Sinopsis
Fermentation Family Eps 2 Part 1
Woo
Joo tanya kapan Ho Tae datang, “Lima menit lalu” ucap Ho Tae.
Kang San kesal
karena Ho Tae pergi begitu saja dan menganggapnya tak berterima kasih. Ho Tae
justru kembali untuk menyatakan rasa terima kasihnya, ia cukup percaya diri
mengenai makanan, “Setelah mencicipi makanan itu sekali aku pasti takkan pernah
melupakan rasanya” ucapnya.
Woo
Joo tanya apa ia seorang chef. Ho Tae terlihat gugup ia hanya menyatakan jika
ia akan membantu mereka di dapur selama ayah mereka pergi. Hanya Woo Joo yang
terlihat senang mendengarnya.
Setelahnya
Kang San menginterogasi Ho Tae seorang diri, ia tanya apa tujuan Ho Tae
sebenarnya karena pekerjaan ini berbeda jauh dengan pekerjaan Ho Tae
sebelumnya. Ho Tae menyindir Kang San yang sok tahu bagaimana kehidupannya
sebenarnya dan memintanya jangan asal membuat kesimpulan, ia bilang itu adalah
nasehat dari ayah Kang San sendiri.
Kang
San tanya apa itu berarti ia sungguh-sungguh ingin berubah?
“itu pertanyaan
yang sulit untuk dijawab karena aku juga tak begitu percaya pada ketulusan”
Kang San mengeluh itu akan sulit karena hal utama dalam membuat makanan adalah
ketulusan. Kang San hendak pergi, Ho Tae tiba-tiba bilang jika ia ingin
mencobanya, “Apa sebenarnya ketulusan? Apakah itu benar ada?” Ho Tae bilang ia
percaya diri dalam memasak, ia mengingatkan bukankah Kang San punya penilain 2%
bahwa ia bisa berubah? Lalu kenapa tak memberinya pekerjaan.
Ho
Tae sudah di dapur bersama Kang San, Woo Joo dan paman. Kang San menyuruhnya
untuk memasak apapun masakan yang ia tahu tapi bahan dasarnya adalah kimchi. Ho
Tae terlihat berpikir sambil memperhatikan sekeliling. Ia lalu memecahkan telur
dan mengocoknya lalu membuat telur dadar gulung isi kimchi.
Ho Tae menyajikan
masakannya untuk dicicipi oleh yang lain. Woo Joo memuji masakannya enak, Kang
San malah bilang sebaliknya, ia bilang lapisan dalamnya kurang matang dan Ho
Tae tidak mengeluarkan air dari kimchinya sehingga jadi lembek. Woo Joo bilang
tetap saja rasanya enak, “Itu karena rasa kimchi keluarga kita yang enak” ucap
Kang San.
Ho
Tae mengambil sepotong dan mencicipinya, ia merasa itu enak. “Itu kan
pendapatmu” ucap Kang San dan meminta pendapat dari pamannya. Paman melirik Ho
Tae dan membuatnya salah tingkah.
Kang San mengangkat tangan tanda tak setuju
mempekerjakan Ho Tae, Woo Joo lalu mendukung Ho Tae, Ho Tae pun senang sementara Kang
San cemberut menatap Woo Joo.
“Kau terlihat tampan jika tersenyum” ucap Woo Joo melihat Ho Tae.
“Apa kau memutuskan dari tampangnya?! Lagipula dia itu tidak tampan” keluh Kang San.
“Kau terlihat tampan jika tersenyum” ucap Woo Joo melihat Ho Tae.
“Apa kau memutuskan dari tampangnya?! Lagipula dia itu tidak tampan” keluh Kang San.
Ia lalu meminta pamannya setuju dengannya namun paman
mengingatkan jika mereka butuh bantuan, “Tapi kau sudah lihat kemampuan
masaknya” ujar kang San.
Paman
tanya siapa nama Ho Tae, Ho Tae pun menyebutkannya, Woo Joo lalu memperkenalkan
namanya dan Kang San dan menyambutnya sebagai keluarga baru mereka. Ho Tae
membungkuk memberi salam dengan semangat.
