SINOPSIS

Saturday 8 June 2013

Coner With Love Eps 2 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
From Corner With Love Eps 2 Part 1
Dimulai dari flashback episode sebelumnya, Qin lang dan Xin Lei sama-sama menatap panik pada ibu Shan Dong yang perlahan akan memakan Oyster omeletnya. Karena sudah kehabisan akal Qin Lang pun akhirnya merebut oyster omelet itu dari tangan ibu Shan Dong dan langsung menghabiskan seluruhnya hingga mulutnya penuh. Semuanya terkejut menatapnya, Qin lang tak peduli dan tanpa bicara apapun ia lalu kembali ke dapur.
Xin Lei menyusul Qin Lang, Qin Lang tanya dengan ketus apa Xin Lei mau memberinya tiket pesawat lagi (karena sudah menolong Xin Lei). Xin Lei mengucapkan dengan lembut kata terima kasih pada Qin Lang, “Sama-sama” ucap Qin Lang yang terhanyut dengan senyum manis Xin Lei, ia malah terus senyum sendiri meski saat Xin Lei telah pergi.
Restauran 131 kembali ramai bahkan Che Ren terlihat kewalahan melayani tamu. Qin lang juga sibuk memasak oyster omelet.
Xin Lei kembali berdua dengan Shan Dong membicarakan pernikahan mereka. Xin Lei bertanya jika orang tua Shan Dong tak menyukainya apakah Shan Dong tetap akan menikahinya. Shan Dong dengan lembut mengiyakan tak peduli apapun yang terjadi.
Cui Gue tampak sangat menikmati menghitung uang hasil pendapatan restorannya sementara para pegawainya mengeluh karena terlalu capek bekerja. Tak lama mereka dikejutkan dengan kedatangan Xin Lei.
Kedua teman gendut Qin lang langsung memanggil Qin lang.untuk keluar.Qin lang juga kaget melihat Xin Lei datang lagi ke tempatnya, Xin Lei lalu mengajak Qin lang bicara diluar.ketiga teman Qin lang sontak menatapnya dengan pandangan curiga.
Qin lang menemui Xin Lei setelah mengganti pakaiannya dan membawa sepedanya. Ia pun menanyakan alasan Xin Lei mencarinya. Xin Lei mengatakan ia secara khusus datang untuk berterima kasih pada Qin Lang. Qin lang menerimanya hal itu.
“kalau begitu kau mau kan menerima hadiah rasa terima kasihku?’ ucap Xin Lei
“Itu hanya hal kecil tak usah dimasukkan ke hati”
“Aku sungguh ingin berterima kasih secara pantas padamu, kenapa kau tak mau terima tiket pesawat itu?’
Qin lang menatap ekspresi wajah Xin Lei yang sepertinya tulus. Qin lang terdiam, Xin lei minta Qin lang menjawabnya.
Qin lang pun bertanya pada Xin Lei apakah Xin Lei hanya menganggapnya sebagai supir sementara atau teman yang baik. Xin Lei menjawab sebagai teman.
“Jika begitu kau harus membalasku dengan cara sebagai teman”
“Memberikan tiket pesawat itu juga adalah caraku”
Qin Lang tetap menolak, Xin lei tanya apa yang salah dengan caranya.”Orang yang ingin kau berikan adalah aku jadi kau harus menggunakan cara yang bisa kuterima” Xin Lei tampak bingung dan bertanya seperti apa cara itu.
Qin lang menyuruh Xin Lei menutup matanya. Xin Lei kaget, Qin lang mengulanginya lagi. Xin Lei dengan curiga bertanya apa yang akan Qin lang lakukan. 
Qin lang kembali menyuruhnya menutup mata, Xin Lei menolak. Qin lang lalu mendekat dan bertanya “kau tidak berfikir aku akan melakukan sesuatu padamu kan?” Xin Lei kesal dan berjalan pergi. Qin Lang menyindir ketulusan Xin Lei yang katanya menganggapnya sebagai teman tapi malah tak percaya padanya.
Xin Lei pun emosi dan kembali lagi ke Qin lang lalu menutup matanya sambil bertanya apa sebenarnya yang akan Qin lang lakukan.
