Sinopsis
Fermentation Family Eps 3 Part 1
Woo
Joo membawa Kang San keluar malam-malam, Kang San sempat menolak ikut karena
harus menyusun menu dan lainnya tapi Woo joo menarik tangannya dan memasang
wajah memelas agar ia ikut, “Kau ingin pergi kemana sebenarnya?” tanya Kang San
bingung.
Woo
joo ternyata membawa Kang San ke rumah Eun Bi, disana mereka melihat Ho Tae
juga, Kang San menepuk punggung Ho Tae dari belakang hingga Ho Tae kaget dan
berbalik dengan posisi ingin menyerang ia pun mengeluh karena Kang San sudah
menakutinya.
Kang
San tanya apa yang dilakukannya,
“Apa kau ini semacam hantu? Apa tak bisa kau
membuat suara ketika muncul?” protes Ho tae.
Kang San bilang Ho Tae lah yang
begitu kenapa juga ia mengintip rumah orang lain. Ho Tae beralasan mau olahraga
saja tapi Woo Joo langsung menebak jika ia khawatir dengan Eun Bi. Ho Tae
mengelak dan bersikeras hanya jalan-jalan. Woo joo tetap merasa Ho Tae itu
khawatir dengan Eun Bi dan semakin menganggapnya orang yang baik.
Woo Joo
bilang dia sudah membawakan makanan untuk Eun Bi karena kemarin melihat Eun Bi
hanya membawa ramen. Kang San protes di tengah-tengah mereka, memangnya siapa
Eun Bi yang mereka bicarakan ini?
Woo
joo memanggil-manggil Eun Bi sementara Ho Tae ada disebelahnya, Kang San yang
berdiri agak jauh merasa Eun Bi tak ada di rumah saat ini tapi Woo Joo yakin ia
ada karena lampu rumah masih menyala. Ho Tae tiba-tiba tak sabaran dan langsung
membuka pintu, Woo Joo lalu masuk ke dalam, Kang San protes mereka bisa
ditangkap polisi masuk ke rumah orang sembarangan.
Ho
Tae menjaga Kang San agar tak ikut masuk menyusul Woo Joo.
Tiba-tiba Woo Joo
teriak memanggil mereka berdua, Kang San dan Ho tae berebut masuk dan kita
melihat Eun Bi sudah tak sadarkan diri di lantai, karena tak tahu dimana orang
tuanya Kang San hendak menelfon (mungkin polisi atau rumah sakit) tapi Ho Tae
langsung menyuruhnya minggir, ia panik dan tanya dimana rumah sakit lalu
berlari membawa Eun Bi kesana.
Eun
Bi telah ditangani oleh dokter dokter lalu tanya siapa wali Eun Bi dan Woo Joo
langsung mengaku, dokter lalu mengira bahwa Ho Tae adalah ayahnya ia lalu
memarahi mereka berdua yang membiarkan Eun Bi terkena malnutrisi (penyakit
kekurangan nutrisi/gizi) dan stress “Jika ini dilaporkan ke polisi ini bisa
jadi penelantaran anak” ucap sang dokter.
Ho Tae ingin protes bahwa ia bukan ayahnya tapi selalu
tak ounya kesempatan karena Woo Joo dan dokter terus bergantian bicara, ia
minta Kang San bicara sesuatu tapi Kang San dengan cueknya bilang tak ada yang
perlu ia katakan. Dokter menyarankan agar Eun Bi banyak makan makanan sehat dan
juga tidur ia tanya apa ayahnya mengerti, Ho Tae hanya bisa menghela nafas
dengan kesal.
Eun
Bi kini beristirahat di Chun Ji In, ketiganya kembali berunding di luar. Kang
San merasa mereka harus membawa Eun Bi kembali ke rumahnya jika tidak mereka
akan disebut menculik anak orang. Woo joo bilang tidak karena mereka membawanya
ke rumah sakit dalam keadaan darurat, tetap saja Kang San tak nyaman jika Eun
Bi dibawa pulang ke rumah.
“Bagaimana kita bisa membawa anak yang sakit ke
rumah yang tak ada orang satupun” ucap Woo Joo dan Kang San dengan berat
mengiyakan. Kang San lalu marah-marah menyalahkan orang tua Eun Bi yang tega membiarkan anaknya seperti itu.
“Tak semua orang tua itu mengorbankan dirinya” ucap Ho tae
“Tetap
saja harus ada tanggung jawab” ucap kang San, “Apa kau tahu kebanyakan anak
yatim piatu adalah mereka yang tak punya orang tua” balas Ho Tae.
