Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
The
Prince Who Turns Into a Frog Eps 22
Junhao
pergi untuk menjemput Yunxi dan meninggalkan Tian yu dan keluarganya di rumah. Yunxi
dan ibu Junhao tengah berada di toko perhiasan untuk membeli kalung yang cocok
dengan gaun pengantinnya nanti.
Tak lama Junhao tiba, Ibu lalu menanyakan
bagaimana pembantu baru mereka di rumah. Junhao menjelaskan dengan ragu namun tak menyebutkan nama, ibu Junhao segera memotong dan meminta Junhao membantu Yunxi saja memakai kalungnya.
Yunxi
mencoba kalung itu, Ibu memuji Yunxi adalah cinta sejati dari Junhao. Yunxi
kelihatan senang, namun tiba-tiba tali kalung itu putus dan mutiaranya
berhamburan ke lantai.
Sang pemilik toko juga bingung karena hal seperti ini
tak pernah terjadi sebelumnya. Yunxi terlihat cemas seperti merasakan firasat
buruk dan Junhao berusaha menghiburnya dengan mengatakan akan membuatkan yang
baru.
Yunxi
menolak meski ibu membujuknya dengan alasan cincin pemberian Junhao sudah cukup
baginya. Ibu Junhao berkata juga akan memberikan cincin pusaka keluarga mereka juga
kepada Yunxi dan meminta pendapat Junhao akan hal itu. “ya” jawab Junhao
seadanya, ia pun tampak ragu memikirkan sesuatu.
Jinzhi
membantu Tian yu membersihkan kamar ibu Junhao, matanya berbinar-binar saat
melihat perhiasan mewah ibu Junhao yang entah kenapa diletakkan begitu saja di
atas meja.
Jinzhi mengambil sebuah
cincin dengan berlian yang besar dan mencoba mengenakannya dan merasakan
kemewahannya. Jinzhi merasa sayang karena cincin itu bukanlah miliknya, dengan
berat hati itu berniat melepaskan cincin itu kembali, namun sama seperti Tian
yu ia pun tak bisa menarik cincin itu dari tangannya. (ada apa dengan
cincin-cincin di drama ini?)
Zhengzhe
mendatangi ibunya dan bertanya apa ia baik-baik saja. Jinzhi kaget dan takut
dipikir sedang mencuri oleh Zhengzhe, ia pun membawa Zhengzhe keluar untuk
membantu Tian yu saja.
Jinzhi ikut ke dapur sambil tetap mencoba melepaskan
cincin itu diam-diam. Tian yu merasa heran melihat Jinzhi terus memegangi
perutnya dan bertanya apa ia sakit perut. Jinzhi menyuruh berdua lanjut bekerja
sementara ia sendiri diam-diam masih sibuk dengan cincinnya.
Tian
yu meminta pendapat ibunya untuk mendekorasi ruang tamunya juga, Jinzhi menolak
karena Tian yu tak digaji untuk itu, lagipula baginya keluarga Shan adalah
orang yang tak tahu berterima kasih. Tian yu memeluk ibunya dengan manja agar
diijinkan, Jinzhi luluh dan akhirnya membiarkan Tian yu dan menggantikan Tian
yu memasak di dapur.
Kesempatan
itu tentu saja tak disia-siakan oleh Jinzhi, ia langsung saja mengerahkan
segenap tenaga untuk melepas cincin itu namun sampai ia merasa frustasi pun
cincin itu tetap tak terlepas.
Malam
hari tiba, Junhao tiba di rumah membawa ibunya dan Jinzhi. Mereka bertiga kaget
saat melihat keadaan rumah yang telah disulap oleh Tian yu dan Zhengzhe dengan
hiasan pita warna-warni persis pesta anak SD. Tian yu dan Zhengzhe segera
membungkuk memberi hormat pada mereka. Ibu Junhao jelas kaget melihat Tian yu.
Junhao
pun menerangkan bahwa Tian yu lah pembantu pengganti itu dan beralasan ia tak
menyebutkan namanya tadi karena dianggap tak penting. Yunxi tidak merasa demikian.
“Aku
memperlakukannya seperti pegawai biasa” ucap Junhao, Yunxi tampak tak suka dengan jawaban itu.