“katakan padaku, seperti apa diriku?’ tanya Qin Lang
“kau tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak pendek, kau punya kulit yang hitam dan wajah yang bulat....”
Qin lang merasa kecewa mendengar jawaban Xin Lei, Xin Lei lalu membuka matanya dan bertanya mengapa ia harus menyebutkan semua hal itu.
“Apa kau tahu cara terbaik untuk berterima kasih padaku adalah dengan membuatku tahu bahwa dihatimu aku sungguh temanmu” ucap Qin lang “Nona Yu Xin Lei kita takkan pernah bisa menjadi teman”
Xin Lei tak mengerti dengan hal itu
“karena jika kau berteman dengan seseorang tak peduli kemanapun kau pergi kau akan ingat wajahnya”
Xin Lei merasa sedih karena itu berarti Qin Lang tak mau mengingat dirinya. Qin Lang mencoba menghiburnya dengan mengatakan ia akan kembali ke Taiwan, “lagipula kita baru kenal beberapa hari kan, memangnya pertemanan seperti apa yang kita punya” Qin lang juga menambahkan bahwa mungkin mereka takkan bertemu lagi.
Xin Lei mencoba tersenyum seolah-olah senang hal itu terjadi meski sebenarnya tidak. Qin lang lalu menanyakan pernikahan Xin Lei. Ia pun akhirnya meminta agar Xin Lei membalasnya dengan mentraktir makan malam saja. Xin Lei lalu tanya dimana Qin Lang ingin makan, Qin lang tersenyum dan meminta Xin Lei ikut dengannya. (dibonceng oleh Qin Lang pastinya)
Qin lang mengeluh badan Xin Lei begitu berat, Xin Lei bilang sejak umur 5 tahun orang tuanya sudah membelikannya Mercedes Benz (What??) jadi ia tak pernah tau apa itu sepeda.Xin Lei lalu berteriak kesenangan menyuruh Qin lang mempercepat lajunya, Qin lang ngambek karena ia sendiri belum makan tapi sudah disuruh kerja keras.
Makanan telah datang namun Qin lang heran karena Xin Lei masih belum duduk dikursinya, ia pun ingat dan segera mengelap meja dan kursi Xin Lei biar Xin Lei bisa duduk.
Xin Lei terlihat canggung berada di tempat itu, mungkin karena bukan tempat mewah tapi menurutku pemandangannya sih bagus.
Xin Lei sendiri hanya menatap Qin Lang yang makan dengan lahapnya. Qin lang lalu menuangkan minuman pada gelas Xin Lei dan memintanya untuk bersulang. 
Xin Lei menolak karena ia tak kuat minum alkohol, Qin Lang meminta ia mencoba sedikit saja karena ini terakhir kalinya mereka bisa bersama, Qin lang juga menyebut Xin Lei wanita yang lemah. 
Xin Lei tak terima ia pun terpancing emosi dan segera minum bukan hanya sekali tapi hingga beberapa kali. 
Dan akhirnya malah  Xin Lei yang masih sanggup pulang sambil membawa sepeda sedangkan Qin lang ternyata lebih parah ia bahkan tak bisa berjalan dengan tegak karena terlalu mabuk. 
Xin Lei terus mengoceh tentang kehidupannya yang indah hingga tak sadar kalau Qin Lang telah telungkup di jalan, “Berhentilah bicara kalau tidak aku akan bertambah cemburu” teriak Qin Lang. Xin Lei menoleh mencari Qin Lang dan melihat posisi Qin Lang yang aneh itu,  ia pun dengan rasa bahagia berteriak mengatakan bahwa ia akan sangat bahagia, “kau harus bahagia” teriak Qin Lang juga. Mereka berdua pun berteriak hingga berkali-kali.
Xin Lei menyerahkan Qin Lang dipapah oleh kedua teman gendutnya. Mereka berdua lalu membawa Qin lang ke kamarnya, Qin Lang terus berteriak mengajak mereka minum dan berakhir dengan muntah di bajunya Chen Ren.
