Sinopsis
Fermentation Family Eps 4 Part 1
Tambahan
pada ingatannya itu cukup membuat Ho Tae kaget namun nampaknya ia masih belum
mengingat semuanya. Eun Bi pun datang mengajaknya makan bersama yang lain, ia juga tanya apa Ho Tae menemui ayahnya.
Ho
Tae terlihat tak senang Eun Bi menanyakan itu, ia tanya apa Eun Bi yakin pria
itu adalah ayahnya. Eun Bi juga tak yakin.
“Aku juga tak yakin tentang
ayahku” balas Ho Tae. Eun Bi tanya apa Ho Tae juga tak tahu siapa ayahnya. Ho
Tae pun terdiam ia lalu melihat Eun Bi memakai sepatu bot itu lagi. Ho Tae
tanya apa Eun Bi tahu baseball, Eun Bi mengangguk.
“Kau
adalah pemukul, tak peduli pitcher melempar bola yang lurus atau melengkung
pemukul tetap harus memukulnya” Ho Tae menyuruh Eun Bi menjadi lebih kuat untuk
bisa menghadapi pitcher itu.
Eun Bi tanya bagaimana cara Ho Tae jadi kuat.
“Jangan takut, tak peduli seberapa cepat bola yang datang padamu kau tak boleh
takut, jika kau takut dan menutup matamu maka kau akan kalah, selama kau tak
takut maka kau akan menang” jelas Ho Tae
Eun
Bi mengangguk mengiyakan.
Mereka
pun makan bersama yang lain, Woo Joo menyuruh Eun Bi lain kali makan duluan
saja karena takut ia kelaparan namun Eun Bi lebih suka makan bersama yang lain.
Woo Joo memujinya. Ho Tae memberikan sup pada Eun Bi dan Kang San
tersenyum kecil melihat perhatian Ho Tae.
Paman
tak suka melihat cara makan Hae Joon yang terlihat tak semangat, “kau seperti
a***ng yang sakit”
Hae
Joon bingung sementara Kang San tak bisa menahan tawa dan menyemburkan nasinya ke
Hae Joon, Hae Joon merasa kesal dan mengelap tubuhnya, Kang San minta maaf ia
tanya memang pamannya pernah melihat itu, ia pun mengejek sindiran pamannya
itu.
Kang San balik tak senang menatap Ho Tae yang makan dengan tenang dan lahapnya.
“Kau
sungguh makan banyak” sindirnya
“Sekarang
kau bahkan berpikir memberi makanku itu sia-sia?”
Kang San hanya ingin Ho Tae
makan sesuai hasil kerjanya, Ho Tae protes, Eun Bi membela Ho Tae dan semua
tertawa mendengar ucapan Eun Bi.
Suasana
riuh seperti itu mengingatkan Hae Joon akan keadaan dirumahnya yang sangat
berbeda. Flashback : Hae Joon ternyata adalah anak orang kaya namun Hae Joon
kecil selalu makan sendirian meskipun pembantunya selalu menghidangkannya
masakan yang mewah. Flashbackend.
Hae
Joon tiba-tiba pamit undur diri dengan alasan tak biasa makan banyak. “kau
harusnya bilang dari awal sayang menyisakan makanan seperti itu” ungkap Woo Joo
dan Hae Joon sekali lagi meminta maaf.Ho
Tae menatap kepergian Hae Joon.
Ho Tae telah mencuci muka dan masuk ke kamar bersiap tidur namun ia terlihat kesal pada Hae Joon dan menendang bantalnya, Hae Joon bangkit dengan kesal dan tanya apa maunya.
Ho Tae telah mencuci muka dan masuk ke kamar bersiap tidur namun ia terlihat kesal pada Hae Joon dan menendang bantalnya, Hae Joon bangkit dengan kesal dan tanya apa maunya.
Ho Tae menyuruhnya geser
sedikit ke pinggir, ia pun melakukannya dan tidur memunggungi Ho Tae. Ho Tae
tidur dengan gaya seenaknya dan menghela nafasnya. Hal itu membuat Hae Joon
bangkit ia bilang ia orang yang sensitf dan tak bisa tidur jika mendengar
suara nafas.
