Sinopsis Kaichou Wo Maid Sama Eps 22
Permainan Name Tag di kegiatan Outdoor sekolah
Trio Baka
memberitahu kita bahwa besok akan diadakan acara outdoor selama 5 hari 4 malam
di alam bebas, “Lupakan belajar, kita akan bermain tenis atau di sungai
sepanjang hari, malamnya kita akan pesta dan bersantai mandi air panas!" seru Shiroyan
“Dan jika kita
bisa menangkap kumbang di hutan dan menjualnya maka tak kan jadi mimpi lagi
bagi kita untuk makan semua menu di Maid Latte selama seminggu!” ucap Ikkun
“lupakan itu,
senior kita bilang ada wanita cantik bergaun putih yang menjalankan terapi di
dekat vila” Tambah Kurotatsu. Ketiganaya lantas bergoyang kegirangan.
Hinata muncul sambil menguyah piggiran roti, ia tanya apa acaranya memang seru seperti itu, Shiroyan meyakinkan itulah yang mereka dengar dari senior. Hinata melihat Misaki dan langsung lari kesana. Shiroyan kesal karena ia belum selesai bicara tadi, Kurotatsu lantas mengajak temannya keluar karena mereka juga bukan dari kelas ini.
Hinata muncul sambil menguyah piggiran roti, ia tanya apa acaranya memang seru seperti itu, Shiroyan meyakinkan itulah yang mereka dengar dari senior. Hinata melihat Misaki dan langsung lari kesana. Shiroyan kesal karena ia belum selesai bicara tadi, Kurotatsu lantas mengajak temannya keluar karena mereka juga bukan dari kelas ini.
Misaki kembali
marah-marah pada Hinata karena makan sambil jalan, sementara Usui bersandar di
depan pintu sambil melayangkan pandangan tak sukanya melihat kedekatan Misaki
dan Hinata itu.
Beberapa siswa
tampak mengepel lantai kuil, sementara Trio baka protes berat karena kegiatannya jauh
dari apa yang senior mereka katakan. Yang ada mereka malah latihan spiritual
dan menginap di kuil. Mereka tak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi.
Misaki memberitahu jika mereka telah dibohongi. Sudah jadi tradisi di Seika
untuk membodohi anak tahun kedua. Demi kekecewaan dari jiwa senior yang
menghilang selama kegiatan outdoor, berbohong adalah cara mereka untuk
melepas rasa frustasi.
Terlihat
senior mengatakan hal tersebut jauh dari wajah gembira, si junior tanya kenapa
seniornya itu agak kurusan, “Sangking senangnya aku sampai kehilangan berat
badan,kau harus menunggunya tahun depan, itu sangat luar biasa” ucapnya sambil
terlihat menahan amarah.
Dan begitulah
hal itu dilakukan dari satu orang dan menyebar ke yang lainnya.
“Itu sangat kejam, bagaimana seseorang bisa bertahan di kegiatan outdoor seperti ini?!!” tangis Trio Baka bersamaan.
“Itu sangat kejam, bagaimana seseorang bisa bertahan di kegiatan outdoor seperti ini?!!” tangis Trio Baka bersamaan.
Misaki
menyentak mereka berhenti mengeluh, ini adalah bagian dari kurikulum sekolah
mereka datang kesini bukan untuk bermain, ia pun mengusir Trio baka untuk
lanjut bekerja.
Hinata lantas memanggil Misaki dan mendekat, Siswa lain mengatainya si siswa tranferan angin puyuh dan seperti biasa ia terlihat seperti orang bodoh. Hinata seakan tak mendengar lalu mengajak Misaki bermain. Misaki memberi tanda berhenti, ia bilang ini bukan saatnya bermain dan menyuruhnya kembali ke pos. Siswa lain mengatai Misaki sangat dingin. Misaki marah dan menunjukkan wajah iblisnya hingga membuat semua siswa ketakutan.
Tiba –tiba terdengar suara Yukimura protes karena diangkat oleh Usui, ia pun minta tolong pada Misaki.
Hinata lantas memanggil Misaki dan mendekat, Siswa lain mengatainya si siswa tranferan angin puyuh dan seperti biasa ia terlihat seperti orang bodoh. Hinata seakan tak mendengar lalu mengajak Misaki bermain. Misaki memberi tanda berhenti, ia bilang ini bukan saatnya bermain dan menyuruhnya kembali ke pos. Siswa lain mengatai Misaki sangat dingin. Misaki marah dan menunjukkan wajah iblisnya hingga membuat semua siswa ketakutan.
