Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
The prince Who Turn
Into a Frog 2
Yun
xi kini merasa tenang setelah dihibur oleh Ziqian, ia pun memutuskan untuk
kembali ke dalam lagi. Sementara Ziqian yang tadinya terlihat gembira kini
mendadak sedih kembali.
Kesedihan ini bahkan berlanjut ketika ia di mengendarai
mobil, ia teringat kembali perhatian yang ditunjukkan Jun hao kepada Yun xi
hingga saat ia menghibur Yun xi yang sedang sedih. Ziqian ternyata pergi
mengunjungi ibunya di rumah sakit, kelihatannya ibunya itu tengah koma. Meskipun sang ibu tak dapat berbicara namun ia tetap mengajaknya berbicara, ia
menanyakan mengenai ledakan yang telah membuat ayahnya meninggal dan ibunya
menjadi seperti ini, apakah itu murni kecelakaan karena hal itu terjadi setelah
ibunya menjual bagiannya (harta/saham kali ya?) kepada Shan Yaorong. Ia juga membawakan
ibunya sebuah pita dan menyematkannya di
rambutnya “Bu,kau adalah wanita paling cantik, tidakkah kau tahu itu?” sambil
menangis Ziqian kembali mengajak ibunya bicara, ia juga mengatakan bahwa ia
sangat merindukan ibunya.
Jun
hao beserta rombongan kini sedang menuju motel Guan Mei. Sementara itu Senwell
kedatangan para pengantar bunga mawar dalam jumlah besar yang tak lain adalah
pemberian Jun hao buat Yun xi, hal ini tentu saja kembali membuat rekan kerja
Yun xi cemburu.
Ibu
dan Zheng ze sedang mempersiapkan diri untuk menyambut karnaval, ibu berencana
untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari berjualan saat karnaval
nanti.Zheng chen mengatakan balon udara adalah rahasianya untuk mendapatkan
uang “Bu ada lubang disini” ucap Zheng chen.
Ibu menyuruhnya untuk menjahitnya
saja. Zheng chen kemudian mendapatkan ide untuk membuat tambalan yang
diambilnya dari celana panjang yang sedang dijemur.Ibu
membangunkan Tian yu menyuruhnya untuk mengantarkan barang, tanpa sadar Tian yu
mengambil celana panjang dari jemuran tadi yang telah digunting oleh adiknya.
Jun hao mengemudikan mobilnya berdasarkan map pada layar GPS nya, namun ia tidak
dapat menemukan jalan yang ditunjukkan pada layar itu. Ia pun turun mencoba
mencari jalan tersebut. Tak lama Tian yu muncul disitu, melihat sebuah mobil
yang menghalangi jalannya ia pun mengklakson pemilik mobil tersebut menyuruh
menghindar.
Jun hao kemudian mendatanginya untuk menanyakan jalan ke Guan Mei.
Awalnya Tian yu berniat untuk langsung mengatakannya namun kemudian ia terdiam
sambil memperhatikan dandanan Jun hao yang kelihatan seperti orang kaya serta
mobilnya yang mewah. Ide bisnis nya pun muncul, ia menyuruh Jun hao untuk
membeli permen karetnya terlebih dahulu sebelum ia menunjukkan arahnya. “Satu
buah sseharga NTS100” ucap Tian yu ketika Jun hao menanyakan harga permennya
itu.
Jun hao menganggap apa yang dilakukannya itu sebagai perampokan disiang
hari. Tian yu mengatakan bahwa ia tidak berbohong karena itu adalah harga
pasarannya disitu. “Bagaimana aku bisa pergi kesana?” tanya Jun hao yang
akhirnya terpaksa membeli, Tian yu kemudian menunjukkan arah yang
berbelit-belit dan tak dapat dimengerti oleh Jun hao.
Ia lalu menawarkan untuk
membuat petanya yang harus dibayar lagi dengan harga NT$500. Jun hao merasa
kesal dan pergi meninggalkannya, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan Tian yu
kemudian menarik tangannya dan mengurangi harganya menjadi 300. Namun Jun hao
menatapnya tidak senang, Tian yu lalu melepas tangannya “Kau memilih untuk
tidak bertanya padaku, aku tak bisa menolongmu? Ucap Tian yu sambil berbalik
pergi.
Saat itu Jun hao melihat celananya yang telah sobek tepat di dekat
bokongnya. Jun hao ragu untuk memberitahunya atau tidak karena sebelumnya ia
sudah diperlakukan tidak mengenakkan. Tapi kemudian ia pun memanggil Tian yu
dan menunjuk celananya yang sobek itu.
