SINOPSIS

Monday, 9 May 2016

Fermentation Family Eps 2 Part 1

Sinopsis Fermentation Family Eps 2 Part 1

Woo Joo tanya kapan Ho Tae datang, “Lima menit lalu” ucap Ho Tae. 
Kang San kesal karena Ho Tae pergi begitu saja dan menganggapnya tak berterima kasih. Ho Tae justru kembali untuk menyatakan rasa terima kasihnya, ia cukup percaya diri mengenai makanan, “Setelah mencicipi makanan itu sekali aku pasti takkan pernah melupakan rasanya” ucapnya.

Woo Joo tanya apa ia seorang chef. Ho Tae terlihat gugup ia hanya menyatakan jika ia akan membantu mereka di dapur selama ayah mereka pergi. Hanya Woo Joo yang terlihat senang mendengarnya.

Setelahnya Kang San menginterogasi Ho Tae seorang diri, ia tanya apa tujuan Ho Tae sebenarnya karena pekerjaan ini berbeda jauh dengan pekerjaan Ho Tae sebelumnya. Ho Tae menyindir Kang San yang sok tahu bagaimana kehidupannya sebenarnya dan memintanya jangan asal membuat kesimpulan, ia bilang itu adalah nasehat dari ayah Kang San sendiri.
Kang San tanya apa itu berarti ia sungguh-sungguh ingin berubah?
“itu pertanyaan yang sulit untuk dijawab karena aku juga tak begitu percaya pada ketulusan” 

Kang San mengeluh itu akan sulit karena hal utama dalam membuat makanan adalah ketulusan. Kang San hendak pergi, Ho Tae tiba-tiba bilang jika ia ingin mencobanya, “Apa sebenarnya ketulusan? Apakah itu benar ada?” Ho Tae bilang ia percaya diri dalam memasak, ia mengingatkan bukankah Kang San punya penilain 2% bahwa ia bisa berubah? Lalu kenapa tak memberinya pekerjaan.



Menu Spesial Episode Ini :
Plum Blossom Kimchi 

Ho Tae sudah di dapur bersama Kang San, Woo Joo dan paman. Kang San menyuruhnya untuk memasak apapun masakan yang ia tahu tapi bahan dasarnya adalah kimchi. Ho Tae terlihat berpikir sambil memperhatikan sekeliling. Ia lalu memecahkan telur dan mengocoknya lalu membuat telur dadar gulung isi kimchi. 

Ho Tae menyajikan masakannya untuk dicicipi oleh yang lain. Woo Joo memuji masakannya enak, Kang San malah bilang sebaliknya, ia bilang lapisan dalamnya kurang matang dan Ho Tae tidak mengeluarkan air dari kimchinya sehingga jadi lembek. Woo Joo bilang tetap saja rasanya enak, “Itu karena rasa kimchi keluarga kita yang enak” ucap Kang San.

Ho Tae mengambil sepotong dan mencicipinya, ia merasa itu enak. “Itu kan pendapatmu” ucap Kang San dan meminta pendapat dari pamannya. Paman melirik Ho Tae dan membuatnya salah tingkah. 
Kang San mengangkat tangan tanda tak setuju mempekerjakan Ho Tae, Woo Joo lalu mendukung Ho Tae, Ho Tae pun senang sementara Kang San cemberut menatap Woo Joo. 

“Kau terlihat tampan jika tersenyum” ucap Woo Joo melihat Ho Tae.
 “Apa kau memutuskan dari tampangnya?! Lagipula dia itu tidak tampan” keluh Kang San. 
Ia lalu meminta pamannya setuju dengannya namun paman mengingatkan jika mereka butuh bantuan, “Tapi kau sudah lihat kemampuan masaknya” ujar kang San.
Paman tanya siapa nama Ho Tae, Ho Tae pun menyebutkannya, Woo Joo lalu memperkenalkan namanya dan Kang San dan menyambutnya sebagai keluarga baru mereka. Ho Tae membungkuk memberi salam dengan semangat.

