SINOPSIS

Wednesday 11 May 2016

Fermentation Family Eps 2 Part 2

Sinopsis Fermentation Family Eps 2 Part 2

Ho Tae bekerja membersihkan meja, ia lalu membanting lap yang ia gunakan dan duduk di atas meja, sambil mengeluh tak habis pikir ada apa dengan dirinya yang mau saja melakukan ini semua. 

Paman membuat kimchi di dapur sementara Ho tae menyapu halaman dan menjaga api tungku. Ia berpapasan dengan Woo Joo di pintu yang sempit saat membawa karung, mereka terus bergerak ke arah yang sama, Ho Tae yang sudah kelelahan mengerang kesal dan Woo Joo pun memberinya jalan sambil menahan senyum.

Kang San menemui Bos nya di restaurant, ia protes karena si bos mengganti dirinya dengan chef baru hanya karena telfon dari kakaknya. “Aku memikirkan situasimu dan mencoba membantumu apa masalahnya?” ujar Chef kepala yang merupakan bos Kang San.
“Aku sudah menegaskan tak ada niat untuk keluar” jawab Kang San
“Bukankah restaurant keluargamu hampir ditutup?”
Kang San coba menahan diri, ia bilang si Bos tak perlu khawatir masalah keluarganya. Si bos tetap mempertahankan si chef baru yang berasal dari prancis dan menyuruh kang San jadi asistennya agar ia bisa belajar banyak. 
Kang San menolak, sejak kecil ia sudah berusaha keras untuk memasak agar tak mengecewakan keluarganya dan ia pikir Bos nya juga menjadikannya sebagai eksekutif Chef karena masakannya. 


Chef Kepala Menyindirnya, Kang San mengancam akan bicara pada eksekutif Chef, 
“Apa kau lupa aku yang berkuasa sekarang?”
“Aku tak bisa mematuhi alasan yang tak masuk akal” jawab Kang San.
Si chef berteriak menyuruh Kang San pulang saja dan bekerja keras mengasinkan Kimchi dan mendidihkan Cheong Guk jang (sejenis pasta kedelai fermentasi), ia mengejek semua orang bisa membuat itu “Tapi aku yakin kau masih bisa menyebut mereka makanan” ejek si chef lagi.
Kang San membalas “Kaulah orang yang perlu kembali belajar hal dasar, orang yang bahkan tak percaya pada waktu, usaha dan ketulusan dipercaya untuk membuat kimchi yang baik Chef macam apa itu?” 
Bos nya berteriak kesal, Kang San menegaskan orang yang memandang rendah makanan tradisionalnya sendiri meskipun ia belajar di luar negeri atau orang jenius dia masih tidak pantas menjadi Chef. “kau bilang Cheong Guk jang bukan makanan? Tapi bahkan dikehidupanmu selanjutnya kau tak bisa membuatnya seenak ayahku” Kang San bilang ayahnya memasak dengan hati, begitulah cara orang korea. Ia mengejek si chef tak punya hati dalam memasak.

Si Chef marah, “lalu kenapa kau datang kesini? Kenapa tidak kau terapkan saja teknik memasak ayahmu yang kau banggakan itu?”

Kang san mengiyakan, ia sekarang paham ia sudah belajar banyak hari ini. Si Chef menyindir memangnya sehebat apa rasa masakan mereka. Kang San mengundangnya datang kapan saja “Tapi aku takut kau tak bisa memahami rasa sebenarnya karena kau tak pernah dapat mengerti rasa makanan yang chef siapkan dengan hati” Kang san keluar dengan mantap dari restaurant, ia merasa bangga sendiri dengan dirinya yahh....meskipun akhirnya setelahnya ia menyesal juga dengan sikap kasarnya tadi, hahaaa...

Temannya Kang San keluar memberikan surat dari manager mereka, isinya adalah nomer telfon di paris tempat chef kepala mereka berlibur, ia menyuruh Kang San menelfonnya.

Woo Joo melihat Kang San pulang, ia tanya apa ia sudah dipecat, karena kang San diam ia senang dan bersyukur Kang San sudah dipecat. Kang San membantah ia lalu menyapa tamu yang masuk. “Kau sudah dipecat” ucap Woo Joo tersenyum, ia lalu menemani tamu mereka. 
Kang San menyapa pamannya di dapur,ia juga tersenyum melihat Ho Tae sudah bekerja. 
Woo Joo mengikuti Kang San keluar, ia tanya apa besok Kang san akan kembali kerja dengan mereka. Kang san mengiyakan, ia senang karena itu artinya Kang San akan terus bekerja di Chun Ji In. “AKu berencana untuk menjualnya untuk melunasi hutang” ucap Kang San santai, ia meminta kakaknya membiarkannya istirahat.

