SINOPSIS

Sunday 2 June 2013

The Prince Who Turns Into a Frog Eps 21

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
The Prince Who Turns Into a Frog Eps 21
Ziqian memperingatkan Junhao untuk menjauhi Tian yu. Junhao balik meminta Ziqian menyuruh Tian yu agar menjauhinya. Ziqian keluar dan menemukan Yunxi dan Dawei masih berdiri di depan ruangan, Ziqian dan Yunxi sempat bertatapan sebentar sebelum akhirnya Ziqian pergi.

Yunxi memantapkan hatinya untuk masuk ke ruangan Junhao. Junhao kaget saat melihat Yunxi, Yunxi memberitahu bahwa ia telah mendengar semuanya.
Tian yu akhirnya tersadar dan kebingungan melihat ke sekeliling. Ada Jie lalu masuk dan menyindir Tian yu, “kau sungguh beruntung dapat izin spesial dari GM untuk tidur di kamar tamu, keberanian seperti apa yang kau punya?”
Tian yu kaget dan bertanya benarkah Junhao yang membawanya. Ada balik menanyai hubungan Tian yu dan Junhao, rasanya ia sulit percaya Junhao mau menggendong orang seperti Tian yu hingga ke kamar. Ditambah dengan Ziqian yang juga memberikan hadiah buat Tian yu, Ada Jie pun menyerahkan hadiah itu dengan berat hati. 
Tian yu ternyata mendapat sebuah HP baru dari Ziqian dan sebuah kunci. Tian yu menatap hadiah tersebut sambil bingung memikirkan mengapa Ziqian memberikannya. Ada Jie lantas kesal melihat Tian yu yang tak juga bangun, ia pun menghardik Tian yu menyuruhnya segera bangkit dari tempat tidur. “Jangan pikir kau bisa membolos hanya karena ada GM dan Mr. Xu, cepat bersihkan Lobby hari ini dan pastikan hasilnya bagus” Tian yu pun segera menghambur keluar mendengar perintah Ada Jie.
Tian yu disuruh untuk membersihkan kaca jendela, Ada Jie berdiri untuk mengawasi Tian yu sambil berbincang-bincang dengannya, ia pun mencoba mencari informasi apakah Tian yu berpacaran dengan Ziqian. 
Tian yu tak sempat menjawab karena Hp nya tiba-tiba berbunyi. Ada kembali memarahi Tian yu dan mengingtkannya untuk mematikan HP jika sedang bekerja namun ketika melihat nama Ziqian sebagai penelfon, ia pun langsung semangat menjawab telfon itu dengan manja. 
Ada harus kecewa karena Ziqian hendak bicara dengan Tian yu, ia pun dengan sangat berat hati memberikan Hp itu pada Tian yu.
Ziqian tanya kenapa Tian yu tak menelfonnya setelah menerima Hp.
Tian yu balik tanya mengapa Ziqian memberikan Hp serta kunci rumah Ziqian juga, “Apa kau ingin memberikan rumahmu padaku?” Ada Jie merasa penasaran dengan pembicaraan itu dan mencoba menguping dengan menempel di belakang Tian yu.
“Hubungi aku jika kau butuh bantuan untuk istirahat sebentar atau ketika aku tak ada didekatmu, dan untuk kuncinya....”
Ziqian tak melanjutkan omongannya, ternyata ia tak jauh berdiri dari Tian yu. Ziqian menyadari Tian yu merasa terganggu dengan kehadiran Ada Jie yang terus menempel, ia pun berjalan mendekati Tian yu.
 “Bisakah kau berbalik? Aku ingin kita bicara empat mata” ucap Ziqian langsung.
Ada Jie dan Tian yu kaget dan terlebih Ada Jie yang sampai menutup mulutnya seakan tak percaya. Ziqian memuji Tian yu di hadapan Ada Jie atas bantuannya terhadap Senwell (tentunya dalam menyelesaikan masalah dengan Xie Quan)  ia pun mengingatkan Tian yu bahwa akan ada ujian untuk mendapatkan promosi. 
