SINOPSIS

Tuesday, 16 July 2013

Corner With Love Eps 5 Part 1

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^


Corner With Love Eps 5 Part 1
Setelah acara makan malam itu selesai Qin Lang ikut pulang ke tempat Ah Yi dan Ba Dao. Ah Yi terkahum-kagum melihat semangat Ba Dao dalam menyelesaikan novelnya sekarang dan berterima kasih atas rencana Qin Lang. 
Ba Dao berdiri untuk merilekskan tubuhnya, lengkap dengan ikat kepalanya ia pun berkata “karena cinta sedang menurun, aku hidup kembali”
Qin Lang dan Ah Yi merasa bingung. 
Wajah Ba Dao berubah bingung, ia kembali duduk dan menghela nafas, Ah Yi menghampiri dan tanya apa masalahnya, “Ketika cinta pergi kau terlihat seperti zombie sekarang ketika cinta muncul kau malah mendesah”
“Hidup itu seperti mencoba menyetop taksi di tengah hari hujan, kadang kau tak mendapat satupun, kadang ketika kau menjulurkan tangan 6 atau 5 taksi datang sekaligus”
“Hahh??” ucap Qin Lang tak mengerti
Ba Dao kembali mengumpamakan kegundahannya dengan kata-kata yang tak dapat dimengerti oleh Qin Lang, ia tak sabar lagi dan segera menghampiri Ba Dao bertanya apa sebenarnya maksudnya.
“kau masih tak tahu? Kau kan mengenalkan Xin Lei untuk mengobati lukannya, dan sekarang dia kenal dengan Bi Zhu dan tak tahu mana yang harus dia pilih” ucap Ah Yi, Ba Dao mengangguk-anggukkan kepalanya.
Qin Lang mengatakan kalau Ba Dao salah paham, Ba Dao bangkit dengan kagetnya. Qin Lang bilang kalau ia tak pernah berniat mencari seorang teman kencan untuk Ba Dao. 
Ah Yi berkata ia mengerti dan menyimpulkan kalau Qin Lang bukan hanya ingin mengenalkan Xin Lei tapi juga Bi Zhu makanya ia menyuruh Ba Dao yang mengantarkan Xin Lei. 
Ba Dao menyampaikan rasa terima kasihnya dengan menepuk pundak Qin lang. “Good Brother, lukaku perlahan-lahan mulai sembuh” ucapnya. Ah Yi dan Ba Dao sama-sama menepuk pundak Qin lang dengan senang. Qin Lang tak tahu lagi harus bagaimana menjelaskannya.
Nenek berkata pada Ah Da kalau menurutnya Xin Lei itu tak terlalu buruk, Ah Da hanya diam, nenek menarik bajunya dan bertanya apa dia sakit perut. Ah Da menolak mendengar nama Xin Lei disebut dan berkata kalau dia bukan wanita yang baik.
“Dia bukan hanya tahu bagaimana main piano tapi juga bisa 8 bahasa sekarang dia juga lulus ujian menjadi pramugari, apanya yang buruk?” ucap nenek.
“karena dia Two-Timing (yang aku gak tau artinya, tapi sepertinya maksudnya kalau Xin Lei itu mendua)” ucap Ah Da
Nenek malah mengartikan kalau Xin Lei juga bisa menari.
Ah Da mendekat dan dengan serius berkata kalau Xin Lei punya pacar lain selain Qin Lang. Nenek menyebut hal itu omong kosong, Ah Da mengatakan dengan yakin kalau ia mendengarnya sendiri dari Xiao Dong.
Nenek kembali meradang, ia berkata akan menujukkan pada Qin lang sosok Xin Lei yang sebenarnya. Ah Da melarang karena takut Qin lang merasa tergoncang dan melakukan hal mengerikan.