Ibu
Junhao maju untuk bicara dengan Tian yu, tepat saat itu Ziqian yang sudah tiba
mendengar suaranya dan memilih mendengarkan dari luar pintu.
“aku
berterima kasih kau telah membantu mengatasi Xie Quan,Tapi lihatlah semua
kekacauan yang kau buat? Apa maksudnya ini?”
Tian
yu mengatakan dirinya ingin membuat suasana rumah terasa lebih hidup namun ia
sadar sepertinya ia telah salah dan meminta maaf.
Ibu
Junhao mengatakan hanya orang yang dibesarkan dengan buruk yang berfikir
seperti itu dan ia pun membentaknya untuk segera membersihkan ruangan.
Zhengzhe
bicara untuk membela kakaknya, “kakakku melakukannya untuk ulang tahunmu, kalau
tidak mau ya katakan tidak mau, kuarasa kaulah yang dibesarkan dengan buruk
sehingga tak tahu berterima kasih”
Jinzhi muncul dan menyabarkan hati Zhengzhe
dan memintanya tak melanjutkan bicara lagi.
Yunxi
bertanya siapa yang memberi ijin bagi keluarga Tian yu untuk masuk. Ziqian
merasa tak tega mendengarnya. Jinzhi meras terhina sekali, Tian yu meminta
ibunya berhenti bicara, ia pun berusaha memohon maaf pada Yunxi.
Junhao
membela Tian yu dengan mengatakan ialah yang berfikir bahwa Tian yu butuh
bantuan dalam bekerja.
Ziqian
lalu masuk dan setenang mungkin menyapa semuanya. Ibu Junhao menyambut Ziqian
dan menanyakan pasangan yang dimaksud Ziqian akan dibawanya.
“Aku
tak tahu bagaimana harus memperkenalkannya kepadamu, aku tak menyangka dia ada
disini”
Wajah
Junhao berubah tak enak saat mendengar ucapan Ziqian dan kemana Ziqian
mengarah. Ziqian lalu memperkenalkan Tian yu sebagai pacarnya.
“Ziqian
apa kau bercanda?”
“Bibi
mengapa aku harus bercanda padamu?”
Ziqian berkata Tian yu memang tak tampak
menyakinkan dengan pakaian seperti itu, ia pun menyerahkan bungkusan pakaian
pada Jinzhi dan memintanya mendandani Tian yu.
Yunxi
seperti mendapat kesempatan, ia pun mengajukan diri untuk membantu mendandani
Tian yu dan berjanji pada Ziqian akan membuatnya secantik mungkin.
Yunxi
selesai mendandani Tian yu dan memuji gaun pilihan Ziqian. Setelahnya Yunxi
mengajak Tian yu duduk untuk bicara. Ia bertanya apaTian yu sudah pergi ke
rumah Ziqian, Tian yu mengiyakan.
“Kau
akan melihat semuanya dirancang untuk hidup satu orang saja” Yunxi menambahkan
bahwa Ziqian punya banyak pacar namun tak ada yang pernah ke rumahnya dan coba menyakinkan Tian yu bahwa ia adalah orang yang beruntung.
Tian yu
mengatakan bahwa Yunxi pasti juga pernah kesana karena ia juga tahu isi rumah
Ziqian tapi Yunxi berkata bahwa itu hanya karena mereka adalah teman masa
kecil.
Yunxi
merasa senang akan kehadiran Tian yu disisi Ziqian karena dulu saat Junhao
hilang ia sempat jatuh hatii pada Ziqian namun kini setelah Junhao kembali ia
tentunya harus kembali kesisi Junhao karena menikah dengan Junhao adalah
mimpinya sejak kecil.
Yunxi
lalu mengenggam tangan Tian yu dan memohon agar Tian yu bisa membuat Ziqian
benar-benar merasa bahagia.
“Bahkan
sejak Junhao kembali aku selalu hidup dalam ketakutan. Meskipun ia tak
ingat waktu yang dihabiskannya denganmu
aku selalu cemas ia mungkin telah mengingatmu setiap ia menatapmu”
Tian
yu meminta Yunxi untuk tak khawatir,”takkan ada yang terjadi diantara kami, aku
jamin”
Yunxi
merasa tenang setelah mendengar ucapan Tian yu, ia pun merasa senang dan
meminta maaf atas perlakuannya selama ini pada Tian yu.
