SINOPSIS

Sunday 13 January 2013

Devil Beside You Episode 14

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Devil Beside You Episode 14
Ahmon dan Meidi memulai perjalanan mereka dengan mengunjungi sebuah tempat bernama Danshui, Meidi mengatakan bahwa ia ingin mengunjungi tempat itu karena pernah mendengar bahwa disana ada es krim  yang sangat tinggi. Mereka pun memesan es krim itu dan bener aj es krim itu benar –benar tinggi banget sampe saya sendiri aj bingung gimana makannya, hehe...Meidi pun tampak gembira menghabiskan es krim itu bersama Ahmon. 
Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke arena permainan dan berakhir dengan menikmati pemandangan di sekitar dermaga. Meidi memandang laut dengan bahagia “Bahasa jepangku sangat bagus” ucap Meidi pada Ahmon, ia lalu mengucapkan bahwa ia ingin melihat Ahmon selamanya dalam bahasa Jepang. Ahmon berkata ia tidak mengerti namun ia menambahkan bahwa bahwa Taiwannya sangat bagus “Aku orang Taiwan dan aku sangat mencintai Taiwan” ucapnya. Meidi tertawa lalu ia kembali mengatakan bahwa ia sangat pintar dalam melukis kuku sambil menunjukkan kukunya. Ahmon mengatainya terlalu mencolok. Meidi merengut dan berfikir lagi, “Aku bisa membuat bola nasi dan suhsi” Ahmon menjawab dengan berkata bahwa ia hanya tahu cara makannya. Meidi tersenyum dan menawarkan untuk membuatkannya, Ahmon menolak karena ia lebih suka makan Dachang. 
Meidi kembali mengakatakan bahwa ia bisa berjalan sambil memakai sepatu yang sangat tinggi, Ahmon tampak tidak peduli dengan hal itu. Meidi duduk di samping Ahmon dan berkata bahwa ia bisa mengetik dengan cepat pada telfon seluler tapi hanya dalam bahasa jepang, “kalau begitu kau tak usah mengirim pesan padaku karena aku tak bisa membacanya” balas Ahmon. Meidi terdiam dan tertunduk lesu, ia berkata tak tahu lagi harus berbicara tentang apa karena hal-hal yang dibanggakannya sudah dikatakannya semua “Aku harap aku bisa berfikir lagi tapi tak ada lagi,” Ahmon pun tampak merasa bersalah mendengar hal itu. “Aku tahu aku seharusnya tidak bertindak sesuka hati tapi karena kau hatiku jadi berbunga-bunga untuk pertama kalinya, jadi jika aku mencoba lebih keras kau akan lebih mengenalku dan kemudian menyukaiku” (Meidi)
Qi yue tiba di rumah lamanya dan memandangi kamarnya, kemudian ia mendengar bel di pintu dan bergegas membukanya. Ahsen tersenyum di depan Qi yue dan Qi yue pun membalas senyuman itu “Siapa yang kau cari?” tanya Qi yue sama seperti saat Ahsen datang mencarinya waktu itu (adegan si kantong plastik). “Aku mencari siswaku, Qi yue” “Kenapa kau mencarinya?” “Karena ia memberitahuku bahwa ia ada test matematika hari ini, jadi aku pikir dia pasti perlu 5 kantongan plastik” “salah 6” ucap Qi yue sambil tersenyum. 
Ahsen mulai memperhatikan keadaaan di rumah itu, rasanya seperti tak ada yang berbeda baginya. Ia lalu menyuruh Qi yue berdiri di samping tembok dan mengukur tingginya “kau tak bertumbuh tinggi” ucap Ahsen Qi yue pun sewot mendengar hal itu.  “Aku pernah berkata kau itu adalah anak yang manis kenapa kau tak percaya padaku” Qi yue berkata pada saat itu aku ingin segera dewasa namun ia tak melanjutkan alasannya dan hanya memendamnya sendiri (karena aku ingin menjadi pacarmu) Ahsen pun tak melanjutkannya lagi dan menanyakan keinginannya di hari ulang tahunnya ini. Qi yue merasa malu dan berkata ibunya memang bermulut besar. “Lalu bagaimana dengan mempertinggi badan” Qi yue tersenyum “Aku tak mau disini untuk menjadi bahan bercandamu”
Ahsen mengatakan bahwa ialah yang meminta pada Xue wei untuk bertemu dengannya, ia lalu menanyakan buku harian yang pernah diberikannya pada Qi yue pada ulang tahunnya yang ketujuh “Apa kau masih menggunakannya” Qi yue mengiyakan hal itu. Ahsen lalu mengingatkan tentang foto bersama mereka pada saat itu “Seperti yang kau katakan, aku telah menjadi gadis 20 tahun, tapi jika setiap ulang tahun merupakan suatu tolak ukur maka ulang tahunku pada saat itu adalah ulang tahun yang paling bahagia” ucap Qi yue “karena ada ayah, ibu dan kau, sebelumnya aku tidak pernah tahu apa itu kesedihan, tapi ayah tiba-tiba meninggal dan kau pergi belajar ke luar negeri, hanya tinggal aku dan ibu yang berjuang untuk hidup” tambah Qi yue, ia juga mengatakan sejak saat itu ia pun berhenti untuk menulis di buku harian itu. “kau bilang disini masih terasa sama tapi...” “tapi di hatimu segalanya telah berbeda” ucap Ahsen memotong perkataan Qi yue. Qi yue pun mengatakan itu bukan berbeda hanya saja telah berubah. Ahsen tersenyum simpul mendengarnya.