Ho
Tae lalu menghampiri Kang San di luar dan tanya kenapa ia tidak mengungkapkan
siapa dirinya saja tadi. Ia memuji dirinya yang pintar menjaga rahasia. “kau sudah
melewaiti tes dengan jujur dan adil, aku tak perlu mengambil 2 % mu untuk
berubah, lagipula ini hanya sementara aku akan menyingkirkan restaurant ini
segera”
Ho
Tae langsung menghadang Kang San, ia tanya apa Kang San berniat menjual
restaurant ini.
“Apa urusanmu?” bentak Kang San.
Ho
Tae mengejek Kang San seperti anak yang tak berbakti, “kau harus menunggu
paling tidak sampai ayahmu kembali” ia mengingatkan restaurant ini adalah hasil
kerja ayahnya sedari awal dan ia dengan enteng mau menjualnya.
kang San tak
terima ucapan Ho Tae yang tak tahu apa-apa tentang keluarganya, ia memanggilnya
Ho Tae Gun (tuan muda). Ho Tae protes, Kang San tanya apa ia mau dipanggil Yang
(Nona muda) ia menyuruhnya jangan ikut campur.
“Aku
tahu bagaimana kau dan bos sebenarnya, ayahmu pergi dan membuang restaurant ini
dan anaknya dan seseorang dengan gembira akan menjualnya tempat ini, kalian
berdua sama, ahli dalam melarikan diri tak heran orang bilang bagaimana seorang
ayah begitulah putrinya”
Kang
San benar-benar sudah kelewat kesal, ia lalu mengangkat kepalan tangannya ke
depan wajah Ho Tae, Ho Tae kaget namun ia juga tak mengalah dan balas menatap
Kang San.
Woo Joo keluar dengan riang, ia lalu mendekati keduanya “Apa yang
sedang kalian lakukan?” tanyanya bingung. Kang San melepaskan kepalan tangannya
dan mengingatkan dirinya untuk sabar.
Ho
Tae jadi bingung melihat Kang San pergi karena ia pikir Kang San akan
memukulnya. “Siapa?” tanya Woo Joo bingung
Kang
San berdiri di dapur mengamati siap sudut demi sudut isi dapur mereka. Ia
sepertinya juga merasa sedih jika harus melepaskan itu semua. Ia lalu
membayangkan ayahnya yang tengah memasak, Kang San lalu melihat lobak dan
wortel yang belum mereka sentuh, ia bertanya apa sebenarnya yang ayahnya ingin
mereka lakukan. Kang San hendak keluar dapur, namun saat di pintu ia berbalik
dan menatap lobak dan wortel itu lagi seakan mengingat sesuatu.
Ho
Tae berteriak kaget karena Woo Joo masuk ke kamarnya tanpa mengetok pintu
padahal ia tengah melepas celananya. Woo Joo juga kaget dan memalingkan
wajahnya. Dengan malu-malu ia mengingatkan Ho Tae jika mereka bangun jam 7
pagi.
“Apa?”
ucap Ho Tae tak mengerti
“Terima
kasih telah kembali menunjukkan rasa terima kasihmu kupikir kau benar-benar
orang yan baik” Woo Joo lalu mempersilahkannya beristirahat.
Kang
San tanya apa golongan darah Woo Joo, “Tipe A” ucap Woo Joo.
Ho
Tae sepertinya agak lega karena dia tipe O
Woo Joo bilang ayahnya juga
bergolongan darah O. Ho Tae kaget ia lalu tanya apa disini dulu pernah ada anak
laki-laki. Woo Joo malah bilang dia belum menikah.
Ho
Tae tanya apa Woo joo pernah punya adik laki-laki, “Tidak”
Ho
Tae coba tanya lagi apa mungkin seorang anak yang tersesat ketika ia masih
kecil, Woo Joo tak pernah dengar hal seperti itu, Ho Tae menyuruhnya lupakan
saja. Ia lalu tanya apa mereka benar tak tahu kemana ayah lee pergi, Woo Joo
membenarkan dan ayahnya juga tak punya telfon seluler.
