Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^
Corner With Love Eps 4 Part 1
Sambil
masih terjepit pintu Qin lang menjerit melihat Xin Lei tanpa handuk. Xin Lei
juga menjerit, ia segera menutup mata Qin Lang.
Setelahnya,
Qin lang memegangi lehernya, Xin Lei yang telah selesai mandi keluar dan
bertanya apa Qin lang baik-baik saja. Qin Lang hanya berkata rumahnya itu sudah tua
dan berpesan jika lain kali pancuran airnya tak terlalu besar Xin Lei bisa
memanggilnya. Xin Lei mengerti ia pun
pergi dan tak mengindahkan Qin lang yang kembali kesakitan memegangi lehernya
dan mengharapkan ada sedikit perhatian untuknya.
Qin
lang melukis di kamarnya sambil sesekali tersenyum, di kamarnya Xin Lei bingung
memikirkan bagaimana rumah orang tuanya bisa menjadi milik keluarga Qin lang.
Esok paginya, Qin
lang dan keluarganya sedang sarapan, tak lama Xin Lei masuk dan berdiri di
hadapan mereka semua, nenek terlihat tak suka.
suasana menajdi kaku, Qin lang lalu berdiri
menyapa Xin Lei bertanya apa tidurnya baik semalam, Xin lei mengiyakan hanya
saja ia bilang tempat tidur Qin lang agak bau dan menyuruhnya mengganti seprai
sering-sering. Qin lang terdiam.
Xin Lei melirik makanan yang dihidangkan berupa bubur dan dan
daging. Sikap manjanya kembali muncul, “Tidak apa-apa aku tak pernah makan
makanan seperti ini sebelumnya, antarkan ke kamarku oke”
“Hey”
ucap Qin lang, “Tuan putri, ini bukan rumahmu juga bukan hotel kami tak punya
jasa pelayanan, jika kau mau makan duduklah disini dan makan”
Qin
Lang kembali duduk ke kursinya, Xin Lei masih jual mahal namun perutnya
berbunyi mau tak mau ia pun mendekat ke meja.
Nenek memukul tangan Xin lei saat
ia hendak mengambil mangkuk, Xin lei tanya kenapa nenek memukul
tangannya, Ah Da bilang kedua mangkuk itu milik nenek karena ia selalu makan 2
bubur mangkuk setiap pagi.
“Apa
bedanya? Kau bisa memberikan yang ini untukku dan mengambilnya lagi” ucap Xin
Lei.
Qin lang menjelaskan peraturan di rumah mereka jika kau mau makan kau
harus ambil makananmu sendiri, Qin lang berbaik hati hendak mengambilkan bubur
untuk Xin Lei namun ia langsung dipelototi oleh nenek dan Ah Da. Qin Lang pun
mengurungkan niatnya.
Nenek
memberi koran pada Xin Lei ia menyuruh Xin Lei menemukan pekerjaan,
nenek berkata Xin lei tak bisa tinggal dengan gratis di rumahnya ia menganggap
Xin Lei penyewa dan telah menghitung biaya tinggal dan makan yang harus dibayar
Xin lei.
Xin lei marah dan segera mengambil uang dari tas nya dan memberikannya, “Aku takkan tinggal dan makan dengan gratis meskipun aku tak bisa
membuktikan sekarang bahwa ini adalah rumahku aku akan membuktikannya nanti”
“kau
lah yang tiba-tiba menerobos masuk ke rumah orang dan sekarang kau bicara
sangat tidak sopan, nona bagaimana orangtuamu mengajarkanmu?” ucap nenek.
Xin
Lei tambah marah karena nama orang tuanya dibawa-bawa, ia segera mengambil koran itu
dan segera pergi ke luar. Qin lang juga ikut bergegas keluar sebelumnya ia
berpesan pada mereka agar tak menyinggung orang tua di depan Xin lei.
Qin
lang mengayuh sepedanya dengan cepat untuk mengejar Xin Lei, Xin Lei terus
berjalan dengan kesal ia melihat kebelakang dan tetap berjalan meski ia tahu
ada Qin lang yang mengikutinya.