Ahmon melirik Meidi yang terlihat diam saja. Ia lalu berhenti pada sebuah toko yang menjual cincin. Ia pun berjalan ke sana dan mengambil sebuah cincin berbentuk bunga, Meidi memandangi Ahmon namun kemudian ia tertunduk lesu. Ia lalu melihat ke arah samping dan segera berjalan ke sana. 
Si pemilik toko berkata pada Ahmon bahwa cincin seperti itu tidak cocok diberikan pada wanita seperti itu (Meidi) “Aku belum pernah bertemu pedagang sepertimu, biasanya yang lain selalu mengatakan hal yang bagus saja” ucap Ahmon. Si pemilik toko berkata bahwa setiap wanita memiliki batu yang cocok dengannya “yang kau pegang itu adalah batu halus kebiru-biruan dan bercahaya keputih-putihan seperti bulan, itulah mengapa ia disebut batu bulan” Ahmon mengatakan ia ingin memberikan batu itu pada bulan dihatinya (ingat helm Qi yue “bulan”) 
Ahmon pun keluar namun ia bingung karena tak melihat Meidi disana. Meidi ternyata menghampiri seorang gadis kecil penjual permen karet, ia hendak membeli semua permen karet yang dijual anak itu. anak itupun berterima kasih dan mengatakan bahwa ibu dan kakaknya akan sangat senang kalau ia bisa mendapat uang. Meidi juga memberikan coklat-coklat yang ia miliki pada gadis kecil itu, awalnya gadis kecil itu merasa ragu untuk menerimanya namun Meidi mengatakan ia tak menginginkan coklat itu lagi, gadis itu pun berterima kasih dan pulang ke rumahnya.
Ahmon yang tadinya memperhatikan saja kini mendekatinya “Tak heran mengapa wanita dikatakan susah diprediksi” ucap Ahmon. Meidi mengatakan dirinya tak suka permen karet dan menawarkannya pada Ahmon, Ahmon pun membuka sekantung dan memberikannya satu pada Meidi agar ia mencobanya. Meidi tampak terkejut, lalu ia mengambil permen karet itu dan tersenyum bahagia.
Ahsen menawarkan diri untuk mengantar Qi yue, ia sempat menolak namun karena Ahsen berkeras ia pun minta diantarkan ke stasiun kereta saja, Ahsen pun menyanggupi hal itu. “Tahukah kau pada pelajaran ayahmu aku menemukan hal yang aku siapkan untuknya sebagai asisten penelitian, serius dan hal itu sangat membantuku selama aku kuliah di luar negeri” “Aku masih ingat ketika kau melakukan penelitian, aku akan membaca novel dekat-dekat dan tertidur ketika aku sedang membaca, ayah sangat benci melihatku membaca novel romantis, tapi ia tak bisa melakukan apapun” “Apa kau tahu mengapa?” tanya Ahsen. “Ia tidak ingin merampas kebahagiaannmu jadi dia menahannya” Qi yue menyatakan bahwa ia juga menyadari hal itu karena ayahnya tak mau melihat dirinya tertarik pada pria. 
Ahsen menambahkan bahwa ketika ibu Qi yue mengandung ia sangat menginginkan anak wanita dan saat ia lahir bulan sangat besar dan bulat karena itulah ia diberi nama “Qi yue” Qi yue akhirnya tahu bahwa makna yue pada namanya berarti bulan. Dan Ahsen pun terus bercerita tentang masa kecil Qi yue.
Ahmon hendak mengantarkan Meidi pulang, bertepatan dengan itu mobil Ahsen pun tiba di seberang jalan.  Qi yue turun dan berjalan pergi. Ahsen memandangi kepergiannya, ia kemudian bergegas turun dan berteriak memanggilnya Qi yue hingga Ahmon yang berada tak jauh dari mereka bisa mendengarnya. 