Tian yu bingung mengapa Jun tao menunjuk
bokongnya ia mengira Jun hao menyukai bentuk bokongnya yang menjadi bagus yang
ia pikir karena ia sering bergerak untuk mengantar barang. ia pun takut Jun hao akan melakukan hal macam-macam padanya. Jun tao kemudian
jalan mendekatinya, Tian yu semakin panik dan merasa ia dalam masalah sekarang.
Jun hao hendak menunjukkan sobekan pada celananya itu namun Tian yu segera
berlari ke mobil mengambil pemukul dan mencoba melindungi dirinya dari Jun hao.”lelaki hidung belang,mencoba mengambil keuntungan?pergilah, enyah dari
sini” teriak Tian yu padanya.
Jun hao tidak habis pikir dikatakan seperti itu,
ia pun pergi kembali ke mobilnya “Kenapa aku harus bertemu orang seperti itu”
ucapnya sambil pergi meninggalkan Tian yu.
Jun hao melanjutkan perjalanannya dan bertanya kembali kepada penduduk lokal, namun
tanpa ia ketahui kali ini ia berhenti tepat di depan rumah Tian yu dan kali ini
orang yang ditemuinya adalah ibu dari Tian yu sendiri. Ibu lalu mendekatinya
dengan genit saat ia menanyakan alamat Guan Mei hotel padanya. Tak disangka ibu
juga mengeluarkan permen karet dan menyuruh Jun hao untuk membelinya dulu (
ternyata ibu anak sama aja).
“Bagaimana jika NT$10.000” ucap Junhao, ibu
langsung mengiyakan dan mengatakan akan mengantarnya langsung kesana, namun Jun hao ternyata hanya mengerjainya karena kesal, ia pun menutup kaca jendelanya
dan berlalu dari sana. Ibu berlari mengejar mobilnya dan berteriak-teriak untuk
kembali membiacarakannya lagi.
Seorang
pria tampak sengaja merusak pipa, ia berniat agar Jinzhi (ibunya Tian yu) orang
yang ia tunggu nantinya akan datang memperbaikinya sehingga ia punya alasan
untuk mengobrol dengannya.
Namun pria itu kecewa karena yang datang adalah Tian
yu, “Apa pipanya rusak? Biar aku perbaiki” Tian yu langsung pergi sebelum
sempat mendengar pria itu berkata bahwa itu hanya taktiknya saja. Tian yu
kemudian naik ke atas mencoba menyambung kembali pipa itu “Aneh kenapa sekarang
lebih dingin disini?” ucapnya yang tak menyadari angin berhembus dari sobekan
celananya.
Sementara
itu Jun tao berencana untuk bertanya ke kantor polisi saja agar ia tak dimintai
bayaran lagi. Seorang pria lewat di dekat Tian yu yang sedang asik memperbaiki
pipa, ia lalu berhenti ketika sadar melihat sobekan itu, tak lama beberapa
orang yang lain juga datang dan turut bergabung dengannya, mereka tertawa-tawa
di bawah sana melihat celana panjangnya yang sobek dan ada gambar kodok pada
celana pendeknya.
Tian yu heran melihat mereka semua memperhatikannya “Apakah
aku terlalu cantik hari ini” pikirnya dalam hati. Ia pun menempelkan lem dengan
malu-malu pada pipa itu.
Jun hao datang berdiri di antara orang yang berkerumun
itu, ia lalu melihat seorang gadis yang tengah membetulkan pipa dengan
celananya yang sobek, ia pun mengenali siapa itu. Sementara Tian yu masih salah
tingkah karena berpikir orang-orang itu memujinya. “Apa yang kalian lihat
disini” tanya pria yang merusak pipa tadi. “Lihat itu ada lubang” jawab
seseorang yang berkerumun itu. Pria itu lalu berteriak memberitahu Tian yu dan
langsung menyuruhnya turun, Tian yu langsung menutupi sobekan itu dengan
tangannya dan mengusir orang-orang yang berkerumun melihatnya.
Ia lalu
marah-marah saat melihat Jun hao disana “Kau tahu celanaku sobek, kenapa kau
tidak memberitahuku? Apa kau ingin mempermalukanku?!” Jun hao menyatakan bahwa
ia sendiri adalah korban dan pergi meninggalkannya.
Tian yu mengikutinya masuk
ke mobil, “Apa yang kau inginkan?” tanya Jun hao. “Antar aku ke rumah, mobilku
telah dikenali, kau harus membayar karena telah mempermalukanku” jawab Tian yu
lalu memasang seat belt. Jun hao tak
punya pilihan lain selain mengantarnya.