“Apa
yang kau inginkan?” tanya Ho Tae yang sudah tak bisa lagi membuka mata sangking ngantuknya.
“Jika
bisa aku lebih suka kita tidur agak berjauhan” ucap Hae Joon
“Jangan
khawatir aku takkan menyentuhmu” ucap Ho Tae. Hal itu
membuat Hae Joon jadi takut, “kau tak punya kebiasaan aneh saat tidur kan?”
tanya Hae Joon namun yang ditanya sudah tertidur pulas.
Hae
Joon melihat kaki Ho Tae di atas selimutnya dan berusaha menarik selimutnya pelan-pelan,
Ho Tae tiba-tiba bangun dan teriak-teriak, ia menatap Hae Joon dan mengeluh hawanya sangat panas lalu melepas kaosnya dengan cueknya. Hae Joon mendelik kaget melihat tato di
punggung Ho Tae dengan takut-takut.
Ho Tae menatap arah matanya dan melirik
punggungnya namun ia terlalu ngantuk untuk bicara dan lanjut tidur, Hae Joon
merasa lega ia pun mematikan lampu dan kembali tidur. Tanpa sadar keduanya
malah tidur berhadapan dengan selimut yang sudah terlepas.
Hidangan Spesial Kali Ini!
Woo
Joo menghampiri Eun Bi yang menatap kardus berisi rumput laut itu lagi, ia
melihat kertas yang terselip di bawah rumput laut itu dan mengambilnya. Kang
San tengah menulis papan menu ia kesal karena tak tahu harus diapakan rumput
laut itu. Woo Joo datang memanggilnya lagi dengan panik. Mereka bergabung
bersama yang lain, Woo Joo menyerahkan surat dari ayah yang tadi ia dapatkan
dan Kang San segera membukanya.
terlihat gambaran Ayah
Lee tengah membuat kimchi dan anak-anak yang ada dipanti asuhan tadi
mengelilinginya. Ia menyuapkan satu ke mulut seorang anak dan anak tersebut
terlihat menyukainya, Ayah Lee pun tersenyum.
Narasi Ayah Lee:
“Aku
punya permintaan, aku ingin kalian berdua mengingat ketika instan berharga
ketika bahan-bahan yang nampaknya tidak berkaitan melewati tangan ibumu dan
menjadi kimchi yang lezat semua waktu itu tolong jangan lupakan dan ayah dengan
tulus berharap”
Kang
San heran mengapa Ayahnya menulis tulisan yang terdengar sedih.Ho Tae bilang
tulisan itu hanya tambah membingungkan mereka, Hae Joon rasa ada maksud
tersembunyi dalam surat itu. “Memang kau pikir kami tidak tahu itu” ucap Ho
Tae.
Kang San memanggil paman namun paman menyuruh mereka memecahkan hal itu
sendiri dan pergi bersama Hae Joon, Woo Joo juga tak mau pusing dan pergi
bersama Eun Bi. Ho Tae menatap Kang San yang menghela nafas karena tak tahu apa
maksud ayahnya.
Ho
Tae menjumpai guru Eun Bi yang sedang berolahraga di taman, (nama bu guru ini disini Jung Geum Joo kita panggil dengan guru Jung ya) saat itu Guru Jung sedang dalam posisi yoga berdiri denan kaki satu, ia pun kaget
mendengar sapaan Ho Tae dan Ho Tae tak sengaja memegang tangan bu guru yang oleng, Bu Guru
dengan cepat melepaskannya dan tanya apa mau Ho Tae.
“AKu cukup baik dalam berolahraga”
Ho Tae Ho tae mempraktekkan gaya bertinju, ia bilang ia suka tinju lalu ia
praktek gaya memukul dan bilang ia suka judo, “Aku bisa jadi pelatih pribadimu” ucapnya.