Woo
Joo ke kamar melihat kondisi si bayi yang tertidur pulas, ia rasa bayi itu
seperti malaikat dan ibunya pasti juga merasa begitu saat melihat mereka bayi
dulu. Hal itu lantas membuat Woo joo mengingat sesuatu.
Ia
berlari ke dapur dan melihat Kang San sudah memotong wortel dan lobak. Kang San
bilang ia tahu ayahnya ingin ini dibuat apa, Woo Joo juga sama, “Plum Blossom
Kimchi” ucap mereka bersamaan.
Ho
Tae keluar dari kamarnya, sementara itu paman melihat dari luar dapur Kang San
dan Woo Joo tengah membuat kimchi bersama.
Ho
Tae ternyata ke kamar ayah lee dan melihat foto keluarga mereka. Ingatan Ho Tae
kembali muncul, ia dan ayahnya (yang wajahnya belum kelihatan) berjalan di
taman bermain dengan bahagia, tiba-tiba sang ayah terlihat memegang dadanya
karena kesakitan. Ho Tae mengeluh karena belum bisa mengingat wajah ayahnya.
Ia
pun mencari benda lain dan menemukan sebuah buku. Ho Tae membuka buku tersebut,
dari balik lembar buku tersebut jatuh sebuah foto, Ho Tae memungutnya dan
terlihat kaget setelah melihat gambarnya (gambarnya sendiri masih belum
diperlihatkan ke kita)
Kang
San dan Woo Joo menyusun sayur mereka ke dalam kendi. Flashback : Kang San dan
Woo Joo kecil tengah melihat ibu mereka membuat kimchi, ibu mereka bilang
kimchi ini terlihat seperti bunga plum yang mekar itulah kenapa disebut Plum
Blossom. Kimchi ini adalah teman yang baik untuk mereka berdua karena air dari
lobak mengandung vitamin C yang bisa meredakan batuk Kang San sementara wortel
mengandung vitamin A yang baik untuk anemia Woo Joo. Ibu mengingatkan mulai
sekarang mereka berdua harus berteman baik dengan kimchi ini. Flashback end.
Terakhir
Woo Joo akan menuangkan kaldu kedalam kimchi, Kang San mencicipi dulu tapi ia
merasa ada yang kurang dalam kuah kaldu itu, ia bingung apa yang salah. Woo Joo merasa semua bahan sudah dimasukkan
baik gula, garam dan cuka. Mendengar kata cuka Kang San jadi teringat sesuatu.
Flashback:
Ibu menerangkan sebenarnya wortel ingin berteman dengan lobak tapi tanpa sadar
ia memakan semua vitamin C pada lobak sehingga wortel merasa sedih, tapi cuka
dari buah kesemek datang untuk bermain sehingga wortel dan lobak bisa bersama
lagi. “Kalian mesti ingat saat kalian berdua berada dalam kesulitan selama kau
punya orang seperti cuka kesemek kalian berdua akan baik-baik saja, apa kalian
mengerti?” ucap Ibu. Flashback end.
Kang
San sibuk mencari dimana cuka kesemek, Woo Joo akhirnya sadar jika mereka hanya
menggunakan cuka biasa tadi, ia pun mengambilkan cuka kesemek yang dicari Kang
San, Kang San mengajaknya untuk membuat lagi bersama. Akhirnya kuah kaldu itu
pun dituangkan dan kimchi selesai dibuat, Kang San dan Woo Joo berhighfive atas
kesuksesan mereka dan melompat kegirangan.
Ho
Tae teringat dulu saat kecil ia pernah menangis di depan gedung panti asuhan
memanggil-manggil ayahnya. Ia lalu berdiri di depan seorang direktur bernama
Bae Mi Kyung dan orang tersebutlah yang memberi nama Gi Ho Tae padanya.
