SINOPSIS

Monday, 23 May 2016

Fermentation Family Eps 4 Part 1

Sinopsis Fermentation Family Eps 4 Part 1

Tambahan pada ingatannya itu cukup membuat Ho Tae kaget namun nampaknya ia masih belum mengingat semuanya. Eun Bi pun datang mengajaknya makan bersama yang lain, ia juga tanya apa Ho Tae menemui ayahnya.

Ho Tae terlihat tak senang Eun Bi menanyakan itu, ia tanya apa Eun Bi yakin pria itu adalah ayahnya. Eun Bi juga tak yakin.
“Aku juga tak yakin tentang ayahku” balas Ho Tae. Eun Bi tanya apa Ho Tae juga tak tahu siapa ayahnya. Ho Tae pun terdiam ia lalu melihat Eun Bi memakai sepatu bot itu lagi. Ho Tae tanya apa Eun Bi tahu baseball, Eun Bi mengangguk.
“Kau adalah pemukul, tak peduli pitcher melempar bola yang lurus atau melengkung pemukul tetap harus memukulnya” Ho Tae menyuruh Eun Bi menjadi lebih kuat untuk bisa menghadapi pitcher itu. 

Eun Bi tanya bagaimana cara Ho Tae jadi kuat. “Jangan takut, tak peduli seberapa cepat bola yang datang padamu kau tak boleh takut, jika kau takut dan menutup matamu maka kau akan kalah, selama kau tak takut maka kau akan menang” jelas Ho Tae
Eun Bi mengangguk mengiyakan.

Mereka pun makan bersama yang lain, Woo Joo menyuruh Eun Bi lain kali makan duluan saja karena takut ia kelaparan namun Eun Bi lebih suka makan bersama yang lain. Woo Joo memujinya. Ho Tae memberikan sup pada Eun Bi dan Kang San tersenyum kecil melihat perhatian Ho Tae.
Paman tak suka melihat cara makan Hae Joon yang terlihat tak semangat, “kau seperti a***ng yang sakit”
Hae Joon bingung sementara Kang San tak bisa menahan tawa dan menyemburkan nasinya ke Hae Joon, Hae Joon merasa kesal dan mengelap tubuhnya, Kang San minta maaf ia tanya memang pamannya pernah melihat itu, ia pun mengejek sindiran pamannya itu. 

Kang San balik tak senang menatap Ho Tae yang makan dengan tenang dan lahapnya.
“Kau sungguh makan banyak” sindirnya
“Sekarang kau bahkan berpikir memberi makanku itu sia-sia?” 
Kang San hanya ingin Ho Tae makan sesuai hasil kerjanya, Ho Tae protes, Eun Bi membela Ho Tae dan semua tertawa mendengar ucapan Eun Bi.

Suasana riuh seperti itu mengingatkan Hae Joon akan keadaan dirumahnya yang sangat berbeda. Flashback : Hae Joon ternyata adalah anak orang kaya namun Hae Joon kecil selalu makan sendirian meskipun pembantunya selalu menghidangkannya masakan yang mewah. Flashbackend.

Hae Joon tiba-tiba pamit undur diri dengan alasan tak biasa makan banyak. “kau harusnya bilang dari awal sayang menyisakan makanan seperti itu” ungkap Woo Joo dan Hae Joon sekali lagi meminta maaf.Ho Tae menatap kepergian Hae Joon. 

Ho Tae telah mencuci muka dan masuk ke kamar bersiap tidur namun ia terlihat kesal pada Hae Joon dan menendang bantalnya, Hae Joon bangkit dengan kesal dan tanya apa maunya.
Ho Tae menyuruhnya geser sedikit ke pinggir, ia pun melakukannya dan tidur memunggungi Ho Tae. Ho Tae tidur dengan gaya seenaknya dan menghela nafasnya. Hal itu membuat Hae Joon bangkit ia bilang ia orang yang sensitf dan tak bisa tidur jika mendengar suara nafas.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Ho Tae yang sudah tak bisa lagi membuka mata sangking ngantuknya.
“Jika bisa aku lebih suka kita tidur agak berjauhan” ucap Hae Joon
“Jangan khawatir aku takkan menyentuhmu” ucap Ho Tae. Hal itu membuat Hae Joon jadi takut, “kau tak punya kebiasaan aneh saat tidur kan?” tanya Hae Joon namun yang ditanya sudah tertidur pulas.