“Lalu
kenapa mereka yatim piatu?” tanya Woo Joo
“Orang
tua mereka membuang mereka, mungkin ini juga yang terjadi padanya” ucap Ho Tae
Kang
San tanya darimana Ho tae tau?
“Enam
hal, aku sedikit berpengalaman pada hal itu” ucapnya.
Pyung
man datang bersama paman, tak ada gunanya bagi mereka mencari pemilik rumah
karena ibunya Eun Bi sendiri telah pergi dari rumah. Kang San melirik Ho Tae
yang tak terkejut dengan hal itu. Ibu Eun Bi telah membawa semua
barang-barangnya dan nomer telfonnya juga tak bisa dihubungi. Uang jaminan juga
sudah diambil semua jadi mereka harus pindah diakhir bulan ini.
Ho
Tae protes apa pemilik rumah itu tak tahu ada anak kecil tinggal sendiri
disana. Pyung Man mengingatkan betapa cueknya orang-orang sekarang ini. Ho tae
melihat paman berjalan pergi sementara yang lain masih berbincang menanyakan
ayah Eun Bi.
Paman duduk memandangi Eun Bi yang tertidur dan membetulkan
selimutnya.
Pyung Man juga kesal baru saja bayi mereka dibawa pulang oleh
ibunya kini datang anak yang lain. Woo Joo merasa itu hal yang baik, Pyung Man
mengiyakan atau sekalian saja mereka membuat panti asuhan, Woo joo dengan
polosnya bilang mereka tak punya uang untuk itu. Pyung man tersenyum ia hanya
bercanda ia juga menitip Kang San untuk menjaga Eun Bi.
Pyung man tak senang
melihat Ho Tae ia lalu menarik kasar Ho tae agar sedikit menjauh sambil
berbisik tanya apa sebenarnya maksud Ho tae disini, ia tak percaya saat Ho tae
bilang untuk menghasilkan uang dan mengancam akan terus memperhatikannya.
Di papan menu terdapat ucapan selamat bagi bayi Bo Mi yang telah bertemu dengan ibunya, dan inilah menu kali ini!
Kang
San dan Woo Joo membujuk Eun Bi yang tetap tak mau makan mereka menyajikan Cockscomb Nabak kimchi. Kang San berjanji akan mencari ibu dan ayah Eun Bi namun seberapa
keraspun mereka membujuk Eun Bi tetap tak mau makan. Ho Tae yang sedari tadi
mendengarkan dari luar tampaknya sudah mulai tak sabar, ia langsung membuka
pintu dengan keras hingga membuat Kang San dan yang lain terkejut.
Ho Tae pun
marah dengan membentak Eun Bi menyuruhnya tidak usah makan kalau memang tak
mau! Ia menghempas tangan Kang San yang coba menenangkannya.
“Jika kau menangis
seperti ini apa kau pikir ibumu akan kembali? Jika kau tak makan dan terus
menangis kau pikir seseorang akan menolongmu?! Mulai sekarang kau sendiri, kau
harus bertahan apapun yang terjadi! Tak ada yang menolongmu atau bisa
menolongmu! Apa yang kukatakan begitulah hidupmu! Apa kau mengerti!”teriaknya marah.
Kang
San kesal dan hendak menyeret Ho Tae keluar dari sana, tiba-tiba Eun Bi menangis memanggil-manggil ibunya, Woo Joo memeluk Eun Bi untuk menenangkannya. Ho Tae
kembali mengingatkan Eun Bi bahwa ibunya takkan datang hanya karena ia
menangis, ia harus makan jika ia ingin hidup dan itu semua akan semakin membaik
yahh...seiring waktu semuanya akan membaik.
Ho Tae seakan telah menumpahakan
segala pengalaman pahit yang sama yang pernah ia rasakan sewaktu kecil, ia keluar sambil membanting pintu.
Kang San kesal ia lalu mendekat pada Eun Bi
memintanya tak usah takut, Woo Joo juga takut melihat Ho tae tadi, tapi tak
mereka sangka saat itu juga Eun Bi mulai mau memakan makanannya, Woo Joo dan
Kang San bingung seakan tak percaya melihat hal itu.
Ho
Tae duduk merenung, di dekat rumah kontrakan Eun Bi ternyata Ho Tae kecil dulu
selalu menangis dan sering diejek oleh teman-temannya. Ho Tae seakan gerah
mengingat hal itu, ia lalu melihat seorang wanita keluar dari rumah kontrakan
Eun Bi.
