SINOPSIS

Tuesday, 18 June 2013

The Prince Who Turns Into a Frog Eps 22

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^


The Prince Who Turns Into a Frog Eps  22
Junhao pergi untuk menjemput Yunxi dan meninggalkan Tian yu dan keluarganya di rumah. Yunxi dan ibu Junhao tengah berada di toko perhiasan untuk membeli kalung yang cocok dengan gaun pengantinnya nanti. 
Tak lama Junhao tiba, Ibu lalu menanyakan bagaimana pembantu baru mereka di rumah. Junhao menjelaskan dengan ragu namun tak menyebutkan nama, ibu Junhao segera memotong dan meminta Junhao membantu Yunxi saja memakai kalungnya.
Yunxi mencoba kalung itu, Ibu memuji Yunxi adalah cinta sejati dari Junhao. Yunxi kelihatan senang, namun tiba-tiba tali kalung itu putus dan mutiaranya berhamburan ke lantai. 
Sang pemilik toko juga bingung karena hal seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya. Yunxi terlihat cemas seperti merasakan firasat buruk dan Junhao berusaha menghiburnya dengan mengatakan akan membuatkan yang baru.
Yunxi menolak meski ibu membujuknya dengan alasan cincin pemberian Junhao sudah cukup baginya. Ibu Junhao berkata juga akan memberikan cincin pusaka keluarga mereka juga kepada Yunxi dan meminta pendapat Junhao akan hal itu. “ya” jawab Junhao seadanya, ia pun tampak ragu memikirkan sesuatu.
Jinzhi membantu Tian yu membersihkan kamar ibu Junhao, matanya berbinar-binar saat melihat perhiasan mewah ibu Junhao yang entah kenapa diletakkan begitu saja di atas meja.  
Jinzhi mengambil sebuah cincin dengan berlian yang besar dan mencoba mengenakannya dan merasakan kemewahannya. Jinzhi merasa sayang karena cincin itu bukanlah miliknya, dengan berat hati itu berniat melepaskan cincin itu kembali, namun sama seperti Tian yu ia pun tak bisa menarik cincin itu dari tangannya. (ada apa dengan cincin-cincin di drama ini?)

Zhengzhe mendatangi ibunya dan bertanya apa ia baik-baik saja. Jinzhi kaget dan takut dipikir sedang mencuri oleh Zhengzhe, ia pun membawa Zhengzhe keluar untuk membantu Tian yu saja. 
Jinzhi ikut ke dapur sambil tetap mencoba melepaskan cincin itu diam-diam. Tian yu merasa heran melihat Jinzhi terus memegangi perutnya dan bertanya apa ia sakit perut. Jinzhi menyuruh berdua lanjut bekerja sementara ia sendiri diam-diam masih sibuk dengan cincinnya.
Tian yu meminta pendapat ibunya untuk mendekorasi ruang tamunya juga, Jinzhi menolak karena Tian yu tak digaji untuk itu, lagipula baginya keluarga Shan adalah orang yang tak tahu berterima kasih. Tian yu memeluk ibunya dengan manja agar diijinkan, Jinzhi luluh dan akhirnya membiarkan Tian yu dan menggantikan Tian yu memasak di dapur.
Kesempatan itu tentu saja tak disia-siakan oleh Jinzhi, ia langsung saja mengerahkan segenap tenaga untuk melepas cincin itu namun sampai ia merasa frustasi pun cincin itu tetap tak terlepas.

Malam hari tiba, Junhao tiba di rumah membawa ibunya dan Jinzhi. Mereka bertiga kaget saat melihat keadaan rumah yang telah disulap oleh Tian yu dan Zhengzhe dengan hiasan pita warna-warni persis pesta anak SD. Tian yu dan Zhengzhe segera membungkuk memberi hormat pada mereka. Ibu Junhao jelas kaget melihat Tian yu.
Junhao pun menerangkan bahwa Tian yu lah pembantu pengganti itu dan beralasan ia tak menyebutkan namanya tadi karena dianggap tak penting. Yunxi tidak merasa demikian.
“Aku memperlakukannya seperti pegawai biasa” ucap Junhao, Yunxi tampak tak suka dengan jawaban itu.
