SINOPSIS

Sunday 14 July 2013

The Prince Who Turns Into a Frog Eps 25

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis dan sesama Blogger!!Terima Kasih ^^


The Prince Who Turns Into a Frog Eps 25
Ziqian menuruti ucapan Tian yu asalkan Tian yu mau tetap berada disisinya. Tian yu mengiyakan namun tak lama tatapan matanya mengarah ke Junhao yang tampak berbahagia dengan Yunxi. Ziqian menyadari tatapan itu dan terlihat kecewa.

Ia memperingati Tian yu untuk memilih dengan tegas antara dirinya dan Junhao, Ziqian mengenggam tangan Tian yu dengan harapan tentunya Tian yu akan benar-benar hanya memikirkannya.Tian yu mengangguk. 
Tak lama terdengar kehebohan dari para tamu karena ada seorang tamu yang muncul sambil membawa pisau untuk melukai Junhao. Tian yu berbalik badan dan melihat Direktur Qiu yang hendak menusuk Junhao, ia pun segera melepas tangan Ziqian dan pergi menolong Junhao. 

Tian yu maju melindungi Junhao dengan sendirinya sendiri. Untungnya Junhao segera menggesernya sehingga pisau itu tak melukainya. Tian yu dan Junhao saling berpandangan dalam pelukan disaksikan oleh Ziqian yang menatapnya dengan penuh rasa kecewa. 
Junhao menantang Direktur Qiu untuk menusuknya secara langsung, ia pun bisa mengalahkan Direktur Qiu yang akhirnya segera dibawa oleh petugas.
Tian yu memanggil Junhao dan plakk...Tian yu langsung menampar wajahnya.
“Untuk apa itu?” ucap Junhao kaget, Tian yu marah melihat Junhao malah memanas-manasi Direktur Qiu tanpa khawatir kalau dia bisa saja terluka. Junhao menegaskan kalau ia baik-baik saja.
“Kenapa kau begitu gegabah? Bagaimana jika kau terluka! Dang Ou takkan mau melakukan hal seperti itu” ucap Tian yu.
“Aku Shan Junhao bukan Dang Ou!” tegas Junhao, Junhao mengingatkan kembali kalau ia sudah memberi kesempatan terakhir bagi Tian yu untuk memilih apakah ia harus menjadi Shan Junhao atau menjadi Dang Ou.
“Tak pernah ada yang namanya kesempatan terakhir” ucap Tian yu
Junhao kembali menunjukkan cincin Tian yu, Yunxi yang sedari tadi melihat merasa hancur hatinya, ia merasakan cincin yang sama yang tersemat dijarinya.
Junhao berkata meskipun Tian yu selalu menolaknya namun berapa kalipun cincin itu ia buang cincin itu selalu kembali kepadanya.
Yunxi tak tahan lagi mendengar percakapan mereka dan memilih segera menyingkir pergi begitu juga dengan Ziqian.
Masih dengan posisi yang sama tanpa mengindahkan yang lain Tian yu berkata meskipun mereka saling mencintai namun semuanya sudah terlambat karena dijari Junhao kini telah ada cincin lain, Tian yu segera berbalik pergi meninggalkan Junhao yang masih terpaku di tempatnya memikirkan ucapan Tian yu.
Junhao hendak mengejar Tian yu namun ibunya maju dan mengatakan kalau pernikahan ini jadi terlihat seperti lelucon dan sekarang Yunxi juga telah kabur, Junhao terkejut waktu mendengar hal itu.
Yunxi yang tampak putus asa berjalan di tengah kota lengkap dengan pakaian pengantinnya, ia mencopot hiasan kepalanya dan kembali berjalan. 
Sementara itu Junhao dibantu oleh Dawei sibuk mencari sosok Yunxi, Junhao menemukan hiasan kepala Yunxi yang tergeletak di jalan, mereka bergegas kembali mencari.
Hujan pun turun, ibu Junhao menunggu kepulangan keduanya dengan rasa khawatir sambil memandangi jendela. Sementara Ziqian yang juga hancur hatinya melampiaskan kemarahannya dengan menendang bola di lapangan tanpa menghiraukan hujan yang menerpa hingga ia pun terjatuh. 
Tian yu tengah menepi menunggu hujan reda, ia mengkhawatirkan Ziqian dan mencoba menelfonnya namun tak diangkat. 