Hae Joon melihat kaki Ho Tae di atas selimutnya dan berusaha menarik selimutnya pelan-pelan, Ho Tae tiba-tiba bangun dan teriak-teriak, ia menatap Hae Joon dan mengeluh hawanya sangat panas lalu melepas kaosnya dengan cueknya. Hae Joon mendelik kaget melihat tato di punggung Ho Tae dengan takut-takut. 
Ho Tae menatap arah matanya dan melirik punggungnya namun ia terlalu ngantuk untuk bicara dan lanjut tidur, Hae Joon merasa lega ia pun mematikan lampu dan kembali tidur. Tanpa sadar keduanya malah tidur berhadapan dengan selimut yang sudah terlepas.


Hidangan Spesial Kali Ini!

Woo Joo menghampiri Eun Bi yang menatap kardus berisi rumput laut itu lagi, ia melihat kertas yang terselip di bawah rumput laut itu dan mengambilnya. Kang San tengah menulis papan menu ia kesal karena tak tahu harus diapakan rumput laut itu. Woo Joo datang memanggilnya lagi dengan panik. Mereka bergabung bersama yang lain, Woo Joo menyerahkan surat dari ayah yang tadi ia dapatkan dan Kang San segera membukanya.

terlihat gambaran Ayah Lee tengah membuat kimchi dan anak-anak yang ada dipanti asuhan tadi mengelilinginya. Ia menyuapkan satu ke mulut seorang anak dan anak tersebut terlihat menyukainya, Ayah Lee pun tersenyum.
Narasi Ayah Lee:
“Aku punya permintaan, aku ingin kalian berdua mengingat ketika instan berharga ketika bahan-bahan yang nampaknya tidak berkaitan melewati tangan ibumu dan menjadi kimchi yang lezat semua waktu itu tolong jangan lupakan dan ayah dengan tulus berharap”

Kang San heran mengapa Ayahnya menulis tulisan yang terdengar sedih.Ho Tae bilang tulisan itu hanya tambah membingungkan mereka, Hae Joon rasa ada maksud tersembunyi dalam surat itu. “Memang kau pikir kami tidak tahu itu” ucap Ho Tae.

Kang San memanggil paman namun paman menyuruh mereka memecahkan hal itu sendiri dan pergi bersama Hae Joon, Woo Joo juga tak mau pusing dan pergi bersama Eun Bi. Ho Tae menatap Kang San yang menghela nafas karena tak tahu apa maksud ayahnya.

Ho Tae menjumpai guru Eun Bi yang sedang berolahraga di taman, (nama bu guru ini disini Jung Geum Joo kita panggil dengan guru Jung ya) saat itu Guru Jung sedang dalam posisi yoga berdiri denan kaki satu, ia pun kaget mendengar sapaan Ho Tae dan Ho Tae tak sengaja memegang tangan bu guru yang oleng, Bu Guru dengan cepat melepaskannya dan tanya apa mau Ho Tae. 
“AKu cukup baik dalam berolahraga” Ho Tae Ho tae mempraktekkan gaya bertinju, ia bilang ia suka tinju lalu ia praktek gaya memukul dan bilang ia suka judo, “Aku bisa jadi pelatih pribadimu” ucapnya.
Guru Jung tak berminat dan hendak pergi, “Berikan aku kesempatan” pinta Ho Tae, bu guru tanya untuk apa. Ho Tae bilang ia akan menemukan ibunya Eun Bi dan minta diberi waktu.

“Apa kau dapat kabar dari ibunya Eun Bi” tanya Guru Jung, Ho Tae bilang tidak
“jadi bagaimana kau akan menemukannya?”
Ho Tae bilang tak masalah dia akan menemukan dan membawanya, bu guru tanya sampai kapan. 
“Sampai aku menemukannya”
“jadi maksudmu kau ingin menjaga Eun Bi sampai bisa menemukan ibunya?” Ho tae mengiyakan
“Bukankah sudah kubilang itu tidak bisa,tak ada yang bisa kulakukan” ucap Guru Jung. Ho Tae ingin bicara namun bu guru bilang ia sudah lelah menjelaskan hal yang sama dan segera pergi dari sana.

