Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Corner With Love Eps 3 Part 1
Xin
Lei meminta Qin Lang menjalankan mobilnya meninggalkan Shan Dong yang merasa
frustasi karena tak berhasil bertemu Xin Lei.
Qin
Lang sadar Xin Lei terus menangis, ia pun memberhentikan mobilnya sejenak di
pinggir jalan dan meninggalkan Xin Lei untuk bebas menangis di mobil.
Setelah beberapa saat Xin Lei keluar menghampiri Qin Lang dan menyuruh Qin lang pulang sendiri sementara ia akan berjalan kaki. Qin Lang turut merasakan kesedihan Xin Lei, ia kembali ke mobilnya dan terlihat membelokkannya.
Sementara Xin Lei berjalan sendiri tiba-tiba Qin Lang sudah muncul di sampingnya sambil bernyanyi menghiburnya sama seperti kemarin. Xin Lei sedikit tersenyum melihat kekonyolan Qin Lang. “Nyanyianmu itu sungguh jelek” ucap Xin Lei. Qin Lang keluar dari mobil, “Memangnya kenapa kalau nyanyianku jelek”
Setelah beberapa saat Xin Lei keluar menghampiri Qin Lang dan menyuruh Qin lang pulang sendiri sementara ia akan berjalan kaki. Qin Lang turut merasakan kesedihan Xin Lei, ia kembali ke mobilnya dan terlihat membelokkannya.
Sementara Xin Lei berjalan sendiri tiba-tiba Qin Lang sudah muncul di sampingnya sambil bernyanyi menghiburnya sama seperti kemarin. Xin Lei sedikit tersenyum melihat kekonyolan Qin Lang. “Nyanyianmu itu sungguh jelek” ucap Xin Lei. Qin Lang keluar dari mobil, “Memangnya kenapa kalau nyanyianku jelek”
“Kau
berisik” ucap Xin Lei, Qin Lang tak peduli ia menyeret kembali Xin lei ke mobil
dan berkata ia belum makan dari tadi. Xin Lei tersenyum karena tingkah Qin
Lang.
Qin
Lang membawa Xin lei ke tempat favoritnya namun ia khawatir melihat Xin Lei
yang terus minum dari tadi (minum alkohol pastinya, kalo minum air mah gak
perlu khawatir). Xin Lei terus mendoakannya semoga bahagia, Qin lang kesal
karena itu sudah yang ke 800 kalinya dan menyuruh Xin lei berhenti minum. Xin
Lei kesal karena Qin lang tak mau meladeninya minum.
Xin
Lei: “Alis matamu sangat tebal, hidungmu juga mancung, bentuk wajahmu tak
begitu bulat juga tak begitu persegi, dan kau punya lesung pipi, bagaimana? Aku
ingat kan wajahmu?”
Qin
lang merasa kasihan terhadap Xin Lei, perlahan ia berniat memberitahu kembali
bahwa ia akan pergi besok, namun lagi-lagi gagal karena Xin Lei keburu pingsan.”Aku
akan kembali ke Taiwan besok” ucap Qin lang meski Xin Lei tak mungkin
mendengarnya.
Qin
lang membawa Xin Lei pulang, Xin Lei tertidur di bahu Qin lang. Qin lang coba
menjauhkan Xin Lei darinya, ia terus menatap wajah Xin Lei, Qin lang coba untuk
menyentuh pipi Xin lei namun ia mengurungkan niatnya, “kau harus menjaga
dirimu, kurasa kita takkan bertemu lagi” ucap Qin lang dalam hati. Qin lang
membopong tubuh Xin Lei ke dalam.
