SINOPSIS

Friday, 19 July 2013

Corner With Love Eps 5 Part 2

Perhatian!!!
Mohon untuk tidak meng-COPAS Tulisan di Blog ini!!!
Bagi yang ingin mengambil Tulisan dari Blog ini harap menyertakan LINK HIDUP
Di bawah postingan yang diambil dari Blog ini!
Baik itu nantinya di ubah atau Dirapikan
Mohon hargai penulis!! Terima Kasih ^^


Corner With Love Eps 5 Part 2
Ah Da yang curiga berusaha mendengar perkataan Xin Lei dan Sheng Quan.  Tak lama Dong Ge muncul dan menyuruh Qin lang dan teman-temannya untuk duduk. Sheng Quan melihat Dong Ge dan turut menyapa, Sheng Quan juga disuruh ikut bergabung dengan yang lain.
Ah Da menyetop  Dong Ge dan tanya apa ia kenal dengan Sheng Quan. Dong Ge bilang dialah pria tampan yang dimaksudnya kemarin yang makan dengan Xin Lei.
Ah Da segera memberitahu nenek dan tampak nenek jadi kesal karenanya.
Mereka semua bersulang, saat mulai makan Ah Yi menyuruh Ba Dao untuk memulai aksinya. Ba Dao tersenyum setuju dan bersiap mengambil bunganya namun Bi Zhu keburu berdiri duluan sebelum dirinya.
Bi Zhu ingin mengumumkan sesuatu, Ba Dao yang Ge-er tingkat dewa saling pandang dengan Ah Yi seolah khawatir Bi Zhu justru bilang cinta duluan padanya. Bi Zhu menatap tajam padanya membuat Ba Dao semakin khawatir.
Bi Zhu menyatakan keinginannya yang ternyata hanya ingin membantu mengatur sesi tanda tangannya saja. Ba Dao dan Ah Yi akhirnya menarik nafas panjang sangking leganya. 
Giliran Sheng Quan yang menghalangi Ba Dao, ia berdiri untuk membuat pernyataan. Ah Da dan nenek menjadi tegang. Sheng Quan bilang dirinya berencana kembali ke Cina untuk mendirikan pusat jajanan Taiwan dan memohon restu dari semua.
Nenek dan Ah Da saling lirik dan bicara dengan bahasa kalbu.
Ah Da (dalam hati) : “Kupikir dia mau menyatakan perasaannya pada Xin Lei!”
Nenek (dalam hati) : “Aku juga ketakutan sampai hampir mati!”
Keduanya juga menarik nafas.
Ba Dao akhirnya berdiri sambil memegang buket bunganya
Ba Dao :” Aku ingin menyatakan perasaanku pada seseorang”
“Jangaaaaannn.....!!!” ucap Qin lang, nenek dan Ah Da bersamaan, sisanya menatap mereka bertiga dengan bingung. Nenek juga bingung melihat Qin lang berteriak dan tanya apa ia sudah tahu yang sebenarnya (tentunya dalam artian yang berbeda, nenek pikir Qin Lang tahu Xin Lei pacaran dengan 3 pria)
Yang lain berpindah menatap Qin lang. “Kalian juga sudah tahu?” tanya Qin Lang.
“Tentu saja kami tahu” ucap Ah Da
Ba Dao juga berfikir lain, ia pikir yang sudah diketahui itu adalah perasaannya pada Xin Lei, ia terharu sekaligus sedih karena Xin Lei sendiri tak tahu itu. Xin Lei sendiri yang memang tak tahu hanya kebingungan mendengarnya.
Sheng Quan merasa semangat dan meminta Ba Dao membagi kisahnya itu. Ah Da dan nenek semakin cemas.
Dong Ge akhirnya ikut ambil bicara, “Aku rasa aku tahu sedikit” hal ini membuat Qin lang semakin bingung apa yang Dong Ge ketahui. Dan tentunya pertemuan ini akan semakin kacau saudara-saudara.