Tian yu tak henti-hentinya mengagumi
kecanggihan mobil Jun hao “Aku sudah membiarkan kau masuk, jangan sampai aku
menendangmu keluar sekarang” ucap Jun hao yang tengah kesal. “Baiklah aku tidak
akan menyentuh apa-apa” namun tak lama Tian yu mengambil Hp nya Jun hao, Jun hao
tak bisa mengambilnya karena sedang menyetir.
Tian yu lalu menelfon seseorang yang
bernama Kepala sekolah Shan dan bicara panjang lebar. Tian yu mengatakan bahwa
sekarang ia adalah guru piano dan baru ikut konser beberapa hari lalu. Jun hao
menyebutnya sebagai pembohong yang handal.Tian yu menyuruhnya jangan terlalu
cepat menyimpulkan, ia lalu mengembalikan Hp itu pada Jun hao.
Melihat tangan
kotor Tian yu yang telah memegang Hp nya, Jun hao lalu mengambilnya dan
langsung membuang Hp itu keluar jendela. Tian yu langsung berteriak, Jun hao
mengatakan ia tidak suka orang lain menyentuh Hp nya apalagi orang sepertinya.
“Memangnya kenapa dengan orang sepertiku? Kau tidak bisa melakukan apapun
tentang kami”
Tepat
di rumah Tian yu, Zheng chen sibuk mengagumi bagian mobil itu satu per satu.
Zheng chen lalu mendekati Jun hao dan mengatakan bahwa menanyakan arah itu
hanyalah alasan yang dibuat Jun hao untuk merayu kakaknya.
Sementara itu ibu
dan Tian yu tengah berdiri berdiskusi, ibu mengatakan bahwa Jun hao telah
menanyakan alamat juga padanya, ia heran karena kota mereka tidaklah besar
namun Jun hao masih saja tersesat. “Apakah kau telah mengobrol dengannya di
mobil tadi? Ia pasti kaya bisa mengendarai Benz” ucap ibu. Tian yu mengatakan
bahwa ia hanya orang pelit yang tersesat karena orang kaya yang sesungguhnya
pasti murah hati, ibu turut mengiyakan hal itu dan mengatakan bahwa Jun tao itu
pasti hanya seorang supir “kau pintar sekali bu, aku bahkan tidak terpikirkan
hal itu” ucap Tian yu.
“Aku
bisa memberikanmu beberapa tips, tapi tiap tips seharga NT$500 oke” ucap Zheng
chen pada Jun hao, Jun hao pun melakukan hal yang sama padanya seperti pada ibu
kemarin, menutup kaca dan pergi. Zheng chen berteriak padanya bahwa kakaknya
adalah wanita tercantik di desa.
Jun hao akhirnya dapat menemukan Guan Mei motel, ia melihat segala yang didalamnya
dengan teliti. Sementara itu Tuan Tang turun dari tangga dan terkejut
melihatnya. “Apakah tim ku yang lain sudah tiba disini?” tanya Jun hao padanya.
Tuan tang mengiyakan, Jun hao lalu menanyakan keberadaan mereka. Tuan tang
mengatakan bahwa mereka tengah bersih-bersih dan memasak sekarang karena Guan
mei sedang kekurangan uang untuk menyewa orang. Jun hao memotong perkataannya
dan menyuruhnya menyiapkan ruangan rapat untuk besok pagi.
Tuan tang lalu
mengantarkannya ke kamar. Jun tao memperhatikan keadaan kamar itu hingga ke kamar
mandi. Tuan tang kembali meminta maaf atas percobaan bunuh dirinya yang
kemarin, Jun hao menyuruhnya berhenti bicara karena hal itu telah jelas
dibicarakan kemarin oleh mereka, Tuan tang ingin menyela kembali namun tidak
jadi karena Jun tao langsung memandang kesal padanya. Ia pun keluar dari
ruangan itu.
Jun hao membuka tas nya dan ia mengambil sebuah kotak berisi
cincin.
Flashback:
Jun hao pergi menemui seorang desainer yang membuatkan cincin untuknya, wanita
itu mengatakan cincin itu bernama “cinta sejati” dan akan membantunya menemukan
cinta sejatinya, dan hanya jari cinta sejatinya itu sajalah yang bisa muat
dengan cincin berbentuk mahkota itu.Flashback
end
Jun hao tersenyum memandangi cincin itu, ia kemudian mendengar ketukan di pintu dan
bergegas membukakannya, ternyata itu adalah Yun xi yang datang menemuinya. Yun
xi memintanya untuk tak mengiriminya bunga lagi karena ia merasa tidak enak.
Jun hao beralasan bahwa mengirimi seorang wanita bunga adalah sikap seorang
pria dan bertanya bukankah setiap wanita senang dikirimi bunga.
