Selamat Hari Kemerdekaan RI ke- 69 ^__^
Yong Hoon keluar
membawa tirai yang kotor, ia berpapasan dengan Yu Jin dan Jun Ha yang baru
tiba. Yu Jin tak suka melihat apa yang dilakukan Young Hoon.
Jun Ha
bilang ketika ia bertemu dengan abang iparnya pertama kali ibunya juga memindahkan
barang-barang kakaknya. Ia merasa hal itu jugalah yang sedang dilakukan Young
Hoon.
“Apa ibu yang
menyuruhmu?” tanya Yu Jin kesal
Young Hoon tak menggubris, ia menyuruh
mereka segera masuk dan pamit pergi.
“Kenapa kau harus
melakukan ini?” tanya Yu Jin dengan berteriak sehingga menghentikan langkah Young Hoon.
Young Hoon berbalik “Memangnya kenapa?
Semua sedang menunggu cepatlah ke dalam”
Tak lama ibu pun
keluar dan menyambut Jun Ha dengan ramah. Nyonya Jung tanya kenapa Jun Ha lama
sekali masuk, Jun Ha bilang mobilnya sedang bermasalah tadi.
Nyonya Jung merasa Jun Ha pasti kesulitan tadi ia pun dengan entengnya menyuruh Young Hoon
mengecek mobilnya Jun Ha.
Jun Ha merasa tak enak, ia bisa meninggalkannya untuk di servis
nanti, namun Young Hoon menuruti hal itu.
Nyonya Jung kembali senang dan
berterima kasih dan justru berpesan kalau Young Hoon tak bisa memperbakinya
maka bawalah ke tempat servis. Kelakuan Young Hoon tersebut justru membuat Yu Jin semakin kesal.
Saat makan bersama
semua tampak senang menikmati pertemuan itu kecuali Yu Jin. Karena tentu saja
ia sedang memikirkan Young Hoon. Young Hoon sendiri terus bekerja memperbaiki
mobil hingga malam tiba.
Yu Jin keluar, diam-diam ia melihat Young Hoon yang terus bekerja, Yu Jin merasa sedih melihat Young Hoon diperlakukan seperti pembantu di keluarganya hingga ia menangis.
Hari liburan mereka
pun tiba, baik Young Hoon maupun Jun Ha membawa mobil berbeda dengan pasangan
masing-masing.
Hae Jung yang bersama
Young Hoon tampak bahagia menikmati perjalanan,
di mobil Jun Ha menunjukkan pemandangan indah di samping Yu Jin, Yu Jin
tersenyum namun wajahnya tak sebahagia Hae Jung.
Sesampainya di penginapan, mereka mengeluarkan barang masing-masing dan mengikuti Jun Ha masuk ke dalam.
Yu Mi mengabarkan
pada calon suaminya (Jae Yeon) kalau Hae Jung dan yang lain sudah sampai dengan
selamat, calon suami Yu Mi meminta maaf mereka tak bisa pergi tadi dan bilang nanti
siang akan menyusul kesana. Yu Mi tak mempersalahkan karena Yu San memang harus ke sekolah dulu.
Yu Mi tanya siapa yang akan mereka temui di tempat
itu. “Orang yang kau akan senang jika
melihatnya” ucap Jae Yeon.
Jae Yeon pun
membawa Yu Mi kepada tamu mereka. Wajah Yu Mi langsung pucat melihat Tae Suhk
dan si produser rekaman ada disana.
“Lama tak bertemu”
ucap si produser ke Yu Mi”
“Kau benar, sudah
lama sekali” ucap Yu Mi sambil berusaha tenang.
“Kita bertemu
beberapa hari yang lalu” sambung Tae Suhk langsung.
Jae Yeon lalu menatap Yu Mi
dan bertanya benarkah demikian pada Tae Suhk.
“kami bertemu untuk
membicarakan lagu” ucap Tae Suhk santai. Jae Yeon pun menyudahi dan mempersilahkan
mereka duduk.