Xiao Dong : “Aku adalah saksi matanya, mereka datang ke tempatku dan makan mie saat itu (Xin Lei dan Sheng Quan menatapnya heran, Ba Dao terduduk lemas) kemudian aku melihat mereka berdua....ahhh sudahlah ini tak ada hubungannya denganku.  
Dong Ge tak mampu melanjutkan omongannya karena ia sendiri telah salah sangka karena mengira saat itu Xin lei tengah mencium Sheng Quan.
“Memangnya ada apa denganku? Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?” tanya Xin Lei.
Nenek merasa sudah cukup main rahasia selama ini ia lalu menyuruh Xin Lei untuk mulai menjelaskan yang sebenarnya. Xin Lei heran karena sungguh tak tahu apa-apa. “Kau pasti tahu!” ucap Ah Da.         
Qin Lang bilang kalau Ah Da dan neneknya pasti sudah salah paham pada Xin Lei, Xin Lei tak peduli dan menyuruh mereka mengatakannya.
“Mereka bertiga adalah hadiah kau harus pilih salah satu” ucap nenek
Xin Lei tanya 3 itu yang mana.Nenek kesal karena menyangka Xin lei berpura-pura, ia pun menyebutkan nama Qin lang, Ba Dao dan Sheng Quan dan menyuruh Xin Lei pilih salah satu.
"Whoaa....aku juga masuk sebagai calon” ucap Sheng Quan kesenangan, ia pun dengan semangat ikut menyuruh Xin lei memilih. Qin Lang, Ba Dao dan Sheng Quan menatap Xin Lei menunggu jawabannya.  
Xin Lei melirik semuanya ia lalu menertawakan mereka dan bertanya apa mereka semua sudah mabuk. Xin Lei bilang ia tak bisa memilih siapapun.
“Tak boleh” ucap Qin lang dengan tegas
Xin Lei heran dan tanya memangnya kenapa.
"Dasar bodoh" Qin lang lalu menatap Xin Lei di dalam hati berkata “Apa kau lupa kita sudah bilang ke nenek kalau kita pacaran, apa kau mau ditendang keluar? apa kau lupa?” Xin Lei melirik yang lain seakan mengerti..
Kali ini Qin lang bicara dengan penuh perasaan
“Di Shanghai kita bertemu di restauran oyster omelet, kita berdua sama-sama menyukainya, kau bahkan memohon padaku untuk mengajarkan membuatnya, kita juga bersepeda bersama dan teriak dengan gembira bersama dan terlebi kau datang padaku setelah orang tuamu bangkrut dan bilang hanya akulah orang yang bisa kau andalkan”