Yun xi ingin
membantah namun ia lebih memilih untuk pergi dengan alasan ada pekerjaan besok.
Jun tao menahannya dan mengatakan bahwa ia belum makan apapun sejak tiba
disini, Yun xi langsung memarahinya karena hal itu. Jun tao senang karena Yun
xi masih perhatian padanya “Tapi kenapa kau tak mau menikah denganku?” tanya
Jun tao. Jun tao menyuruhnya untuk menjaga perusahaannya “Aku berjanji padamu
untuk memberikan alasannya besok” ucapnya.
Ziqian
ternyata tengah berdiri di depan Guan mei motel tepat di bawah kamar Yun xi
menginap, Yun xi menelfonnya dan menanyakan keberadaannya. Ziqian mengatakan
bahwa ia dalam perjalanan pulang ke rumah “Apa kau mengharapkanku untuk
menunggu di bawah? Tidak akan” ucap Ziqian.
Yun xi tersenyum dan mengatakan
bahwa Ziqian adalah orang yang paling mengerti dirinya, ia berterima kasih
karena Ziqian telah mengantarnya ke tempat Jun tao. Ziqian menyuruhnya untuk
tak terlalu sentimen “Jika teman kencanku ada di mobil dia akan protes
mendengarnya” ucapnya. Yun xi mengira ia sedang kencan sekarang dan meminta
maaf telah mengganggunya. Ziqian berbohong membenarkan hal itu, ia mengatakan
teman kencannya itu sangat cantik dan mereka akan makan malam romantis bersama.
Yun xi mengira Ziqian tengah mengejeknya karena tahu Jun tao bukanlah orang
yang romantis, ia lalu menambahkan bahwa besok ia akan makan malam dengan Jun
tao lalu mengakhiri telefon itu. Ziqian pun menutup telefonnya dan menatap
kamar Yun xi dengan wajah sedihnya.
Karnaval
akhirnya dimulai, penabuh gendang serta barongsai turut meramaikan acara itu.
Begitu juga dengan ibunya Tian yu yang turut serta dalam kegembiraan. MC acara
itu tak lain adalah pria yang merusak pipa kemarin, ia mengatakan bahwa karnava
tersebut akan dibuka selama 3 hari dan memukul gong sebagai pertanda karnaval
dibuka serta tak lupa memberikan ciuman jarak jauh untuk Jinzhi (ibunya Tian
yu).
Tian
yu sendiri menawarkan balon udara miliknya untuk dinaiki seharga NT$600.
Berkali-kali ia berteriak sambil tetap duduk dan berkipas namun tak seorangpun
yang mau naik. Ia lalu terkejut melihat pasangan Jun hao dan Yun xi tengah
berjalan ke arahnya. Jun hao mengingatkan Yun xi untuk melakukan rencana yang
telah dimintanya. Yun xi senang Jun hao bisa menemaninya hari ini dan
memintanya untuk menghindari topik pekerjaan.
Tian
yu berencana mengerjai Jun hao dan pasangannya dengan menaikkan harga balon
udaranya menjadi NT$1200, ia lalu memakai masker dan kacamata hitam untuk
menyembunyikan wajahnya dan mulai menawarkan Yun xi untuk naik ke balonnya. Yun
xi mengatakan mereka sedang tidak ingin terbang. Tian yu mencoba kembali dengan
mengatakan bahwa untuk menikmati pemandangan desa mereka yang indah ini harus
dinikmati dari atas, tak lupa ia pun menyebutkan harganya. Yun xi merasa
tertarik dan menyatakan hal itu pada Jun hao.
Jun hao mengatakan bahwa yang mereka lakukan itu adalah ilegal dan hal itu sama sekali tak aman,ia pun
mengajaknya pergi dari situ. Tian yu telah melihat peluangnya, ia pun kembali
membujuk Yun xi, “Nona, kau hanya ingin terbang, katakan saja hal itu padanya”
ucap Tian yu. Jun tao memandang Tian yu dengan kesal (Jun tao sendiri belum
sadar kalo orang itu adalah tian yu). Yun xi kembali membujuk Jun hao, Tian yu
ikut memanas-manasi setiap bujukan Yun xi.
Akhirnya Jun hao tak berdaya dan
terpaksa mengiyakan hal itu, Tian yu sendiri senang akhirnya bisa mengerjai
mereka. Yun xi merasa senang bisa berduaan dengan Jun hao menaiki balon udara.
Yun xi mengingatkan Jun hao agar mendengarkannya sekali-sekali. Jun hao
menanyakan sisi baiknya pada Yun xi, ia menyebutkan bahwa Jun hao adalah orang
yang sangat teliti dan serius, seorang perfeksionis dan sangat fokus pada
pekerjaan. “Kau tahu aku dengan sangat baik” ucap Jun tao.