Ibu Junhao maju untuk bicara dengan Tian yu, tepat saat itu Ziqian yang sudah tiba mendengar suaranya dan memilih mendengarkan dari luar pintu.
“aku berterima kasih kau telah membantu mengatasi Xie Quan,Tapi lihatlah semua kekacauan yang kau buat? Apa maksudnya ini?”
Tian yu mengatakan dirinya ingin membuat suasana rumah terasa lebih hidup namun ia sadar sepertinya ia telah salah dan meminta maaf.
Ibu Junhao mengatakan hanya orang yang dibesarkan dengan buruk yang berfikir seperti itu dan ia pun membentaknya untuk segera membersihkan ruangan. 
Zhengzhe bicara untuk membela kakaknya, “kakakku melakukannya untuk ulang tahunmu, kalau tidak mau ya katakan tidak mau, kuarasa kaulah yang dibesarkan dengan buruk sehingga tak tahu berterima kasih” 
Jinzhi muncul dan menyabarkan hati Zhengzhe dan memintanya tak melanjutkan bicara lagi.
Yunxi bertanya siapa yang memberi ijin bagi keluarga Tian yu untuk masuk. Ziqian merasa tak tega mendengarnya. Jinzhi meras terhina sekali, Tian yu meminta ibunya berhenti bicara, ia pun berusaha memohon maaf pada Yunxi.
Junhao membela Tian yu dengan mengatakan ialah yang berfikir bahwa Tian yu butuh bantuan dalam bekerja.
Ziqian lalu masuk dan setenang mungkin menyapa semuanya. Ibu Junhao menyambut Ziqian dan menanyakan pasangan yang dimaksud Ziqian akan dibawanya.
“Aku tak tahu bagaimana harus memperkenalkannya kepadamu, aku tak menyangka dia ada disini”
Wajah Junhao berubah tak enak saat mendengar ucapan Ziqian dan kemana Ziqian mengarah. Ziqian lalu memperkenalkan Tian yu sebagai pacarnya.
“Ziqian apa kau bercanda?”
“Bibi mengapa aku harus bercanda padamu?” 
Ziqian berkata Tian yu memang tak tampak menyakinkan dengan pakaian seperti itu, ia pun menyerahkan bungkusan pakaian pada Jinzhi dan memintanya mendandani Tian yu.
Yunxi seperti mendapat kesempatan, ia pun mengajukan diri untuk membantu mendandani Tian yu dan berjanji pada Ziqian akan membuatnya secantik mungkin.
Yunxi selesai mendandani Tian yu dan memuji gaun pilihan Ziqian. Setelahnya Yunxi mengajak Tian yu duduk untuk bicara. Ia bertanya apaTian yu sudah pergi ke rumah Ziqian, Tian yu mengiyakan.
“Kau akan melihat semuanya dirancang untuk hidup satu orang saja” Yunxi menambahkan bahwa Ziqian punya banyak pacar namun tak ada yang pernah ke rumahnya dan coba menyakinkan Tian yu bahwa ia adalah orang yang beruntung. 
Tian yu mengatakan bahwa Yunxi pasti juga pernah kesana karena ia juga tahu isi rumah Ziqian tapi Yunxi berkata bahwa itu hanya karena mereka adalah teman masa kecil.
Yunxi merasa senang akan kehadiran Tian yu disisi Ziqian karena dulu saat Junhao hilang ia sempat jatuh hatii pada Ziqian namun kini setelah Junhao kembali ia tentunya harus kembali kesisi Junhao karena menikah dengan Junhao adalah mimpinya sejak kecil.
Yunxi lalu mengenggam tangan Tian yu dan memohon agar Tian yu bisa membuat Ziqian benar-benar merasa bahagia.
“Bahkan sejak Junhao kembali aku selalu hidup dalam ketakutan. Meskipun ia tak ingat  waktu yang dihabiskannya denganmu aku selalu cemas ia mungkin telah mengingatmu setiap ia menatapmu”

Tian yu meminta Yunxi untuk tak khawatir,”takkan ada yang terjadi diantara kami, aku jamin”
Yunxi merasa tenang setelah mendengar ucapan Tian yu, ia pun merasa senang dan meminta maaf atas perlakuannya selama ini pada Tian yu. 