Xin Lei kembali ke rumah namun ia bingung melihat ibu mendorong sebuah koper besar keluar kamar, Ibu juga kaget melihat Xin Lei.
ibu dengan gugup beralasan bahwa ia ingin memilah-milah baju Xin Lei sebelum ia menikah. Xin Lei senang dan memeluk erat ibunya. “Kenapa kau berkata seolah-olah kita takkan bertemu lagi, aku takkan pergi ke tempat yang jauh, aku akan kembali nanti” ucap Xin Lei
Ibu berkata ia takut Xin Lei akan disiksa ketika tak lagi bersama orang tuanya, Xin Lei menenangkan ibunya karena Shan Dong pasti akan melindunginya. 
Xin Lei membenarkan hal itu hingga ibu merasa yakin akan dirinya ia pun menyuruh Xin Lei untuk segera tidur. Setelahnya wajah ibu kembali berubah antara rasa Khawatir dan juga sedih.
Ibu bertemu dengan ayah dan menyatakan kesedihannya akan berpisah dengan Xin Lei. Ayah minta agar istrinya itu tak bersedih ini semua hanya sementara karena mereka tak punya pilihan lagi.
Xin lei sedang tersenyum membaca SMS dari Shan Dong, ia pun menelfon Shan Dong kembali dan bertanya kenapa Shan Dong belum tidur
“Karena aku selalu memikirkanmu sehingga aku tak bisa tidur” ucap Shan Dong
Shan Dong bertanya 2 hal pada Xin Lei, pertama sejak kapan Xin Lei suka padanya. Xin Lei bilang itu rahasia.
Shan Dong lalu tanya kenapa Xin Lei suka padanya. Xin Lei menjaab sambil teringat pada kenangan mereka itu.
“Karena malam saat kencan pertama kita bulan sangat bulat dan bersinar terang kau tersenyum padaku dan berkata’Apa kau percaya bahwa bulan telah mengikutimu malam ini? ia takut aku takkan bisa melihat kecantikanmu’
Xin Lei juga bilang mereka sering menggunakan pakaian yang serupa dan sering memberikan kejutan padanya.
Paginya Qin Lang mendapat telfon dari seseorang bernama Ah Da yang mengabarkan kalau neneknya tengah sakit keras.

Xi Xian bergegas mendatang Xin Lei ke kamarnya dan menunjukkan koran pada Xin Lei yang berisi berita tentang kebangkrutan perusahaan ayahnya dan kedua orang tuanya yang dinyatakan telah melarikan diri pada tengah malam. Xin Lei dengan kaget mengenggam tangan Xi Xian dengan erat dan menanyakan maksud semua itu.

Media televisi juga turut mengabarkan berita kebangkrutan Yu Guang Ping (ayah Xin Lei) dan tampak sedang ada demo besar-besaran menuntut pertanggungjawaban. 
Shan Dong dan orang tuanya tampak begitu kaget melihat berita tersebut. Shan Dong teringat pada Xin Lei dan ingin menemuinya, ayahnya dengan tegas melarangnya kesana. Shan Dong pun menatap ayahnya dengan bingung.
Xin Lei lalu berlari mencari kedua orang tuanya di seluruh ruangan rumah, ia mulai merasa panik dan takut karena tak juga menemukan mereka.Xin Lei pun pasrah dan terduduk di lantai di samping jendela.

Ayah Shan Dong melarang putranya bertemu dengan Xin lei karena ia sendiri telah dirugikan oleh orang tua Xin Lei (dalam hal investasi) Shan Dong menegaskan bahwa hal itu tak ada hubungannya dengan Xin Lei.
Xi Xian sangat sedih melihat Xin Lei ia pun mendekati Xin Lei, Xin Lei lalu melihat sebuah surat, “Aku tahu itu pasti surat dari ayah dan ibuku, mereka pasti bilang kalau mereka hanya bercanda denganku” ucap Xin Lei
Iya pun menyuruh Xi Xian mengambil surat itu dan membacakannya. Xi Xian tampak ragu melihat surat itu ia pun perlahan membuka dan membacakannya. 
Namun ternyata isi surat itu adalah pembenaran dari semua kenyataan pahit yang tengah terjadi. Intinya orang tua Xin Lei selalu menganggap dirinya adalah harta karun bagi mereka, ayahnya tak ingin Xin Lei menderita makan tak mengajaknya, mereka berpesan jika keluarga Shan Dong tak terima akan hal ini makan Xin Lei bisa kembali ke rumah lama mereka di Taiwan.