Yunxi merasa puas dan mulai
memperlakukan Tian yu dengan baik, bahkan memberikan antingnya untuk dipakai
oleh Tian yu.
Acara
makan malam akan dimulai di halaman luar, Ziqian meminta Jinzhi dan Zhengzhe
untuk ikut duduk. Ibu Junhao merasa tak senang, Jinzhi dengan sopan mengatakan
bahwa mereka adalah tamu di ulang tahunnya dan menyuruh Zhengzhe untuk memberi
ucapan selamat. Ibu Junhao terdiam kesal.
Yunxi keluar membawa Tian yu yang
telah didandani dan menunjukkan pada semua. Junhao dan yang lain tampak terpana
melihat perubahan Tian yu.
Yunxi
menunjukkan anting yang dikenakan Tian yu pada Ziqian, tiba-tiba raut gembira
dari wajah Ziqian sirna setelah melihatnya.
Ziqian berdiri dan mengucapkan
terima kasih pada Yunxi, ia lalu menggandeng lengan Tian yu layaknya seorang
pasangan dan menggeserkan kursi untuk Tian yu.
Yunxi
duduk di samping Junhao dan meletakkan tissu di paha Junhao sebelum makan.
Ziqian dan Tian yu sama-sama melihat raut kebahagiaan dari keduanya. Ibu Junhao
mengangkat gelas meminta semua untuk bersulang.
Mereka
pun mulai segera makan, Jinzhi sendiri tampak kesulitan memegang peralatan
makannya karena harus menyembuyikan cincin yang tak kunjung lepas itu. ia
kesusahan mengambil daging karena harus memegang sumpit dengan tangan kirinya.
“Bu
apa yang kau lakukan?” tanya Tian yu yang kebingungan melihat cara Jinzhi.
“apa
kau tak lihat aku sedang kelaparan? Jangan ganggu aku” ia pun meminta Tian yu
dan yang lain untuk segera melanjutkan makan. Tak berhasil dengan sumpit Jinzhi
pun menggunakan sendok, hal itu justru menjadi tontonan menyebalkan bagi ibu
Junhao karena ia tak kunjung berhasil. Tian yu menyela cara ibunya yang
memalukan.
Ibu Junhao mulai kesal melihat tingkah Jinzhi yang dinilai norak, “Aku
tak suka makanan ini, siapa yang membuatnya” ucap ibu Junhao tiba-tiba.
Jinzhi
segera meletakkan sendoknya dengan kesal
“Apa
kau yakin? Aku rasa ini lezat” ucap Junhao mencoba menenangkan suasana. Ibu
Junhao tetap mengeluhkan makanan dan semua hasil kerja Tian yu dan keluarganya
di rumah mereka. Jinzhi tak tahan lagi, ia memukul meja dan berteriak,”Apa
maksudmu itu, Tian yu telah melakukan banyak hal untukmu” sambil menunjukkan
ibu Junhao.
“Aku
membersihkan kamarmu lalu melihat cincin ini dan mencobanya tapi saat ingin
kukembalikan aku tak bisa melepasnya” ucap Jinzhi sambil coba menarik cincin
itu kembali.
“kau bicara seakan-akan kau tak salah” ucap ibu Junhao tak terima.
“kau bicara seakan-akan kau tak salah” ucap ibu Junhao tak terima.
Ziqian
menenangkan bibinya dan berkata mereka tak bisa menuduh sebelum menemukan
kebenarannya. Yunxi setuju namun ia minta Tian yu tak bekerja dulu sebelum
kebenarannya terungkap agar berita tak tersiar ke media. Jinzhi tak setuju
karena itu sama saja menuduh dia yang bersalah. Ziqian juga tak setuju Tian yu
mendapat perlakuan seperti itu, Ziqian meminta pengertian ibu Junhao dan
berkata akan melepas cincin itu dan mengembalikannya.
“Boleh
kulihat tanganmu?” ucap Junhao, ia pun maju dan melihat tangan Jinzhi yang
jarinya telah memerah.
