SINOPSIS

Thursday 10 January 2013

Devil Beside You Episode 13

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
My favorit couple from this episode...:) emang paling seneng liat pasangan yanag satu ini, apalagi liat tingkah si Yang ping yang berusaha keras agar semakin disukai oleh Li xiang. Padahal gak mesti mirip kayak Ahmon cintanya juga sudah untukmu kok, wkkk...well just let's see this episode, happy reading...^^
Devil Beside You Episode 13
Yang ping mengatakan bahwa Li xiang terlalu sensitif. Li xiang membantah dan mengatakan pria lah yang tak sensitif sama sekali. “Gadis manis dan pria keras seperti Ahmon, itu seperti kelembutan yang melawan kekerasan apa kau mengerti? hal sepert itulah yang membuat aku kalah dengan Qi yue” Li xiang juga menambahkan bahwa Meidi jauh lebih unggul dibanding dengan Qi yue. Yang ping sepertinya tak terlalu senang mendengar perkataan Li xiang, Li xiang pun menyadari hal tersebut dan menanyakannya. Yang ping merasa tidak senang karena Li xiang masih saja peduli hubungan antara Ahmon dan Qi yue. Li xiang tidak membalas perkataan itu, mereka pun akhirnya sama-sama berdiam diri.
Ahmon menyusul bus tersebut dengan motornya dan menatap Qi yue sejenak sebelum akhirnya ia menambah kecepatannya dan meninggalkan mereka.
Mereka akhirnya tiba di penginapan. Li xiang yang tengah bersama Meidi dan Qi yue melihat Ahmon yang baru tiba dan memberitahu bahwa seluruh tim tengah berkumpul di hutan sekarang untuk latihan dan menyuruhnya untuk segera menyusul. Ia meminta izin untuk meletakkan barang-barangnya dulu.Meidi menawarkan bantuan untuk membawakan tas nya kedalam. Qi yue yang juga berada bersama Meidi hanya bisa terdiam melihatnya, Ahmon melirik Qi yue lalu menyerahkan tas nya itu dan menyuruh Qi yue membawanya ke dalam.
Meidi tampak kecewa melihat hal itu. ia lalu mengikuti Ahmon dan Li xiang yang hendak pergi lalu menyampaikan rasa terima kasihnya pada Ahmon yang telah bicara hal-hal yang benar padanya. “kau tidak marah?” tanya Ahmon. Meidi menggeleng “Itu salahku karena membuat permintaan yang tidak masuk akal, setelah itu aku terus berfikir dan berfikir” Ahmon bertanya apa yang dipikirkannya, Meidi mengatakan bahwa itu hal yang mustahil bagimu untuk berpura-pura menyukai seseorang padahal kau tidak menyukainya “Sama hal nya jika kau benar-benar menyukai seseorang tapi harus berpura-pura kau tidak menyukainya, itu juga hal yang mustahil, jadi menolakku adalah hal yang benar untuk dilakukan, terima kasih untuk tidak membiarkanku melakukan caraku” 
Ahmon tampaknya tak begitu terkesan mendengar ucapan itu, ia lalu menanyakan alasan keberadaan Meidi disini “Apa kau sungguh-sungguh ingin menjadi asisten manager? Apa kau mampu? Atau ini justru merupakan jalan untuk melakukan caramu?” ucap Ahmon sambil berlalu meninggalkannya. Meidi kembali bersedih mendengar hal itu. Qi yue yang sedari tadi mendengarkan kemudian mendekati Meidi yang berdiri seorang diri. Qi yue mengajaknya Meidi untuk memasak bersama buat seluruh anggota tim.
Akhirnya seluruh anggota tim basket berkumpul, Ahsen pun mulai memimpim mereka, “Sebelum kita tiba disini kapten dan aku telah mendiskusikan dasar dari latihan kita, kita harus fokus pada masing-masing kekuatan fisik pemain” mereka pun mulai berlatih teknik serangan dan pertahanan, serangan untuk mengelabui musih dan pertahanan untuk memasukkan bola dan  dengan memanfaatkan pohon-pohon di sekitar mereka untuk memaksimalkan hal tersebut. Sementara Yang ping sedang mempraktekkan hal itu, Ahmon terus menatap Ahsen dengan tatapan tak suka.