Guru Jung tak berminat dan hendak pergi, “Berikan aku kesempatan” pinta Ho
Tae, bu guru tanya untuk apa. Ho Tae bilang ia akan menemukan ibunya Eun Bi dan
minta diberi waktu.
“Apa
kau dapat kabar dari ibunya Eun Bi” tanya Guru Jung, Ho Tae bilang tidak
“jadi bagaimana kau
akan menemukannya?”
Ho
Tae bilang tak masalah dia akan menemukan dan membawanya, bu guru tanya sampai
kapan.
“Sampai aku menemukannya”
“jadi
maksudmu kau ingin menjaga Eun Bi sampai bisa menemukan ibunya?” Ho tae
mengiyakan
“Bukankah
sudah kubilang itu tidak bisa,tak ada yang bisa kulakukan” ucap Guru Jung. Ho Tae ingin bicara
namun bu guru bilang ia sudah lelah menjelaskan hal yang sama dan segera pergi
dari sana.
Hae
Joon mendatangi bumbu kimchi dan mencoba keduanya, ia pun memuji rasanya. Hae
Joon lantas kaget saat melihat paman sudah berdiri di sampingnya, Hae Joon
dengan takut-takut bilang jika ia hanya penasaran dengan rasanya. Paman
berjalan ke arahnya sambil menatapnya tajam namun ia hanya mengambil kimchi itu
saja.
Hae Joon coba tanya kapan mereka akan membuat bumbu kimchi lagi karena yang ia dengar bumbu kimchi di Chun Ji In adalah yang terbaik, ia ingin ikut membuatnya. Paman tanya siapa yang mengatakannya, Hae Joon terlihat gugup ia bilang tidak ingat, paman pun langsung pergi dan Hae Joon kesal ia heran apa yang salah dengan ucapannya.
Hae Joon coba tanya kapan mereka akan membuat bumbu kimchi lagi karena yang ia dengar bumbu kimchi di Chun Ji In adalah yang terbaik, ia ingin ikut membuatnya. Paman tanya siapa yang mengatakannya, Hae Joon terlihat gugup ia bilang tidak ingat, paman pun langsung pergi dan Hae Joon kesal ia heran apa yang salah dengan ucapannya.
Ho
Tae memikul barang belanjaan kang San sambal mengeluh kenapa Kang San tak
belanja sekalian kemarin, Kang San juga tak tahu jika stok timun sudha habis
dan yang dikebun juga tak cukup. Ho Tae minta mereka naik mobil saja Kang San
menyindir Ho Tae yang sudah lelah begitu saja, Ho Tae mengelak, ia hanya merasa
malu melakukan itu.
Kang
San berhenti saat melihat antrian di sebuah restaurant yang masih panjang
padahal jam makan siang sudah lewat.
Ia pun akhirnya mengajak Ho Tae makan disana namun hanya ia yang makan sementara Ho Tae memandanginya dengan heran. Kang San tanya apa ia mau, “Bukankah kau sudah makan siang tadi?” ucap Ho Tae
Ia pun akhirnya mengajak Ho Tae makan disana namun hanya ia yang makan sementara Ho Tae memandanginya dengan heran. Kang San tanya apa ia mau, “Bukankah kau sudah makan siang tadi?” ucap Ho Tae
Kang San
bilang takkan membagi makanannya ke Ho Tae, Ho Tae menyindirnya suka makan
makanan berminyak, Kang San mencoba satu per satu makanan itu. Ia lalu mendapat
telfon penting ia melirik Ho Tae yang juga menatapnya penasaran. Kang San tanya
pada orang di telfon dimana mereka harus bertemu.
Keduanya
sudah berada di ruangan DIrektur Hyun Sook dan ia pun menyapa Kang San dan Ho Tae.
Hyun Sook langsung membicarakan ke inti, ia bisa paham mengapa Kan San menolak
tawarannya untuk menjual Chun Ji In. “Aku menghormati sepenuhnya terhadap
tradisi dan budaya yang dijunjung tinggi oleh Chun Ji In, namun ada banyak
jalan untuk melakukan itu” Hyun Sook melirik sebentar ke Ho Tae yang terlihat
mengabaikannya.