“Ibu
lihatlah bengkak pada tangannya ini, dia pasti berusaha keras melepasnya”
Junhao pun merasa setuju dengan Ziqian. Untuk membiarkan Jinzhi mencoba melepas
cincin itu dengan tenang di rumah, paling tidak itu akan menjadi pelajaran bagi
Jinzhi untuk tak mencoba mencuri lagi.
ibu Junhao tak bisa berkata apapun dan kembali
duduk dengan kesal, Ziqian berkata jika diam berarti ia setuju. Ia lalu berkata
akan mengantar Tian yu dan kelaurganya pulang. Sebelum pergi Tian yu
menyempatkan meminta maaf pada ibu Junhao meski tak ditanggapi dengan baik dan
menarik Zhengzhe yang masih saja enak-enakan makan untuk pergi.
Setelahnya
ibu dan Yunxi kembali menyalahkan Junhao atas kehadiran Tian yu dan
keluarganya. “junhao apa kau ingat janjimu saat membakar foto itu? kau berjanji
akan menjauahkan diri darinya” ucap Yunxi.
“Apa
hubungan itu dengan hal ini”
“Baiklah
biar kukatakan kepadamu, kau sendirian dengan Tian yu hari ini, apa yang kalian
berdua lakukan?”
“Kami membeli daun bawang bersama apa itu juga masalah?” Junhao juga mulai terpancing emosi.
“Kami membeli daun bawang bersama apa itu juga masalah?” Junhao juga mulai terpancing emosi.
“Ya,
bisakah kau tidak melihatnya dengan mendalam? Kau bisa menyangkalnya tapi aku
tak bisa berpura-pura tak melihat sesuatu, hatiku sakit melihatnya”
“Apa
kau mau aku patuh pada kecemburuanmu?”
Yunxi
berkata ia sangat senang saat Junhao memberikan cincin itu sebagai pertanda
cinta sejati bahkan Junhao rela mencarinya sendiri, namun Junhao tak pernah
memakaikan cincin itu padanya dan Yunxi sendirilah yang memakainya. “Apa kau
tahu usaha yang coba kulakukan untuk menyakinkan diriku bahwa akulah cinta
sejatimu? Junhao kau itu segalanya bagiku”.
Junhao
meminta Yunxi berhenti menghubungkan cincin itu dengan cinta sejati dan tak ada
seorangpun dihatinya selain dirinya, “Jika cincin ini yang memberi arti seperti
itu ketika Tian yu tak bisa melepasnya bukankan itu membuatnya sebagai cinta
sejatiku”
Yunxi
tampak berfikir
“katakan padaku, apa kau punya perasaan untuk Tian yu?”
Junhao kaget mendengar pertanyaan Yunxi yang begitu menohoknya.
“Apa maksudmu Yunxi, tak mungkin Junhao punya perasaan untuk wanita kasar seperti Tian yu” ucap ibu.
Yunxi tak menghiraukan, tatapan matanya tetap tajam terarah kepada Junhao ia berkata ingin mendengar jawabannya dari Junhao. Junhao sendiri merasa sulit untuk berkata-kata, ibu membentaknya untuk secepatnya mengatakan tidak.
“katakan padaku, apa kau punya perasaan untuk Tian yu?”
Junhao kaget mendengar pertanyaan Yunxi yang begitu menohoknya.
“Apa maksudmu Yunxi, tak mungkin Junhao punya perasaan untuk wanita kasar seperti Tian yu” ucap ibu.
Yunxi tak menghiraukan, tatapan matanya tetap tajam terarah kepada Junhao ia berkata ingin mendengar jawabannya dari Junhao. Junhao sendiri merasa sulit untuk berkata-kata, ibu membentaknya untuk secepatnya mengatakan tidak.
Yunxi
merasa mendapat jawabannya dan dengan penuh rasa kecewa ia perlahan melepas
cincin pertunangannya dan mengembalikannya pada Junhao, “Junhao seberapa
berharganya cinta sejati kita? Apa ini berharga?” Junhao melihat Yunxi
menangis, ia merasa tak dapat memberikan keputusan dan akhirnya memilih pergi
dan meninggalkan Yunxi dengan cincin itu.
Junhao
merenung sambil menyetir mobil, ia memikirkan kembali makna cincin itu padanya
seperti ucapan Yunxi.
Junhao ingat semuanya, saat Tian yu tak bisa melepas cincinnya,ia menyebut Tian yu sebagai penipu di rapat dewan direksi, saat ia minta Tian yu agar tak muncul lagi dihadapannya dan mengungkit-ungkit hubungan mereka pada media serta semuanya kejadian dengan Tian yu yang cukup menggugah hatinya. Junhao mencoba mencari jawaban atas itu semua.
