Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Menurutku yang namanya
jalan-jalan ke taman hiburan itu pasti sangat menyenangkan. Apalagi jika pergi
bersama keluarga, tapi gak tau juga deh kalo keluarganya kayak keluarga Qi yue,
hehe....
Sampai di episode ini
sih kelihatannya hubungan mereka (Qi yue dan Ahmon) masih bisa tersimpan baik
dari kedua orang tua mereka. Kasihan juga membayangkan Yoo hui dan Xue wei jika
nanti tahu hubungan diantara kedua anak mereka. Padahal di episode ini mereka
lagi benar-benar mesra dan tak terpisahkan.
Jangan menilai buku
dari sampulnya, kira-kira itulah salah satu pesan yang saya dapat dari menonton
drama ini. Kita gak boleh menilai sikap seseorang sementara kita belum kenal
betul bagaimana dianya. Seseorang yang kita anggap nakal ternyata bisa jadi itu
hanyalah bentuk untuknya mencari perhatian karena ia memang memerlukan kasih
sayang dan perhatian dari orang lain. Dan juga satu hal yang penting juga tentu
adalah mengenai indahnya persahabatan. ^^
Episode 6
Ketiga sahabat itu
yaitu Qi yue, Qing zi dan Xiao cai berkumpul. Qing zi melihat Qi yue yang
senyum-senyum sendiri sedari tadi, ia pun menggoda sahabatnya itu. Begitu juga
dengan Xiao cai. Ketiganya bercerita mengenai pelukan Qi yue dan Ahmon. Qing zi
bahkan mencoba memberikan ide yang tidak-tidak pada Qi yue namun pada akhirnya
ia sendiri jijik akan ide tersebut. Ckckck.....
Qi yue tersenyum
senang kembali namun mengingat nasib Li xiang ia kembali sedih. Kedua
sahabatnya berusaha menenangkannya. “Qi yue kau harus mendapatkan cinta yang
manis” ucap Xiao cai. Hal itu tiba-tiba memberikan ide yang lain pada Qing zi,
sementara Qi yue dan Xiao cai bingung tak mengerti. Ternyata Qing zi
bermaksud mengajak sahabatnya membuat kue untuk diberikan pada pasangannya
masing-masing. Mereka lalu membuatnya bersama-sama.
Qi yue mengantuk menunggu
kuenya matang beda dengan Qing zi yang justru benar-benar bersemangat kali ini.
Akhirnya kue ketiganya pun matang dan dihias dengan bentuk yang cantik.
“Cemburu sekali, selain Qi yue kita tak punya seseorang untuk diberikan kue” ucap Xiao cai. Sepertinya mereka berdua belum tahu kalau Qing zi sedang berkencan dengan Yuan yi. “Aku punya” ucap Qing zi tapi ia berdalih bahwa itu bisa diberikan untuk teman sebagai tanda persahabatan.
Qi yue membawa kuenya dengan gembira didalam sebuah kotak. Ia berjalan menuju kelas Ahmon namun ia terkejut melihat Ahmon yang ternyata sedang Flu. Ahmon menanyakan tujuan kedatangannya. Qi yue mengatakan bahwa mereka telah praktek membuat kue semalam dan bermaksud memberikan hasilnya pada Ahmon.
“Cemburu sekali, selain Qi yue kita tak punya seseorang untuk diberikan kue” ucap Xiao cai. Sepertinya mereka berdua belum tahu kalau Qing zi sedang berkencan dengan Yuan yi. “Aku punya” ucap Qing zi tapi ia berdalih bahwa itu bisa diberikan untuk teman sebagai tanda persahabatan.
Qi yue membawa kuenya dengan gembira didalam sebuah kotak. Ia berjalan menuju kelas Ahmon namun ia terkejut melihat Ahmon yang ternyata sedang Flu. Ahmon menanyakan tujuan kedatangannya. Qi yue mengatakan bahwa mereka telah praktek membuat kue semalam dan bermaksud memberikan hasilnya pada Ahmon.