Xin Lei kembali menangis tersedu-sedu,”Xi Xian apa itu bangkrut?’ tanya Xin Lei sambil menangis.
Ayah Shan Dong menganggap keluarga Xin Lei bukan hanya bangkrut tapi telah di cap sebagai penipu, Shan Dong tetap membela bahwa Xin Lei tak tahu hal itu. ayah Shan Dong mengancam putranya untuk tak pergi diam-diam menemui Xin Lei. Shan Dong tak perduli dan tetap berlari pergi.
Cai Gue rupanya juga membaca berita itu, ia bertanya bukankah wanita yang datang kemarin itu adalah ibunya Xin Lei. Qin Lang mengiyakan, “Dia ada di koran halaman depan” ucap cai Gue dan kedua teman gendut Qin Lang pun antusias membaca berita tersebut. Chen Ren membaca berita itu kuat-kuat sehingga Qin lang bisa mendengarnya
“kalau begitu apa yang akan terjadi dengan Tuan Putri yang berkilauan itu?’ tanya temannya, Qin Lang pun terdiam setelah mendengarnya.
Setelahnya Qin Lang segera mengayuh sepedanya ke tempat Xin Lei dan tak jauh darinya Shan Dong juga tengah bergegas kesana. Shan Dong mencoba menelfon namun tak diangkat, keduanya sama-sama buru-buru ke tempat Xin Lei.

Masih dengan baju tidurnya Xin Lei berlari kejalan hendak mengejar orang tuanya, Xi Xian menariknya dan melarangnya pergi. Tak lama Shan Dong muncul dan memanggil Xin Lei.
Xin Lei menatapnya dan segera berlari memeluk Shan Dong tepat saat itu Qin Lang pun melihat mereka berdua. Qin lang cukup shock melihat Xin Lei menangis di pelukan Shan Dong ia pun memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua diam-diam.
Xi Xian sangat lega melihat kedatangan Shan Dong, ia pun berpesan agar Shan Dong melindungi Xin Lei. Shan Dong terdiam karena mengingat ancaman ayahnya. 
Xin Lei menatap Shan Dong yang tak juga menjawab, Shan Dong akhirnya bilang ia akan mendiskusikan hal itu dengan keluarganya ia lalu mengajak Xin Lei menemui mereka. 
Qin lang tampak tak semangat mengayuh sepedanya, tiba-tiba rantai sepedanya putus Qin Lang semakin kesal terlebih ia teringat Shan Dong yang telah datang duluan dan berpelukan dengan Xin Lei, menurutnya jika dibanding dengan Shan Dong maka dirinya bukanlah apa-apa.
Shan Dong membawa Xin Lei ke tempat orang tuanya, di mobil keduanya saling menatap dengan cemas.teman-teman Qin lang tampak antusias melihat kedatangan Qin lang dan menanyakan bagaimana keadaan Xin Lei. “Dia tentu baik-baik saja, Tuan Putri yang berkilauan seperti dia tak perlu kekhawatiran dari orang seperti kita” ucap Qin Lang.
“kau melihatnya?’ hal itu kembali mengingatkan Qin Lang saat Xin Lei berpelukan dengan Shan Dong,”Tentu saja” ucap Qin lang dongkol
Temannya kembali bertanya apa yang Xin Lei katakan pada Qin Lang, “Apa kau menghiburnya?’
“Menghibur apa? Pacarnya itu begitu kaya dia tentu bisa menolong melewati masalah” Temannya merasa orang sekaya Xin Lei pasti akan sangat sedih ketika bangkrut.”Jika terjadi padaku aku pasti akan bunuh diri” ucap Chen Ren. 
Qin lang membenarkan ia lalu mengatakan Xin Lei masih berbaik hati mengundang mereka semua ke pesta pernikahannya, “Tapi aku bilang kalian berdua sangat sibuk”
“kami punya waktu” ucap teman Qin lang bersamaan, mereka sangat senang karena jarang mendapat kesempatan seperti itu. 