Ho Tae lalu menghampiri Kang San di luar dan tanya kenapa ia tidak mengungkapkan siapa dirinya saja tadi. Ia memuji dirinya yang pintar menjaga rahasia. “kau sudah melewaiti tes dengan jujur dan adil, aku tak perlu mengambil 2 % mu untuk berubah, lagipula ini hanya sementara aku akan menyingkirkan restaurant ini segera”
Ho Tae langsung menghadang Kang San, ia tanya apa Kang San berniat menjual restaurant ini.
 “Apa urusanmu?” bentak Kang San.

Ho Tae mengejek Kang San seperti anak yang tak berbakti, “kau harus menunggu paling tidak sampai ayahmu kembali” ia mengingatkan restaurant ini adalah hasil kerja ayahnya sedari awal dan ia dengan enteng mau menjualnya. 
kang San tak terima ucapan Ho Tae yang tak tahu apa-apa tentang keluarganya, ia memanggilnya Ho Tae Gun (tuan muda). Ho Tae protes, Kang San tanya apa ia mau dipanggil Yang (Nona muda) ia menyuruhnya jangan ikut campur.

“Aku tahu bagaimana kau dan bos sebenarnya, ayahmu pergi dan membuang restaurant ini dan anaknya dan seseorang dengan gembira akan menjualnya tempat ini, kalian berdua sama, ahli dalam melarikan diri tak heran orang bilang bagaimana seorang ayah begitulah putrinya”
Kang San benar-benar sudah kelewat kesal, ia lalu mengangkat kepalan tangannya ke depan wajah Ho Tae, Ho Tae kaget namun ia juga tak mengalah dan balas menatap Kang San. 

Woo Joo keluar dengan riang, ia lalu mendekati keduanya “Apa yang sedang kalian lakukan?” tanyanya bingung. Kang San melepaskan kepalan tangannya dan mengingatkan dirinya untuk sabar.
Ho Tae jadi bingung melihat Kang San pergi karena ia pikir Kang San akan memukulnya. “Siapa?” tanya Woo Joo bingung

Kang San berdiri di dapur mengamati siap sudut demi sudut isi dapur mereka. Ia sepertinya juga merasa sedih jika harus melepaskan itu semua. Ia lalu membayangkan ayahnya yang tengah memasak, Kang San lalu melihat lobak dan wortel yang belum mereka sentuh, ia bertanya apa sebenarnya yang ayahnya ingin mereka lakukan. Kang San hendak keluar dapur, namun saat di pintu ia berbalik dan menatap lobak dan wortel itu lagi seakan mengingat sesuatu.

Ho Tae berteriak kaget karena Woo Joo masuk ke kamarnya tanpa mengetok pintu padahal ia tengah melepas celananya. Woo Joo juga kaget dan memalingkan wajahnya. Dengan malu-malu ia mengingatkan Ho Tae jika mereka bangun jam 7 pagi.
“Apa?” ucap Ho Tae tak mengerti
“Terima kasih telah kembali menunjukkan rasa terima kasihmu kupikir kau benar-benar orang yan baik” Woo Joo lalu mempersilahkannya beristirahat.
Kang San tanya apa golongan darah Woo Joo, “Tipe A” ucap Woo Joo.
Ho Tae sepertinya agak lega karena dia tipe O

Woo Joo bilang ayahnya juga bergolongan darah O. Ho Tae kaget ia lalu tanya apa disini dulu pernah ada anak laki-laki. Woo Joo malah bilang dia belum menikah.
Ho Tae tanya apa Woo joo pernah punya adik laki-laki, “Tidak”
Ho Tae coba tanya lagi apa mungkin seorang anak yang tersesat ketika ia masih kecil, Woo Joo tak pernah dengar hal seperti itu, Ho Tae menyuruhnya lupakan saja. Ia lalu tanya apa mereka benar tak tahu kemana ayah lee pergi, Woo Joo membenarkan dan ayahnya juga tak punya telfon seluler.