Qi yue menoleh begitu juga Ahmon, Ahsen lalu berlari mendekati Qi yue dan memeluknya tanpa mereka sadari Ahmon dan Meidi pun ikut menyaksikan hal itu. Qi yue cukup terkejut namun ia tak berusaha melepaskan diri. Ahsen berkata bahwa ia menyesali waktu yang ia habiskan di Amerika karena ia terus berfikir bahwa seharusnya ia tak boleh meninggalkan Qi yue saat ayahnya meninggal “Dengan berada disisimu aku bisa menjagamu dan menghiburmu, jika aku berada disisimu maka ketika kau sedih aku akan ada untuk menghapus air matamu dan aku bisa memelukmu erat seperti ini, tahukah kau apa yang ayahmu berikan aku juga ingin memberikannya padamu” 
Ahmon sudah tak tahan lagi melihatnya, ia pun bergegas menemui mereka tanpa melihat-lihat jalan. Sebuah mobil hampir saja menabraknya, namun Meidi yang melihat hal itu berteriak dan maju menyelamatkan Ahmon. Teriakannya itu membuat kaget Qi yue dan Ahsen. Meidi segera menolong Ahmon untuk menyingkir, mereka berdua pun selamat, hanya saja kaki Meidi menjadi terluka, Ahmon menolong Meidi dan bergegas menggendongnya ke rumah sakit . 
Qi yue dan Ahsen juga turut bersama mereka. Ahmon berdiri mematung di dinding kamar rumah sakit, Ahsen memperhatikannya dan menyuruhnya untuk tidak terlalu khawatir. Ahmon tidak senang mendengar ucapannya dan membentak dirinya, Ahsen pun memilih untuk diam.
Qi yue memapah Meidi yang telah diobati, Ahsen mendekati mereka, Qi yue mengatakan bahwa keadaan Meidi baik-baik saja. Meidi menanyakan keadaan Ahmon namun Ahmon berteriak marah karena disini bukan ia yang terluka tapi ialah penyebab Meidi menjadi terluka, ia pun memarahinya untuk tidak melakukan hal itu lagi padanya. Qi yue sendiri malah merasa bahwa itu adalah bentuk perhatian Ahmon pada Meidi. 
Ahsen menawarkan untuk mengantarkan Qi yue pulang, Ahmon langsung menyingkir tanpa bicara apa-apa, melihat hal itu Qi yue lalu meminta Ahsen untuk mengantar Meidi pulang. Sebelum pulang Qi yue berpesan pada Meidi agar segera beristirahat dan tidur di rumah, Meidi mengatakan sepertinya ia takkan bisa tidur karena terlalu bahagia hari ini. Qi yue tentu saja bingung mendengar hal itu, Meidi menceritakan semua acara jalan-jalannya bersama Ahmon mulai dari menikmati es krim hingga permen karet. Qi yue mencoba tersenyum mendengarnya.
“Bila kau pulang dengan luka seperti ini orang tuamu pasti khawatir kan?” tanya Ahsen. Qi yue mengiyakan dan berkata bahwa mereka harus memberi penjelasan agar Ahmon tidak disalahkan. Ahsen menawarkan diri untuk menjelaskannya,Ahmon lalu berteriak memanggil Qi yue, Qi yue pun segera pamit dan menemui Ahmon. Ahmon lalu menarik tangannya untuk segera pergi. Meidi masih saja tersenyum memandangi Ahmon sementara Ahsen tampaknya tidak rela Qi yue pergi.
Di jalan Ahmon dan Qi yue kembali bertengkar, Ahmon menyuruh Qi yue untuk berhenti mencampuri urusan orang lain. Qi yue berkata ia tak bisa seperti itu karena khawatir terhadap Meidi. Qi yue sepertinya menyadari kegelisahan Ahmon ia pun berkata bahwa Ahsen adalah orang yang bisa dipercaya dan ia lebih dewasa dari kita. 