Xin Lei sedikit merasa canggung menatap Qin lang, ia teringat kembali akan kenangan mereka berdua dulu di Shanghai. Perlahan Xin Lei mulai tersentuh, “Ya kau benar” ucap Xin lei, ia membenarkan semua ucapan Qin lang tadi dan juga bilang kalau selain Xi Xian tak ada yang peduli padanya selain Qin Lang, terlebih setelah orang tuanya bangkrut hanya Qin lang yang bisa diandalkan dan ia hanya bisa tinggal di rumahnya sekarang.
Semuanya merasa tersentuh, nenek mulai mewek dan Bi Zhu memecah keheningan dengan antara Qin Lang dan Xin lei dengan bertepuk tangan meriah buat keduanya.
Ba Dao patah hati dan membanting buket bunganya di meja, ia marah pada Qin lang dan pergi setelah membalikkan meja makan, Ah Yi ikut setelah menyatakan kekecewaannya juga pada Qin lang. 
Qin lang merasa bersalah pada kedua sahabatnya itu. Sheng Quan cukup bijak menerima dan berharap baik pada hubungan Xin Lei dan Qin Lang, ia lalu mengajak yang lain untuk bersulang.
Qin lang dan Xin Lei jalan bersama, kali ini kedua sama-sama hening dan malu-malu. Xin lei mulai duluan, ia tanya mengapa Qin lang diam saja.
“Tidak” ucap Qin Lang singkat
“Apa mood mu sedang buruk?”
“Tidak juga”
“Kau tidak berkata apapun dan juga tidak dalam moog yang buruk lalu kenapa kau tak bernyanyi saja”
Qin lang tak mau, ia mau gantian sekarang Xin Lei yang nyanyi. Xin Lei setuju, ia lalu menyanyikan lagu yang sama yang pernah dinyanyikan Qin lang untukknya. 
Gaya menyanyinya sungguh kacau dan menyakitkan telinga Qin lang namun Xin Lei tetap semangat bernyanyi. Qin Lang akhirnya ikutan dan mereka bernyanyi bersama berdua. 
Xin Lei ke kamar mandi, ia bersender ke pintu sambil mengingat pengakuan Qin lang tadi padanya Xin Lei akhirnya tersenyum sambil menutup pintu kamar mandi.
Tak lama Qin Lang yang tengah di kamarnya mendengar teriakan Xin lei, ia segera bergegas mendekat. Xin Lei bilang kalau di kamar mandi tak ada air, Qin lang pun bergegas untuk mengambilkannya.
Setelahnya Qin lang mencoba melukis (melukis atau menggambar? Aku juga bingung bilangnya) dan kali ini Qin lang gantian teringat ucapan Xin lei tadi padanya, Qin lang memikirkan hal itu.
Xin Lei melihat Qin Lang dan mengatainya bodoh karena bukannya tidur tapi malah melukis. Qin Lang balik bilang kalau Xin Lei lah yang bodoh karena hampir membuka rahasia mereka hari ini dan hampir membuatnya ditendang keluar ini nenek. Xin lei tetap bilang kalau itu rumahnya.
“Kau mulai lagi, kau bahkan tak punya surat tanahnya” ucap Qin lang
“Tak masalah aku ditendang keluar paling aku akan menyewa tempat lain untuk tinggal”
Qin lang berkata Xin lei masih saja keras kepala dan mengingatkan kalau ia baru saja dipecat jadi mau bayar uang sewa dengan apa. 
Xin Lei bilang dia bisa mencari Bi Zhu atau Sheng Quan yang pasti bersedia menolongnya. 