Junhao ingat semuanya, saat Tian yu tak bisa melepas cincinnya,ia menyebut Tian yu sebagai penipu di rapat dewan direksi, saat ia minta Tian yu agar tak muncul lagi dihadapannya dan mengungkit-ungkit hubungan mereka pada media serta semuanya kejadian dengan Tian yu yang cukup menggugah hatinya. Junhao mencoba mencari jawaban atas itu semua.
Sementara Yunxi masih memandangi cincin yang kembali melekat di jarinya, ia juga mengingat seluruh kenangannya dengan Junhao dari kecil hingga dewasa dan menangisi semua hal itu kini.
Ziqian
dan Tian yu duduk berdua di sebuah taman, Ziqian tanya mengapa Tian yu tak
bilang kalau ia bekerja di rumah keluarga Junhao hari ini, Tian yu beralasan ia hanya tak ingin dibeda-bedakan dengan pegawai lain.
Tian yu melepas anting pemberian Yunxi, ia bertanya mengapa sedari tadi Ziqian terus memperhatikan antingnya, apakah ada kenangan khusus baginya.
Tian yu melepas anting pemberian Yunxi, ia bertanya mengapa sedari tadi Ziqian terus memperhatikan antingnya, apakah ada kenangan khusus baginya.
Ziqian
tersenyum sambil mengambil anting itu. “Aku membeli cincin ini untuk Yunxi di
Ulang tahunnya yang ke 18, aku bekerja paruh waktu dan membelinya dengan gaji
pertamaku, batu permata ini adalah batu kelahirannya”
Ziqian tiba-tiba membuang begitu saja anting itu. Tian yu kaget dan bertanya sambil marah-marah mengapa Ziqian membuang barang mahal seperti itu. Tian yu kemudian mencari anting itu di sekitar taman.
Ziqian tiba-tiba membuang begitu saja anting itu. Tian yu kaget dan bertanya sambil marah-marah mengapa Ziqian membuang barang mahal seperti itu. Tian yu kemudian mencari anting itu di sekitar taman.
“jangan
mencarinya lagi, bahkan jika kau menemukan anting itu sudah tak bermakna lagi”
ucap Ziqian dengan wajah sendu.
Tian yu tak setuju baginya anting itu bisa ditukar dengan uang.
Ziqian menatap Tian yu dan memintanya lagi untuk mau menjadi pacarnya, “Kau hanya punya Dang Ou di hatimu dan aku hanya punya Yunxi, jika kita terus menunggu sampai bayangan mereka hilang sebelum kita bersama sepertinya hal itu takkan terjadi”
Tian yu tak setuju baginya anting itu bisa ditukar dengan uang.
Ziqian menatap Tian yu dan memintanya lagi untuk mau menjadi pacarnya, “Kau hanya punya Dang Ou di hatimu dan aku hanya punya Yunxi, jika kita terus menunggu sampai bayangan mereka hilang sebelum kita bersama sepertinya hal itu takkan terjadi”
Tian
yu tak menjawab, ia berusaha mengalihkan pembicaraan dengan memberikan
barang-barang yang ia beli untuk Ziqian.
Ziqian tak begitu peduli, ia hanya
menatap Tian yu hingga Tian yu salah tingkah dan tiba-tiba Ziqian mencium Tian
yu. Tian yu terkejut, setelahnya mereka
berdua sama-sama saling menatap dan Tian yu merasa seperti ada yang hilang
begitu juga dengan Ziqian namun ia berkata mereka bisa mengisi hal itu nanti.
Junhao
terus mengemudi dan tanpa sadar ia berhenti di depan rumah Tian yu, ia sendiri
heran mengapa ia malah berhenti tepat disana. Junhao tampak terus berdiam diri
di dalam mobil.
Jinzhi yang tengah keluar untuk membuang air melihat keberadaan Junhao dan segera mendekatinya. “Karena kau sudah disini masuklah” Junhao pun ikut masuk ke rumah memenuhi ajakan Jinzhi.
Jinzhi yang tengah keluar untuk membuang air melihat keberadaan Junhao dan segera mendekatinya. “Karena kau sudah disini masuklah” Junhao pun ikut masuk ke rumah memenuhi ajakan Jinzhi.