Saat memilih menu Yu Mi dengan cemas melirik Tae Suhk, sementara Tae Suhk seperti sengaja untuk membuat Yu Mi tak nyaman.
si produser bilang
seharusnya ia tak membawa Tae Suhk karena Tae Suhk dan Yu Mi itu adalah musuh. mereka tertawa
“Tapi
aku pikir ia menulis lirik dari semua komposisi yang Yu Mi buat” . Si produser juga baru tahu,
“Mungkin dia suka kata-kataku” ucap Tae Suhk. “Aku rasa untuk wanita
yang hatinya terpisah dari kepala, rasa cinta juga terpisah dari pernikahan, apa kau
percaya menikah dapat memisahkan juga?” tambahnya.
Produser menyela ucapan Tae Suhk yang terasa sopan.
“Pernikahan ini
adalah karena perjodohan, tapi itu juga cinta pada pandangan pertama bagiku,
bagaimana denganmu?”
“Aku juga” jawab Yu
Mi cepat
“Cinta pada
pandangan pertama, baiklah. Apa kau tau dia terkenal di kalangan laki-laki?” tambah Tae Suhk, produser setuju dan membenarkan.
“Tapi dia bilang
dia tidak mengencani satupun dari mereka” bela Jae Yeon.
“Tidak?” sindir Tae
Suhk sambil melihat Yu Mi.
Yu Mi mengalihkan
pembicaraan,, ia tanya bagaimana dengan Jae Yeon sendiri, Jae Yeon bilang
begitu menikah ia akan keluar negeri
“Itu akan membuat
Yu Mi lega karena kalian pergi berdua” sindir
Tae Suhk lagi, Jae Yeon menghentikan makannya dan menatap Tae Suhk. Yu
Mi sudah merasa jengah, ia pun permisi keluar dan menatap kesal ke Tae Suhk.
Di luar Yu Mi
menelfon Tae Suhk dan menyuruhnya keluar, Tae Suhk menolak sementara Jae Yeon
menatap curiga pada Tae Suhk.
Yu Mi mengeraskan suaranya ia tanya apa maksud
Tae Suhk. Tae Suhk menolak bicara karena yang lain bisa mendengarnya. Jae
Yeon terus melihat Tae Suhk dengan kesal.
Yu Mi sekali lagi berteriak meminta
Tae Suhk keluar. Tae Suhk menutup telfonnya, si produser tanya ada masalah apa.
Jae Yeon bilang itu pasti wanita. Tae Suhk merasa tak enak pada Jae
Yeon. Ia lalu mohon diri permisi pada mereka.
Begitu melihat Tae
Suhk datang Yu Mi langsung menampar Tae Suhk dan menyebutnya pengecut. “Aku sudah bilang dari awal aku tak bisa
menikah denganmu, jadi apa ini? apa yang kau inginkan dariku?!” cecar Yu Mi
Tae Suhk bilang ia
kira ia punya hal itu sebelumnya tapi sekarang tak ada lagi. Yu Mi terdiam.
“Aku hanya ingin
lihat seperti apa dia dan jangan khawatir aku tak akan menempel padamu seperti
pecundang, aku tak punya hak untuk ikut campur pernikahanmu, jangan khawatir”
Tae Suhk seakan memberikan restunya dan menyuruh Yu Mi kembali ke dalam. Ia pun
masuk duluan. Yu Mi terdiam mematung.
“Berhenti, aku
bilang berhenti...berhenti disana!” teriak Yu Mi pada Tae Suhk yang terus
berjalan, ia lalu berlari hendak menyusul namun tiba-tiba sebuah mobil meluncur
cepat ke arah Yu Mi dan mengklaksonnya, Yu Mi berteriak tak sempat menghindar.
Tae Suhk yang juga menyadari langsung mendorong tubuh Yu Mi hingga ia yang
tertabrak dan jatuh berguling-guling.
Yu Mi yang masih
shok tambah menjerit ketakutan melihat tubuh Tae Suhk terkapar dan kepalanya
berdarah.
Tae Suhk lalu dibawa ke rumah sakit dokter Jung. Hwa Mi bersama
dengan dokter dan perawat langsung bertindak begitu Tae Suhk diturunkan dari
ambulan. Yu Mi terus histeris memanggil nama Tae Suhk. Hwa Mi menenangkannya,
Yu Mi lalu memeluk Hwa Mi dan menangis.
Dokter Jung melihat
hasil ronsen Tae Suhk, Yu Mi tanya apa Tae Suhk baik-baik saja. Dokter Jung
mengiyakan ia hanya kehilangan kesadaran saja, Dokter jung lalu menyuruh
mempersiapkan operasi.