Yunxi merasa puas dan mulai memperlakukan Tian yu dengan baik, bahkan memberikan antingnya untuk dipakai oleh Tian yu.
Acara makan malam akan dimulai di halaman luar, Ziqian meminta Jinzhi dan Zhengzhe untuk ikut duduk. Ibu Junhao merasa tak senang, Jinzhi dengan sopan mengatakan bahwa mereka adalah tamu di ulang tahunnya dan menyuruh Zhengzhe untuk memberi ucapan selamat. Ibu Junhao terdiam kesal. 
Yunxi keluar membawa Tian yu yang telah didandani dan menunjukkan pada semua. Junhao dan yang lain tampak terpana melihat perubahan Tian yu.
Yunxi menunjukkan anting yang dikenakan Tian yu pada Ziqian, tiba-tiba raut gembira dari wajah Ziqian sirna setelah melihatnya. 
Ziqian berdiri dan mengucapkan terima kasih pada Yunxi, ia lalu menggandeng lengan Tian yu layaknya seorang pasangan dan menggeserkan kursi untuk Tian yu.
Yunxi duduk di samping Junhao dan meletakkan tissu di paha Junhao sebelum makan. Ziqian dan Tian yu sama-sama melihat raut kebahagiaan dari keduanya. Ibu Junhao mengangkat gelas meminta semua untuk bersulang.
Mereka pun mulai segera makan, Jinzhi sendiri tampak kesulitan memegang peralatan makannya karena harus menyembuyikan cincin yang tak kunjung lepas itu. ia kesusahan mengambil daging karena harus memegang sumpit dengan tangan kirinya.
“Bu apa yang kau lakukan?” tanya Tian yu yang kebingungan melihat cara Jinzhi.
“apa kau tak lihat aku sedang kelaparan? Jangan ganggu aku” ia pun meminta Tian yu dan yang lain untuk segera melanjutkan makan. Tak berhasil dengan sumpit Jinzhi pun menggunakan sendok, hal itu justru menjadi tontonan menyebalkan bagi ibu Junhao karena ia tak kunjung berhasil. Tian yu menyela cara ibunya yang memalukan.
Ibu Junhao mulai kesal melihat tingkah Jinzhi yang dinilai norak, “Aku tak suka makanan ini, siapa yang membuatnya” ucap ibu Junhao tiba-tiba.
Jinzhi segera meletakkan sendoknya dengan kesal
“Apa kau yakin? Aku rasa ini lezat” ucap Junhao mencoba menenangkan suasana. Ibu Junhao tetap mengeluhkan makanan dan semua hasil kerja Tian yu dan keluarganya di rumah mereka. Jinzhi tak tahan lagi, ia memukul meja dan berteriak,”Apa maksudmu itu, Tian yu telah melakukan banyak hal untukmu” sambil menunjukkan ibu Junhao.
Ibu Junhao terkejut melihat cincinnya di jari Jinzhi, “Dimana kau dapatkan cincin itu, itu cincin pusaka keluarga kami”
Tian yu dan yang lain juga bingung,”kau pasti masuk ke kamarku kan?’ ucap ibu Junhao
“Aku membersihkan kamarmu lalu melihat cincin ini dan mencobanya tapi saat ingin kukembalikan aku tak bisa melepasnya” ucap Jinzhi sambil coba menarik cincin itu kembali.
 “kau bicara seakan-akan kau tak salah” ucap ibu Junhao tak terima.
Ziqian menenangkan bibinya dan berkata mereka tak bisa menuduh sebelum menemukan kebenarannya. Yunxi setuju namun ia minta Tian yu tak bekerja dulu sebelum kebenarannya terungkap agar berita tak tersiar ke media. Jinzhi tak setuju karena itu sama saja menuduh dia yang bersalah. Ziqian juga tak setuju Tian yu mendapat perlakuan seperti itu, Ziqian meminta pengertian ibu Junhao dan berkata akan melepas cincin itu dan mengembalikannya.
“Boleh kulihat tanganmu?” ucap Junhao, ia pun maju dan melihat tangan Jinzhi yang jarinya telah memerah.