“jangan
merasa terluka, jangan merasa kecewa dan jangan pernah menyerah atas harapan
yang bisa membuatmu bahagia, meski kita hanya sebulan berteman, tapi aku akan
mengingat seperti apa dirimu” (Qin Lang)
Qin
lang menatap jendela kamar Xin Lei dari dalam mobilnya, “Suatu hari, jika kita
bertemu lagi di tempat yang berbeda, kau harus tersenyum dengan aura yang
bersinar, selamat tinggal tuan putri” (Qin Lang)
Qin
lang kembali ke restauran, ia tersenyum melihat minuman dan makanan yang
disediakan di atas meja, tiba-tiba lampu menyala dan teman-teman Qin lang
langsung merangkulnya dan meneyakap mulutnya, “kami sudah menunggumu dari tadi
tahu”
Acara
pun dimulai, keempatnya bersulang, teman Qin lang menanyakan makanan untuknya
dari acara pertunangan. Qin Lang beralasan ia duluan keluar dibanding yang
lain. Che Ren penasaran ingin tahu bagaimana pestanya, Qin lang bilang kalau
itu sangat membosankan. Cui Gue menyuruh mereka diam dan mulai bersulang
kembali.
Cui
Gue menanyakan alasan Qin lang untuk pulang ke Taiwan. “Ada hal yang harus
kulakukan dan seseorang yang harus kujaga” teman Qin lang penasaran, ia
bertanya apakah itu seorang wanita, Qin Lang mengiyakan. Mereka berdua mengira
Qin lang pulang untuk bertemu kekasih lamanya, Qin lang bilang tidak. “kau
sudah menikah?” tanya keduanya serentak, Qin lang kembali menjawab tidak dan menyuruh
mereka berhenti bertanya.
“Apa
kau akan kembali menemui kami?”
“Ya,
jika aku punya uang”
Keduanya
merasa sedih, “Aku akan menabung biar bisa bertemu denganmu di Taiwan”
Che
Ren:”Orang yang berhasil mengumpulkan uang pertama akan jadi yang pertama pergi,
Cui Gue kenapa kau tak menaikkan gaji kami”
Cui
Gue berhenti makan, tiba-tiba suasana hening,(kriikk...kriiikkk...#suara
jangkrik. Saya deg2an).
setelah cukup lama,“Ayo
minummm...” ucap Qin lang akhirnya, (saya lega). Mereka pun kembali bersulang.
Xin Lei bangun dan tersadar ia sudah ada di rumah, Xi Xian datang menyuruhnya meminum obat. Setelahnya Xin Lei pun bertanya bagaimana ia pulang semalam.
Xin Lei bangun dan tersadar ia sudah ada di rumah, Xi Xian datang menyuruhnya meminum obat. Setelahnya Xin Lei pun bertanya bagaimana ia pulang semalam.
“Apa
kau lupa? Qin lang yang membawamu semalam, ia juga berpesan untuk menjagamu
karena dia bilang dia akan pergi hari ini”
Xin
Lei kaget, “pergi? Kemana?”
Qin
lang menatap lukisan pemandangan itu lagi, ia melihat tanda tangan yang tertera
disana dan berpesan pada Cui Gue untuk menghubunginya jika pemilik tanda tangan
itu datang.
Xin
Lei berlari menuju restauran, Qin lang sedang berada di mobil, diantar oleh
ketiga temannya yang semuanya terlihat sedih. Qin lang turut sedih sambil
memandang ke luar. Mobil berhenti di lampu merah, Qin lang memasukkan kepalanya
ke mobil padahal saat itu Xin Lei tengah berdiri di dekat mereka, (ughh..drama)
Mobil
berjalan, Xin Lei berpaling kesana-kemari, tak ada satupun yang menyadari
kedekatan mereka.Akhirnya ketiga teman Qin lang melepas kepergiannya dengan
sedih.
Xin
Lei tiba di restauran dan kecewa melihat tempat itu ditutup. Xin Lei berjalan
dengan lesu, sepanjang jalan ia selalu ingat kenangannya dengan Qin lang dan
merasa sangat kehilangan. “Kenapa semuanya meninggalkanku” pikir Xin Lei, ia
berhenti, “Bahkan Shan Dong juga telah pergi” Xin Lei merasa sedih karena
kembali teringat Shan Dong.
Xin Lei mulai menangis di depan rumah lamanya. “Ayah, Ibu kenapa kau membuangku? Bagaimana bisa kau membuangku, aku tak mau seperti ini”
Xin Lei mulai menangis di depan rumah lamanya. “Ayah, Ibu kenapa kau membuangku? Bagaimana bisa kau membuangku, aku tak mau seperti ini”
Xin
Lei melangkah pergi, ia kaget melihat Xi Xian telah menunggunya, “Ayah Shan
Dong sedang menunggumu”
sekarang gantian Xin Lei yang kaget.
sekarang gantian Xin Lei yang kaget.