Ho tae mengeluh kepedasan karena mengupas bawang, Woo Joo datang dan mengajarkan Ho Tae untuk memotong akarnya dulu sebelum dikupas maka baunya akan lebih harum, ia juga mempraktekkan cara mengupas bawang yang benar.
Woo Joo bilang ia juga tak pintar memasak tidak seperti Kang San “Ibuku bilang kang San diberkahi kemampuan memasak”
“indera perasa yang sempurna atau sesuatu seperti itu?” tanya Ho Tae.
Woo Joo memuji Ho Tae itu pintar sambil mengacungkan pisaunya membuat Ho Tae ketakutan, ia bilang membaca itu di komik, sambil tetap memgacungkan pisau Woo Joo tanya apa ia suka komik. Ho Tae mengiyakan sambil menyingirkan pisau itu dari wajahnya. 

Woo Joo sedih karena Kang San tetap berniat menjual restaurant, Ho Tae bilang ia bisa menolak untuk menggunakan stempelnya, “Stempel?” tanya Woo Joo sambil mengacungkan pisaunya lagi, Ho Tae menyingkirkannya ia menyuruh Woo Joo untuk tetap pada pendiriannya untuk menolak hal itu, Woo Joo setuju dengan semangatnya ia menodongkan pisaunya ke Ho Tae refleks Ho Tae mengelak dan terjatuh bersama bawang yang ia kupas.

Ho Tae melihat Eun Bi lagi pagi itu tapi Eun Bi kembali lari dengan ramen di tangannya. Ia juga melihat pria yang membujuk Kang San menjual rumah menelfon seseorang dan meyakinkan orang tersebut.

Kang San merasakan bumbu kimchi di pot, ia teringat saat kecil ayahnya tanya bagaimana rasanya, “Manis, asin dan pedas, ini sangat lezat” ayah bilang seiring berjalannya waktu ini akan lebih lezat sama seperti kang San yang akan tumbuh, Doen jang (Pasta kedelai) Go Chu Jang (pasta cabai) dan kimchi juga akan tumbuh, Kang san terlihat sedih.

Ho tae yang datang langsung tanya apa yang akan dilakukan kang San setelah menjual restaurannya? Kang San bilang dia hanya perlu uangnya. Ho Tae minta bagian jika Kang San dapat uang nanti, Kang San menyuruhnya menggugatnya saja. Ho Tae bicara lagi Kang San tanya apa sebenarnya maksudnya, Ho Tae membicarkan pahlawan Yi Shun Shin. Intinya ia sebenarnya tak peduli restaurant akan bangkrut atau tidak  “Tapi jika kau ingin melindungi sesuatu maka lakukanlah sampai akhir ini cukup menginspirasi” ucapnya.

Kang San mengejeknya kebanyakan baca buku perang, Ho tae kesal dan pergi meninggalkannya.
Wanita yang menyurup kemarin kembali, ia menatap papan menu restaurant dan tahu si bayi yang sudah bisa memanggil mama, ia terlihat menangis dan pergi dari sana.

Pyung man dan Woo Joo sama-sama meminta bantuan paman untuk mencegah Kang San menjual restaurant, sesuai kata Ho Tae, Woo Joo menolak untuk memberikan stempelnya.
Wanita penyusup tadi tiba-tiba masuk, ia menghampiri bayi yang digendong Woo Joo dan memanggilnya Bo Mi lalu menggendongnya sambil menangis.

Kang San duduk di depan meja Ayah, ia membuka buku catatan yang ditinggalkan oleh ayahnya di atas meja. Tiba-tiba Woo Joo masuk dengan tergesa-gesa memberitahu orang itu sudah datang, Kang san pikir ayah yang datang.

Mereka semua berkumpul, sementara Bo Mi si bayi tengah tidur pulas di kamar, Woo Joo memberikan tisu untuk si ibu bayi. Pyung Man senang keduanya berkumpul kembali tapi ia heran melihat ibu bayi yang masih muda dan tanya berapa umurnya. Ibu Bo Mi itu mengaku masih 19 tahun. Saat itu ia lari dari rumah dan ia tak tahu jika ia hamil, ia ketakutan dan membuang bayinya, tapi setiap hari ia mengecek tulisan yang ada di papan menu, “Aku bilang pada diriku untuk tak datang lagi tapi aku tak bisa dan aku tetap datang” ucapnya.