Tian yu tak yakin, ia bilang ia tak pernah bisa melaksanakan ujian dengan baik selama sekolah.  Ziqian meminta agar ia tak khawatir, “Aku telah bicara dengan Jinzhi, datanglah ke tempatku aku akan membimbingmu sampai kau lulus ujian”
Ada Jie lengsung mendelik mendengarnya dan menatap Tian yu dengan iri.
Junhao pulang ke rumah bersama Yunxi, Junhao menyapa ibunya dan bertanya apakah ibunya itu sudah makan malam. Ibu Junhao ingin menyelesaikan lukisan ayah Junhao dulu. 
Junhao mengingatkan ibunya akan ulang tahun ibunya itu besok dan berencana menemani ibunya itu. ibu merasa senang dan minta agar Ziqian juga diundang. Ibu Junhao lalu menarik anaknya untuk duduk, ia kemudian bertanya mengapa ibunya Tian yu bisa hadir di acara Konfrensi persnya Junhao. Perlahan junhao mengucapkan bahwa Tian yu bekerja di Senwell sekarang dan dialah yang memikirkan ide itu.
Ibu kesal karena Junhao tak memberitahunya. Junhao menganggap hal itu seperti penerimaan pegawai biasa dan merasa bukan hal yang penting untuk diberitahukan tapi Yunxi tak setuju ”Dia mencabik-cabik informasi penting di hari pertamanya bekerja”ucap Yunxi
“Tapi ia telah menyatukannya kembali” balas Junhao
“Besoknya dia menyiramkan cat pada Xie Quan, apa kau pikir dia itu bukan ancaman?”
“Xie Quan pantas mendapatkannya, dan pada dasarnya akulah yang duluan yang menyinggung Xie Quan, jadi apa kau juga menyalahkanku?”
Yunxi benar-benar kesal karena Junhao terus membela Tian yu dan menanyakan kembali ketulusan Junhao untuk menikah dengannya. “Jadi kau pikir aku sengaja membawa Tian yu ke Senwell? Aku sudah meletakkannya di bawah pengawasanmu” ucap Junhao tak mau kalah.
Ibu Junhao akhirnya meminta keduanya untuk tidak bertengkar hanya karena orang luar. Junhao kemudian duduk dan berusaha meredakan emosi, ia tanya apa yang harus ia lakukan agar Yunxi bisa merasa tenang. 
Yunxi mengeluarkan sebuah foto dari tas nya dan memperlihatkan pada ibu. Ibu kaget dan memperlihatkannya juga pada Junhao. Yunxi pun kemudian berkata foto itulah yang membuatnya semakin khawatir akan hubungan Junhao dan Tian yu, “Jadi apa kau masih berfikir aku yang terlalu sensitif?’
Junhao juga kaget melihat foto tersebut, sekilas ingatannya saat berada di taman hiburan dan mencium tangan Tian yu pun muncul. Namun Junhao masih berusaha mengeyahkan hal itu dari pikirannya.
“Foto ini di ambil ketika aku kehilangan ingatanku” Junhao tak mau membuat ibunya dan Yunxi terus  khawatir dan meragukannya, ia pun menatap foto itu cukup lama sebelum kemudian membakarnya dengan lilin di atas meja.
Ia pun bertanya apa Yunxi sudah merasa senang sekarang, Yunxi lalu meminta Junhao untuk tak lagi menemui Tian yu. Junhao mengangguk mengiyakan meski terkesan berat hati. “Baiklah aku percaya padamu” ucap Yunxi akhirnya.
Ziqian mengajak Tian yu ke rumahnya dengan alasan untuk berlatih. Tian yu memandangi beberapa barang di rumah itu. Ziqian pun datang dengan membawakan dua kopi panas, ia minta maaf karena hanya ada satu cangkir di rumahnya maka kopi Tian yu ia letak dalam gelas kertas/paper cup.