Orang
tua Shan Dong marah-marah pada Xin Lei karena kedatangannya ke pesta telah
mengubah pemikiran Shan Dong yang hendak membatalkan pernikahannya. Ibu Shan
Dong memohon agar Xin Lei menyelesaikan hubungannya dengan Shan Dong. Ayah Shan
Dong membentak, ia perlu pernikahan ini untuk menghasilkan investasi yang besar
bagi perusahaannya. Xin lei bingung, ia tersudut tak berdaya, ia pun mengambil
keputusan.
Qin
lang tiba di Taiwan, ia berjalan kembali ke rumahnya.Qin lang menatap kembali
rumahnya hal itu membawanya pada beberapa kenangan pahit
Flashback:
Qin lang dimarahi oleh seorang pria yang menganggap hasil karyanya sangat
buruk, Qin lang keluar, ia merasa amat sedih. Seorang pria yang tadi ada di
samping Qin lang saat dimarahi minta agar Qin lang tak mengambil hati perkataan
pria itu. Ia berjanji akan membawa Qin lang ke bos lain. Qin lang bingung
karena sebelumnya sang pria berkata bos tersebut sangat tertarik dengan hasil
karyanya.End flashback.
Qin
lang hendak masuk, tiba-tiba seorang pria bertubuh gemuk keluar. “Ah Da?’ ucap
Qin lang. Sang pria kaget dan ketakutan, ia kembali melihat, setelah tahu itu
Qin lang ia pun merasa tenang.
“kau
bilang kemarin nenekku sakit, apa dia sudah lebih baik?” tanya Qin lang
“Sebelumnya
dia memang tak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring, dokter bahkan mengatakan
ia tak boleh melakukan apapun”
“Separah
itukah? Lalu apa dia lebih baik sekarang?”
Ah
Da mengiyakan, Qin lang merasa lega, Ah Da mengajak Qin lang masuk namun Qin
lang merasa ragu karena takut neneknya akan marah padanya. “Kau baru kembali
dari Cina dia tak mungkin marah” Qin lang akhirnya menurut.
Hal
yang sebaliknya terjadi, Qin lang yang baru sampai langsung dipukul dan
ditendang oleh sang nenek yang masih segar bugar. Sang nenek kesal karena Qin
lang pergi begitu saja selama 3 bulan.
“Aku
ini satu-satunya cucumu bagaimana kau bisa tenang di sisa hidupmu jika aku
mati?”
“Masih
ada aku” ucap Ah Da, Qin lang langsung memukul kepala Ah Da.
Nenek kembali hendak memukul, Ah Da menghalanginya. Qin lang bingung neneknya begitu kuat padahal baru saja sembuh. Nenek berkata ia tak pernah sakit dan itu hanya akal-akalan dari Ah Da.
Qin lang kesal hendak menghajar Ah Da lagi, nenek menghalanginya dan berkata Ah Da lebih banyak membantunya ketimbang Qin lang. Nenek kesal karena Qin lang tak pernah menurutinya untuk tak menjadi pelukis, nenek akhirnya menjewer kuping Qin lang.
Ah Da kembali melerai, ia bilang kali ini ceritanya berbeda karena ada seorang penerbit di Cina yang berniat memakai lukisan Qin lang.
Nenek kembali hendak memukul, Ah Da menghalanginya. Qin lang bingung neneknya begitu kuat padahal baru saja sembuh. Nenek berkata ia tak pernah sakit dan itu hanya akal-akalan dari Ah Da.
Qin lang kesal hendak menghajar Ah Da lagi, nenek menghalanginya dan berkata Ah Da lebih banyak membantunya ketimbang Qin lang. Nenek kesal karena Qin lang tak pernah menurutinya untuk tak menjadi pelukis, nenek akhirnya menjewer kuping Qin lang.
Ah Da kembali melerai, ia bilang kali ini ceritanya berbeda karena ada seorang penerbit di Cina yang berniat memakai lukisan Qin lang.