Ahmon kembali tidak senang mendengar Qi yue membelanya. “Kapanpun ada hal yang membuatmu gelisah, aku akan merasa lebih gelisah dari biasanya, lebih khawatir, lebih bingung dari biasanya karena aku peduli padamu” ungkap Qi yue. Qi yue lalu menyatakan betapa khawatirnya dia melihat Meidi pergi menyelamatkan Ahmon, karena ia takut hati Ahmon akan tergerak oleh hal itu, Ahmon menatap Qi yue, lalu merangkulnya dan kembali berjalan, Qi yue pun kembali tersenyum. “Aku lebih takut, takut jika masa lalumu dan Ahsen akan menculikmu (dariku)” (Ahmon”s heart)
Di rumah Xue wei mengangkat telfon yang ternyata dari nenek yang ingin bicara dengan Ahmon. Xue wei pun memanggil Ahmon dan mengatakan bahwa nenek sudah tahu bahwa kaki Meidi terluka, Qi yue mendengar hal itu dan merasa khawatir. Ia pun mengamati Ahmon yang sedang menjawab telfon itu. setelahnya ia pun menanyakan hal itu pada Ahmon. Ahmon mengatakan bahwa nenek merasa bersalah kepada keluarga Meidi karena Meidi terluka saat bersama dengan Ahmon dan menyuruh Ahmon untuk mengantarkan Meidi pulang ke rumah setelah dari sekolah. 
“Kalau begitu lakukanlah” ucap Xue wei yang datang membawakan makanan “Dengan kejadian itu orang tuanya pastilah merasa khawatir, Qi yue kita akan pulang ke rumah sendiri, kau itu lebih bebas (Qi yue) jadi pinjamkan Ahmon untuk Meidi” Xue wei lanjut menanyakan pertemua Qi yue dan Ahsen hari ini. Ahmon lalu melirikkan matanya berniat mendengar lanjutannya “Apakah perasaan manis yang kau miliki untuknya kembali?” Qi yue berfikir untuk menjawabnya sambil melirik ekspresi Ahmon, Ahmon sendiri berpura-pura untuk tak peduli.
Ahsen dikejutkan oleh seorang wanita yang mengetuk pintu mobilnya, ternyata itu adalah Yali.  Mereka pun melanjutkan percakapan di luar,“Setelah menunggu sekian lama, akhirnya hari ini kau berkencan dengan pacar kecilmu” ucap Yali “Apa kau punya keberanian untuk mengungkapkan cintamu?” tambahnya. “Sedikit” jawab Ahsen, Yali tampak merasa khawatir “Apa kau mendapat jawabannya?”  Ahsen mengatakan ia tak dapat melanjutkan kata-katanya saat itu karena terjadi kecelakaan kecil.
Yali pun memberanikan diri menyatakan keinginannya“Kalau begitu sebelum kau mendapatkan jawabanmu akan melanjutkan rencanaku” Ahsen menanyakan maksud perkataan Yali itu. “Aku tahu hari Rabu berikutnya adalah hari ulang tahun Qi yue, jadi mulai sekarang hingga nanti aku tidka akan menemuimu, karena aku tidak ingin mempengaruhi keputusanmu, tapi setelah hari itu, dimulai dari tengah malam aku akan memberikanmu seluruh hari, 24 jam penuh, aku ingin kau benar-benar memikirkannya, memikirkan apakah ada masa depan untuk kita” 
Ahsen tampak terkejut mendengar pernyataan Yali ini, Yali pun melanjutkannya kembali “Jika memang ada, aku yakin kau akan menunjukkan kesungguhan hatimu, kau akan ingin aku tinggal” “Aku tidak mengerti apa maksudmu” ucap Ahsen “Bukan kau tidak mengerti hanya saja kau tidak mau mengerti, dari pertemanan menjadi cinta, aku sudah menunggu terlalu lama, jika setelah 24jam kau masih bertahan untuk tidak mau mengerti maka aku tidka akan mengharapkan apa-apa lagi darimu’ Ahsen sendiri hanya terdiam mendengar perkataan Yali, Yali lalu memanggil namanya, Ahsen menolah dan Yali pun memeluknya lalu pergi meninggalkannya yang terdiam seorang diri.
Esoknya Ahsen melangkah menuju kelas, ia pun memulai pelajarannya dan mengajar seperti biasa di kelas Qi yue. Qi yue sendiri malah termenung memikirkan hubungannya dan Ahmon  yang tak senyaman  dipikirkan sebelumnya  meski telah tinggal di rumah yang sama, ia juga sangat merindukan Ahmon. Ahsen menyadari kelakuan Qi yue dan memanggil namanya “Apa kau perlu beristirahat atau berjalan-jalan di luar?” Qi yue merasa malu dan berkata ia baik-baik saja, ia merasa kesal pada dirinya sendiri yang tak bisa konsentrasi di kelas Ahsen. 