Hal itu membuat Ho Tae teringat saat ia tanya ke ayah apa si ibu bayi akan datang jika mereka menuliskan hal itu di papan, saat itu ayah bilang hanya ingin menenangkan si ibu. “Apa kemarin malam kau datang ke rumah kami?” tanya Kang San.
Ibu Bo Mi mengaku sangat merindukan Bo Mi tapi ia begitu takut saat ketahuan. 
“tapi kau disini pagi ini?” tanya Woo Joo
“Aku dengar anakku sudah bisa memanggil mama dan aku tak bisa menahannya lagi” ucap Ibu Bo Mi. 
Kang san lalu tanya apa rencananya sekarang. Ibu Bo Mi ingin kembali ke tempat ibunya, meski ibunya pasti kaget tapi ia ingin jujur. Pyung man memuji pemikirannya, “Didunia ini ibu adalah yang terbaik, paling baik” ucapnya. 

Woo Joo jadi kangen ibunya, ia lalu tanya apa si wanita sudah makan. Paman memasak makanan, hidangan yang lezat pun tersedia di atas meja makan. Ibu Bo Mi  takjub namun ia agak segan mulai makan. Pyung Man memberikannya sumpit dan menyuruhnya makan sayur sambil menjelaskan khasiatnya. Ibu Bo Mi pun berterima kasih dan mulai makan #slurrppp.....ia memuji masakan itu benar-benar lezat. 

Paman yang tengah memotong sayuran tak bisa konsentrasi, ia pun meletakkan pisaunya dengan keras dan terlihat menahan rasa harunya.
Ho tae menyingkir dari sana, ia mengeluarkan jam kuno dari kantongnya dan menatapnya. Jam itu sendiri adalah jam yang diberikan ayahnya ke dia di taman hiburan saat ayahnya terluka. 
“Sejak saat itu baik jam ini dan aku sama-sama membeku” narasi Ho tae.

Ho Tae kaget saat mendengar suara Woo Joo, ia pun mengintip. Ternyata Woo Joo, paman dan kang San tengah mengantarnya Ibu Bo Mi  pulang bersama Bo Mi. Woo Joo panjang lebar memberitahu cara memasak bubur dan alergi yang dimiliki si bayi. Ibu Bo Mi  berterima kasih, Kang San menyuruhnya segera pulang dan membukakan pintu taksi, seakan belum mau berpisah Woo joo menahannya dan memberitahu cara menidurkan si bayi dengan cepat dengan lagunya, ia berniat menuliskan liriknya, Kang San menahannya dan menyuruhnya mengucapkan selamat tinggal pada si bayi. Woo Joo melakukannya dengan sedih, keduanya masuk ke mobil dan pergi meninggalkan mereka.

Hyun Sook tanya ke anak buahnya apa benar pemilik Chun Ji In berniat menjual restaurannya, pegawainya mengiyakan. “Apa Lee Gi Chan sendiri yang mengatakan?’ tanyanya
“Tidak Lee Gi Chan telah pergi dari rumah, tapi putrinya...”
“tunggu dulu? Dia pergi dari rumah? Kenapa?” tanya Hyun Sook kaget, pegawainya bilang sejauh ini tak ada yang tahu. Hyun Sook  menyuruh pegawainya pergi, ia terlihat bingung apa sebenarnya yang dilakukan Lee Gi Chan. 

Kang San membaca buku catatan peningalan ayahnya seorang diri. Isinya adalah semua catatan mengenai pelanggannya yang ia tulis tangan sendiri, tanggal lahir mereka,apa yang pelanggannya sukai dan kapan biasanya mereka membuat reservasi. Ayah ternyata begitu memperhatikan pelanggannya. Ia tahu banyak tamunya yang sudah tak punya gigi dan ia menyiapkan masakan yang lembut kecuali untuk white kimchi, ayah juga sering berkunjung ke makam istrinya yang berada di ladang mereka. Ayah telah mempersiapkan seluruh catatan ini untuk putrinya sebelum ia pergi.
Kang San sampai takjub dengan sosok ayahnya itu, ia kembali membuka nomor telfon di paris yang dititipkan temannya dan terlihat berpikir.