Tian yu tak mempermasalahkan dan bertanya apa Ziqian tak merasa sepi karena semua barang yang ia miliki terlihat hanya untuk satu orang. Ziqian merasa hal itu tak masalah baginya.
 ia lalu berkata “Bisakah kita mulai” mata Tian yu melebar dan ia merasa kaget, “Mulai apa?”
“Bukankah kau mau menginap disini? Malam belum terlalu larut kita bisa melakukannya” (berlatih)
Tian yu sontak bangkit  menjauh dan berfikir Ziqian akan melakukan hal macam-macam dengannya.
“Kita hanya berdua disini, tidakkah kau pikir ini terlalu cepat?”
Ziqian merasa bingung, ia akhirnya paham dan mencoba mengerjai Tian yu.
Ziqian lalu berjalan mendekat, “Apanya yang terlalu cepat? Memangnya berapa kesempatan yang kau punya dalam hidup?”
“Meskipun aku menginap di tempatmu bukan berarti kita bisa...aku ini wanita yang menjaga sopan santun”
Ziqian terus mendesak Tian yu ke dinding, Tian yu ketakutan dan menyuruh Ziqian menjauh atau dia akan berteriak.
“Bisakah kau bergeser? Kalau tidak bisa biar aku yang bergerak”
Tian yu menutup mata dan mencengkram bajunya sangking takutnya, Ziqian menggerakkan tangannya dan berhenti di atas tumpukan buku di belakang Tian yu. 
Tian yu lalu membuka matanya dan bertanya dengan heran mengapa Ziqian malah memegang buku. “Untuk belajar, memangnya kau pikir untuk apa kau disini? Ujian promosi”
Tian yu merasa lega selega-leganya dan tertawa senang,”Oh jadi yang kau maksud itu ujian promosi”
Ziqian menggoda Tian yu lagi,”Memangnya apa yang kau pikir?” Tian yu terdiam tak bisa berkata
“Aku tahu, kau pikir kita akan ke kamarku kan?’
Tian yu langsung menyangkal hal itu mentah-mentah.
“Bisa-bisanya kau punya pikiran liar seperti itu”
“Sudah kubilang tidak, tentu saja aku juga berfikir untuk belajar” Tian yu merasa sangat malu, ia lalu segera mengambil buku dari tangan Ziqian dan berkata “Ayo belajar’ Tian yu lalu buru-buru pergi, tinggallah Ziqian yang tersenyum karenanya.
Pelajaran pun dimulai dari membahas definisi dari manajemen dan pemantauan masalah.
Esoknya, di Hotel Ziqian mendapat telfon dari ibu Junhao yang mengundangnya untuk makan malam, Ziqian mengiyakan dengan senang hati dan meminta untuk diijinkan membawa seseorang yang kini sedang disukainya.
Ada kembali mengawasi Tian yu yang bertugas mengelap kaca namun hasil kerjanya masih belum bagus. Ziqian masuk dan menyapa mereka, Ada menyambut Ziqian dengan senang hati terlebih ketika Ziqian punya permintaan khusus darinya. Ziqian minta agar Ada meliburkan Tian yu besok, Ada langsung berpaling menatap Tian yu.
Ziqian membuka kado yang dibawanya sedari tadi untuk Tian yu sementara Ada terus memperhatikan isi kado itu dengan seksama. 
Tian yu kaget melihat gaun pemberian Ziqian yang teramat mewah baginya begitu pun dengan Ada Jie yang pastinya sangat cemburu melihat hal itu. 
Ziqian berpesan akan menjemput Tian yu pukul 7 besok, Tian yu dengan senang hati mengiyakan tanpa tahu acara apa itu. Ziqian lalu meninggalkan Ada dan Tian yu. Tian yu senang bukan main dan terus menempelkan gaun tersebut, Ada dengan sewotnya terus mengembalikan peralatan kerja Tian yu tadi agar Tian yu kerja kembali tentunya.