“Mungkin hatiku tak mau lagi berbohong pada siapapun termasuk diriku sendiri, 
aku tak mampu membiarkan Dang Ou pergi dan aku hanya menganggapmu sebagai  keluarga” (Tian Yu)
Dawei terus memayungi Junhao sambil mencari sosok Yunxi namun mereka tak dapat menemukannya lebih tepatnya tak mengetahui keberadaan Yunxi yang tengah bersembunyi pada sebuah tiang untuk menghindari mereka. 
Yunxi menatap kepergian mereka, ia lalu memandang cincin-cincin miliknya yang seakan tak bernilai apa-apa, Yunxi kembali terdiam di tengah hujan.
Tian yu memutuskan mengunjungi rumah Ziqian, ia membuka kotak surat di depan dan meletakkan kunci rumahnya disana, Tian yu berjanji kalau dia akan selalu berada disisi Ziqian sebagai keluarga. 
Tian yu hendak berbalik pergi dan bertemu Ziqian yang baru saja pulang, “Kau sudah kembali” ucap Tian yu merasa lega. Ziqian memalingkan wajahnya atau lebih tepatnya buang muka seakan tak peduli. Tian yu merasa canggung, ia coba menjelaskan situasi mengapa ia menolong Junhao.
“Apa kau tahu reaksimu saat itu adalah jawaban yang sesungguhnya? Semua sudah terjadi lagipula kita tak perlu lagi bertemu jadi mari akhiri saja sekarang” Tian yu kaget mendengar ucapan Ziqian terlebih setelahnya Ziqian langsung pergi.
“Bukankah kau bilang kita akan selalu bersama? Lagipula aku tak mau melihatmu sendiri lagi”
Ziqian menegaskan dengan suara yang keras kalau ia tak butuh dikasihani, Ziqian jadi merasa tak enak karena membentak Tian yu, ia berkata hendak istirahat. 
Tian yu menarik tangannya, “Kau tak boleh melakukan hal yang akan membuatmu menyesalinya” Ziqian menarik tangannya dan berkata ia bisa mengatasi segalanya, Ziqian lalu meminta kembali kunci rumahnya yang pernah diberikan ke Tian yu. Tian yu segera mengembalikannya. Ziqian mengambilnya dan sungguh tak percaya kalau Tian yu akan memilih Junhao ketimbang dirinya. Ziqian masuk ke dalam dan perlahan menutup pintunya
                                                                           “Pada akhirnya aku tetap sendiri” (Ziqian)
Ibu Junhao menceritakan peristiwa yang terjadi hari ini dengan penuh kesedihan pada foto suaminya. Junhao kembali, ibu langsung menyergapnya dengan pertanyaan dimana Yunxi. 
Junhao tak menjawab, ia duduk dengan lesu. Ibu kembali menyalahkan Junhao dan merasa kalau Junhao masih dibawah pengaruh Tian yu. Junhao membantah omongan ibunya itu.