Qin
lang menyetop jalannya dan meminta maaf atas ucapan neneknya. Xin Lei menyuruh
Qin lang pergi, Qin lang bertanya apa Xin Lei akan mencari pekerjaan.
Xin Lei
tak peduli ia terus berjalan dan mengacuhkan Qin lang. Xin Lei berbalik lagi dan
meminta Qin lang benar-benar pergi. Qin lang terdiam, “kau pikir aku
benar-benar mau mengikutimu?!” Xin lei tak peduli, “Aku itu hanya takut kalau
kau kecelakaan”
Qin lang tetap di tempatnya dan melihat Xin Lei menghentikan taksi, Xin lei melirik Qin lang seakan
berkata “jangan ikuti aku” ia pun segera pergi dan meminta sang supir
mengantarnya ke hotel yang paling mahal.
Qin
lang berusaha untuk tak khawatir namun pada akhirnya ia tak mampu dan memutuskan untuk mengejar Xin lei.
Qin
lang mengayuh sepeda sekencang-kencangnya sambil berteriak memanggil Xin lei.
Qin lang berhasil mengejar, Xin Lei kaget melihat Qin lang berada di samping
mobilnya ia pun minta sang supir menambah kecepatan.
Akhirnya Qin Lang
tertinggal namun ia tak menyerah dan mengambil jalan lain yang melewati taman
dan beberapa tangga untuk bisa menyurul Xin Lei.
Qin lang menenteng sepedanya menuruni bukit, alhasil Qin lang malah kepeleset dan terjatuh.
Qin lang tak
menyerah ia terus berusaha menyusul Xin lei dengan mengerahkan seluruh
kemampuannya. Qin lang berhasil menemukannya dan berdiri tepat di depan taksi
Xin lei, Xin lei kembali kaget dan menyuruh taksinya untuk melewati Qin Lang.
Qin lang benar-benar kesal melihat Xin lei melewatinya begitu saja.
Xin
lei masuk ke sebuah hotel, Qin lang melihatnya dan ikut masuk meski
kakinya terasa sakit. Qin lang menghampiri Xin lei yang tengah menimati
sarapannya.
“Untuk
apa kau datang kesini?” tanya Qin lang
“Untuk
sarapan”
“bukankah
kau akan pergi mencari kerja?”
“Setelah
aku selesai makan aku akan akan ke atas tempat pusat bisnis dan mencari
pekerjaan dari internet, apa aku tak boleh makan dulu?”
“makanan
disini sangat mahal” ucap Qin Lang sambil berbisik.
“Aku
tak minta kau yang bayar”
Keduanya
saling menatap dan berfikir.
Qin lang :
”Tuan Puteri yangs selalu menghambur-hamburkan uangnya ini masih juga
berpura-pura kaya setelah dia bangkkrut”
Xin
Lei :”Dasar orang susah dan menjengkelkan, kenapa dia harus membesar-besarkan
masalah hanya untuk sarapan pagi?”
Tiba-tiba
seseorang yang dikenal Xin Lei memanggilnya. Sheng Quan bertanya bukankah Xin
lei menginap di resort milik orang tuanya. Xin lei beralasan ia datang untuk
sarapan dan tanya apa Sheng Quan menginap disini.
Sheng
Quan mengiyakan ia lalu bertanya apakah pria disamping Xin Lei adalah supirnya
yang kemarin, “Tapi kenapa ia tak menjemputmu kemarin?”
“Supir
keluarga kami, Xiao Qin tak terlalu pandai, kemarin dia bahkan tak ingat jadwal
tibaku dan juga tersesat makanya dia tak bisa menjemput”
Qin
lang sudah kesal, ia hendak pergi dari sana. Sheng Quan malah tanya apa Qin
lang mau mengambil mobil, ia menawarkan bagaimana jika mereka berjalan-jalan
dengan menggunakan mobil Xin lei.