Yun xi lalu
menanyakan apa yang jun tao ketahui tentangnya, “Apakah aku mengerti tentang
wanita atau tidak itu tidak penting bagiku” ucap Jun tao, “kalau begitu apa
yang penting?” tanya Yun xi yang merasa sedikit kesal padanya. Jun tao berniat
mengambil cincinnya dari saku celananya ketika Yun xi sedang tidak memperhatikannya,
ia lalu menunjukkan cincin itu pada Yun xi dan berkata”Menikahlah denganku”
padanya,Yun xi jelas saja terkejut.
Jun hao hendak memakaikan cincin itu pada
Yun xi. Namun tiba-tiba tambalan pada balon udara itu terlepas, mereka pun
tergoyang kerenanya dan cincin itu sendiri terjatuh keluar. keadaan mulai tidak
aman bagi keduanya, Jun tao menenangkan Yun xi agar tidak takut “Aku tidak akan
pernah meninggalkanmu’ ucap Jun tao, Yun xi lalu mengatakan hal yang sama
padanya. Jun tao memeluk erat Yun xi seiring mulai jatuhnya balon itu.
Seseorang akhirnya memberitahu Tian yu bahwa balonnya rusak, Tian yu akhirnya menyadari hal itu dan berlari kesana. Ia melihat balon udaranya telah jatuh ke tanah “Bagaimana ini bisa terjadi? Kemana mereka?” ucap Tian yu sambil berharap mereka baik-baik saja. Ia lalu melihat sebuah cincin di dekat situ dan memungutnya. Melihat tak ada orang lain disana ia pun mencoba memakai cincin itu dan suara pembuat cincin itu pun terulang lagi “Hanya cinta sejati yang bisa muat dengan cincin itu”. sementara Tian yu dengan senang mengamati cincin itu.
Jun tao dan Yun xi ternyata tengah berada di pinggir pantai, Yun xi merasa hal yang baru terjadi tadi seperti sebuah petualangan “Aku pikir kita akan mati, tapi kita malah mendarat di pantai” ucapnya yang tampak menikmati acara jalan-jalan itu.
Jun hao nampaknya tidak sependapat dengan Yun xi yang mengatakan bahwa hal ini sangat menyenangkan “Kita hampir saja mati itu tidak lucu” ucapnya. Yun xi memegang tangannya dan memeluknya. “Pada saat itu aku merasa sangat aman digenggamanmu, aku merasa kau mencintaiku, Shan Jun hao aku akan menikahimu” ucap Yun xi. Keduanya lalu berciuman dan terlihat bahagia. “Tapi cincin itu telah hilang” ucap Jun hao kemudian. Yun xi mengatakan bahwa ia telah menemukan cincin itu dihatinya.
Di kamarnya Tian yu kembali mengagumi cincin itu, ia bertingkah seolah-olah semua orang akan mengagumi dan menanyakan padanya perihal cincinnya itu, ia juga menyatakan bahwa ini adalah hari keberuntungannya, Tian yu kembali bersemangat untuk mengumpulkan uang untuk membeli gaun yang sempat ia lihat kemarin untuk digunakan pada konser kenangan ibunya.
Jun tao dan Yun xi kembali ke karnaval pada hari kedua, sementara Tian yu juga tengah bersiap mengikuti lomba untuk mengumpulkan uang. Tuan Tang juga turut hadir dan memberi semangat padanya begitu juga dengan ibu dan adiknya.Jun hao berniat menyewa sebuah perahu boat untuk pergi kesebuah pulau. Tian yu tengah berenang membawa sebuah bendera ia menghalang-halangi pemain di belakangnya dengan sesekali menyirami air padanya.
Ibunya berteriak menyuruhnya untuk lebih cepat, tetapi tiba-tiba kakinya kram dan tak dapat bergerak, ia pun berteriak minta tolong. Tak jauh dari situ Jun hao sayup-sayup dapat mendengar teriakan minta tolongnya Tian yu, ia pun mendekat dan berusaha menariknya ke atas perahu, “Siapa dia” tanya ibu yang melihat Tian yu dari jauh sedang ditolong seorang pria. Tian yu terkejut karena bertemu dengan Jun hao lagi.
Jun hao kemudian memperhatikan cincin yang dipakai Tian yu “Darimana kau mendapatkan cincin ini?” tanyanya. “Kenapa? Apa ini milikmu? Aku tak bisa mengembalikannya padamu, kau harus membantuku dulu memenangkan uang dari pertandingan ini” jawab Tian yu. Jun hao mengatakan bahwa cincin itu sangat penting untukknya dan berusaha menarik cincin itu kembali.