Yunxi tiba-tiba muncul di rumah tanpa mengenakan alas kaki dan penampilan yang sedikit agak berantakan. Ibu langsung menghampirinya dan membersihkan beberapa daun yang mengotori gaunnya. 
Yunxi tetap diam seperti orang ketakutan, Junhao mulai bicara untuk memohon maaf. 
Yunxi segera mengenggam tangan Junhao, “Tapi kita sudah dianggap menikah kan?” ucap Yunxi perlahan sambil menatap Junhao. 
Ibu juga menunggu jawaban, ia memanggil nama Junhao dengan tujuan agar Junhao memikirkan perasaan Yunxi, Junhao pun mengangguk mengiyakan namun ia berkata ia tak bisa membohongi Yunxi lagi bahwa tak ada perasaan apapun antara ia dan Tian yu.
Yunxi kini bisa menerima hal itu,”Kau tak suka berbohong padaku karena itu kau tak bisa berpura-pura mencintaku, aku sudah paham itu sekarang, jadi aku cukup tahu apa yang harus kulakukan”
Yunxi mengeluarkan surat perceraian yang telah ditandatanganinya, hal ini membuat Ibu dan Junhao kaget. 
Yunxi berkata akan melepaskan Junhao jika memang Tian yu lah pilihannya asalkan Junhao tak marah padanya. 
Junhao memegang kedua pundak Yunxi dan meyakinkan kalau dia tak pernah membencinya bahkan kini sangat menghargai apa yang Yunxi lakukan. 
Junhao menyuruh Yunxi istirahat dulu, ia pun hendak pergi. Ibu langsung menghalangi Junhao yang pasti akan segera pergi menemui Tian yu, Junhao yang terlihat bahagia buru-buru bilang untuk bicara besok saja dengan ibunya dan segera bergegas pergi.

Ibu segera menghampiri Yunxi dan mengatai Yunxi sungguh bodoh karena begitu cepat menyerahkan Junhao ke Tian yu. 
Yunxi ketakutan, ia berpindah tempat untuk menghindari ibu, naik ke atas sofa serta memeluk bantal. Yunxi  menangis meminta maaf dan memohon agar ibu tak marah padanya, Ibu terlihat cemas melihat kondisi Yunxi dan berusaha menenangkannya namun Yunxi tetap bersikap histeris seperti orang stress dan mengisak memohon ibu tak membuangnya dan meninggalkannya di jalan. 