Xin
lei tak habis akal, ia bilang Qin lang akan membawa mobil itu untuk perawatan
dan menganjurkan naik mobil Sheng Quan saja, ia lalu berkata sambil memberi
kode agar Qin lang segera pergi. Qin lang akhirnya pergi sambil merasa kesal
pada sikap kepura-puraan Xin Lei.
Qin
lang mengayuh sepedanya, namun ia berhenti karena kakinya sakit. Sheng Quan
dan Xin lei akhirnya berkeliling bersama, Sheng Quan menunjukkan gedung besar
milik perusahaan keluarganya. Sheng Quan melihat Qin lang sedang mengayuh
sepeda, ia bingung mengapa Qin lang malah naik sepeda.
Xin
lei juga kaget, ia beralasan Qin lang sedang berlatih menguatkan kakinya.
“Bukankah
kau menyuruhnya men-servis mobilmu? Kenapa dia tiba-tiba ada ditepi jalan
menguatkan kakinya?”
“Dia
mengidap penyakit langka yang disebut Degenerasi otot (muscular degeneration)" ucap Xin Lei berbohong lagi.
“Bagaimana
bisa begitu?”
“Tak
ada yang tahu mengapa, mereka tak bisa temukan penyebabnya, tapi dokter berkata
itu bisa saja dari faktor keturunan”
“Benarkah?’
Qin
lang masih terlihat kepayahan mengayuh sepeda, Xin lei pun melanjutkan ceritanya kembali.
“Setelah
ia didiagnosa memiliki degenerasi otot, pikirannya juga mulai tak jernih bahkan
kemampuan mengemudinya juga memburuk” (jiiiaaahhh....tegaaa...)
Sheng
Quan mengagumi kebaikan Xin lei yang masih mau memperkerjakan orang
seperti Qin lang. Qin lang masih belum menyadari kehadiran keduanya, ia memegangi kakinya yang sakit.
Sheng Quan merasa kasihan, ia minta supirnya berhenti, Xin lei panik, ia terlihat cemas melihat Sheng Quan menghampiri Qin lang, Sheng Quan meminta Qin lang naik ke mobilnya. Qin lang yang tak mengerti melongo selebar-lebarnya.
Sheng Quan merasa kasihan, ia minta supirnya berhenti, Xin lei panik, ia terlihat cemas melihat Sheng Quan menghampiri Qin lang, Sheng Quan meminta Qin lang naik ke mobilnya. Qin lang yang tak mengerti melongo selebar-lebarnya.
Sheng
Quan membawa Qin lang ke rumah sakit untuk mendapat perawatan atau lebih
tepatnya merasakan penyiksaan dari sang dokter yang meluruskan kaki Qin lang dengan menarik-nariknya (padahal kakinya kan lebam karena jatuh eh malah ditekan kuat-kuat gitu, wkkk...) Sheng Quan bilang kalau Qin lang itukan sedang sakit.
alhasil Qin
lang menjerit dan berkali-kali teriak kalau ia tak sakit. Sheng Quan tak menanggapi, ia bilang Xin Lei telah memberitahunya kalau Qin lang punya penyakit degenerasi otot. Xin Lei sendiri merasa ngeri melihat
perlakuan yang didapat Qin lang.
“kaulah
yang sakit mental!” teriak Qin lang pada Sheng Quan. Qin lang kembali berteriak
saat sang dokter menarik kakinya kembali, Qin lang tak tahan lagi, ia meraih
tangan Sheng Quan dan menggigitnya, Sheng Quan kesakitan dan minta si dokter
segera menyelesaikan kerjanya.
Xin
lei dan Sheng Quan bicara berdua sementara Qin lang duduk dengan wajah kesal.
Xin lei berterima kasih karena Sheng Quan mau membiayai pengobatan Qin lang.
Sheng Quan berkata itu bukan masalah buatnya. Ia pun pergi dan mengingatkan Xin lei untuk menelfonnya. Xin
lei lalu melirik Qin lang.