Akhirnya tiba giliran Ahmon dan Yuan yi untuk mempraktekkannya. Yuan yi memegang bola dan bersiap melawan Ahmon, namun begitu Ahsen hendak meniup peluit Ahmon tiba-tiba memanggilnya dan malah menantangnya untuk melakukan hal itu. Ia menguji kemampuannya untuk mengambil bola darinya. “Pertanyaan ini sepertinya bukan tentang kemampuan tapi tentang maksud dan tujuanku” ucap Ahsen dengan tenang menanggapi hal tersebut. “Apa kau punya?” “Apa kau peduli?” ucap Ahsen kembali menjawab pertanyaan Ahmon. Li xiang mendengarkan hal tersebut sambil terus memperhatikan keduanya. Yang ping dan kawan-kawan merasa sikap keduanya tiba-tiba menjadi begitu aneh.
Akhirnya Ahsen pun meladeni Ahmon, ia melempar bola pada Ahmon. Mereka berdua kini berdiri berhadapan disaksikan oleh anggota yang lain. Ahmon mulai mendribble bola hendak melewati Ahsen, namun ternyata Ahsen dengan cepat mampu mengambil bola itu dari Ahmon, Ahmon terdiam terhenyak mengetahui hal itu dan menahan kekesalannya.
Sementara itu Qi yue dan Meidi sedang bercakap-cakap di pinggir sungai, Qi yue bertanya tentang orang yang disukai Meidi. “Ketika pertama kali aku bertemu dengannya, jantung terasa berhenti, aku pikir itu adalah cinta” jawab Meidi. “Apakah ia tau yang kau rasakan atau kalian sudah berkencan?” tanya Qi yue kemudian. Meidi menjawab tidak dan mengatakan bahwa ia bahkan tidak tahu tempat tinggalnya bahkan bentuk wajahnya pun ia tak terlalu yakin. 

Qi yue heran mendengar hal tersebut, Meidi menambahkan bahwa itu karena ia memakai kacamata yang tebal dan kini ia memilih untuk memakai lensa kontak. “Hari itu kacamataku pecah di tengah jalan raya yang sangat berbahaya, dia seperti seorang ksatria dengan dengan baju baja dan menyelamatkanku dari bahaya” ucap Meidi. “Jadi dia sebenarnya orang asing?” tanya Qi yue dengan raut wajah yang tak lagi tenang. Meidi berkata ia percaya bahwa mereka akan bertemu lagi, dan jika saat itu tiba ia pasti akan mengenalinya.
 “Dia itu mirip seperti diriku, menciptakan seseorang dengan sosok ideal, sebuah khayalan, dipengaruhi oleh kesan baik yang sangat singkat, cinta hanya ada diimajinasinya saja” (Qi yue)
“Jadi orang yang dicintai Meidi selama ini hanyalah khayalannya saja?” ucap Li xiang yang tiba-tiba muncul. Ia menyatakan bahwa hal itu adalah perasaan yang tidak masuk akal “Mungkinkah dalam sekejap dapat berpindah kepada orang lain? Ahmon mungkin?” Qi yue mulai menunjukkan raut wajah khawatir. Meidi merasa malu karena Li xiang telah mendengar ceritanya dan meminta Li xiang agar tidak menggodanya lagi. 
Li xiang mulai berkata serius pada Qi yue “Qi yue, ada satu jenis saingan yang sulit untuk dikalahkan, dan hal itu tanpa kau sadari dia sudah berada diantara kalian berdua, dan ketika kau melihat  ekspresi polosnya, kau tak mampu menghukumnya” Meidi yang mendengar hal itu tampak bingung mendengar makna perkataan Li xiang, Namun Qi yue sepertinya mulai menyadari maksud yang diungkapkan Li xiang padanya. “Apa maksudnya itu? Apa kau juga punya seseorang yang kau suka?” tanya Meidi pada Qi yue. 
Qi yue tak menjawab, ia lalu berdiri menghampiri Li xiang “Kenapa kau kembali begitu cepat? Bukankah kalian sedang berlatih?” tanya Qi yue. Li xiang berkata bahwa mereka sedang mengasingkan diri, hal itu untuk latihan ketahanan yang paling penting, semua anggota harus berlari menuju gunung Lijin dan ia pergi karena tak kuat untuk mengikutinya.
Yuan yi kali ini memberi pengarahan kepada mereka sebelum mendaki gunung Lijin, Yuan yi berkata bahwa hanya merekalah yang akan pergi kesana sementara pelatih Ahsen tidak. Ahmon berontak dan mengatakan bahwa itu berarti membiarkan pelatih tidak bekerja. Ahsen hanya tersenyum mendengar hal tersebut,Yuan yi menambahkan bahwa itu sudah menjadi tradisi. “Kita bisa membuat pengecualian, aku juga percaya latihan ini sangat berarti” ucap Ahsen. “Tentu saja, itu akan membuat perjalanan ini lebih berharga” tambah Ahmon kemudian (bilang aja gak mau ninggalin Ahsen dengan Qi yue disitu mas, wkkkk....)