Qin Lang yang sedari tadi membersihkan alat lukisnya jadi terhenti sesaat. Dengan kesal Qin Lang menyuruh Xin lei menemui Sheng Quan saja dan mengakui kalau hubungan mereka bohong di depan nenek. 
Xin lei bilang kalau ia sudah coba bekerja sama dengan Qin lang tadi. Qin lang berbalik dan mendekat serta meletakkan kedua tanganya seolah mengepung Xin lei.
“Kau bilang kerjasama? Memangnya siapa yang tak punya pekerjaan dan tempat tinggal kenapa kau bilang itu kerja sama”
“Kenapa kau marah” ucap Xin lei kesal sambil menghentakkan lengan Qin lang, akibatnya wajah mereka secara tak sengaja menjadi semakin dekat.Keduanya terdiam dan terlihat gugup.
Qin lang menjauhkan wajahnya dan bilang kalau mungkin dia sedang mabuk sekarang. 
Xin Lei malah tertawa, ia mengakui kehebatan akting Qin Lang dan bilang kalau ia juga hampir tertipu dengan kata-kata yang Qin lang ucapkan di depan semua orang tadi.
Qin Lang tak berbalik dan bilang kalau akting Xin lei juga bagus, Xin Lei menolak ia bilang itu tadi bukan akting dan apa yang dikatakannya adalah sungguh-sungguh. 
Qin lang tertegun dan Xin lei menatap Qin lang. Qin lang berbalik dan menatap Xin Lei yang tersenyum padanya.
“Bisakah kau menutup matamu” pinta Qin Lang
Xin Lei tersenyum ia pikir Qin lang akan memulai permainan lagi seperti dulu. Xin lei menutup matanya dan mengucapkan ciri-ciri Qin lang sama seperti kemarin.
Qin lang terus menatap Xin Lei dengan tatapan yang dalam, ia lalu maju dan segera mencium Xin lei. Xin Lei membuka matanya dan menghempaskan Qin lang, Xin lei tanya  dengan ketus kenapa Qin Lang menciumnya. “Aku juga tak tahu” ucap Qin lang. Xin lei lalu maju, melingkarkan tangannya di leher Qin lang dan  gantian menciumnya.
Gantian Qin lang yang kaget dan tanya kenapa Xin lei menciumnya, Xin Lei memegangi kepalanya ia bilang juga tak tahu kenapa, ia lalu pingsan di pelukan Qin lang.
Qin Lang mempererat pelukannya, setelahnya ia susah payah mengendong Xin lei ke kamar. Mereka kembali terjatuh saat Qin lang berusaha memasukkan Xin lei ke kamar dan akhirnya malah tertidur dengan pulas berdua di lantai kamar.
Qin lang dan Xin lei terbangun, Qin lang merasa tangannya kebas karena Xin lei terus menggunakannya sebagai bantal, Xin lei meminta maaf. 
Nenek melihat keduanya keluar bersama dan tanpa sadar menyapa mereka, nenek terhenti ia berbalik dengan mulut yang menganga menatap keduanya yang benar-benar berada dalam satu kamar.
Kalian! Apa yang kalian lakukan kemarin malam!?” Qin lang dan Xin lei saling pandang sementara Ah Da yang mendengar teriakan itu juga ikutan keluar.
Nenek kembali marah-marah pada keduanya. Xin lei menjelaskan kalau mereka berdua hanya mabuk dan tak melakukan apapun. “Benarkah?” nenek tak percaya dan mendekatkan wajahnya ke Xin lei, nenek memukul meja dengan keras dan menyuruh Xin lei mengaku. Xin Lei ketakutan, ia ingat kalau mereka sudah berciuman begitu juga dengan Qin lang.
“sebenarnya kami tak bisa dikatakan tak melakukan apapun” ucap Qin lang malu-malu sambil memegang bibirnya.
“Kami seharusnya tak melakukan hal apapun yang tak seharusnya kami lakukan, karena kami berdua mabuk jadi...”
“Dia yang mulai duluan” ucap Xin lei
Nenek tercengang, Qin lang mendelik kesal ke Xin lei dan bilang kalau Xin Lei ikut kerja sama juga.
“kau lah yang mengambil kesempatan karena kenyataannya aku sedang mabuk dan kau menyuruhku menutup mataku”
“Aku juga mabuk dan tak sadar, kau harusnya  menolakku”
Ah Da semakin bersemangat mendengarnya. 
Nenek menepuk meja dengan keras, nenek menyuruh Xin lei keluar dari rumah karena telah melanggar peraturan. Qin lang langsung berdiri menghampiri neneknya dan menegaskan kalau benar mereka tak melakukan apapun. Nenek tetap tak peduli, Qin lang bilang kalau ia akan ikut keluar juga. 
Xin Lei berdiri dan menegaskan kalau ia akan keluar dari rumah.semuanya kaget, Qin lang mengingatkan kalau Xin lei tak punya pekerjaan sekarang. 
Nenek dan Ah Da gantian kaget.
“Nenek sebenarnya kau tak suka padaku kan?” nenek terdiam. “Tak masalah aku akan pergi sekarang” Xin lei lalu mengambil tas nya. Qin lang menghalangi dan tanpa sadar mengenggam tangannya. 
Xin Lei terdiam, Qin Lang sadar dan perlahan melepas tangannya.
“kau gadis yang kesepian dengan keras kepala datang ke rumah kami dan bilang kalau ini rumahmu, bahkan untuk makan pun kau butuh seseorang yang menyendokkan untukmu, kau tak tahu bagaimana menghargai orang lain dan sembarangan membei barang mewah, kau tak bisa membersihkan rumah dan mempertahankan pekerjaanmu serta berani melanggar peraturanku, aku sungguh tak bisa bersabar lagi” ucap nenek
Qin lang berkata kalau itu karena Xin lei tak pernah merasakan hal seperti ini dulu.
“Itu adalah masa lalu, kau harus belajar menghadapi hidupmu sekarang!”
Xin Lei terdiam, kata-kata nenek sungguh menusuk hatinya sekarang, nenek menyuruh Xin lei segera mencari pekerjaan dan setelah mendapat gaji pertama Xin lei harus pindah dari sana. 
Qin lang masih berusaha mempertehankan Xin Lei namun Xin Lei tetap bersikeras untuk pergi. Xin lei terdiam sejenak sebelum pergi , ia berbalik dan berkata kalau apa yang dikatakan nenek adalah benar. Xin lei memberi hormat pada nenek dan berterima kasih untuk menunggunya mendapat pekerjaan dulu.
Qin lang segera berlari mengejar Xin lei ke luar, Xin lei melarang Qin lang menghiburnya karena ia tak merasa sedih sama sekali. Xin lei lalu menghina rumah Qin lang yang sangat tua dan jelek. 
Qin Lang balik marah karena itu adalah rumah peninggalan ibunya. “Rumah bubruk ya tetap rumah bubruk” Qin Lang bilang itu sudah keterlaluan Xin Lei balik bilang kalau Qin lang yang keterlaluan, ia  lalu tanya apa arti ciuman mereka semalam. 