Keduanya bicara di taman Qin lang meminta penjelasan,
“Siapa suruh kau bersepeda di pinggir jalan sehingga terlihat oleh Sheng Quan” ucap Xin Lei
Keduanya bicara di taman Qin lang meminta penjelasan,
“Siapa suruh kau bersepeda di pinggir jalan sehingga terlihat oleh Sheng Quan” ucap Xin Lei
“Jadi
maksudmu aku tak boleh mengendarai sepedaku lagi?” Qin
lang menghampiri Xin lei, “kau bilang aku tak boleh naik sepeda, baik ayo kita
beli Benz biar aku bisa langsung jadi supirmu”
Xin
Lei berkata ia tak punya niat buruk, Qin lang marah karena Xin Lei memulai
semuanya dengan kebohongan, “Sekali kau berbohong maka kau perlu kebohongan
lain untuk menutupi yang pertama, apa kau tak pernah dengar itu sebelumnya?”
Xin
Lei tak terima ia mengingatkan kalau Qin lang juga telah
berbohong pada neneknya dengan berpura-pura menjadi orang yang sukses di Cina. Qin lang kelabakan dan tanya darimana Xin lei tau itu.
Xin
lei merasa puas, ia mengancam bagaimana seandainya ia memberitahu nenek hal
yang sebenarnya, Xin Lei juga menunjukkan foto Qin lang saat memakai pakaian
wanita (saat membantu Xin lei memasak kemarin), “Apa kau pikir nenekmu akan percaya padamu? Atau
percaya padaku?”
Qin
lang bertambah kesal, ia juga mengancam akan menceritakan hal yang buruk tentang Xin Lei agar
neneknya tak mengijinkannya tinggal di rumah kecuali Xin lei mau meminta maaf
dan menghapus fotonya.
Qin lang heran tak ada jawaban dari Xin lei, Qin lang berbalik dan panik melihat Xin lei sudah tak ada disana.
Qin lang kembali mencari Xin lei kesana kemari, Xin lei sendiri tampak santai duduk di sebuah tempat yang mewah sambil membolak-balik korannya.
Xin lei melihat ada pekerjaan yang cocok untuknya dan bergegas menelfon. Xin lei terlihat senang, ia lalu ingat kalau Qin lang pasti akan menelfonnya dan segera mematikan telfonnya.Qin lang marah karena tak dapat menelfon Xin Lei.
Xin Lei kembali berjalan dan posisinya berdekatan dengan Qin lang namun keduanya tak menyadarinya.
Qin lang heran tak ada jawaban dari Xin lei, Qin lang berbalik dan panik melihat Xin lei sudah tak ada disana.
Qin lang kembali mencari Xin lei kesana kemari, Xin lei sendiri tampak santai duduk di sebuah tempat yang mewah sambil membolak-balik korannya.
Xin lei melihat ada pekerjaan yang cocok untuknya dan bergegas menelfon. Xin lei terlihat senang, ia lalu ingat kalau Qin lang pasti akan menelfonnya dan segera mematikan telfonnya.Qin lang marah karena tak dapat menelfon Xin Lei.
Xin Lei kembali berjalan dan posisinya berdekatan dengan Qin lang namun keduanya tak menyadarinya.
Qin
lang buru-buru masuk kerumah bertanya pada Ah Da dan nenek. Nenek kesal mendengarnya
dan berharap Xin Lei tak kembali lagi. nenek juga melarang Qin lang mencari Xin
Lei lagi dan bersiap untuk jualan.
Qin
lang akhirnya menurut, ia kembali mencuci piring di pasar, air cuciannya tak sengaja mengenai
sepatu Xiao Yang. Wanita itu menyuruh Qin Lang meminta maaf, Qin lang berkata ia
tak sengaja melakukannya dan meminta maaf dengan malas.
Xiao
Yang menyuruh Qin lang berterima kasih padanya karena hanya sewa tempat Qin lang
saja yang tak dinaikkan. Ah Da dan Nenek menjadi tertarik mendengarnya.
Ah
Da segera maju dan memanas-manasi kalau Xiao Yang itu suka pada Qin lang. Xiao
Yang dengan malu menyangkalnya. Ah Da menyuruhnya mengakui saja.