Yuan yi meminta para anggota untuk menjaga pelatih mereka, namun Ahsen menyuruh mereka untuk memperhatikan dirinya masing-masing. Ahmon menanyakan skor waktu yang ditempuh Yuan yi kemarin untuk mendaki gunung itu,  1 jam 37 menit 28 detik, dan mereka pun mmulai berlari melewati jembatan dan jalan setapak. 
Kuo kai dan Yang ping merasa kelelahan dan berhenti untuk beristirahat, begitu juga dengan Yi lang dan Mu seng. Tinggallah Yuan yi, Ahmon dan Ahsen yang terus berlari. Yuan yi berusaha untuk menjadi orang yang pertama sampai disana, ia tidak heran melihat Ahmon berada dibelakangnya namun ia bingung melihat Ahsen yang juga tampak bersemangat. Mereka terus berlari dipimpin oleh Yuan yi, tiba-tiba Ahmon berteriak menyuruhnya minggir, Yuan yi terkejut dan melihatnya di belakang, Ahmon lalu menepis tubuhnya dan berlari mendahuluinya. Yuan yi pun terjatuh, Ahsen datang menolongnya, Yuan yi berkata ia tidak apa-apa dan lanjut untuk berlari. 
Ahmon kali ini berada di depan sementara Ahsen berada di belakang mereka. Ahmon pun berhasil tiba sebagai orang yang pertama disusul oleh Yuan yi dan Ahsen. Ahsen menarik Ahmon dan memarahinya karena mendorong Yuan yi tadi, “Tidakkah kau tahu hal itu sangat berbahaya untuk dilakukan?” Ahmon membela diri dengan beralasan bahwa Yuan yi tidak terluka sama sekali “Jika aku mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan apa kau akan percaya?”. Ahsen kecewa mendengar jawabannya dan mengatakan Ahmon adalah tipe orang yang akan melakukan segalanya untuk menang, Ahmon tak peduli dengan apa yang dikatakan. 
Yuan yi akhirnya bicara dan mengatakan bahwa ia percaya dengan Ahmon “Dia bukanlah orang yang hanya peduli pada kemenangan dan tidak peduli pada yang lain, jika dalam proses untuk menang ada luka atau bahaya yang tak dapat dihindarkan aku percaya dia akan meminimalkan hal itu” ucap Yuan yi. Ahsen tampaknya tidak sependapat dengan Yuan yi, ia lalu menambahkan bahwa Yuan yi lah orang yang dipilih untuk meminimalkan bahaya itu “tapi tetap saja kau terluka” Yuan yi kemudian teringat ketika Ahmon merebut Qi yue darinya dengan mencium Qi yue. 
Ahsen pun memandangi wajah Ahmon dan pergi meninggalkannya. Ahmon terdiam, Yuan yi mendekatinya dan berkata bahwa ia terlihat berbeda hari ini. Ahmon tampak tidak setuju, Yuan yi menyatakan satu per satu bagaimana ia kelihatnnya”tidak keren, tidak mempesona, dan...”  Ahmon menambahkan dengan menyebut dirinya sendiri bodoh, “Sangat bodoh” tambah Yuan yi. Yuan yi tampaknya menyadari sikap gelisah yang ditunjukkan Ahmon di depan pelatih Ahsen. Ahmon menolak menjawabnya dan memilih untuk pergi. Yuan yi menasehatinya dengan berkata bahwa ia tak suka melihat Ahmon yang tak percaya diri.
Qi yue meminta Meidi membawakan kayu bakar untuk mereka, Meidi tanpa sengaja menumpahkan air mineral yang mereka miliki. “Apakah Yuan yi mencari seseorang untuk menolong atau malah merusak” ucap Li xiang, Meidi pun kembali sedih mendengar hal ini. Qi yue meminta Li xiang untuk berhenti melakukan hal itu, namun Li xiang semakin memarahi Meidi. 
Qi yue memegang tanga Meidi untuk menenangkannya. Meidi kemudian mengucapkan terima kasih pada Li xiang yang juga telah berbicara yang sesungguhnya pada dirinya, ia lalu memberikan sebuah coklat pada Li xiang. Li xiang menolak dengan mengatakan bahwa ia benci coklat. Meidi lalu menawarkan diri untuk mencuci buah-buahan dan pergi meninggalkan mereka. 