Qi yue mengejar Ahsen yang bergegas menuruni tangga, Ahsen tersenyum melihat Qi yue. Qi yue meminta maaf karena ia telah melamun di kelas, Ahsen menerima hal itu dan berkata bahwa kelasnya memang membosankan, “Jangan berkata begitu” ucap Qi yue “Jika ada hal yang ingin kau sampaikan katakanlah?” ia lalu mengatakan bahwa ia sangat senang berada di kelasnya “Tapi tadi kau melamun” ucapnya Qi yue ingin mencoba menjelaskan namun Ahsen telah menambahkan duluan “Aku tahu kau bukan lagi seorang gadis kecil yang selalu bergantung segalanya padaku, aku telah mencampur semua perasaan itu, di satu sisi aku senang melihatmu dewasa tapi di sisi lain aku kecewa” Qi yue pun tertunduk sedih mendengar hal itu.
“Apa itu karena Jiang meng (Ahmon)?” tanya Ahsen, Qi yue terkejut mendengar hal itu, karena Ahsen ternyata telah mengetahui dirinya “kau terlihat bingung lagi, sedikit panik, kau berbeda sekarang, ketika aku datang ke rumah lamamu aku sadar hanya aku yang mencari masa lalu, dan siapa kau sekarang, jangan salah sangka apa yang kau lakukan sekarang sangat hebat” ucapnya sambil sedikit tersenyum lalu pergi meninggalkan Qi yue. 
Ahsen berjalan menahan rasa kecewanya, Qi yue kemudian berteriak memanggilnya, “Ibu dan aku tak pernah menyalahkan pilihanmu sekolah ke luar negeri karena kami tahu itulah yang ayah inginkan untukmu” Ahsen berhenti mendengarkan hal itu namun tak menatapnya “kami berharap kau juga tak pernah menyesal,karena ibu dan aku juga begitu, sekarang ibu telah menemukan kebahagiaannya aku pikir aku juga akan begitu” Ahsen lalu berbalik dan tersenyum kepada Qi yue “Aku tentu juga akan begitu” ucapnya lalu pergi. Qi yue lalu berteriak “Pertemuan denganmu adalah kenangan terhebatku”
Ahsen tengah duduk menyendiri, memegangi dompetnya dan melihat foto lamanya dengan Qi yue dan akhirnya menutup dompetnya kembali.
Qi yue melakukan tugasnya sebagai manajer basket di ruang istirahat, Kuo kai dan yang lainnya tampak memperhatikannya, Kuo kai lalu mendekat  dan bertanya padanya “Ketika Meidi terluka apakah itu karena Ahmon?” tanyanya. Qi yue mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan. “Aku heran dengan refleksnya ahmon, mengapa harus Meidi yang menghentikan kecelakaan itu” ucap Yi lang. “Aku dengar ia (Ahmon) melihat kau dan guru Ahsen berlaku sangat akrab?” tambah Yang ping. 
Qi yue terdiam mendengar hal itu. tak lama Ahmon tiba tanpa mereka sadari. Kuo kai menyuruhnya untuk berhati-hati dalam bertindak Qi yue langsung menatapnya “Kami tidak menyalahkanmu tapi...” “Tapi apa?” ucap Ahmontiba-tiba. “Jika ada yang ingin dikatakan katakanlah kepadaku” mereka langsung salah tingkah mendengar ucapan Ahmon itu dan bergegas pergi dari tempat itu. tinggallah Ahmon dan Qi yue sekarang. “Mereka bukannya mau bertindak kejam” ucap Qi yue berusaha membela mereka. “Mereka mengkritikmu kan?” ucap Ahmon, Qi yue tak bisa berkata-kata.
Para anggota tim basket kembali berlatih. Ahsen juga turut hadir memperhatikan mereka yang tengah berlatih. Ahmon berhasil memasukkan bola, lalu ia menatap tajam ketika berpapasan dengan Ahsen. Li xiang berkata ia tahu bahwa Ahmon dan Meidi telah jalan bersama dan menanyakan hal itu pada Qi yue. Qi yue mengatakan bahwa Meidi terluka sehingga Ahmon harus mengantarnya ke rumah. 
Latihan pun selesai, Yuan yi menghampiri Qi yue dan menanyakan perihal materi rapat yang harus disiapkan Qi yue, Qi yue terkejut  karena baru mengetahui hal itu. Ahmon tampak menunggu bersama Meidi, Qi yue datang dan langsung menemui Ahmon, ia meminta maaf dan mengatakan bahwa ia ternyata ada rapat yang harus diikuti hari ini. 
Ahmon langsung menatapnya hal itu membuat Qi yue takut   “Apa yang harus kulakukan, aku tidak bisa meminta mereka untuk menungguku” (Qi yue heart) tiba-tiba Ahsen datang dan menyuruhnya untuk bergabung rapat dengan yang lain. Ahmon berdiri dan mencoba berkata dengan tenang “Benarkah? Kalau begitu kami harus pergi duluan karena aku tak bisa membiarkannya menunggu terlalu lama” ucap Ahmon yang tampaknya berusaha membuat Qi yue cemburu. Ia lalu melangkah keluar dan memanggil Meidi untuk mengikutinya. Meidi tampak ragu namun kemudian ia pergi mengikuti Ahmon, Qi yue hanya berdiri terpaku. 
