SINOPSIS

Monday 3 November 2014

Four Sister Ep 10 Part 1

                              > Ep sebelumnya Four Sister Eps 9 Part 2

Yu Jin sangat syok mendapati Su Jin memakai bajunya Young Hoon, ia pun segera pamit pergi. Young Hoon terlihat bingung, ia juga tak kalah kaget dengan Yu Jin, Su Jin mengambil hasil kesehatan Yu Sun dan pergi menyusul Yu Jin keluar.

Su Jin menyerahkan file kesehatan Yu Sun pada Yu Jin, “Kau pasti datang untuk mengambil ini kan? Maafkan aku, jika aku tau kau akan datang aku pasti sudah berpakaian rapi, apa aku mengagetkanmu?” 
Yu Jin bilang tidak dan mengucapkan selamat tinggal padanya.

Su Jin masuk ke dalam dan langsung memeluk manja pada Young Hoon, “Aku rasa dia salah paham, bagaimana jika reputasimu jadi jelek karenaku”
Young Hoon berdiri melepaskan diri, ia tanya apa yang terjadi sebenarnya.
“Apa kau tak ingat ketika aku datang kau sudah tak sadarkan diri karena mabuk, aku jadi khawatir sampai tak pulang ke rumah”

Young Hoon minta Su Jin berhenti bicara dan menyuruhnya pulang ke rumah dan melarangnya melakukan hal ini lagi. 
Young Hoon pun pergi, Su Jin mengatakan Young Hoon harus makan dulu namun Young Hoon menolak nya hingga Su Jin menjadi menjadi kesal.

Begitu sampai di rumah sakit Young Hoon langsung mnecari Yu Jin ke ruangannya dan mengajaknya bicara. 
Yu Jin menolak , Young Hoon lantas menegaskan tak ada terjadi apa-apa antara dirinya dan Su Jin. 

Yu Jin tak ingin bicara lebih lanjut dengan berkata dirinya harus bekerja, Young Hoon menahan lengan Yu Jin, “Aku ingin bicara denganmu, ada yang ingin kukatakan padamu” 
ia meminta Yu Jin menemuinya di kafe tempat mereka bertemu semalam sore nanti. 
Su Jin ternyata mengikuti Young Hoon dan mendengarkan itu semua, ia pun berlalu pergi dengan wajah kesalnya.

Hae Jung keluar menemui ibunya yang tiba-tiba datang ke rumah sakit, Nyonya Jung tanya apa Hae Jung sibuk, Hae Jung mengiyakan meski begitu ia masih bisa menemani ibunya mengobrol, ia pun mengajak ibunya minum teh diluar.

Nyonya Jung mengatakan permasalahannya, ia pernah memimjam uang ketika Dokter Jung masih hidup tapi mereka tiba-tiba ingin uang tersebut dikembalikan, Nyonya Jung kini bingung bagaimana harus menghadapinya.
“Apakah wanita itu kakaknya Tuan Kim?”
Nyonya Jung kaget, ia tanya apa Hae Jung mengenalnya, Hae Jung mengiyakan.
“uang itu bahkan bukan uangnya, itu uang Tuan Kim, jika saja kita bisa membujuk Tuan Kim” ungkap Nyonya Jung.

Hae Jung mengajukan diri untuk menemui Tuan Kim dan bicara.
“Aku pernah melihatnya jadi aku akan minta penangguhan, dia juga mengenal Yu Sun dengan baik begitupun dengan situasi kita jadi dia pasti mengerti”

Nyonya jung terlihat senang, ia tanya apa itu benar. Hae Jung kembali mengiyakan dan memintanya tak usah khawatir dan jangan mengatakan hal ini pada Yu Jin dan Yu Mi . Nyonya Jung dengan cepat mengiyakan.

Esoknya Hae Jung pun melakukan janjinya untuk menemui Tuan Kim. Tuan Kim melihat memanggil Hae Jung datang dan memanggil Hae Jung ke mejanya.

keduanya duduk berhadapan, “Aku tahu ini memalukan kami begitu berterimakasih kau tak pernah menuntut pembayaran setelah ayahku meninggal dan sekarang aku tak tahu harus berkata apa” ucap Hae Jung. Tuan Kim tampak tersenyum.
Hae Jung pun menceritakan keadaan Yu Sun yang perlu dioperasi dan mereka sedang berjuang untuk mendapatkan uang,  “Jadi jika kau bisa memberikan kami waktu.....”
“dari tadi kau terus berkata maaf, apa kau tak punya hal lain untuk dikatakan” ucap Tuan Kim memotong ucapan Hae Jung.
Hae Jung kembali meminta maaf, dan Tuan Kim mengatakan lagi lalu tertawa.