Tian yu mengancam akan membuang cincin itu jika Jun hao tak mau membantunya. Jun hao lalu berdiri memaksanya melepas cincin itu. Tian yu juga berusaha mempertahankan cincin itu keduanya terus tarik- menarik hingga terpeleset ke dalam air, dan kali ini Tian yu benar-benar tenggelam.
Jun hao akhirnya menyelamatkannya dan menariknya ke atas perahu kembali, melihat Tian yu yang pingsan Jun hao pun berinisiatif untuk memberinya nafas buatan (CPR). Tiba-tiba Tian yu tersadar dan ia terkejut melihat Jun hao yang ia kira mengambil kesempatan darinya yang tak sadarkan diri. Jun hao mengatakan bahwa yang ia lakukan adalah CPR namun Tian yu tetap tidak terima dan mengatakan bahwa ia lebih baik mencium kodok saja.
Seorang pemain akhirnya berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Hal ini membuat Tian yu semakin tambah kesal karena ia gagal mendapat hadiah besar dari pertandingan tersebut, ia pun berteriak-teriak sambil menangis.
Sesampainya di rumah Tian yu langsung menggosok giginya, ibu muncul dan menyuruhnya untuk berhenti melakukan hal itu karena ia hanya akan menyia-nyiakan air yang berharga mahal. Tian yu lanjut menggosok giginya, ia lalu memandang cincinnya dan berniat menggunakan itu untuk bernegosiasi agar ia mendapatkan uang.
Seseorang akhirnya memberitahu Tian yu bahwa balonnya rusak, Tian yu akhirnya menyadari hal itu dan berlari kesana. Ia melihat balon udaranya telah jatuh ke tanah “Bagaimana ini bisa terjadi? Kemana mereka?” ucap Tian yu sambil berharap mereka baik-baik saja. Ia lalu melihat sebuah cincin di dekat situ dan memungutnya. Melihat tak ada orang lain disana ia pun mencoba memakai cincin itu dan suara pembuat cincin itu pun terulang lagi “Hanya cinta sejati yang bisa muat dengan cincin itu”. sementara Tian yu dengan senang mengamati cincin itu.
Jun tao dan Yun xi ternyata tengah berada di pinggir pantai, Yun xi merasa hal yang baru terjadi tadi seperti sebuah petualangan “Aku pikir kita akan mati, tapi kita malah mendarat di pantai” ucapnya yang tampak menikmati acara jalan-jalan itu.
Jun hao nampaknya tidak sependapat dengan Yun xi yang mengatakan bahwa hal ini sangat menyenangkan “Kita hampir saja mati itu tidak lucu” ucapnya. Yun xi memegang tangannya dan memeluknya. “Pada saat itu aku merasa sangat aman digenggamanmu, aku merasa kau mencintaiku, Shan Jun hao aku akan menikahimu” ucap Yun xi. Keduanya lalu berciuman dan terlihat bahagia. “Tapi cincin itu telah hilang” ucap Jun hao kemudian. Yun xi mengatakan bahwa ia telah menemukan cincin itu dihatinya.
Di kamarnya Tian yu kembali mengagumi cincin itu, ia bertingkah seolah-olah semua orang akan mengagumi dan menanyakan padanya perihal cincinnya itu, ia juga menyatakan bahwa ini adalah hari keberuntungannya, Tian yu kembali bersemangat untuk mengumpulkan uang untuk membeli gaun yang sempat ia lihat kemarin untuk digunakan pada konser kenangan ibunya.
Jun tao dan Yun xi kembali ke karnaval pada hari kedua, sementara Tian yu juga tengah bersiap mengikuti lomba untuk mengumpulkan uang. Tuan Tang juga turut hadir dan memberi semangat padanya begitu juga dengan ibu dan adiknya.Jun hao berniat menyewa sebuah perahu boat untuk pergi kesebuah pulau. Tian yu tengah berenang membawa sebuah bendera ia menghalang-halangi pemain di belakangnya dengan sesekali menyirami air padanya.
Ibunya berteriak menyuruhnya untuk lebih cepat, tetapi tiba-tiba kakinya kram dan tak dapat bergerak, ia pun berteriak minta tolong. Tak jauh dari situ Jun hao sayup-sayup dapat mendengar teriakan minta tolongnya Tian yu, ia pun mendekat dan berusaha menariknya ke atas perahu, “Siapa dia” tanya ibu yang melihat Tian yu dari jauh sedang ditolong seorang pria. Tian yu terkejut karena bertemu dengan Jun hao lagi.