Junhao menerima telfon dari ibunya yang berkata bahwa pembantu mereka tak bisa memasak besok karena ada urusan. Junhao pun minta Dawei yang tengah bersamanya untuk mencari pembantu lain menggantikan pembantunya itu besok.
Tugas mencari pembantu itu sepertinya adalah tugas bagi Ada Jie, ia lalu membariskan anggotanya satu per satu, namun setiap ia mendekat ke salah satunya mereka selalu menggeleng menolak perintahnya itu. 
Ada Jie kesal karena tak ada satu pun yang mau pergi ke rumah GM mereka untuk mempersiapkan acara meski mendapat bayaran yang tinggi. Ada Jie lalu melirik Tian yu, dan mendapatkan akal cemerlang.
ia pun menanyakan kesetiaan Tian yu terhadap Senwell. Tentu saja Tian yu menjawab yang baik-baik. Ada Jie pun langsung menugaskan Tian yu sebagai pembantu pengganti dan harus datang mulai jam 9 besok pagi. Tian yu berkata Ada jie sudah berjanji pada Ziqian untuk membebaskannya dari bekerja.
“Apa kau bilang padanya kalau itu hari libur?”
Tian yu menggeleng
“Kalau begitu beritahu dia kau harus kerja lembur”
Tian yu menuduh Ada melakukan itu dengan sengaja agar Tian yu tak bisa pergi dengan Ziqian.
Ada dengan santainya malah mengiyakan hal itu, Tian yu takut untuk menolak karena bagaimanapun Ada jie adalah bos nya, ia pun terpaksa melakukan hal itu. 
Tian yu lalu menelfon Ziqian dan berkata tak bisa pergi besok karena harus lembur. Ziqian balik tanya bukankah ia sudah memberi intruksi pada Ada. Tian yu mengatakan bahwa bagaimanapun ia adalah orang baru disini. Ziqian mengerti dan tanya jam berapa Tian yu selesai bertugas, Tian yu memberitahu bahwa ia akan mempersiapkan acara ulang tahun jadi mungkin ia siap saat acara makan malam. 
Ziqian minta agar Tian yu terus membawa Hp nya agar ia bisa menjemputnya nanti, Tian yu turut mengiyakan.
Setelahnya di rumah, Jinzhi merasa khawatir mendengar Tian yu akan menjadi pembantu di rumah keluarga Shan besok karena bekerja di Senwell saja sudah cukup sulit baginya, Tian yu turut setuju tapi ia berkata gaji yang akan ia dapat dua kali lipat dari gaji bekerja di Senwell. “Double?” mata Jinzhi langsung membesar mendengarnya membayangkan betapa banyak uang itu. 
Zhengzhe berpesan agar kakaknya berhati-hati. Tian yu lalu bergegas tidur, setelahnya Jinzhi yang merasa khawatir berkata akan mengikuti Tian yu diam-diam ke rumah keluarga Shan namun ia sendiri bingung dimana alamatnya. Zhengzhe tersenyum licik dan mengeluarkan kertas yang berisi alamat rumah itu, “Aku tahu kau akan melakukannya jadi aku berusaha mendapatkannya.
Tian yu pun tiba di rumah Junhao, seorang pembantu wanita (kebagusan sih untuk jadi pembantu tapi bilang aj gt deh) menyambutnya dan langsung mengantarnya ke dapur. Pembantu itu berkata nyonya rumah sedang pergi berbelanja, ia lalu memberikan banyak instruksi untuk Tian yu, ia kemudian berkata bahwa  Tuan Muda mereka sedang tidur dan Tian yu bisa membersihkan kamarnya ketika ia bangun. Tian yu mengiyakan, setelahnya ia berfikir apakah yang dimaksud tuan muda itu adalah Junhao?