Tuan Kim merasa sepertinya Hae Jung tak tahu untuk apa dia datang, Hae Jung terlihat bingung
“Orang yang pantas merasa malu adalah aku bukan kau, aku meminta ibumu untuk bisa mengajakmu keluar, jadi kita sedang berkencan sekarang”
Hae Jung terlihat kaget, Tuan Kim mengira ibunya Hae Jung pasti berpikir jika hubungan ini berhasil maka hutangnya dan biaya adikmu juga akan diurus. Hae Jung semakin terdiam, pahamlah ia jika ia telah ditipu oleh ibunya.
Keluar dari tempat itu Hae Jung pun  terlihat galau.

Su Jin menunggu Yu Jin selesai tugas, ia pun meminta waktu bicara dengan Yu Jin untuk membahas Young Hoon.
Yu Jin menyanggupi hal tersebut, keduanya pun mencari tempat untuk bicara.

Su Jin berkata jika ia bisa bertemu Yu Jin dalam keadaan yang lebih baik mungkin mereka bisa menjadi teman.
“maaf jika aku pura-pura tak tahu tentang hubunganmu aku pikir itu akan lebih menyusahkan kita, jujur aku ingin dapat dekat denganmu” ucapnya
“Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?” tanya Yu Jin

“Baiklah aku akan katakan, Young Hoon mengalami masa yang sulit karenanmu, bagaimanapun kalian punya hubungan di masa lalu meskipun kau sekarang tidak. Mungkin karena itulah ia merasa bersalah padamu, dia bilang padaku beberapa kali dia merasa tak nyaman tentangmu dan dia akan mengajakmu membicarakannya segera”
Su Jin bilang Young Hoon perlu waktu untuk melupakan perasaan lama itu.

“Aku tak mengerti mengapa kau mengatakan ini padaku? seperti kau bilang melepaskan perasaan masa lalu adalah antara aku dan dia aku pikir itu bukan sesuatu yang perlu kau katakan padaku” Yu Jin hendak mohon diri, 
Su Jin langsung mengatakan jika ia dan Young Hoon akan bertunangan segera, Yu Jin cukup terkejut,
“Maaf jika aku lancang tapi lebih baik kau mendengarkan ini dariku daripada yang lain”
Yu Jin mengangguk paham dan segera pergi. Su Jin tersenyum puas dan meminum teh nya.

Sementara itu Young Hoon telah tiba di kafe dan menunggu Yu Jin. Yu Jin sendiri tengah bersedih diruangannya.

Jun Ha tengah sibuk bekerja bersama Ast. Yun dan Shin Hee. Jun Ha lalu mengajak mereka untuk mencari makan di luar. 
Ast. Yun minta Mie instan saja, Jun Ha tanya apa Ast. Yun yakin.
Shin Hee mengajukan diri keluar untuk mengambilnya. 

Selepas Shin Hee keluar Ast. Yun langsung bergerak cepat mendekati Jun Ha, ia tanya kenapa Jun Ha tak pulang. 
Jun Ha bilang ia tengah bekerja. Ast. Yun meminta Jun Ha mengingat statusnya, “Shin Hee dan aku bisa menyelesaikan pekerjaan ini bersama”
“Aku tahu tapi aku tak enak membiarkan kalian bekerja”

Ast. Yun merasa kesal, bos nya ini tak bisa menangkap maksudnya, “jika kau merasa tak enak kau takkan melakukan ini, jika kau benar-benar bos kau harusnya memahami apa yang diinginkan pegawaimu, kau harus sadar kapan harus menghilang” cetusnya dengan sengit

“Apa kau ingin aku meninggalkan kau sendiri dengannya?”
“Sekarang kau mulai paham” ucap Ast. Yun
“Itu apa yang kau inginkan tapi dia tak inginkan, sebagai bos aku maka aku bisa memahami keinginannya (Shin Hee) juga” balas Jun Ha

Ast. Yun frustasi atas apa yang dilakukan Jun ha sambil memukul meja. Jun Ha sempat kaget namun Ast. Yun mendekat dengan wajah memelasnya meminta Jun ha mengabulkan keinginannya, bahkan ia sudah menyiapkan makanan untuk persiapan lembur ini.

“Makan malam?” tanya Jun Ha bingung. Ast. Yun segera berdiri mengambil rantang lalu membuka satu per satu rantang yang penuh dengan makanan itu di depan Jun Ha. Jun Ha sampai tertawa melihatnya.

“Bukankah keinginan ibuku untuk melihat anak laki-lakinya segera menikah sungguh menyentuh? Sambil memberikan ini dia mencoba keras untuk menyembunyikan air matanya sambil berkata anakku harus menikah tahun ini, lalu dia bilang padaku.....”