Qin lang berkata ia mungkin takkan pergi karena ia harus kembali ke taiwan minggu depan. Kedua teman Qin lang melarangnya karena tak ada yang bisa memasak sehebat Qin lang disana. Cui Gue turut bergabung dan menegaskan hal itu
“jika kau pergi siapa yang akan membuat oyster omelet? Jika kau pergi kita akan kehilangan separuh pelanggan dan mungkin toko ini akan tutup!”
Qin lang kesal Cui Gue hanya mengkhawatirkan hal itu,ia tak peduli lagi dan tetap akan pergi, kedua teman gendutnya menahan kaki Qin Lang. Qin Lang pikir itu adalah Cai Gue yang tak rela ia pergi, ia minta agar Cai Gue melepasnya namun ia kaget saat tahu bukan Cai Gue yang menahannya, Qin lang lantas pergi dengan kesal sementara Cai Gue tertawa melihatnya.
Ayah Shan Dong masih pada keputusannya semula yaitu menolak pernikahan antara Shan Dong dan Xin Lei karena keluarga Xin Lei telah dianggap memalukan bagi orang lain terlebih banyak beban yang harus ditanggung jika mereka mengambil Xin Lei sebagai menantu.
Xin Lei yang sedari tadi mendengarkan akhirnya berpaling untuk menyembunyikan kesedihannya, Shan Dong akhirnya bersujud dihadapan ayahnya dan berkata ia sangat mencintai Xin Lei namun ia tetap tak disetuji. 
Shan Dong terdiam dan mengepalkan tangannya.Hati Xin Lei pun sangat sedih mendengar hal ini terlebih ibu Shan Dong malah memohon pada Xin Lei agar mau putus dengan Shan Dong, Xin Lei tak bisa lagi menahan air matanya dan menangis.
Shan Dong berdiri  untuk menahan Xin Lei yang hendak keluar dan mengajak Xin Lei untuk sama-sama memohon kepadanya orang tuanya. Xin Lei menganggap itu tak ada gunanya dan tetap ingin pergi. 
Shan Dong berusaha menyakinkan Xin Lei bahwa ia tak bisa kehilangan dirinya.
“benarkah?’ tanya Xin Lei, Shan Dong membenarkan
“kalau begitu bawa aku jauh”
Shan Dong bingung dan tanya kemana
“Kemanapun tak masalah” ucap Xin Lei sambil menangis
Shan Dong terdiam tak bisa menjawab, Xin Lei kecewa dan melepaskan genggaman Shan Dong
“kau tak bisa melakukannya kan? Karena kau harus mewarisi kekayaan ayahmu jadi kau tak bisa membawaku lari kan?”
“Bukan begitu” ucap Shan Dong
Xin Lei tak mau mendengar penjelasan Shan Dong dan menganggap segala ucapan Shan Dong selama ini hanya bohong belaka.
“Aku bisa menyerahkan segalanya tapi aku tak bisa meninggalkan orangtuaku, mereka hanya punya satu anak” ucap Shan Dong
“Ya, kau benar” ucap Xin Lei dan ia pun segera berlari keluar meninggalkan Shan Dong yang berdiri terpaku di tempatnya.
Xin Lei berjalan sambil menangis, ia lalu terjatuh dan hanya duduk menangis di jalan.
Qin Lang kebetulan juga tengah bersepeda di jalan, ia terdiam dan merasa sedih melihat pemandangan di depannya, Tapi ternyata itu bukan Xin Lei melainkan seorang anak kecil yang tengah menangis (wkkk...sempat-sempatnya ngerjain, saya sendiri sempet mikir Qin lang sedih karena liat Xin Lei) Xin Lei pun terus menangis di jalan tanpa seorang pun disampingnya. ^^
Xin Lei kembali ke rumah, ia kaget melihat barang-barang di rumahnya diangkut oleh orang tak dikenal, ia berteriak marah meminta mereka menurunkan semuanya da menyuruh Xi Xian menelfon polisi. Xi Xian tak bisa karena hal itu adalah keputusan dari pengadilan, bahkan rumah Xin Lei juga turut disita. Xin Lei kaget sekaligus bingung dengan keadaan tersebut.




No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.