Keduanya membayangkan Qin lang yang frustasi berdiri di atas tebing yang tinggi, Qin lang merentangkan kedua tangannya dan menjatuhkan dirinya untuk mengakhiri hidup. “jangaaann...” teriak Ah da dari lamunannya sendiri. Nenek merasa khawatir dan setuju untuk tak memberitahunya.
Sambil mengayuh sepeda Qin Lang terus berfikir bagamana ia akan menjelaskan kesalahpahaman ini pada Ba Dao. Ia lalu bertemu Xin Lei yang tengah pulang dari belanja.
 Keduanya saling bertatapan, Xin Lei duluan tanya mengapa Qin lang pulang telat. Qin lang bilang ia baru mengantar Ba Dao pulang.
Xin Lei bilang kalau Ba Dao terlihat bahagia hari ini, “Orang yang baru putus cinta memang seharusnya lebih seirng bertemu temannya”
Qin lang terdiam, ia bingung apa harus menjelaskan kesalahpahaman itu pada Xin Lei atau tidak. Qin lang menatap Xin Lei, Xin Lei pun bingung. Qin lang lalu coba tanya, “Ada satu hal yang aku juga bingung harus mengatakannya padamu atau tidak”
“hal baik atau hal buruk?”
“Tergantung bagaimana hal yang baik itu menurutmu”
“Kau sepertinya tak bahagia kalau begitu jangan katakan aku tak mau dengar, aku mendapat pekerjaan pertama dalam hidupku hari ini, lakukan apa yang ku mau dan jangan rusak mood ku”
Xin Lei kembali berjalan, kakinya terasa sakit hinggan ia berjalan terpincang-pincang. Qin lang mendekat dan tanya ada apa dengan kakinya. Xin Lei bilang kalau ia sudah belanja terlalu lama hingga kakinya lelah. 
Qin lang marah karena Xin lei telah menghabiskan uangnya padahal belum gajian. Xin Lei bilang ia beli sepatu untuk mulai training besok. Xin lei menyebutkan harga yang sangat mahal menurut Qin lang namun biasa saja menurutnya dengan  memakai kartu kreditnya.
Qin Kang kembali marah,“Hanya kau lah orang yang masih menggunakan kartu kredit meski tahu tak punya uang, apa kau tahu bahayanya jika kau tak bisa bayar tagihan?” ucap Qin lang membentaknya.
“Aku sudah bilang jangan rusak mood ku hari ini” ucap Xin Lei kesal
“Baiklah, aku memang orang yang suka ikut campur, aku tak mau mengurusimu lagi”
“Terima kasih” ucap Xin lei jutek
“sama-sama”
“Good bye”
“Bye bye”
Keduanya kembali berjalan di arah yang sama dan sama-sama berhenti saat posisi mereka tepat bersebelahan hingga beberapa kali. Keduanya sama-sama kesal dan saling buang muka. 
Namun pada akhirnya Xin Lei tetap di bonceng pulang, Xin lei senang karena mungkin merasa menang (karena Qin lang tak mungkin bisa meninggalkannya) sementara Qin lang terlihat kesal.
Esoknya saat sarapan, Xin Lei bertanya pada nenek mengapa hanya ada tiga acar timun di piring.
 “Memangnya kenapa?’ ucap nenek sewot, “Itu lebih baik daripada pergi dengan pria yang berbeda di waktu yang sama!”
Ah Da melarang nenek bersikap kasar. Ah Da mulai panik saat melihat nenek mulai tak bisa mengontrol emosinya dan untuk mengatasinya sebelum nenek bicara dia lebih dulu bicara..
Nenek : “kau”
Ah Da :  “Nenek bilang kau harus membersihkan kamar mandi dan menyapu lantai”
Nenek : “kau”
Ah Da : “Nenek bilang kami harus pergi membuka warung untuk berjualan, jadi lebih baik cepat kerjakan” Ah Da segera menarik nenek pergi.
Xin Lei  menghela nafas dan menghentakkan kembali sumpitnya. 