Hae Joon mendatangi bumbu kimchi dan mencoba keduanya, ia pun memuji rasanya. Hae Joon lantas kaget saat melihat paman sudah berdiri di sampingnya, Hae Joon dengan takut-takut bilang jika ia hanya penasaran dengan rasanya. Paman berjalan ke arahnya sambil menatapnya tajam namun ia hanya mengambil kimchi itu saja. 
Hae Joon coba tanya kapan mereka akan membuat bumbu kimchi lagi karena yang ia dengar bumbu kimchi di Chun Ji In adalah yang terbaik, ia ingin ikut membuatnya. Paman tanya siapa yang mengatakannya, Hae Joon terlihat gugup ia bilang tidak ingat, paman pun langsung pergi dan Hae Joon kesal ia heran apa yang salah dengan ucapannya.

Ho Tae memikul barang belanjaan kang San sambal mengeluh kenapa Kang San tak belanja sekalian kemarin, Kang San juga tak tahu jika stok timun sudha habis dan yang dikebun juga tak cukup. Ho Tae minta mereka naik mobil saja Kang San menyindir Ho Tae yang sudah lelah begitu saja, Ho Tae mengelak, ia hanya merasa malu melakukan itu.

Kang San berhenti saat melihat antrian di sebuah restaurant yang masih panjang padahal jam makan siang sudah lewat. 

Ia pun akhirnya mengajak Ho Tae makan disana namun hanya ia yang makan sementara Ho Tae memandanginya dengan heran. Kang San tanya apa ia mau, “Bukankah kau sudah makan siang tadi?” ucap Ho Tae 
Kang San bilang takkan membagi makanannya ke Ho Tae, Ho Tae menyindirnya suka makan makanan berminyak, Kang San mencoba satu per satu makanan itu. Ia lalu mendapat telfon penting ia melirik Ho Tae yang juga menatapnya penasaran. Kang San tanya pada orang di telfon dimana mereka harus bertemu.

Keduanya sudah berada di ruangan DIrektur Hyun Sook dan ia pun menyapa Kang San dan Ho Tae.

Hyun Sook langsung membicarakan ke inti, ia bisa paham mengapa Kan San menolak tawarannya untuk menjual Chun Ji In. “Aku menghormati sepenuhnya terhadap tradisi dan budaya yang dijunjung tinggi oleh Chun Ji In, namun ada banyak jalan untuk melakukan itu” Hyun Sook melirik sebentar ke Ho Tae yang terlihat mengabaikannya. 

Hyung Sook bilang Chun Ji In amat keras kepala menjaga metode yang kuno dan basi mereka perlu revolusi dan metode yang lebih modern, Hanshik Town adalah awal mula melakukan itu. Ia bilang Handol Food telah mempunyai tim yang ahli untuk mengembangkan berbagai menu masakan korea. Ho Tae bangkit dan mengajak Kang San pulang saja untuk menyiapkan makan malam. DIrektur Hyun Sook menyindir sifatnya yang kasar.
“Begitu juga dengan sikapmu Direktur, ada banyak restaurant lain kenapa kau begitu bertekdan mendapatkan Chun Ji In?”
“Caramu itu berbicara sangat kasar anak muda” tegas Hyun Sook. Ho Tae minta maaf dan mengajak Kang San pergi.

“Bisakah jika hanya ada satu saja?” ucap Kang San, ia tanya tak bisakah ada satu saja restaurant korea yang menjunjung tinggi budaya kuno itu. Direktur Hyun Sook menegaskan yang penting adalah rasa hidangan itu dan metode yang lebih modern takkan mengubah rasa. 

“Orang tuaku mengajarkanku bahwa karakter rasa datang dan dihasilkan dari proses, aku tak melawan Hanshik town tapi jika restaurant keluargaku hilang maka gerabah-gerabah kuno itu juga akan hilang begitu juga dengan kebun sayur dimana udara segar berhembus dan sinar matahari yang baik, dimana salju dan hujan turun ke tanah, bahan makanan mendapatkan rasanya dari situ” jelas Kang San.

“Apa itu yang kau khawatirkan? Ada banyak cara untuk itu”
Kang San bilang seluruh kenangan juga akan hilang, bukan hanya makanan yang mereka buat di Chun Ji In tapi juga waktu untuk menunggu kimchi matang serta saus dan pasta untuk berfermentasi itu semua jadi bagian dari kenangan mereka.
Kang San menyudahi pembicaraan ini dan hendak pergi, Hyun Sook lalu menyinggung masalah finansial yang mereka hadapi hanya masalah waktu bagi Chun Ji In untuk menghilang ia tak setuju penolakan hanya karena metode yang berbeda ia tanya apa perkembangan zaman bisa mengubah keyakinan itu. 