Mendengar hal itu Yu Mi kembali panik, Yu Mi mendekat ke Tae Suhk, “Katakan padaku kalau ia
baik-baik saja” ucapnya pada Dokter Jung.
Ia lalu memanggil-manggil Tae Suhk untuk
bangun. Yu San mengingatkan sikap kakaknya yang sudah kelewatan. Yu Mi tak
peduli dan terus mengguncang tubuh Tae Suhk.
Jae Yeon sudah ada
di luar rumah Yu Mi, ia memuji hasil kerja seseorang di telfon, ia pun
memutuskan telfon begitu melihat Yu Mi dan Yu San keluar. Yu Mi tak menyangka Jae
Yeon ada disana.
“Aku mengikutimu” ucap Jae Yeon. “Aku dengar operasinya
tak sulit, maaf kami menganggu
perjalananmu” ucap Jae Yeon pada Yu San.
“Jangan khawatir
ini bukan salahmu jadi jangan siksa dirimu, orang bisa berpikir pacarmu yang
terluka” ucap Jae Yeon ke Yu Mi.
Jae Yeon lalu
permisi pada mereka.
Yu San lalu tanya
siapa Tae Suhk itu, “Dia bukan hanya seseorang yang kau kenal kan?” Yu Mi pergi
tak mau menjawab.
Sesampainya di
kantor Jae Yeon terlihat berpikir, ia lalu menelfon produser Lee Choong Hyun. Ia
minta program “People” yang pernah digagas produser itu untuk dilakukan dan
menjadikan ayah mertuanya sebagai kandidat
untuk ‘Humanist Doktor Award perusahaan kami juga mendukungnya jadi ini
pasti mudah. Itu benar setelah ia menang kau tak bisa membayarnya untuk
melakukan itu”
ternyata di meja kerjanya Jae Yeon banyak foto-foto yang
memperlihatkan pertemuan Yu Mi dan Tae Suhk selama ini.
Perawat datang
mengecek keadaan Soo Young, layar monitor tiba-tiba berubah, Soo Young mulai
menggerakkan matanya. Dan tiba-tiba menjerit, mengerang kesakitan.
Suster tersebut kaget karena baru kali ini Soo Young bereaksi ia pun berlari memanggil dokter. Dokter segera berlari ke sana. Sementara Nyonya
Jung tampak heran mengapa dokter itu begitu terburu-buru terlebih ia juga
melihat sosok Dokter Min. Ia pun mengikuti mereka ke ruangan.
Dokter Min tanya
apa yang terjadi, apa ia bangun. Dokter yang memeriksa Soo Young menyuruh
memulai IV dan meminta grafiknya. Nyonya Jung sudah masuk ke dalam ruangan dan
samar-samar melihat pasien dari balik tubuh dokter yang menghalangi. Soo Young
mendesah perlahan berusaha nama anaknya. Wajah Dokter Min terlihat cemas.
Nyonya Jung berniat pergi namun ia kaget saat Soo Young akhirnya menyebut nama
Young Hoon secara lengkap. Ia pun kembali melihat siapa pasien itu.
Soo Young
dipindahkan ke ruangan lain saat itulah Nyonya Jung dapat melihat dengan
jelas wajah Soo Young yang dibawa melewatinya. Jelas ia pun terlonjak kaget mendapati kenyataan ini, begitu pun dengan Dokter Min ketika ia tahu Nyonya
Jung sudah berdiri di depan pintu.
Mereka bicara
berdua di luar, Nyonya Jung tanya bagaimana bsia terjadi seperti ini bukankah
Dokter Min bilang kalau Soo Young lari setelah operasi. “Dia tak lari”
“Kalau begitu
suamiku? Apa terjadi sesuatu dengan operasinya?”
“Ada komplikasi
setelah operasi, dia tak pernah bangun lagi”
“Bagaimana itu bisa
terjadi? Setelah melakukan hal mengerikan sepertti itu kau menyembunyikannya
selama ini?”