Hyung Sook bilang Chun Ji In amat keras kepala menjaga metode
yang kuno dan basi mereka perlu revolusi dan metode yang lebih modern, Hanshik
Town adalah awal mula melakukan itu. Ia bilang Handol Food telah mempunyai tim
yang ahli untuk mengembangkan berbagai menu masakan korea. Ho Tae bangkit dan
mengajak Kang San pulang saja untuk menyiapkan makan malam. DIrektur Hyun Sook
menyindir sifatnya yang kasar.
“Begitu
juga dengan sikapmu Direktur, ada banyak restaurant lain kenapa kau begitu
bertekdan mendapatkan Chun Ji In?”
“Caramu
itu berbicara sangat kasar anak muda” tegas Hyun Sook. Ho Tae minta maaf dan
mengajak Kang San pergi.
“Bisakah
jika hanya ada satu saja?” ucap Kang San, ia tanya tak bisakah ada satu saja
restaurant korea yang menjunjung tinggi budaya kuno itu. Direktur Hyun Sook
menegaskan yang penting adalah rasa hidangan itu dan metode yang lebih modern
takkan mengubah rasa.
“Orang tuaku mengajarkanku bahwa karakter rasa datang dan
dihasilkan dari proses, aku tak melawan Hanshik town tapi jika restaurant
keluargaku hilang maka gerabah-gerabah kuno itu juga akan hilang begitu juga
dengan kebun sayur dimana udara segar berhembus dan sinar matahari yang baik,
dimana salju dan hujan turun ke tanah, bahan makanan mendapatkan rasanya dari
situ” jelas Kang San.
“Apa
itu yang kau khawatirkan? Ada banyak cara untuk itu”
Kang
San bilang seluruh kenangan juga akan hilang, bukan hanya makanan yang mereka
buat di Chun Ji In tapi juga waktu untuk menunggu kimchi matang serta saus dan
pasta untuk berfermentasi itu semua jadi bagian dari kenangan mereka.
Kang
San menyudahi pembicaraan ini dan hendak pergi, Hyun Sook lalu menyinggung
masalah finansial yang mereka hadapi hanya masalah waktu bagi Chun Ji In untuk
menghilang ia tak setuju penolakan hanya karena metode yang berbeda ia tanya
apa perkembangan zaman bisa mengubah keyakinan itu.
“Ayahku selalu bilang
menyesuaikan harmoni dengan perkembangan zaman bukan berarti harus mengadopsi
metode modern, ia bilang bukan metodenya tapi pencarian untuk menemukan rasa
baru sementara masih menjaga hal yang harus dijaga itulah jalan mencapai
keselarasan dengan perkembangan zaman”
Kang
San tiba-tiba tersadar akan sesuatu,
“Apa?” tanya Ho Tae bingung. Kang San pun
segera permisi dari sana. “Chun Ji In takkan jatuh dengan mudah, tunggu dan
lihat saja, Aku juga berharap hanshik town milikmu sukses” ucap kang San sebelum pergi.
DIrektur
Hyung Sook tersenyum “Ia benar-benar putri Lee Ki Chan” ujarnya.
Di Lobby
Ho Tae terus tanya apa yang sedang Kang San pikir dan Kang San menolak untuk
mengatakannya, Ho Tae juga tak begitu mau tahu, mereka lalu memuji mewahnya
gedung itu,
Kang San keluar duluan, Ho Tae baru ingat timunnya ia pun kembali ke bagian resepsionis untuk mengambilnya. Saat itu President Oh beserta sekretaris yang juga supirnya masuk, Ho Tae terhenti melihat mereka ia menatap si sekretaris dan merasa pernah melihatnya sebelumnya. Kang San lalu memanggilnya mengajak keluar Ho Tae menatap sekretaris itu sekali lagi.