Kang
San mengantarkan tamu mereka keluar dengan ramah, ia heran karena tak melihat
Ho Tae sedari tadi, Woo Joo keluar dengan paniknya mengabarkan jika Eun Bi
telah hilang.
Ho
Tae telah memilikii informasi dimana ayah Eun Bi berada,, ia kini sudah berdiri
di tempat judi pacuan kuda. Wanita yang Ho Tae temui bilang ayahnya Eun Bi gila
judi dan kerap memukuli istrinya, ia menelfon ayah Eun Bi untuk memberikan uang
keamanan. Ayah Eun Bi keluar dan tanya apa Ho tae membawa uangnya. Ho tae
mengabarkan ibunya Eun Bi telah pergi dan membawa semuanya uang itu hanya alasannya saja agar ayah Eun Bi mau menemuinya.
Ho Tae memberitahu jika Eun Bi
sakit namun sang ayah nampaknya cuek-cuek saja dan tanya memangnya kenapa. Ho
Tae menegaskan sekali lagi keadaan Eun Bi, “Jadi apa maumu dariku?” tanya ayah
Eun Bi. Ho Tae berusaha sabar untuk membujuk ayah Eun Bi melihat anaknya.
“Tak ada
bukti jika dia anakku, wanita itu bekerja di bar kenapa tak kau kirim dia ke
panti asuhan?” ucap sang ayah enteng.
“Tapi apa hubunganmu dengan wanita itu? Apa kau pernah tidur dengannya?” tanya ayah Eun Bi.
“Kita
semua bersaudara dari Dangun” ucap Ho Tae dan langsung menonjok muka ayahnya
Eun Bi hingga jatuh. Ayah Eun Bi mengancam akan melaporkan Ho Tae.
“Kau pernah
mendengar kejahatan yang sempurna kan? Itulah keahlianku jadi jangan berani
muncul dihadapanku sampai ajalmu karena selanjutnya kita bertemu akan menjadi
pemakamanmu!” Ho Tae mengingatkannya baik-baik ke Eun Bi karena ia
membiarkannya hidup sekarang adalah karena Eun Bi.
Ho Tae menemui Eun Bi yang
duduk di depan tangga pintu masuk sekolah? Ia tanya Eun Bi sedang apa? apa ia
sudah makan? Eun Bi mengiyakan. Keduanya bertatapan, Ho Tae terlihat canggung
“Baguslah” ucapnya singkat. Ia lalu melihat sepatu bot yang dipakai Eun Bi,
“Kenapa kau memakai sepatu hujan? Apa yang tak punya yang lain? Tanyanya. Eun
Bi bilang itu dibelikan ibunya ketika ia berulang tahun.
“Apa
kau siswa yang baik?” tanya Ho Tae
“Rata-rata” jawab Eun Bi
“kalau
begitu kau melakukannya dengan baik, dulu aku siswa yang buruk" ucap Ho Tae
“Pasti
kau dimarahi ibumu?” ucap Eun Bi.
“Aku
tak punya ibu” ucap Ho Tae. Eun Bi tanya apa ada orang yang tak punya ibu? Ho
Tae hanya tertawa kecil,
“Apakah aku harus ke panti asuhan sekarang?” tanya Eun
Bi, Ho Tae tanya siapa yang mengatakan itu padanya “Mereka bilang anak yang tak
punya ibu harus pergi kesana”
“Apa
karena itu kau berpura-pura ibumu ada? Agar kau tak dikirim ke panti asuhan?"
Eun Bi mengangguk. Ho Tae bilang ia takkan kesana dan mengajaknya tinggal di
restaurant, Eun Bi tanya kemana kakek (Ayah Lee). Ho Tae tanya apa Eun Bi tiap
hari ke restaurant untuk melihat kakek (ayah Lee) Eun Bi mengangguk, Ho Tae mengajaknya pergi.
Eun
Bi mengikuti Ho Tae berjalan dibelakangnya, ia terlihat kesulitan menyamakan
langkahnya dengan Ho tae, Eun Bi pun berlari dan menggenggam tangan Ho Tae. Ho
Tae kaget, langkahnya terhenti dan melihat Eun Bi disampingnya. Ho Tae balas
balas menggenggam tangan Eun Bi.
