Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
From Corner With Love Eps 2 Part 1
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
From Corner With Love Eps 2 Part 1
Dimulai
dari flashback episode sebelumnya, Qin lang dan Xin Lei sama-sama menatap panik
pada ibu Shan Dong yang perlahan akan memakan Oyster omeletnya. Karena sudah
kehabisan akal Qin Lang pun akhirnya merebut oyster omelet itu dari tangan ibu
Shan Dong dan langsung menghabiskan seluruhnya hingga mulutnya penuh. Semuanya
terkejut menatapnya, Qin lang tak peduli dan tanpa bicara apapun ia lalu
kembali ke dapur.
Xin
Lei menyusul Qin Lang, Qin Lang tanya dengan ketus apa Xin Lei mau memberinya
tiket pesawat lagi (karena sudah menolong Xin Lei). Xin Lei mengucapkan dengan
lembut kata terima kasih pada Qin Lang, “Sama-sama” ucap Qin Lang yang
terhanyut dengan senyum manis Xin Lei, ia malah terus senyum sendiri meski saat
Xin Lei telah pergi.
Restauran
131 kembali ramai bahkan Che Ren terlihat kewalahan melayani tamu. Qin lang
juga sibuk memasak oyster omelet.
Xin
Lei kembali berdua dengan Shan Dong membicarakan pernikahan mereka. Xin Lei
bertanya jika orang tua Shan Dong tak menyukainya apakah Shan Dong tetap akan
menikahinya. Shan Dong dengan lembut mengiyakan tak peduli apapun yang terjadi.
Cui
Gue tampak sangat menikmati menghitung uang hasil pendapatan restorannya
sementara para pegawainya mengeluh karena terlalu capek bekerja. Tak lama
mereka dikejutkan dengan kedatangan Xin Lei.
Kedua
teman gendut Qin lang langsung memanggil Qin lang.untuk keluar.Qin lang juga
kaget melihat Xin Lei datang lagi ke tempatnya, Xin Lei lalu mengajak Qin lang
bicara diluar.ketiga teman Qin lang sontak menatapnya dengan pandangan curiga.
Qin
lang menemui Xin Lei setelah mengganti pakaiannya dan membawa sepedanya. Ia pun
menanyakan alasan Xin Lei mencarinya. Xin Lei mengatakan ia secara khusus
datang untuk berterima kasih pada Qin Lang. Qin lang menerimanya hal itu.
“kalau
begitu kau mau kan menerima hadiah rasa terima kasihku?’ ucap Xin Lei
“Itu
hanya hal kecil tak usah dimasukkan ke hati”
“Aku
sungguh ingin berterima kasih secara pantas padamu, kenapa kau tak mau terima
tiket pesawat itu?’
Qin
lang menatap ekspresi wajah Xin Lei yang sepertinya tulus. Qin lang terdiam,
Xin lei minta Qin lang menjawabnya.
Qin
lang pun bertanya pada Xin Lei apakah Xin Lei hanya menganggapnya sebagai supir
sementara atau teman yang baik. Xin Lei menjawab sebagai teman.
“Jika
begitu kau harus membalasku dengan cara sebagai teman”
“Memberikan
tiket pesawat itu juga adalah caraku”
Qin
Lang tetap menolak, Xin lei tanya apa yang salah dengan caranya.”Orang yang
ingin kau berikan adalah aku jadi kau harus menggunakan cara yang bisa kuterima”
Xin Lei tampak bingung dan bertanya seperti apa cara itu.
Qin
lang menyuruh Xin Lei menutup matanya. Xin Lei kaget, Qin lang mengulanginya
lagi. Xin Lei dengan curiga bertanya apa yang akan Qin lang lakukan.
Qin lang
kembali menyuruhnya menutup mata, Xin Lei menolak. Qin lang lalu mendekat dan
bertanya “kau tidak berfikir aku akan melakukan sesuatu padamu kan?” Xin Lei
kesal dan berjalan pergi. Qin Lang menyindir ketulusan Xin Lei yang katanya
menganggapnya sebagai teman tapi malah tak percaya padanya.
Xin
Lei pun emosi dan kembali lagi ke Qin lang lalu menutup matanya sambil bertanya
apa sebenarnya yang akan Qin lang lakukan.