Meidi mencoba menyusul Ahmon yang berjalan lebih cepat darinya, namun perutnya terasa sakit. Ia jongkok sambil memeriksa tas nya. Ahmon menyadari dan mendekatinya “Ada apa?” tanya Ahmon “Aku kehabisan coklat” ucapnya “Memangnya kenapa?” tanya Ahmon, Meidi tak bisa memberitahunya alasannya, namun Ahmon sepertinya mengerti. Ia menyuruhnya menunggu dan pergi mencarinya. 
Ia masuk ke toko dan menyebutkan ciri-ciri coklat yang selalu di bawa Meidi sayangnya coklat itu telah habis. Ia pun kembali ke Meidi dan membawakannya minuman dan menyuruhnya meletakkan itu ke perutnya. Meidi merasa malu karena Ahmon ternyata tahu bahwa ia sedang datang bulan. “Karena aku selalu merasakan ini makanya aku menyukai coklat” “itu bukan suka tapi ketergantungan” ucap Ahmon, ucapan tersebut sepertinya mempengaruhi Meidi “Kita harus menunggu kakak” ucapnya. Ahmon mengatakan mereka tak perlu melakukannya karena Qi yue bukan anak-anak yang tak bisa pulang sendiri.  Meidi meminta maaf pada Ahmon karena ia telah membuat masalah, “Coklat yang kau inginkan sudah terjual kau bisa membelinya besok” ucap Ahmon.
Qi yue pulang bersama Yuan yi, mereka pun berpisah di tengah jalan dan Qi yue terus berjalan sambil termenung. Meidi merasa bahagia bisa bersama dengan Ahmon ia pun berjalan menyusul Ahmon “sudah sampai disini saja” ucapnya. Ahmon lalu mendapat telfon dari  seseorang mengenai Qi yue dan tak sengaja menjatuhkan cincinnya, ia pun bergegas pergi tanpa berkata kepada Meidi yang merasa sedikit kecewa. Ia lalu menemukan cincin yang jatuh tadi.
Qi yue kembali berjalan sambil melamun sampai-sampai ia menabrak bahu pejalan kaki, pria itu marah dan hendak memukulnya namun lengannya dipegang oleh Ahsen yang tiba-tiba muncul. Ahsen pun menghajar kedua pria itu dan mengantarkan Qi yue pulang dengan mobilnya. “maaf kau harus mengantarku pulang” “Tidak apa-apa,seharusnya kau pulang bersama Ahmon,pasti sangat mengganggu” ucap Ahsen. 
Qi yue yang tak paham menanyakan maksud perkataan Ahsen, Ahsen pun mengatakan bahwa dua orang yang tidak berhubungan darah dan harus menjadi keluarga “Ketika kita rapat tadi kau kelihatan sangat kacau” tambahnya. “Aku memang sangat menyedihkan, hal kecil seperti itu membuatku begitu khawatir” 
Ahsen meminta Qi yue untuk menceritakan masalahnya sesungguhnya, ia pun mengatakan bahwa nenek tengah berniat untuk menjodohkan Ahmon, namun kekhawatiran terbesarnya adalah merusak hubungan yang telah dibina oleh ibu dan ayah barunya. “Hubungan kalian itu adalah hal yang terlarang, namun itu juga tes, jika kau dan Jiang meng bisa melewati rintangan ini aku percaya cintamu akan semakin kuat” Qi yue memandang Ahsen “itu pasti berat, jadi lakukanlah yang terbaik” ucapnya lagi. Qi yue pun berterima kasih, Ahsen menambahkan ia akan menyimpan rahasia ini dari ibu Qi yue.
Ahmon berlari untuk menyusul Qi yue, namun di tengah jalan ia melihat Ahsen yang mengantar Qi yue melewatinya begitu saja. Ia pun terdiam dan memandang kesal pada mereka. 
Xue wei heran melihat Qi yue yang tiba sendiri tanpa Ahmon, Qi yue berkata ia ada rapat hari ini dan terkejut menyadari Ahmon belum tiba di rumah. “Mungkin kalian hanya berselisih saja” Qi yue tak mengerti Xue wei  lalu mengatakan bahwa ia menelfon Ahmon dan mengatakan tidak aman bagi Qi yue untuk keluar malam-malam begini.
Ahmon turun ke jalan menghalangi laju mobil Ahsen, Ahsen pun langsung berhenti dan menatapnya. 