Eun Bi masih sulit menyesuaikan dengan langkah
Ho Tae yang terlalu cepat, tersadar akan hal itu Ho Tae pun berjalan perlahan
dan menyamakan langkahnya dengan Eun Bi layaknya seoranag ayah yang berjalan bersama putrinya dan keduanya berjalan pulang bersama. T____T #terharuu
Kang
San marah-marah ke Ho Tae mengira ia yang membawa Eun Bi keluar, Woo Joo datang
dan bilang Eun Bi pulang k erumah untuk mengambil tas dan bukunya lalu bertemu
dengan Ho Tae. Kang San menahan lengan Ho tae yang hendak pergi, ia tanya apa
Ho Tae bertemu dengan ayah Eun Bi, ia sudah dengar hal itu dari pemilik rumah
Eun Bi.
Ho Tae menolak menjawab dan pergi akan tetapi Kang San dan Woo Joo
tetap mengikuti dan meminta jawaban. Ho Tae akhirnya berhenti berjalan dan
tanya apa rencana mereka terhadap Eun Bi. Ho Tae melarang mereka bicara tentang
ayah Eun Bi yang bahkan menurutnya bukan manusia. “jadi kau bertemu dengannya?
Apa yang ia katakan?” tanya Kang San.
“orang
itu bilang agar anaknya dibawa ke panti asuhan, anak-anak lebih baik tanpa
mereka” ucap Ho tae.
paman yang tengah memotong sayuran di dapur terhenti setelah mendengar
Ho tae mengatakan hal itu. Kang San kesal dengan sikap ayah Eun Bi, Woo Joo
merasa Eun Bi harus tinggal disini, Kang san protes karena tak mudah menjaga
anak, Woo joo bilang akan melakukannya. Kang San rasa Eun Bi pasti masih punya
keluarga. “Bagaimana jika tidak? Apa kau akan mengirimnya ke panti asuhan?”
“Berhentilah
membuatku terlihat jahat!” protes Kang San.
Ho Tae memberitahu jika Eun Bi
berpura-pura tinggal dengan ibunya agar tak dikirim kesana, Kang San terdiam.
“Apa itu yang dikatakan eun Bi?’ tanya Woo joo dan Ho tae mengiyakan ia sudah
bilang ke Eun Bi jika ia bisa tinggal disini. Kang San kesal karena Ho Tae
bertindak sesukanya, Ho Tae menyuruhnya memotong gajinya saja. “Apa?”
“Biaya
untuk Eun Bi” ucap Ho Tae, Woo Joo juga ikutan, ia bilang paman juga pasti mau
dan kakek juga bilang akan memberi uang jika menang lotre. Kang San hanya bisa
menarik nafas.
Kang
San lalu duduk di samping makam ibunya sambil bersenangdung lagu kemarin “Itu
pasti asin, anggur yang diminum itu pasti asin” ujar Kang San setelah
bernyanyi.
Woo
Joo kembali datang sambil berteriak bilang ayah..ayah...Kang san pikir ayah
sudah pulang dan segera berlari. Tapi yang datang ternyata hanya kiriman rumput
laut saja. Mereka tanya pada pria yang mengantar apa ia bertemu dengan ayah
mereka, pria itu bilang ia bertemu di Busan. Woo joo tanya apa ayahnya sehat,
Ho tae dan kang san juga bertanya berurutan. Paman menyuruh mereka semua diam.
Akhirnya pria itu bisa menjelaskan jika ia hanya disuruh mengantar saja “Aku
tak bisa memikirkan cara untuk membalas kebaikan ayahmu tapi aku adalah orang
yang menjual rumput laut dan akan datang ke Seoul” ucapnya.
Kang
San tanya apa maksudnya dengan kebaikan, pria itu bilang ibunya punya jantung
yang buruk dan ayah Lee bilang Burdock kimchi baik untuk jantung dan ia
membuatkannya sebelum pergi, “AKu kurang begitu paham tapi yang jelas
keadaannya semakin membaik”
Pria
itu juga tak tahu kemana Ayah Lee akan pergi tapi ia sempat mengira ayah Lee
seorang menulis karena ia sering menulis.
Seorang
pria muda berdiri di depan Chun Ji In memandangi papan menu sementara seorang
wanita juga tengah mengamati restaurant.
Terlihat ayah Lee menulisi diarynya
dengan kegiatannya yang telah membuatkan burdock kimchi seakan sedang bercerita dengan istrinya ia
bilang ia sudah mengirim rumput laut ke anak mereka, “Ini sudah seminggu sejak
aku mengembara di jalan tanpa anak-anak, bisakah aku menemukan anak laki-laki
itu? Seorang anak yang harus aku temukan” pelayan datang tanya ayah Lee mau
pesan apa, Ayah Lee tanya berapa jauh lagi ke tempat pemberkatan, pelayan
bilang 20 menit lagi dengan bus.