Ahmon merasa itu tidak cocok
untuk dia makan pada kondisi seperti ini. Tiba-tiba teman-temannya Ahmon datang
dan bergantian merampas kue itu. Ahmon lalu merampas kue itu kembali dan
berdalih bahwa nanti juga akan ada yang memakan kue itu. Ia dan teman-temannya
pun pergi meninggalkan Qi yue. Qi yue kesal karena merasa hasil kerjanya tak
dihargai oleh mereka.
Yuan yi duduk di kursi
lapangan sambil memegang kotak kue berwarna merah dengan wajah murung.
Flashback
Sebelumnya Qing zi telah mendatangi yuan yi untuk
memberikan kue hasil buatannya itu. Namun Yuan yi menolak memakannya karena itu
bukan ulang tahunnya dan ia tidak suka makanan manis. Hal itu tentu membuat
Qing zi kesal. (end of flashback)
Yuan yi terlihat
menyesali perkataannya. Qi yue mendatanginya, ia menanyakan kue itu yang
sepertinya adalah milik Qing zi. Ia lalu menggoda Yuan yi “Ini tidak seperti
yang kau pikir” ucap Yuan yi. “Apanya yang tidak?” jawab Qi yue sambil tetap
menggodanya. Qi yue bertanya sudah berapa lama Yuan yi kencan dengan Qing zi
namun Yuan yi meminta Qi yue untuk merahasiakan hal itu.
Tiba-tiba sebuah bola
melayang tepat diatas kue itu dan menghancurkannya. Dan itu adalah ulah Ahmon.
Ahmon :”Maaf aku
sedang flu jadi tanganku sedikit kaku” (bilang
aja cemburu mas bro)
Ahmon kesal karena
berpikir Qi yue juga memberikan kue yang sama kepada Yuan yi. “Kue itu dari
Qing zi” teriak Qi yue.
Yuan yi :”Kau juga
membuatnya? Ohh...jadi kau hanya cemburu padaku Ahmon”. Ahmon jadi salah
tingkah. Yuan yi kembali menggodanya “Kau sungguh manis jika cemburu”. Ahmon
membalasnya dengan bersin didepannya. Ia pun pergi dari tempat itu. Qi yue
senang melihat tingkah Ahmon.
Qi yue mengerjakan
pembukuan sebagai manajer tim basket. Ketika hendak pulang Li xiang masuk dan
mengajaknya untuk bicara.
Li xiang bersedia jika
Qi yue akan membencinya asalkan tidak membenci Yang ping. Qi yue mengatakan ia
mengerti mengapa Yang ping melakukan hal itu.
Li xiang :”berhenti
berpura-pura baik, apa kau tidak tahu apa itu benci”
Qi yue :”Aku telah
memikirkan hal ini baik-baik. Aku tidak benci kepadanya karena aku mengerti
dia. Selain itu aku merasa membenci itu sangat melelahkan”.
Li xiang :”Kau benar,
kenapa aku mau selelah ini selalu membenci seseorang dan selalu mencintai
seseorang juga”. Li xiang lalu menunjukkan pada Qi yue bahwa ia telah memotong
rambut panjangnya menjadi lebih pendek sekarang.
Hal ini dilakukannya untuk melupakan segala kenangan terhadap Ahmon. Qi yue ikutan nangis mendengar kisahnya. “Kenapa kau jadi menangis!” ucap Li xiang “Aku tidak se-menyedihkan itu”. Qi yue beralasan bahwa ia tersentuh. “Bukankan memalukan sekali menangis di tempat umum?” jawab Li xiang yang justru tetap menangis. Qi yue mencoba menenangkan dengan memberikan tisu. “Jika hal ini kau katakan pada orang lain kubunuh kau” ancam Li xiang. “Tidak aku janji” jawab Qi yue, Li xiang pun melanjutkan tangisnya.