“Anakku bantu aku mewujudkan hal ini” sambung Jun Ha, Ast. Yun terlihat bingung.
“Oh...dia baru-baru ini menelfonku tapi aku lupa bilang, maaf”

Ast. Yun terlihat salah tingkah, Jun Ha pun akhirnya memutuskan pergi , sambil menepuk bahu Ast. Yun ia meminta Ast. Yun memberikan istirahat pada ibunya. Tak lama Ast. Yun menangis keras sambil menelungkupkan wajahnya ke meja menangisi ibunya. (anak mama rupanya, hahaaa...)

Young Hoon masih menunggu, ia masih berharap Yu Jin datang menemuinya. Namun Su Jin lah yang datang kesana dan mencari Young Hoon, ia terlihat puas karena Young Hoon masih sendiri.

Su Jin rupanya juga menelfon Jun ha dan menyuruhnya menemui Yu Jin, ia bilang Yu Jin perlu dirinya sekarang. 

Kakaknya Tuan Kim datang menagih hutang pada Nyonya Jung, ia marah-marah karena Nyonya Jung tak juga melunasi hutangnya. 
Jun ha yang sudah berada di depan rumah Nyonya Jung dapat melihat jelas Nyonya Jung yang dimarahi di depan jalan. 
Nyonya Jung tanya apa Tuan Kim tak bilang apa-apa. Kakak Tuan kim malah tambah kesal memangnya kenapa dengan adiknya, ia bilang tak apa anaknya yang tertua tengah membicarakan ini dengannya dan berjanji akan membayar dalam seminggu.

Kakak Tuan Kim tanya bagaimana dia bisa percaya, Nyonya Jung minta ia mengecilkan suaranya takut putrinya mendengarkan, ia pun menggiring kakak Tuan Kim menjauh pergi tanpa sadar melewati mobilnya Jun Ha.

Jun Ha terus menunggu sambil Yu Jin muncul, ia pun langsung menyapa Yu Jin hingga membuat Yu Jin bingung.
“Tiga jam yang lalu kau bicara dengan Su Jin jadi jangan katakan kau berjalan dari rumah sakit, apa kau sedang menguji kekuatanmu? Apa kau penasaran berapa lamu kau tahan tidak makan dan menyalahgunakan tubuhmu?” Canda Jun Ha.
lalu ia pun menarik tangan Yu Jin mengajaknya pergi. Yu Jin terlihat menolak ia tanya mau kemana mereka, Jun ha mengajaknya mencari makanan enak.

Jun Ha menyuruh Yu Jin makan, Yu Jin terlihat terdiam, ia lalu menambahkan lauk ke sup nya Yu Jin dan menyuruhnya makan agar tetap kuat dan menyerahkan sendok ke Yu Jin.
Yu Jin masih terdiam, ia cukup terharu atas perhatian Jun Ha, Jun Ha tanya apa Yu Jin tak bisa makan ini.
“Tidak aku menyukainya” ucap Yu Jin sambil mulai makan. Yu Jin lalu menatap Jun Ha yang tengah makan dan berterima kasih. Jun Ha tampak senang mendengar ucapan itu dan kembali makan dengan bahagia.

Young Hoon terlihat putus asa karena Yu Jin tak juga datang, ia pun memutuskan pergi dari tempat itu dan melihat Su Jin tersenyum berjalan mendekatinya.  
Keduanya kembali duduk, Su Jin mengatakan jika Yu Jin pergi menemui Jun Ha
Su Jin mengaku kecewa, “Sulit melihat kau terus duduk disini menunggu Yu Jin, kau tak bisa menerimaku karena Yu Jin kan?” Su Jin bilang ia dapat memahami itu.

Young Hoon coba bicara, Su Jin bilang Yu Jin beruntung karena punya Jun Ha, Su Jin lalu bilang jika ia punya berita bagus.
“Ibumu segera tiba, bagaimana menurutmu?” Young Hoon tanya apa maksudnya, Su Jin mengulangi jika ibu Young Hoon akan tiba besok.

Esoknya Young Hoon dan Su Jin pun menunggu kepulangan Soon Young ibunya Young Hoon ke korea. 
Young Hoon begitu senang melihat ibunya dan langsung menyambutnya. Young Hoon memegang tangan ibunya dan menanyakan kabarnya. Soon Young yang berada di kursi roda terlihat bingung-bingung menatap puteranya sendiri. 

Di dalam mobil Su Jin mencoba bicara pada Soon Young apa ia tak merindukannya karena ia amat merindukannya. Soon Young hanya menjawab ha.. Su Jin berkata ia akan selalu melindunginya.