Qin
lang berbohong, ia bilang karyanya diterima dan ia tengah sibuk mengurus tanda
tangan kontrak. Nenek curiga karena waktu 3 bulan terlalu lama hanya untuk
kontrak.
Qin lang mengarang cerita, “karena mereka ingin aku tinggal di Shanghai untuk promosi. “Kenapa aku tak pernah melihatmu di TV atau di internet?” ucap Ah Da. Qin Lang beralasan tak semua hal seperti itu ditayangkan di internet. Nenek tanya mana uang yang dihasilkan Qin lang.
Qin lang mengarang cerita, “karena mereka ingin aku tinggal di Shanghai untuk promosi. “Kenapa aku tak pernah melihatmu di TV atau di internet?” ucap Ah Da. Qin Lang beralasan tak semua hal seperti itu ditayangkan di internet. Nenek tanya mana uang yang dihasilkan Qin lang.
Qin
lang memberikan seluruh uang yang dimilikinya, nenek curiga karena hanya
sedikit. Qin lang bilang dia masih artis baru makanya masih sedikit. Ah Da
penasaran ingin melihat copy-an dari karya Qin lang, Qin lang bingung dan
bilang ia tak punya copy-annya karena semuanya sudah terjual.
Ah Da bertanya lagi jika Qin lang memang sudah terkenal disana lalu mengapa Qin lang mau kembali. Qin lang terdiam, ia lalu berkata itu adalah terakhir kalinya dia akan melukis dan akan mendengarkan saran neneknya.
Nenek tak percaya, Qin lang telah berkali-kali bilang begitu, “kau juga percaya padanya berkali-kali” ucap Ah Da.
Nenek menatap kesal, ia lalu tanya kesungguhan Qin lang.
Qin lang membenarkan, nenek merasa cukup puas akan hal itu dan menyuruh Qin lang untuk segera mandi. Qin Lang senang merasa terselamatkan, ia dan Ah Da berebut untuk menggunakan kamar mandi. Nenek menghela nafas, ia sepertinya tahu kalau Qin Lang benar-benar sudah berbohong.
Ah Da bertanya lagi jika Qin lang memang sudah terkenal disana lalu mengapa Qin lang mau kembali. Qin lang terdiam, ia lalu berkata itu adalah terakhir kalinya dia akan melukis dan akan mendengarkan saran neneknya.
Nenek tak percaya, Qin lang telah berkali-kali bilang begitu, “kau juga percaya padanya berkali-kali” ucap Ah Da.
Nenek menatap kesal, ia lalu tanya kesungguhan Qin lang.
Qin lang membenarkan, nenek merasa cukup puas akan hal itu dan menyuruh Qin lang untuk segera mandi. Qin Lang senang merasa terselamatkan, ia dan Ah Da berebut untuk menggunakan kamar mandi. Nenek menghela nafas, ia sepertinya tahu kalau Qin Lang benar-benar sudah berbohong.
Selesai
mandi Qin lang membuka buku gambarnya kembali, sketsa yang dibuatnya itu mengingatkannya akan Xin
lei.
Xin
Lei sendiri tengah bersiap untuk pergi ke rumah lamanya di Taiwan. Xi Xian
sedih, ia minta Xin Lei tak pergi kesana karena ia tak mungkin bisa menemani
Xin Lei. Xin Lei minta Xi Xian tak khawatir karena ia bisa menjaga dirinya
sendiri.
Xin Lei lebih khawatir pada Xi Xian dan berpesan jika seseorang membully Xi Xian maka ia harus berani melawannya, Xi Xian mengiyakan. Xi Xian berpesan agar Xin Lei segera kembali jika tak betah disana. Xin Lei murung, ia tak mungkin melakukan itu, ia berusaha menenangkan Xi Xian bahwa ia akan senang tinggal disana.
Xin Lei lebih khawatir pada Xi Xian dan berpesan jika seseorang membully Xi Xian maka ia harus berani melawannya, Xi Xian mengiyakan. Xi Xian berpesan agar Xin Lei segera kembali jika tak betah disana. Xin Lei murung, ia tak mungkin melakukan itu, ia berusaha menenangkan Xi Xian bahwa ia akan senang tinggal disana.