“katakan
padaku, seperti apa diriku?’ tanya Qin Lang
“kau
tidak terlalu tinggi, tapi juga tidak pendek, kau punya kulit yang hitam dan
wajah yang bulat....”
Qin
lang merasa kecewa mendengar jawaban Xin Lei, Xin Lei lalu membuka matanya dan
bertanya mengapa ia harus menyebutkan semua hal itu.
“Apa
kau tahu cara terbaik untuk berterima kasih padaku adalah dengan membuatku tahu
bahwa dihatimu aku sungguh temanmu” ucap Qin lang “Nona Yu Xin Lei kita takkan
pernah bisa menjadi teman”
Xin
Lei tak mengerti dengan hal itu
“karena
jika kau berteman dengan seseorang tak peduli kemanapun kau pergi kau akan
ingat wajahnya”
Xin
Lei merasa sedih karena itu berarti Qin Lang tak mau mengingat dirinya. Qin
Lang mencoba menghiburnya dengan mengatakan ia akan kembali ke Taiwan,
“lagipula kita baru kenal beberapa hari kan, memangnya pertemanan seperti apa
yang kita punya” Qin lang juga menambahkan bahwa mungkin mereka takkan bertemu
lagi.
Xin
Lei mencoba tersenyum seolah-olah senang hal itu terjadi meski sebenarnya
tidak. Qin lang lalu menanyakan pernikahan Xin Lei. Ia pun akhirnya meminta
agar Xin Lei membalasnya dengan mentraktir makan malam saja. Xin Lei lalu tanya
dimana Qin Lang ingin makan, Qin lang tersenyum dan meminta Xin Lei ikut
dengannya. (dibonceng oleh Qin Lang pastinya)
Qin
lang mengeluh badan Xin Lei begitu berat, Xin Lei bilang sejak umur 5 tahun
orang tuanya sudah membelikannya Mercedes Benz (What??) jadi ia tak pernah tau apa itu
sepeda.Xin Lei lalu berteriak kesenangan menyuruh Qin lang mempercepat lajunya,
Qin lang ngambek karena ia sendiri belum makan tapi sudah disuruh kerja keras.
Makanan
telah datang namun Qin lang heran karena Xin Lei masih belum duduk dikursinya,
ia pun ingat dan segera mengelap meja dan kursi Xin Lei biar Xin Lei bisa
duduk.
Xin
Lei terlihat canggung berada di tempat itu, mungkin karena bukan tempat mewah
tapi menurutku pemandangannya sih bagus.
Xin Lei sendiri hanya menatap Qin Lang
yang makan dengan lahapnya. Qin lang lalu menuangkan minuman pada gelas Xin Lei
dan memintanya untuk bersulang.
Xin Lei menolak karena ia tak kuat minum
alkohol, Qin Lang meminta ia mencoba sedikit saja karena ini terakhir kalinya
mereka bisa bersama, Qin lang juga menyebut Xin Lei wanita yang lemah.
Xin Lei
tak terima ia pun terpancing emosi dan segera minum bukan hanya sekali tapi
hingga beberapa kali.
Dan akhirnya malah Xin Lei yang masih sanggup pulang sambil membawa sepeda sedangkan Qin lang ternyata lebih parah ia bahkan tak
bisa berjalan dengan tegak karena terlalu mabuk.
Xin Lei terus mengoceh tentang
kehidupannya yang indah hingga tak sadar kalau Qin Lang telah telungkup di
jalan, “Berhentilah bicara kalau tidak aku akan bertambah cemburu” teriak Qin
Lang. Xin Lei menoleh mencari Qin Lang dan melihat posisi Qin Lang yang aneh
itu, ia pun dengan rasa bahagia berteriak mengatakan bahwa ia akan sangat bahagia, “kau harus
bahagia” teriak Qin Lang juga. Mereka berdua pun berteriak hingga berkali-kali.
Xin
Lei menyerahkan Qin Lang dipapah oleh kedua teman gendutnya. Mereka berdua lalu
membawa Qin lang ke kamarnya, Qin Lang terus berteriak mengajak mereka minum
dan berakhir dengan muntah di bajunya Chen Ren.