Qin lang gelagapan dan balik tanya pendapat Xin Lei. Xin Lei yang sedang kesal bilang kalau ia sedang tak sadar karena mabuk. Qin Lang tak mau kalah dan bilang hal yang sama juga.
“Baiklah, tadinya aku takut kalau kau pikir aku punya perasaan untukmu”
“Tenang saja, itu takkan mungkin” tegas Qin Lang. Xin Lei juga bilang hal yang sama kalau tak mungkin ada sesuatu diantara mereka. Qin lang tak mau kalah dan membenarkan hal itu. Xin Lei bilang kalau begitu lupakan saja hal semalam, Qin lang malah pura-pura tak ingat sedikitpun dan mereka pun berpisah dengan caranya yang biasa.
Mereka berbalik badan dan sama-sama melangkah, namun langkah Qin lang terhenti seperti merasa menyesal ia hendak memanggil Xin Lei namun keburu sebuah kertas terbang menutupi mukanya.

Ah Yi dan Ba Dao tertidur pulas di tempatnya dan tak mendengar panggilan telfon dari Qin lang. Qin Lang mengira kalau kedua temannya benar-benar tak mau lagi berteman dengannya, Qin lang menatap kertas yang menutupi wajahnya tadi.
Xin Lei bertemu Bi Zhu, Xin Lei tanya apa Bi Zhu sudah mendapat pekerjaan. Bi Zhu menjawab tidak. Bi Zhu berencana mencari pekerjaan dimana ia sekalian bisa bertemu dengan pria kaya sesuai dengan harapan terbesar dalam hidupnya.
Bi Zhu cerita ketika dulu ia bekerja di salon milik bibinya yang ditemuinya setiap hari hanyalah tante-tante atau pria setengah tua yang sudah menikah makanya ia ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Bi Zhu lalu menanyakan masalah kebangkrutan keluarga Xin Lei.