Hal ini dilakukannya untuk melupakan segala kenangan terhadap Ahmon. Qi yue ikutan nangis mendengar kisahnya. “Kenapa kau jadi menangis!” ucap Li xiang “Aku tidak se-menyedihkan itu”. Qi yue beralasan bahwa ia tersentuh. “Bukankan memalukan sekali menangis di tempat umum?” jawab Li xiang yang justru tetap menangis. Qi yue mencoba menenangkan dengan memberikan tisu. “Jika hal ini kau katakan pada orang lain kubunuh kau” ancam Li xiang. “Tidak aku janji” jawab Qi yue, Li xiang pun melanjutkan tangisnya.
Di kampus Yang ping
berjalan dengan gontai. Ia berniat masuk ke kelasnya namun ia takut untuk
bertemu Ahmon. Tiba-tiba Ahmon datang menyuruhnya masuk.
Ahmon :”Apa kau begitu
membenciku, kau bahkan tak melihatku selama 2 hari ini. Kau tak mau bicara
denganku? Baiklah, aku tidak begitu paham perasaan orang lain”.
Yang ping :”kenapa kau
mengatakan hal seperti ini, kau tahu aku tak pernah bisa membencimu”
Ahmon :”Orang seperti
aku selalu membuat orang lain berfikir kita tak peduli”. Setelah mengatakan itu
Ahmon tiba-tiba pingsan dipelukan Yang ping.
Yang ping membawa Ahmon masuk ke mobil. Yuan yi melihat hal itu, ia lalu menanyakan keadaan Ahmon pada Yang ping.
Yang ping membawa Ahmon masuk ke mobil. Yuan yi melihat hal itu, ia lalu menanyakan keadaan Ahmon pada Yang ping.
Yang ping :”Flu nya
semakin parah dan demamnya semakin tinggi jadi aku menelepon ke rumahnya untuk
membawanya pulang”. Yuan yi berniat memberitahu Qi yue namun Yang ping melarangnya
karena takut Ahmon marah.
Yuan yi :”Lalu kenapa
ia tetap main basket?”
Yang ping :”Ahmon
tidak mau terlihat lemah dihadapan orang lain”
Yuan yi :”Bahkan
dihadapan orang yang ia suka? Tak ada orang yang selalu kuat. Yang ping
mengerti, Yuan yi lalu lanjut menelepon Qi yue.
Sementara itu di kamar
Ahmon merasa terganggu dengan seseorang yang terus menerus mengetuk pintu
rumahnya. Ia pun bergegas ke bawah untuk membuka pintu.
Qi yue muncul dan langsung memarahi Ahmon yang tak mau beristirahat selama ini dan tak memakan obatnya. Qi yue kembali merawat Ahmon. Qi yue ingin melihat alat pengukur panas Ahmon namun Ahmon malah menyuruhnya pulang. Qi yue membentaknya dan Ahmon pun memberikannya padanya “101.66, kenapa kau tidak bilang? Kenapa kau terlalu memaksakan diri sampai seperti ini? Apa kau tahu betapa khawatirnya aku begitu mendengarnya, aku ingin segera menemuimu untuk memeriksa keadaanmu”.
Qi yue muncul dan langsung memarahi Ahmon yang tak mau beristirahat selama ini dan tak memakan obatnya. Qi yue kembali merawat Ahmon. Qi yue ingin melihat alat pengukur panas Ahmon namun Ahmon malah menyuruhnya pulang. Qi yue membentaknya dan Ahmon pun memberikannya padanya “101.66, kenapa kau tidak bilang? Kenapa kau terlalu memaksakan diri sampai seperti ini? Apa kau tahu betapa khawatirnya aku begitu mendengarnya, aku ingin segera menemuimu untuk memeriksa keadaanmu”.
Ahmon :”Aku tidak tahu kau akan khawatir”
Qi yue :”Kau tidak
tahu? Itu salahmu aku jadi seperti ini, dan sekarang kau bilang kau tidak
tahu!?” Qi yue lanjut memarahinya “Aku sungguh khawatir sehingga tak bisa
menunggu lagi, aku berlari bahkan sebelum lampu merah menyala, ketika aku
melihat orang tua ingin menyebrang aku ingin...” belum siap Qi yue bicara Ahmon
menyuruhnya untuk tenang. Qi yue merasa dirinya tidak berguna dan tidapk dapat
diandalkan. Ahmon bangkit
mendekatinya dan berkata bahwa ia butuh senyumannya.