“Dokter Jung tak
tahu tentang itu, aku tak mengatakannya dia pasti akan mengambil tanggung jawab
penuh” Nyonya Jung tanya bagaimana dengan Young Hoon bagaimana kalau ia sampai
tahu
“Kalau begitu
tenanglah, apa kau ingin mereka tahu hal ini?” Nyonya Jung terdiam ia juga tak tahu harus berbuat apa untuk hal ini.
Jun Ha keluar dan memakaikan sweater ke pundak
Yu Jin, Yu Jin kaget, Jun Ha bilang meskipun musim panas namun tetap dingin.
Young Hoon dan Hae Jung datang.
Jun Ha tanya apa mereka sudah memilih ruangan. Hae Jung mengiyakan dan bilang kalau ia akan sekamar dengan Yu Jin. Yu Jin ingin mengajak Hae Jung segera kesana, namun ditahan oleh Young Hoon. “Kalian akan memberi kami waktu berdua kan?’ pinta Jun Ha
Jun Ha tanya apa mereka sudah memilih ruangan. Hae Jung mengiyakan dan bilang kalau ia akan sekamar dengan Yu Jin. Yu Jin ingin mengajak Hae Jung segera kesana, namun ditahan oleh Young Hoon. “Kalian akan memberi kami waktu berdua kan?’ pinta Jun Ha
“Pergilah” ucap
Young Hoon.
“Kalau begitu mari
kita berjalan hingga lelah” pinta Jun Ha
Yu Jin menatap Young Hoon, “Pergilah” ucap Young Hoon lagi. Yu Jin pun keluar dengan kesal dan disusul oleh Jun Ha.
Yu Jin menatap Young Hoon, “Pergilah” ucap Young Hoon lagi. Yu Jin pun keluar dengan kesal dan disusul oleh Jun Ha.
Hae Jung seakan
tahu perasaan Young Hoon sebenarnya, “Sepertinya tak baik untuk menganggu
mereka apa kita juga harus keluar” ucap Young Hoon, ia [un bergerak pergi.
“Aku ingin
mengatakan sesuatu padamu” ucap Hae Jung lalu.
Jun Ha mengajak Yu
Jin mengambil rute lain karena Young Hoon dan Hae Jung mungkin juga
jalan-jalan. “Mari kita biarkan mereka sendiri, haruskah kita pergi ke jalan
sana” ungkap Jun Ha sambil menyenter jalan satunya.
Yu Jin tak
merespon, tiba-tiba ia menutup wajahnya dan menangis, Jun Ha bingung apa yang
terjadi. Yu Jin menghapus air matanya, ia minta maaf “Bisakah kau meninggalkanku sendiri sebentar” pinta Yu Jin
meski bingung Jun Ha pun menurutinya, ia memberikan senter ke tangan Yu Jin dan pergi meninggalkannya.
meski bingung Jun Ha pun menurutinya, ia memberikan senter ke tangan Yu Jin dan pergi meninggalkannya.
Young Hoon tanya
apa yang ingin Hae Jung bicarakan. Ia lalu bercerita kalau ia sempat kesal
karena ibunya lari dari rumah sakit namun sekarang sudah tidak daripada
menderita seperti dulu ia hanya berharap ibunya bahagia kini.
Ia berterima kasih karena Dokter Jung menyembuhkan ibunya hingga cukup sehat untuk bisa lari. Asalkan ia bahagia itu sudah cukup, Young Hoon kembali berterima kasih pada dokter Jung.
Ia berterima kasih karena Dokter Jung menyembuhkan ibunya hingga cukup sehat untuk bisa lari. Asalkan ia bahagia itu sudah cukup, Young Hoon kembali berterima kasih pada dokter Jung.
“Apa karena itu kau
menolak Yu Jin? Karena ayahku?” tanya Hae Jung
Young Hoon kaget
dan menatap Hae Jung, “Kau mencintai Yu Jin kan?” tebak Hae Jung dengan benar.
Young Hoon tak menjawab namun dari diamnya Young Hoon Hae Jung justru bisa
menebak kalau itu benar.
Hae Jung berkata
ia begitu bodoh baru menyadari hal itu, ia juga sadar kalau Yu Jin sangat
menyukai Young Hoon dan selama melihatnya ia sadar kalau Young Hoon juga
merasakan hal yang sama. “Kau mencintainya kan? Jangan dorong ia menjauh lagi,
memangnya kenapa ayah dengan ayah dan ibuku ” Young Hoon terlihat sulit untuk
menjawab, ia tiba-tiba memutuskan untuk kembali pulang malam ini juga.