Jinzhi
menyodorkan minuman kaleng dan duduk dengan cueknya sementara Zhengzhe terus
berdiri memelototi Junhao.
Junhao merasa tak enak, ia lalu meminta maaf atas kelakuan Yunxi dan ibunya malam ini dan menanyakan kondisi jari Jinzhi. Jinzhi segera menatap jarinya dan berkata ia tak bisa mengembalikan cincin itu secepatnya karena jarinya masih bengkak.
Junhao tak mempermasalahkan, setelahnya Junhao celingak celinguk kesana kemari mencari seseorang. “Berhenti melihat sekitarmu kakak dan abang iparku sedang berkencan diluar” ucap Zhengzhe yang menyadari gelagat Junhao. “Abang iparku itu Xu Ziqian” tambah Zhengzhe.
Wajah Junhao tampak kecewa, Zhengzhe kembali tanya apakah Junhao sekarang datang sebagai Junhao atau Dang Ou.
“Bisakah aku menjadi dua-duanya?” tanya Junhao sambil ingin meminum minumannya, Jinzhi segera menarik kaleng minuman itu dan berkata Junhao tak bisa,”Dang Ou itu adalah nelayan dari Cina daratan yang tak punya masa lalu dan mampu melakukan segalanya untuk Tian yu, tapi Shan Junhao tidak bisa, terlalu banyak tanggung jawab yang harus ditanggungnya semua wanita yang berada didekatnya pasti menderita”
Junhao merasa tak enak, ia lalu meminta maaf atas kelakuan Yunxi dan ibunya malam ini dan menanyakan kondisi jari Jinzhi. Jinzhi segera menatap jarinya dan berkata ia tak bisa mengembalikan cincin itu secepatnya karena jarinya masih bengkak.
Junhao tak mempermasalahkan, setelahnya Junhao celingak celinguk kesana kemari mencari seseorang. “Berhenti melihat sekitarmu kakak dan abang iparku sedang berkencan diluar” ucap Zhengzhe yang menyadari gelagat Junhao. “Abang iparku itu Xu Ziqian” tambah Zhengzhe.
Wajah Junhao tampak kecewa, Zhengzhe kembali tanya apakah Junhao sekarang datang sebagai Junhao atau Dang Ou.
“Bisakah aku menjadi dua-duanya?” tanya Junhao sambil ingin meminum minumannya, Jinzhi segera menarik kaleng minuman itu dan berkata Junhao tak bisa,”Dang Ou itu adalah nelayan dari Cina daratan yang tak punya masa lalu dan mampu melakukan segalanya untuk Tian yu, tapi Shan Junhao tidak bisa, terlalu banyak tanggung jawab yang harus ditanggungnya semua wanita yang berada didekatnya pasti menderita”
Jinzhi
merasa Junhao tak seharusnya berada disini karena ia tak punya urusan lagi
dengan Tian yu terlebih ia juga akan segera menikah namun Jinzhi tetap
berterima kasih karena Junhao telah membela dirinya dihadapan ibunya. Jinzhi
minta agar Junhao segera pulang saja dan memberikan kembali minuman kaleng itu
untuk diminum di jalan.
Tian yu minta Ziqian menurunkannya di pinggir jalan, Ziqian lalu berterima kasih atas hadiah
pemberian Tian yu.
Ziqian berkata meskipun ia sedih melihat Tian yu akan meninggalkan Senwell namun ia juga kini merasa senang. Tian yu bertanya alasannya, “Kau membuatku menyadari makna rumah sesungguhnya, aku harap aku bisa membangun rumah yang benar-benar mencerminkan diriku, maukah kau menemaniku disitu?”
Ziqian berkata meskipun ia sedih melihat Tian yu akan meninggalkan Senwell namun ia juga kini merasa senang. Tian yu bertanya alasannya, “Kau membuatku menyadari makna rumah sesungguhnya, aku harap aku bisa membangun rumah yang benar-benar mencerminkan diriku, maukah kau menemaniku disitu?”
“Aku
cukup baik dalam membangun rumah, aku juga bisa memperbaiki pipa” ucap Tian yu.
Ziqian jengkel karena Tian yu tak paham akan maksudnya yang secara tak langsung
ingin melamar Tian yu.