Tiba –tiba terdengar suara Yukimura protes karena diangkat oleh Usui, ia pun minta tolong pada Misaki.
“Apa yang
kalian lalukan?” tanya Misaki
“kami hanya
bersenang-senang sambil bersih-bersih” ucap Usui
“Dia
berbohong, untuk suatu alasan dia selalu menyeretku kemanapun dia pergi” ucap Yukimura menahan tangis
Misaki tanya ada apa sebenarnya dengan Usui, mengapa ia bertingkah seperti ini. Siswa lain mulai cemas mereka pikir Misaki akan marah-marah lagi,
salah satunya hendak membawa Hinata untuk menyingkir.
“Apa yang kau
tanya, seseorang sedang penuh kecemburuan makanya ia mengindar” ucap Usui. wajah Misaki
memerah, Usui tanya apa itu buruk?" ucapnya sambil mendekat
“Tentu saja itu buruk!” Misaki melepaskan diri, hal itu tidak bisa dijadikan alasan dan mengganggu Yukimura. Usui merasa alasan itu sudah bagus, Misaki lantas menyuruhnya segera lupakan dan segera bersih-bersih. Hinata ternyata melihat wajah Misaki yang memerah.
“Tentu saja itu buruk!” Misaki melepaskan diri, hal itu tidak bisa dijadikan alasan dan mengganggu Yukimura. Usui merasa alasan itu sudah bagus, Misaki lantas menyuruhnya segera lupakan dan segera bersih-bersih. Hinata ternyata melihat wajah Misaki yang memerah.
Misaki kesal
karena ia selalu kalah dengan Usui. Sakura dan Shizuko datang melihat Misaki
tengah bersiap-siap. Siswa wanita berkumpul di satu ruangan. Mereka mengeluh
kelelahan sehabis bermeditasi dan berdoa tapi mereka termasuk beruntung karena
disuruh mempersiapkan makan malam sementara siswa laki-laki melakukan Takigyo
yaitu bermeditasi di bawah air terjun.
Sakura memuji Misaki mengagumkan karena bisa menangani semua orang dengan baik, ditambah ia kagum karena Misaki mencetuskan ide untuk mencuci alat makan terlebih dahulu kebanyakan orang akan mengeluh karena kotor saat akan makan. Misaki agak canggung untuk mengatakan jika itu sebenarnya kebiasaan Satsuki yang selalu rajin mengelap tiap piring yang ada di Kafe, ia pun tak mengatakan apa-apa.
Sakura lantas bertanya bagaimana hubungan Misaki dengan Hinata sebenarnya. Misaki kaget karena tiba-tiba ditanya begitu, Sakura benar-benar penasaran bahkan kata Shizuko motif terbesar Sakura semangat ikut kegiatan outdoor adalah untuk mencari tahu hal itu. Sakura sangat bersemangat, Hinata muncul di saat yang baik dan ternyata siswi lain juga penasaran akan hal itu.
Misaki pun menjelaskan jika Hinata hanya teman masa kecilnya saja, yang lain malah semakin serius ingin tahu. Misaki akhirnya berkata serius jika ia tak punya waktu untuk itu, “Sebagai ketua OSIS Seika ada beberapa hal yang harus kulakukan, aku tak bisa terus mengkhawatirkannya seperti yang kulakukan dulu”
Sakura memuji Misaki mengagumkan karena bisa menangani semua orang dengan baik, ditambah ia kagum karena Misaki mencetuskan ide untuk mencuci alat makan terlebih dahulu kebanyakan orang akan mengeluh karena kotor saat akan makan. Misaki agak canggung untuk mengatakan jika itu sebenarnya kebiasaan Satsuki yang selalu rajin mengelap tiap piring yang ada di Kafe, ia pun tak mengatakan apa-apa.
Sakura lantas bertanya bagaimana hubungan Misaki dengan Hinata sebenarnya. Misaki kaget karena tiba-tiba ditanya begitu, Sakura benar-benar penasaran bahkan kata Shizuko motif terbesar Sakura semangat ikut kegiatan outdoor adalah untuk mencari tahu hal itu. Sakura sangat bersemangat, Hinata muncul di saat yang baik dan ternyata siswi lain juga penasaran akan hal itu.