“Ayahku selalu bilang menyesuaikan harmoni dengan perkembangan zaman bukan berarti harus mengadopsi metode modern, ia bilang bukan metodenya tapi pencarian untuk menemukan rasa baru sementara masih menjaga hal yang harus dijaga itulah jalan mencapai keselarasan dengan perkembangan zaman”
Kang San tiba-tiba tersadar akan sesuatu,
 “Apa?” tanya Ho Tae bingung. Kang San pun segera permisi dari sana. “Chun Ji In takkan jatuh dengan mudah, tunggu dan lihat saja, Aku juga berharap hanshik town milikmu sukses” ucap kang San sebelum pergi.
DIrektur Hyung Sook tersenyum “Ia benar-benar putri Lee Ki Chan” ujarnya.

Di Lobby Ho Tae terus tanya apa yang sedang Kang San pikir dan Kang San menolak untuk mengatakannya, Ho Tae juga tak begitu mau tahu, mereka lalu memuji mewahnya gedung itu, 
Kang San keluar duluan, Ho Tae baru ingat timunnya ia pun kembali ke bagian resepsionis untuk mengambilnya. Saat itu President Oh beserta sekretaris yang juga supirnya masuk, Ho Tae terhenti melihat mereka ia menatap si sekretaris dan merasa pernah melihatnya sebelumnya. Kang San lalu memanggilnya mengajak keluar Ho Tae menatap sekretaris itu sekali lagi.

President Oh tanya apa sekretarisnya belum menemukan orang itu, sekretaris mengiyakan”Dia tidak terdaftar di keberangkatan loka" ucapnya. President Oh menyuruhnya untuk segera menemukan orang itu.

Di jalan Ho Tae melewati toko sepatu, ia pun memandangi toko itu sebentar sebelum Kang San memanggilnya lagi. 

Sesampainya di rumah Kang San langsung berteriak jika ia sudah paham, Woo Joo tanya apa yang ia temukan.
“Aku paham kenapa ayah mengirim rumput laut pada kita bukankah dia menyebutkan bahan yang sepertinya saling berhubungan dengan yang dibuat ibu untuk menjadi masakan enak?”
“Lalu?” tanya Woo Joo
“Ayah menemukan kimchi yang sesuai dengan masakan itali, ayah kita sangat jenius unni” ucap Kang San senang namun Woo Joo masih tak paham apa maksudnya. 
“Apa kau akan membuat rumput laut menjadi kimchi?” tanya Ho Tae, kang San membenarkan, “Gardenia  Seed Seaweed Roll Kimchi” ucap Kang San. Hae Joon tanya apa ia sungguh akan menjadikannya kimchi. Kang San kembali mengiyakan, ia tanya apa Woo Joo ingat ibu mereka pernah membuatnya, Woo Joo mengiyakan, Kang San tanya ke paman apa mereka punya bahan-bahannya. Paman mengangguk.

Kang San pun melakukannya dibantu oleh Woo Joo yang memotong sayuran, mereka mencelup lobak yang telah dipotong ke dalam air rendaman kimchi, Eun Bi juga ada melihatnya.
Flashback: sambil membuat kimchi itu ibu tanya apa mereka tahu apa itu kebahagiaan? Flashbackend

“Kegembiraan?” tanya Eun Bi, Woo Joo mengiyakan, ia bilang ke Kang San untuk lain kali mengundang teman mereka datang, Kang San mengiyakan.

Flashback:“Letakkan teman sekelas dari lobak dan disebelah sini lalu kita undang teman pindahan dari laut lalu mengidang teman dari kelas sebelah” ucap Ibu mereka. Flashbackend

“Sudah” ucap Kang San dewasa ia bilang ini saatnya mereka saling mengenal satu sama lain, ia pung menggulung kimchi tersebut, “Dengan begini kalian menjadi teman baik” ucapnya, hidangan itu selesai, Eun Bi memuji makanan itu kelihatan cantik sementara Hae Joon dan Ho Tae juga turut memperhatikan. 
Terakhir Kang San menuangkan kaldu kedalam kimchi tersebut dan selesailah sudah. Kang San bertepuk senang begitu pula dengan Ho Tae namun melihat wajah bahagia Kang San yang menatapnya ia pun jaim dan berhenti tersenyum, Hae Joon juga kagum melihat kang San.