Ahmon :”Aku butuh kau
tertawa”
Qi yue :”Aku tak
mungkin tertawa begitu saja”
Ahmon :”Tapi dengan
Yuan yi kau bisa tertawa gembira
Qi yue :”Aku tidak!
Kapan, bagaiman, dimana!”
Ahmon :”Ya kau
tertawa, aku begitu kesal sampai panas demamku bertambah dua kali lipat”. Qi
yue tersenyum mendengarnya.
Ahmon :”Baiklah kalau
begitu hanya aku yang tak bisa membuatmu tertawa”.
Qi yue :”bukan begitu”
jawab Qi yue. Ahmon lalu berpura-pura sakitnya semakin parah. Qi yue pun
memaksakan dirinya tertawa di depan Ahmon.
Ahmon :”Tertawalah”
Qi yue :”Tapi aku
sudah melakukannya”
“Tapi tidak seperti
itu kemarin” ucap Ahmon. Ia lalu mendekat dan memegang wajah Qi yue lalu
menciumnya. “Kau sungguh mengesankan” ucap Ahmon.
Qi yue :”Aku akan
memasak untukmu”
Ahmon:”Kenapa rasamu
seperti es krim? Yang berikutnya harus menunggu aku lebih baik dulu”, ujar
Ahmon menggodanya. “Dasar bodoh” jawab Qi yue sambil berlari keluar.
Qi yue (dalam hati) “Ia selalu membuatku marah,
bingung, sedih, frustasi..” Qi yue melihat sisa kuenya diatas meja yang telah
dimakan sebagian. “Tapi, mengapa ia begitu lucu”, Qi yue tersenyum melihat kuenya
itu.
Yoo hui mencoba
menyuapkan bubur ke Ahmon, namun ia tak memakannya karena tidak suka melihat
sikap Yoo hui seperti itu. Yoo hui menganggap anaknya itu hanya malu disuapin
langsung olehnya. “Mengganggu sekali, aku minta kau jauh-jauh dariku dan
berhenti memakai celemek itu, oke?”.
Qi yue masuk ke kamar
berniat hendak pamit dengan Yoo hui. Yoo hui pun mengucapkan terima kasih
padanya karena telah menjaga Ahmon. Yoo hui meletakkan mangkuk bubur dan
berterima kasih sekali lagi sambil menggenggam tangan Qi yue. Ahmon langsung
menyuruh ayahnya melepaskan tangannya. Handphone Yoo hui berbunyi dan ia pun
meninggalkan keduanya di kamar.
Dalam hatinya Qi yue meminta maaf pada Yoo hui karena tak bisa menjadi kakak yang baik untuk Ahmon. Ia lalu teringat ciumannya tadi dengan Ahmon.
Dalam hatinya Qi yue meminta maaf pada Yoo hui karena tak bisa menjadi kakak yang baik untuk Ahmon. Ia lalu teringat ciumannya tadi dengan Ahmon.
Ahmon menarik
tangannya sehingga wajah keduanya menjadi sangat dekat.
Ahmon :”Apa yang kau
lamunkan? Memikirkan cara untuk meningkatkan ciumanmu?”
Qi yue :”Jangan bicara
omong kosong! Itu tidak benar”
Ahmon mendekatkan
wajahnya lagi hendak mencium, Qi yue memejamkan matanya. Tiba-tiba telfon
berdering, Ahmon menghentikan niatnya. “Angkatlah” ucapnya pada Qi yue dengan
alasan ia lagi sakit.
Qi yue lalu pergi mengangkat telfon itu. Qi yue menyapa namun tak ada sahutan. Kemudian tampak seorang pria asing tersenyum mendengar suara Qi yue di telfon dan ia langsung menutupnya. Qi yue menutupnya juga dan menganggap itu salah sambung. Pria asing tersebut tampak tersenyum kembali.