Misaki pun menjelaskan jika Hinata hanya teman masa kecilnya saja, yang lain malah semakin serius ingin tahu. Misaki akhirnya berkata serius jika ia tak punya waktu untuk itu, “Sebagai ketua OSIS Seika ada beberapa hal yang harus kulakukan, aku tak bisa terus mengkhawatirkannya seperti yang kulakukan dulu”
Sementara itu,
siswa laki-laki yang tengah bersemedi di bawah air terjun tampaknya merasa
sangat tersiksa, mereka mengeluh kedinginan, siksaan itu seakan berada di dalam
neraka saja, hanya Hinata yang tampak menikmati hal itu. Siswa lain sampai
heran melihat Hinata.
Setelah keluar dari air terjun, siswa yang satu bilang Hinata seperti hewan buas dan jiwanya seperti anak SD. Hinata tampak santai menikmati beri hutan seakan tak takut itu beracun. Hinata lantas menatap Usui yang juga balas menatapnya. Ia pun mendekat ke Usui membuat siswa lain bingung.
Hinata memegang pundak Usui dan mengetuk dadanya, siswa lain sampai histeris melihat keberaniannya. karena Usui adalah sosok yang disegani disana. Hinata bilang Usui sangata keren dan ototnya juga tak buruk. Ia pun memegang otot perut Usui dan memujinya. “Jika aku seorang wanita aku mungkin menyukaimu”
Setelah keluar dari air terjun, siswa yang satu bilang Hinata seperti hewan buas dan jiwanya seperti anak SD. Hinata tampak santai menikmati beri hutan seakan tak takut itu beracun. Hinata lantas menatap Usui yang juga balas menatapnya. Ia pun mendekat ke Usui membuat siswa lain bingung.
Hinata memegang pundak Usui dan mengetuk dadanya, siswa lain sampai histeris melihat keberaniannya. karena Usui adalah sosok yang disegani disana. Hinata bilang Usui sangata keren dan ototnya juga tak buruk. Ia pun memegang otot perut Usui dan memujinya. “Jika aku seorang wanita aku mungkin menyukaimu”
Yukimura
dengan histeris mengingatkan Hinata untuk tak begitu pada Usui seakan Usui itu
bahaya. HInata tak mengerti ia itu kan pria, Yukimura menegaskan Usui tak
peduli hal itu. HInata seakan tak menanggai ia lebih peduli mengejar buah liar
yang ia lihat. Usui tampak memandangnya dengan kesal.
Seorang biksu menjelaskan bukan hanya meditasi tapi makan, mandi dan pergi ke toilet
juga latihan spiritual. Kegiatan berbicara sebenarnya dilarang disana tapi
malam ini mereka diperbolehkan. Semuanya pun makan dengan mood yang buruk. Trio
baka tampak terpukul melihat porsi makan yang sangat sedikit dan kari yang ada
di mangkok serta konyaku yang dikira daging.
Hinata tiba-tiba minta tambah, biksu berkata tak ada yanag kedua, Hinata protes tapi biksu mengingatkan mereka untuk makan pelan dan berterima kasih atas apa yang di makan. Hinata mengeluh ia masih lapar hal itu membuat biksu kesal. Ia pun lantas dihukum untuk menyapu halaman malam begini.
Hinata tiba-tiba minta tambah, biksu berkata tak ada yanag kedua, Hinata protes tapi biksu mengingatkan mereka untuk makan pelan dan berterima kasih atas apa yang di makan. Hinata mengeluh ia masih lapar hal itu membuat biksu kesal. Ia pun lantas dihukum untuk menyapu halaman malam begini.
Misaki pun
akhirnya tahu hal tersebut saat berpapasan dengan siswa pria di luar. Misaki
jadi kesal mendengarnya, tak jauh dari sana Usui tampak mencari seseorang.
Misaki ternyata cemas, ia pergi keluar mencari HInata dan menemukan sapunya
tergeletak di tanah. Ia pun melihat ada ruangan yang terbuka. Hinata ternyata
ada disana untuk mencari senter atau penerangan apapun. Misaki lantas memukul
kepalanya karena Hinata seenaknya masuk ke ruang penyimpanan.