Xin lei mengambil air dari ember dan memulai pekerjaannya sambil bersungut-sungut melihat tingkah nenek tadi. Iamembersihkan kaca jendela atau lebih tepat memukul-mukulkan kain lap nya ke kaca. Qin Lang membuka pintu kamarnya dan langsung disambut kain lap yang menepuk wajahnya hingga beberapa kali.
“Kau tak perlu membantuku mencuci mukaku sepagi ini” ucap Qin Lang sambil tetap menutup matanya.
Xin Lei masih tak sadar, “Siapa yang melakukan itu, aku sedang bersih-bersih”
Qin Lang membuka matanya, ia kaget melihat Xin Lei menggunakan handuknya untuk bersih-bersih dan segera mengambilnya. Qin lang melihat lantai rumahnya yang becek dan berkata kalau Xin Lei bukan bersih-bersih tapi membanjiri rumah.
“ya, benar aku memang membanjirinya, aku sungguh tak mengerti apa yang kulakukan disini,apa kau tahu betapa galaknya nenekmu padaku aku tak melakukan kesalahan tapi ia sangat galak padaku dan sekarang kau juga sama!”
Qin Lang tak terima kalau sekarang Xin lei juga galak padanya. Xin Lei merebut kainnya dan menyuruh Qin Lang untuk tak mengganggunya, Qin Lang menarik handuknya itu lagi.
Xin Lei menariknya lagi “Bagaimana aku bisa membersihkannya kalau kau tak memberikannya”
Qin Lang balas tarik, “Kenapa harus menggunakan punyaku”
Keduanya terus saling tarik menarik tanpa ada yang mau mengalah, (*yuhuu...mau saya pinjamin kain lap gak??)
Qin Lang dan Xin Lei kembali menarik lebih kencang dari sebelumnya, Qin lang terpeleset oleh licinnya lantai alhasil ia jatuh dan Xin lei pun terjatuh juga tepat di atasnya. Keduanya terkejut dan saling pandang.
Xin lei menyingkir duluan, Qin lang bangkit. Keduanya saling membelakangi dengan perasaan gugup dan saling mengintip satu sama lain.
Qin lang dengan sopan menawarkan untuk membantu, Xin Lei menjawab tidak dengan sopan. 
Qin Lang agak memaksa, Xin Lei langsung memberikan handuknya dan memerintahnya mengerjakan dalam 10 menit. Qin lang kesal melihat Xin Lei bertingkah sok tuan putri lagi.
Xin Lei ternyata masuk ke kamar untuk menenangkan dirinya setelah kejadian itu.
Pelatihan pramugari baru pun dimulai, Pelatih mulai menerangkan. Xin lei menginterupsi, ia merasa tak sabar dan menyurh si Pelatih untuk langsung saja ke point utama.
Pelatih berkata kalau mereka harus tahu dasarnya dulu, Xin Lei berkata ia sudah mengingatnya. Sang pelatih merasa tak yakin. Xin lei berdiri dan mengucapkan semua hafalannya dengan lancar.
Semuanya tercengang mendengarnya, “Boleh aku tahu kapan aku mulai bekerja?” ucap Xin lei
Sementara itu di pasar Qin lang tampak sibuk membantu neneknya beres-beres. Xiao yang datang dan menarik Qin lang menjauh. “Ada maksudnya ini semua?” tanya Xiao Yang
Qin lang bingung tak mengerti, Xiao Yang bilang kalau ia sudah tahu mengenai pacar Qin Lang terlebih wanita itu juga tinggal bersama Qin lang.
“Mau aku benar punya pacar atau itu hanya isu, selama itu masih seorang wanita ada apa memangnya?”
Xiao Yang tanya Qin lang menganggapnya sebagai apa, ia merasa kesal karena Qin Lang hanya menganggapnya sebagai teman masa kecil.
“Kalau begitu di tahun kedua ketika kita sekolah kenapa kau bilang kalau mau menikah denganku kalau besar nanti?”