Woo Joo ke kamar melihat kondisi si bayi yang tertidur pulas, ia rasa bayi itu seperti malaikat dan ibunya pasti juga merasa begitu saat melihat mereka bayi dulu. Hal itu lantas membuat Woo joo mengingat sesuatu.
Ia berlari ke dapur dan melihat Kang San sudah memotong wortel dan lobak. Kang San bilang ia tahu ayahnya ingin ini dibuat apa, Woo Joo juga sama, “Plum Blossom Kimchi” ucap mereka bersamaan.

Ho Tae keluar dari kamarnya, sementara itu paman melihat dari luar dapur Kang San dan Woo Joo tengah membuat kimchi bersama.
Ho Tae ternyata ke kamar ayah lee dan melihat foto keluarga mereka. Ingatan Ho Tae kembali muncul, ia dan ayahnya (yang wajahnya belum kelihatan) berjalan di taman bermain dengan bahagia, tiba-tiba sang ayah terlihat memegang dadanya karena kesakitan. Ho Tae mengeluh karena belum bisa mengingat wajah ayahnya. 

Ia pun mencari benda lain dan menemukan sebuah buku. Ho Tae membuka buku tersebut, dari balik lembar buku tersebut jatuh sebuah foto, Ho Tae memungutnya dan terlihat kaget setelah melihat gambarnya (gambarnya sendiri masih belum diperlihatkan ke kita)

Kang San dan Woo Joo menyusun sayur mereka ke dalam kendi. Flashback : Kang San dan Woo Joo kecil tengah melihat ibu mereka membuat kimchi, ibu mereka bilang kimchi ini terlihat seperti bunga plum yang mekar itulah kenapa disebut Plum Blossom. Kimchi ini adalah teman yang baik untuk mereka berdua karena air dari lobak mengandung vitamin C yang bisa meredakan batuk Kang San sementara wortel mengandung vitamin A yang baik untuk anemia Woo Joo. Ibu mengingatkan mulai sekarang mereka berdua harus berteman baik dengan kimchi ini. Flashback end.

Terakhir Woo Joo akan menuangkan kaldu kedalam kimchi, Kang San mencicipi dulu tapi ia merasa ada yang kurang dalam kuah kaldu itu, ia bingung apa yang salah.  Woo Joo merasa semua bahan sudah dimasukkan baik gula, garam dan cuka. Mendengar kata cuka Kang San jadi teringat sesuatu.

Flashback: Ibu menerangkan sebenarnya wortel ingin berteman dengan lobak tapi tanpa sadar ia memakan semua vitamin C pada lobak sehingga wortel merasa sedih, tapi cuka dari buah kesemek datang untuk bermain sehingga wortel dan lobak bisa bersama lagi. “Kalian mesti ingat saat kalian berdua berada dalam kesulitan selama kau punya orang seperti cuka kesemek kalian berdua akan baik-baik saja, apa kalian mengerti?” ucap Ibu. Flashback end.

Kang San sibuk mencari dimana cuka kesemek, Woo Joo akhirnya sadar jika mereka hanya menggunakan cuka biasa tadi, ia pun mengambilkan cuka kesemek yang dicari Kang San, Kang San mengajaknya untuk membuat lagi bersama. Akhirnya kuah kaldu itu pun dituangkan dan kimchi selesai dibuat, Kang San dan Woo Joo berhighfive atas kesuksesan mereka dan melompat kegirangan.