Hinata mengaku ia hanya mencari senter, Misaki menarik kerahnya menyuruhnya diam dan segera keluar sebelum ada orang lain yang melihat mereka. Seorang biksu ternyata muncul, ia merasa aneh melihat pintu ruangan itu terbuka, ia tanya apa ada orang di dalam. Misaki ternyata membungkam mulut Hinata, biksu tadi pun pergi dan mengunci pintu itu.
Hinata mengaku ia hanya mencari senter, Misaki menarik kerahnya menyuruhnya diam dan segera keluar sebelum ada orang lain yang melihat mereka. Seorang biksu ternyata muncul, ia merasa aneh melihat pintu ruangan itu terbuka, ia tanya apa ada orang di dalam. Misaki ternyata membungkam mulut Hinata, biksu tadi pun pergi dan mengunci pintu itu.
Misaki
berusaha sekuat tenaga membukanya, Hinata bilang itu takkan terbuka, ia
penasaran ada jalan lain atau tidak dari sini. Misaki terduduk lemas, ia menyesal
karena tadi malah diam, kalau ia bicara mungkin biksu tadi akan mendengar
alasannya. Hinata malah merasa suasana mereka cukup romantis ia jadi panik dan
berusaha mengingat komik yang ia baca tentang bagaimana menghadapi situasi
seperti ini.
“Pertama kita harus memeriksa makanan lalu menjaga tetap hangat” ia panik karena tak ada telfon dan juga radio, ia histeris tak mungkin ia dan Misaki berpelukan sampai pagi tanpa pakaian.
“Pertama kita harus memeriksa makanan lalu menjaga tetap hangat” ia panik karena tak ada telfon dan juga radio, ia histeris tak mungkin ia dan Misaki berpelukan sampai pagi tanpa pakaian.
“Memangnya
komik apa yang kaubaca?” tanya Misaki heran. Hinata tanya tidakkah jantung
Misaki beretak kencang sekarang, Misaki tak mengerti mengapa ia mesti merasakan
itu, Hinata memegang tangan Misaki ia mengingatkan mereka sudah berusia 16
tahun pria dan wanita.
Wajah Misaki jadi memerah.
“Kau mungkin tak memikirkanku seperti itu tapi aku ingin kau melihatku sebagai seorang pria” HInata tiba-tiba memegang wajahnya karena malu. Misaki tanya ada apa.
“Ini hanya sangat memalukan” Hinata pun panik karena wajahnya memerah, ia melarang Misaki melihatnya karena memalukan.
“Kau bilang tadi padaku untuk melihatmu sekrang malah tidak sebenarnya apa yang kau inginkan?” ucap Misaki sambil tersenyum. Hinata ingin bicara namun Usui tiba-tiba muncul membuka pintu lebar-lebar.
“Kau ingin dia melihatmu sebagai seorang pria?” ucap Usui, Misaki kaget melihatnya, Usui langsung menggendong Misaki, “Kalau beitu aku juga akan melihatmu sebagai pria” ucapnya seakan menantang Hinata.HInata tampak kaget mendengarnya.
Guru mengumunkan besok adalah hari terakhir mereka di kuil, siswa yang mendengar semakin terlihat kurus dan tak bertenaga, ia menyuruh mereka untuk tetap hadir. Misaki menyadari hal tersebut, Sakura dan Shizuko berbisik dari yang mereka dengar di hari keempat siswa wanita akan mendapat masalah, Misaki tanya apa maksudnya namun ia malah mendengar Hinata menantang Usui untuk berkelahi.
Misaki tampaknya menghukum keduanya di luar, ia tanya apa yang terjadi dengan mereka karena sejak semalam selalu bertengkar. Hinata bilang ini hanya percakapan antar lelaki berdarah panas, “Benar kan Takumi” Usui hanya berdehem Hinata kesal karena Usui tak memanggil nama lengkapnya Usui bilang nama Sanshita Kun lebih cocok sebagai pria mereka terus berkelahi hingga membuat darah Misaki mendidih.
Misaki pun menyembur mereka dengan omelan, ia mengunci keduanya di luar untuk merenungkan kesalahaannya. Misaki heran kenapa mereka menghabiskan begitu banyak energi.