Qi yue meminta penjelasan Li xiang, Li xiang mengatakan bahwa ia tidak suka melihatnya dan menyuruh Qi yue untuk siaga terhadap Meidi. Qi yue berkata bahwa ia tak pernah menganggap Meidi sebagai musuhnya. Li xiang kembali meminta Qi yue untuk tidak membiarkan Meidi terlalu dekat dengan Ahmon jika tidak ingin menanggung akibatnya. Qi yue sendiri masih merasa khawatir terhadap Meidi dan pergi menyusulnya, Li xiang pun hanya bisa menahan kesal melihat sikap Qi yue.
Meidi pergi menyendiri sambil memegang coklatnya tadi, ia bersedih karena di dunia ini ada yang tidak suka coklat dan tidak suka dirinya. Ahmon kebetulan melihatnya, ia pun hendak pergi meninggalkannya. Meidi lalu menyatakan bahwa dirinya akan menyerah setelah acar perjalanan ini, langkah Ahmon langsung terhenti mendengar hal itu.”Meskipun aku sungguh-sungguh ingin menjadi teman mereka, itu tetap tidak bisa kuputuskan sendiri” Ahmon lalu memutuskan untuk mendekati Meidi, ia pun memanggilnya. 
Meidi yang terkejut melihat kedatangan Ahmon malah tergelincir dan jatuh ke sungai. Ahmon pun menolongnya dan membawanya keluar (idiiihh kan gak dalem sihh..) akibat hal tersebut, mata Meidi menjadi kabur, ia lalu mencoba menatap Ahmon yang terlihat kabur baginya. Hal itu membuatnya teringat akan kejadian yang lalu saat kacamatanya pecah di tengah jalan. 
Ahmon menanyakan keadaannya, Meidi berkata lensa kontaknya telah terjatuh di air. Ahmon memakaikan jaketnya pada Meidi dan mencari lensa kontaknya di sungai. Meidi menggenggam jaket itu dan merasakan ada sebuah kancing yang hilang disana, ia pun segera mengambil kancing yang disimpannya selama ini dan mencocokkannya. 
Jelas saja kancing itu cocok, Meidi pun tersenyum senang karena telah menemui pria yang dicintainya itu, ia lalu menatap Ahmon dengan bahagia, tepat ketika Ahmon berbalik Meidi pun bangkit memeluknya dan pada saat itu Qi yue pun tiba dan menyaksikan semua hal itu. “Itu kau, akhirnya aku bisa menemukanmu, Ahmon aku sungguh bahagia” ucap Meidi sambil memeluk Ahmon. 
Hal itu membuat Qi yue teringat akan seluruh nasehat Li xiang padanya tadi. Ia pun hanya tertegun menyaksikan hal itu dan memutuskan untuk berbalik pergi. “Bisakah kau melepaskanku sekarang?’ ucap Ahmon. Meidi lalu menceritakan pertemuan mereka dahulu pada Ahmon, ia lalu menambahkan bahwa mereka benar-benar berjodoh karena ayahnya juga telah menjodohkan dirinya dengannya. Ahmon kembali menegaskan bahwa ia tak tertarik dengannya meskipun ia adalah wanita yang ditolongnya di jalan atau wanita lemah yang sangat ingin bertemu dengannya. Meidi tidak menyerah, ia akan berusaha lebih keras agar Ahmon lebih mengenalnya dan kemudian menyukainya. “Mungkin juga tidak” ucap Ahmon, Meidi mengatakan bahwa ia takkan menyerah terhadap hal itu.
Qi yue kembali dengan lesu ketempat Li xiang berada, Li xiang heran melihat Qi yue yang tak bicara apa-apa padanya. Ia hanya duduk di tepi sungai sambil merenung, kemudian Ahsen muncul disitu dan menawarkan pertolongan padanya. Qi yue tampak tak fokus dan tak mengabaikannya, Ahsen kemudian memanggilnya lagi,Qi yue tersentak dan menyadari keberadaan Ahsen, Ahsen mengulangi perkataannya bahwa ia akan menolong Qi yue. Saat itu Ahmon dan Meidi muncul, Ahmon tampak kesal melihat Qi yue yang duduk berdekatan dengan Ahsen. Ia pun memandangi mereka berdua, Qi yue menatap Ahmon kemudian berpaling tanpa berkata apa-apa.
Malam pun tiba dan diisi dengan acara bakar-bakar dan candaan dari anggota yang lain. Namun Ahmon tampak murung dan memilih menyendiri. Li xiang kembali menyatakan ketidaksukaannnya terhadap sikap manis Meidi pada Yang ping, “Tidak juga, kalian juga para gadis sama seperti itu hanya menyukai bad boys” balas Yang ping yang nampaknya masih kesal terhadap Li xiang, Li xiang pergi mengambil cuka “kau ingin cuka, kalau begitu makanlah” bentak Li xiang padanya (makan cuka = cemburuan) Yang ping menerimanya dan berkata ia bisa memberinya separuh. 