Kang
San melihat Ho Tae tengah melamun di dekat penyimpanan kendi dan memanggilnya.
Ho Tae melihatnya sebentar lalu ia bergumam ke langit apa yang sebenarnya
terjadi padanya.
Kang San tanya dia bilang apa, tapi Ho Tae hanya sibuk pada
pikirannya sendiri, ia menghela nafas berat dan melihat foto yang ia temukan di
ruangannya ayah yang ternyata fotonya saat kecil bersama Ayah Lee.
Kang
San tiba-tiba teriak keras “Serahkan dirimu selagi aku masih baik!!”
Ho
Tae bingung, “Untuk apa? Apa aku mata-mata atau pencuri?”
“Pencuriii!!”
teriak Kang San, ternyata ia mengejar orang di belakang Ho Tae. Ho Tae ikut
mengejar, Kang San mendorong Ho Tae untuk segera menangkap pencurinya,
sementara Woo Joo langsung memgamankan bayinya yang menangis di kamar. Woo Joo
berpikir untuk menelfon polisi saja tapi ia tak tahu harus menelfon kemana, ia lalu ketakutan mendengar
suara teriakan Kang San.
Kang San dan Ho Tae heboh mengejar si penyusup mereka
melewati dapur dimana paman baru saja keluar, namun bukannya ikut mengejar ia
cuek saja melihat si penyusup serta Ho Tae dan Kang San berlari melewatinya. Ho
Tae berhenti karena kelelahan ia melihat si penyusup wanita itu yang sangat
kuat berlari, “Apa?” tanyanya pada Kang San yang menatapnya kesal, Kang San
menyindir staminanya Ho Tae itu payah.
Woo
Joo berlari memghampiri Kang San menanyakan keadaannya, Kang San protes ke
paman yang hanya diam saja padahal ia bisa menangkapnya, Paman hanya diam dan
berbalik masuk ke kamarnya.
“Apa pria itu benar-benar pencuri?” tanya Woo Joo.
Ho Tae bilang itu seorang wanita dan juga seorang atlet karena ia biasanya bisa
menangkap orang, “Wanita itu pasti atlet nasional” ucapnya. “Kenapa atlet
nasional harus mencuri? Dia pasti lapar karena berlatih terlalu banyak” tanya Woo Joo dengan gaya polosnya.
Kang
San menyuruh kakaknya tak usah menanggapi Ho Tae, “Itu hanya alasannya saja” Ho
Tae tak terima, Woo Joo mendengar si bayi menangis dan permisi pergi.
Kang San
menahan Ho tae pergi untuk menginterogasinya, Kang san tanya apa wanita tadi
datang untuk mencarinya, “Berhentilah bicara omong kosong”
Kang san rasa wanita itu datang tepat setelah Ho Tae bekerja disini. Ho Tae mengejek kemampuan otaknya Kang San. Kang San masih
menghalanginya pergi “Aku bilang seperti ini karena banyak orang aneh
berkerumun disini” ucapnya.
“Memangnya
aku lalat kotoran?” protes Ho Tae, Kang San menantangnya untuk menjelaskan kenapa ia kembali
kemari, ia tak percaya dengan alasan berterima kasih yang ia katakan.
“Berapa
umurmu?” tanya Ho Tae
“jujurlah
apa kau melarikan diri? Apa kau mengkhianati geng mu? Makanya mereka
menghajarmu?” balas Kang San lain.
“Apa
ayahmu akan kembali atau tidak? Dia akan menghilang selamanya kan?” ucap Ho Tae
“Apa
kau tak punya tempat untuk sembunyi? Aku rasa kau tak begitu popular” balas Kang san
“Apa
umurmu 27?”
Kang
San menerka Ho Tae dianggap berkhianat karena melepaskan pria di restaurant.
“Apa 30?” Kang San kesal dan bilang umurnya baru 20.