Kang San keluar duluan, Ho Tae baru ingat timunnya ia pun kembali ke bagian resepsionis untuk mengambilnya. Saat itu President Oh beserta sekretaris yang juga supirnya masuk, Ho Tae terhenti melihat mereka ia menatap si sekretaris dan merasa pernah melihatnya sebelumnya. Kang San lalu memanggilnya mengajak keluar Ho Tae menatap sekretaris itu sekali lagi.
President
Oh tanya apa sekretarisnya belum menemukan orang itu, sekretaris mengiyakan”Dia
tidak terdaftar di keberangkatan loka" ucapnya. President Oh menyuruhnya untuk
segera menemukan orang itu.
Di
jalan Ho Tae melewati toko sepatu, ia pun memandangi toko itu sebentar sebelum
Kang San memanggilnya lagi.
Sesampainya di rumah Kang San langsung berteriak
jika ia sudah paham, Woo Joo tanya apa yang ia temukan.
“Aku
paham kenapa ayah mengirim rumput laut pada kita bukankah dia menyebutkan bahan
yang sepertinya saling berhubungan dengan yang dibuat ibu untuk menjadi masakan
enak?”
“Lalu?”
tanya Woo Joo
“Ayah
menemukan kimchi yang sesuai dengan masakan itali, ayah kita sangat jenius
unni” ucap Kang San senang namun Woo Joo masih tak paham apa maksudnya.
“Apa
kau akan membuat rumput laut menjadi kimchi?” tanya Ho Tae, kang San
membenarkan, “Gardenia Seed Seaweed Roll
Kimchi” ucap Kang San. Hae Joon tanya apa ia sungguh akan menjadikannya kimchi.
Kang San kembali mengiyakan, ia tanya apa Woo Joo ingat ibu mereka pernah
membuatnya, Woo Joo mengiyakan, Kang San tanya ke paman apa mereka punya
bahan-bahannya. Paman mengangguk.
Kang
San pun melakukannya dibantu oleh Woo Joo yang memotong sayuran, mereka
mencelup lobak yang telah dipotong ke dalam air rendaman kimchi, Eun Bi juga ada
melihatnya.
Flashback:
sambil membuat kimchi itu ibu tanya apa mereka tahu apa itu kebahagiaan? Flashbackend
“Kegembiraan?”
tanya Eun Bi, Woo Joo mengiyakan, ia bilang ke Kang San untuk lain kali
mengundang teman mereka datang, Kang San mengiyakan.
Flashback:“Letakkan
teman sekelas dari lobak dan disebelah sini lalu kita undang teman pindahan
dari laut lalu mengidang teman dari kelas sebelah” ucap Ibu mereka. Flashbackend
“Sudah”
ucap Kang San dewasa ia bilang ini saatnya mereka saling mengenal satu sama
lain, ia pung menggulung kimchi tersebut, “Dengan begini kalian menjadi teman
baik” ucapnya, hidangan itu selesai, Eun Bi memuji makanan itu kelihatan cantik sementara Hae Joon dan Ho Tae juga turut memperhatikan.
Terakhir Kang San menuangkan kaldu kedalam kimchi tersebut dan selesailah sudah. Kang San bertepuk senang begitu pula dengan Ho Tae namun melihat wajah bahagia Kang San yang menatapnya ia pun jaim dan berhenti tersenyum, Hae Joon juga kagum melihat kang San.
Terakhir Kang San menuangkan kaldu kedalam kimchi tersebut dan selesailah sudah. Kang San bertepuk senang begitu pula dengan Ho Tae namun melihat wajah bahagia Kang San yang menatapnya ia pun jaim dan berhenti tersenyum, Hae Joon juga kagum melihat kang San.
Kang
San melakukan hal yang sama dengan Woo joo yaitu pergi menemui bu guru setelah
sebelumnya mendapat informasi dari pyung man jika kimchi gardenia bermanfaat
untuk paru-paru juga mengatasi insomnia dan menghilangkan bekas jerawat, “Guru Jung orang yang sangat sensitf jadi ia pasti mengalami insomnia” namun baru sesaat Kang
San jadi merasa ragu untuk mengetuk pintu.