Nenek merasa penasaran dan berniat pergi untuk menemui Cai Jin Shun untuk menolak keistimewaan itu.
Hal itu membuat Xiao Yang kecewa, Ah Da menyindir sepertinya ia tak disukai nenek untuk dijadikan menantu, Xiao Yang kesal, ia lalu pergi menghalangi nenek yang akan bertemu dengan ayahnya.
Nenek merasa penasaran dan berniat pergi untuk menemui Cai Jin Shun untuk menolak keistimewaan itu.
Hal itu membuat Xiao Yang kecewa, Ah Da menyindir sepertinya ia tak disukai nenek untuk dijadikan menantu, Xiao Yang kesal, ia lalu pergi menghalangi nenek yang akan bertemu dengan ayahnya.
Xin
Lei berhenti di sebuah toko yang menjual perabotan mahal, ia terkagum-kagum
melihat isi toko tersebut.
Ah
Yi menelfon Qin lang memintanya untuk segera datang, ia berkata Jiu Ba Dao
sedang stres (oh jadi si kacamata itu namanya Jiu Ba Dao?) Qin Lang mengiyakan
untuk datang.
Jiu
Ba Dao membentur-benturkan kepalanya ke dinding bertingkah seperti orang gila
dan berkata ia tak mau hidup lagi. Qin Lang menariknya, Jiu Ba Dao memohon agar
Qin lang membunuhnya saja.
“bukankah
namamu Jiu Ba Dao (sembilan pisau) kau gunakan saja salah satunya untuk
membunuhmu” jawab Qin lang. Ah Yi berkata kata-kata Qin lang amat kejam, Qin lang
sedikit nyengir.
Jiu Ba Dao kembali merengek. Ah Yi bilang temannya itu tak bisa melanjutkan novelnya. Jiu Ba Dao (haduh panjangnya, panggil Ba Dao aj deh) frustasi karena tak bisa memikirkan gambar apa yang menarik untuk dibuat disampul bukunya.
Ah Yi berbisik mmeberitahu Qin lang kalau Ba Dao baru diputusin pacarnya.
Ba Dao lalu berkata tanpa cinta ia tak bisa hidup, ia lalu mengeluarkan gunting. Ah Yi dan Qinlang panik, Ah Yi memegang tangannya dan Qin lang memukul kepalanya.
Keduanya lalu mencengkram erat Ba Dao. Qin lang menarik kaki Ba Dao seperti yang dilakukan dokter padanya,”Bukankah kau bilang meskipun terjatuh haru stetap tersenyum, kau harus senyum sekarang senyum”
Ba Dao tak terlihat kesakitan, ia tak peduli, ia sedang sedih sekarang dan hanya ingin bunuh diri. Qin lang berkata orang akan tertawa kalau si sembilan pisau bunuh diri dengan gunting, ia pun menarik kaki Ba Dao lagi dan menyuruhnya tersenyum.
Ba Dao masih terlihat tenang, Ah Yi menjerit kesakitan, rupanya dari tadi kaki Ah Yi lah yang ditarik sama Qin lang (gubraakk...)
Qin lang kaget dan langsung melepasnya.
Ba Dao akhirnya meminta maaf dan Qin lang segera menarik guntingnya.
Jiu Ba Dao kembali merengek. Ah Yi bilang temannya itu tak bisa melanjutkan novelnya. Jiu Ba Dao (haduh panjangnya, panggil Ba Dao aj deh) frustasi karena tak bisa memikirkan gambar apa yang menarik untuk dibuat disampul bukunya.
Ah Yi berbisik mmeberitahu Qin lang kalau Ba Dao baru diputusin pacarnya.
Ba Dao lalu berkata tanpa cinta ia tak bisa hidup, ia lalu mengeluarkan gunting. Ah Yi dan Qinlang panik, Ah Yi memegang tangannya dan Qin lang memukul kepalanya.