Ho Tae mengingatkan ia
lebih muda darinya, meski begitu Kang San bilang dirinya lebih banyak
pengalaman namun Ho Tae tak merasa melihatnya seperti itu. Ho Tae heran kenapa
mereka tak ada yang menelfon polisi untuk mencari ayah mereka. Kang san bilang
itu keputusan ayahnya dan ayahnya juga yang akan memutuskan kapan akan kembali.
“Bagaimana jika ia tak kembali?”
“Memangnya itu urusanmu?” balas Kang San.
Ho Tae bingung untuk menjelaskan dan bilang itu karena hubungan takdir
karena ia pernah makan dan tidur disini dan dari keturunan Tangun (penemu
korea) Kang San memilih pergi tidur saja. Ho Tae mengingatkan dunia ini lebih
rumit dari yang ia kira. Kang San menguap dan menyindir Ho Tae yang jadi aneh
akibat kerumitan dunia ini dan menyuruhnya tidur saja. Ho Tae mengeluh padahal
jarang-jarang ia berkata bijak seperti itu tapi malah tak ada gunanya.
Kang
san tanya kenapa ia bicara tak formal padanya, “Bukankah kau juga begitu?” balas Ho Tae
“Itu
karena kau yang mulai”
“Kalau
begitu teruslah karena aku akan terus begitu”
“Ya
baiklah, selamat malam Ho Tae Gun” jawab Kang San.
Ho
Tae kembali ke kamarnya dan melihat ada baju yang diberikan untuknya, ia
kembali memandangi foto tadi dan menghelas nafas berat, “Aku lapar” ujarnya.
(Radish Cube Kimchi)
Kang
San tak bisa tidur, ia tanya ke Woo Joo apa sebaiknya mereka mencari ayah saja,
“Tapi ayah bilang jangan mencarinya” jawab Woo Joo
“Ini
seperti cerita ibu tentang akhir kata si katak”
Woo Joo tanya apa maksudnya.
“Katak kecil tak pernah tahu apa yang dikatakan ibunya jadi ketika ibu katak
mati ia minta dikuburkan di laut tapi katak kecil itu sungguh-sungguh mengubur
ibunya di laut” cerita Kang San
Woo Joo dengan takut tanya apa itu permintaan terakhir ayahnya,
kang San bilang bukan, ia hanya tak bisa mengerti kenapa ayahnya yang begitu
mencintai Chun Ji In tapi malah balik badan dan meninggalkannya. Woo Joo
tiba-tiba teriak si bayi memanggilnya ibu, Kang san tak selera dan bilang ia
tak dengar apa-apa. Woo Joo bersikeras si bayi mengatakannya. Woo Joo senang,
ia lalu tanya apa yang dikatakan Kang San tadi, Kang san tersenyum kecut dan
menghelas nafas.
Eun
Bi kembali melihat papan menu restaurant pagi itu.
Paginya
Ho Tae bersiap bekerja, paman masuk begitu melihat menu yang harus disiapkan
paman langsung bekerja, Ho Tae tanya apa yang harus ia kerjakan. Paman menyuruhnya
mencuci mentimun, Ho Tae kaget melihat banyaknya timun yang harus ia cuci.
Woo
Joo terus meminta si bayi mengucapkan kata mama di depan Pyung man dan Kakek
Guk Hwan tapi si bayi hanya diam saja, ia tetap kekeuh si bayi mengucapkannya
semalam. “Kang San kau dengar kan?” tanya Woo Joo
Kang
San tiba-tiba bilang mereka harus membayar 354 ribu won, Pyung Man kaget dengar
harga yang fantastis, kang San bilang itu hutang kakek selama ini. Kakek tak
terima memanya berapa banyak orang tua sepertinya bisa makan.
“Dari sarapan,
makan siang dan makan malam kau selalu kesini untuk makan”
Kakek menegaskan ia
akan bayar nanti, Kang San menyindir ia sudah hampir mau mati menunggunya
melunasi hutangnya. Kakek lalu tanya apa ia sudah dipecat dari tempat kerjanya,
“AKu akan berangkat kerja sekarang!” tegas Kang San.