Tian yu mulai bekerja dengan membersihkan meja kerja Junhao, entah dia menyadari itu atau tidak karena sepertinya Tian yu tak begitu memperhatikan foto di atas meja itu. 
Setelahnya ia masuk ke kamar dan membuka tirai, Tian yu tak menyangka sang pemilik kamar masih tidur di balik selimut dan dengan santainya menarik selimut itu untuk merapikannya. Ia pun kaget hingga terjatuh saat melihat Junhao tengah berbaring tanpa pakaian.
Junhao merasa terganggu, ia mengira itu Lin Sao pembantunya dan memarahinya, “Apa yang kau lakukan?”
Tian yu takut kepergok Junhao, ia pun mencoba menyamarkan suaranya dengan memencet hidung, “Aku sedang merapikan kamar”
“Kau bukan Lin Sao, kau siapa? Kau penggantinya bukan?’ tanya Junhao tanpa beranjak dari tempat tidurnya.
Tian yu melepas pencetannya, Junhao bertanya “Siapa nama mu?” Tian yu menyebutkan nama lengkapnya dengan pelan sambil tetap tengkurap di bawah tempat tidur Junhao. “Ulangi” teriak Junhao lagi, Tian yu menyebutkan lagi. 
Junhao tak bisa mendengar dengan jelas ia pun hendak bangkit melihat sendiri. Tian yu kaget dan langsung berteriak, “Aku Ye Tian yu kau jangan datang kesini” Tian yu cepat-cepat menarik selimut Junhao untuk menutup matanya sementara Junhao yang juga kaget langsung menarik bantal untuk menutupi tubuhnya.
“Aku ini wanita yang sopan, jangan mendekat atau aku akan berteriak!”
Junhao pun mengenalinya dan dengan malas berkata,”Bicara apa kau ini”
“Bukan apa-apa, aku akan kembali bekerja” Tian yu lantas berjalan sambil tetap menutup matanya untuk menghindari dari melihat tubuh Junhao. Alhasil ia malah kejedot dinding dan terjatuh tepat di atas paha Junhao, Tian yu melotot antara bingung dan salah tingkah.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Junhao dengan cueknya.
Tian yu hanya menggeleng perlahan, Junhao menyuruhnya membuat sarapan, Tian yu pun langsung ngacir keluar secepatnya menghindari Junhao.
Junhao mengambil sarapannya di dapur, ia meneguk cangkir kopinya dan dari ekspresinya Junhao pastinya tak suka.
Junhao langsung berteriak memanggil Tian yu.
“Ada apa aku sedang sibuk”
“Apa kau menggoreng telur beserta cangkangnya?” Tian yu terdiam lalu mencoba membela diri, “Cangkang dan telur juga sama-sama bernutrisi, para ahli gizi mengatakan makanlah anggur dengan kulitnya itu juga punya nilai nutrisi”
“Apa ini terlihat seperti anggur buatmu?”
“Tidak” ucap Tian yu lemah
“Aku juga tak minum kopi 3 in 1, itu terlalu manis. Kau bahkan tak bisa menggoreng telur atau membuat kopi, apa kau bisa membuat makan malam hari ini?”
Tian yu mencoba menenangkan Junhao, “Aku baru saja melangkah ke rumahmu bahkan daun bawang juga tak ada, aku sudah membaca menunya dan kita perlu banyak daun bawang”
“kalau begitu belilah” ucap Junhao sedikit membentak
Tian yu lanjut mengoceh bahwa ia tak tahu dimana harus mencari daun bawang di sana. Junhao yang sudah pusing memintanya untuk diam. Ia pun berkata akan mengantarkan Tian yu membeli daun bawang.
Junhao mengajak Tian yu ke Dept. Store. Tian yu lalu berhenti untuk megambil stick Play Station. Junhao pun tanya untuk apa itu, Tian yu bilang ia melihat di rumah Ziqian hanya ada satu stick P.S saja jadi ia ingin membelinya agar mereka bisa bermain bersama. Junhao pun langsung pergi setelah mendengarnya dan dengan rasa cemburu tentunya.