Keduanya lalu mencengkram erat Ba Dao. Qin lang menarik kaki Ba Dao seperti yang dilakukan dokter padanya,”Bukankah kau bilang meskipun terjatuh haru stetap tersenyum, kau harus senyum sekarang senyum”
Ba Dao tak terlihat kesakitan, ia tak peduli, ia sedang sedih sekarang dan hanya ingin bunuh diri. Qin lang berkata orang akan tertawa kalau si sembilan pisau bunuh diri dengan gunting, ia pun menarik kaki Ba Dao lagi dan menyuruhnya tersenyum.
Ba Dao masih terlihat tenang, Ah Yi menjerit kesakitan, rupanya dari tadi kaki Ah Yi lah yang ditarik sama Qin lang (gubraakk...)
Qin lang kaget dan langsung melepasnya.
Ba Dao akhirnya meminta maaf dan Qin lang segera menarik guntingnya.
Ba
Dao mencurahkan kesedihannya karena ditinggal oleh pacarnya, Ah Yi menyuruhnya
mencari pacar baru namun Ba Dao merasa itu hal yang sulit baginya.
Qin
lang memberi semangat, ia bilang Ba Dao berbakat dan pasti banyak gadis yang
tergila-gila padanya. Ba Dao masih tampak sedih ia berkata tak bisa menulis
sebelum luka hatinya sembuh. Ah Yi gantian frustasi sekarang karena deadline untuk
menyerahkan novel pada penerbit sebentar lagi, Ba Dao hanya menangisi kepedihannya.
Di
luar Ah Yi dan Qin lang kembali bicara, Ah Yi panik ia bilang kalau novel tak
selesai mereka bertiga akan dijebloskan ke penjara. Qin lang bingung apa
hubungannya dengannya.
Ah Yi menyuruhnya berhenti bicara dan segera mencarikan pacar baru untuk Ba Dao. Qin lang menolak namun Ah Yi tetap merengek akhirnya Qin lang bilang akan coba membantunya.
Qin lang bertemu Ah Da dan neneknya di depan rumah, nenek bertanya darimana Qin lang. Qin lang terdiam ia sudah berjanji untuk tak menggambar lagi, ia pun mengaku baru pulang dari super market.
Ah Da melihat lampu rumah masih mati, ia senang dan berfikir mungkinkah Xin Lei menyerah untuk kembali kesana, nenek juga ikut senang mendengarnya.
Qin lang buru-buru masuk untuk memeriksa. Mereka kaget saat melihat sebuah piano di dalam rumah, Ah Da mencoba memainkan, nenek menyuruhnya berhenti, dengan panik ia pun memeriksa sesuatu di atas lemari.
Ah Yi menyuruhnya berhenti bicara dan segera mencarikan pacar baru untuk Ba Dao. Qin lang menolak namun Ah Yi tetap merengek akhirnya Qin lang bilang akan coba membantunya.
Qin lang bertemu Ah Da dan neneknya di depan rumah, nenek bertanya darimana Qin lang. Qin lang terdiam ia sudah berjanji untuk tak menggambar lagi, ia pun mengaku baru pulang dari super market.
Ah Da melihat lampu rumah masih mati, ia senang dan berfikir mungkinkah Xin Lei menyerah untuk kembali kesana, nenek juga ikut senang mendengarnya.
Qin lang buru-buru masuk untuk memeriksa. Mereka kaget saat melihat sebuah piano di dalam rumah, Ah Da mencoba memainkan, nenek menyuruhnya berhenti, dengan panik ia pun memeriksa sesuatu di atas lemari.
Xin
lei muncul dan menyapa mereka dengan ramah, nenek menghampiri dan bertanya
dimana Xin Lei meletakkan botol sodanya. Xin Lei berkata ia membuangnya. Nenek marah
karena di dalamnya ada uang koin NT$300.
“Itu
hanya 3 koin aku akan menggantinya” nenek kembali marah, Qin lang berusaha menenangkan dengan berkata akan mencarinya.
Nenek lalu tanya apa maksud barang-barang ini. Xin lei bilang ia hanya ingin menatanya tempatnya tinggal, ia mengingatkan telah membayar uang sewanya. Nenek mengembalikan uangnya dan menyuruh Xin lei segera pergi.