Qi yue lalu pergi mengangkat telfon itu. Qi yue menyapa namun tak ada sahutan. Kemudian tampak seorang pria asing tersenyum mendengar suara Qi yue di telfon dan ia langsung menutupnya. Qi yue menutupnya juga dan menganggap itu salah sambung. Pria asing tersebut tampak tersenyum kembali.
Qi yue kembali
memunguti bola di lapangan basket. Li xiang datang menyapanya sehingga Qi yue
terkejut, ia takut kalau Li xiang kembali ia akan merebut Ahmon kembali. Li xiang
sepertinya mengerti hal itu namun Qi yue membantahnya.
Ahmon datang dan
menyapa keduanya. Ia heran melihat keduanya sudah berteman sekarang. Yang ping
juga datang dan mengajak Ahmon untuk melanjutkan latihan. Li xiang malah
menyindir Yang ping dan mengatakan tak seharusnya ia menempel terus dengan
Ahmon karena itu sungguh menyedihkan.
Ketiganya nampak asik sekali mengobrol, sementara Qi yue sama sekali tak digubris, ia pun merasa dikucilkan disitu.
Ketiganya nampak asik sekali mengobrol, sementara Qi yue sama sekali tak digubris, ia pun merasa dikucilkan disitu.
Qing zi mengajak Qi
yue untuk berbelanja. Qing zi ingin mencari sepatu yang pantas untuk kencannya
besok. Ia bahkan menyebut kencannya itu sebagai pertarungan sampai mati.
Qi yue :”Pertarungan
sampai mati?’. Qing zi kemudian menjelaskan bahwa ia dan Yuan yi sama sekali
belum pernah benar-benar berkencan dan ia tidak mau kencannya yang pertama ini
akan menjadi kencan yang buruk sehingga ia harus terlihat sempurna besok.
Ia pun melihat sebuah sepatu higheels berwarna kecoklatan dan merasa sepatu itulah yang pantas untukknya. Sayangnya ukurannya terlalu kecil dan hanya itu satu-satunya stok yang ada.
Qing zi pun tak memperdulikannya dan tetap membelinya. Alhasil ia berjalan dengan menahan sakit. Qi yue menasehatinya untuk lebih baik memilih sepatu yang nyaman dipakai saja namun Qing zi tetap bersikeras akan memakainya dan beralasan lama-kelamaan itu akan pas untukknya.
Ia pun melihat sebuah sepatu higheels berwarna kecoklatan dan merasa sepatu itulah yang pantas untukknya. Sayangnya ukurannya terlalu kecil dan hanya itu satu-satunya stok yang ada.
Qing zi pun tak memperdulikannya dan tetap membelinya. Alhasil ia berjalan dengan menahan sakit. Qi yue menasehatinya untuk lebih baik memilih sepatu yang nyaman dipakai saja namun Qing zi tetap bersikeras akan memakainya dan beralasan lama-kelamaan itu akan pas untukknya.
Qi yue :”Aku sungguh
iri mendengarmu akan berkencan, tidak seperti aku yang tak punya pengalaman itu
sama sekali, kira-kira bagaimana ya jika aku kencan dengan Ahmon”. Qi yue lalu
membayangkan ia dan Ahmon jalan berdua sambil berpelukan mesra, lalu ada Yuan
yi dan Qing zi yang juga sedang berkencan. Mereka lalu duduk di padang rumput. Qi
yue tidur-tiduran di kaki Ahmon sementara Yuan yi dan Qing zi saling bersandar. Keduanya tampak
mesra menikmaati kencan mereka.
Dan khayalan pun
selesai, kedua gadis itu tersenyum-senyum membayangkan khayalannya. Lau keduanya
saling memandang dan tersadar dan lanjut dengan berusaha bersikap normal
kembali.
Tiba-tiba Qing zi
melihat ibunya Qi yue yang sedang memilih-milih baju ditempat itu dengan hati
gembira.
Xue wei lalu meminta pendapat putrinya itu baju mana yang bagus untuk dipakai kencan olehnya. “Bahkan ibu juga akan berkencan, oh kasihannya aku” pikir Qi yue dalam hati.