Ibu sempat terlihat takut melihatnya, Yunxi menghentikan tangisnya, ia mengenggam tangan ibu dan bicara dengan tenang kalau ia melakukan hal itu agar Junhao tak membencinya, ibu balas mengenggam tangannya dan memintanya untuk tetap tenang seperti itu.
Di kamarnya Tian yu yang tengah berbaring masih mengingat ucapan Junhao di pesta tadi, ia sibuk dengan pikirannya sendiri lebih tepatnya memikirkan sejak kapan Junhao mulai berubah menjadi Dang Ou dan sejak kapan ia jatuh cinta pada Junhao.
Tian Yu kaget saat mendengar kaca jendelanya di lempar batu, Tian yu membuka jendela dan melihat ada apa di luar, ia tak sadar kalau Junhao sudah duduk tepat di bawah jendela kamarnya. Junhao menyentuh jari Tian yu namun Tian yu sama sekali tak sadar, Junhao mencobanya lagi, kali ini Tian yu kaget melihat Junhao.
“Apa yang kau lakukan disini?”
“Aku sudah melempar 23 batu tadi dan menyentuh tanganmu 2 kali, tidakkah kau itu sungguh bodoh” ucap Junhao
Junhao lalu berdiri dan bilang kalau Yunxi sudah setuju untuk bercerai dengannya. Tian yu kaget hingga menyuruhnya mengulangi lagi. 
Junhao tak mau bicara kalau Tian yu tak keluar, Tian yu melirik kanan kiri dan mulai memanjat jendelanya, 
“Kau benar-benar bodoh, bukankah ada pintu disebelahmu” ucap Junhao. 
Tian yu terdiam dalam posisi masih memanjat, ia mengingatkan Junhao kalau pertemuan mereka ini adalah pertemuan rahasia dari Jinzhi. 
Tian yu kembali memanjat , Junhao hendak membantu namun Tian yu keburu terjatuh tepat di atas tubuh Junhao. Keduanya saling berpandangan dan terdiam sesaat.
“Aku senang bisa ada disisimu saat kau dalam bahaya, tapi tidakkah kau lelah dalam posisi seperti ini?” ucap Junhao.
“Sedikit” jawab Tian yu santai, mereka pun bangkit dan duduk santai menyender ke dinding. 
Tian yu kembali tanya apa yang dilakukan Yunxi itu benar-benar dari keinginannya, Junhao mengiyakan dan sangat berterima kasih pada Yunxi. 
Tian yu terlihat merasa bersalah, “Tidakkah kau senang?” tanya Junhao, Tian yu menggeleng, ia berkata telah menemui Ziqian dan meminta maaf, Ziqian terlihat tenang dan merelakan apapun yang jadi pilihannya meskipun begitu Tian yu tetap merasa khawatir melihat tingkah Ziqian yang seidikit agak aneh.
Junhao merasa mungkin bagi Ziqian Tian yu adalah orang yang paling dipedulikannya, Tian yu merasa tidak karena Ziqian itu  lebih mengkhawatirkan Yunxi dibanding dirinya.
Junhao meminta Tian yu tenang dan mengajaknya bersama-sama menjumpai Ziqian dan menjelaskan segalanya. Tian yu mengangguk lemah, Junhao menarik wajahnya dan menyentil keningnya. “Untuk apa itu” ucap Tian yu kesal. 
“Siapa yang menyuruhmu untuk bersikap buru-buru, bagaimana jika saat itu kau tertusuk pisau?”
“Selama ada kau aku tak takut”
“Kau tak takut? kalau kau berkencan denganku akan banyak kesulitan yang kita hadapi, apa kau tak takut?”
Tian yu menggeleng dengan yakin, “Selama kau selalu memantauku aku takkan takut”
“Memantaumu? Itu sungguh melelahkan, aku kan bukan mercusuar”
Tian yu langsung manyun mendengarnya, “Apa kau akan mati kalau menjadi mercusuarku?”
“Wanita tak seharusnya menyatakan cintanya pada pria”
Tian yu langsung membantah, Junhao menarik Tian yu mendekat ke pelukannya, wajah Tian yu berubah senang.
“Aku berharap untuk menjadi mercusuarmu” ucap Junhao akhirnya, Tian yu senang dan kembali menyenderkan kepalanya ke bahu Junhao.
“Tapi itu hanya sah dalam satu situasi” ucap Junhao lagi, wajah Tian yu berubah masam lagi dan tanya kondisi seperti apa itu. “Aku ingin selalu bisa melihatmu” ucapnya sambil tersenyum.
Tian yu memberitahu Junhao kalau setelah mereka bertengkar di pantai ia kembali lagi kesana untuk mencari Junhao untuk berterima kasih karena telah mengembalikan Guan Mei kepada Tuan Tang.
Junhao mengangguk, Tian yu menambahkan kalau dia hanya mencintai satu orang saja yaitu Shan Junhao alias Dang Ou.
Junhao mencium keningnya dan menyuruhnya berjanji untuk tak saling meninggalkan satu sama lain, “Oke kau harus menepati janjimu, kalau kau bohong kau takkan bisa mendapat istri”
“Ini tak adil kau kan tak perlu istri, yang berbohong takkan bisa mendapat suami” ucap Junhao
Tian yu tak mau karena Junhao telah membuatnya cukup menderita maka ia harus mengalah dan keduanya terus bertengkar seperti itu sepanjang malam.
Yunxi memutuskan keluar dari rumah keluarga Junhao, ia meletakkan sebuah surat dan  cincin dari Junhao serta ibu Junhao di samping fotonya dan Junhao lalu pergi membawa tas nya tanpa ada yang tahu.
Tian yu dan Junhao akhirnya tertidur dengan posisi saling menyender.
“Malam itu kami seolah kembali ke waktu pertama kali kami memulainya, seperti mimpi indah, aku berharap
 mimpi ini akan berlanjut selamanya” (Tian Yu)
Ketiga pegawai Guan Mei dan yang lainnya tampak kaget menemukan Tian yu yang tertidur bersandar pada Junhao. Tian yu dan Junhao tersadar dan sama-sama kaget melihat yang lainnya. 
Sheng tanya, “Apa kau Shan Junhao atau Dang Ou?”. 
Tian yu dan Junhao bangkit, Junhao  memegang tangan Tian yu dan menunjukkannya pada semua, “Ini lah yang kau lihat dan juga kau pikirkan, aku Shan Junhao dan juga Dang Ou” 
semuanya bertepuk tangan kecuali Jinzhi yang dengan sewot menyuruh semuanya diam. 
Keduanya di sidang di ruang tamu oleh Jinzhi. Jinzhi menatap tajam Junhao dan menyenter wajahnya seolah detektif yang sedang melakukan interogasi
“Jawab aku, bukankah kau sudah menikah kemarin?” tanyanya
Junhao menutup matanya yang silau
“Kau takkan membuat Tian yu sebagai selirmu kan? Tidak! Aku  takkan setuju! Aku takkan biarkan Tian yu jadi perusak rumah tangga orang”
Junhao menjauhkan senter itu, “Kau benar Yunxi dan aku menikah kemarin tapi Yunxi telah bicara padaku semalam kalau ia telah memikirkan hal ini dengan matang dan bersedia untuk melepasku” jawab Junhao.
ketiga pegawai bertepuk tangan dengan meriah Jinzhi membentak mereka untuk diam. 
Tuan Tang membawa Jinzhi sedikit menyingkir dan memintanya membiarkan saja apa yang menjadi kebahagiaan Tian yu. Jinzhi marah tak setuju. 
Di belakang Sheng merasa senang melihat keduanya bersatu kembali karena hal itu membuatnya menang taruhan dari bibi dan Chef. Keduanya lalu memberikan uang mereka dengan kesal pada Sheng. 
Tuan Tang gantian marah melihat mereka membuat taruhan pada Tian yu, Bibi tersenyum dan berkata kalau taruhan mereka cuma satu dolar, Chef turut mengiyakan. 
Jinzhi merampas uang itu dari mereka ia kesal karena keduanya hanya bertaruh 2 dolar untuk Tian yu seharusnya paling tidak harus ada seribu dolar untuk putrinya itu.
“Untunglah kau hanya bertaruh 1 dolar, kalau seribu dolar ibuku pasti tetap akan mengambilnya” ucap Zhengzhe. Jinzhi langsung membentaknya.
Hp Junhao berdering, Bibi Fengjiao mengingatkan jika itu dari Yunxi yang hendak berubah pikiran katakan padanya kalau ia tak bisa menarik kata-katanya lagi. Junhao sedikit menyingkir menerima telfon yang ternyata dari Dawei.
Jinzhi kembali bertanya apa Tian yu benar-benar akan bersama Junhao. Tian yu bilang ia sudah memberitahu Ziqian dan tetap merasa bersalah meski Ziqian terlihat baik-baik saja. Jinzhi merasa setuju.