“Aku
sungguh-sungguh menunggu jawabanmu dan jangan bercanda akan hal itu” ucap
Ziqian akhirnya.
“Bukankah
kau yang membangun rumah dan aku yang memperbaiki pipanya adalah sebuah
jawaban”
“Kalau
begitu aku kan menganggap kau setuju, kita akan membangun rumah yang
benar-benar milik kita” ucap Ziqian sambil tersenyum.
Ziqian melihat cincin yang dulu pernah disematkannya di kalung di leher Tian yu. “Maukah kau membuang cincin itu untukku” Ziqian kembali mengulangi kata-katanya. Tian yu merasa bingung dan perlahan ia mulai melepas kalung itu.
“Aku tak bilang mesti sekarang” ucap Ziqian lagi, Ziqian menyuruh Tian yu untuk segera masuk dan beristirahat. Tian yu keluar lalu melambaikan tangan pada Ziqian. Setelah Ziqian pergi Tian yu memegang kembali cincin yang ada di kalungnya itu dan seperti merasa lega karena tak jadi melepasnya (atau hanya merasa bimbang)
Ziqian melihat cincin yang dulu pernah disematkannya di kalung di leher Tian yu. “Maukah kau membuang cincin itu untukku” Ziqian kembali mengulangi kata-katanya. Tian yu merasa bingung dan perlahan ia mulai melepas kalung itu.
“Aku tak bilang mesti sekarang” ucap Ziqian lagi, Ziqian menyuruh Tian yu untuk segera masuk dan beristirahat. Tian yu keluar lalu melambaikan tangan pada Ziqian. Setelah Ziqian pergi Tian yu memegang kembali cincin yang ada di kalungnya itu dan seperti merasa lega karena tak jadi melepasnya (atau hanya merasa bimbang)
Ziqian
kaget saat melihat Yunxi tengah berdiri menunggu dirinya di depan rumahnya.
Ziqian lalu mengajak Yunxi untuk masuk dan menyeduhkan kopi hangat untuknya.
Yunxi tampak memperhatikan keadaan rumah Ziqian yang agak berbeda, ia juga
heran melihat Ziqian sudah punya cangkir lebih dari satu.
“Tian yu yang membeli cangkir itu untukku” ucap Ziqian saat melihat Yunxi memperhatikan cangkir barunya. Ziqian juga menunjukkan barang-barang lain yang telah ditambah Tian yu. Yunxi terlihat kurang suka namun ia cukup mengerti.
Ziqian langsung menebak apakah Yunxi dan Junhao bertengkar karena kedatangan Tian Yu. Yunxi mengagumi Ziqian yang selalu tahu perasaannya meski ia tak bicara.
Yunxi mencoba bicara perlahan, “Ini mungkin pertemuan kita yang terakhir, ketika aku menikah dengan Junhao atau ketika kau akhirnya bersama dengan Tian Yu kita takkan punya kesempatan untuk bertemu seperti ini”
“Tian yu yang membeli cangkir itu untukku” ucap Ziqian saat melihat Yunxi memperhatikan cangkir barunya. Ziqian juga menunjukkan barang-barang lain yang telah ditambah Tian yu. Yunxi terlihat kurang suka namun ia cukup mengerti.
Ziqian langsung menebak apakah Yunxi dan Junhao bertengkar karena kedatangan Tian Yu. Yunxi mengagumi Ziqian yang selalu tahu perasaannya meski ia tak bicara.
Yunxi mencoba bicara perlahan, “Ini mungkin pertemuan kita yang terakhir, ketika aku menikah dengan Junhao atau ketika kau akhirnya bersama dengan Tian Yu kita takkan punya kesempatan untuk bertemu seperti ini”
Wajah
Yunxi masih saja sedih, Ziqian mengajaknya bersulang, keduanya saling
menubrukkan cangkir dan Ziqian mengucapkan kata selamat untuk Yunxi. Yunxi tak
meminum kopinya, pikirannya sendiri masih kalut , ia minta maaf karena ini
ketika ia sedang kesal atas hubungannya dengan Junhao ia malah mencurahkan
kemarahannya pada Ziqian.
“Jika
kau merasa menyesal maka berjanjilah untuk hidup dengan bahagia setelah kau
menikah”
Yunxi
mengangguk, ia tetap mencoba tersenyum dan tak menceritajan masalahnya, kemudian Yunxi memalingkan wajahnya dan
mencoba menahan air matanya.