Li xiang kembali marah dan menanyakan alasan dari sikap Yang ping padanya. Yang ping merasa bersalah dan mengatakan bahwa  ia hanya ingin kelihatan memiliki sikap tegas dimata Li xiang. Li xiang pun menyadari sikap Yang ping yang ingin meniru Ahmon agar Li xiang menyukainya. “Hei ada bintang jatuh, ayo buat permohonan” ucap Yang ping saat melihatnya, ia pun segera menutup mata dan membuat permohonan di dalam hatinya “bahkan dia tidak bisa menirunya dengan baik” ucap Li xiang dalam hatinya. 
“dasar anak-anak” ucapnya lagi pada Yang ping. Yang ping terdiam menyadari bahwa perbuatannya barusan tak disukai. “kau benar, Pria yang keren tidak akan membuat permohonan pada bintang” jawab Yang ping. Li xiang kemudian menanyakan permohonan apa yang Yang ping ucapkan, Yang ping dengan semangat ingin mengatakannya namun Li xiang menyuruhnya untuk melupakannya saja, Yang ping pun hanya bisa terdiam kembali mendengar hal itu (wkkkkk....siapa yang kekanak-kanakan coba???)
Qi yue juga melihat meteor itu dan dengan semangat menghampiri Ahmon untuk menyuruhnya membuat permohonan namun Ahmon malah berkata bahwa hal itu membosankan. Qi yue pun tertunduk sedih mendengarnya. Tanpa Qi yue sadari Ahmon mendekatkan wajahnya dan hendak mencium keningnya, namun tiba-tiba Yuan yi muncul dan menghalanginya dengan memberikan pada mereka coklat pemberian Meidi (lagi-lagi Yuan yi gak bisa baca situasi, ckck...) 
Qi yue yang masih kesal pun pergi meninggalkan mereka. Qi yue pergi menyendiri ke tepi sungai, Ahsen muncul dan mendekatinya dan menanyakan keadaannya yang terlihat sedih. “Beberapa hari yang lalu ketika aku melihatmu disekolah, aku merasa kau belum berubah sama sekali, setelah itu aku baru menyadari bahwa kau telah berubah” ucap Ahsen, “benarkah?” tanya qi yue. Ahsen mengatakan bahwa wajah Qi yue selalu terlihat bingung “Aku tidak tahu apakah itu karena kehidupanmu atau kehidupan cintamu yang telah memberikan perubahan besar padamu” ucapnya lagi. 
Qi yue mengatakan bahwa Ahsen tak berubah sama sekali baik hati dan bersikap dewasa “Tidak seperti...” Qi yue tak melanjutkan kata-katanya lagi. Ahsen mengambil kantongan plastik dan menunjukkannya pada Qi yue, “Apa kau masih ingat?”
Flashback: Qi yue membukakan pintu untuk Ahsen, Ahsen berkata ia ingin menemui Qi yue yang akan menghadapi ujian matematika dan membawakannya beberapa kantong plastik. Flashback end
Qi yue kembali ceria dan mengatakan bahwa ia masih ingat terhadap hal itu, mereka lalau meniup kantongan plastik bersama untuk memecahkannya, namun Qi yue malah memukulkannya ke kepala Ahsen. Ahsen senang akhirnya Qi yue kembali tersenyum, Qi yue mengatakan bahwa di masa lalu Ahsen itu seperti pesulap “Setiap aku punya masalah jika aku bersamamu kau hanya perlu kantong plastik untuk membuatnya menghilang” Ahsen menawarkan untuk meniup kantong plastik lainnya karena baginya senyum Qi yue sangatlah berharga, hal tersebut membuat Qi yue merasa malu. 
Tanpa mereka sadari Ahmon menyaksikan hal tersebut dengan perasaan cemburu. Li xiang kembali menatap Meidi dengan tatapan tak suka, sementara Yang ping lebih memilih untuk diam menyendiri.
Di dalam bus pulang Yuan yi berterima kasih kepada semuanya yang telah menyukseskan acara latihan mereka. 
Rasa bosan seperti tidak berasa selama perjalanan kami pulang, tapi kami tidak tahu jika ketika bus ini berhenti akankah perasaan kami juga selesai bersama dengan berhentinya bus ini” (Qi yue) 
Dalam perjalanannya Ahmon kembali mengingat kedekatan Qi yue dengan Ahsen serta pernyataan Qi yue yang pernah memberitahunya bahwa Ahsen adalah seseorang yang ia sukai di masa lalu. Ia pun mempercepat laju sepeda motornya.