Nenek lalu tanya apa maksud barang-barang ini. Xin lei bilang ia hanya ingin menatanya tempatnya tinggal, ia mengingatkan telah membayar uang sewanya. Nenek mengembalikan uangnya dan menyuruh Xin lei segera pergi.
Qin
lang kembali melarang, Nenek kesal karena Qin lang melindunginya. Xin lei juga
kesal karena telah disepelekan oleh nenek dan berkata akan pergi.
Qin
lang menatap Xin Lei yang menarik kopernya keluar dari kamar. Xin lei berpesan pada
nenek kalau ia akan kembali begitu bisa membuktikan kalau itu rumahnya.
Ah Da menakut-nakutinya kalau sekarang banyak kejahatan yang meinmpa wanita yang sendirian.
Ah Da menakut-nakutinya kalau sekarang banyak kejahatan yang meinmpa wanita yang sendirian.
Qin
lang kembali mencoba menahan Xin Lei, ia berkata nenek tak bisa mengusir Xin Lei begitu
saja. Nenek tanya alasannya, Qin lang kebingungan, ia coba memikirkan alasan
dan akhirnya ia berkata, “Karena Xin Lei adalah pacarnya?” semuanya kaget
termasuk Xin Lei sendiri.
Qin lang meminta Xin Lei untuk mengakui hubungan mereka, Xin Lei tampak bingung, Qin lang menariknya berbalik dan berbisik mengajaknya kerjasama.
Qin lang lalu merangkul Xin Lei agar nenek percaya, nenek berkata Qin lang telah buta. Xin Lei hendak berontak, Qin lang tersenyum sambil mempererat rangkulannya.
Qin lang meminta Xin Lei untuk mengakui hubungan mereka, Xin Lei tampak bingung, Qin lang menariknya berbalik dan berbisik mengajaknya kerjasama.
Qin lang lalu merangkul Xin Lei agar nenek percaya, nenek berkata Qin lang telah buta. Xin Lei hendak berontak, Qin lang tersenyum sambil mempererat rangkulannya.
Ah
Da tanya sampai dimana jenjang hubungan mereka, Qin lang kembali berfikir,
tingg..gambar lampu muncul,Qin lang
berkata, “Aku tahu (i got it)”
“Hamil?”
ucap semuanya, mereka salah mengartikan pengucapan Qin lang yang ternyata
pengucapannya sama seperti kaata hamil. Ah Da menejrit senang dan menyalami
nenek.nenek berseru ia akan menjadi nenek buyut.
Xin
Lei menyikut Qin lang dan memarahinya, “Jelaskan sekarang siapa yang hamil? Kau
mau menodai reputasiku?”
Qin
lang minta Xin lei mendengarnya dulu, Qin lang pun berkata pada nenek dan Ah Da
kalau ia hanya berfirasat kalau kelak ia akan menikah dengan Xin Lei.
Xin Lei tertawa habis-habisan melihat Qin Lang, nenek dan Ah Da merasa bingung, Qin lang bilang Xin Lei merasa senang karena ia tak pernah bilang seperti itu sebelumnya. Xin Lei tak juga bisa berhenti tertawa, Qin lang lalu menarik Xin lei untuk menyingkir.
Xin Lei tertawa habis-habisan melihat Qin Lang, nenek dan Ah Da merasa bingung, Qin lang bilang Xin Lei merasa senang karena ia tak pernah bilang seperti itu sebelumnya. Xin Lei tak juga bisa berhenti tertawa, Qin lang lalu menarik Xin lei untuk menyingkir.
Qin
lang menyuruh Xin lei berhenti tertawa, “Memangnya apa yang lucu?’
“kau
adalah orang paling lucu yang pernah kutemui, bagaimana bisa kau mengatakan
kebohongan yang menjijikkan seperti itu?”
“kau
pikir aku mau? Ini semua untukmu”
Xin
lei tanya mengapa Qin lang tak membiarkan saja dirinya pergi, Qin lang tanya memangnya
Xin lei mau pergi kemana.