Qi yue sendiri mencoba menelfon Ahmon namun tak mendapat jawaban. Ia pun merasa aneh karena tak biasanya Ahmon seperti itu dan berfikir mungkin Ahmon berputar-putar lagi untuk mencarinya namun ia tetap bingung karena Ahmon tak menjawab telfonnya.
Ahmon rupanya tengah berada di sebuah tempat makan bersama Ahsen, ia menatap Hpnya yang terus berdering namun tak mau mengangkatnya. “Kau tak akan menjawab itu?” tanya Ahsen “Mungkin saja itu Qi yue” mendengar hal itu Ahmon langsung mematikan Hp nya. “Sepertinya kau sungguh tidak menyukaiku” “kau sungguh tajam akan hal itu, aku akan menghadiahimu” jawab Ahmon. “Jika kau sangat membenciku lalu mengapa kau menerima undanganku?” ucap Ahsen. “Kau yang memintaku untuk datang kesini untuk mengatakan sesuatu, jadi katakanlah” mendengar hal itu Ahsen pun memulai perkataannya. “Aku suka sikapmu yang tak suka bertele-tele, tapi tahukah kau terkadang hal itu hanya melukai orang disekitarmu” 
Ahmon berontak tak mau mendengarkan hal omong kosong seperti itu dan mengambil tas nya untuk pergi “Dengarkan” ucap Ahsen kemudian dan menghentikan langkah Ahmon “Aku peduli terhadap Qi yue sebagai putri guruku” Ahmon membalikkan wajahnya menatap Ahsen “Guru mengajarkanku banyak hal, bagaimana menjadi orang dan hal yang penting dalam hidup”
Flashback:Ahsen dan ayah Qi yue tengah berjalan bersama, Ahsen berterima kasih pada ayah Qi yue karena telah merekomendasikannya untuk kuliah di luar negeri. “itu bukan apa-apa, kau adalah siswa terbaikku, ketika kau di Amerika jangalah dirimu sendiri,  kau mengerti?” Ahsen pun mengiyakan hal itu, Ahsen lalu melihat piringan hitam yang dipegang gurunya itu dan mengenali hal itu sebagai piringan hitam kesayangannya seperti yang telah dikatakan Qi yue. “Milikku satu-satunya, anak itu, Qi yue telah merusaknya, salah satu ekornya telah bengkok jadi aku membeli yang baru. “Guru Apakah ini adalah lagu cinta milik dirimu dan Mrs. Qi? Tanya Ahsen, ia tersenyum dan mengiyakan hal itu karena lagu itu adalah senjatanya untuk mencuri hati istrinya dulu. “Ketika anak kami mendengar lagu ini, iya juga menginginkannya, sejak itu setiap hari ulang tahunnya aku membelikannya album yang baru lagi” 
Ahsen merasa murung karena untuk tahun ini ia mungkin tidak bisa bersama-sama merayakan ulang tahun Qi yue karena harus ke Amerika “Tak masalah, setelah upacara kelulusannya kembalilah untuk berdansa dengannya” Ahsen merasa malu gurunya itu menyinggung soal dansa. “Qi yue masih muda, tapi ketika ia tumbuh dewasa aku harap ia akan bersama pria yang dapat dipercaya sepertimu” Ahsen menganguk. “Bagiku tak ada yang lebih penting selain kebahagiaan istri dan anakku, aku akan bertanggung jawab terhadap istriku tapi bagaimana dengan Qi yue?” ucapnya sambil tersenyum dan pergi meninggalkan Ahsen. Seorang gadis kecil tengah bermain bola, tiba-tiba bolanya jatuh di tengah jalan saat sebuah mobil melaju. Mobil itu pun akan menabraknya, namun ayah Qi yue melihat hal itu dan berlari lalu memeluknya,ayah Qi yue terluka dan saat itulah yang telah merenggut ayahnya darinya. Flashback end
“Setelah beberapa tahun ini bisa melihat Qi yue aku sungguh sangat bahagia, ia telah gadis yang lemah lembut dan perhatian, aku percaya guruku akan bangga juga” Ahmon mendengarkan cerita Ahsen dengan seksama. “Tapi, ia sekarang ini tersiksa oleh situasi cinta yang sulit” Ahmon sepertinya tersadar mendengar hal itu.