Xin
Lei minta Xi Xian menerima sejumlah uang darinya, Xi Xian tak mau, Xin Lei
memaksa dan minta agar berhenti memanggilnya nona. Xi Xian memanggil nama Xin
lei layaknya seorang teman. Xin lei menangis dan memeluk erat Xi Xian.
Xin
lei akhirnya pergi sendiri ke Taiwan, Xin Lei merasa takut karena hanya berada
sendirian disana. Xin Lei keluar bandara, ia tak menyangka bisa bertemu kembali
dengan Lian Sheng Quan begitu juga dengan Sheng Quan sendiri.
Sheng Quan menawarkan tumpangan untuk Xin Lei.
Xin Lei merasa kagum saat melihat sebuah menara yang tinggi. Xin Lei meminta maaf karena telah meninggalkan Sheng Quan begitu saja di pesta, Sheng Quan tak mempermasalahkan hal itu, ia bertanya mengapa Xin lei bisa ada di Taiwan.
Xin Lei berbohong, ia bilang akan berlibur ke resort milik orang tuanya. Sheng Quan berkata kedatangannya kali ini adalah untuk mengecek keadaan pasar di Taiwan, ayahnya berniat untuk membangun pusat jajanan di sepanjang jalan di situ untuk menarik para turis. Xin Lei tanya apa yang dimaksud adalah jajanan khas Taiwan, Sheng Quan membenarkan dan minta pendapat Xin lei soal makanan yang enak.
Xin lei berkata ia tak terlalu tahu tapi ia pernah mencoba Oyster Omelet yang rasanya lezat. Xin lei jadi teringat saat Qin lang masuk dapur dengan menggunakan pakaian wanita. Xin Lei jadi tertawa sendiri, Sheng Quan penasaran dan tanya mengapa Xin Lei tertawa.
Sheng Quan menawarkan tumpangan untuk Xin Lei.
Xin Lei merasa kagum saat melihat sebuah menara yang tinggi. Xin Lei meminta maaf karena telah meninggalkan Sheng Quan begitu saja di pesta, Sheng Quan tak mempermasalahkan hal itu, ia bertanya mengapa Xin lei bisa ada di Taiwan.
Xin Lei berbohong, ia bilang akan berlibur ke resort milik orang tuanya. Sheng Quan berkata kedatangannya kali ini adalah untuk mengecek keadaan pasar di Taiwan, ayahnya berniat untuk membangun pusat jajanan di sepanjang jalan di situ untuk menarik para turis. Xin Lei tanya apa yang dimaksud adalah jajanan khas Taiwan, Sheng Quan membenarkan dan minta pendapat Xin lei soal makanan yang enak.
Xin lei berkata ia tak terlalu tahu tapi ia pernah mencoba Oyster Omelet yang rasanya lezat. Xin lei jadi teringat saat Qin lang masuk dapur dengan menggunakan pakaian wanita. Xin Lei jadi tertawa sendiri, Sheng Quan penasaran dan tanya mengapa Xin Lei tertawa.
“Oyster
omelet buatan Qin Lang itu sungguh lezat” ucap Xin Lei sambil tertawa, Sheng
Quan tak mengerti namun ia tetap ikut-ikutan tertawa kemudian Sheng Quan berkata,
Qin
lang pergi ke sebuah tempat seperti pusat jajanan dan menyapa temannya Dong Ge.
Dong Ge merasa senang bisa bertemu dengan Qin lang lagi, ia berteriak
memberitahu semua orang kalau Qin lang sudah pulang. Semua pedagang yang
tadinya sibuk pada pergi mengerumuni teman mereka Qin lang, Qin lang juga turut
menyapa semuanya.