“Aku
bisa tinggal di hotel”
Qin
lang tanya memangnya Xin Lei punya sisa uang berapa. Xin Lei minta Qin lang
menyingkirkan tangannya dari pundaknya, ia lalu berkata punya uang NT$8000.
"Uang segitu hanya cukup untuk menginap 2 hari" ucap Qin lang.
Xin Lei bilang ia akan mengikuti wawancara kerja besok sebagai pramugari dan merasa yakin akan diterima. Qin lang menyindir kalau gajinya takkan cukup buat tinggal dihotel, Xin lei menambahkan sebagai pramugari ia bisa terbang ke berbagai negara dan menginap dengan gratis di hotel.
"Uang segitu hanya cukup untuk menginap 2 hari" ucap Qin lang.
Xin Lei bilang ia akan mengikuti wawancara kerja besok sebagai pramugari dan merasa yakin akan diterima. Qin lang menyindir kalau gajinya takkan cukup buat tinggal dihotel, Xin lei menambahkan sebagai pramugari ia bisa terbang ke berbagai negara dan menginap dengan gratis di hotel.
“Baiklah,
meskipun yang kau katakan itu benar kau tetap harus menunggu sampai kau
mendapatkan pekerjaan bahkan setelah mendapatkannya kau harus menunggu selama
satu bulan untuk mendapatkan gaji bukan?”
Xin
lei terdiam dalam hati ia mengakui kalau Qin lang benar.
Nenek memanggil keduanya keluar, rapat keluarga pun dimulai Ah Da memilih sedikit menyingkir sambil menikmati cemilan.
Nenek memanggil keduanya keluar, rapat keluarga pun dimulai Ah Da memilih sedikit menyingkir sambil menikmati cemilan.
Nenek
mulai bertanya apa yang sebenarnya terjadi, “Awalnya kalian mengaku tak saling
mengenal lalu kalian mengaku telah mengenal dan sekarang kalian berpelukan dan
bilang saling mencintai sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian tak bicara
saja dari awal?”
Xin
lei menatap Qin lang berharap agar Qin lang mengatakan saja yang sebenarnya.
“Aku
berencana untuk memberitahumu nanti tapi aku tak percaya dia datang dari jauh
hanya untuk diriku” Xin Lei kaget dan menatap Qin lang.
“Lalu
kenapa dia bilang kalau ini rumahnya?”
Qin
lang kebingungan, nenek dengan kesal menyuruh Qin lang menjelaskan
kebenarannya.
Nenek
merasa paham, ia membolehkan Xin lei tinggal namun karena mereka belum menikah
nenek memberikan 3 peraturan yang harus dipatuhi.
“Pertama
kau harus tinggal sebagai penyewa dan harus membayar sewa”. Nenek menawarkan
untuk bekerja di tempatnya kalau Xin Lei butuh uang, Xin Lei menolak ia bilang
sudah menemukan pekerjaan
“Kedua,
kau harus berbagi pekerjaan rumah tangga di rumah ini”.
“Tak bisakah pembantu yang melakukan?” nenek
terdiam sambil merengut, Qin lang langsung berseru kalau Xin lei akan melakukannya dan menyuruh
nenek lanjut yang ketiga
Nenek agak kesulitan menyebut yang ketiga, “kalian berdua tak boleh tidur bersama” ucap Ah Da akhirnya.
Nenek agak kesulitan menyebut yang ketiga, “kalian berdua tak boleh tidur bersama” ucap Ah Da akhirnya.
“kami
tentu tidak akan” ucap keduanya lalu berpandangan dengan sinis. Nenek terlihat
lega, ia lalu menyuruh Ah Da memberi kamarnya untuk Xin Lei dan berbagi kamar
dengan Qin lang.
Nenek menambahkan yang keempat kalau keduanya tak boleh berkata bohong lagi. Xin Lei dan Qin lang saling menatap dan sama-sama menganggukkan kepala dengan pelan.
Nenek menambahkan yang keempat kalau keduanya tak boleh berkata bohong lagi. Xin Lei dan Qin lang saling menatap dan sama-sama menganggukkan kepala dengan pelan.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.