Bu Guru Jung pun sudah di rumah dengan kimchi di atas mejanya, Kang San ternyata
menulis surat untuk Guru Jung berisi manfaat kimchi tersebut yang juga bisa untuk
meredakan batu, ia ingat guru Jung mengeluh dengan batuknya kemarin,
“Hidangan
ini dubuat oleh ibuku dulu sekali dan ini pertama kalinya aku dan kakakku
membuatnya kami tak yakin akan rasanya tapi kami menaruh banyak hati disana
kami harap kau menyukainya” tulis kang San dalam surat itu.
Bu
guru membuka kimchi yang cukup banyak itu.
Ho
Tae menaruh sepatu yang baru ia beli untuk Eun Bi diam-diam disamping sepatu
bot Eun Bi. Kang San yang tak lama kelaur kaget melihat sepatu baru itu dan
sempat melihat Ho Tae ia pun tersenyum melihatnya.
Paginya
Ho Tae menyapu halaman dengan malas-malasan, Eun Bi muncul di depannya dengan
memakai sepatu pemberiannya. “Mereka sangat cocok” ucap Eun Bi senang. Ho Tae
pura-pura tak paham dan terus menyapu, Eun Bi bilang warnanya juga bagus, “Aku
akan menggunakannya untuk waktu yang lama”
“Gunakan
kapanpun kau mau” ucap Ho Tae sambil terus menyapu membelakangi Eun Bi.
“Terima
kasih Ahjussi” ucap Eun Bi, Ho Tae menatap Eun Bi yang tersenyum lebar padanya,
ia tak bisa untuk tak membalas senyuman itu, Ho Tae lantas meletakkan sapunya
dan berjalan cepat ke arah Eun Bi lalu menganggat dan melempar-lemparkannya,
Eun Bi tertawa bahagia begitupun dengan Ho Tae, ia memutar tubuh Eun Bi dan
mereka tertawa bersama.
Kang
San membawa Woo Joo ke restaurant italia yang kemarin ia kunjungi dengan Ho Tae, disitu Kang San mempromosikan
Gardenia Kimchi yang dapat mengurangi penyerapan kalori pada masakan itali yang
tinggi kalori. Woo Joo menambahkan jika Kang San adalah seorang chef, kang San
terus mengikuti si bos yang kelihatan mengabaikannya dan hanya memeriksa
kondisi restaurannya, ia terus menjelaskan manfaat kimchi itu pada si Direktur.
Emosinya memuncak saat si Direktur malah menegur pegwainya dan mengacuhkannya,
kang San menjerit memanggilnya ia menegaskan si direktur untuk memperhatikan
orang yang sedang bicara. “Bukankah sudah kubilang kami tidak butuh” ucap Direktur enteng.
“Paling
tidak cobalah sedikit” ucap Kang San melembutkan suaranya.
“Apakah
cocok membiarkan bau dari kimchi menyebar di restaurant ini? Dan juga kami menggunakan
acar yang dikirim dari Itali”
Kang San bilang kimchinya hanya pakai bawang
sedikit jadi tak begitu bau, Si Direktur tak mau tetap saja itu bau kimchi, ia bilang
ini hari Minggu dan mereka sangat sibuk.
Woo
Joo memberikan kimchi yang ia bawa itu untuk dimakan oleh Direktur saja, namun
hal itu ditolak. Woo Joo membujuknya lagi meski ia tak paham manfaat ini itu
kimchi itu sangat renyah dan harum seperti suara dari teman-teman sayur yang
tertawa. DIrektur terlihat bingung, Kang San cepat menjelaskan itu istilah yang
mereka ciptakan sendiri.
Direktur tak punya waktu mendengar hal seperti itu dan
menyuruh mereka pergi, Woo Joo meminta maaf Kang San membentaknya untuk tak
melakukan itu, “Kupikir kita bisa membicarakannya dengan baik karena aku telah
merasakan pasta disini, aku datang ke tempat yang salah” ujar Kang San kesal
dan segera mengajak Woo Joo pergi. Sementara si Direktur menatap toples kimchi
itu dengan penasaran.