Tiba-tiba ia bingung melihat siswa pria sudah tampak bersemangat, Kurotatsu merasa punya tubuh sehat bisa merasakan kebahagiaan, semuanya seakan menyadari efek baik dari latihan mereka dan tidur dengan tertib. Misaki sampai menganga tak percaya melihat mereka sudah mencapai tingkat nirvana.
Wajah Misaki jadi memerah.
“Kau mungkin tak memikirkanku seperti itu tapi aku ingin kau melihatku sebagai seorang pria” HInata tiba-tiba memegang wajahnya karena malu. Misaki tanya ada apa.
“Ini hanya sangat memalukan” Hinata pun panik karena wajahnya memerah, ia melarang Misaki melihatnya karena memalukan.
“Kau bilang tadi padaku untuk melihatmu sekrang malah tidak sebenarnya apa yang kau inginkan?” ucap Misaki sambil tersenyum. Hinata ingin bicara namun Usui tiba-tiba muncul membuka pintu lebar-lebar.
“Kau ingin dia melihatmu sebagai seorang pria?” ucap Usui, Misaki kaget melihatnya, Usui langsung menggendong Misaki, “Kalau beitu aku juga akan melihatmu sebagai pria” ucapnya seakan menantang Hinata.HInata tampak kaget mendengarnya.
Guru mengumunkan besok adalah hari terakhir mereka di kuil, siswa yang mendengar semakin terlihat kurus dan tak bertenaga, ia menyuruh mereka untuk tetap hadir. Misaki menyadari hal tersebut, Sakura dan Shizuko berbisik dari yang mereka dengar di hari keempat siswa wanita akan mendapat masalah, Misaki tanya apa maksudnya namun ia malah mendengar Hinata menantang Usui untuk berkelahi.
Misaki tampaknya menghukum keduanya di luar, ia tanya apa yang terjadi dengan mereka karena sejak semalam selalu bertengkar. Hinata bilang ini hanya percakapan antar lelaki berdarah panas, “Benar kan Takumi” Usui hanya berdehem Hinata kesal karena Usui tak memanggil nama lengkapnya Usui bilang nama Sanshita Kun lebih cocok sebagai pria mereka terus berkelahi hingga membuat darah Misaki mendidih.
Misaki pun menyembur mereka dengan omelan, ia mengunci keduanya di luar untuk merenungkan kesalahaannya. Misaki heran kenapa mereka menghabiskan begitu banyak energi.
Tiba-tiba ia bingung melihat siswa pria sudah tampak bersemangat, Kurotatsu merasa punya tubuh sehat bisa merasakan kebahagiaan, semuanya seakan menyadari efek baik dari latihan mereka dan tidur dengan tertib. Misaki sampai menganga tak percaya melihat mereka sudah mencapai tingkat nirvana.
Hinata
mengeluh di luar banyak nyamuk, besok ia pasti takkan ditandai karena banyak
bentolan, ia tanya apa Usui baik-baik saja. “Bukankah bagus kalau kau terkenal
Sanshita Kun? Bahkan diantara nyamuk”
Hinata protes
dipanggil begitu, “kau akan dimarahi ketua lagi jika bicara kuat-kuat” tambah Usui
Hinata
terdiam, sambil terus menggaruk ia tanya apa Usui menyukai Misaki atau malah
sebenarnya sedang berkencan. Raut wajah Usui terlihat murung, ia bilang ia
takkan membuat masalah seperti itu jika memang sedang berkencan.
Malam itu tak
disangka hujan turun dengan lebatnya, Para siswa wanita dan beberapa siswa pria
tengah pergi dari kuil menuju perkemahan. Siswa pria sudah terlihat seperti
zombie karena kehabisan energi. Shizuko khawatir melihat hal itu ia takut apa
yang dikatakan senior akan benar terjadi. Misaki baru ingat hal itu, hal yang
belum sempat Shizuko katakan maksudnya. Tiba-tiba Sakura berteriak mereka
sudah sampai di perkemahan. Siswa wanita senang melihat disana ada tenis dan
tempat mandi air panas. Bahkan barbeque-an juga ada disana.
Suasana tampak
kontras, hanya siswa wanita yang terlihat sangat antusias sementara siswa pria
seakan sudah kehilangan jiwa mereka. Tiba-tiba mereka berbalik dan entah karena
lelah atau apa mereka seakan melihat siswa wanita menjelma menjadi wanita
cantik. Mereka pun kegirangan dan mendekat ke arah mereka seperti Zombie
membuat yang lain ketakutan.