Qin Lang tersadar, “Pada saat itu kau menangis dan bilang kalau takkan ada yang mau menikah denganmu makanya aku coba menghiburmu”
“Ketika kita berusia 7 tahun kenapa kau datang ke rumahku untuk memegang tanganku?”
Qin lang berkata kalau saat itu Xiao Yang terjatuh dan terlihat kesulitan berdiri makanya ia membantunya.
Xiao Yang tanya lagi, “Kemudian ketika kita tamat sekolah (SMA) kenapa kau datang dan menciumku?”
Qin lang bilang kalau ia sudah kalah sebuah permainan dan itu sebagai hukumannya.
Xiao Yang kesal dan menyuruh Qin lang setidaknya bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Qin Lang menyuruhnya berhenti omong kosong. 
Xiao Yang menegaskan kalau ia tak mau Qin lang kencan dengan wanita lain. Xiao yang segera pergi, Qin lang meneriakkan padanya kalau ia selalu menganggap hubungan mereka sebagai seorang teman.
Xin Lei dan Bi Zhu yang telah selesai dengan pelatihannya akhirnya berpisah di jalan. Xin Lei melihat Juan Juan (gadis kecil yang ada di tempat Qin lang kemarin) sedang asik melihat sebuah piano di depan kaca toko. 
Xin Lei menghampirinya dan bertanya sedang apa dia. Juan Juan tanya apa Xin Lei pernah bermain piano, Xin Lei mengiyakan. Juan Juan tanya bagaimana rasanya
“Rasanya seperti jarimu menari dengan gembira di atas piano. Juan Juan bilang kalau ia sangat ingin bermain piano tapi ibunya tak mampu membelikannya.
Xin lei mengajak Juan Juan memainkan pianonya di rumah, sementara itu Qin Lang juga tengah disuruh kembali ke rumah untuk mengambil sesuatu. Qin Lang mendengar dentingan piano dari dalam rumahnya. Xin lei sedang memainkan pianonya untuk Juan Juan. 
Qin lang perlahan masuk ke rumah dan menyaksikan keduanya dari luar. 

Juan Juan merasa bahagia dan memuji kehebatan Xin lei, Juan Juan tanya apa ia bisa memainkannya. Xin lei memperbolehkan sambil mengajak Juan Juan duduk disampingnya. Juan Juan mulai bermain, Qin Lang tersenyum senang melihat keduanya dan memilih tetap mendengarkan mereka diam-diam di luar.
Xin lei menulis surat untuk Xi Xian yang isinya menyatakan kalau ia baik-baik saja di rumahnya yang sekarang meski tempatnya lebih kecil, Xin Lei sedikit menulis kebohongan di suratnya agar Xi Xian merasa tenang.
“Aku punya seorang pembantu wanita yang di panggil Mu Dan Po (dan muncullah gambar nenek) meskipun ia sedikit tua dan suka menggerutu dia sangat rajin bekerja” 
kenyataannya: nenek memerintah Xin lei yang sedang bersih-bersih untuk tidak menyisakan sedikit debu pun di rumahnya

“Aku juga menyewa seorang Chef bernama Ah Da (keluar gambar Ah Da yang sedang makan dengan rakusnya) meskipun ia gendut dan makan banyak tapi kemampuan memasaknya cukup baik”
“Dan kau takkan menyangka dengan siapa aku bertemu (keluar gambar Qin lang yang sedang mengambilkan makanan buat Xin Lei) ternyata selain pandai membuat oyster omelet dia juga seorang seniman, (Xin lei menatap Qin lang yang tengah serius mencoba menggambar di kamarnya) namun sayang karyanya tak begitu terkenal dan tak punya banyak pekerjaan)
“Setiap hari dia bekerja sebagai supirku untuk mendapat penghasilan tambahan, aku pikir dia butuh tambahan makanya aku mempekerjakannya”
Xin lei juga cerita mengenai teman-teman barunya disini yaitu Bi Zhu, Ah Yi dan Ba Dao. Xin Lei mengaku kalau ia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan penerbangan. Akhirnya Xin Lei berpesan agar Xi Xian bisa hidup dengan baik dan tak lupa mengiriminya surat.