Ternyata dalam kencannya Xue wei dan Yoo hui mengikutsertakan Ahmon dan Qi yue juga dengan mereka. Ahmon kesal karena ia dipaksa ikut untuk menemani kencan ayahnya.
Xue wei lalu meminta pendapat putrinya itu baju mana yang bagus untuk dipakai kencan olehnya. “Bahkan ibu juga akan berkencan, oh kasihannya aku” pikir Qi yue dalam hati.
Ternyata dalam kencannya Xue wei dan Yoo hui mengikutsertakan Ahmon dan Qi yue juga dengan mereka. Ahmon kesal karena ia dipaksa ikut untuk menemani kencan ayahnya.
Yoo hui meminta maaf pada Qi yue karena telah
memaksanya ikut ke taman hiburan.
Qi yue :”tak apa, aku juga
sudah lama tidak pergi ke tempat itu”
Yoo hui :”Kalau begitu
aku lega, tadinya aku pikir karena ini hari minggu kau pasti ingin pergi
berkencan”
Xue wei :”Tidak
apa-apa, Qi yue kan belum pernah pergi kencan, dia itu sangat baik budi dan
selalu membantu di rumah”. Qi yue sedikit kesal mendengar perkataan ibunya itu,
apalagi Ahmon terlihat tersenyum menertawakannya, Qi yue lalu menyuruh ibunya
berhenti bicara.
Qing zi datang menemui
Yuan yi dengan memakai sepatu yang kekecilan kemarin. Meski menahan sakit ia
tetap berjalan penuh semangat. Yuan yi memuji Qing zi dengan mengatakan cantik.
Qing zi pun senang dan mengucapkan terima kasih, namun ia terkejut ketika Yuan
yi menyodorkan helm padanya. Hal itu karena tidak sesuai dengan rok pendek dan
sepatu tingginya. Yuan yi pun mengajaknya naik kereta api.
Keduanya berjalan
menuju stasiun kereta, Qing zi benar-benar merasa sakit pada kakinya namun ia
tetap bersikap santai di depan Yuan yi. Keduanya sempat mengatakan tujuan
kencan yang berbeda, Qing zi ingin ke bioskop sementara Yuan yi menonton
pertandingan. (ya ampun Yuan yi, ini kan kencan, masa bola mulu siiihh....).
Percakapan selanjutnya adalah tempat makan dan lagi-lagi jawaban mereka juga berbeda antara pasta itali dan mie tantan. Mereka pun memutuskan untuk ke stasiun saja dulu dan akan memikirkannya nanti. Dan sambil menahan rasa sakitnya Qi zi juga harus menahan rasa kesalnya karena ia tak pernah nyambung dengan pasangannya itu.
Percakapan selanjutnya adalah tempat makan dan lagi-lagi jawaban mereka juga berbeda antara pasta itali dan mie tantan. Mereka pun memutuskan untuk ke stasiun saja dulu dan akan memikirkannya nanti. Dan sambil menahan rasa sakitnya Qi zi juga harus menahan rasa kesalnya karena ia tak pernah nyambung dengan pasangannya itu.
Rombongan Yoo hui dan
Xue wei pun tiba di taman hiburan. Keduanya langsung menikmati suasana gembira
bersama. Sementara untuk Qi yue sepertinya hanya ia saja yang gembira sementara
Ahmon tampak biasa saja, “Kau juga seperti anak-anak” ucapnya pada Qi yue.
Qi yue :”Ini mengingatkanku pada masa kecil ketika
ayahku dulu sering membawaku ke sini”
Ahmon:”Kalau begitu
bergembiralah, aku akan minum kopi”, dan Ahmon pun pergi meninggalkannya pada Yoo hui dan Xue wei.
Yoo hui mengajak Xue
wei untuk mencoba Roller Coaster, “Wah,
asyik sekalii...”ucap Xue wei, Yoo hui pun lalu memeluknya. Qi yue sedikit aneh
melihat tingkah mereka itu. Seorang anak
kecil tak sengaja menubruk Xue wei, kemudian ibu anak itu memohon maaf dan
menggendong anaknya pergi. Yoo hui melihat anak kecil itu.