Sementara
itu di Chun Ji In semuanya bingung mau diapakan rumput laut sebanyak itu, Ho
Tae bilang untuk buat sup ia heran kenapa mesti ke Busan apa mereka ada yang
tahu Woo Joo tanya ke Kang San. Kang San terlihat berpikir keras, “Mungkinkah
ini semacam teka-teki?” Kang San rasa ayahnya sedang memberi petunjuk apa yang
harus dimasak setelah plum blossom kimchi.
Ho Tae kesal karena Kang San
menghubungkannya dengan makanan. Kang San juga kesal menebak maksud ayahnya, ia
tanya apa paman dapat mengerti, paman menyuruhnya untuk memecahkan teka-teki
itu sendiri.
Seorang
wanita dengan tampang tegas masuk menyapa mereka, Eun Bi menatap wanita itu,
“Akhirnya aku menemukan tempat yang tepat” ucap wanita yang sama dengan yang
berdiri di luar tadi. Eun Bi pun menyapa wanita itu yang ternyata gurunya. Kang
San mengajak guru Eun Bi masuk. “Jika kau melakukan ini maka akan semakin
sulit?” ucap Guru Eun Bi.
Kang San tak paham apa maksudnya. Bu Guru melirik Eun
Bi, Kang San pun memanggil Eun Bi dan menyuruhnya masuk. Woo Joo tanya apa buk
guru sudah makan, buk guru bingung ditanya begitu.
Dan pria yangdi luar tadi
pun masuk., ia ingin menemui pemilik tempat ini. “Ayah kami sedang pergi dari
rumah dan dia tak ada disini saat ini” ucap Woo Joo, Guru Eun Bi melotot
mendengarnya. Ho Tae tanya pria itu siapa tapi pria itu malah mengabaikannya
dan tanya siapa yang bertanggungjawab disini.
“Apa kata-kataku tak terdengar
seperti kata untukmu? Aku tanya siapa kau?!” cetus Ho Tae. Pria itu balas tanya
siapa itu disisi mana untuk menyindir Ho tae.
Kang San tak enak hati karena masih ada
gurunya Eun Bi disana ia berusaha menenangkan Ho Tae tapi Ho Tae
menyingkirkannya dan mendekati pemuda tadi, “Aku ini Hyung mu!” tegas Ho Tae
tepat di depan wajah pria tadi. Keduanya saling beradu tatap dengan tajam!
Woo
Joo bingung apa maksudnya ini apa pria itu adalah adiknya Ho Tae? “Kurasa
kalian memang mirip bukankah begitu?” tanya Woo Joo ke guru Eun Bi. “Aku tidak
yakin tapi mereka sepertinya sedikit mirip” ucap bu guru.
“Apa
maksudmu mirip!” ucap keduanya dengan kasar secara tak sadar kepada bu guru.
Ibu guru pun tak terima dan mengingatkan siapa dirinya. “Apa bull kata yang
buruk?” tanya Ho tae yang tadi memang menambahkan kata bull.
“Lalu
apa itu baik? Jika kau lihat bull berarti omong kosong” secara tak sadar buk
guru hampir menerangkan pelajaran, hehee...
Ho Tae protes karena dia hyung maka pria itu tak boleh bilang begitu padanya, buk Guru menyuruh pria itu minta maaf ke Ho tae, “Kenapa harus aku?”
Ho Tae protes karena dia hyung maka pria itu tak boleh bilang begitu padanya, buk Guru menyuruh pria itu minta maaf ke Ho tae, “Kenapa harus aku?”
“itu
salah menggunakan kata “ini” atau sisi itu pada hyung mu” ucap bu guru
“Siapa
yang hyung ku? Aku tak punya hyung” ucap si pria
“kau
baru bilang dia hyung mu” ucap Woo Joo,
“Omong kosong apa ini” protes pria itu.
“Kau
tau Ungnyeo kan? Dia itu ibuku kita semua keturunan Dangun” ucap Ho tae
“jadi
dengan begitu kau hyungku?” Ho Tae membenarkan, pria itu tanya Ho Tae lulusan
mana. Kang san coba menenangkan tapi disuruh diam oleh Ho tae yang tak suka
pria itu membawa-bawa pendidikan.