Tian yu ikut berjalan di belakang Junhao, ia kemudian berhenti lagi dan mengambil beberapa produk. Junaho bertanya lagi untuk apa itu dan lagi-lagi Tian yu berkata ia ingin membelikannya untuk Ziqian. Junhao langsung menjatuhkan barang yang tadi dipegangnya dan pergi dengan wajah kesal meninggalkan Tian yu.Tian yu bingung melihat sikap Junhao. 
Tian yu mengeluh karena Junhao berjalan terlalu cepat sehingga ia harus mengejarnya berkali-kali.
“Tujuan kita adalah mencari daun bawang tapi lihatlah sampah yang kau ambil itu, ayo cepat cari dan pulang”
Tak lama berjalan Tian yu melihat beberapa ibu-ibu tengah berkerumun memperebutkan daun bawang yang tengah diobral. Tian yu bersemangat melihatnya, ia segera berlari kesana dan minta Junhao menjaga trolinya.
Tian yu ikut bergabung dengan kerumunan ibu-ibu yang tengah menggila, ia sempat beberapa kali terdorong kebelakang demi mendapatkan daun bawang itu. 
Junhao tampak khawatir melihat Tian yu, ia lalu mendapat telfon dari Yunxi yang menanyakan keberadaan pembantu pengganti mereka, “Dia disini” ucap Junhao, “Tak apa besenang-senanglah dengan ibu” Junhao lalu menutup telfonnya dan kembali menunggu.

Tak lama Tian yu datang dengan bahagia karena ia telah berhasil mendapat daun bawang yang harganya murah. Tian yu terus saja nyerocos, Junhao tampak lebih peduli pada rambut Tian yu yang berantakan, ia lalu merapikan rambut Tian yu dengan lembut dan membuat Tian yu berhenti bicara.
“Apa membuat dirimu tampak seperti orang gila lebih berharga daripada daun bawang”
“Tentu saja, ini harga yang bagus”
“Kita sudah dapatkan daun bawang, bisakah kita pulang sekarang?’ Tian yu mengangguk. Setelah Junhao menjauh Tian yu tersenyum dengan bahagia.
Tian yu terus menatap punggung Junhao yang juga terus berjalan, ia merasa sedih karena sosok itu bukanlah Dang Ou nya.
Tian yu dan Junhao beristirahat sebentar di tempat yang entah aku bingung menyebutkannya, pokoknya duduk di tangga deh. Junhao bilang Tianyu harus membawa sendiri belanjaannya karena parkir mobilnya cukup jauh. Tian yu berkata ia akan mentraktir Junhao makan “Bapus” dulu sebagai ucapan terima kasih telah mengantarnya belanja.
“itu tidak higienis’ ucap Junhao, Tian yu tak peduli dan ia pun pergi sendiri untuk membelinya.
Tian yu ternyata membeli 2 buah es krim, ia berjalan riang gembira sambil menjilati kedua es nya. Sedang asik-asiknya berjalan, dua orang pria jahat datang menghadang jalannya dan dengan gaya sok tau bertanya apakah es krim itu akan diberikan Tian yu pada pacarnya. Tian yu hendak menghindari dua orang yang sok akrab tersebut namun salah satu dari mereka telah memeganginya duluan. 
“Ini wilayahku, jika kau mau kencan bayar dulu sewa kencanmu” 
Tian yu tak terima dan melawan mereka dengan kata-katanya namun ia langsung terdiam saat salah satu penjahat itu menodongkan pisau di depannya. 
Tian yu mencoba menakuti mereka dengan mengatakan pacarnya itu adalah orang yang sangat tinggi dan jago bertarung melebihi Jackie Chan. Bukannya takut kedua penjahat itu minta pembuktiannya dengan memaksa Tian yu mempertemukan mereka dengan pacarnya.