Pyung
Man berbisik yang ia dengar dari president Kim Kang San akan menjual
restaurannya. Kakek memukul meja marah mendengar hal itu, Pyung man bilang itu
hanya gossip.
Namun
Kang San mengatakan mereka harus menjualnya agar keluarga mereka tak bangkrut.
Pyung Man minta ia memikirkannya lagi. Woo Joo mengiyakan, Kakek tanya berapa
ia akan membayar semua hutang restaurant ini, Kang san tersenyum remeh, kakek
bilang dia akan membeli lotre, dia juga mimpi mendapat ikan koi sebesar
tangannya dan yakin akan menang. Pyung man mengejek itu hanya mimpi bodoh.
Mereka
kaget saat mendengar suara paman berteriak, paman marah pada Ho tae karena
kulit timunnya jadi rusak saat dicuci, Woo Joo sedih mereka tak bisa lagi
menghidangkannya ke tamu, “Kenapa?” tanya Ho Tae bingung.
Kang San teriak jika
timun harus dicuci dengan air garam, Ho Tae bilang ia menggunakan spon gosok agar bersih. Woo Joo
juga bingung Ho Tae tak tahu hal dasar seperti itu, Ho Tae ingin membela diri
namun paman bilang ia tak cocok bekerja di dapur dan menyuruh Woo Joo
membersihkan sisanya.
Paman kembali ke dapur dengan marah meski Woo Joo dan
Kang san coba membujuknya. Ho Tae juga ingin pergi tapi ia kembali untuk bicara
ke paman dari balik pintu kaca, “Aku memang tak pandai belajar tapi aku
berkelahi dengan tinjuku juga aku punya kemampuan untuk mengingat rasa makanan,
plus aku sungguh baik dalam membuat kimchi jjigae itulah kenapa aku pikir aku
bisa berpura-pura menjadi chef, maafkan aku”
Ho Tae minta maaf karena telah
berbohong, tapi ia tak sengaja melakukannya ia benar-benar ingin bekerja di Chun
Ji In. “Tak peduli apapun yang kau suruh aku akan melakukannya” Woo joo juga
coba membujuk paman namun Ho Tae harus kecewa saat melihat paman tetap cuek.
Kang
San mengejarnya berusaha membujuk Ho Tae untuk bertahan, ia mengingatkan bukankah kemarin kau bilang ingin bisa
membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak? "Apa kau sangat suka berbohong?" Ho Tae tak memperdulikannya dan masuk kedalam kamarnya, ia menatap foto itu
kembali, ia merasa harus melupakan kemungkinan jika ia masih dicari oleh ayah
Lee hingga saat ini.
Kang
san mendatangi pamannya yang sedang mengambil bumbu kimchi dengan tujuan membuju paman agar mempekerjakan Ho Tae kembali, ia mengaku sudah
tahu jika Ho Tae bukanlah seorang chef, “Kau juga tahu itu bukan?”
Ia memuji pamannya
melakukan hal yang baik, ia bilang Ho Tae tampaknya tak begitu berbahaya, ia juga sepertinya punya masalah dan hanya ini tempat yang bisa ia tuju.
Dengan nada menyesal Kang San merasa bersalah membawa Ho Tae pulang malam itu namun ia beralasan saat itu Ho Tae dipukuli hingga babak belur tapi ia masih belum menyerah. Kang San menghalangi paman yang akan pergi. "Apa kau tahu kenapa aku membawanya ke rumah daripada ke rumah sakit?" ternyata itu karena Ho Tae mengucapkan kata lapar sebelum ia pingsan itu membuatnya ingat kata-kata sang ayah "Jangan pernah membiarkan orang pergi dalamm keadaan lapar" terlebih pada saat itu dia juga kelaparan.
Ho Tae memandangi restauran sebelum ia pergi, paman pun muncul dan mengagetkannya. Ho Tae mengucapkan selamat tinggal seadanya dan hendak jalan namun paman memegang pundaknya dan memberikan gerakan kepala singkat agar ia masuk ke dalam.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.