Qin
lang lalu ke tempat Ah Da, ia berterima kasih karena Ah Da telah menjaga
neneknya selama ia pergi. Ah Da bilang tak perlu karena ia juga berhutang budi
pada nenek Qin lang. “Jika bukan nenekmu yang menasehatiku untuk tak bergabung
dengan anggota geng mungkin aku lagi berada di penjara sekarang”
Ah Da tampak kaget melihat di belakang Qin lang. Qin Lang sepertinya tahu, ia langsung berbalik ke belakang. Seorang wanita langsung marah-marah pada Qin lang karena Qin lang pergi tanpa memberi kabar. (Xin Lei rivalmu telah muncul)
Ah Da tampak kaget melihat di belakang Qin lang. Qin Lang sepertinya tahu, ia langsung berbalik ke belakang. Seorang wanita langsung marah-marah pada Qin lang karena Qin lang pergi tanpa memberi kabar. (Xin Lei rivalmu telah muncul)
“Apa
aku perlu memberi kabar padamu kemanapun aku pergi”
“Tentu
saja”
“Atas
dasar apa?”
“itu
benar atas dasar apa?” tambah Ah Da. Sang wanita bingung menjawab, “Biar
kuingatkan kau memangnya siapa yang telah meminjamkan kau kios”
“Semua
orang tahu bahwa ayahmulah yang menyewakan itu, memangnya apa hubungannya
denganmu?”
Wanita
bernama Cai Xiao Yang bilang ia merasa malu pada yang lain karena tak tahu Qin lang
pergi kemana. Qin lang merasa bosan dan hendak pergi, Xiao Yang menarik tangan
Qin lang, “Kenapa kau mengabaikanku?”
Qin
lang tampak tak peduli, Xiao Yang lantas memukul pundak Qin Lang sebelum pergi.
Qin lang mengaduh kesakitan.
Sheng
Quan kelaparan, ia lalu mengajak Xin lei makan dan bertanya makanan apa yang
ingin Xin Lei makan sambil menyebut beberapa makanan mewah.
Xin lei berfikir ia tampak lebih tertarik untuk mencoba jajanan khas Taiwan. Sheng Quan mengajak Xin lei ke pusat jajanan pasar tempat Qin lang tadi berada.
Saat itu hari hampir malam dan pasar terlihat ramai pengunjung. Xin Lei dan Sheng Quan berkeliling mencari makanan yang pas. Xin Lei melihat tempat yang menjual Oyster omelet yang tak lain adalah tempat nenek Qin lang berjualan. Qin lang sendiri berada disamping neneknya sedang berjongkok mencuci piring sehingga Xin lei tak melihatnya.
Sheng Quan melihat kemana Xin lei mendekat, ia tanya apa Xin lei mau makan itu. “Tidak usah” ucap Xin lei ia pun mengajak Sheng Quan makan mie saja. Xin Lei mengajak Sheng Quan ke tempat disebelahnya meninggalkan Qin Lang yang saat itu sudah selesai mencuci.
Xin lei berfikir ia tampak lebih tertarik untuk mencoba jajanan khas Taiwan. Sheng Quan mengajak Xin lei ke pusat jajanan pasar tempat Qin lang tadi berada.
Saat itu hari hampir malam dan pasar terlihat ramai pengunjung. Xin Lei dan Sheng Quan berkeliling mencari makanan yang pas. Xin Lei melihat tempat yang menjual Oyster omelet yang tak lain adalah tempat nenek Qin lang berjualan. Qin lang sendiri berada disamping neneknya sedang berjongkok mencuci piring sehingga Xin lei tak melihatnya.
Sheng Quan melihat kemana Xin lei mendekat, ia tanya apa Xin lei mau makan itu. “Tidak usah” ucap Xin lei ia pun mengajak Sheng Quan makan mie saja. Xin Lei mengajak Sheng Quan ke tempat disebelahnya meninggalkan Qin Lang yang saat itu sudah selesai mencuci.
Xin
Lei makan di tempat Dong Ge, Sheng Quan sangat bersemangat untuk mulai makan
namun ia malah menjatuhkan kontak lens nya.
Xin lei hendak membantunya mencari, Sheng Quan meraba meja namun ia malah memegang tangan Xin lei.
Xin lei kaget, Sheng Quan meminta maaf. Xin lei lalu menemukan kontak lens itu terjatuh di samping mangkuk Sheng Quan. Xin lei berdiri untuk membantu Sheng Quan untuk memasangkannya kembali.
Dong Ge berbalik melihat mereka ia kaget karena posisi Xin lei yang seakan-akan ia sedang berciuman dengan Sheng Quan. Dong ge merasa iri melihat mereka.