Xin Lei keluar kamar sambil menarik koper dan mengenakan baju kerjanya. Nenek tampak serius menatap rok nya yang pendek, nenek memanggil Xin Lei, Qin lang dan Ah Da langsung muncul dari sebelah seolah mau tahu apa lagi kesalahan yang dibuat Xin Lei. Nenek tanya kemana Xin lei terbang hari ini. Xin Lei bilang ia dan Bi ZHu akan terbang ke Tokyo.
“Apa kau harus pakai rok sependek itu?” Qin lang dan Ah Da langsung menatap rok Xin Lei. “ini adalah seragam perusahaan” jawab Xin lei. 
Ah Da memperingatkannya untuk tak menggoda penumpang, Xin lei kesal dan berkata apa maksudnya.
“Apa kau punya dinamit untuk sarapan? Kenapa kau mesti bertengkar tanpa alasan? Bukankah kau itu kasar?” ucap Qin lang pada Ah Da.
Ah Da balik kesal, “Jika bukan untukmu aku takkan...”
“Aku kenapa?’ tanya Qin lang, Ah Da tak jadi melanjutkan. 
Dalam hati Xin lei berkata kalau mereka semua benar-benar aneh dan sangat ingin segera menyingkirkannya.
Nenek menyudahi semua dan berpesan pada Xin lei untuk menjaga sikap, Xin Lei pergi dengan kesal, Qin lang ikut keluar untuk mengantar Xin lei. 
Nenek semakin susah melihat Qin lang begitu mencintai Xin lei dan bingung bagaimana memberitahu Qin lang akan hal kemarin. Ah Da berkata apa kira-kira Xin lei sadar kalau ia sudah ketahuan oleh mereka berdua, 
kalau dia punya hati nurani dia pasti tahu” ucap nenek.
Qin lang mengikuti Xin lei berjalan dan menyuruhnya untuk tak memperdulikan ucapan Ah Da. Qin Lang tanya kapan dia kembali. Xin lei bilang dengan sewot kalau ini perjalanan pendek dan ia akan kembali besok.
Xin lei dan yang lainnya melangkah dengan bahagia menuju pesawat.
Qin lang menatap pesawat yang lewat, “Kenapa aku mengkhawatirkannya? Bukankah dia pulang besok? Apa mungkin...”
Tiiinnn....sebuah mobil truk besar muncul di depannya, Qin lang menatap ke depan dan mobil itu sudah ada dihadapannya. 
Mobil itu berlalu dan Qin lang kita terjatuh di jalan, mulutnya menganga tergagap-gagap dan tubuh yang gemetaran, dia hampir kehilangan nyawanya karena mengkhwatirkan Xin lei yang tak mengkhawatirkannya, cinta oh cintaaa...
Ba Dao gemetaran memegang sebuah kertas, Qin lang penasaran dan tanya bagaimana hasilnya. “Sempurna” ucap Ba Dao sambil mengacungkan jempol ke Qin lang. Ah Yi menarik kertas itu untuk melihat lebih jelas. 
Ah Yi mengagumi gambar yang dibuat Qin lang dan berkata gambar sampul seperti itu akan membuat novel Ba Dao terjual dengan baik. 
Ba Dao memeluk Qin lang dengan keras, Ba Dao benar-benar berterima kasih karena Qin Lang bukan saja membuatkan sampul yang bagus tapi juga mencarikan pasangan untuknya. Ba Dao menepuk-nepuk pipi Qin lang. Ah Yi turut bergabung keduanya memuji Qin Lang dengan berlebihan.
Qin lang merasa jengah dan menyuruh mereka berhenti. Qin lang berencana untuk berkata sebenarnya pada Ba Dao namun ia kaget saat Ba Dao bilang juga akan berkata sebenarnya. “Aku berencana untuk bilang ke Bi Zhu...” omongannya tak selesai, Qin lang segera menariknya kegirangan karena menyangka kalau Ba Dao suka pada Bi Zhu. 