Kang San datang ke Woo Joo sambil membawa kontrak penjualan Chun Ji In, Ho Tae yang tengah membersihkan meja kaget mendengarnya. Woo Joo berdiri ia tak percaya adiknya telah menandatanganinya “Bisanya kau bertindak sejauh ini?” ucanya marah.
“Bukankah mendaur ulang adalah aktivitas favoritmu?” ucap kang San santai.
“Hari ini bukan hari daur ulang” ucap Woo Joo kesal. Kang San memberikan surat kontrak itu ke tangan Woo Joo, “Mau bakar atau membuangnya itu terserah padamu” 
Woo Joo tak paham. “Bahkan jika kita menjualnya itu itu terserah ayah untuk melakukannya kenapa aku harus mengambil kesalahannya?” ucap Kang San.
Woo Joo tanya apa ia tak menjualnya
“Mari kita coba memasaknya lalu lihat apa dapat bubur atau nasi,, aku tidak bertanggungjawab jika kita bangkrut” ucap Kang San. Woo Joo tentu girang dan memeluk adiknya itu, sambil berkali-kali bilang dia mencintainya. “Aku juga mencintaimu kak” balas kang San, tapi Woo Joo bilang bukan Kang San yang ia maksud tapi Chun Ji In. Kang San tersenyum kaku, Ho Tae terlihat menahan tawanya. 

Woo Joo tanya apa Kang San bisa libur dari restaurannya itu seterusnya, Kang San agak gugup menjawab. “Kau sudah dipecat” tebak Ho Tae “itu sudah sangat jelas bahwa kau dipecat”
Kang San mengelak, ia bilang sedang libur sampai mulai bekerja lagi di restaurant western lainnya. Ia bilang jika ayah tetap tak kunjung kembali Woo joo lah yang harus mengambil alih,, Woo Joo tersenyum mengiyakan. Woo Joo memberitahukan kabar bahagia itu pada paman yang baru masuk. 
Kang San bilang ia hanya mengikuti sistem demokrasi lewat voting, tapi ini hanya sampai 3 bulan. “Ayah pasti akan sangat gembira, iya kan paman?” tanya Woo Joo. Paman hanya tersenyum tipis dan kembali ke dapur. Kang San membentak Ho Tae untuk kembali bekerja atau akan dipecat.

Kang San mencari sebuah kain di lemari, Flashback: ibu membuatkan 2 celemek untuk masing-masing, baik untuk Woo Joo dan kang San untuk dipakai ketika mereka dewasa nanti, flashback end.
Kang San memakai celemek itu, Woo Joo kaget melihat Kang San namun Kang San dengan juteknya tanya apa?! Dan berjalan melewati Woo Joo.

Pria yang kemarin bersama Hyun Sook (saya sebut Presdir) tanya bagaimana dengan isu yang ia sebutkan kemarin. Supirnya bilang masih mencarinya, “Aku adalah seorang yang introvert peduli pada diri sendiri jadi aku lebih baik tidak terlibat secara langsung dan aku tak ingin ada masalah, tangani itu pelan-pelan dan rahasia” ucap sang presdir.

Bosnya Ho Tae (Dae Shik) menerima telfon ia minta orang itu jangan khawatir dia akan mengurusnya. Anak buahnya datang membawa Dong Su, Dae Shik menyuruh anak buahnya menghubungi ibu pria itu, anak buahnya menurut dan keluar. Tinggallah Dong Su yang ketakutan, Dae Shik tanya apa Dong Su sungguh tak tahu dimana Ho tae. Dong Su mengiyakan.
“Benarkah? Kemana Ho Tae kita pergi? Tolong pikirkan itu” ancam Dae Shik
Dong Su segera mengiyakan hal tersebut dengan takut-takut.

Woo Joo menyuruh Ho Tae berbelanja ke pasar membeli sayur, Ho Tae menyuruhnya berhenti memanggil Ho Tae Gun, Woo Joo mengiyakan tapi melakukannya lagi hingga membuat wajah Ho Tae kesal. Mereka harus menyiapkan menu untuk tamu yang memesan tempat malam ini. Ho Tae khawatir jika anaknya melihat (Anak buahnya) mereka akan mentertawakannya. “Apa kau punya anak?”
“Bukan anak seperti itu” ucapnya kesal,, ia pun ijin untuk bersiap dulu. 

Ho tae memakai jaket hingga menutupi seluruh wajahnya, mereka kembali melihat Eun Bi, Woo Joo langsung memanggilnya.
“Apa kau tahu anak itu? Aku melihatnya kesini setiap hari” ucap Ho Tae, Woo Joo pun memanggil Eun Bi lagi namun Eun Bi segera berlari. Woo Joo menyuruh Ho Tae untuk ikut mengejar Eun Bi.