Junhao memintanya tak khawatir karena ia akan bicara langsung dengan Ziqian. Tian yu meminta Junhao berhati-hati dengan Zhang Minghan. Junhao mengerti ia pun permisi karena harus buru-buru balik ke Senwell. 

Tian yu mengikutinya hingga ke depan disusul oleh yang lain. Tian yu memanggil Junhao dengan sebutan Dang ou dan mengenggam tangannya, “Kau akan kembali kan?” 
Junhao tersenyum mengiyakan hal itu dan berjanji kalau ia takkan menghilang.
Setelah Junhao pergi Jinzhi mendekat dan memberi restunya pada Tian yu, ia berpesan agar Tian yu menerima apapun yang terjadi nanti. Semuanya memberikan semangat pada Tian yu dan kembali masuk ke dalam meninggalkan Tian yu sendirian.
Ibu Junhao terkejut sekaligus panik karena tak menemukan Yunxi di kamarnya terlebih cincin Yunxi juga ditinggal disana. Ibu membaca surat yang ditinggalkan Yunxi yang intinya ia berterima kasih atas kebahagiaan yang diterimanya selama ini. 

sementara itu, Yunxi sendiri tengah berjalan di tengah kota, sebuah taksi menghampirinya, Yunxi memutuskan naik. Sang supir bertanya ia hendak pergi kemana, Yunxi terdiam dan berkata ia tak punya ide dan meminta sang supir untuk berjalan dulu saja.