“Ibu lihatlah bengkak pada tangannya ini, dia pasti berusaha keras melepasnya” Junhao pun merasa setuju dengan Ziqian. Untuk membiarkan Jinzhi mencoba melepas cincin itu dengan tenang di rumah, paling tidak itu akan menjadi pelajaran bagi Jinzhi untuk tak mencoba mencuri lagi.
ibu Junhao tak bisa berkata apapun dan kembali duduk dengan kesal, Ziqian berkata jika diam berarti ia setuju. Ia lalu berkata akan mengantar Tian yu dan kelaurganya pulang. Sebelum pergi Tian yu menyempatkan meminta maaf pada ibu Junhao meski tak ditanggapi dengan baik dan menarik Zhengzhe yang masih saja enak-enakan makan untuk pergi.
Setelahnya ibu dan Yunxi kembali menyalahkan Junhao atas kehadiran Tian yu dan keluarganya. “junhao apa kau ingat janjimu saat membakar foto itu? kau berjanji akan menjauahkan diri darinya” ucap Yunxi.
“Apa hubungan itu dengan hal ini”
“Baiklah biar kukatakan kepadamu, kau sendirian dengan Tian yu hari ini, apa yang kalian berdua lakukan?” 
“Kami membeli daun bawang bersama apa itu juga masalah?” Junhao juga mulai terpancing emosi.
“Ya, bisakah kau tidak melihatnya dengan mendalam? Kau bisa menyangkalnya tapi aku tak bisa berpura-pura tak melihat sesuatu, hatiku sakit melihatnya”
“Apa kau mau aku patuh pada kecemburuanmu?”
Yunxi berkata ia sangat senang saat Junhao memberikan cincin itu sebagai pertanda cinta sejati bahkan Junhao rela mencarinya sendiri, namun Junhao tak pernah memakaikan cincin itu padanya dan Yunxi sendirilah yang memakainya. “Apa kau tahu usaha yang coba kulakukan untuk menyakinkan diriku bahwa akulah cinta sejatimu? Junhao kau itu segalanya bagiku”.
Junhao meminta Yunxi berhenti menghubungkan cincin itu dengan cinta sejati dan tak ada seorangpun dihatinya selain dirinya, “Jika cincin ini yang memberi arti seperti itu ketika Tian yu tak bisa melepasnya bukankan itu membuatnya sebagai cinta sejatiku”
Yunxi kaget mendengar ucapan Junhao, begitu juga dengan Junhao yang kelepasan bicara dan memberitahu Yunxi akan hal itu. 
Ibu Junhao semakin khawatir melihat keduanya semakin memanas, ia lalu minta Yunxi untuk mempercayai ucapan Junhao.
Yunxi tampak berfikir
“katakan padaku, apa kau punya perasaan untuk Tian yu?”
Junhao kaget mendengar pertanyaan Yunxi yang begitu menohoknya. 
“Apa maksudmu Yunxi, tak mungkin Junhao punya perasaan untuk wanita kasar seperti Tian yu” ucap ibu. 
Yunxi tak menghiraukan, tatapan matanya tetap tajam terarah kepada Junhao ia berkata ingin mendengar  jawabannya dari Junhao. Junhao sendiri merasa sulit untuk berkata-kata, ibu membentaknya untuk secepatnya mengatakan tidak.
Yunxi merasa mendapat jawabannya dan dengan penuh rasa kecewa ia perlahan melepas cincin pertunangannya dan mengembalikannya pada Junhao, “Junhao seberapa berharganya cinta sejati kita? Apa ini berharga?” Junhao melihat Yunxi menangis, ia merasa tak dapat memberikan keputusan dan akhirnya memilih pergi dan meninggalkan Yunxi dengan cincin itu.
Junhao merenung sambil menyetir mobil, ia memikirkan kembali makna cincin itu padanya seperti ucapan Yunxi. 
Junhao ingat semuanya, saat Tian yu tak bisa melepas cincinnya,ia menyebut Tian yu sebagai penipu di rapat dewan direksi, saat ia minta Tian yu agar tak muncul lagi dihadapannya dan mengungkit-ungkit hubungan mereka pada media serta semuanya kejadian dengan Tian yu yang cukup menggugah hatinya. Junhao mencoba mencari jawaban atas itu semua.