Sementara itu di bus Li xiang tiba-tiba menggenggam tangan Yang ping. Yang ping lalu melirik wajah Li xiang yang terlihat sedang tersenyum meski tak mau melihat wajahnya.  Yang ping merasa senang karena permohonannya pada bintang jatuh itu akhirnya terkabul, mereka pun akhirnya berbaikan kembali.
Ahmon akhirnya dapat menyusul bus itu, ia bahkan menghadangnya tiba-tiba sehingga mengakibatkan gunjangan di dalam bus. Bus itu pun berhenti, Ahmon lalu masuk ke dalam. Meidi tersenyum melihat Ahmon, namun Ahmon menghampiri Qi yue dan menyuruhnya untuk pulang bersama karena rumah mereka sama. Senyum Meidi pun pudar, Qi yue sempat terdiam melihat tingkah Ahmon namun kemudian ia pun tak bisa menolak dan turun dari bus itu. 
Baik Ahsen maupun Meidi memandangi mereka dengan wajah kecewa. “Begitu caranya!” ucap Yang ping merasa senang terhadap tindakan Ahmon, ia pun kembali menyender kepada Li xiang, sementara Yuan yi juga turut tersenyum melihatnya. Bus pun kembali melaju, Qi yue memandangi bus itu lalu Ahmon memberikan helm padanya “kau mencarikannya untukku?” ucap Qi yue.  “Aku hanya membelinya” jawab Ahmon. Qi yue lalu mengatakan bahwa ia tak suka warnanya. “Menyebalkan, tidakkah kau lihat disitu ada polanya” ucap Ahmon.
Qi yue lalu melihat ada tanda gambar bulan disitu.
latihan yang sangat berat akhirnya selesai, tapi kekhawatiran hati ini masih tinggi, meragu tapi masih tetap bergerak ke depan” (Qi yue) dan Qi yue pun mempererat pegangan tangannya pada Ahmon, Ahmon terlihat tersenyum senang dengan hal itu.
Ahsen tengah duduk di kafe menikmati secangkir kopi bersama seorang wanita (mungkinkah itu pacarnya?) “Apa kau sudah bertemu putri gurumu?” tanyanya pada Ahsen yang dibalas dengan anggukan “Apa kau menikmati reuni panjang yang sangat kau nantikan itu?” tanyanya lagi “Apa sebenarnya yang ingin kau ketahui?” tanya Ahsen “Orang lain pasti menganggap pertemuan kau dengannya itu adalah kebetulan, tapi aku tak berfikir seperti itu” Ahsen tidak mengakui hal tersebut. Wanita itu pun melanjutkan bahwa selama ini Ahsen selalu menunggu putri gurunya itu hingga dewasa. Ahsen menjawab bahwa alasannya murni hanya untuk melihat putri gurunya itu saja.
Wanita itu tampaknya masih tidak sependapat “Yali (si wanita tadi), pertanyaan ini tidak seperti dirimu” ucap Ahsen. Yali merengut lalu ia meminta dompet Ahsen, ternyata di dalam dompet itu tersimpan fotonya dan Qi yue yang masih muda. Yali menunjukkan hal tersebut berharap Ahsen mengaku, namun Ahsen berkilah bahwa foto itu tak berarti apa-apa baginya. “Aku rasa foto ini menggambarkan penantian,” Ahsen tertegun mendengar hal itu “Aku tahu ada gadis dihatimu yang bernama Qi yue, kau menunggunya hingga dewasa,jadi aku sudah sangat sabar” tambah Yali. 
Ahsen berusaha menyakinkannya lagi, “kau tak perlu menyakinkanku kecuali kau bisa menyakinkan dirimu sendiri” ia mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling paham terhadap sikap Ahsen. Ternyata Xue wei tengah berada di dekat situ, ia pun terkejut melihat Ahsen dan berteriak memanggilnya. “Apa kau kenal dia?” tanya Yuli, Ahsen punmemberitahunya bahwa ia adalah ibunya Qi yue. Ahsen pun mendekati Xue wei sementara Yali tampak tidak suka akan hal tersebut.
Di rumah Qi yue duduk terdiam memikikan sesuatu, Ahmon datang dan menanyakan dirinya. Ia memanggil Qi yue untuk mendekat seperti memanggil kucing. Qi yue marah karena ia bukan kucing “Benarkah? Membosankan sekali” ucap Ahmon. Qi yue pun memberanikan diri bertanya tentang Meidi “Apa yang akan kau lakukan?” tanyanya. “Tentang apa? Aku tidak tahu apa yang kau tanyakan?” Qi yue lalu mengatakan bahwa ia melihat sendiri Meidi menyatakan cintanya pada Ahmon. Ahmon meletakkan korannya dan duduk disamping Qi yue “Jadi kenapa?” ucapnya. “Apa kau khawatir?” Qi yue tentu saja tak mengiyakannya, Ahmon mengatakan untuk tidak khawatir karena hal tersebut sudah biasa ia alami dan Qi yue nantinya harus terbiasa dengan itu. 