Ternyata tidak, ia hanya ingin mengajak Bi Zhu berteman karena yang ia sukai adalah Xin lei. Qin lang dengan lemas melepaskan pegangannya dan terpaku. 
Ah Yi memberi ucapan selamat karena Ba Dao telah menentukan pilihan. Keduanya bersorak dan tertawa dengan senang. Mereka merasa aneh melihat Qin lang yang tak bergerak sama sekali, Ba Dao menepuk pipi Qin lang. 
Qin lang tersadar, Ba Dao tanya apa yang mau dikatakan Qin Lang tadi. Qin lang memutuskan tak jadi mengatakan. Ba Dao sangat kegirangan dan tak sabar bertemu dengan Xin lei, ia pun bertanya pada Qin lang dimana Xin Lei.
Qin lang keluar dengan lemah dari rumah Ba Dao, Qin lang benar-benar merasa bersalah pada Ba Dao.
Xin lei dan Bi Zhu mendekati seorang penumpang pria dan menawarkan minuman. Pesawat berguncang cukup hebat hingga Xin lei tak bisa mengendalikan gelas yang ia pegang dan menunmpahkannya pada penumpang tadi.
 Xin lei dan Bi Zhu menunduk meminta maaf, pramugari senior datang dan menegur mereka namun sang pria berkata kalau itu adalah salahnya. 
Tak lama seorang penumpang lain juga mengeluh kalau jus nya tak kunjung datang, Bi Zhu segera mengantarkannya. Sang penumpang yang emosi itu  menyiram Bi Zhu dengan jus. Xin lei datang dan memarahi pria tadi. Sang penumpang balik marah, pramugari senior datang dan menengahi mereka. Pesawat kembali bergoncang hebat, keadaan semakin serius peringatan dikeluarkan agar penumpang memakai sabuk pengamannya.
Tiba-tiba Qin lang berteriak dari tidurnya, Ah Da juga ikut teriak karena kaget. Qin Lang dengan panik berlari ke kamar Xin Lei yang ternyata masih kosong. Ah Da mengikutinya dan tanya ada apa dengannya. Qin lang bilang ia bermimpi Xin Lei diculik oleh iblis.
Ah Da bilang lebih cocok dibilang pria hidung belang dibanding iblis. Nenek tiba-tiba datang, Ah Da yang kaget sampai manjat ke tubuh Qin lang.
“Kenapa kau memeluk Qin lang di tengah malam begini?” tanya nenek
Ah Da dan Qin lang yang sama-sama menyadari posisinya langsung melepaskan diri. Ah Da bilang kalau Qin Lang baru mimpi buruk, Qin lang tak mau memperpanjang lagi masalah dan segera pergi tidur.
Ah Da bilang ke nenek kalau ia sedih melihat Qin lang menderita, “Perasaan sangat sulit untuk dikendalikan” ucap nenek.
“Aku juga tak bisa mengendalikan perasaanku padanya” Nenek kaget sampai tak jadi menguap, ia melotot dan tanya apa Ah Da suka pada Qin lang.
Ah Da sulit menjelaskan hubungan yang seperti abang adik itu hingga nenek semakin menghelas nafas melihat prilaku anak muda sekarang, wkkkk......

Xin Lei dan Bi Zhu keluar dari bandara tanpa mengenakan seragam mereka lagi. Bi Zhu minta maaf ke Xin Lei atas kesalahannya. Xin Lei bilang kalau memang penumpang itu yang salah, Bi Zhu tidak merasa demikian karena menurut pelatih penumpang tak pernah salah yang salah adalah cara melayaninya. 
Xin Lei terdiam, ia meminta maaf karena Bi Zhu juga jadi kehilangan pekerjaannya. Bi Zhu merasa kalau dirinya saja yang tidak berguna.