Xin lei hendak membantunya mencari, Sheng Quan meraba meja namun ia malah memegang tangan Xin lei.
Xin lei kaget, Sheng Quan meminta maaf. Xin lei lalu menemukan kontak lens itu terjatuh di samping mangkuk Sheng Quan. Xin lei berdiri untuk membantu Sheng Quan untuk memasangkannya kembali.
Dong Ge berbalik melihat mereka ia kaget karena posisi Xin lei yang seakan-akan ia sedang berciuman dengan Sheng Quan. Dong ge merasa iri melihat mereka.
Sheng
Quan berkata mie nya sangat enak seperti merasakan masakan rumah. Saat hendak
membayar kepada Dong Ge, Xin lei kembali berkata kalau Mie buatan Dong Ge
sungguh lezat. Dong Ge merasa senang dipuji oleh wanita cantik. Dong Ge membersihkan
piring mereka, ia terkejut menemukan Hp Xin Lei tertinggal di atas meja, Dong
Ge mencari namun Xin Lei sudah jauh pergi.
Sheng
Quan mengajak Xin lei melihat pelabuhan, ia lalu bertanya alamat resort Xin
lei. Xin lei bilang sebenarnya ia tak tahu dimana itu, ia hanya punya alamat
dan kunci saja.
Sheng Quan berniat mengantarkannya namun Xin lei dengan cepat menolak dan berkata akan naik taksi saja. Sheng Quan merasa mereka sungguh berjodoh dan berpesan agar Xin lei menghubunginya jika terjadi apa-apa.
Sheng Quan akhirnya pergi, sebelum pergi ia berpesan agar Xin lei tak lupa menelfonnya.
Xin Lei teringat pada Hp nya, ia panik saat tak menemukan Hp nya di dalam tas. Xin Lei sadar Hp nya pasti ketinggalan. Ia pun kembali ke pasar dan lagi-lagi kembali melewati kios Qin lang (maaf gak bisa ngasi gambar pas adegan ini, menurutku gambarnya gak fokus jadi percuma). Dong Ge berkata ia yakin Xin Lei pasti kembali lagi, ia pun segera mengembalikan Hp Xin Lei. Xin Lei akhirnya merasa lega.
Sheng Quan berniat mengantarkannya namun Xin lei dengan cepat menolak dan berkata akan naik taksi saja. Sheng Quan merasa mereka sungguh berjodoh dan berpesan agar Xin lei menghubunginya jika terjadi apa-apa.
Sheng Quan akhirnya pergi, sebelum pergi ia berpesan agar Xin lei tak lupa menelfonnya.
Xin Lei teringat pada Hp nya, ia panik saat tak menemukan Hp nya di dalam tas. Xin Lei sadar Hp nya pasti ketinggalan. Ia pun kembali ke pasar dan lagi-lagi kembali melewati kios Qin lang (maaf gak bisa ngasi gambar pas adegan ini, menurutku gambarnya gak fokus jadi percuma). Dong Ge berkata ia yakin Xin Lei pasti kembali lagi, ia pun segera mengembalikan Hp Xin Lei. Xin Lei akhirnya merasa lega.
Seorang
wanita datang ke tempat Dong ge dan mengabarkan bahwa sang pemilik Cai Jin Shun
berencana menaikkan uang sewa lagi.
Para
pedagang berkumpul, mereka berencana mengajukan protes kepada Cai Jin Shun sang
pemilik tempat. Nenek menyuruh Qin lang membereskan barang-barang mereka.
Ah Da mendekati Qin lang, ia merasa hal ini terjadi karena ucapan Qin lang pada Xiao Yang. Qin lang tak setuju, ia menyuruh Ah Da ikut dengan yang lain untuk menjaga neneknya dari Tuan Cai. Ah Da bersemangat, sambil memegang sendok ia pun pergi ikut dengan yang lain.
Ah Da mendekati Qin lang, ia merasa hal ini terjadi karena ucapan Qin lang pada Xiao Yang. Qin lang tak setuju, ia menyuruh Ah Da ikut dengan yang lain untuk menjaga neneknya dari Tuan Cai. Ah Da bersemangat, sambil memegang sendok ia pun pergi ikut dengan yang lain.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.