Qin lang pergi ke tempat Ba Dao dan meninggalkan sebuah Note yang berisi permintaan maaf di kaca mobil, Qin lang pun pulang setelah melakukannya.
Xin Lei tampaknya telah menceritakan segala masa lalunya pada Bi Zhu buktinya Bi Zhu lalu tanya bagaimana dengan Shan Dong. Bi Zhu merasa kesal mendengar Shan Dong akan menikah dan akan merebut kembali Shan Dong jika ia jadi Xin Lei. “Jika cinta di dapat dengan dipaksa maka sama saja tak ada artinya”
Bi Zhu merasa setuju dan bilang kalau yang tadi dia bilang itu hanya jika ia yang jadi Xin lei. Bi Zhu bilang sebenarnya Qin lang tak terlalu buruk hanya saja keluarganya bukan orang kaya dan hubungan mereka sangat membuatnya iri. “Tapi apa kau sudah benar-benar melupakan Shan Dong?”
Pertanyaan Bi Zhu benar-benar membuat Xin lei terdiam. Bi Zhu merasa bersalah menanyakannya, “Sebenarnya aku juga menanyakan hal yang sama pada diriku” Bi Zhu merasa tak enak ia lalu mengajak Xin lei untuk bersenang-senang. Keduanya pergi ke wahana permaina dan Xin Lei terus bertfikir apakah ia benar telah melupakan Shan Dong.
Nenek kembali berjualan di pasar yang tampak ramai. Nenek mendekati Juan Juan yang sedang membantu ibunya, ia lalu tanya dimana Jia Hua. Ibu Juan Juan bilang kalau Jia Hua sedang sakit.
Juan Juan tanya apa boleh ia ke rumah nenek untuk meminta Xin lei bermain piano. Nenek tanya darimana dia. Juan Juan bilang kalau ia bermain dengan Xin lei kemarin bahkan Xin Lei bersedia untuk mengajarinya. “Benarkah?” Juan Juan mengangguk.
Juan Juan menunggu Xin Lei yang tak lama tiba di rumah. Xin Lei mulai melatih Juan Juan bermain piano. Mereka berhenti karena seseorang memencet bel. Xin Lei keluar membukakan pintu. 
Xiao Yang datang dan langsung menanyakan Qin lang yang sedang tak ada di rumah. “Apa kau Yu Xin Lei?” tanya Xiao Yang sinis. 
Xin Lei membenarkan dan tanya siapa Xiao Yang. Xiao Yang dengan bangga memperkenalkan dirinya sebagai pacar Qin lang sejak kecil, ia menyuruh Xin lei keluar untuk bicara berdua dengannya. 
Xin lei menolak dan menyuruhnya langsung bicara saja. Xiao yang kaget melihat sifat Xin Lei. Xin lei mengancam akan masuk jika Xiao Yang tak juga bicara. 
Xiao Yang akhirnya menarik Xin lei keluar, Xin Lei teriak dan terdengar oleh Juan Juan yang mengintip dari jendela. 
Setelah cukup jauh Xiao yang melepaskan Xin Lei. Ia menyatakan ketidaksukaannya melihat Xin lei ada di dekat Qin Lang. “Jika kau jadi aku apa yang kau pikir?”
Xiao Yang membentak Xin Lei yang diam untuk menjawab, “Aku bukan kau , aku tak mau menjawab pertanyaan seperti itu” Xin lei hendak pergi, Xiao Yang menarik tangannya lagi dan hendak menamparnya. Qin lang menghalangi tangan Xiao Yang menyentuh Xin lei. 
Xiao Yang terdiam, ia lalu bilang kalau ia merasa malu karena seluruh orang di pasar kini menertawakannya setelah Qin lang menyatakan cintanya pada Xin lei kemarin malam. 
Xin lei memilih pergi dan menyurh mereka melanjutkan ceritanya. Juan Juan menyambut Xin Lei di rumah dan meras tenang. 

Di rumah Juan Juan merasa tenang setelah Xin Lei kembali. Juan Juan cerita kalau seluruh kios di pasar adalah milik ayah Xiao Yang dan Xiao yang itu sangat menyukai Qin lang makanya ia cemburu pada Xin lei.
Xiao yang tanya apa Qin lang suka pada Xin Lei. Qin Lang tak peduli apa hubungannya ia minta Xiao yang mengerti keadaan Xin lei yang datang kesana sendirian dan sekarang tanpa pekerjaan dan uang. 
Xiao Yang tetap tak setuju kalau mereka tinggal bersama. Qin lang mengingatkan kalau Xin lei adalah penyewa di rumahnya Qin lang berkata ia sangat kecewa pada Xiao Yang dan segera pergi meninggalkan Xiao yang yang terus menatapnya.
Di jalan Xiao Yang tak sengaja bertemu Ah Da setelah tak sengaja juga menendang kaleng minuman padanya. Xiao Yang segera tanya sampai kapan Xin Lei akan tinggal di rumah mereka, Ah Da akhirny abilang kalau Xin Lei baru akan kelaur setelah ia menerima gaji pertama setelah bekerja. Xiao Yang tersenyum seolah mendapatkan ide.

“kau melihatku, lihatlah baik-baik diriku, apa kau melihat kalau aku ini manis? 
Sedikit harapan yang ada dimataku berharap agar cintamu mulai muncul”


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.