Kang San melakukan hal yang sama dengan Woo joo yaitu pergi menemui bu guru setelah sebelumnya mendapat informasi dari pyung man jika kimchi gardenia bermanfaat untuk paru-paru juga mengatasi insomnia dan menghilangkan bekas jerawat, “Guru Jung orang yang sangat sensitf jadi ia pasti mengalami insomnia” namun baru sesaat Kang San jadi merasa ragu untuk mengetuk pintu.

Bu Guru Jung pun sudah di rumah dengan kimchi di atas mejanya, Kang San ternyata menulis surat untuk Guru Jung  berisi manfaat kimchi tersebut yang juga bisa untuk meredakan batu, ia ingat guru Jung  mengeluh dengan batuknya kemarin, 
“Hidangan ini dubuat oleh ibuku dulu sekali dan ini pertama kalinya aku dan kakakku membuatnya kami tak yakin akan rasanya tapi kami menaruh banyak hati disana kami harap kau menyukainya” tulis kang San dalam surat itu.

Bu guru membuka kimchi yang cukup banyak itu.

Ho Tae menaruh sepatu yang baru ia beli untuk Eun Bi diam-diam disamping sepatu bot Eun Bi. Kang San yang tak lama kelaur kaget melihat sepatu baru itu dan sempat melihat Ho Tae ia pun tersenyum melihatnya.

Paginya Ho Tae menyapu halaman dengan malas-malasan, Eun Bi muncul di depannya dengan memakai sepatu pemberiannya. “Mereka sangat cocok” ucap Eun Bi senang. Ho Tae pura-pura tak paham dan terus menyapu, Eun Bi bilang warnanya juga bagus, “Aku akan menggunakannya untuk waktu yang lama”
“Gunakan kapanpun kau mau” ucap Ho Tae sambil terus menyapu membelakangi Eun Bi.

“Terima kasih Ahjussi” ucap Eun Bi, Ho Tae menatap Eun Bi yang tersenyum lebar padanya, ia tak bisa untuk tak membalas senyuman itu, Ho Tae lantas meletakkan sapunya dan berjalan cepat ke arah Eun Bi lalu menganggat dan melempar-lemparkannya, Eun Bi tertawa bahagia begitupun dengan Ho Tae, ia memutar tubuh Eun Bi dan mereka tertawa bersama.

Kang San membawa Woo Joo ke restaurant italia yang kemarin ia kunjungi dengan Ho Tae, disitu Kang San mempromosikan Gardenia Kimchi yang dapat mengurangi penyerapan kalori pada masakan itali yang tinggi kalori. Woo Joo menambahkan jika Kang San adalah seorang chef, kang San terus mengikuti si bos yang kelihatan mengabaikannya dan hanya memeriksa kondisi restaurannya, ia terus menjelaskan manfaat kimchi itu pada si Direktur.
Emosinya memuncak saat si Direktur malah menegur pegwainya dan mengacuhkannya, kang San menjerit memanggilnya ia menegaskan si direktur untuk memperhatikan orang yang sedang bicara. “Bukankah sudah kubilang kami tidak butuh” ucap Direktur enteng.
“Paling tidak cobalah sedikit” ucap Kang San melembutkan suaranya.
“Apakah cocok membiarkan bau dari kimchi menyebar di restaurant ini? Dan juga kami menggunakan acar yang dikirim dari Itali” 

Kang San bilang kimchinya hanya pakai bawang sedikit jadi tak begitu bau, Si Direktur tak mau tetap saja itu bau kimchi, ia bilang ini hari Minggu dan mereka sangat sibuk.
Woo Joo memberikan kimchi yang ia bawa itu untuk dimakan oleh Direktur saja, namun hal itu ditolak. Woo Joo membujuknya lagi meski ia tak paham manfaat ini itu kimchi itu sangat renyah dan harum seperti suara dari teman-teman sayur yang tertawa. DIrektur terlihat bingung, Kang San cepat menjelaskan itu istilah yang mereka ciptakan sendiri. 