Misaki berusaha melindungi siswa wanita. “Ini persis yang dikatakan senior” Misaki lantas tanya apa maksudnya. Akhirnya ia pun mendapat penjelasan bahwa setelah dipaksa bermeditasi, berdoa dan membersihkan kuil ditambah sedikit makanan, bangun pagi dan tidur larut malam mereka akan kehilangan kewarasannya, ketika hari keempat mereka akan menyerang siswa wanita. Semua siswa wanita tadi lantas berlari . Misaki tanya apa siswa pria itu tak menganggap mereka lagi, Shizuko bilang mereka berada di titik wanita mana saja juga boleh, mereka yang terburuk.
Misaki berusaha melindungi siswa wanita. “Ini persis yang dikatakan senior” Misaki lantas tanya apa maksudnya. Akhirnya ia pun mendapat penjelasan bahwa setelah dipaksa bermeditasi, berdoa dan membersihkan kuil ditambah sedikit makanan, bangun pagi dan tidur larut malam mereka akan kehilangan kewarasannya, ketika hari keempat mereka akan menyerang siswa wanita. Semua siswa wanita tadi lantas berlari . Misaki tanya apa siswa pria itu tak menganggap mereka lagi, Shizuko bilang mereka berada di titik wanita mana saja juga boleh, mereka yang terburuk.
para guru Pria tampak mengarahkan siswa wanita pergi ke pondok untuk berlindung, mereka tak menyangka
siswa pria berubah lebih cepat dari tahun kemarin.
Misaki dan yanga lain berkumpul di sebuah ruangan dengan memegang senjata seadanya. Mereka tak mengira setelah tiga hari para pria akan seperti itu, Shizuko bilang mereka seharusnya punya tenaga untuk ini dihari keempat. “jadi kejadian yang sama juga terjadi tahun kemarin?’ ucap Misaki. Ternyata setiap tahun di hari keempat guru akan menyiapkan barikade antara pria dan wanita diantara sungai sehingga para wanita bisa selamat. Naasnya mereka menapat kabar jika air sungai meluap karena hujan sehingga guru tak bisa membuat barikade, Misaki pun langsung panik mendengarnya.
Misaki dan yanga lain berkumpul di sebuah ruangan dengan memegang senjata seadanya. Mereka tak mengira setelah tiga hari para pria akan seperti itu, Shizuko bilang mereka seharusnya punya tenaga untuk ini dihari keempat. “jadi kejadian yang sama juga terjadi tahun kemarin?’ ucap Misaki. Ternyata setiap tahun di hari keempat guru akan menyiapkan barikade antara pria dan wanita diantara sungai sehingga para wanita bisa selamat. Naasnya mereka menapat kabar jika air sungai meluap karena hujan sehingga guru tak bisa membuat barikade, Misaki pun langsung panik mendengarnya.
Shiroyan
mengaku ia lapar, Hinata minta makan pada Usui. Usui yang sudah merasa
terganggu lantas memberikan handuknya ke mulut Hinata yang ternyata juga
dikunyah olehnya.
Ikkun bilang ssebentar lagi mungkin mereka akan makan barbequ-an, guru juga sepertinya belum kembali. Ketiganya lantas berencana untuk pergi duluan, Kurotatsu mengajak temannya namun yang diajak menolak karena stress lebih berat daripada kelaparan. (sepertinya mereka pergi ke perkemahan satu per satu dan rombongan Misaki lah yang pergi duluan)
Ikkun bilang ssebentar lagi mungkin mereka akan makan barbequ-an, guru juga sepertinya belum kembali. Ketiganya lantas berencana untuk pergi duluan, Kurotatsu mengajak temannya namun yang diajak menolak karena stress lebih berat daripada kelaparan. (sepertinya mereka pergi ke perkemahan satu per satu dan rombongan Misaki lah yang pergi duluan)
Sementara itu
pikiran-pikiran jahat dari siswa yang sudah seperti zombie tadi terus
bermunculan, mereka berencana untuk mendatangi siswa wanita.