Tian yu pun tiba di tempat Junhao menunggu, Junhao tanya kenapa Tian yu lama sekali, ia pun berbalik badan dan kaget melihat kedua penjahat tersebut di belakang Tian yu. Junhao sepertinya tahu masalah yang tengah dihadapi. Ia lalu mendekat dan menanyakan es krimnya pada Tian yu. Tian yu memonyongkan bibirnya ke arah penjahat disamping memberi isyarat agar Junhao waspada.
Sang penjahat bertanya pada Junhao apa benar Tian yu pacarnya. Junhao melihat mata Tian yu mendelik naik turun, dengan santai Junhao menjawab tidak dan bersamaan Tian yu menjawab ya. Sang penjahat kesal dan bertanya lagi.
“Tentu saja dia itu pacarku” ucap Tian yu berusaha menenangkan si penjahat, “Sayangku ayo cepat selamatkan aku, dia ini menuntut uang sewa kencan padaku” Ucap Tian yu dengan memelas.
Junhao tersenyum melihat kekhawatiran Tian yu. Sang penjahat sudah tak sabar, ia mengacungkan pisau kembali di hadapan Tian yu dan minta penegasan apakah mereka benar-benar pasangan.
Junhao menyingkirkan pisau itu dengan santai, “Seperti yang kau bilang, ya dia adalah pacarku”
Penjahat itu masih tak percaya dan minta agar mereka membuktikannya dengan saling berciuman. Tian yu langsung protes, penjahat itu menegaskan harga yang akan ia minta akan berbeda jika terbukti mereka berdua bukan pasangan. 
Tian yu merasa terganggu dengan pisau si penjahat dan juga ia terus dipaksa untuk membuktikannya. Junhao tetap berdiri dengan santai, Tian yu lalu maju dan ternyata ia pun mencium Junhao.
“Apa ini cukup?” tanya Tian yu dengan tegas, Junhao hanya berdiri menatap Tian yu.
Penjahat itu masih merasa belum cukup, ia malah minta mereka mengulanginya dengan lebih bergairah dan kali ini pria duluan yang mencium si wanita.
Junhao berakting mengiyakan hal itu, ia lalu berbisik pada Tian yu menyuruhnya agar segera lari jika disuruh. Junhao berpura-pura akan mencium Tian yu, ia pun langsung berteriak lari. 
Tian yu pergi menghindar, Junaho melawan kedua penjahat itu. Tian yu lalu berhenti karena merasa khawatir dan berbalik melihat Junhao. Junhao cukup kewalahan melawan keduanya, Tian yu mencoba membantu namun ia malah terdorong jatuh, Tian yu menggunakan roti keras untuk memukuli penjahat yang mendesaknya.
Junhao berhasil melumpuhkan salah satu penjahat hingga penjahat itu pun kabur, ia lalu melihat Tian yu masih sibuk memukuli salah satu penjahat dengan roti bahkan ketika penjahatnya telah kabur.
Ia pun tersadar ketika Junhao memanggilnya, “kau sungguh beruntung, lain kali aku akan membunuhmu jika bertemu” teriak Tian yu pada penjahat yang telah kabur.
Tian yu dan Junhao kembali duduk , “kenapa kau biarkan aku kabur duluan, tidakkah kau tahu itu sangat berbahaya” Junhao tak menanggapai ucapan Tian yu, ia lebih perduli pada bibir Tian yu yang berdarah. Junhao pun mengambil saputangan dan membantu membersihkannya. Junhao memarahi Tian yu karena ia justru kembali dan membuat khawatir.
Junhao lalu merasa kikuk karena berada terlalu dekat, ia pun mengambil barang belanjaan Tian yu dan menyuruhnya segera bergegas pulang.
Tian yu tersenyum, ia lalu mencoba menggoda Junhao, “kau khawatir padaku kan?” Junhao tentu menyangkal ucapan Tian yu. Junhao kemudian pergi, Tian yu lalu berpura-pura menangis karena kesakitan, Junhao segera lari menghampiri Tian yu dan memeriksa apa ada luka di tangannya. 