Direktur tak punya waktu mendengar hal seperti itu dan menyuruh mereka pergi, Woo Joo meminta maaf Kang San membentaknya untuk tak melakukan itu, “Kupikir kita bisa membicarakannya dengan baik karena aku telah merasakan pasta disini, aku datang ke tempat yang salah” ujar Kang San kesal dan segera mengajak Woo Joo pergi. Sementara si Direktur menatap toples kimchi itu dengan penasaran. 

Woo Joo tanya apa ia melakukan kesalahan lagi, kang San bilang tidak namun Woo Joo terus meminta maaf hal itu membuat Kang San kesal “Berhenti menyebut dirimu tak berguna, kau itu tak kurang apapun, si direkturlah yang punya masalah!"  Kang San menjerit kesal ke arah restaurant. Mereka jalan lagi, Woo Joo mengingatkan mereka belum membayar angsuran pinjaman bulan ini. Kang San bilang akan, “Apa kita bisa?” tanya Woo Joo.

Kang San terlihat pusing meghitung keuangan mereka, ia menyerah dan menjatuhkan kepala di atas meja mereka sepertinya  takkan bisa membayarnya bulan ini. Telfon lalu berbunyi dan Kang San mengangkatnya tepat saat Ho Tae masuk membawa piring kotor. Ada pesanan untuk besok malam, sebenarnya besok waktu mereka tutup namun ia tanya berapa orang, dan yang ditelfon ternyata mau memesan dengan beberapa syarat.

Kang San di luar sudah dipandangi oleh Woo Joo, Ho Tae dan Hae Joon. “Kenapa kalian semua melihatku seperti itu” ucap Kang San. Ho Tae merasa yang memesan itu orang gila, syaratnya adalah jangan membiarkan pelanggan datang, makanan harus disajikan oleh kepala chef dan identitas orangnya harus dirahasiakan, ia penasaran siapa sebenarnya orang ini. 

Kang San juga tak tahu. “Apa kau bisa menerima pesanan tanpa tahu siapa orangnya? Bagaimana jika orangnya tak muncul?’ tanya Hae Joon. Kang San bilang uangnya akan dikirim di awal dan upahnya lebih dari yang mereka hasilkan seharian. Lagipula besok adalah hari off mereka jadi mereka takkan menganggu pelanggan yang lain, hanya saja pelanggan memilih makanan yang hendak dimakan. 

Woo Joo tanya yang mana. “AKu akan katakan nanti paman juga sudah setuju” ia lalu menatap Ho Tae dan menyuruhnya ke pasar besok pagi. Ho Tae tak mau besok adalah hari liburnya dan mengeluhkan tubuhnya yang lemah. “Apa kau serius begini!” tanya Kang San kesal. Hae Joon mengajukan dirinya, Kang San menerimanya dan menjelek-jelekkan Ho tae yang punya tubuh yang lemah. 

Ho Tae bilang kang San mulai tak normal karena begitu tergila-gila akan uang bahkan menerima pekerjaan dihari libur. 
“Bagiku uang yang terpenting sekarang, aku akan menemukan cara menunjukkan pada Handol Food Chun Ji In tak mudah diambil” ucapnya, raut wajah Hae Joon sedikit berubah mendengarnya.

Guru Jung sudah berada di depan papan menu dan membacanya saja sudah membuatnya selera. Ia kaget saaat melihat paman membuka pintu dan beralasan mau mengembalikan tempat makan.
“Apa kau sudah makan?” tanya paman
“Ada tempat yang harus aku kunjungi” ia memberikan tempat makan ke paman dan hendak pergi namun paman minta ia untuk masuk ke dalam.

Guru Jung pun makan bersama yang lain. Awalanya ia agak ragu mengangkat sendoknya dan makan dengan jaim, ia lalu melihat Woo Joo menyuapi Eun Bi. Kang San tak mau kalah dan ingin disuapi juga, Bu guru memperhatikan makan mereka satu per satu gliran ke Hae Joon yang ternyata juag tengah memperhatikan yang lain mereka salah tingkah saat saling tatap . 

Sepertinya bu guru mulai merasa Eun Bi merasa senang tinggal disana dan yang lain juga perhatian pada Eun Bi.

Hae Joon masuk ke dalam restaurant, ia mendapat telfon dari ayahnya namun tak mau mengangkatnya.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.