Jun hao kemudian memperhatikan cincin yang dipakai Tian yu “Darimana kau mendapatkan cincin ini?” tanyanya. “Kenapa? Apa ini milikmu? Aku tak bisa mengembalikannya padamu, kau harus membantuku dulu memenangkan uang dari pertandingan ini” jawab Tian yu. Jun hao mengatakan bahwa cincin itu sangat penting untukknya dan berusaha menarik cincin itu kembali.
Tian yu mengancam akan membuang cincin itu jika Jun hao tak mau membantunya. Jun hao lalu berdiri memaksanya melepas cincin itu. Tian yu juga berusaha mempertahankan cincin itu keduanya terus tarik- menarik hingga terpeleset ke dalam air, dan kali ini Tian yu benar-benar tenggelam.
Jun hao akhirnya menyelamatkannya dan menariknya ke atas perahu kembali, melihat Tian yu yang pingsan Jun hao pun berinisiatif untuk memberinya nafas buatan (CPR). Tiba-tiba Tian yu tersadar dan ia terkejut melihat Jun hao yang ia kira mengambil kesempatan darinya yang tak sadarkan diri. Jun hao mengatakan bahwa yang ia lakukan adalah CPR namun Tian yu tetap tidak terima dan mengatakan bahwa ia lebih baik mencium kodok saja.
Seorang pemain akhirnya berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Hal ini membuat Tian yu semakin tambah kesal karena ia gagal mendapat hadiah besar dari pertandingan tersebut, ia pun berteriak-teriak sambil menangis.
Sesampainya di rumah Tian yu langsung menggosok giginya, ibu muncul dan menyuruhnya untuk berhenti melakukan hal itu karena ia hanya akan menyia-nyiakan air yang berharga mahal. Tian yu lanjut menggosok giginya, ia lalu memandang cincinnya dan berniat menggunakan itu untuk bernegosiasi agar ia mendapatkan uang.
Tian
yu berniat mencari Jun hao di motel Guan Mei, setibanya di resepsionis ia sadar
ia tak mengetahui nama dari Jun hao. Ia pun mencarinya di buku tamu namun tak
ada nama tamu baru disitu. Tak lama Jun hao keluar dari kamarnya mencari orang
untuk membetulkan keran. Keduanya pun lalu bertemu, Tian yu meminta uang
sebagai pengganti cincin namun Jun hao meminta cincin itu terlebih dahulu.
Tian yu lalu mengajaknya berunding diluar. “Aku tidak ingin cincin itu di jarimu” ucap Jun hao. “Kau membuatku kalah di pertandingan, aku mau kau mengganti uang kekalahanku” jawab Tian yu. Jun hao mengancam akan mengadukan Tian yu karena melakukan pemaksaan untuk memperkaya diri” Tian yu tak terima dikatakan seperti itu, ia mengatakan tak menyukai cincin seperti itu dan berniat melepaskannya, namun sepertinya cincin itu sangat erat dijarinya dan tak bisa dilepaskan. Jun hao mengira itu hanya akal-akalan Tian yu saja “Tipuan yang buruk sekali, kau harus bekerja keras jika ingin menghasilkan uang” ucap Jun hao.
“Aku sudah bekerja keras tapi kau mengacaukan semuanya” jawab Tian yu yang juga semakin jengkel, ia juga mengatakan bahwa Jun hao telah mengambil keuntungan darinya dengan menciumnya dengan berpura-pura bahwa itu adalah CPR. Jun hao semakin kesal dan menanyakan apa maunya sebenarnya dan tian yu kembali menegaskan ia ingin Jun hao mengganti uang sebesar hadiah perlombaan itu ditambah uang karena trauma emosional yang dialaminya.
Jun hao marah karena tak dipercaya ia benar-benar melakukan CPR, ia menyuruh Tian yu kembali ke sekolah dasar saja untuk belajar ilmu kesehatan. “Baiklah, kenapa kau tidak ajari saja aku, bukankah kau sangat mahir tentang itu,Jika setiap pria menjadikan hal itu sebagai alasan maka semua pria hidung belang akan menjadikan CPR itu sebagai alasannya” Jun hao tak sabar lagi mendengar ocehan Tian yu itu dan segera menariknya dan mencium bibirnya. “Kurasa kau tak pernah jatuh cinta, inilah yang disebut dengan ciuman” ucap Jun hao, sementara Tian yu hanya bisa bengong melihatnya.
Jun hao menyatakan dengan begini Tian yu bukannya mendapat uang tapi malah menyerahkan dirinya untuk dicium “Kau pikir kau bisa menipu semua orang? Kau memilih orang yang salah, kau akan rasakan akibat perbuatanmu sendiri” ucap Jun hao dengan nada bicaranya yang dingin dan hendak pergi dari sana. Tian yu merasa tak terima telah direndahkan, ia lalu mengatakan bahwa ibunya tak pernah mengajarinya untuk mengambil keuntungan dari orang lain. “Kalau begitu apa yang kau inginkan?” tanya Jun hao.