Siswa wanita mulai mengeluh kedinginan, Sakura tanya apa Misaki sungguh berniat untuk pergi. Misaki mengiyakan, sudah jadi tugasnya sebagai Ketua OSIS untuk membantu guru, ia akan menanyakan pendapat guru mereka hal apa yang akan dilakukan. Sakura khawatir, “Dengar semuanya, jika siswa pria muncul kalian semua bisa menghentikan mereka!” ia pun pergi setelah mengatakan itu.
Siswa wanita mulai mengeluh kedinginan, Sakura tanya apa Misaki sungguh berniat untuk pergi. Misaki mengiyakan, sudah jadi tugasnya sebagai Ketua OSIS untuk membantu guru, ia akan menanyakan pendapat guru mereka hal apa yang akan dilakukan. Sakura khawatir, “Dengar semuanya, jika siswa pria muncul kalian semua bisa menghentikan mereka!” ia pun pergi setelah mengatakan itu.
Misaki berlari
di tengah hujan, para siswa pria muncul di hadapannya, “jadi seseorang yang
ingin membahayakan hidupnya telah muncul” Hinata ternyata ada diantara mereka dan memanggil Misaki.
Misaki lantas marah-marah mengapa Hinata ada disitu, “karena semuanya ingin ke tempat para wanita dan aku rasa aku akan melihatmu juga, bukankah itu akan menyenangkan, main kartu atauyang lain dengan siswa wanita di belakang guru”
Misaki memangil Hinata. “Apa kau lihat mereka akan cukup puas dengan hanya bermain kartu?”
Misaki lantas marah-marah mengapa Hinata ada disitu, “karena semuanya ingin ke tempat para wanita dan aku rasa aku akan melihatmu juga, bukankah itu akan menyenangkan, main kartu atauyang lain dengan siswa wanita di belakang guru”
Misaki memangil Hinata. “Apa kau lihat mereka akan cukup puas dengan hanya bermain kartu?”
“Penglihatanmu
sunggu tajam ketua” ucap salah satu siswa zombie,aba-aba untuk menyerang pun dikeluarkan, Misaki menghajar
mereka satu per satu, salah satunya mampu menahan Misaki dari belakang, Hinata
langsung marah dan ikut berkelahi, ia berteriak agar Misaki nya dilepaskan,
“Siapa yang Misakimu!” ucap Misaki yang lantas bisa melepaskan diri. Misaki menyuruh Hinata untuk serius mengalahkakan mereka sebelum mereka menyerang para wanita. Para siswa pria itu lantas berubah ketakutan dan ingin melarikan diri, Misaki menyuruh mereka berhenti, mereka berdalih ini adalah permainan name-tag.
Usui tiba-tiba muncul dan ingin ikut bermain, ia pun turut menghajar siswa yang ingin kabur tadi. “bukankah itu akan jadi aku akan menangkapmu jika kau tak lari!” ucap Usui menyeramkan. Para siswa tadi tak menyangka akan jadi seperti ini, Misaki lantas jadi bersemangat untuk main begitu juga dengan Hinata, mereka bertiga menatap sangar pada siswa tadi yang langsung lari terbirit-birit. Hinata tanya bukankah mereka tengah bermain mengapa tak mengejar, “Tak apa kita hanya ingin mengusir mereka di tempat pertama” ucap Misaki
“Siapa yang Misakimu!” ucap Misaki yang lantas bisa melepaskan diri. Misaki menyuruh Hinata untuk serius mengalahkakan mereka sebelum mereka menyerang para wanita. Para siswa pria itu lantas berubah ketakutan dan ingin melarikan diri, Misaki menyuruh mereka berhenti, mereka berdalih ini adalah permainan name-tag.
Usui tiba-tiba muncul dan ingin ikut bermain, ia pun turut menghajar siswa yang ingin kabur tadi. “bukankah itu akan jadi aku akan menangkapmu jika kau tak lari!” ucap Usui menyeramkan. Para siswa tadi tak menyangka akan jadi seperti ini, Misaki lantas jadi bersemangat untuk main begitu juga dengan Hinata, mereka bertiga menatap sangar pada siswa tadi yang langsung lari terbirit-birit. Hinata tanya bukankah mereka tengah bermain mengapa tak mengejar, “Tak apa kita hanya ingin mengusir mereka di tempat pertama” ucap Misaki
“Kalau begitu
kita menang’ ucap Usui
“Mereka mulai
berubah saat melihat Usui” ucap Hinata
“Ya itu karena
Usui punya pengaruh kuat diantara mereka”
Hinata juga
menyadari itu sejak kegiatan itu, ia memuji Usui, “Setelah semua yang terjadi
aku hanya berpikri kau luar biasa”
“Kau kehabisan
kosakata Sanshita Kun” ucap Usui enteng, Hinata kembali marah ia juga melarang
usui menggunakan kata-kata yang tak dipahaminya. “maksudku kau bodoh” tambah
Usui.