“jangan lakukan itu”
ucap Hae Jung menghentikan langkah Young Hoon “Kau akan menyesalinya, aku tak
mau melihatmu menyesal” tambahnya. namun Young Hoon tetap pergi.
Young Hoon sudah berjalan keluar sambil membawa tas nya. Ia tak sengaja berpapasan dengan Yu Jin yang baru pulang jalan-jalan sendiri.
“Kau pergi?” tanya Yu Jin bingung. Young Hoon mengiyakan, Yu Jin tanya apa yang lain tahu.
Young Hoon tersenyum, ia mendekat dan membetulkan sweater Yu Jin, “Disini dingin, bersenang-senanglah” ucapnya sambil tersenyum.
Young Hoon sudah berjalan keluar sambil membawa tas nya. Ia tak sengaja berpapasan dengan Yu Jin yang baru pulang jalan-jalan sendiri.
“Kau pergi?” tanya Yu Jin bingung. Young Hoon mengiyakan, Yu Jin tanya apa yang lain tahu.
Young Hoon tersenyum, ia mendekat dan membetulkan sweater Yu Jin, “Disini dingin, bersenang-senanglah” ucapnya sambil tersenyum.
Yu Jin bilang sudah
lama sekali Young Hoon tak tersenyum seperti itu padanya. Young Hoon menunduk.
Bagi Yu Jin Young Hoon selalu berarti baginya.
Bagi Yu Jin Young Hoon selalu berarti baginya.
“Benarkah?”
“Ya, itulah
sebabnya aku begitu cemburu pada kakak dan adikku. Hae Jung yang feminim, Yu Mi
yang cantik dan Yu San yang manis, aku pikir hanya aku yang kau benci”
Jun Ha merasa terharu, “Jun Ha pasangan
yang cocok untukmu, aku mungkin tak bisa datang ke pernikahanmu jadi aku sangat
bahagia saat melihatmu mengenakan gaun pengantin, kau sangat cantik secantik
yang kubayangkan”
Yu Jin pun terdiam
Yu Jin pun terdiam
“Jika dengannya
kurasa kau akan bahagia” tambah Young Hoon lagi.
Yu Jin mengiyakan meski ia juga tak suka mendengar hal itu. “Aku senang jika kau pikir aku akan bahagia, aku lebih baik kembali sekarang, hati-hatilah mengemudi”
Yu Jin mengiyakan meski ia juga tak suka mendengar hal itu. “Aku senang jika kau pikir aku akan bahagia, aku lebih baik kembali sekarang, hati-hatilah mengemudi”
Yu Jin ingin pergi,
tiba-tiba Young Hoon menahan tangannya, Young Hoon yang selama ini selalu
berusaha menahan perasaannya untuk Yu Jin seakan tercekat dengan keinginannya
sendiri.
“Aku tak membencimu” ucap Young Hoon lalu berbalik menghadap Yu Jin. “Aku tak pernah membencimu” ulangnya lagi
Yu Jin bingung
melihat perubahan sikap Young Hoon yang tiba-tiba. “Jika aku kejam
terhadapmu mungkin karena....karena aku menyukaimu” ucap Young Hoon akhirnya.
“Aku menyukaimu
dari awal, aku sungguh menyukaimu dari awal aku melihatmu, penampilanmu bahkan
kesombonganmu semua sangat bersinar kau selalu terlalu menyilaukan untukku” aku Young Hoon
Tak terasa air mata Yu Jin keluar, ucapan yang selama ini ia tunggu akhirnya keluar dari bibir Young Hoon.
Young Hoon pun segera menarik Yu Jin ke dalam pelukannya. Keduanya berpelukan erat.
Diam –diam Hae Jung rupanya melihat hal itu, ia pun memutukan untuk pergi.
Tak terasa air mata Yu Jin keluar, ucapan yang selama ini ia tunggu akhirnya keluar dari bibir Young Hoon.
Young Hoon pun segera menarik Yu Jin ke dalam pelukannya. Keduanya berpelukan erat.
Diam –diam Hae Jung rupanya melihat hal itu, ia pun memutukan untuk pergi.