jreng jreng...”kau?” ucap keduanya bersamaan saat akhirnya bertemu, pelayan gemuk bertanya kalian saling mengenal?
“Tidak” ucap keduanya kembali kompak.
Qin lang membuang muka, Xin Lei bertanya apakah ia bos disini, Qin Lang berkata tidak dan mengenalkan diri sebagai pembuat oyster omelet terbaik di dunia.
“kau yang membuat ini?”
“Kenapa? Memangnya aku tak bisa” ucap Qin Lang ketus.
Xin lei segera mengajak sekretarisnya keluar, Xin Lei menunggu sekretaris membukakan pintu dan selagi ia menunggu ia pun berfikir bahwa tak ada cara lain ia tetap harus belajar memasak makanan itu. sebaliknya Qin lang berharap agar Xin Lei segera pergi dari hadapannya, ia pun beranjak pergi duluan.
“Aku ingin menyewa tempat ini dan belajar membuat oyster omelet dari mu” ucap Xin lei tetap angkuh.
Qin lang yang sudah berbalik badan segera berbalik melihat Xin Lei dengan kesal, Xin Lei berkata akan membayar juga uang kursusnya. Saat itu Cai Gue pun keluar dan langsung berkata tak akan.
Qin Lang senang merasa Cai Gue membela dirinya, ia pun menyombongkan diri dihadapan Xin lei dan merangkul bos nya.
Cai Geu berjalan ke arah Xin lei, “Tapi , jika kau mau datang setelah sore hari kita bisa mendiskusikannya kembali oke” wkkk...dan Qin lang pun kaget segera menghampiri cai Gue. Qin Lang mengadu bahwa Xin Lei lah yang telah menyebabkannya terluka. “Benarkah? Kalau begitu takkan diijinkan, kau harus bayar 2 kali lipat untuk kursusmu” Qin lang menganga, Xin lei segera mengiyakan hal itu. Cai Geu dan Xin Lei bercakap-cakap membuat kesepakatan tanpa memperhatikan Qin lang yang berdiri diantaranya. 
Xin Lei hendak pergi, Cai Gue memanggilnya lagi, Qin lang senang berharap akan dibela namun ternyata Cai Gue hanya meminta agar Xin lei memakai pakaian yang lebih casual untuk besok, Xin Lei segera mengiyakan dan berjalan dengan gaya sombongnya di hadapan Qin lang. Qin Lang kesal pada bos nya serta teman gendutnya yang melambaikan tangan pada Xin Lei.
Malam harinya di restoran 131, Qin lang telah membulatkan tekadnya untuk pergi dari tempatnya itu, ia mengemasi barang-barangnya, saat hendak turun ia memperhatikan Cai Gue dan teman gendutnya yang tidur dengan pulas, ia pun lanjut untuk pergi.
Xin Lei sendiri merasa kecewa karena pengajarnya telah pergi, si bos sempat mengatakan bahwa ia juga bisa membuatnya namun si pelayan gendut menyanggah dan menunjukkan Xin Lei pada pengunjung mereka yang tengah kesal karena rasa oyster omeletnya yang tidak enak seperti biasa, Xin lei pun memutuskan mencari Qin lang.
Qin lang menghabiskan waktu dengan melukis di pinggir sungai, ia merasakan seseorang berjalan ke arahnya, “Aku tahu kau akan datang, katakan apa yang mau kau katakan” Xin Lei bingung darimana Qin lang tau. 
Xin Lei mulai bicara, Qin lang membalikkan badan sambil pasang wajah kaget, ia ternyata menyangka bahwa yang datang tadi adalah Cai Gue. Xin Lei kembali meminta Qin lang menjadi gurunya dan mengakui kesalahannya. Qin lang mengingat perlakuan tak sedap Xin Lei padanya, “Aku akan mempertimbangkannya” ucap Qin lang dengan sombong. Xin lei balik badan dan menunjukkan wajah kesalnya. 
Qin lang tanya mengapa Xin lai bersikeras untuk membuatnya. Xin Lei berbalik menatap Qin lang dan mencoba dengan manis berkata “Maafkan aku”
“Kau kan sudah mengakui kesalahanmu kenapa lagi meminta maaf”
“Aku tidak salah, tapi demi pria yang kucintai aku hanya bisa memohon padamu untuk menolongku” Xin Lei mengenyahkan semua harga dirinya dan menundukkan kepalanya.Qin Lang tampak terpesona melihat sikap Xin Lei, ia pun berfikir Apakah ini karena pakaiannya yang mencolok atau karena perubahan sikapnya? Kenapa aku tiba-tiba ingin bilang “Tak masalah’ ucap Qin lang akhirnya. Xin lang tersenyum senang, “kau setuju”
“Apa iya?”
“Bukankah kau bilang tak masalah?”
“Berkata tak masalah bukan berarti aku setuju”
Xin Lei kembali memarahi Qin lang atas perkataannya itu hingga keduanya pun lanjut dan terus saja bertengkar.
Xin Lei memulai kursusnya, ia mencatat dan memperhatikan dengan serius semua tindakan Qin lang saat memasak. Qin lang mulai menjelaskan aslah satunya dalam memasak oyster omelet harus dimasak dengan gagah perlu  kecepatan dan dibalik dengan berhati-hati, ia lalu menyajikan masakan yang telah selesai dan meminta Xin lei mempraktekkannya.
Xin Lei mulai dengan penuh percaya diri, namun ia terlalu anggun dan terlalu lama memasak oysternya lalu merapikan rambut dan mengaduk tepung. Qin lang segera membuang oyster yang sudah overcook itu. Qin lang menyuruh Xin Lei untuk mengikat rambutnya dulu dan memberikan karet gelang plastik. Xin Lei menolak karena karet itu berbahaya bagi kesehatan rambutnya, tidak meskipun ia harus mati.

Dan akhirnya pelajaran pun berlanjut dengan Qi lang berada di belakang Xin Lei untuk memegangi rambutnya. Awalnya Qin lang juga turut memperhatikan Xin lei namun ia penasaran dengan wangi rambut Xin lei dan menciumnya, ia pun tersentak saat Xin Lei berbalik dan mengatakan masakannya sudah jadi.
Xin Lei bersemangat untuk mencicipi namun ia kecewa karena tak terasa enak, “Aku sudah bilang bahwa ini harus dimasak dengan gagah bukan dengan bermanis-masin seperti itu, bagaimana bisa terasa enak” Qin lang berkata dengan tegas, ia lalu menyuruh Xin lei untuk mengulangi lagi.
Tiba-tiba telfon Xin lei berdering, ia berkata sedang sibuk dan akan menemui penelfon itu malam ini. ia pun mulai dari awal lagi, Qin lang kembali mengambil posisi di belakang memegangi rambut Xin lei sambil turut memperhatikannya.
Xin lei kembali menyajikan masakannya, Qin lang memperhatikan bentuknya kemudian mencobanya dan meski hanya sedikit akhirnya Xin lei mengalami kemajuan, Xin lei berteriak senang, “kalau begitu aku akan pergi, sampai jumpa besok”
Qin lang terdiam sejenak, “Hei..kau mau gurumu yang mencuci peralatan masak yang kau pakai?”
“Terima kasih”
“Tak masalah” ucap Qin lang latah dan akhirnya bingung sendiri.

1 comment:

  1. waah makasih .. saya nyari2 ni sinopsis.. kalo yg Maid- sama sinopnya gk diterusin?

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.