Sementara Yunxi masih memandangi cincin yang kembali melekat di jarinya, ia juga mengingat seluruh kenangannya dengan Junhao dari kecil hingga dewasa dan menangisi semua hal itu kini.
Ziqian dan Tian yu duduk berdua di sebuah taman, Ziqian tanya mengapa Tian yu tak bilang kalau ia bekerja di rumah keluarga Junhao hari ini, Tian yu beralasan ia hanya tak ingin dibeda-bedakan dengan pegawai lain. 
Tian yu melepas anting pemberian Yunxi, ia bertanya mengapa sedari tadi Ziqian terus memperhatikan antingnya, apakah ada kenangan khusus baginya.
Ziqian tersenyum sambil mengambil anting itu. “Aku membeli cincin ini untuk Yunxi di Ulang tahunnya yang ke 18, aku bekerja paruh waktu dan membelinya dengan gaji pertamaku, batu permata ini adalah batu kelahirannya” 
Ziqian tiba-tiba membuang begitu saja anting itu. Tian yu kaget dan bertanya sambil marah-marah mengapa Ziqian membuang barang mahal seperti itu. Tian yu kemudian mencari anting itu di sekitar taman.
“jangan mencarinya lagi, bahkan jika kau menemukan anting itu sudah tak bermakna lagi” ucap Ziqian dengan wajah sendu. 
Tian yu tak setuju baginya anting itu bisa ditukar dengan uang. 
Ziqian menatap Tian yu dan memintanya lagi untuk mau menjadi pacarnya, “Kau hanya punya Dang Ou di hatimu dan aku hanya punya Yunxi, jika kita terus menunggu sampai bayangan mereka hilang sebelum kita bersama sepertinya hal itu takkan terjadi”
Tian yu tak menjawab, ia berusaha mengalihkan pembicaraan dengan memberikan barang-barang yang ia beli untuk Ziqian. 
Ziqian tak begitu peduli, ia hanya menatap Tian yu hingga Tian yu salah tingkah dan tiba-tiba Ziqian mencium Tian yu. Tian yu terkejut,  setelahnya mereka berdua sama-sama saling menatap dan Tian yu merasa seperti ada yang hilang begitu juga dengan Ziqian namun ia berkata mereka bisa mengisi hal itu nanti.
Junhao terus mengemudi dan tanpa sadar ia berhenti di depan rumah Tian yu, ia sendiri heran mengapa ia malah berhenti tepat disana. Junhao tampak terus berdiam diri di dalam mobil. 
Jinzhi yang tengah keluar untuk membuang air melihat keberadaan Junhao dan segera mendekatinya. “Karena kau sudah disini masuklah” Junhao pun ikut masuk ke rumah  memenuhi ajakan Jinzhi.
Jinzhi menyodorkan minuman kaleng dan duduk dengan cueknya sementara Zhengzhe terus berdiri memelototi Junhao. 
Junhao merasa tak enak, ia lalu meminta maaf atas kelakuan Yunxi dan ibunya malam ini dan menanyakan kondisi jari Jinzhi.  Jinzhi segera menatap jarinya dan berkata ia tak bisa mengembalikan cincin itu secepatnya karena jarinya masih bengkak. 
Junhao tak mempermasalahkan, setelahnya Junhao celingak celinguk kesana kemari mencari seseorang. “Berhenti melihat sekitarmu kakak dan abang iparku sedang berkencan diluar” ucap Zhengzhe yang menyadari gelagat Junhao. “Abang iparku itu Xu Ziqian” tambah Zhengzhe.
Wajah Junhao tampak kecewa, Zhengzhe kembali tanya apakah Junhao sekarang datang sebagai Junhao atau Dang Ou. 
“Bisakah aku menjadi dua-duanya?” tanya Junhao sambil ingin meminum minumannya, Jinzhi segera menarik kaleng minuman itu dan berkata Junhao tak bisa,”Dang Ou itu adalah nelayan dari Cina daratan yang tak punya masa lalu dan mampu melakukan segalanya untuk Tian yu, tapi Shan Junhao tidak bisa, terlalu banyak tanggung jawab yang harus ditanggungnya semua wanita yang berada didekatnya pasti menderita”
“Apa yang aku katakan mungkin tak enak didengar, meskipun Guan Mei ini milikmu, tapi kau bukan milik Guan Mei” tambahnya lagi.