Xin
Lei kembali ke rumah namun ia bingung melihat ibu mendorong sebuah koper besar
keluar kamar, Ibu juga kaget melihat Xin Lei.
ibu dengan gugup beralasan bahwa
ia ingin memilah-milah baju Xin Lei sebelum ia menikah. Xin Lei senang dan
memeluk erat ibunya. “Kenapa kau berkata seolah-olah kita takkan bertemu lagi,
aku takkan pergi ke tempat yang jauh, aku akan kembali nanti” ucap Xin Lei
Ibu
berkata ia takut Xin Lei akan disiksa ketika tak lagi bersama orang tuanya, Xin
Lei menenangkan ibunya karena Shan Dong pasti akan melindunginya.
Xin Lei
membenarkan hal itu hingga ibu merasa yakin akan dirinya ia pun menyuruh Xin
Lei untuk segera tidur. Setelahnya wajah ibu kembali berubah antara rasa
Khawatir dan juga sedih.
Ibu
bertemu dengan ayah dan menyatakan kesedihannya akan berpisah dengan Xin Lei.
Ayah minta agar istrinya itu tak bersedih ini semua hanya sementara karena
mereka tak punya pilihan lagi.
Xin
lei sedang tersenyum membaca SMS dari Shan Dong, ia pun menelfon Shan Dong
kembali dan bertanya kenapa Shan Dong belum tidur
“Karena
aku selalu memikirkanmu sehingga aku tak bisa tidur” ucap Shan Dong
Shan
Dong bertanya 2 hal pada Xin Lei, pertama sejak kapan Xin Lei suka padanya. Xin
Lei bilang itu rahasia.
Shan
Dong lalu tanya kenapa Xin Lei suka padanya. Xin Lei menjaab sambil teringat
pada kenangan mereka itu.
“Karena
malam saat kencan pertama kita bulan sangat bulat dan bersinar terang kau
tersenyum padaku dan berkata’Apa kau percaya bahwa bulan telah mengikutimu
malam ini? ia takut aku takkan bisa melihat kecantikanmu’
Xin
Lei juga bilang mereka sering menggunakan pakaian yang serupa dan sering
memberikan kejutan padanya.
Paginya
Qin Lang mendapat telfon dari seseorang bernama Ah Da yang mengabarkan kalau
neneknya tengah sakit keras.
Xi
Xian bergegas mendatang Xin Lei ke kamarnya dan menunjukkan koran pada Xin Lei
yang berisi berita tentang kebangkrutan perusahaan ayahnya dan kedua orang
tuanya yang dinyatakan telah melarikan diri pada tengah malam. Xin Lei dengan
kaget mengenggam tangan Xi Xian dengan erat dan menanyakan maksud semua itu.
Media
televisi juga turut mengabarkan berita kebangkrutan Yu Guang Ping (ayah Xin
Lei) dan tampak sedang ada demo besar-besaran menuntut pertanggungjawaban.
Shan
Dong dan orang tuanya tampak begitu kaget melihat berita tersebut. Shan Dong
teringat pada Xin Lei dan ingin menemuinya, ayahnya dengan tegas melarangnya
kesana. Shan Dong pun menatap ayahnya dengan bingung.
Xin
Lei lalu berlari mencari kedua orang tuanya di seluruh ruangan rumah, ia mulai
merasa panik dan takut karena tak juga menemukan mereka.Xin Lei pun pasrah dan
terduduk di lantai di samping jendela.
Ayah
Shan Dong melarang putranya bertemu dengan Xin lei karena ia sendiri telah
dirugikan oleh orang tua Xin Lei (dalam hal investasi) Shan Dong menegaskan
bahwa hal itu tak ada hubungannya dengan Xin Lei.
Xi
Xian sangat sedih melihat Xin Lei ia pun mendekati Xin Lei, Xin Lei lalu
melihat sebuah surat, “Aku tahu itu pasti surat dari ayah dan ibuku, mereka
pasti bilang kalau mereka hanya bercanda denganku” ucap Xin Lei
Iya
pun menyuruh Xi Xian mengambil surat itu dan membacakannya. Xi Xian tampak ragu
melihat surat itu ia pun perlahan membuka dan membacakannya.
Namun ternyata isi
surat itu adalah pembenaran dari semua kenyataan pahit yang tengah terjadi.