“Aku tidak khawatir” ucap Qi yue kembali menegaskan. “Kalau kau merasa buruk ambil saja kantong plastik dan pecahkan, bukankah itu teknik yang diajarka pria setengah usia itu padamu?’ ucap Ahmon, “Lihat kaulah yang khawatir dan kau justru menuduhku” mereka pun lanjut saling mengejek satu sama lain “Ahsen itu dewasa bukankah pria setengah usia, bisa-bisanya kau berkata seperti itu” Ahmon lalu bangkit dan mencubit hidung Qi yue “Aku begitu kekanak-kanakan, memangnya kenapa, aku memang kekanak-kanakan” Ahmon tampak senang mengerjai Qi yue seperti itu. 
Xue wei yang baru pulang pun muncul dan terkejut melihat keakraban mereka. Qi yue dan Ahmon sempat khawatir ibu akan curiga namun ternyata ibu hanya merasa bahagia karena mengira mereka tengah bercanda. Ia pun pergi menyiapkan makanan untuk mereka. Xue wei lalu teringat pada Ahsen dan menanyakan hal itu pada Qi yue. Raut wajah Ahmon kembali murka mendengar nama itu dan menatap Qi yue. ibu malah melanjutkan kata-katanya bahwa ia telah mengundang Ahsen untuk merayakan ulang tahun Qi yue. 
Qi yue marah karena ibunya telah memutuskan hal itu sendiri “Aku pikir kau akan gembira?” ucap Xue wei. Qi yue segera melirik wajah Ahmon, “Tidakkah kau pernah berkata ketika dewasa nanti kau ingin menjadi pengantin wanitanya Ahsen?’ “Tidak mungkin” jawab Qi yue. “Apa yang tidak mungkin?aku punya bukti” Qi yue berteriak seakan memohon agar ibunya berhenti bicara. Ahmon pun mendekat dan dengan ramah menayakan makan malam mereka, Xue wei pun kembali untuk memasak. Ahmon terus saja tersenyum memandang Qi yue, namun senyum itu malah terlihat menakutkan bagi Qi yue.
Mereka bertiga pun lanjut makan malam bersama, “Bibi kau bilang kakak punya hubungan dekat dengan seorang guru?” tanya Ahmon, Qi yue tiba-tiba berteriak bahwa sup itu terlalu pedas. Ahmon kembali menggoda Qi yue, “Apa kau baik-baik saja? Kau kelihatan berkeringat?” ucapnya sambil meberi tissu. Xue wei menjawab pertanyaan Ahmon, ia membenarkan pertanyaan Ahmon dan berkata bahwa Qi yue pernah berkata ia hanya akan menikah dengan Ahsen. Qi yue kembali membantah, Xue wei menantang putrinya dengan menunjukkan bukti. “Ibu apa yang kau lakukan?” teriak Qi yue Ahmon kembali tersenyum seakan-akan ia anak baik. (padahal lagi kesel tuh, haha...
Xue wei ternyata menunjukkan buku harian Qi yue saat sekolah dulu yang penuh dengan kenangan bersama Ahsen, Qi yue tampak cemas menyaksikan hal itu, ia pun hendak merebut buku itu dari mereka namun keburu dipegang oleh Ahmon. Ibu menegaskan kembali bahwa ia berjanji pada Ahsen akan mempertemukan mereka. Qi yue kembali ngambek “karena ia berkata ia ingin mengunjungi rumah lama ayahmu” ucap ibu. Qi yue dengan panik kembali melirik wajah Ahmon yang tampak semakin emosi. “Ketika kau memberinya kunci kau bisa membawanya jalan-jalan sekalian” tambah Xue wei. 
Wajah Qi yue tampak semakin memelas berharap ibunya bisa berhenti bicara, namun Xue wei terus saja bicara. “Benar-benar pedas, bisa-bisa aku menyemburkan api” ucap Ahmon kemudian, Qi yue terdiam tak tahu harus bicara apa. Xue wei menambahkan bahwa sepertinya Ahsen sudah punya pacar yang sangat cantik dan memiliki kafe. Qi yue akhirnya terduduk lega “Bu, kau harusnya mengatakannya lebih cepat, sudah berapa kali aku mengatakan padamu, bicaralah langsung  ketujuan” ucap Qi yue. Ia lalu memasang wajah tersenyum kepada Ahmon “Bisa bernafas lega sekarang?” namun ia kecewa karena Ahmon malah mengacuhkannya.