Tian yu mengambil sebuah kertas porter yang tertempel di dinding, ia tampak kesulitan mencari pena. Melihat hal itu Jun hao pun mengeluarkan penanya, Tian yu kembali kesulitan membuka pena itu, Jun hao dengan jengkel melihat tindakannya itu, ia lalu mengambilnya dan memutar penutup pena itu. Tian yu benar-benar merasa tengah dipermalukan, ia lalu menyuruh Jun hao menandatangani isi pernyataan yang ditulis dibalik kertas tadi.
Jun hao merasa dirinya tengah dipermainkan, namun kemudian ia pun menandatanganinya dan langsung balik ke kamarnya. Tian yu kembali memandangi kertas itu dan teringat ketika ia dicium tadi, air matanya pun tak lagi bisa dibendung karena ia benar-benar merasa telah sangat merendahkan harga dirinya tadi.
Tian yu lalu mengajaknya berunding diluar. “Aku tidak ingin cincin itu di jarimu” ucap Jun hao. “Kau membuatku kalah di pertandingan, aku mau kau mengganti uang kekalahanku” jawab Tian yu. Jun hao mengancam akan mengadukan Tian yu karena melakukan pemaksaan untuk memperkaya diri” Tian yu tak terima dikatakan seperti itu, ia mengatakan tak menyukai cincin seperti itu dan berniat melepaskannya, namun sepertinya cincin itu sangat erat dijarinya dan tak bisa dilepaskan. Jun hao mengira itu hanya akal-akalan Tian yu saja “Tipuan yang buruk sekali, kau harus bekerja keras jika ingin menghasilkan uang” ucap Jun hao.
“Aku sudah bekerja keras tapi kau mengacaukan semuanya” jawab Tian yu yang juga semakin jengkel, ia juga mengatakan bahwa Jun hao telah mengambil keuntungan darinya dengan menciumnya dengan berpura-pura bahwa itu adalah CPR. Jun hao semakin kesal dan menanyakan apa maunya sebenarnya dan tian yu kembali menegaskan ia ingin Jun hao mengganti uang sebesar hadiah perlombaan itu ditambah uang karena trauma emosional yang dialaminya.
Jun hao marah karena tak dipercaya ia benar-benar melakukan CPR, ia menyuruh Tian yu kembali ke sekolah dasar saja untuk belajar ilmu kesehatan. “Baiklah, kenapa kau tidak ajari saja aku, bukankah kau sangat mahir tentang itu,Jika setiap pria menjadikan hal itu sebagai alasan maka semua pria hidung belang akan menjadikan CPR itu sebagai alasannya” Jun hao tak sabar lagi mendengar ocehan Tian yu itu dan segera menariknya dan mencium bibirnya. “Kurasa kau tak pernah jatuh cinta, inilah yang disebut dengan ciuman” ucap Jun hao, sementara Tian yu hanya bisa bengong melihatnya.
Jun hao menyatakan dengan begini Tian yu bukannya mendapat uang tapi malah menyerahkan dirinya untuk dicium “Kau pikir kau bisa menipu semua orang? Kau memilih orang yang salah, kau akan rasakan akibat perbuatanmu sendiri” ucap Jun hao dengan nada bicaranya yang dingin dan hendak pergi dari sana. Tian yu merasa tak terima telah direndahkan, ia lalu mengatakan bahwa ibunya tak pernah mengajarinya untuk mengambil keuntungan dari orang lain. “Kalau begitu apa yang kau inginkan?” tanya Jun hao.
Tian yu mengambil sebuah kertas porter yang tertempel di dinding, ia tampak kesulitan mencari pena. Melihat hal itu Jun hao pun mengeluarkan penanya, Tian yu kembali kesulitan membuka pena itu, Jun hao dengan jengkel melihat tindakannya itu, ia lalu mengambilnya dan memutar penutup pena itu. Tian yu benar-benar merasa tengah dipermalukan, ia lalu menyuruh Jun hao menandatangani isi pernyataan yang ditulis dibalik kertas tadi.
Jun hao merasa dirinya tengah dipermainkan, namun kemudian ia pun menandatanganinya dan langsung balik ke kamarnya. Tian yu kembali memandangi kertas itu dan teringat ketika ia dicium tadi, air matanya pun tak lagi bisa dibendung karena ia benar-benar merasa telah sangat merendahkan harga dirinya tadi.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.