Ho Tae teringat dulu saat kecil ia pernah menangis di depan gedung panti asuhan memanggil-manggil ayahnya. Ia lalu berdiri di depan seorang direktur bernama Bae Mi Kyung dan orang tersebutlah yang memberi nama Gi Ho Tae padanya.
Kang San melihat Ho Tae tengah melamun di dekat penyimpanan kendi dan memanggilnya. Ho Tae melihatnya sebentar lalu ia bergumam ke langit apa yang sebenarnya terjadi padanya. 
Kang San tanya dia bilang apa, tapi Ho Tae hanya sibuk pada pikirannya sendiri, ia menghela nafas berat dan melihat foto yang ia temukan di ruangannya ayah yang ternyata fotonya saat kecil bersama Ayah Lee.

Kang San tiba-tiba teriak keras “Serahkan dirimu selagi aku masih baik!!”

Ho Tae bingung, “Untuk apa? Apa aku mata-mata atau pencuri?”

“Pencuriii!!” teriak Kang San, ternyata ia mengejar orang di belakang Ho Tae. Ho Tae ikut mengejar, Kang San mendorong Ho Tae untuk segera menangkap pencurinya, sementara Woo Joo langsung memgamankan bayinya yang menangis di kamar. Woo Joo berpikir untuk menelfon polisi saja tapi ia tak tahu harus menelfon kemana, ia lalu ketakutan mendengar suara teriakan Kang San. 

Kang San dan Ho Tae heboh mengejar si penyusup mereka melewati dapur dimana paman baru saja keluar, namun bukannya ikut mengejar ia cuek saja melihat si penyusup serta Ho Tae dan Kang San berlari melewatinya. Ho Tae berhenti karena kelelahan ia melihat si penyusup wanita itu yang sangat kuat berlari, “Apa?” tanyanya pada Kang San yang menatapnya kesal, Kang San menyindir staminanya Ho Tae itu payah.

Woo Joo berlari memghampiri Kang San menanyakan keadaannya, Kang San protes ke paman yang hanya diam saja padahal ia bisa menangkapnya, Paman hanya diam dan berbalik masuk ke kamarnya. 

“Apa pria itu benar-benar pencuri?” tanya Woo Joo. Ho Tae bilang itu seorang wanita dan juga seorang atlet karena ia biasanya bisa menangkap orang, “Wanita itu pasti atlet nasional” ucapnya. “Kenapa atlet nasional harus mencuri? Dia pasti lapar karena berlatih terlalu banyak” tanya Woo Joo dengan gaya polosnya.

Kang San menyuruh kakaknya tak usah menanggapi Ho Tae, “Itu hanya alasannya saja” Ho Tae tak terima, Woo Joo mendengar si bayi menangis dan permisi pergi. 

Kang San menahan Ho tae pergi untuk menginterogasinya, Kang san tanya apa wanita tadi datang untuk mencarinya, “Berhentilah bicara omong kosong” 
Kang san rasa wanita itu datang tepat setelah Ho Tae bekerja disini.  Ho Tae mengejek kemampuan otaknya Kang San. Kang San masih menghalanginya pergi “Aku bilang seperti ini karena banyak orang aneh berkerumun disini” ucapnya.

“Memangnya aku lalat kotoran?” protes Ho Tae, Kang San menantangnya untuk menjelaskan kenapa ia kembali kemari, ia tak percaya dengan alasan berterima kasih yang ia katakan.
“Berapa umurmu?” tanya Ho Tae
“jujurlah apa kau melarikan diri? Apa kau mengkhianati geng mu? Makanya mereka menghajarmu?” balas Kang San lain.
“Apa ayahmu akan kembali atau tidak? Dia akan menghilang selamanya kan?” ucap Ho Tae
“Apa kau tak punya tempat untuk sembunyi? Aku rasa kau tak begitu popular” balas Kang san
“Apa umurmu 27?”
Kang San menerka Ho Tae dianggap berkhianat karena melepaskan pria di restaurant. “Apa 30?” Kang San kesal dan bilang umurnya baru 20.