Qi yue tampak ragu-ragu hendak mengetuk pintu kamar Ahmon, ia pun berdiri sejenak lalu memutuskan untuk mengetuk pintunya. Namun Ahmon tampak cuek saat Qi yue memanggilnya. Qi yue pun kecewa dan pergi, Ahmon lalu memukul buku harian itu dan membuka pintunya, ia mengira Qi yue sudah pergi namun akhirnya menemukannya terduduk sedih dikursi “Kenapa kau duduk disini?’ tanyanya. “Aku pikir kau nantinya pasti keluar untuk cemilan tengah malam atau yang lain” “Tidakkah kau kedinginan?’ Qi yue lalu menunjukkan Ahmon sarung tangan mereka. 
Ahmon pun memandangnya dan perlahan memasukkan lengannya. Mereka pun berdiri berdampingan sambil mengenakan sarung tangan itu. Qi yue mencoba menjelaskan masalah buku harian itu, Ahmon cemberut mengira Qi yue mau mengenang hal itu dikamarnya. “itu semua sebelum aku bertemu denganmu, ada hati yang berdebar, ada khayalan romantis, malu-malu dan antisipasi untuk masa depan, perasaan itu benar-benar ada. Namun setelah aku bertemu denganmu?” Ahmon menyuruh melanjutkan “Aku menjadi yakin bahwa aku tidak menyesal mempunyai hati untuk Ahsen dan hati untuk Yuan yi” lanjut Qi yue “kau tidak menyesal?” tanya Ahmon dengan kesal “karena kehangatan disini adalah yang paling nyata, ketika aku melihat wajah marahmu aku merasa cemas” 
Ahmon menolak mengakui bahwa ia marah. “Atau ketika kau berpura-pura seperti itu hal itu membuatku tertawa, karena aku bisa membandingkan mana orang yang akan selalu kusuka” Ahmon kembali tersenyum kali ini “kau tidak marah? Bolehkah aku minta buku harianku lagi?” “Tidak akan!” ucap Ahmon sambil kembali ke kamar dan menutup pintunya. Qi yue berteriak-teriak diluar sambil mengata=ngatainya agar mengembalikan bukunya itu. Ahmon membuka pintunya dan berkata ia akan mengembalikannya setelah membacanya. 
Ia mulai membaca buku itu namun kemudian ia merasa muak dan melemparkannya, ia lalu melihat foto Qi yue berdua dengan Ahsen. Satu per satu isi buku itu terus diceritakan sementara Ahmon tampak uring-uringan di kamarnya ia mengoyakkan lembar demi lembar halaman buku itu hingga memukul-mukul tembok kamarnya segala.
Sementara di kamarnya Qi yue masih merasa gelisah ia lalu mengambil Hp nya, tak lama Ahmon menerima pesan yang berisi wajah jeleknya Qi yue “jangan coba sok imut” ucap Ahmon. Qi yue mengirimkannya foto lagi, kali ini Ahmon akhirnya tersenyum melihatnya.
Keesokannya Ahmon mengantar Qi yue ke stasiun yang akan menemui Ahsen dirumah lamanya. “Selamat bersenang-senang di kencanmu” “Itu bukan kencan, aku hanya memberikannya kunci” 
Meidi kebetulan tengah berada disana dan menyapa mereka. Meidi mengatakan ia ingin berjalan-jalan melihat taipei “Aku belajar di jepang karena orang tuaku menginginkannya, aku kembali dari Jepang juga karena keinginan mereka untuk menjodohkanku, aku melihat taipei sudah sangat berubah jadi aku ingin melihatnya karena aku ingin tinggal disini” “itu artinya kau berencana untuk belajar membuat keputusanmu sendiri” ucap Ahmon. 
Meidi membenarkan “Jika aku bisa mendapatkan cinta yang aku inginkan itu pasti sangat sempurna, tapi jika pun tidak aku masih akan tetap tinggal di kota ini atau kota yang lain” Ahmon pun menawarkan diri untuk menemaninya, Meidi dengan senang hati menerima hal tersebut ia pun menunjukkan kota berikutnya yang ingin ia datangi. Wajah Qi yue tampak murung, mereka pun berpisah “Kau temani Ahsen untuk mengingat kenanganmu dan aku menemani Meidi, kemudian kita berdua bisa sama-sama melangkah menuju stasiun berikutnya. 

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.