Dalam suratnya Yunxi menuliskan bahwa setelah kejadian kemarin ia sadar bahwa selama ini justru dirinya yang menjadi penghalang atas hubungan Junhao dan Tian yu, Yunxi mengagumi Tian yu yang tetap tegar dan kuat meski ditinggal orang tuanya hal itu membuatnya iri , Yunxi juga meminta maaf atas keputusannya ini.

Ibu merasa terhentak membaca suratnya, tak lama pembantunya datang memberikan telfon dari Ziqian. Ibu langsung merebutnya untuk memberitahu Ziqian akan Yunxi namun ucapannya terpotong oleh ucapan Ziqian yang memintanya untuk segera datang ke Senwell.
Ziqian dengan tampilan barunya yang serba hitam di seberang sana menjelaskan kalau ia ingin membahas kembali masalah kemarin, “Kau pasti tak mau aku menanyai Junhao tanpa ada dirimu kan?” ucapnya dingin.
Ibu langsung bertanya dimana Junhao pada pembantunya, sang pembantu bhilang kalau Junhao tak pulang dari kemarin dan sepertinya langsung pergi ke kantor. Ibu berusaha bersikap tenang dan berkata akan menjumpainya disana.
Dawei meyambut kedatangan Junhao dengan wajah panik, Junhao kaget melihat Zhang Minghan tengah duduk santai di kursinya. “Siapa yang membiarkan dia duduk di tempatku” tanya Junhao
Zhang Minghan bangkit dengan santainya dan berkata kalau kursi itu akan segera kembali ke pemilik yang sesungguhnya. Junhao marah dan berkata kalau Zhang Minghan tak pantas untuk menempati posisi ini.

“Tak apa jika bukan aku, tapi orang yang sesuai untuk duduk disini bukan hanya kau tapi Xu Ziqian” 
Junhao terlihat kaget sekaligus bingung mendengar ucapan Zhang Minghan. 
Zhang Minghan memanggil Mr. Yan untuk keluar. Mr. Yan si pengacara perusahaan itu pun segera keluar. “Mulai detik ini apapun yang kau katakan akan direkam oleh Mr. Yan kata demi kata. Junhao tanya apa sebenarnya yang coba Zhang Minghan lakukan, Minghan bersikap tenang (hehe...aku panggil Minghan aja y, males panjang-panjang ^^)
 tak lama Yuanxun keluar dan memanggil nama asing Junhao “Ethan”
Junhao berbalik kaget, Yuanxun memandang Junhao dan berkata kalau nama itu dialah yang memberikan. Junhao tak mengerti dan bertanya memangnya kenapa dengan itu semua.
“Aku Ding Yuanxun, tujuanku disini adalah untuk memberitahumu tentang ledakan gas yang terjadi di rumah keluarga Xu 20 tahun yang lalu, Direktur Shan lah yang mendalangi itu semua” 
Junhao tak percaya karena ia tahu kalau Yuanxun sudah meninggal 20 tahun yang lalu. Yuanxun berteriak marah kalau orang tua Junhao sudah berbohong
“20 tahun lalu aku menerima perintah dari Pemimpin Shan Yaorong untuk memperingatkan GM Xu yang berencana untuk meninggalkan Senwell dengan merencanakan meledakkan gas di rumahnya. Tapi aku gagal dan menyebabkan 1 orang meninggal dan yang satu lagi terluka hebat, aku yang menyebabkan Xu Ziqian jadi yatim piatu” 
Junhao tampak kaget, Yuanxun melanjutkan ceritanya.
“Ketika Nyonya Xu masih koma, aku melupakan akta pengalihan saham yang menyebabkan saham 30% milik keluarga Xu beralih ke Shan”
Junhao membentak Yuanxun yang telah menyebarkan kebohongan atas kejahatan yang tak mungkin dilakukan ayahnya, terlebih sekarang tak ada yang bisa membuktikan hal itu.
Minghan berkata kalau Yuanxun  dipaksa meninggalkan Senwell dengan imbalan upah yang besar. 
Junhao mencengkram erat kerah Minghan karena telah menghina ayahnya. Yuanxun meminta Junhao melepaskan Minghan dan menjelaskan kalau kedatangannya hanya untuk menjelaskan hal itu pada Ziqian dan dirinya. 
Junhao berteriak menantang Minghan untuk membuktikan kalau benar orang itu adalah Yuanxun. 
Tak lama Ibu junhao datang menghampiri putranya, ia pun kaget saat melihat Yuanxun disana. Junhao kaget karena Ibunya memanggil Yuanxun, ia bertanya bukankah selama ini ibunya bilang kalau Yuanxun sudah meninggal.
Ibu Junhao kelabakan, Junhao mencoba mencerna semuanya kalau selama ini ibunya memelihara Ziqian karena merasa bersalah kepada keluarganya. “Itu juga termasuk penempaan akta pengalihan saham?” tanyanya.
Ibu tak bisa menjawab, ia bertanya dimana Ziqian dan hendak bicara empat mata dengannya.
Ziqian muncul, ia telah mendengar semuanya dan merasa tak perlu ada yang harus dibicarakan lagi. Yuanxun bilang ke ibu Junhao kalau Yaorong telah berbohong padanya tentang kondisi Nyonya Xu. 
Ibu Junhao marah, ia menyalahkan  Yuanxun karena suaminya tak pernah memintanya untuk meledakkan gas itu namun hanya membuat agar GM Xu Zifeng tak pergi dari rumahnya. 
Yuanxun berkata kehadirannya disini hanya untuk menebus kesalahannya pada keluarga Xu dan sepertinya ia juga akan mengakui kesalahannya itu pada polisi. Yuanxun menatap Minghan, ia tahu apa maksud Minghan sebenarnya dan memperingatkan Minghan untuk segera bertobat.
Pembicaraan kembali dilanjutkan setelah Yuanxun pergi. Minghan berkata kalau keluarga Shan telah melakukan penipuan dengan memalsukan akta pengalihan saham dan menguasai harta keluarga Xu selama 20 tahun,
 “Tuan Yan bagaimana menurutmu jika masalah ini sampai tersebar keluar?” ucap Minghan mengancam. 
"Keluarga Shan harus mengembalikan saham 30 persen milik keluarga Ziqian" ucap pengacara Yan.