Woo Joo tanya apa ia melakukan kesalahan lagi, kang San
bilang tidak namun Woo Joo terus meminta maaf hal itu membuat Kang San kesal “Berhenti
menyebut dirimu tak berguna, kau itu tak kurang apapun, si direkturlah
yang punya masalah!" Kang San menjerit kesal ke arah restaurant. Mereka jalan lagi, Woo
Joo mengingatkan mereka belum membayar angsuran pinjaman bulan ini. Kang San
bilang akan, “Apa kita bisa?” tanya Woo Joo.
Kang
San terlihat pusing meghitung keuangan mereka, ia menyerah dan menjatuhkan
kepala di atas meja mereka sepertinya takkan
bisa membayarnya bulan ini. Telfon lalu berbunyi dan Kang San mengangkatnya
tepat saat Ho Tae masuk membawa piring kotor. Ada pesanan untuk besok malam,
sebenarnya besok waktu mereka tutup namun ia tanya berapa orang, dan yang
ditelfon ternyata mau memesan dengan beberapa syarat.
Kang
San di luar sudah dipandangi oleh Woo Joo, Ho Tae dan Hae Joon. “Kenapa kalian
semua melihatku seperti itu” ucap Kang San. Ho Tae merasa yang memesan itu
orang gila, syaratnya adalah jangan membiarkan pelanggan datang, makanan harus
disajikan oleh kepala chef dan identitas orangnya harus dirahasiakan, ia
penasaran siapa sebenarnya orang ini.
Kang San juga tak tahu. “Apa kau bisa
menerima pesanan tanpa tahu siapa orangnya? Bagaimana jika orangnya tak muncul?’
tanya Hae Joon. Kang San bilang uangnya akan dikirim di awal dan upahnya lebih
dari yang mereka hasilkan seharian. Lagipula besok adalah hari off mereka jadi
mereka takkan menganggu pelanggan yang lain, hanya saja pelanggan memilih
makanan yang hendak dimakan.
Woo Joo tanya yang mana. “AKu akan katakan nanti
paman juga sudah setuju” ia lalu menatap Ho Tae dan menyuruhnya ke pasar besok
pagi. Ho Tae tak mau besok adalah hari liburnya dan mengeluhkan tubuhnya yang lemah. “Apa kau serius begini!” tanya
Kang San kesal. Hae Joon mengajukan dirinya, Kang San menerimanya dan
menjelek-jelekkan Ho tae yang punya tubuh yang lemah.
Ho Tae bilang kang San
mulai tak normal karena begitu tergila-gila akan uang bahkan menerima pekerjaan
dihari libur.
“Bagiku uang yang terpenting sekarang, aku akan menemukan cara menunjukkan
pada Handol Food Chun Ji In tak mudah diambil” ucapnya, raut wajah Hae Joon sedikit
berubah mendengarnya.
Guru Jung sudah berada di depan papan menu dan membacanya saja sudah membuatnya
selera. Ia kaget saaat melihat paman membuka pintu dan beralasan mau
mengembalikan tempat makan.
“Apa
kau sudah makan?” tanya paman
“Ada
tempat yang harus aku kunjungi” ia memberikan tempat makan ke paman dan hendak
pergi namun paman minta ia untuk masuk ke dalam.
Guru Jung pun makan bersama yang lain. Awalanya ia agak ragu mengangkat sendoknya
dan makan dengan jaim, ia lalu melihat Woo Joo menyuapi Eun Bi. Kang San tak
mau kalah dan ingin disuapi juga, Bu guru memperhatikan makan mereka satu per
satu gliran ke Hae Joon yang ternyata juag tengah memperhatikan yang lain
mereka salah tingkah saat saling tatap .
Sepertinya bu guru mulai merasa Eun Bi merasa senang tinggal disana dan yang lain juga perhatian pada Eun Bi.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.