Tian yu tersenyum dan akhirnya menertawai Junhao karena berhasil menariknya kembali sekaligus membuktikan ucapannya. “Ini hanyalah kekhawatiran terhadap keselamatan karyawan” ucap Junhao tetap kekeuh. Tian yu terdiam melihat keseriusan wajah Junhao. Tian takut Junhao akan marah dan memotong gajinya, ia pun berlari mengejar Junhao sambil menarik-narik bajunya untuk memohon maaf.
Tian yu terus melihat Junhao bermuram diri ia pun menasehati Junhao agar lebih sering tersenyum, Tian yu lalu menunjukkan gaya tersenyum yang lucu hingga Junhao hampir tertawa, Junhao pun menahan senyumnya dengan berjalan duluan, Tian yu senang karena berhasil. 
Junhao lalu terdiam saat menemukan Jinzhi dan Zhengzhe tengah tertidur di depan pintu rumah Junhao, Tian yu juga kaget dan bergegas membangunkan mereka. “Apa yang kalian lakukan disini?’ tanya Junhao.
“kami disini untuk menolong Tian yu” ucap Jinzhi ia pun merasa heran melihat mereka justru jalan berdua. Tian yu memberitahu Jinzhi bahwa Junhao baru menolongnya dari preman. Jinzhi langsung cemas dan memeriksa keadaan Tian yu. Ia pun ingin berterima kasih dengan membuatkan hidangan.
Ziqian akhirnya tahu dari Ada Jie bahwa Tian yu berada di tempat Junhao. Ada jie berkilah bahwa ia tak punya karyawan lagi untuk disuruh dan minta maaf karena tak bisa memenuhi keinginan Ziqian. Ziqian lalu tanya apa Tian yu membawa gaunnya, Ada Jie memberitahu dimana Tianyu meletakkan gaun itu, Ziqian seperti mendapat ide dan minta Ada Jie membawa gaun itu padanya. Setelahnya Ziqian bertanya-tanya mengapa Tian yu tak memberitahunya hal itu.
Jinzhi dan Zhengzhe menggila melihat kemewahan ruang tamu Junhao, mereka lalu naik ke kursi dan lompat-lompat di atasnya meski dilarang Tian yu. Junhao pun turun, Jinzhi dan Zhengzhe mencoba bersikap ramah padanya namun sama sekali tak digubris. Junhao mengambil minuman di dapur, dalam hati ia merasa heran dengan dirinya sendiri yang mulai merasa tak terganggu dengan kehadiran orang-orang aneh disekitarnya.
Tian yu tiba-tiba muncul memberikan stiker kucing padanya sebagai rasa terima kasih karena Junhao membiarkan ibu dan adiknya untuk membantu. Junhao tak percaya Tian yu memberinya barang seperti itu
“Apa kau mau gambar katak?” Tian yu tersenyum sambil menunjukkan stiker katak miliknya. Junhao terheran-heran sambil tersenyum padanya. Jinzhi dan Zhengzhe diam-diam mengamati keduanya yang tampak mesra.
Telfon tiba-tiba berbunyi dan memecah keheningan diantar keduanya. Junhao berjalan ke tempat telfon, sontak Jinzhi dan Zhengzhe kaget dan berusaha untuk duduk tenang. Junhao menerima telfon dari Yunxi yang minta untuk dijemput, Tian yu tampak sedikit cemburu mendengarnya. 
Junhao berkata pada Tianyu ia akan pergi dan minta agar Tian yu mempersiapkan semuanya dalam 2 jam. Junhao membuka pintu dan hendak melangkah keluar namun ia terhenti sesaat dan melirik Tian yu dibelakangnya sebelum kemudian pergi dan meninggalkan Tian yu yang merasa berat menyaksikan kepergian Junhao.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.