Jinzhi merasa Junhao tak seharusnya berada disini karena ia tak punya urusan lagi dengan Tian yu terlebih ia juga akan segera menikah namun Jinzhi tetap berterima kasih karena Junhao telah membela dirinya dihadapan ibunya. Jinzhi minta agar Junhao segera pulang saja dan memberikan kembali minuman kaleng itu untuk diminum di jalan.
Tian yu minta Ziqian menurunkannya di pinggir jalan, Ziqian lalu berterima kasih atas hadiah pemberian Tian yu. 
Ziqian berkata meskipun ia sedih melihat Tian yu akan meninggalkan Senwell namun ia juga kini merasa senang. Tian yu bertanya alasannya, “Kau membuatku menyadari makna rumah sesungguhnya, aku harap aku bisa membangun rumah yang benar-benar mencerminkan diriku, maukah kau menemaniku disitu?”
“Aku cukup baik dalam membangun rumah, aku juga bisa memperbaiki pipa” ucap Tian yu. Ziqian jengkel karena Tian yu tak paham akan maksudnya yang secara tak langsung ingin melamar Tian yu.
“Aku sungguh-sungguh menunggu jawabanmu dan jangan bercanda akan hal itu” ucap Ziqian akhirnya.
“Bukankah kau yang membangun rumah dan aku yang memperbaiki pipanya adalah sebuah jawaban”
“Kalau begitu aku kan menganggap kau setuju, kita akan membangun rumah yang benar-benar milik kita” ucap Ziqian sambil tersenyum.
Ziqian melihat cincin yang dulu pernah disematkannya di kalung di leher Tian yu. “Maukah kau membuang cincin itu untukku”  Ziqian kembali mengulangi kata-katanya. Tian yu merasa bingung dan perlahan ia mulai melepas kalung itu.
“Aku tak bilang mesti sekarang” ucap Ziqian lagi, Ziqian menyuruh Tian yu untuk segera masuk dan beristirahat. Tian yu keluar lalu melambaikan tangan pada Ziqian. Setelah Ziqian pergi Tian yu memegang kembali cincin yang ada di kalungnya itu dan seperti merasa lega karena tak jadi melepasnya (atau hanya merasa bimbang)
Ziqian kaget saat melihat Yunxi tengah berdiri menunggu dirinya di depan rumahnya. Ziqian lalu mengajak Yunxi untuk masuk dan menyeduhkan kopi hangat untuknya. Yunxi tampak memperhatikan keadaan rumah Ziqian yang agak berbeda, ia juga heran melihat Ziqian sudah punya cangkir lebih dari satu. 
“Tian yu yang membeli cangkir itu untukku” ucap Ziqian saat melihat Yunxi memperhatikan cangkir barunya. Ziqian juga menunjukkan barang-barang lain yang telah ditambah Tian yu. Yunxi terlihat kurang suka namun ia cukup mengerti. 
Ziqian langsung menebak apakah Yunxi dan Junhao bertengkar karena kedatangan Tian Yu. Yunxi mengagumi Ziqian yang selalu tahu perasaannya meski ia tak bicara. 
Yunxi mencoba bicara perlahan, “Ini mungkin pertemuan kita yang terakhir, ketika aku menikah dengan Junhao atau ketika kau akhirnya bersama dengan Tian Yu kita takkan punya kesempatan untuk bertemu seperti ini”
“Itu tak sepenuhnya benar, kita masih bisa bertemu di Senwell, bukankah itu adalah mimpimu sejak kecil untuk bisa menikah dengan Junhao? Sekarang itu terwujud dan kau harusnya bahagia”
Wajah Yunxi masih saja sedih, Ziqian mengajaknya bersulang, keduanya saling menubrukkan cangkir dan Ziqian mengucapkan kata selamat untuk Yunxi. Yunxi tak meminum kopinya, pikirannya sendiri masih kalut , ia minta maaf karena ini ketika ia sedang kesal atas hubungannya dengan Junhao ia malah mencurahkan kemarahannya pada Ziqian.