Ho Tae mengingatkan ia lebih muda darinya, meski begitu Kang San bilang dirinya lebih banyak pengalaman namun Ho Tae tak merasa melihatnya seperti itu. Ho Tae heran kenapa mereka tak ada yang menelfon polisi untuk mencari ayah mereka. Kang san bilang itu keputusan ayahnya dan ayahnya juga yang akan memutuskan kapan akan kembali. 

“Bagaimana jika ia tak kembali?” 
“Memangnya itu urusanmu?” balas Kang San.
Ho Tae bingung untuk menjelaskan dan bilang itu karena hubungan takdir karena ia pernah makan dan tidur disini dan dari keturunan Tangun (penemu korea) Kang San memilih pergi tidur saja. Ho Tae mengingatkan dunia ini lebih rumit dari yang ia kira. Kang San menguap dan menyindir Ho Tae yang jadi aneh akibat kerumitan dunia ini dan menyuruhnya tidur saja. Ho Tae mengeluh padahal jarang-jarang ia berkata bijak seperti itu tapi malah tak ada gunanya.

Kang san tanya kenapa ia bicara tak formal padanya, “Bukankah kau juga begitu?” balas Ho Tae
“Itu karena kau yang mulai”
“Kalau begitu teruslah karena aku akan terus begitu”
“Ya baiklah, selamat malam Ho Tae Gun” jawab Kang San.
Ho Tae kembali ke kamarnya dan melihat ada baju yang diberikan untuknya, ia kembali memandangi foto tadi dan menghelas nafas berat, “Aku lapar” ujarnya.


(Radish Cube Kimchi)

Kang San tak bisa tidur, ia tanya ke Woo Joo apa sebaiknya mereka mencari ayah saja, 
“Tapi ayah bilang jangan mencarinya” jawab Woo Joo
“Ini seperti cerita ibu tentang akhir kata si katak” 
Woo Joo tanya apa maksudnya. “Katak kecil tak pernah tahu apa yang dikatakan ibunya jadi ketika ibu katak mati ia minta dikuburkan di laut tapi katak kecil itu sungguh-sungguh mengubur ibunya di laut” cerita Kang San 
Woo Joo dengan takut tanya apa itu permintaan terakhir ayahnya, kang San bilang bukan, ia hanya tak bisa mengerti kenapa ayahnya yang begitu mencintai Chun Ji In tapi malah balik badan dan meninggalkannya. Woo Joo tiba-tiba teriak si bayi memanggilnya ibu, Kang san tak selera dan bilang ia tak dengar apa-apa. Woo Joo bersikeras si bayi mengatakannya. Woo Joo senang, ia lalu tanya apa yang dikatakan Kang San tadi, Kang san tersenyum kecut dan menghelas nafas.

Eun Bi kembali melihat papan menu restaurant pagi itu.

Paginya Ho Tae bersiap bekerja, paman masuk begitu melihat menu yang harus disiapkan paman langsung bekerja, Ho Tae tanya apa yang harus ia kerjakan. Paman menyuruhnya mencuci mentimun, Ho Tae kaget melihat banyaknya timun yang harus ia cuci.

Woo Joo terus meminta si bayi mengucapkan kata mama di depan Pyung man dan Kakek Guk Hwan tapi si bayi hanya diam saja, ia tetap kekeuh si bayi mengucapkannya semalam. “Kang San kau dengar kan?” tanya Woo Joo

Kang San tiba-tiba bilang mereka harus membayar 354 ribu won, Pyung Man kaget dengar harga yang fantastis, kang San bilang itu hutang kakek selama ini. Kakek tak terima memanya berapa banyak orang tua sepertinya bisa makan.
“Dari sarapan, makan siang dan makan malam kau selalu kesini untuk makan” 
Kakek menegaskan ia akan bayar nanti, Kang San menyindir ia sudah hampir mau mati menunggunya melunasi hutangnya. Kakek lalu tanya apa ia sudah dipecat dari tempat kerjanya, “AKu akan berangkat kerja sekarang!” tegas Kang San.