Minghan merasa itu saja  tak adil dan membujuk Ziqian untuk membawa hal ini ke jalur hukum. Ibu Junhao bangkit memohon pada Ziqian agar tak melakukannya mengingat bagaimana mereka merawat Ziqian selama ini. Ziqian masih diam sementara Minghan kembali mengambil alih, menurutnya hal itu sangat menggelikan. 
Junhao mengusir Minghan untuk keluar. Ziqian membela Minghan kali ini dan membuat Junhao tertegun, ia juga tak peduli meski Ibu Junhao sudah berlutut padanya.
 “Kau masih bisa berlutut dan menangis, bagaimana dengan orang tuaku, jika ayahku melihatku sekarang menurutmu bagaimana perasaannya melihatku dibesarkan dikeluarga Shan dan ibuku yang tak berdaya, kau takkan pernah mengerti rasa sakit yang kupunya”
Mr. Yan berkata mereka sudah mengajukan gugatan dan untuk sementara semua aset milik keluarga Shan akan dibekukan termasuk mobil. Junhao menenangkan ibunya, meski ia kecewa terhadap pemikiran Ziqian namun Junhao mengijinkan Ziqian mengambil semua harta mereka. 

Zhang Minghan dengan cepat berkata pada Pengacara Yan kalau Junhao sudah setuju dengan demikian Ziqian akan menjadi pemegang saham utama di Senwell. 
Minghan juga mengusir ibu dan Junhao dari sana sebelum wartawan mengerumuni mereka atas berita besar kebangkrutan mereka bahkan menyindir Junhao untuk lewat pintu belakang saja.
Ziqian sama sekali tak memperlihatkan wajahnya pada Junhao dan ibu namun raut wajahnya juga menunjukkan kesedihan.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.