Yoo hui :”Bagi anak
kecil taman hiburan itu pasti sebuah hadiah dari surga. Ini pertama kalinya aku
membawa Ahmon ke taman hiburan, ketika ia kecil aku selalu berjanji padanya
untuk membawanya kesini jika aku punya waktu, tapi aku tak pernah menepati
janjiku itu”. Mendengar hal itu akhirnya Qi yue mengerti mengapa Ahmon membenci
tempat ini.
Keadaan kaki Qing zi semakin parah, Yuan yi membantunya duduk dan Qing zi pun melepas sebentar sepatunya dan mengelus-elus kakinya itu. “Apa kau baik-baik saja?” ucap Yuan yi, Qing zi pun menjawab ia baik-baik saja. Namun Yuan yi tampak berfikir sebentar dan berlari meninggalkannya.
Keadaan kaki Qing zi semakin parah, Yuan yi membantunya duduk dan Qing zi pun melepas sebentar sepatunya dan mengelus-elus kakinya itu. “Apa kau baik-baik saja?” ucap Yuan yi, Qing zi pun menjawab ia baik-baik saja. Namun Yuan yi tampak berfikir sebentar dan berlari meninggalkannya.
Yoo hui menceritakan
Ahmon pada Xue wei : Yoo hui mengakui ia
tak pernah bisa melakukan hal yang seharusnya dilakukan seorang ayah, ia juga tak
pernah mengajarkan Ahmon apapun, dan tanpa ia sadari Ahmon tumbuh menjadi anak
yang mandiri, tak peduli apapun itu ia selalu memikirkan dan memecahkan
masalahnya sendiri dan tidak pernah bergantung pada orang lain. Aku rasa Ahmon pasti
sudah lupa untuk bergantung pada orang lain.
Seorang anak kecil
terjatuh tepat disamping Ahmon duduk, ia mengulurkan tangan hendak menolong
namun ia mengurungkan niatnya itu. Sepertinya Ahmon teringat akan kenangan masa
kecilnya yang sering merasa kesepian.
Qi yue mendatangi dan melihat tingkahnya itu, ia mengajak Ahmon menuju area permainan.
Qi yue mendatangi dan melihat tingkahnya itu, ia mengajak Ahmon menuju area permainan.
Sementara itu, di
stasiun Qing zi dengan cemas mencari Yuan yi, lalu seorang pria muncul
menyapanya. Ternyata pria itu adalah mantan pacarnya Qing zi,. Pria itu sepertinya
tidak terima putus dengan Qing zi. “Kau yang berkhianat duluan, dan sekarang
kau bertingkah seolah-olah itu adalah salahku?!” ucap Qing zi. Sementara itu
Yuan yi yang telah tiba melihat percakapan mereka.
“Jadi seharusnya kau mengerti kenapa aku tak mau menghubungimu, aku baik dan sekarang aku....” Qing zi melihat Yuan yi “Mari kuperkenalkan, ini adalah Yuan yi dan ia adalah pacarku sekarang, dan orang ini,perkenalkan ia adalah mantan pacarku”. Mantan pacarnya itu pun terdiam mendengarnya, Qing zi menarik Yuan yi pergi dari sana.
“Jadi seharusnya kau mengerti kenapa aku tak mau menghubungimu, aku baik dan sekarang aku....” Qing zi melihat Yuan yi “Mari kuperkenalkan, ini adalah Yuan yi dan ia adalah pacarku sekarang, dan orang ini,perkenalkan ia adalah mantan pacarku”. Mantan pacarnya itu pun terdiam mendengarnya, Qing zi menarik Yuan yi pergi dari sana.