Trio baka
mendapati semua makanan di dapur telah habis dimakan, mereka bingung siapa
pelakunya. Ikkun mengambil pinggiran roti yang sudah dibuang, mereka pun
histeris sepertinya sudah tahu siapa pelakunya.
Akhirnya siswa
pria dan wanita melakukan barbequ-an secara terpisah dan banjir juga sudah
berhenti dan guru telah membuat barikade. Keselamatan siswa wanita juga akan
terjamin saat mereka makan. Mereka lantas menangis bahagia saat melihat Misaki
kembali dengan selamat dan memeluk Misaki.
Misaki lantas ke balkon dan melihat Usui disana. “Kau masih ada disini?’
Misaki lantas ke balkon dan melihat Usui disana. “Kau masih ada disini?’
“Bukankah itu
kasar?” Usui lalu meminta Misaki ikut dengannya sebentar.Misaki agak bingung
namun ia tetap menemui Usui di luar,
“Ada apa dengan pria ini kelihatannya mereka tetap berusaha tapi mereka bisa bergaul dengan baik, bukankah itu yang kau pikirkan?” tanya Usui
“Ada apa dengan pria ini kelihatannya mereka tetap berusaha tapi mereka bisa bergaul dengan baik, bukankah itu yang kau pikirkan?” tanya Usui
“Ada apa
dengan itu? Bukankah sudah kubilang untuk tak mengkhawatirkanku” ucap Misaki
“Apa itu juga
yang kau katakan padanya (Hinata)?” Misaki kaget, Usui lantas mendesak Misaki ke pohon
lalu meletakkan tangannya di satu sisi untuk menahannya, “Dimatamu apa pria itu
spesial?”
wajah Misaki memerah tak berani menatap Usui, ia mengaku Hinata tak terlalu spesial, ia menerangkan jika mereka hanya teman masa kecil jadi ia merasa lebih dekat dibanding dengan yang lain.
wajah Misaki memerah tak berani menatap Usui, ia mengaku Hinata tak terlalu spesial, ia menerangkan jika mereka hanya teman masa kecil jadi ia merasa lebih dekat dibanding dengan yang lain.
“Sampai pada
tingkat kau khawatir dan matamu tak bisa lepas darinya?” selidik Usui
Misaki protes
ia tak pernah seperti itu, “Aku curiga jangan-jangan kau memang seperti itu, kau memang khawatir padanya” selidik Usui yang terus mendekatkan wajahnya ke
Misaki.
Misaki berusaha menjauhkan Usui, “Tentu saja aku khawatir,ia sangat bodoh dan dia terlibat dalam semua kekacauan dan selalu memberi masalah pada yang lain” ia pun terus mendorong Usui. “Tapi kau itu lebih pembuat masalah Usui bodoh” Misaki semakin bertambah malu dan tak menatap wajah Usui. Ia kaget saat wajah Usui semakin mendekat, “Usui..”
Misaki berusaha menjauhkan Usui, “Tentu saja aku khawatir,ia sangat bodoh dan dia terlibat dalam semua kekacauan dan selalu memberi masalah pada yang lain” ia pun terus mendorong Usui. “Tapi kau itu lebih pembuat masalah Usui bodoh” Misaki semakin bertambah malu dan tak menatap wajah Usui. Ia kaget saat wajah Usui semakin mendekat, “Usui..”
“Aku sudah
mencapai batasku” perut Usui berbunyi keras, “Aku menghabiskan energi yang tak
penting karena anak itu” ia pun menjatuhkan diri di pundak Misaki. Misaki bingung,
Usui tanya apa yang lucu, Misaki hanya mengingatkan jika para pria tengah
barbequ-an jika ia mau ia bisa makan, Misaki melihat hujan, "Ah..akhirnya hujannya berhenti"
“kau benar” ucap Usui tersenyum tetap di posisinya.
“kau benar” ucap Usui tersenyum tetap di posisinya.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.