Mereka membawa Soon Young ke rumah sakit yang agak jauh dari tempat Young Hoon namun Su Jin berjanji akan sering mengunjunginya. 
Su Jin merasa akan lebih baik jika Soon Young berada di korea ia minta maaf tidak membicarakan hal ini dulu. “Tak apa, terimakasih aku berhutang padamu” ucap Young Hoon.

“Aku sungguh senang, tak perlu katakan itu, aku akan pergi kau perlu menemani ibumu” Young Hoon memgiyakan, Su Jin memanggil Young Hoon dan mengingatkan apakah Young Hoon tau jika ia tetap mencintainya. Su Jin lalu berlalu pergi.

Young Hoon mengajak bicara ibunya yang tengah tertidur itu, ia tanya apa ibunya senang bisa berada disana.
“Aku juga gembira karena aku bisa dekat denganmu , Young Hoon menggenggam tangan ibunya, “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, aku mencintai Yu Jin, bukankah itu hal yang salah ibu” mata Young Hoon terlihat berkaca-kaca.

Jun Ha lalu menelfon Hae Jung, ia mengajak Hae Jung bicara, ia akan datang ke rumah Hae Jung.
“Mengesankan keluarga untuk mendapatkan hati seorang wanita itu trik kuno, apa kau lahir di abad 19? " Sindir Ast. Yun
“Ya aku pikir aku pangeran terakhir” 
Ast. Yun terlihat kesal. Jun Ha menyuruhnya merapikan semua dan pulang ke rumah.
“Baik yang mulia” ucap Ast. Yun sewot

Yu Sun menyambut Jun Ha yang datang ke rumah mereka, Jun Ha memberikan Yu Sun bunga, Yu Sun bilang Yu Jin belum pulang.
“Ini untukmu” ucap Jun Ha, Yu Sun pun kaget dan senang bukan kepalang. Hae Jung menyapa Jun Ha dia bilang Yu Sun sungguh beruntung karena mendapat bunga dari pira tampan. Jun Ha lalu mengajak keduanya pergi keluar untuk bersenang-senang. 

Mereka lalu pergi mengunjungi wahana permainan, Yu Sun terlihat amat senang mencoba beberapa permainan, bulai dari pesawat terbang, naik kereta kecil dengan Jun Ha dan berjalan-jalan.

Mereka lalu melepas lelah di kafe, Jun Ha tanya kenapa Hae Jung kembali sendirian, Hae Jung bilang antrian di kamar mandi cukup panjang sehingga Yu Sun menyuruhnya kembali, “Dia menyuruhku tak bilang padamu’
Jun ha bilang ia sudah memesan, Hae Jung senang ia juga tak tahu apa yang disediakan disini.

Jun ha memanggil Hae Jung, ia tanya apa ada sesuatu yang ingin Hae Jung bicarakan dengannya, Hae Jung tanya apa maksudnya.
“kau berjanji untuk membagi bebanmu, apa kau tak punya hal untuk dikatakan?” Hae Jung bilang tidak.
“Tapi aku ada, maaf aku melihat ibumu di depan rumah kemarin, kreditor datang mengganggunya”
Jun Ha bilang ia tak cukup bagus bicara berputar-putar, “Aku akan jujur, aku ingin membantu dengan apa yang aku bisa”
“Jun Ha...”
“Aku tahu aku lancang, aku juga khawatir seakan-akan aku sedang memamerkan uangku tapi aku tak mau kau menderita, kau bisa bilang aku pamer tapi tolong biarkan aku membantu”

Hae Jung cukup tersentuh, “Aku tahu kau bukan orang seperti itu, aku juga tahu kau pasti telah memikirkannya sebelum bertindak kau seperti anggota keluarga yang memberi kami kekuatan aku rasa tuhan mengirimkan orang yang baik pada kami” 
“Tapi aku rasa dalam hidup lebih baik menolak beberapa hal tak peduli seberapa dekatnya kau dengan kami” Hae Jung minta Jun Ha mengabaikan pemikirannya itu dan meyakinkan Yu Jin juga pasti ingin hal yang sama. 
“Jika sesuatu lebih sulit nanti cukup bawa kami saja ke wahana seperti ini”
Jun Ha terlihat kecewa namun ia dapat memahami hal tersebut.

Tae Suhk dan Jing Shik tengah mendengarkan lagu yang Yu Mi buat. Tae Suhk merasa kurang cocok dengan perasaan yang disampaikan dari lagu itu, Jong Shik merasa itu cukup bagus. 
Tae Suhk tanya apa YuMi  bisa mencobanya lagi, Yu Mi mengiyakan hal tersebut. Jong Shik merasa heran atas sikap Yu Mi karena biasanya dia akan bertengkar jika dikomentari.