Pyung Man berbisik yang ia dengar dari president Kim Kang San akan menjual restaurannya. Kakek memukul meja marah mendengar hal itu, Pyung man bilang itu hanya gossip.
Namun Kang San mengatakan mereka harus menjualnya agar keluarga mereka tak bangkrut. Pyung Man minta ia memikirkannya lagi. Woo Joo mengiyakan, Kakek tanya berapa ia akan membayar semua hutang restaurant ini, Kang san tersenyum remeh, kakek bilang dia akan membeli lotre, dia juga mimpi mendapat ikan koi sebesar tangannya dan yakin akan menang. Pyung man mengejek itu hanya mimpi bodoh.

Mereka kaget saat mendengar suara paman berteriak, paman marah pada Ho tae karena kulit timunnya jadi rusak saat dicuci, Woo Joo sedih mereka tak bisa lagi menghidangkannya ke tamu, “Kenapa?” tanya Ho Tae bingung. 
Kang San teriak jika timun harus dicuci dengan air garam, Ho Tae bilang ia  menggunakan spon gosok agar bersih. Woo Joo juga bingung Ho Tae tak tahu hal dasar seperti itu, Ho Tae ingin membela diri namun paman bilang ia tak cocok bekerja di dapur dan menyuruh Woo Joo membersihkan sisanya. 

Paman kembali ke dapur dengan marah meski Woo Joo dan Kang san coba membujuknya. Ho Tae juga ingin pergi tapi ia kembali untuk bicara ke paman dari balik pintu kaca, “Aku memang tak pandai belajar tapi aku berkelahi dengan tinjuku juga aku punya kemampuan untuk mengingat rasa makanan, plus aku sungguh baik dalam membuat kimchi jjigae itulah kenapa aku pikir aku bisa berpura-pura menjadi chef, maafkan aku” 

Ho Tae minta maaf karena telah berbohong, tapi ia tak sengaja melakukannya ia benar-benar ingin bekerja di Chun Ji In. “Tak peduli apapun yang kau suruh aku akan melakukannya” Woo joo juga coba membujuk paman namun Ho Tae harus kecewa saat melihat paman tetap cuek.
Kang San mengejarnya berusaha membujuk Ho Tae untuk bertahan, ia mengingatkan bukankah kemarin kau bilang ingin bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak? "Apa kau sangat suka berbohong?" Ho Tae tak memperdulikannya dan masuk kedalam kamarnya, ia menatap foto itu kembali, ia merasa harus melupakan kemungkinan jika ia masih dicari oleh ayah Lee hingga saat ini.

Kang san mendatangi pamannya yang sedang mengambil bumbu kimchi dengan tujuan membuju paman agar mempekerjakan Ho Tae kembali, ia mengaku sudah tahu jika Ho Tae bukanlah seorang chef, “Kau juga tahu itu bukan?”
Ia memuji pamannya melakukan hal yang baik, ia bilang Ho Tae tampaknya tak begitu berbahaya, ia juga sepertinya punya masalah dan hanya ini tempat yang bisa ia tuju.  

Dengan nada menyesal Kang San merasa bersalah membawa Ho Tae pulang malam itu namun ia beralasan saat itu Ho Tae dipukuli hingga babak belur tapi ia masih belum menyerah. Kang San menghalangi paman yang akan pergi. "Apa kau tahu kenapa aku membawanya ke rumah daripada ke rumah sakit?" ternyata itu karena Ho Tae mengucapkan kata lapar sebelum ia pingsan itu membuatnya ingat kata-kata sang ayah "Jangan pernah membiarkan orang pergi dalamm keadaan lapar" terlebih pada saat itu dia juga kelaparan.

Ho Tae memandangi restauran sebelum ia pergi, paman pun muncul dan mengagetkannya. Ho Tae mengucapkan selamat tinggal seadanya dan hendak jalan namun paman memegang pundaknya dan memberikan gerakan kepala singkat agar ia masuk ke dalam.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.