Tian yu berjalan sambil mengenggam cincin pada kalungnya, sayup-sayup ia mendengar alunan suara piano dari rumah kosong yang dulu pernah ia masuki dengan Dang Ou.
Tian yu pensaran , ia membuka pintu pagar itu perlahan dan masuk ke dalam. Ia terkejut saat melihat Junhao lah yang tengah bermain piano. Junhao juga kaget bisa bertemu Tian yu dan melihat Tian yu sudah berdiri disampingnya.
Tian yu berjalan sambil mengenggam cincin pada kalungnya, sayup-sayup ia mendengar alunan suara piano dari rumah kosong yang dulu pernah ia masuki dengan Dang Ou.
Tian yu pensaran , ia membuka pintu pagar itu perlahan dan masuk ke dalam. Ia terkejut saat melihat Junhao lah yang tengah bermain piano. Junhao juga kaget bisa bertemu Tian yu dan melihat Tian yu sudah berdiri disampingnya.
Junhao
kemudian merasa senang dan berkata ia tak sengaja lewat dan merasa kenal dengan tempat ini karena
itulah dia masuk. “Aneh sekali, piano ini dan nada musik ini sepertinya sungguh
tak asing, dan kau apa kau kebetulan lewat juga?”
Tian
yu berusaha mengeyahkan hal itu, ia duduk disamping Junhao dan berkata semuanya
itu hanyalah masa lalu tak ada alasan untuk mengungkitnya. Junhao terus menatap
Tian yu, Tianyu merasa risih dan bertanya mengapa Junhao terus menatapnya.
Junhao tersenyum memalingkan wajahnya dan berkata bahwa ia selalu merasa Tian yu kasar dan tak punya sopan santun serta tak punya kualitas yang menarik, “Dan setelah mengamatimu lebih dekat pendapatku masih sama”
Junhao tersenyum memalingkan wajahnya dan berkata bahwa ia selalu merasa Tian yu kasar dan tak punya sopan santun serta tak punya kualitas yang menarik, “Dan setelah mengamatimu lebih dekat pendapatku masih sama”
Junhao
mulai mencurahkan isi hatinya, meski begitu ia merasa bingung bagaimana Tian Yu
bisa mempengaruhi detak jantung sseorang, Junhao berkata ia benci orang-orang
yang berhasil mempengaruhinya.
“Aku benci pengaruhmu pada detak jantungku, masuk ke dalam penglihatanku dan mempengaruhi perasaanku”
Tian yu terdiam, tiba-tiba cincin yang sedari tadi terus digenggamnya terlepas dan jatuh ke lantai.
Junhao mendengar bunyinya dan bangkit untuk memungutnya.
“Aku benci pengaruhmu pada detak jantungku, masuk ke dalam penglihatanku dan mempengaruhi perasaanku”
Tian yu terdiam, tiba-tiba cincin yang sedari tadi terus digenggamnya terlepas dan jatuh ke lantai.
Junhao mendengar bunyinya dan bangkit untuk memungutnya.
“Beritahu
aku bagaimana aku bisa menghentikanmu untuk mempengaruhi hidupku, bagaimana aku
bisa menghentikan pikiranku untuk tak memikirkanmu?’ Tian yu mulai menangis
sedih, “Aku tidak berharap untuk melihatmu lagi, aku tak peduli kalau kau akan
membenciku, dengan begini aku bisa lari jauh darimu”
Junhao
duduk di hadapan Tian yu, “Aku membencimu, aku sungguh membencimu karena kau
bahkan tak memberiku kesempatan untuk melupakanmu”
Junhao lalu menunjukkan cincin itu dan berkata perancang cincin itu pernah berpesan hanya ketika cinta sejati itu muncul maka cincin ini akan melekat erat dijarinya. “Ramalan itu telah menggerakkan hatiku, akhirnya aku sadar dan aku harap itu belum terlambat” ucap Junhao.
Junhao lalu menunjukkan cincin itu dan berkata perancang cincin itu pernah berpesan hanya ketika cinta sejati itu muncul maka cincin ini akan melekat erat dijarinya. “Ramalan itu telah menggerakkan hatiku, akhirnya aku sadar dan aku harap itu belum terlambat” ucap Junhao.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.