Intinya orang tua Xin Lei selalu menganggap dirinya adalah harta karun bagi
mereka, ayahnya tak ingin Xin Lei menderita makan tak mengajaknya, mereka
berpesan jika keluarga Shan Dong tak terima akan hal ini makan Xin Lei bisa
kembali ke rumah lama mereka di Taiwan.
Ayah
Shan Dong menganggap keluarga Xin Lei bukan hanya bangkrut tapi telah di cap
sebagai penipu, Shan Dong tetap membela bahwa Xin Lei tak tahu hal itu. ayah
Shan Dong mengancam putranya untuk tak pergi diam-diam menemui Xin Lei. Shan
Dong tak perduli dan tetap berlari pergi.
Cai
Gue rupanya juga membaca berita itu, ia bertanya bukankah wanita yang datang
kemarin itu adalah ibunya Xin Lei. Qin Lang mengiyakan, “Dia ada di koran
halaman depan” ucap cai Gue dan kedua teman gendut Qin Lang pun antusias
membaca berita tersebut. Chen Ren membaca berita itu kuat-kuat sehingga Qin
lang bisa mendengarnya
“kalau
begitu apa yang akan terjadi dengan Tuan Putri yang berkilauan itu?’ tanya
temannya, Qin Lang pun terdiam setelah mendengarnya.
Setelahnya
Qin Lang segera mengayuh sepedanya ke tempat Xin Lei dan tak jauh darinya Shan
Dong juga tengah bergegas kesana. Shan Dong mencoba menelfon namun tak
diangkat, keduanya sama-sama buru-buru ke tempat Xin Lei.
Masih
dengan baju tidurnya Xin Lei berlari kejalan hendak mengejar orang tuanya, Xi
Xian menariknya dan melarangnya pergi. Tak lama Shan Dong muncul dan memanggil
Xin Lei.
Xin
Lei menatapnya dan segera berlari memeluk Shan Dong tepat saat itu Qin Lang pun
melihat mereka berdua. Qin lang cukup shock melihat Xin Lei menangis di pelukan Shan Dong
ia pun memilih untuk pergi meninggalkan mereka berdua diam-diam.
Xi
Xian sangat lega melihat kedatangan Shan Dong, ia pun berpesan agar Shan Dong
melindungi Xin Lei. Shan Dong terdiam karena mengingat ancaman ayahnya.
Xin Lei
menatap Shan Dong yang tak juga menjawab, Shan Dong akhirnya bilang ia akan
mendiskusikan hal itu dengan keluarganya ia lalu mengajak Xin Lei menemui
mereka.
Qin lang tampak tak semangat mengayuh sepedanya, tiba-tiba rantai
sepedanya putus Qin Lang semakin kesal terlebih ia teringat Shan Dong yang
telah datang duluan dan berpelukan dengan Xin Lei, menurutnya jika dibanding dengan Shan Dong maka dirinya bukanlah apa-apa.
Shan
Dong membawa Xin Lei ke tempat orang tuanya, di mobil keduanya saling menatap
dengan cemas.teman-teman Qin lang tampak antusias melihat kedatangan Qin lang
dan menanyakan bagaimana keadaan Xin Lei. “Dia tentu baik-baik saja, Tuan Putri
yang berkilauan seperti dia tak perlu kekhawatiran dari orang seperti kita” ucap Qin Lang.
“kau
melihatnya?’ hal itu kembali mengingatkan Qin Lang saat Xin Lei berpelukan
dengan Shan Dong,”Tentu saja” ucap Qin lang dongkol
Temannya
kembali bertanya apa yang Xin Lei katakan pada Qin Lang, “Apa kau
menghiburnya?’
“Menghibur
apa? Pacarnya itu begitu kaya dia tentu bisa menolong melewati masalah”
Temannya merasa orang sekaya Xin Lei pasti akan sangat sedih ketika
bangkrut.”Jika terjadi padaku aku pasti akan bunuh diri” ucap Chen Ren.
Qin
lang membenarkan ia lalu mengatakan Xin Lei masih berbaik hati mengundang
mereka semua ke pesta pernikahannya, “Tapi aku bilang kalian berdua sangat
sibuk”
“kami
punya waktu” ucap teman Qin lang bersamaan, mereka sangat senang karena jarang
mendapat kesempatan seperti itu.