Xin lei mengajak Bi Zhu untuk mencari pekerjaan bersama.

Tak lama Qin Lang muncul di bandara yang tentu saja untuk menjemput Xin Lei. Bi Zhu melihat Qin lan dan tanya apa ia mau menjemput Xin Lei. Qin lang jaim dan bilang tidak. “Jadi untuk apa kau kesini?” tanya Xin Lei sewot.
Qin Lang lalu tanya kenapa mereka tak pakai seragam, Bi Zhu bilang kalau mereka baru dipecat. Qin lang kaget sekaligus bingung mereka dipecat di hari pertama bekerja dan menyepelekan Xin Lei. Xin Lei dengan harga diri tinggi bilang kalau mereka yang mengundurkan diri. Qin Lang melirik Bi Zhu yang kebingungan.
Qin lang tanya lagi dipecat atau mengundurkan diri dan keduanya menjawab dengan tak kompak. Xin Lei akhirnya bilang itu tak ada hubungannya dengan Qin lang dan tanya apa mau Qin Lang kesana.
Qin lang bilang kalau ia kesana karena Ba Dao mengajak mereka merayakan penerbitan novelnya yang ke-10.
Ba Dao sendiri tampak asik memilih setelan jas, Ah Yi menangkap mulutnya dan tanya untuk apa ia menghabiskan uang dengan itu semua. Ba Dao ingin tampil beda di acara peluncuran novelnya terlebih ia juga akan mengutarakan cintanya pada Xin Lei. Ah Yi menyemangati dan memberi beberapa saran agar Ba Dao membawa 100 bunga mawar dan berlutut di hadapan Xin Lei.
Ba Dao dilanda kebingungan yang amat sangat apa ia harus menyatakan cinta secara tertutup atau didepan umum. Ah Yi menyuruhnya melakukan itu di depan umum. 
Qin lang membawa Bi Zhu dan Xin Lei dengan mobil Ba Dao.
Qin Lang :”Kau dipecat setelah satu haru bekerja! Tuan puteri sepertimu tak bisa merasakan hidup susah”
Xin Lei :”Aku akan mendapat pekerjaan yang lebik baik daripada pramugari, lihat saja nanti”

Di pasar Ba Dao dengan dandanan bak pengantin prianya dan membawa buket bunga sedang sibuk membagi-bagikan brosur promo novelnya yang berjudul “The Girls We Both Courted Back In The Days”
Nenek merasa tertarik melihat sampul depannya, Ba Dao langsung bilang kalau itu bukan Qin lang yang gambar,nenek curiga. Ah Yi turut mengiyakan, “Bukankah kau tak setuju kalau dia menggambar? Dia sudah berjanji takkan melakukannya”
“Baiklah, tapi gambar sampul ini sangat bagus” ucap nenek. Ah Da dan Ba Dao saling berpandangan dengan senang.
Bi Zhu dan Xin Lei tiba, Ba Dao juga memberikan novelnya pada mereka. Qin lang tanya kenapa Ba Dao membawa buket bunga, ia bilang kalau Qin Lang akan tahu sebentar lagi. Ba Dao menatap Xin Lei.
Tiba-tiba Sheng Quan muncul dan menyapa Xin Lei. Ba Dao memberikan brosurnya pada Sheng Quan, Sheng Quan bilang namanya sangat unik dan Bi Zhu lah yang menjelaskan arti nama itu.
Sheng Quan melihat Qin lang dan tanya bagaiman keadaannya sekarang. Qin lang kembali kesal dan bilang kalau ia baik-baik saja.
Sheng Quan menyarankan untuk lebih banyak beristirahat, Xin lei langsung menarik Sheng Quan dan memintanya untuk tak bilang pada yang lain kalau Qin Lang adalah supirnya. Sheng Quan bingung, Xin Lei bilang kalau nenek Qin lang merahasiakan hal itu dari neneknya. Sheng Quan mengerti. Ah Da mulai curi-curi dengar percakapan mereka.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.