Meski sempat protes ia pun akhirnya berhasil menahan Eun Bi, Woo Joo tanya apa Eun Bi tak mengenalnya dan mengapa ia terus lari. Ho Tae gantian tanya kenapa Woo Joo ingin mengejar Eun Bi. “Karena aku khawatir” ucap Woo Joo. 

Woo Joo tanya kenapa Eun Bi tak lagi datang ke restaurant mereka padahal dulu setiap hari ia pasti datang, “Apa kau sibuk?” Eun Bi menggeleng. “lalu kenapa?” Eun Bi bilang ibunya menyuruhnya untuk makan di rumah tapi Ho Tae heran ia mungkin berpikir kenapa setiap hari Eun Bi membeli ramen jika memang mau makan di rumah. 
Eun Bi pun permisi untuk pulang pada Woo Joo. “Ibu aku pulang” ucap Eun Bi di depan rumahnya dan segera masuk. Woo Joo bersyukur tak ada yang terjadi dan menyuruh Ho Tae segera ke pasar. Ternyata Eun Bi berbohong hanya ada dirinya seorang diri di rumah, Eun Bi sendiri menangis terduduk di sudut rumahnya.

Kang San menyindir Ho Tae saat makan malam karena ia harus makan timun yang dibersihkan dengan sikat. “berterimakasihlah karena Ho Tae kita makan timun” bela Woo Joo. Kang San menuangkan minuman pada paman, Woo Joo juga minta “Hari ini hari yang special Ho Tae pulang kembali, Chun Ji In tetap bertahan dan sang bayi telah bertemu dengan ibunya”
Kang San pun menuangkan minum karena Woo Joo telah menjaga bayi itu, Ho tae tak mau kalah dan menjulurkan gelasnya, Kang San terdiam sebentar, “Ini hanya akan menyia-nyiakan anggurnya tapi aku akan berbaik hati” ia pun menuangkannya juga. Woo Joo dan Kang San bersulang, Ho Tae ingin bersulang dengan paman namun paman langsung minum anggurnya.

Kang San bilang persoalan mereka sekarang adalah uang, mereka perlu menaikkan harga atau mengurangi bahan masakan. Woo joo merasa bersalah pada pelanggan jika harus menaikkan harga begitu juga jika mengurangi menu. Kang San mengingatkan ini bukan amal keluarga mereka hampir bangkrut. Woo joo menyuruh mengurangi pemakaian listrik tapi Kang San menolak karena uang yang disimpan hanya sedikit mereka benar-benar perlu ide yang bagus.

Ho Tae bilang keduanya benar-benar berbeda yang satu tak punya perasaan sama sekali sedangkan yang satu terlalu banyak. Kang San menatapnya kesal ia bilang gaji Ho Tae akan dihitung per jam dan dibayar dinilai terbawah karena mereka yang menyediakan ruangan. “kalau begitu aku akan pastikan untuk menghitung per jamnya hati-hati” ucap Ho Tae
“Bagaimana aku bisa percaya penipu untuk menghitungnya?” ucap Kang San
“bagaimana aku bisa percaya bos ku untuk menghitungnya?” balas Ho Tae.

Woo Joo mengajukan diri untuk melakukannya, Kang San menolak karena Woo joo mudah ditipu. Ho Tae menyuruhnya melakukan sesukanya, Woo Joo tanya siapa yang akan membuat menu karena selama ini ayahnya membuat menu sesuai sayuran yang tersedia. Kang San menyuruh sang paman namun paman menyerahkan itu pada mereka, keduanya sama-sama kaget, Kang San mengingatkana itu adalah hal penting, “Kami tak bisa melakukannya itu harus kau” Woo Joo mengiyakan. 

“Pikirkan saja tentang makanan yang pernah kau makan dan pilih” ucap paman. Kang san benar-benar pusing ia hanya menyuruh mereka minum saja lagi tapi ternyata isinya habis, Kang san menuduh Ho Tae menghabiskannya, ia bilang akan memotong gaji Ho Tae untuk itu, “Aku takkan memotongnya” ucap Woo Joo. 

Kang San yang akan pergi mengambil minuman berhenti ia tanya apa kakaknya ingat sesuatu, yaitu lagu yang selalu ayah mereka nyanyikan saat minum makgeolli. Woo Joo ingat tapi ia lupa liriknya, Kang san mengambil mangkuk minuman dan mulai bernyanyii dan Woo Joo juga mengikutinya. 
Ho Tae tersenyum geli ia lalu melirik paman yang tampak tenang-tenang saja tapi diam-diam paman mengetukkan jarinya Ho Tae pun tersenyum lagi ia pun larut  menikmati malam itu bersama yang lain.



No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.