Qin lang berkata ia mungkin takkan pergi
karena ia harus kembali ke taiwan minggu depan. Kedua teman Qin lang
melarangnya karena tak ada yang bisa memasak sehebat Qin lang disana. Cui Gue
turut bergabung dan menegaskan hal itu
“jika
kau pergi siapa yang akan membuat oyster omelet? Jika kau pergi kita akan
kehilangan separuh pelanggan dan mungkin toko ini akan tutup!”
Qin
lang kesal Cui Gue hanya mengkhawatirkan hal itu,ia tak peduli lagi dan
tetap akan pergi, kedua teman gendutnya menahan kaki Qin Lang. Qin Lang pikir
itu adalah Cai Gue yang tak rela ia pergi, ia minta agar Cai Gue melepasnya namun
ia kaget saat tahu bukan Cai Gue yang menahannya, Qin lang lantas pergi dengan
kesal sementara Cai Gue tertawa melihatnya.
Ayah
Shan Dong masih pada keputusannya semula yaitu menolak pernikahan antara Shan
Dong dan Xin Lei karena keluarga Xin Lei telah dianggap memalukan bagi orang
lain terlebih banyak beban yang harus ditanggung jika mereka mengambil Xin Lei
sebagai menantu.
Xin Lei yang sedari tadi mendengarkan akhirnya berpaling untuk
menyembunyikan kesedihannya, Shan Dong akhirnya bersujud dihadapan ayahnya dan
berkata ia sangat mencintai Xin Lei namun ia tetap tak disetuji.
Shan Dong
terdiam dan mengepalkan tangannya.Hati Xin Lei pun sangat sedih mendengar hal
ini terlebih ibu Shan Dong malah memohon pada Xin Lei agar mau putus dengan
Shan Dong, Xin Lei tak bisa lagi menahan air matanya dan menangis.
Shan
Dong berdiri untuk menahan Xin Lei yang
hendak keluar dan mengajak Xin Lei untuk sama-sama memohon kepadanya orang
tuanya. Xin Lei menganggap itu tak ada gunanya dan tetap ingin pergi.
Shan Dong
berusaha menyakinkan Xin Lei bahwa ia tak bisa kehilangan dirinya.
“benarkah?’
tanya Xin Lei, Shan Dong membenarkan
“kalau
begitu bawa aku jauh”
Shan
Dong bingung dan tanya kemana
“Kemanapun
tak masalah” ucap Xin Lei sambil menangis
Shan
Dong terdiam tak bisa menjawab, Xin Lei kecewa dan melepaskan genggaman Shan
Dong
“kau
tak bisa melakukannya kan? Karena kau harus mewarisi kekayaan ayahmu jadi kau
tak bisa membawaku lari kan?”
“Bukan
begitu” ucap Shan Dong
Xin
Lei tak mau mendengar penjelasan Shan Dong dan menganggap segala ucapan Shan
Dong selama ini hanya bohong belaka.
“Aku
bisa menyerahkan segalanya tapi aku tak bisa meninggalkan orangtuaku, mereka
hanya punya satu anak” ucap Shan Dong
“Ya,
kau benar” ucap Xin Lei dan ia pun segera berlari keluar meninggalkan Shan Dong
yang berdiri terpaku di tempatnya.
Xin
Lei berjalan sambil menangis, ia lalu terjatuh dan hanya duduk menangis di
jalan.
Qin
Lang kebetulan juga tengah bersepeda di jalan, ia terdiam dan merasa sedih
melihat pemandangan di depannya, Tapi ternyata itu bukan Xin Lei melainkan
seorang anak kecil yang tengah menangis (wkkk...sempat-sempatnya ngerjain, saya sendiri sempet mikir Qin
lang sedih karena liat Xin Lei) Xin Lei pun terus menangis di jalan tanpa seorang
pun disampingnya. ^^
Xin
Lei kembali ke rumah, ia kaget melihat barang-barang di rumahnya diangkut oleh
orang tak dikenal, ia berteriak marah meminta mereka menurunkan semuanya da
menyuruh Xi Xian menelfon polisi. Xi Xian tak bisa karena hal itu adalah
keputusan dari pengadilan, bahkan rumah Xin Lei juga turut disita. Xin Lei kaget sekaligus bingung dengan keadaan tersebut.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.