“Jika kau merasa menyesal maka berjanjilah untuk hidup dengan bahagia setelah kau menikah”
Yunxi mengangguk, ia tetap mencoba tersenyum dan tak menceritajan masalahnya, kemudian Yunxi memalingkan wajahnya dan mencoba menahan air matanya. 
Tian yu berjalan sambil  mengenggam cincin pada kalungnya, sayup-sayup ia mendengar alunan suara piano dari rumah kosong yang dulu pernah ia masuki dengan Dang Ou. 
Tian yu pensaran , ia membuka pintu pagar itu perlahan dan masuk ke dalam. Ia terkejut saat melihat Junhao lah yang tengah bermain piano. Junhao juga kaget bisa bertemu Tian yu dan melihat Tian yu sudah berdiri disampingnya.
“apa yang kau lakukan disini?” tanya Tian yu.
Junhao kemudian merasa senang dan berkata ia tak sengaja lewat  dan merasa kenal dengan tempat ini karena itulah dia masuk. “Aneh sekali, piano ini dan nada musik ini sepertinya sungguh tak asing, dan kau apa kau kebetulan lewat juga?”
“Ini adalah tempat dimana aku dan Dang ou...” Tian yu tak melanjutkan kata-katanya, hal itu membawanya kembali pada kenangannya bersama disana dengan Dang ou. 
Tian yu jadi salah tingkah, “Apa yang terjadi dengan Dang Ou?kalian berdua datang kesini pasti terjadi sesuatu” tanya Junhao.
Tian yu berusaha mengeyahkan hal itu, ia duduk disamping Junhao dan berkata semuanya itu hanyalah masa lalu tak ada alasan untuk mengungkitnya. Junhao terus menatap Tian yu, Tianyu merasa risih dan bertanya mengapa Junhao terus menatapnya. 
Junhao tersenyum memalingkan wajahnya dan berkata bahwa ia selalu merasa Tian yu kasar dan tak punya sopan santun serta tak punya kualitas yang menarik, “Dan setelah mengamatimu lebih dekat pendapatku masih sama”
“Memangnya kenapa? Apa aku mengganggumu?” ucap Tian yu mulai kesal. “kau hanya muncul untuk menghinaku”
Junhao mulai mencurahkan isi hatinya, meski begitu ia merasa bingung bagaimana Tian Yu bisa mempengaruhi detak jantung sseorang, Junhao berkata ia benci orang-orang yang berhasil mempengaruhinya. 
“Aku benci pengaruhmu pada detak jantungku, masuk ke dalam penglihatanku dan mempengaruhi perasaanku” 
Tian yu terdiam, tiba-tiba cincin yang sedari tadi terus digenggamnya terlepas dan jatuh ke lantai. 
Junhao mendengar bunyinya dan bangkit untuk memungutnya.
“Beritahu aku bagaimana aku bisa menghentikanmu untuk mempengaruhi hidupku, bagaimana aku bisa menghentikan pikiranku untuk tak memikirkanmu?’ Tian yu mulai menangis sedih, “Aku tidak berharap untuk melihatmu lagi, aku tak peduli kalau kau akan membenciku, dengan begini aku bisa lari jauh darimu”
“Tapi setiap aku merasa aku tak punya urusan lagi denganmu aku akan melihat Dang Ou di dirimu, tolong jangan biarkan aku melihat Dang Ou dalam dirimu”
Junhao duduk di hadapan Tian yu, “Aku membencimu, aku sungguh membencimu karena kau bahkan tak memberiku kesempatan untuk melupakanmu” 
Junhao lalu menunjukkan cincin itu dan berkata perancang cincin itu pernah berpesan hanya ketika cinta sejati itu muncul maka cincin ini akan melekat erat dijarinya. “Ramalan itu telah menggerakkan hatiku, akhirnya aku sadar dan aku harap itu belum terlambat” ucap Junhao.
Junhao menggenggam jemari Tian yu hendak menyematkan cincin itu kembali, Tian yu terus memikirkan perasaan Yunxi dan Ziqian kini, ia kemudian merebut cincin itu dari tangan Junhao dengan mengenggamnya.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.