Qing zi :”Tidakkah ini
aneh, biasanya aku selalu heboh dan mengatakan banyak hal seperti seseorang
yang kuat, dan sebenarnya aku tidak seperti itu, mengapa teman baikku dan pacarku
mengkhianatiku? Aku pasti orang yang buruk atau justru mereka yang seperti itu,
aku marah pada diriku sendiri karena mempercayai orang yang salah, aku marah
karena mencintai orang yang salah, aku tidak berani untuk mencintai lagi,
hingga aku bertemu denganmu, aku telah bersungguh-sungguh pada kencan kita kali
ini, tapi dari awal ini memang sudah sangat janggal”. Yuan yi mendengarkan hal
tersebut dengan seksama. Qing zi pun meneruskan kata-katanya kembali.
Qing zi :”lalu
tiba-tiba ia (mantan pacarnya) muncul, melihatnya aku berpikir mungkin benar dalam hidup ini aku takkan
pernah bisa menemukan pasangan yang tepat”
Yuan yi : “Aku senang
kau sudah mencurahkan semuanya, kau tidak perlu menahannya, jika kau tidak
ingin melihat pertandingan bola atau makan mie tantan, kau bisa katakan
kepadaku, karena orang yang ingin kukencani hanyalah Qing zi.”
Qing merasa senang sekaligus terharu mendengar ucapa Yuan yi. Yuan yi lalu berlutut di depannya dan mengeluarkan sebuah kotak sepatu, “Sepatu yang kau pakai itu tidak cocok untukmu, kenapa kau tetap memakainya, aku tahu ketika melihatmu hampir jatuh tadi.” Yuan yi pun mengganti sepatu Qing zi dengan ukuran yang lebih besar.
“Menyandarkan diri pada orang lain bukanlah hal yang memalukan, terutama ketika ia menginginkan dirimu untuk bersandar padanya. Jangan simpan semua hal sendiri, ungkapkanlah dan kau akan merasa lebih baik. (ampuuunnn...bijaksana banget sihh....pingin punya kek gini satu! ^^)
Qing merasa senang sekaligus terharu mendengar ucapa Yuan yi. Yuan yi lalu berlutut di depannya dan mengeluarkan sebuah kotak sepatu, “Sepatu yang kau pakai itu tidak cocok untukmu, kenapa kau tetap memakainya, aku tahu ketika melihatmu hampir jatuh tadi.” Yuan yi pun mengganti sepatu Qing zi dengan ukuran yang lebih besar.
“Menyandarkan diri pada orang lain bukanlah hal yang memalukan, terutama ketika ia menginginkan dirimu untuk bersandar padanya. Jangan simpan semua hal sendiri, ungkapkanlah dan kau akan merasa lebih baik. (ampuuunnn...bijaksana banget sihh....pingin punya kek gini satu! ^^)
“Jadi, aku boleh
mengatakan apa saja” ucap Qing zi dan langsung diiyakan oleh Yuan yi. Qing merasa
senang dan langsung memeluk Yuan yi.
Qing zi :”Sepatu itu,
apakah kau memilihnya sendiri?”
Yuan yi :”Ya”
Qing zi :”Tapi itu
jelek sekali”
Yuan yi :”Maaf jika
kau pikir itu jelek, kalau begitu kita harus mencari yang lebih baik lagi bersama-sama”,
Qing zi pun membalasnya dengan anggukan. Note
: dengan bahu yang tepat untuk bersandar, sepatu yang tepat tidak lagi
menjadi masalah.
Yoo hui gembira
melihat Ahmon bermain komidi putar bersama Qi yue. Begitu pun dengan Qi yue dan
Ahmon. Xue wei mendekap lengannya erat dan bersandar padanya. Kedua pasangan
itu akhirnya dapat berkencan dengan bahagia.
Kedua pasangan itu pun melanjutkan acara kencan mereka masing-masing dan tampak sangat bahagia. Qi yue menyandarkan
kepalanya pada Ahmon ketika sedang menikmati baling-baling raksasa.
Ahmon :”Memangnya
kenapa? Aku hanya berharap orang yang aku cintai bisa berada disisiku, itu
sudah cukup”
Qi yue :”Kau berharap
orang yang kau cintai bisa selalu disisimu, apakah itu termasuk aku?, tanyanya
sambil tersenyum.
Ahmon :”Tentu saja”. Keduanya
pun tersenyum bersama.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.