Keduanya terus bertengkar hingga kang San
berdiri diantara mereka dan berteriak menyuruh mereka diam. Kang San memarahi
Ho tae karena marah pada hal yang sepele si pria terlihat senang melihat Ho tae
kena marah selanjutnya giliran si pria yang dimarahi karena mengabaikan
pertanyaan orang. Kini giliran Kang san yang terus marah-marah pada keduanya sampai-sampai ia tak sadar membentak ibu guru yang sedang ingn bertanya.
Buk
guru kesal, Kang san cepat-cepat minta maaf dan mengajak buk guru masuk ke
dalam. Ia tanya dulu apa kepentingan pria itu datang. “Kudengar Chun Ji In
sedang mencari chef” ucapnya.
Woo joo tanya apa ia chef namun paman cepat-cepat
menghentikannya, ia minta maaf pada buk guru akan hal ini. Seakan terpesona buk
guru langsung salah tingkah dan memaklumi tingkah anak muda sekarang.
Eun
Bi ternyata mendengarkan diam-diam percakapan mereka. Buk guru menjelaskan ia
terbatuk sedikit, intinya Eun Bi tak bisa tinggal bersama mereka dan harus masuk
ke panti asuhan. Kang San rasa lebih baik Eun Bi tinggal bersama mereka karena
tak ada kepastian ibunya akan kembali.
“Dan bagaimana kau bisa menjamin Eun Bi
akan lebih baik tinggal disini ketimbang dipanti asuhan?” tanya buk guru. Ho
Tae bertanya sebaliknya.
“Tinggal dengan pria muda yang bahkan bukan keluarganya paling berbahaya bagi seorang anak perempuan” tegas buk guru. Ho
Tae berdiri hendak protes, Woo Joo membela Ho Tae adalah orang yang baik
“Awalnya dia berbohong dan berteriak ke Eun Bi tapi...” Kang San panik ia
bilang ke buk guru ada yang namanya rumah asuh.
Buk guru bilang mereka tidak
sesuai, ia minta maaf karena
tenggorokannya agak terganggu karena pekerjaannya “Bahkan jika kau menikah kau
harus punya pengalaman membesarkan anak” terangnya.
Ho tae akan menemui ayah Eun Bi dan
menyuruhnya tanda tangan untuk menyerahkan Eun Bi pada mereka namun tak ada
kata ayah dalam pendaftaran sekolah Eun Bi bahkan jikapun mereka sesuai untuk
rumah asuh mereka tetap harus mendapatkan tanda tangan ibu Eun Bi dulu.
Ho Tae kesal karena sepertinya buk guru sangat ingin Eun Bi dibawa ke panti asuhan. Kang San menyuruhnya diam, ia memberitahu buk guru jika Eun Bi berpura-pura ibunya ada agar tak dikirim ke panti asuhan, ia mungkin tak pandai menjaga Eun Bi tapi ia yakin paman dan kakaknya bisa melakukannya. Buk guru tetap menolak sudah menjadi tugasnya menyediakan perlindungan bagi anak yang diabaikan secara sosial dan legal.
Ho Tae kesal karena sepertinya buk guru sangat ingin Eun Bi dibawa ke panti asuhan. Kang San menyuruhnya diam, ia memberitahu buk guru jika Eun Bi berpura-pura ibunya ada agar tak dikirim ke panti asuhan, ia mungkin tak pandai menjaga Eun Bi tapi ia yakin paman dan kakaknya bisa melakukannya. Buk guru tetap menolak sudah menjadi tugasnya menyediakan perlindungan bagi anak yang diabaikan secara sosial dan legal.
Ho
Tae protes karena buk guru memaksa muridnya pergi ke tempat yang tak
disukainya. Ia bilang karena itu ia datang ia percaya melindungi Eun Bi dibawah
perlindungan hukum jauh lebih aman. Woo Joo membujuk agar bu guru pura-pura
tak tahu jika ibu Eun Bi telah pergi tapi itu ditolak karena ia bahkan selalu
patuh pada lampu lalu lintas.
Paman tiba-tiba bilang ia akan mengadopsinya, Kang San dan yang lain menunggu jawaban buk guru, bu guru terlihat canggung untuk menjawab. Sementara pria muda tadi berjalan melihat isi restaurant.
Paman tiba-tiba bilang ia akan mengadopsinya, Kang San dan yang lain menunggu jawaban buk guru, bu guru terlihat canggung untuk menjawab. Sementara pria muda tadi berjalan melihat isi restaurant.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.