Qi yue lagi-lagi gagal menghubungi Ahmon, ia lalu bergegas hendak mencari Ahmon. Ibu memanggilnya dan menyuruh untuk menunggu Yoo hui pulang dulu dan mencarinya bersama-sama namun Qi yue sudah tak tenang dan tetap pergi. Qi yue akhirnya menemukan Ahmon sedang berjalan menuju rumah “Kemana kau pergi? Aku sudah menghubungimu beberapa kali?” tanya Qi yue. Ahmon menanggapinya dengan dingin “Jika kau ingin pulang telat setidaknya kau harus menelfon dulu, ibu dan aku sangat cemas” “Bisakah kau urusi masalahmu sendiri, tak peduli dimanapun atau apa yang aku lakukan aku bebas melakukannya” ucap Ahmon membentaknya. 
Qi yue pun kaget melihat sikap Ahmon. Ahmon berlalu meninggalkannya, Qi yue memanggilnya dan meminta maaf “Aku tidak tahu kau mencariku jadi aku membiarkan Ahsen mengantarku” “kau tidak perlu untuk meminta maaf” ucap Ahmon kemudian. “Sekarang bibit dari keraguan telah bertunas(Qi yue)
Paginya Qi yue menanyakan keberadaan Ahmon, ibu mengatakan Ahmon telah pergi dari tadi. Ia juga menanyakan sikap mereka berdua yang terlihat berbeda”Apa kalian bertengkar?” Qi yue menggelengkan kepala namun ia teringat sikap Ahmon kemarin “Siapa diriku bagi Ahmon?” (Qi yue)
Di kampus Meidi di hadang oleh dua wanita fans Ahmon yang menanyakan hubungannya dengan Ahmon. “Jika kalian tidak berkencan lalu kenapa ia mengantarmu ke rumah setiap hari” ucap mereka.  Tak lama Li xiang lewat dan melihat hal itu “Aku peringatkan kau, menjadi orang kaya bukan berarti kau bisa melakukan apapun” Meidi mencoba meminta maaf namun mereka tak terima dan menyuruhnya untuk meminta maaf yang lebih panjang lagi. 
Li xiang hendak bersikap tak peduli terhadap Meidi dan melewatinya begitu saja, namun akhirnya ia merasa tak tahan juga dan menghampiri mereka “Ini bukan urusanmu, neneknya telah menjodohkannya dengan Ahmon, jika kau merasa kesal kesallah dengan neneknya” ucap Li xiang ia pun balik memarahi mereka hingga dua wanita itu akhirnya pergi. Meidi berterima kasih kepada Li xiang “sudahlah,sungguh menyebalkan dasar tak berguna” ucap Li xiang padanya sambil pergi.
Meidi memanggilnya, Li xiang mengira Meidi akan memberinya coklat dan menolaknya. Ternyata Meidi menunjukkan cincin milik Ahmon yang ia temukan kemarin.
Sementara itu Ahmon sibuk mengacak-ngacak isi tas nya mencari cincin itu, ia bahkan tak menghiraukan kehadiran Kuo kai di dekatnya. 
Li xiang memuji keindahan cincin itu dan memakainya “Apakah Ahmon menyukai orang lain?” tanya Meidi tiba-tiba. Li xiang terdiam mendengar hal itu. “Ahmon menjatuhkan cincin ini, aku rasa ia akan memberikannya pada orang yang disukainya” “kau akhirnya menyadarinya?” ucap Li xiang. “Jadi Ahmon benar-benar punya seseorang yang ia suka? Orang itu apa aku mengenalnya?” Li xiang bingung menjawab pertanyaan tersebut. 
Yang ping lalu muncul dan mengajak Li xiang pergi ke kafe, Li xiang melepaskan cincin itu dan mengembalikannya pada Meidi. Li xiang pun segera bergegas pergi dengan alasan ia sudah lapar, Yang ping hendak menyusulnya namun Meidi memanggilnya dan memberinya dua coklat. Yang ping tampak bingung, Meidi lalu menyebut nama Li xiang, barulah Yang ping mengerti dan bergegas pergi. 
Di kafe Yang ping dan anggota yang lain bingung memikirkan cara memberitahu Meidi yang sebenarnya “Melihat wajah malaikatnya hancur akan menghancurkan hatiku juga” ucap Yi lang. “Tapi terus berbohong akan lebih melukainya” ucap Yang ping. 
Yi lang menambahkan orang berhati dingin seperti Li xiang saja tidak mampu mengatakannya. Li xiang langsung menggebrak meja. “yang dia maksud adalah orang yang tersu terang seperti Li xiang “ ucap Yang ping hal ini membuat Li xiang kembali tersenyum. Yang ping dan kawan-kawan lalu berunding dengan saling berangkulan dan meneriakkan kata malam dan tempat tidur, Li xiang yang tak ikutan hanya  terheran-heran  mendengar hal itu, dan entah apa itu namun akhirnya kesepakatan pun tercapai.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.